Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Republika
Tipe: Koran
Tanggal: 2017-01-07
Halaman: 14

Konten


2cm 14 12X3JOX KABAR REKOR >> TITIK PUTIH OLEH GILANG AKBAR PRAMBADI Invasi Allenatore Italia di Tanah Inggris SALTO angkah gemilang Chelsea yang mampu membukukan 13 kemenangan beruntun musim ini menjadi catatan menakjubkan bagi banyak pihak. Munculnya rasa takjub ini tak lepas dari sejumlah faktor anomali. Pertama, Chelsea tak menambah banyak amunisi baru untuk mengarungi musim 2016/2017. Padahal, pada edisi 2015/2016, dengan mayoritas skuat yang sama, langkah Cesc Fabregas dan kawan-kawan hancur lebur hingga hanya finis di peringkat ke-10. Kedua, sepak terjang Chelsea pada awal musim sempat berbanding lurus dengan minimnya tambahan tenaga baru. Sampai pekan ketujuh, mereka masih terseok dengan menderita dua kekalahan dalam kurun waktu sebulan saja. Ketiga, pelatih the Blues, Antonio Conte, notabene orang baru di Liga Primer Inggris. Status pelatih debutan ini membuat banyak orang menyangka Chelsea tak akan bisa berbuat banyak bersama pelatih anyar. Ternyata, semua anggapan itu salah besar. Faktor ketiga justru menjadi kartu AS yang malah jadi bumerang bagi para pencibir Chelsea. Negeri Pizza dikenal sebagai pabrik penghasil juru taktik andal yang tak pernah kehilangan regenerasi. Conte memang anak bawang di kancah Liga Inggris. Dengan ditunjang faktor pertama dan kedua, wajar jika si anak bawang diragu- kan akan bisa membawa Chelsea melayang. Namun, banyak orang tak menyadari elemen penting dalam diri Conte. Pelatih 47 tahun ini adalah seorang Italiano. Kejeniusan khas allenatore asal Italia tertanam dalam otaknya. Negeri Pizza memang dikenal sebagai pabrik penghasil juru taktik andal yang tak pernah kehilangan regenerasi. Sebagai Italiano, sangat wajar Conte bisa menjadikan tim besutannya kini memimpin klasemen Liga Primer Inggris dengan 49 angka dari 20 laga. Itu karena memang kompetisi Liga Inggris sepertinya memang ditakdirkan bagi para pelatih Italia untuk unjuk prestasi. Hingga saat ini, ada 11 pelatih yang sudah mencicipi gempita liga terketat di dunia ini. Sebelum Conte, nama-nama seperti Attilio Lombardo, Roberto Mancini, Paolo Di Canio, Francesco Guidolin, Gianfranco Zola, Walter Mazzari, Gianluca Vialli, Claudio Ranieri, Carlo Ancelotti, dan Roberto Di Matteo sudah lebih dulu mendarat ke Inggris. Menariknya, empat nama terakhir sama- sama pernah melatih Chelsea di panggung Liga Inggris. Dengan jumlah ini, pelatih asal Italia menduduki peringkat ketiga daftar manajer asal negara tertentu yang pernah melatih Inggris. Posisi mereka di bawah pelatih tuan rumah di peringkat pertama serta Skotlandia di urutan kedua. Twitter: @gilangORI Mancini (Manchester City), Ancelotti (Chelsea), dan Ranieri (Leicester City) suk- ses memberikan trofi bagi masing-masing timnya. Di Matteo lebih hebat lagi. Meski tak bisa memberikan trofi Liga Primer Inggris, dia bisa mempersembahkan gelar yang paling dinantikan pendukung Chelsea selama puluhan tahun, yakni juara Liga Champions pada musim 2011/2012. Torehan ini dilengkapi oleh Di Matteo dengan satu gelar Piala FA pada musim yang sama. Namun, jika menyebut manajer hebat asal Italia, dalam hal ini sosok Ranieri tak bisa dikesampingkan. Pria murah senyum ini menggebrak dunia ketika membawa tim gurem seperti Leicester menjadi jura Liga Primer Inggris musim lalu. Sejak eks pelatih Chelsea itu mengantarkan Kawanan Rubah menjadi juara, respek kepada pelatih Italia semakin menjulang di Inggris. Tak heran, tangan dingin Conte yang membangkitkan Juventus di Seri A ternyata bertuah serupa di Kota London. Menarik dinantikan, apakah liga yang dianggap jauh lebih baik ketimbang Seri A di Italia itu justru akan kembali dikuasai oleh para allenatore Italia musim ini? Andai hal tersebut terjadi, tak berlebihan jika muncul sebuah kesimpulan; Liga Inggris sudah dijajah oleh orang-orang Italia! The FA CUP Lakunya jasa pelatih Italia di jantung bumi Britania Raya ini tak lepas dari timbal balik prestasi yang mereka berikan kepada klub. Mancini, Ancelotti, Ranieri, dan Di Matteo adalah senior Conte yang berjaya bersama klub-klub Inggris. Piala FA Ditunda Akibat Hujan Es A wal Januari 1963, Inggris menggelar Piala FA. Namun, dalam rangkaian kegiatan itu, banyak jadwal pertandingan yang terpaksa harus mengalami penundaan. Saat itu, Inggris sedang menggelar Piala FA dengan putaran terpanjang dalam sejarah. Pada saat yang bersamaan, alam sedang menghujani bumi bagian Inggris dengan musim dingin nan ekstrem. Saking ekstremnya, musim dingin yang otomatis menimbun lapangan dengan salju dan es terus berlanjut hingga Maret. Hal itu pun otomatis membuat cuaca tidak kondusif untuk menggelar beberapa pertandingan FA Cup sehingga terdapat beberapa jadwal yang mengalami penundaan. Apa yang terjadi di Inggris saat itu meru- pakan musim dingin yang paling ekstrem sejak 1740. Cuaca yang membuat Inggris dihujani kombinasi salju dan es itu membuat komentator dalam pertandingan menyebut hal itu sebagai fenomena the Big Freeze. Sebagai respons atas situasi yang tak terduga tersebut, penyelenggara pun terpaksa menunda seluruh pertandingan yang telah dijadwalkan digelar pada Sabtu. Kecuali pertandingan yang digelar di bagian barat laut, yakni pertandingan antara Sunderland lawan Preston North dan Tranmere Rovers versus Chelsea. Serta satu pertandingan di bagian barat daya, yakni pertandingan West Broms dan Plymouth tetap dapat digelar sesuai jadwal. Beberapa pertandingan saat itu berhasil digelar beberapa hari setelah penundaan, tapi juga pertandingan yang harus mengalami penundaan berkali-kali. Salah satu pertandingan yang mengalami penundaan saat itu adalah pertandingan antara Birmingham City lawan Bury. Tidak tangung-tanggung, pertandingan itu mengalami penundaan hingga 14 kali. Hingga akhirnya, pada 7 Maret, pertandingan itu dapat digelar dan Bury berhasil meraih kemenangan 2-0. Akhirmya, seluruh rangkaian FA Cup saat itu baru dapat dituntaskan pada 11 Maret dan yang keluar sebagai juara adalah Middlesbrough setelah mengalahkan Blackburn. Dalam rangkaian yang dramatis itu, totalnya terdapat 261 penundaan pertandingan selama tiga pekan. eric iskandarsjah z ed: m akbar >>SORAK SORAI Mari berikan komentar kalian terkait laga big match dari La Liga Spanyol yang akan mempertemukan Villarreal kontra Barca di El Madrigal nanti? Siapa yang kalian jagokan dari pertandingan tersebut? Pertandingan akan cukup menarik. dari laga La Liga pekan ini. Performa Villarreal musim ini lagi menanjak. Sansone, Pato, dan Luciano Vietto merupakan perpaduan pemain berpengalaman dan pemain muda yang lagi menanjak. Tapi, El Madrigal bukanlah tempat angker bagi El Barca, khususnya Trio MSN. Menurut saya, pertandingan akan berjalan a lot, tapi prediksi saya El barca akan tetap mampu membawa 3 poin. (@DadanHanapiah melalui fanpage republikabola di facebook dan twitter) republikabola >> REKOR SKETSA Silakan kirim komentar atau tanggapan Anda tentang berita seputar olahraga di: PELATIH TIMNAS S alah satu pelatih muda tersukses di dunia, Josep Guardiola Sala, melontarkan pernyataan mengejutkan awal pekan ini. Juru taktik yang kini bekerja untuk Manchester City tersebut mengatakan dia sudah mendekati pengujung karier sebagai pelatih. Pep tak ingin terus-menerus bekerja dari pinggir lapangan. "Saya tak akan melatih ketika sudah berusia 60 tahun. Akhir karier saya (sebagai pelatih) sudah dekat," kata Guardiola, dikutip dari Marca. Pernyataan pelatih 45 tahun itu terlontar ketika kondisi timnya tercecer dari persaingan gelar juara Liga Primer Inggris. The Citizens duduk di peringkat tiga, selisih tujuh angka dari pimpinan klasemen Chel- sea. Tak menjadi penguasa posisi teratas liga adalah hal aneh buat mantan pelatih Barcelona tersebut. Selama tujuh tahun melatih Los Azul- grana di La Liga dan Bayern Muenchen di Bundesliga, tim yang dilatih Guardiola selalu identik dengan puncak klasemen. Hanya musim 2011-2012 Guardiola tak berhasil membawa timnya memenangkan titel liga. REKOR » SABTU 7 JANUARI 2017 ANTHONY DEVLIN LIVEPIC /REUTERS Namun, pernyataan suami Cristina Serra tersebut tidaklah aneh. la memang enggan menjadi pelatih abadi di sebuah klub. Ketika baru muncul ke permukaan sebagai pelatih sukses di Barcelona ketika itu, Pep juga mengungkapkan ia tak akan lama menjadi pelatih di Camp Nou. la membuat pepisahan dengan Blaugrana pada 2012. Setahun menganggur, pada 2013 Pep menerima pinangan FC Hollywood. Dan, ia juga hanya 5 ITS ONLY DOCK AND ROU » GORESAN Guardiola Mempersiapkan Diri Jadi Presiden Barcelona @republikabola Pep Guardiola KONGRES PSSI DAAN YAHYA/REPUBLIKA berkarier tiga musim di Jerman. Gonjang-ganjing seputar kelanjutan karier Guardiola ini turut mengundang perhatian dari pelathi karismatik asal Italia, Fabio Capello. Menurutnya, setelah menjadi pelatih, Guardiola sebaiknya menjadi presiden Barcelona. "Saya melihat ia (Guardiola) sedang mempersiapkan diri menjadi presiden Barcelona. la memang cocok untuk itu," kata Capello, dilansir dari Football Italia. Capello memahami kejenuhan Guardiola sebagai pelatih. Mantan pelatih AC Milan, AS Roma, dan Juventus tersebut, strategi sepak bola Guardiola sudah mulai mudah dibaca tim lawan. Jika Guardiola ingin bergairah lagi, menurut Capello, ia harus mencari strategi yang lain. Mantan pelatih timnas Inggris dan Rusia tersebut bukan tanpa alasan menilai Pep cocok dengan posisi presiden Barcelona. Tak dapat ditampikkan bahwa kesuksesan Barcelona saat ini masih warisan dari pelatih plontos tersebut. Fondasi yang dibuat Guardiola sejak 2008 lalu masih terasa dampaknya sampai sekarang walaupun sudah ada tiga pelatih yang meneruskan pekerjaannya untuk melatih Lionel Messi dan kawan-kawan. febrian fachri ed: m akbar REKOR » SABTU 7 JANUARI 2017 Saling SI Inicef 18 J Color Rendition Chart uventus menatap laga Seri A Italia akhir pekan ini dengan mengusung am- bisi kebangkitan selepas kalah dari AC Milan lewat A Membaka LER SERIE A adu penalti pada ajang Supercoppa Italiana. Sebaliknya, Bologna berkeinginan besar melanjutkan kemenangan yang didapatkan sebelum penutup tahun kemarin. Dua ambisi berbeda itulah yang akan saling tersaji ketika Bologna menyambangi Juventus Stadium, Turin, Senin (9/1), untuk menghadapi Juventus pada lanjutan Seri A pekan ke-18. Laga pekan ini menjadi sangat penting bagi Massimiliano Allegri. Seti- daknya, andai pasukan Bianconeri mampu mengalahkan Rossoblu, hal ini akan mengembalikan moral Giorgio Chiellini dan kawan-kawan untuk kembali masuk ke jalur persaingan di kompetisi Seri A. "Secara keseluruhan, kami telah mela- lui musim (2016) yang baik. Untuk itu kami harus fokus dan melihat apakah kami bisa meraih segala tujuan yang telah kami te- tapkan diawal," kata Allegri usai dikalahkan Milan beberapa waktu silam. Allegri menyadari kekalahan dari Milan telah memberikan pelajaran sangat berhar- ga. Setidaknya, catatan paling utama di- berikan pada sektor pertahanan. "Cukup jelas, saat pertandingan itu kami tidak ber- tahan sebagaimana biasanya," ujarnya. Untuk itulah, Allegri sangat ingin laga menghadapi Bologna ini menjadi momen- tum untuk memperbaiki segala kekurang- an yang telah tersaji. Ia juga mengingatkan bahwa tak ada alasan untuk terlena dan membiarkan posisi puncak klasemen Seri A itu bisa dikejar para pesaing terdekatnya.