Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Koran Nusa Bali
Tipe: Koran
Tanggal: 2018-12-04
Halaman: 15

Konten


AL PLUS n di Daerah dan cagar budaya masing-masing wilayah, kemudian diidentifikasi apa permasalahannya, termasuk langkah-langkah pernah dilakukan dalam menangani masalah tersebut. Terakhir, masing-masing kabupat- en/kota memberikan rekomendasi. Adapun komponen kebudayaan yang dipaparkan antara lain manuskrip, tradisi lisan, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, kesenian, bahasa, per- mainan rakyat, olahraga tradisional, dan cagar budaya. "Setiap kabupaten/kota memi- liki permasalahan sendiri-sendiri, namun ada juga permasalahan yang sama. Misalnya manuskrip, yaitu persoalan lontar. Sudah jarang anak-anak kita yang bisa membaca aksara Bali, hingga lontar akhirnya jadi kurang terpelihara. Kemudian, tradisi lisan seperti nyatua Bali kini sudah makin hilang. Begitu pula per- mainan rakyat, olahraga tradisional, terknologi tradisional, dan yang lain. Melalui pemaparan ini kita akan tahu apa langkah-langkah yang dilakukan ke depan," imbuhnya. "Setelah dari kongres ini, selain tim terutama kelompok ahli pem- bangunan di bidang kebudayaan akan merumuskan hasil kongres ini menjadi suatu kebijakan pola dasar pemajuan kebudayaan Bali, besok (hari ini, red) bapak Dirjen Kebudayaan Mendikbud akan hadir. Beliau juga nantinya akan menyerap permasalahan-permasalahan dan rekomendasi yang akan disampai- kan. Sehingga kami harapkan ini bisa menjadi sumbangsih dalam rangka pemerintah pusat menyusun strategi kebudayaan," pungkasnya. ind e Bali hasil kajian, hasil pemeriksaan, di- tunggu dulu. Jadi sampai sekarang kita positive thinking dulu. Kalau memang ada (pelanggaran) ya pasti ada tindak lanjut," ujar dia. Ketua KY Jaja Ahmad Jayus men- gatakan pihaknya telah mengir- imkan tim untuk memeriksa para saksi pada Sabtu (1/12). Namun Jaja enggan menjelaskan detail siapa saja yang telah diperiksa. "Gini yang jelas semua laporan kita proses. Ini semuanya sedang berjalan ya. Kalau sanksi tergantung nanti hasil pemeriksaan, kalau ter- bukti ya dikenakan sanksi, ini kan proses lagi berjalan," ujar Jaja kepada detik, Senin (3/12/2018). Sekolah dul Minta lidikan permintaan Adul tersebut. gat seperti ini yang harus kita tumbuh- ngat-semangat seperti ini yang harus gkatkan," pungkas Jokowi. Pada kesempatan ter- pisah, atlet lawn bowl Asian Para Games (APG) 2018 I Wayan Damai mengatakan, peringatan Hari Disabilitas Internasional bisa menjadi moment bagi pemerintah agar lebih peduli lagi ter- hadap para penyandang dis- abilitas. "Hari ini adalah Hari Dis- abilitas Internasional. Ini merupakan moment yang tepat untuk mengingatkan kepada pemerintah agar lebih care atau peduli kepada kami," imbuh Wayan Damai kepada NusaBali, Senin (3/12). Menu- rut Wayan Damai, masih ada hak-hak penyandang disabili- tas belum terpenuhi. Antara lain terkait fasili- tas umum seperti toilet di ruang publik dan masalah Dalam UU menyebutkan, perusahaan beri ruang kerja kepada penyandang Namun dalam prakteknya berbeda ni perlu mendapat perhatian pula dari h. .DETIK wi. an tentang atlet-atlet berprestasi, kata mai, memang bonus atlet disabilitas ma dengan atlet normal. Begitupula et yang mendapat medali menjadi PNS. dipertimbangkan juga bagi atlet yang oleh usia dan pendidikan. Lantaran ga sudah berjasa kepada bangsa dan wa Papua "jam di Mapolrestabes Sura- baya karena ditahan setelah - berdemo untuk merayakan di Hari Kemerdekaan Papua sa Barat di Jalan Pemuda pada Sabtu, 1 Desember lalu. 3- Menurut Rudi, ratusan ma- hasiswa Papua itu datang dari a beberapa kota selain dari zu Surabaya. Mahasiswa Papua yang sekolah di luar Sura- baya diminta untuk kembali 3- as ke kota masing-masing dan disediakan kendaraan untuk -menuju Terminal Purabaya- 8 Bungurasih. S- di SAMBUNGAN Jadi Tersangka, Sudikerta Dicekal SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 penyidik Polda Bali untuk be- pergian ke luar negeri. Ketua DPD I Golkar Bali ini dijerat pasal berlapis berisi ancaman hukuman 20 tahun penjara. Pasca menjerat Ketut Su- dikerta, penyidik Polda Bali masih membidik sejumlah tersangka berikutnya yang diduga terlibat dan menerima aliran uang hasil penipuan se- nilai Rp 150 miliar ini. Hal ini disampaikan Dir Reskrimsus Polda Bali, Kombes Yuliar Kus Nugroho Sik MH, dalam jumpa pers di Mapolda Bali, Jalan WR Supratman Denpasar, Senin (3/12) siang pukul 11.30 Wita. Dalam keterangannya, Kombes Nugroho menegaskan penetapan tersangka terhadap Ketut Sudikerta ini dilakukan setelah penyidik Polda Bali melakukan pemeriksaan 24 saksi dan mengumpulkan alat bukti berupa 26 dokumen, 4 lembar cek dan BG, serta 6 rekening koran Bank BCA, 4 lembar slip penarikan, dan HP Menurut Kombes Nugroho, pe- netapan Sudikerta sebagai ter- sangka sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). "Dalam gelar perkara pene- tapan tersangka juga dihadiri sejumlah pejabat berkompoten, yakni Divisi Humas, Propam, Irwasda Polda Bali. Jadi, dalam satu kesimpulan, diputuskan berdasarkan alat bukti sudah cukup untuk menetapkan Sudik-- erta sebagai tersangka," tegas Kombes Nugroho. Setelah penetapan tersang- ka, Jumat (30/11) lalu, lang- sung disusul dengan keluarnya surat cekal terhadap Sudikerta untuk bepergian ke luar neg- eri. Pencekalan ini juga sudah dikoordinasikan ke pihak Imi- grasi. "Ya, sudah dikeluarkan surat pencekalan ke luar neg- eri dan dikoordinasikan ke pihak Imigrasi," papar Kombes Nugroho. Meski sudah menyandang pulkan jajaran pengurus dalam rapat terbatas yang melibat- kan Ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Bali-NTB-NTT DPP Golkar, Gede Sumarjaya Linggih, Senin sore. Salah satu agendanya adalah membahas masalah Ketut Sudik- erta. Namun, hingga tadi malam pukul 21.00 Wita, rapat DPP Golkar belum kunjung digelar. Saat dikonfirmasi Nusa Bali tadi malam, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer selaku Kor- wil Bali DPP Golkar mengatakan Ketua Umum Airlangga Hartarto masih di Istana Negara, karena dipanggil Presiden Jokowo. Karenanya, rapat terbatas untuk membahas masalah Sudikerta belum bisa digelar. "Kita tunggu ketua umum ini. Beliau masih di Istana Negara, di- panggil Pak Presiden. Kalau rapat terbatas nanti jadi digelar, mung- kin selesainya tengah malam. Ini juga belum pasti karena beliau (Airlangga) masih bersama Pres- iden," tandas Demer. Demer menyebutkan, rapat dengan Ketua Umum DPP Golkar agendakan membahas konsoli- dasi organisasi terkait dengan perkembangan kasus Sudikerta, yang ditetapkan Polda Bali se- bagai tersangka kasus dugaan penipuan dan penggelapan senilai Rp 150 miliar. "Ya, agendanya membahas masalah Pak Sudikerta SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 sebelumnya adalah Ketut Wijaya, 50, warga Banjar Kajanan, Desa/ Kecamatan Tejakula yang meng- hembuskan napas terakhir di Ruang Isolasi RSUD Buleleng, 1 Februari 2018 lalu. Korban Ketut Wijaya sebelum tewas diketahui sempat digigit anjing, namun tidak mendapatkan suntikan VAR. Setelah reda selama 10 bulan pasca kematian Ketut Wijaya, kini suspec rabies merenggut nyawa Ni Made Mu. Perempuan berusia 40 tahun asal Desa Panji ini meng- hembuskan napas terakhir dalam perawatan di Ruang Isolasi IGD RSUD Buleleng, Senin pagi sekitar pukul 07.41 Wita atau berselang 2 bulan pasca digigit anjing peli- haraannya. status tersangka, namun hing- ga saat ini penyidik Polda Bali belum melakukan pemerik- saan Sudikerta sebagai ter- sangka. Sejauh ini juga belum dipastikan penahanan ter- sangka Sudikerta. Menurut Kombes Nugroho, pihaknya baru lakukan 2 kali pemerik- saan terhadap Sudikerta saat proses penyelidikan. "Untuk pemeriksaan sebagai tersang- ka, akan kami lakukan secepat- nya," beber mantan Kapolres Bone, Sulawesi Selatan ini. Korban Ni Made Mu meregang nyawa setelah sempat sehari semalam dirawat di RSUD Bule- leng. Korban awalnya diterima di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Buleleng di Singaraja, Min- ggu (2/12) pagi pukul 05.30 Wita. Saat dibawa ke RS, korban sudah dalam kondisi keluhan lemas, ingin tidur, dan sakit kepala. Korban mengaku sempat digigit anjing peliharaannya, 3 Oktober 2018 lalu, yang meninggalkan bekas luka gigitan di atas payudara kanan dan di tangan kanan. Kombes Nugroho juga membeber peran Sudikerta dalam dugaan penipuan dan penggelapan senilai Rp 150 miliar ini. Diterangkan, kasus ini bermula tahun 2013 ke- tika bos PT Maspion Group, Alim Markus, bertemu dengan Sudikerta yang saat itu masih menjabat Wakil Bupati Badung 2010-2013. Alim Markus men- gutarakan keinginannya untuk membeli tanah di Bali. Namun, setelah mendapatkan perawatan tim medis, kondisi ko- rban Ni Made Mu terus menurun. Korban pun sempat dirawat di Ruang Isolasi IGD RSUD Buleleng Kemudian, tersangka Sudik- erta menawarkan dua bidang tanah, masing-masing seluas 38.650 meter persegi (SHM 5048/Jimbaran) dan 3.300 meter persegi (SHM 16249/Jim- baran), yang berlokasi di Pantai Balangan, Desa Jimbaran, Ke- camatan Kuta Selatan, Badung. Karena Alim Markus ter- tarik membeli, tersangka Su- dikerta lalu membuat PT Pe- catu Bangun Gemilang untuk melakukan transaksi jual beli tanah dengan PT Marindo Inv- astama, yang berada di bawah Maspion Group. Perusahaan yang didirikan Sudikerta ini ternyata tidak memiliki modal sama sekali. Sudikerta lalu membuka rekening PT Pecatu Gemilang di Bank BCA. "Saat membuat rekening, tersangka Sudikerta hadir di bank bersama beber- apa saksi lain, seperti direktur dan pegawai bank," ungkap Kombes Nugroho. Secara kewajiban, dalam proses kerjasama itu, perusa- Ketua Umum Dipanggil Presiden, Golkar Batal... SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 ke Pileg 2019. Sudikerta juga tetap bisa sosialisasi ke masyarakat. "Jadi, ini masih proses hukum. Beliau (Sudikerta) masih caleg DPR RI Dapil Bali untuk Pileg 2019. Beliau tetap boleh melaku- kan sosialisasi di masyarakat. Namanya pun tetap tercantum dan akan dicetak dalam surat su- ara nanti, sepanjang belum ada keputusan hukum yang bersifat tetap di pengadilan," tegas Dewa Lidartawan kepada NusaBali se- cara terpisah di Denpasar, Senin kemarin. dan konsolidasi organisasi," ujar Demer yang juga anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Golkar Dapil Bali. Demer sendiri mengaku su- dah mendapat informasi tentang jumpa pers di Polda Bali, Senin kemarin, yang salah satunya soal pencekalan terhadap tersangka Sudikerta. Menurut Demer, berita soal pencekalan Ketua DPD I Golkar Bali ini juga akan sampaikan ke Ketua Umum DPP Golkar. "Nanti semuanya akan dibicarakan di DPP Golkar," pa- par politisi Golkar Bali asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutam- bahan, Buleleng yang kembali maju tarung berebut kursi DPR RI Dapil Bali dengan status in- cumbent dalam Pileg 2019 ini. Dalam kesempatan itu, Demer kembali menegaskan pihaknya menghormati proses hukum yang berjalan. Namun demikian, semua pihak diminta tetap kedepankan asas praduga tak bersalah terkait kasus Sudikerta, politisi senior Golkar asal Desa Pecatu, Keca- matan Kuta Selatan, Badung yang notabene mantan Wakil Gubernur Bali 2013-2018. Sementara itu, status tersang- ka tidak mempengaruhi posisi Ketut Sudikerta sebagai caleg DPR RI dari Golkar Dapil Bali dalam Pileg 2019. Ketua KPU Bali, I Dewa Gde Agung Lidartawan, mengatakan sebelum ada kepu- tusan hukum berkekuatan hukum tetap, Sudikerta tetap bisa tarung hingga akhirnya dinyatakan me- ninggal, Senin pagi pukul 07.41 Wita. "Dari hasil penanganan tim medis, korban memang din- yatakan suspect rabies," ungkap Kasubag Humas RSUD Buleleng, I Ketut Budiantara. Jenazah korban Ni Made Mu kemarin pagi sudah langsung dibawa pulang oleh keluarganya, sekitar pukul 09.00 Wita. Na- mun, saat NusaBali menyam- bangi tumahnya di Banjar Bangah, Desa Panji, suasana tampak sepi. Ternyata, jenazah korban rabies ini dibawa ke rumah duka di Ban- jar Bingin Banjah, Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Buleleng. haan Maspion Group melalui PT Marindo Investama sudah memberikan Rp 149 miliar kepada PT Pecatu Bangun Gemilang. Uang yang diterima PT Pecatu Bangun Gemilang itu lalu dibagi-bagikan oleh Sudikerta, politisi Golkar asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Hanya saja, saat disambangi NusaBali, pihak keluarga duka menolak untuk memberikan ket- erangan lebih jauh terkait kemar- ian korban Ni Made Mu. Keluarga pun meminta agar kasus gigitan anjing rabies yang dialami korban Ni Made Mu tidak diviralkan. "Jadi, Sudikerta membagi- kan uang tersebut. Dari hasil pemeriksaan, ada 10 orang lebih yang menerima aliran dana tersebut. Sudikerta send- iri yang kita temukan baru menerima Rp 500 juta. Di sinilah terlihat peran aktif Sudikerta dalam perkara ini," beber Kombes Nugroho seraya menyebut salah satu aliran dana diketahui masuk ke rek- ening pejabat badan Pertana- han Nasional (BPN) Badung saat itu. Disebutkan, Sudikerta juga yang mengendalikan cek dan bilyet giro senilai Rp 150 miliar. Sementara itu, Kelian Dinas Banjar Bangah, Desa Panji, I Gede Kawan, meengakui ada 5 warg- anya yang digigit anjing suspect rabies, termasuk korban Ni Made Mu. Menurut Gede Kawan, pi- haknya baru mendapat laporan terkait warganya digigit anjing dengan jumlah korban cukup banyak ini, Minggu (2/12) malam. "Saya baru dapat kabar soal ka- sus gigitan anjing, kemarin malam (Minggu, Red). Setelah saya cek, ternyata ada 4 warga lainnya lagi yang sempat digigit anjing yang sama. Kasus ini baru terungkap, Setelah transaksi, barulah diketahui jika kedua bidang tanah di Pantai Balangan, Desa Jimbaran yang dibeli Alim Markus tersebut ternyata ber- masalah. Untuk sertifikat SHM 5048/Jimbaran seluas 38.650 meter pesregi, diketahui palsu. Sementara SHM16249/Jimba- ran seluas 3.300 meter persegi, diketahui sudah dijual ke PT Dua Kelinci seharga Rp 16 miliar. Mengetahui masalah ini, Alim Markus melalui kuasa hu- kumnya langsung melakukan upaya kekeluargaan untuk me- nyelesaikan persoalan terse- but dengan Sudikerta. Namun, hingga 5 tahun berlalu, tidak kunjung ada penyelesaian dari Sudikerta, hingga akhirnya Alim Markus pilih melaporkan kasus ini ke kepolisian, Maret 2018 lalu---ketika Sudikerta menjelang habis masa jabatan- nya sebagai Wakil Gubernur Bali 2013-2018. Awalnya, Alim Markus me- lalui kuasa hukumnya, Sugi- Rabies Telan Korban Nyawa di Desa Panji padahal kejadiannya sudah lama, sekitar 2 bulan," cerita Gede Kawan saat ditemui NusaBali di kediamannya di Banjar Bangah, Desa Panji, Senin kemarin. Selain korban Ni Made Mu, 4 warga sebanjar yang juga sem- pat digigit anjing diduga rabies, masing-masing Ketut Ngurah Artana, 50, dan Ida Bagus Komang Adi Kusuma, 21, Putu Kristian Imanuel Santosa, 5, dan Ni Kom- ang Novia Rina Putri, 2. Mereka digigit anjing pada hari yang sama, 4 Oktober 2018. Lain soal jika sebelum ada pencetakan surat suara, sudah ada keputusan hukum ber- kekuatan hukum tetap, menurut Dewa Lidartawan, barulah dilaku- kan perubahan nama caleg DPR RI dari Golkar Dapil Bali. "Kalau sebelum surat suara dicetak, ada keputusan hukum berkekuatan hukum tetap, ya namanya dicoret. Sekarang kita hormati proses yang berjalan," tandas mantan Ketua KPU Bangli dua kali periode (2008-2013, 2013-2018) ini. Ketut Sudikerta, sebagaimana diberitakan, telah ditetapkan Polda Bali sebagai tersangka kasus dugaan penipuan dan penggelapan senilai Rp 150 miliar yang dilaporkan perusa- haan raksasa Maspion Group. Penetapan tersangka ini ber- dasarkan Surat Pemberitahuan. Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) Nomor B/255/XI/Res 2.5/2018 tertanggal 30 No- Dari keterangan warga di RT 8, Banjar Bangah, kata Gede Kawan, anjing yang menggigit 5 warga se- banjar itu merupakan peliharaan korban Ni Made Mu. Anjing terse- but diduga dilepasliarkan pasca mengigigit majikannya. Korban Ni Made Mu sendiri merupakan penduduk pendatang yang baru tinggal di komplek rumah subsidi di Desa Panji, sejak 6 bulan lalu. harto cs, melapor ke SPKT Pol- da Bali dengan nomor LP/99/ III/Ren 4.2/2018 SPKT Polda Bali tertanggal 15 Maret 2018. Dalam laporan ini, pihak terl- apor adalah Ida Ayu Ketut Sri Sumiantini, istri Ketut Sudik- erta yang menjabat sebagai Komisaris PT Pecatu Ban- gun Gemilang, serta Gunawan Priambodo selaku Direktur Utama PT Pecatu Bangun Ge- milang. Dari pengembangan lapo- ran ini, korban Alim Markus kembali membuat laporan den- gan LP/367/Ren 4.2/X/2018/ Bali/SPKT tertanggal 4 Ok- tober 2018, dengan terlapor Ketut Sudikerta. "Dalam lapo- ran tersebut, Sudikerta dil- aporkan melakukan tindak pidana penipuan, penggelapan, dan pencucian uang," tandas Kombes Nugroho. Dalam perkara ini, tersang- ka Sudikerta---yang juga caleg DPR RI dari Golkar Dapil Bali untuk tarung Pileg 2019---di- jerat tiga pasal sekaligus, yaitu Pasal 378 KUHP dan Pasal 372 KHUP tentang pidana pe- nipuan dan penggelapan, Pasal 263 ayat (2) KUHP tentang penggunaan surat palsu, serta Pasal 3 UU RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. "Untuk tidak pidana pencucian uang, anca- man hukumannya maksimal 20 tahun penjara," sergah Kombes Nugroho. Setelah menggitit 5 warga sekaligus, termasuk majikannya, anjing yang diduga rabies itu akhirnya dibunuh warha, 6 Ok- tober 2018. Sayangnya, bangkai anjing yang diduga rabies itu tidak sempat diuji sampelnya. Sebab, bangkai anjing tersebut langsung diminta oleh seorang warga setepat, kemudian dijual ke dagang RW (olahan daging anjing) di wilayah Kecamatan Buleleng. Dijelaskannya, saat ini pe- nyidik Polda Bali masih terus melakukan pendalaman kasus dugaan penipuan dan peng- gelapan senilai Rp 150 miliar yang menjerat Ketut Sudikerta sebagai tersangka ini. Kombes Nugroho memastikan masih akan ada tersangka lain yang akan diseret dalam kasus ini. Salah satunya, oknum BPN Ba- dung. Namun, Kombes Nugroho enggan membeber nama-nama para calon tersangka selain Sudikerta ini.rez,po Dikonfirmasi NusaBali ter- pisah di Singaraja, Senin sore, Kadis Pertanian Buleleng, I Nyo- man Genep, mengatakan sudah vember 2018, yang dikeluarkan Subdit II Dit Reskrimsus Polda Bali, Jumat (30/11). Dalam SP2HP tersebut den- gan jelas disebutkan bahwa terhitung sejak hari Jumat, Su- dikerta ditetapkan sebagai ter- sangka kasus dugaan penipuan dan penggelapan. SP2HP yang ditandatangani Kasubdit II Dit Reskrimsus Polda Bali, AKBP Agung Kanigoro Nusantoro, ini juga berisi pasal sangkaan untuk tersangka Sudikerta. Di antaranya, Pasal 378 KUHP dan Pasal 372 KHUP tentang tindak pidana penipuan dan penggela- pan, Pasal 263 ayat (2) KUHP tentang penggunaan surat palsu, dan Pasal 3 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang). Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, Sudikerta sudah sem- pat dua kali menjalani pemerik- saan di Polda Bali, terkait lapo- ran LP/99/111/Ren 4.2/2018 SPKT Polda Bali tertanggal 15 Maret 2018 dan LP/ 367/Ren 4.2/X/2018/Bali/SPKT ter- tanggal 4 Oktober 2018. Dalam laporan tersebut, Sudikerta dilaporkan melakukan tindak pidana penipuan, penggelapan, dan pencucian uang atas dua bidang tanah SHM Nomor 5048/ Jimbaran seluas 38.650 meter persegi dan SHM Nomor 16249/ Jimbaran seluas 3.300 meter per- segi. nat mengatensi kasus gigitan anjing rabies tersebut. Hanya saja, Nyo- man Genep menyayangkan peris- tiwa gigitan yang sudah terjadi 2 bulan lalu ini tidak dilaporkan warga. "Kami baru dapat laporan tadi pagi (kemarin). Begitu dapat laporan, staf kami langsung tu- run," ujar Genep. Mantan Kadis Lingkungan Hidup Buleleng ini uuga menyay- angkan kesadaran dan pemaha- man masyarakat terkait kasus gigitan rabies yang masih sangat minim. Padahal, Dinas Pertanian selama ini sudah rutin melakukan sosialisasi dan vaksinasi massal. Terlebih, bangkai anjing yang diduga rabies justru dijual oknum warga setempat ke pedagang RW. Pasca kasus di Desa Panji ini, Genep segera akan memetakan sebaran anjing liar di di lokasi un- tuk kemudian dilakukan tindakan selanjutnya. "Kalau eliminasi juga tidak serta merta bisa langsung dilakukan. Kadang saat ada petu- gas hendak lakukan eliminasi, ada warga yang pilih untuk memper- tahankan anjing peliharaan yang dilepasliarkan," keluh Genep. Selain itu, kata Genep, pihaknya juga berencana memetakan peda- gang RW di Buleleng, untuk se- lanjutnya ditindaklanjuti. "Kami akan koordinasikan dulu, karena kemarin dari provinsi ada upaya pemetaan. Nanti bagaimana se- harusnya dan bagusnya-lah," tandas birokrat asal Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng ini. k23 MO Habiskan 16.000 Batang Lidi, Jadi Rebutan... Menurut Ngurah Ran, ide awal pembuatan patung wajah berbahan anyaman lidi ini bermula dari per- mintaan Karang Taruna Desa Manukaya, agar dirinya membuat sebuah karya seni instalasi dengan tema Tirta Amerta Mahotama'. Ngurah Ram kemudian ter- ingat akan sosok perempuan Bali yang lemah lembut, hingga tercetuslah ide membuat patung wajah penari Rejang tersebut. "Penarinya perempuan sebagai simbol kesuburan, lemah lembut bagai air," jelas mahasiswa yang aktif melukis sekaligus jadi pemahat patung ini. Sementara, lidi dipilih sebagai bahan patung wajah, karena mengandung filosofi mendalam, yakni persatuan dan kesatuan. "Filosofi lidi, ia akan kuat jika bersatu," tandas Ngurah Ram. Untuk merampungkan mahakarya seni instalasi berupa patung wajah penari Rejang berbahan lidi ini, Ngurah Ram menghabiskan dana sekitar Rp 5 juta. Ngurah Ram cukup bangga dan bersyukur, karena hasil karyanya mampu menyihir pengunjung objek wisata Pura Tirta Empul. Sejak patung wajah penari Rejang berbahan lidi ini dipajang di tempat umum, Minggu (2/12), banyak orang yang tertarik ingin membelinya. Namun, Ngurah Ram tudak mau buru-buru menjual hasil karyanya yang unik tersebut. Apalagi, Porseni Desa Manukaya masih berlangsung. "Sudah beberapa orang ingin nego karya instalasi patung wajah penari Rejang ini. Bisa jadi nanti sehabis Porseni, patung ini akan dibuatkan acara lelang," papar Ngurah Ram. Mengenai harga yang dopasang saat lelang nanti, mengurut Ngurah Ram, pihaknya akan mematok tarif mulai Rp 15 juta untuk pembeli lokal maupun asing. I Gusti Ngurah Dalem Ramadi di depan hasil karyanya SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 patung wajah ini sekitar 16.000 batang," papar Ngu- rah Ram, Senin kemarin. Ngurah Ram menambahkan, lidi yang dipakai membuat patung wajah penari Rejang ini adalah lidi janur kering. Karena cukup sulit mengumpulkan lidi janur kering dalam jumlah banyak, Ngurah Ram pilih membelinya di pasar. "Ya, sapu lidinya saya beli dari pasar ke pasar. Karena cukup sulit untuk mencari sapu lidi dari lidi daun janur kelapa," ujar pemuda kelahiran 21 Juli 1995 asal Banjar Manukaya Let, Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring ini. Mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar ini mengaku dibantu sekitar 15 pemuda anggota Karang Taruna Desa Manukaya untuk menggarap patung wajah penari Rejang berbahan anyaman lidi tersebut. Selama 20 hari, mereka terus bekerja merajut lidi hingga bisa menghasilkan karya patung wajah penari Rejang ukuran raksasa. SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 lahnya dan jalan kaki bersama sejumlah adik kelasnya. Ketika masuk lorong hendak menuju ke rumahnya, dia ditinggalkan oleh adik-adik kelasnya. Nah, saat itulah pelaku beraksi. Ketika korban hendak masuk ke gerbang rumahnya yang berjarak sekitar 200 meter arah utara dari Terminal Tegal, tiba-tiba dari belakang seorang lelaki menge- nakan jaket putih, helm putih, dan wajah ditutup masker jalan kaki mendekatinya, lalu mengg- oreskan pisau ke kedua betisnya. Awalnya, yang digorek betis kiri, lalu ke betis kanan. Akibatnya, kedua betis korban mengalami luka sayat sepanjang masing-ma- sing 5 cm. Setelah menggoreskan pisau, pelaku langsung lari ke arah selatan menuju Terminal Tegal. "Saya tidak kenal orang itu. Dia kabur pakai motor," tutur Pratami Dewi saat ditemui di rumahnya, Senin sore. Menurut Pratami Dewi, dirinya SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 kenal sakral. Airnya tidak pernah surut sepanjang zaman, dipercaya berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Dua titik Telebusan Yeh Meke- cir ini berada di sisi barat wilayah Banjar Yeh Mekecir, Desa Dangin Tukadaya) dan di sisi timur wilayah Banjar Gunung Salak (Desa Men- doyo Dauh Tukad). Untuk menuju telebusan yang belum dikelola secara khusus tersebut, pengunjung harus berjalan kaki ke arah timur dari jalan desa sebelah utara Pura Subak Abian Danu Sari, Banjar Yeh Mekecir, dengan melewati jalan se- tapak areal kebun sejauh 250 meter. Medannya berbukit dan terjal. NusaBali 15 Bocah SD Jadi Korban Aksi Sayat mencurigai pelaku adalah orang yang sama dengan pria yang mencolek bahu kirinya sepulang sekolah, Sabtu (26/11) lalu. Saat itu, korban mengira yang men- colek adalah temanya. Setelah diperhatikan, ternyata bukan. Pria itu langsung kabur dengan motor Jupiter. Ada kesamaan ciri pria yang mencoleknya saat itu dan menyayat betisnya kemarin. Mereka sama-sama mengenakan jaket putih, helm putih, dengan wajah ditutup masker. Berselang 6 hari kemudian, Jumat (31/11) korban kembali diganggu oleh orang tak dikenal yang juga naik motor Jupiter warna sama. Waktu itu, korban mau dilukai dengat silet, namun tidak kena. Habis itu, pelaku kabur. Seorang warga yang tinggal dekat lokasi Telebusan Yeh Mekecir, INengah Suarsana, 47, mengatakan dari cerita leluhur yang diwarisi secara turun temurun, kedua titik Telebusan Yeh Mekecir sudah ada sejak ratusan tahun silam. Saat mu- lai dilakukan pembagian wilayah di Desa Dangin Tukadaya tahun 1970, keberadaan telebusan yang airnya tidak pernah surut dari zaman ke zaman itu akhirnya digunakan seb- agai nama Banjar Yeh Mekecir. "Dari dulu air telebusan ini tidak pernah surut. Walaupun musim kemarau panjang dan air sungai surut, tapi di telebusan ini tetap saja ada airnya," ujar Nengah Suarsana saat ditemui NusaBali di lokasi Telebusan Yeh Mekecir, Sabtu (1/12). Nengah Suarsana mengisah- kan, sejak dirinya masih kecil jauh sebelum mondok di kebun milik keluarganya, sudah banyak pen- gunjung dari beberbagai kawasan Bali datang ke Telebusan Yeh Me- kecir. Mereka sengaja datang untuk malukat sekaligus nunas tirta (air suci), setelah mendapat pawisik (petunjuk niskala) agar terbebas da- ri berbagai musibah dan penyakit. "Sejak dulu banyak orang datang nunas tamba (meminta kesembu- han) di Telebusan Yeh Mekecir ini. Saya sering kaget, tiba-tiba orang bertanya di mana Telebusan Yeh Mekecir? Mereka banyak dari luar Jembrana, seperti Karangasem, Kelukung, Gianyar, dan Denpasar. Bahkan dulu ada rombongan dua bus dari Klungkung yang mencari telebusan ini untuk malukat," ke- nang Suarsana. SELASA 4 DESEMBER 2018 Selain malukat, pengunjung juga ambil air suci dari Telebusan Yeh Mekecir untuk menyembuhkan keluarganya yang tengah sakit atau digunakan buat penyucian pekara- ngan rumah. Ada yang mengaku Patung wajah penari Rejang berbahan anya- man lidi karya Ngurah Ram ini merupakan patung anyaman berukuran besar kedua yang pernah dibuat pemuda Tampaksiring. Sebelumya, karya serupa berupa wajah poenari Baris dari anyaman lidi juga sempat dibuat oleh I Gusti Arya Udianata cs, kelom- pok pemida di Banjar Kelodan, Desa/Kecamatan Tampaksiring, September 2018 lalu. Patung wajah penari Baris berbahan anyaman lidi karya I Gusti Arya Udianata cs kala itu berukuran tinggi 6,5 meter dengan lebar 8,5 meter. Patung tersebut dibuat sangat detail dan rapi, diciptakan sebagai ikon acara musik Soundrenaline di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bukit Ungasan, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, September 2018. nvi Airnya Tak Pernah Surut, Berkhasiat... datang karena desti (penyakit niskala), banyak pula menderita penyakit kronis yang tidak kun- jung sembuh. Setelah sembuh, warga yang sebelumnya tidak bisa langsung datang ke tebulasan, bi- asanya menyusul datang bersama keluarganya. "Kalau rahina Tilem dan Pur- nama, pasti ada orang yang datang malukat ke Telebusan Yeh Mekecir ini. Pas saya di kebun, kadang lihat beberapa orang berpakaian adat, mereka biasanya malukat dan sekalian mandi di sungai. Memang tidak ada pemandu khusus ataupun pamangku di sini," ujar Suarsana. Lantaran tidak ada penjaga di Telebusan Yeh Mekecir ini, maka pengunjung harus malukat secara mandiri. Biasanya, mereka juga sudah langsung membawa banten pejati dan canangsari. Menurut Suarsana, beberapa pengunjung juga menanyakan Pura Yeh Mekecir. Padahal, di sini tidak ada Pura Yeh Mekecir. Yang ada adalah sebuah Palinggih Dewa Ayu Telaga Manik Emas, yang memang berkaitan dengan keberadaan Telebusan Yeh Mekecir. Puncaknya, Senin kemarin korban kembali dibuntuti oleh orang ciri-cirinya sama. Kali ini, korban Pratami Dewi terluka. "Usai melukai saya, orang itu ka- bur ke arah selatan Jalan Imam Bonjol Denpasar dengan mot- ornya," tutur Pratami Dewi yang Betis... kemarin didampingi ibunya, Ida Ayu Komang Widiastuti. Sedangkan ibunda korban, Ida Ayu Komang Widiastuti, curiga pria yang melukai putrinya adalah orang dekat. Pria itu suka sama putrinya, namun korban tidak mau. Orang itu sering chat den- gan anaknya lewat Facebook dan WhatsApp, namun diblokir oleh korban. "Saya sudah melaporkan kasus ini ke Polresta Denpasar. Saya 100 persen tahu orang yang melukai anak saya ini. Dia suka dengan anak saya, orangnya sering ke sini (rumah, Red)," pa- par Dayu Widiastuti. Palinggih Dewa Ayu Telaga Manik Mas tersebut berada di sebe- lah barat lokasi telebusan (sebelum turun ke sisi sungai). Sedangkan di sebelah timur telebusan (sisi timur sungai), terdapat Pura Subak Babakan Mendoyo. Sementara itu, Kast Reskrim Polresta Denpasar, Kompol I Wayan Arta Ariawan, mengaku pi- haknya sudah menerima laporan terkait bocah SD disayat orang tak dikenal di jalan. Laporan tersebut sedang didalami. "Ini kami sedang berada di TKP (rumah korban). Nanti akan kami informasikan perkembanganya," ujar Kompol Arta Ariawan saat dikonfirmasi NusaBali, tadi malam. po begitu sambungan pipanya dicabut, air kembali muncul dari telebusan. Sejumlah panglingsir yang men- getahui rencana itu pun melarang pemanfaatan sumber air dari tele- busan untuk kebutuhan rumah tangga. Pasalnya, air suci dari Tele- busan Yeh Mekecir dipercaya ti- dak bisa sembarangan digunakan sebagaimana air umumnya, seperti menyiram kotoran di kamar mandi. "Kemungkinan Ida Dewa Ayu Telaga Manik Emas yang berstana di sini juga tidak mengizinkan air digunakan sembarangan. Akhirnya, warga tidak berani melanjutkan pipanisasi. Apalagi, setelah beru- langkali dicoba, tetap saja begitu: air tiba-tiba surut dan begitu dibongkar pipanya, air kembali muncul," beber Suarsana. Cerita mistis lainnya, Telebusan Yeh Mekecir tidak pernah tersapu banjir, sebesar-besarnya banjir di Sungai Yeh Mekecir. Luapa air sungai paling banter hanya meng- genang di samping Telebusan Yeh Mekecir. Telebusan yang meru- pakan berkah suci dari Dewa Ayu Telaga Manik Emas diyakini dijaga ancangan Ida Batara berupa ular King Kobra. Ular duwe itu sempat beberapa kali menampakkan diri. Ular duwe yang pernah dilihat pa- medek itu menggunakan mahkota. Ular duwe ukurannya sebesar paha orang dewasa, dengan panjang 2 meter. Menurut Suarsana, warga sekitar lokasi Telebusan Yeh Mekecir---yang secara turun temurun mempercayai berbagai khasiat air telebusan-bi- asanya terlebih dulu nunas panugra- han (memohon restu) di Palinggih Dewa Ayu Telaga Manik Emas. Selain di palinggih ini, tidak ada salahnya juga sekalian sembhayang di Pura Subak Babakan Mendoyo, yang keb- etulan dekat dengan titik telebusan. "Kalau telebusan yang di sisi timur sungai ini, memiliki khasiat sama. Tapi, karena berada agak di atas, kadang lebih sering digunakan yang di sisi barat ini. Yang terpenting, sebelum malukat atau nunas tirta, lebih dulu nunas panugraha di Paling- gih Dewa Ayu Telaga Manik Emas." Sementara itu, pihak Desa Dan- gin Tukadaya berencana mengem- bangkan potensi Telebusan Yeh Mekecir sebagai salah satu daya tarik wisata religi. Perbekel Da- ngin Tukadaya, I Gusti Putu Murdi, mengatakan pihaknya telah mem- persiapkan penataan akses jalan menuju Telebusan Yeh Mekecir. Untuk membuat akses jalan itu, dua kepala keluarga (KK) pemilik lahan sudah sepakat membebaskan lahannya selebar 5 meter. Mereka adalah keluarga Komang Suparni dan I Ketut Sudarma, yang masing-masing akan membebaskan lahan selebar 2,5 meter dengan panjang sekitar 250 meter sebagai jalan utama menuju Telebusan Yeh Dua titik Telebusan Yeh Meke- Mekecir. "Sudah ada kesepakatan cir ini menyimpan cerita mistis. dari pemilik lahan. Kebetulan, Palinggih Kisahnya, tahun 2000 lalu warga Dewa Ayu Telaga Manik Emas itu berada sekitar lokasi telebusan beren- di lahan milik Ibu Komang Suparni. Beliau cana mengambil sumber air dari sudah mengiklaskan tanahnya untuk telebusan, sebagai sumber air akses jalan pengembangan wisata kebutuhan rumah tangga di rumah- religi," ujar Perbekel IGP Murdi yang rumah. Anehnya, ketika dibuatkan semacam tanggul hingga penyam- bungan pipa, air dari telebusan yang sejatinya tidak pernah surut, tiba- tiba tak mau mengalir. Anehnya lagi, tangkil ke Telebusan Yeh Mekecir bersama sejumlah krama bertepatan Tumpek Pengatag pada Saniscara Kliwon Wariga, Sabtu, 1 Desember 2018, ode 2cm 2cm Color Rendition Chart