Tipe: Koran
Tanggal: 2001-07-06
Halaman: 12
Konten
4cm WASPADA Jumat, 6 Juli 2001 12 MIMBAR JUMAP Apa kata Hadist shahih.. Cara-cara Mendekati Tuhan (Menelusuri Jejak Langkah Kaum Sufi) Oleh Drs Achyar Zein, M.Ag Dosen Fak. Tarbiyah IAIN SU A. Pendahuluan T lantangan dan rintangan yang dihadapi oleh manusia dalam menjalani kehidupan sudah me- rupakan ketetapan Tuhan yang tak bisa diganggu gugat. Meskipun tantangan dan rintangan itu melazimi kehidupan manusia, namun tak semua manusia tegas dalam menghadapinya dan bah- kan banyak pula yang jatuh sesaat men- cari jalannya sendiri tanpa berusaha mendekatkan diri kepada Zat Yang Menciptakan tantangan dan rintangan itu. Dalam konteks ini para sufi men- coba membuat pendekatan agar tanta- ngan dan rintangan yang dihadapi bisa dijadikan sebagai pelipur lara mengi- ngat kelemahan dan keterbatasan yang dimiliki oleh manusia dalam rangka pendekatannya kepada Tuhan. Menurut pandangan kaum sufi bahwa mendekatkan diri kepada Tuhan sedekat-dekatnya merupakan yang sifatnya abadi. Beragam upaya yang ditempuh oleh kaum sufi dalam pen- dekatan ini sesuai dengan pengalaman spritual masing-masing sehingga jalan yang mereka tempuh sangat berliku- liku dan kadang-kadang dipenuhi de- ngan onak dan duri. Menurun dan men- daki tebing-tebing dan jurang yang terjal merupakan pengalaman batin dan sekaligus pengalaman lahir yang ditempuh oleh kaum sufi yang akhirnya sampai kepada suatu tujuan yaitu men- dekatkan diri kepada Tuhan. Langkah awal yang harus dilakukan oleh seorang sufi dalam pengembaraannya ini ialah mengenal Tuhan (ma'rifatullah) dari berbagai aspek baik Zat-Nya, sifat- sifat-Nya maupun perbuatan-perbua- tan-Nya. Pada prinsipnya, Tuhan tidak akan pernah mendekati manusia selama ma- nusia tidak berusaha untuk mendekati- Nya atau dalam istilah lain bila manusia mendekati Tuhan maka Tuhan akan mendekatinya dan bilamana manusia menjauhi Tuhan maka Tuhan akan menjauh, agaknya inilah istilah yang paling tepat diprediksikan bagi kaum sufi. Dengan kata lain, manusia harus bergerak menuju hadirat Tuhan dan setelah itu barulah Tuhan menerima hamba-hamba-Nya yang menuju ke hadirat-Nya. Setelah Zat, sifat dan Per- buatan Tuhan dikenal dengan baik baru- lah seorang sufi memasang langkah- langkah agar pendekatan yang dilaku- kan tidak sia-sia sama sekali. Dalam hal ini berlakulah teori ilmiah bahwa metodologi yang baik bila sang peneliti terlebih dahulu mensurvey medan yang akan diteliti guna menentukan langkah- langkah yang cocok dan sesuai. Berhasilnya kaum sufi mendekat- kan diri kepada Tuhan melalui pengala- mannya masing-masing sangat mena- rik untuk dicontoh. Pengalaman yang dilalui oleh kaum sufi tadi merupakan tolak ukur bagi generasi selanjutnya meskipun tidak tertutup kemungkinan akan timbul metode-metode yang baru pula. Berdasarkan metode yang bera- gam inilah perlu dikuak dalam tulisan singkat ini bagaimana sebenarnya lang- kah-langkah yang telah ditempuh oleh kaum sufi. B. Langkah-langkah Yang Ditempuh Kaum Sufi Kaum sufi menyadari sesadar- sadarnya bahwa Tuhan adalah Zat Yang Maha Tinggi, maka mendekati-Nya haruslah melalui prosedur yang agak panjang dan hal ini bukan berarti bahwa Tuhan dengan sengaja membuat birokrasi yang berbelit-belit tapi dengan spontan saja manusia juga bisa mende- kati Tuhan asalkan kualitas manusia yang mendekati-Nya memenuhi per- syaratan yaitu kesucian diri. Oleh kare- na tidak semua manusia memiliki predi- ket yang seperti itu maka kaum sufi mencoba membuat beberapa langkah agar orang-orang lain yang berkeingi- nan mengadakan pendekatan dengan Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah mahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (Q.S al-Baqarah ayat 186). Agung Jl.Diponegoro Al-Huda Jalan Malaka No.117 Medan Ash-Shobirin JL.Mestika Medan Tembung Al-Jihad P.Brayan Kota Medan Ar-Rahmat Jl. Masjid Dsn.III Helvetia Al-Muttaqien Jl. Ksatria H-7 Tj.Rejo Medan Ar-Ridha Jl.Darussalam No.52 A Medan Amal Ridha P.Brayan Bengkel Baru Asy-Syuraa Jl.Surau Medan Petisah Al-Badar Jl.Gatot Subroto Medan Arrahim Kel.P.Brayan Bengkel Tuhan dapat menempuh langkah- langkah tersebut. Langkah-langkah yang ditempuh kaum sufi secara jujur harus diakui tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh para rasul mulai dari Nabi Adam sampai kepada Nabi Muhammad dengan format yang hampir sama. Persamaan format dimaksud ter- gambar melalui adanya latihan-latihan jiwa dimana para rasul mencari jalan pendekatan kepada Tuhan melalui ke- kuatan akalnya plus wahyu, sementara kaum sufi juga dengan melalui kekua- tan akalnya plus tunjukan wahyu yang telah diterima oleh para asul sebelum- nya, mengingat bahwa kaum sufi bu- kanlah nabi dan rasul maka bisikan wahyu tidak akan ada lagi sama sekali. Berbekal wahyu dari nabi dan rasul inilah maka kaum sufi mengadakan latihan-latihan untuk bisa mendekatkan diri kepada Tuhan sebagaimana layak- nya para nabi dan rasul. Adapun langkah-langkah yang dilalui oleh kaum sufi ditambah dengan tunjukan wahyu tidaklah sama tergan- tung kepada keperluan masing-masing individu. Ketidaksamaan langkah-lang- kah dimaksud terletak kepada urutan pengertian dan jumlah masing-masing langkah namun secara esensial hampir tidak ada perbedaan yang meruncing. Bergerak dari latihan dan pengalaman inilah maka masing-masing sufi memi- liki metode yang sesuai menurut ke- mampuannya meskipun hasil yang akan dirasakan sama sekali tidak memi- liki perbedaan yang sangat signifikan. Bagi seorang sufi perbedaan metodolo- gi tidaklah termasuk ke dalam kategori yang sangat prinsip karena metodologi tersebut sangat tergantung dengan kon- disi. Al-Tusi misalnya sebagaimana yang dikutip oleh Ibrahim Basyuni membuat tujuh langkah yang harus dilalui seorang sufi yaitu: taubat, wara', zuhud, fakir, sabar, tawakkal dan ridha. Sedangkan Abu Hamid al-Ghazali sebagaimana yang dikutip oleh Harun Nasution membuatnya dengan delapan langkah yaitu; taubat, sabar, fakir, zu- hud, tawakkal, mahabbah, ma'rifah dan ridha. Adapun Abu Thali al-Makkiy sebagaimana yang dicatat oleh M. Cha- tib Quzwain membuat sembilan lang- kah yaitu; taubat, sabar, syukur, harap, takut, zuhud, tawakkal, ridha dan mahabbah. Abu Bakar al-Kalabazi dalam kitabnya al-Ta'arruf li Mazhab Ahl al-Tassawwuf membuatnya dengan sepuluh langkah yaitu; taubat, zuhud, sabar, fakir, tawadhu', taqwa, tawakkal, ridha, mahabbah dan ma'rifah. Al Ikwniyah Jl.Amaliun Gg.Tertib Medan Amaliah Jl Amaliun Gg.Bandung Medan Al Jihad Jl.Sunggal 129 Tj. Rejo Medan Al-Ikhlas Jl.Salak No 29 Medan Alhuda Jl.Bajak I Medan Al Aman Jl. Jend. Sudirman Ackkanopan Al Munawarrah Simp.Selayang Medan Al Amin Jl.Pala Raya Simalingkar Al Ikhlas Lingk.9 Gg.Jambu Rengas Pulau Al-Ikhlas HUB-DAM V/BB Amaliyatul Huda Jl.Nusa Indah Tg.Mulia Al-Hasanah Jl.Letjen Jamin Ginting Medan Al-Ikhlas Jl.Binjai Km 16,5 Sei Semayang Al-Muslimin Jl.Jahe 10 Perum. Simalingkar Al-Ikhlas Jl.Setiajadi Kel.Tegal Rejo Medan Amaliyah Kel. Amplas Medan Al Masturah Jl.Binjai Km 7,5 Medan Al-Qudus Jl.Aksara Medan Tembung Ar-Rahman Jl.Prof. H.M Yamin,SH Annazhirin Jl.Karyawisata G. Johor Al Musabbihin Blok C Taman Setiabudi Indah Al-Ikhlas Komp. IDI Ar-Rahman Universitas Al-Azhar Medan Al-Hidayah Jl.Letda Sujono No.62 Medan Al-Ikhlas Jl. Tuba Tegal Sari Mandala III Al-Ridha JI.Jermal VII Lingk. V Al-Ihsan Jl.Sei Bt.Hari Medan Al-Khairiyah Komp.Permata Hijau Lingk. XII Al-Muhajirin Kel. Kwala Bekala Medan Johor Al-Muhajirin Komp. Pondok Karya Kodam I/BB Al-Hidyah Kel. Sudirojo II Medan Kota Al-Hidayah Menteng Indah Medan Al-Hidayah Jl. A.R. Hakim Gg. Sukmawati Medan Al-Hidayah Jl. Bromo Gg. Mesjid Kel-Binjai Al-Hidayah Dusun III Marindal Medan Al-Hidayah Jl. Starban Kel. Polonia Medan Al-Ikhlas Kel. Gaharu Medan Timur Al-Ikhlas Taqwa Jl. Medan Area Selatan Al-Ikhlas Kel. Tanjung Sari Al-Ikhlas Cengkeh Perum. Simalingkar Al-Ikhlas Pasar V Tanjung Sari Medan Selayang Al-Ikhlas Pasar VII Padang Bulan Medan Adanya perbedaan langkah baik dari kuantitasnya maupun materi langkah tersebut mengindikasikan bahwa perjalanan seorang sufi bisa menggunakan langkah yang pendek dan adakalanya bisa pula menggunakan langkah yang sangat panjang. Bagi para pemula akan terasa gamang melihat langkah-langkah yang digaris- kan oleh sufi sebelumnya, namun harus disadari bahwa semakin panjang langkah yang ditempuh maka semakin banyak kelezatan yang dirasakan. Dengan demikian kuat dugaan bila seorang sufi sudah berhasil melewati langkah pertama maka akan mudah baginya menelusuri langkah-langkah berikutnya, akan tetapi tidak ada jaminan bahwa seorang sufi tidak akan kembali terjatuh kepada langkah perta- ma meskipun beberapa langkah ke de- pan sudah berhasil dilaluinya. Dalam kondisi inilah maka seorang sufi harus benar-benar mujahadah dan konsisten dalam melewati langkah-langkah yang Daftar Khatib Se Wahyu Sulaiman H.M. Zein Hamyar, B.A. Drs. Suparman Drs. Zahiruddin Nasution M. Supardi Drs. Tarmiji Drs. Muzakkir Drs. Asroruddin, S Drs. Abdul Wahab Kalimantan H.M. Bakri Nasution Drs. Marwan Nst. Drs. H. Hamdan Nasution Drs. H. Ramlan Darwin Purba, B.A. sudah ditentukan. C. Pengertian Masing-masing Drs. Hafisuddin Nasution H. Ali Amran Zakria L.C. H. Bahauddin Nasution L.C. Langkah Mencermati pengertian dari lang- kah-langkah yang digariskan oleh kaum sufi harus ditinjau melalui konsep yang berlaku di kalangan kaum sufi sendiri. Hal ini dilakukan agar langkah dimak- sud memiliki pengertian yang cukup signiikan dalam dunia tasawuf dan supaya jangan terkesan bahwa langkah- langkah yang telah digariskan terkesan dibuat-buat. Karena tasawuf memiliki disiplin ilmu tersendiri maka menguak makna langkah yang telah digariskan haruslah melalui pengertian mereka sendiri. Drs. Syahrial Is Drs. Usman Hasibuan Maimun Elba Drs. Muhammad Ali Nst. Drs. Anshari, A. H.M. Yahya Siregar Drs. M. Syu'aib Saragih H. Muhammad Nasir, L.C. Drs. H. Ambar Nasution Fahruddin, B.A. Drs. Syamsuri Abdul Halim Ombak Abd. Karim Sholeh Drs. Syamsuddin, Nst. Drs. Asril Arifin Drs. Ali Sahara Hutapea Ir. H. Aminuddin Taubat merupakan langkah awal dalam pendekatan diri kepada Tuhan karena penyebab yang membuat ma- nusia terlalu jauh dengan Tuhan adalah dosa. Untuk mengikis dosa-dosa yang bersemayam dalam diri manusia harus- lah mendekati-Nya kecuali manusia mensucikan diri terlebih dahulu. Dalam pandangan sufi bahwa taubat dipan- dang melalui dua versi yaitu; pertama, mengikis segala macam bentuk dosa dalam diri manusia dan langkah selan- jutnya menanamkan sifat-sifat yang baik sebagai perhiasan, kedua mela- kukan taubat secara kontiniu meskipun sudah diyakini bahwa dosa-dosa tidak ada lagi sama sekali. Zunnun al-Mishri mengemukakan bahwa orang yang tau- bat terdiri dari dua kelompok yaitu ke- lompok awam dan kelompok khusus. Bagi kelompok awam taubatnya hanya membersihkan diri dari perbuatan dosa an sich, sementara kelompok khusus melakukan taubat selain pembersihan diri dari perbuatan dosa, yaitu taubat dari kelalaian-kelalaian. Dengan kata lain bila seorang sufi melakukan suatu amalan rutin seperti zikir kepada Allah dan suatu ketika sang sufi tadi terlalai melakukan zikir tersebut maka seorang sufi melakukan taubat dari kelalaian tadi. Sabar dalam kacamata' sufi tidak hanya terbatas kepada mampu mena- han diri dari segala macam bentuk musibah atau penderitaan. Akan tetapi sabar dalam versi sufi lebih luas lagi yaitu sabar dalam mengerjakan perin- tah-perintah Tuhan sekaligus sabar pula dalam menghindari larangan-larangan- Nya. Dalam menjalankan segala perintah Tuhan seorang sufi tidak akan pernah mengeluh sekalipun perintah itu pahit, akan tetapi seorang sufi beru- paya melatih dirinya agar terbiasa men- jalankan perintah dimaksud schingga sang sufi sampai kepada suatu tingkat yaitu kelezatan beribadah. Prof. Dr. H.Abdullahsyah MA Al-Ikhlas Lk. XVII Kel. Binjai Medan Denai Hery Adlin Al-Ikhlas Perum. Simalingkar Drs. Nadran Jamal Nst. Drs. H.M. Rivai'i Lbs. Syafaruddin, S.Ag Drs. Azhar Razak Lubis Drs. Zainal Abidin Drs. Soenardji Tiwar Mawardi Drs. Zulkarnain Musohur, SAg Drs. Zulhaidir S.S.Ag H. Syafruddin, A L.C Anshari Ahmad Ruzchan Nawawi, BA H.Muslihun Nasir L.C Drs. Tikki Angkat Drs. Rif'at, HN Drs. Amrin Yunus Fakir sesuai dengan makna dasar- nya ialah mengharap atau memiliki ketergantungan. Fakir dalam konteks ini bukanlah berupaya agar diri miskin, hina dan papa dari segi penampilan sebagaimana konteks fiqh, akan tetapi fakir dalam konteks sufi ialah melepas- kan segala bentuk ketergantungan kepa- da makhluk dan hanya mengharap ha- nya semata-mata kepada Allah. Oleh karena itu seorang sufi sangat tidak mungkin memohon bantuan kepada selain Tuhan dan andaikata seorang sufi dalam posisi sulit serta kekurangan dia akan menerima keadaan seperti itu, namun sufi sama sekali tidak akan pernah mengeluh dan meminta bantuan kepada orang lain akan tetapi sang sufi juga tidak akan menampik pemberian orang lain asalkan pemberian tersebut tidak menghalanginya dalam beribadat kepada Tuhan. Zuhud dalam pandangan sufi ialah melepaskan diri dari keterikatan dunia- wi yang dapat menghalangi seseorang melakukan ibadah kepada Tuhan. Da- Al-Ikhlas Blok B. Perum. Simalingkar Al-Ikhlas Kel. Sudirejo II Medan Kota Al-Falah Lingk. XIII Medan Denai lam konteks ini zuhud tidaklah berarti membenci dunia sama sekali, akan teta- pi lebih dekat diartikan tidak terbawa rendong dengan kegemerlapan dunia atau seorang sufi menjadikan dunia jauh di bawah bayang-bayang telapak kakinya sehingga sang sufi dengan mudah mengatur dan menguasainya. Dari sisi lain makna zuhud dapat ditangkap melalui perkataan sufi yaitu menghilangkan perasaan untuk men- cintai dunia, dan kalau ini gagal maka sang sufi melakukan trik-trik berikutnya yaitu menghancurkan benda-benda duniawi yang merampas kecintaannya. Tawakkal adalah salah satu lang- kah yang telah ditetapkan oleh kaum sufi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Tawakkal dalam versi sufi se- perti pendapat al-Nunaid sebagaimana yang dikutip oleh Abu Bakar al-Ka- labazi ialah menyerah kepada ketentuan Tuhan yakni ada dan tidak adanya se- suatu terserah maunya Tuhan karena Dia yang Menciptakan sesuatu ber- dasarkan kebijaksanaan-Nya. dalam karyanya Harun Nasution mengung- kapkan bahwa seorang sufi akan mera- sa tenang ketika sampai ke tingkat ta- wakkal ini. Seorang sufi pada tingkatan ini akan berterima kasih jika mendapat pemberian dan bersikap sabar dan me- nyerah kepada qadha dan qadar Tuhan bila belum mendapatkan apa-apa, dan pada umumnya para sufi tidak pernah memikirkan hari esok dan cukup de- ngan apa yang ada pada hari ini. Seo- rang sufi tidak mau makan karena ma- sih ada orang yang lebih berhajat ke- pada makanan tersebut ketimbang diri- nya. Oleh karena itu statement yang dibawa oleh kaum sufi ialah menyerah kepada Allah dengan Allah dan karena Allah. Al-Falah Jl. Pukat Banting IV Al-Falah Perumnas Helvetia Medan Al-Hasanah P.. Mandala Kel. Kenangan Baru Al-Hasanah Jl. Teh P.Simalingkar Medan Al-Hasanah Jl. Setia No. 41 Tanjung Gusta Al-Hasanah Lk. V Kel. Sari Rejo Al-Hasanah Natour Dharma Deli Medan Al-Ikhsan Kel.Baru Ladang Bambu Medan Tuntungan Ahmad Yani Yonkav 6/1000 Asam Kumbang Amal Islamiyah Kel. Lubuk Pakam Pekan Ar-Ridwhan Jl. Abdul Hamid Medan Ar-Rahmah Jl. Gurilla Gg. Melati Medan Al-Mujtahidin Jl.Brig. Katamso Gg.Lori Medan Al-Ishlah Jl.Kapten Muslim 54-A Medan Al-Qadar Griya Payarbba Indah Annazhirin Fak. Pert. UISU Mahabbah ialah perasaan cinta kepada Allah yang memenuhi segenap rongga hati kaum sufi. Dalam konteks ini seorang sufi 'mabuk kepayang' kepada Tuhan karena cintanya yang membara sehingga terkesan sang sufi 'cuek' terhadap selain Tuhan. Andaipun seorang sufi mencintai selain Tuhan maka akan dia tempatkan hanya seka- dar di pinggir hatinya saja agar posisi cintanya kepada Tuhan tidak pernah bergeser sedikit pun. 'Mabuk cinta' ini telah direalisasikan oleh tokoh sufi wanita Rabi'atul Adawiyah yang rela dimasukkan ke dalam neraka atau tak berambisi masuk ke dalam surga karena surga dan neraka bagi Adawiyah tidak pernah jadi persoalan baginya asalkan cintanya kepada Tuhan tetap terus berlanjut. Drs. A. Tarmizi Drs. Hasbi Yunus H. Arifin Sibuea Drs. M. Joyo Drs. Sazali Effendy Drs. Nurman Almy Sahron Sulaiman Rokan Ust. Harmein Lubis Ishaq Daely Syafruddin Haris Drs. Yusuf As'ady H.A. Ridwan Batubara Edy Surianto Drs. M.Syu'aib Fakhri Drs. Dahlan HS H. Mahmud Lubis Drs. Sakira Zandi H.B. Parinduri Drs. Suherman Drs. Abu Karsidin Drs. H. Hamdan Nasution Drs. A.Ghozali Rangkuti Drs. H. Syahrial, A.S. SH Aceh Sepakat Jl.Mangkara No 2 Medan Baru Al-Basyir Jl.Garuda 78 B Sei Sikambing B Al-Mashun Jln.SM.Raja Medan An-Nur Hakimiyah Pesantren Nurul Hakim At-Taqwa Jl. Sei Asahan Gg. Mesjid An-Nashuha Jl. Sampul Medan As-Syahadah Jl. Sikambing Belakang As-SyafiUiyah Kel. Suka Maju K.H. Abdul Aziz Usman Hafiz Musthola Drs. Irham Hasibuan A. Kadir Drs. Akmal Lubis Drs. Khadir Tanjung Drs. Ngadimin K.R. Akbar Baitus Sujud Kel. Indra Kasih Tembung Amal Bakti Kel. Binjai Kec. Medan Denai Ar-Ridha Jl. Camar Perumnas Mandala Attawwabin Jl. Pimpinan Medan Drs. Khairul Shaleh Drs. Irham Efendy Srg. Drs. Mahmuddin Sirait Zulherwin Al-Ridha Kel. Medan Polonia Al-Muqorrobin Kel. Bantan Timur Medan Tembung Drs. A. Bangun Nst. Al-Ishlah Kel. Bantan Timur Medan Tembung Syaiful Dalimunthe Al-Munawwaroh Jl. Karya Utama P.Masyhur K.H. Kaharuddin Muhammad Al-Ma'ruf Jl. Sidorukun Wartawan Drs. Abd. Jamil Al-Muslimin Gg. Rambutan P. Brayan Darat II Drs. Nazaruddin, P. Al-Muhtadin Perumnas Helvetia Medan Drs. Sudarso Al-Istiqamah Tanjung Rejo Medan Al-Huda Tanjung Rejo Medan Al-Furqon Tanjung Sari Medan Al-Muhtadin JI. Setia Budi Tanjung Rejo Medan Al-Amin Jl. Setia Budi Tanjung Rejo Medan Al-Bayan Kel. Sidorejo Kec. Medan Tembung Al-Mustaqim Jl. Kapten Muslim Helvetia Medan Al-MuUmin Al Abidin PT. Lariza Deli Tua Al-Fajar Kel. Binjai Kec. Medan Denai Al-Fajar Kel. Rengas Pulau Kec. Medan Marelan Al-Muhtadun Komp. Koserna Medan Al-Munawwarah PT. Kawasan Industri Medan Al-Iman Komp. DPRD Tk. I Sumut hal-hal yang sunnat. Ridha ialah tidak menentang co- baan-cobaan yang diberikan oleh Tuhan bahkan seorang sufi tetap dengan se- nang hati menerima cobaan-cobaan tadi. Seorang yang sudah ridha men- jadikan Allah sebagai Tuhan maka secara otomatis pula harus ridha dengan segala keputusan Tuhan baik yang me- resahkan maupun yang menyenangkan. Dalam kondisi ini sang sufi terus mene- rus berada dalam 'positif thinking' (husn al-zhan) kepada Tuhan dan tidak 'neko-neko' dalam setiap perlakuan Tuhan kepadanya. War' dalam versi sufi ialah meng- hindari segala sesuatu yang tak jelas hukumnya, sedangkan menurut versi sufi yang lain ialah meninggalkan kera- guan dan hal-hal yang berlebihan. Kai- lani mencoba mendefenisikan wara' kepada dua versi yaitu lahiriyah dan batiniyah, secara lahiriah wara' diar- tikan dengan tidak mempergunakan anggota tubuh kepada hal-hal yang tak dirihai Tuhan, sedangkan batiniah tidak menyediakan rongga hati untuk cinta kecuali hanya cinta kepada Allah. Tawadhu' pada dasarnya diartikan merendahkan diri dan inilah defenisi yang dipegang kaum sufi pada umum- nya. Merendahkan diri dalam konteks ini ialah menyadari bahwa Tuhan ada- lah Zat Yang Maha tinggi dan sudah sewajarnya manusia mendekati-Nya dengan penuh kerendahan. Seorang sufi agak terkesan ekstrim bilamana kurang ta'zhim kepada sesama manusia karena baginya hanya Allah saja Yang Maha Tinggi sedangkan selainnya memiliki tingkat dan derajat yang sama. Syukur ialah berterima kasih ke- pada Tuhan atas segala pemberiannya baik yang disenangi oleh seorang mau- pun tidak. Seorang sufi yang baik akan senantiasa berjanji dengan Tuhan bah- wa apapun yang diberikan Tuhan kepa- danya akan disyukurinya dengan sepe- nuh hati meskipun pemberian itu sesua- tu yang menyakitkan. D.Kesimpulan Ma'rifah ialah mengenal Allah sedekat-dekatnya agar apa dimaui oleh Tuhan dapat diikuti oleh sufi dengan tepat. Mengenal Allah dalam versi sufi ini sudah termasuk ke dalam tingkatan yang agak tinggi dengan melalui lang- kah-langkah sebelumnya. Untuk sam- pai kepada tingkat ma'rifah ini dengan baik dan benar maka langkah-langkah sebelumnya juga harus dilalui dengan baik dan benar pula, tanpa melalui langkah-langkah dengan baik dan benar Untuk melewati langkah-langkah maka hakikat ma'rifah tidak akan yang telah digariskan kaum sufi di atas pernah didapati sama sekali. Ciri khas dapat ditengarai bahwa upaya-upaya seorang sufi yang sudah sampai ke ting- yang dilakukan seorang sufi bukanlah kat ma'rifah ini ialah bahwa sufi mera- suatu hal yang mudah. Karena itu siapa sakan adanya kerinduan yang menda- saja yang ingin masuk ke dalam dunia lam untuk lebih mendekatkan diri ke- tasawuf haruslah memiliki kesung- pada Tuhan yang teraplikasi dari kete- guhan (mujahadah) dan konsisten (isti- kunan beribadah bahkan seorang sufi qamah). Kesungguhan yang dimaksud senantiasa merasa kehausan dan keku- ialah dengan mempraktekkan satu per rangan dengan ibadah-ibadah yang satu langkah-langkah yang sudah di- sudah ditetapkan, dengan kata lain seo- buat, sedangkan konsisten ialah senan- rang sufi dengan ma'rifahnya dalam tiasa mengadakan latihan-latihan tanpa melaksanakan ibadah tidak hanya seba- jemu sehingga nilai akhir dari perjala- tas kewajiban-kewajiban saja bahkan nan yang diinginkan dunia tasawuf lebih jauh lagi sangat memperhatikan dapat tercapai dengan baik. Drs. Mhd. Pamin MW Drs. Hertin Chan Drs. H. Muzakkir Taqwa ialah menjaga diri dari se- suatu yang dilarang oleh Allah serta menjaga diri terus menerus untuk me- ngadakan pengabdian kepada-Nya. Bagi seorang sufi tingkat taqwa ini merupakan dambaan yang selalu diha- rapkannya, baginya ada suatu kebaha-, giaan ketika sang sufi memiliki kemam- puan menjaga dirinya dari segala keja- hatan dan secara kontiniu melakukan kebaikan-kebaikan. Drs. Lily Suheri Drs. Nasib Selmi Drs. Junaidi H.A. Rahim Hasby Drs. H.Syamsul Rijal Pulungan Drs. Suyanto Drs. Syamsuddin Amin Sugeng Raharjo, S.Ag Drs. H. Ridwan Hamid Drs. Juanda Sirait Wara', syukur, tawadhu, dan taqwa pada sebahagian sufi tidak dianggap sebagai upaya akan tetapi lebih cen- derung mereka menafsirkannya sebagai karunia dan anugerah Tuhan atas upa- ya-upaya hamba dalam menempuh langkah-langkah yang sudah dilaluinya. Nampaknya langkah-langkah yang dibuat para kaum sufi tak obahnya ba- gaikan mata rantai yang saling berkai- tan, artinya esensi dan eksistensi lang- kah yang satu sangat mendukung lang- kah berikutnya dan bilamana dalam satu langkah mengalami kegagalan maka dapat dipastikan langkah-langkah yang lain akan larut dalam kegagalan pula. Al-Waliyyu Jl. Asrama Direktorat Jend. Pajak Al-Mukhlishin Jl. Enggang I Al-Muttaqin Kel. Sidomulyo Kec. Medan Tuntungan Al-Ikhwan Komp. PTPN III Desa Lalang Al-Hikmah Sei Sikambing B Medan Al-Makmur Kel. Tegal Sari III Kec. Medan Area Al-Ihsan Kel. Tegal Sari II Mandala Medan Al-Waqif Kel. Sudirejo I Medan Al-Istiqomah Jl. Seto Medan Al-Muhtadin Perum. Medan III Simalingkar Al-Istiqomah Deli Plaza Medan Ar-RivaUi Komp. TPI Kel. Harjosari Medan Amplas Baiturrahman Jl.Merica Raya Blok F Simalingkar Bulan, Simp.Kampung USU Medan Baitul Ghafur Jl.Perjuangan Medan Baitush Sholihin Kel. Pangk. Masyur-Medan Johor Baitut Tasyakkur Belawan Baabul Falaah Jl. Karya Bakti Kel. Indra Kasih Baiturrahim Jl. Sari Gg. Masjid, Marindal Baiturrahim Kel. Berngam Binjai Baitur Rahman Kel. Harjosari Kec. Medan Amplas Baiturrahman PTN II Jl. Gaharu Medan Badiuzzaman Sunggal Pekan, Kec. Sunggal Baiturrahman Johor Indah Permai Medan Baitul Rahman Jl.Rami Perum.Simalingkar Darulazharjadid Jl.Cengkeh Harjosari II Darul Huda Jl.Kasuari Sei Sikambing B Medan Darul Amin Kel.Tembung Kec. Medan Tembung Darul Ali Kel. Sei Mati Kec. Medan Maimoon Daarul Asjaad Jl.Rawa 28 Kel. Tegas Sari Daurun Nur Kel. Suka Maju Kec. Medan Johor Hajjah Syarifah Nst Blok VI Helvetia Timur Hajjah Khairuna Fauzy Simp. Selayang Hidayatullah Kel. Indra Kasih Medan Tembung Hidayatullah Kel. Sukadamai Medan Polonia Hidayatul Ihsaniyah Kel. Sei Kera Hulu Istiqomah Jl.Amal Luhur No.86 Medan Isti'adah Jl.Amal No.4 Kel.Sunggal Islamiyah Jl. Jati III Kel. Teladan Timur Istiqomah Jl.Bambu Runcing, Medan Perjuangan Ikhlasiyah Kel. Sidorejo Hilir Medan Tembung Ikhlasiyah Kel. Harjosari Medan Amplas Pertanyaa 1, Ketika imam berkhutbah (Jumat) kita dilarang berbicara, sedangkan di antara kedua khutbah itu merupakan tempat berdoa yang mustajab. Apakah berdoa pada saat tersebut membatalkan pahala Jumat? Terima kasih. Jawab, Mengenai mustajabnya doa pada hari Jumat, terdapat beberapa hadis antara lain. hadis riwayat al-Bukhari, bahwa pada hari Jumat terdapat sesuatu saat, yang bila, pada saat tersebut seseorang berdoa dalam salatnya meminta sesuatu kepada Allah, maka Allah akan memberikan permintaannya itu. hadis yang berasal dari Anas ra. bahwa Jibril datang kepada Nabi saw dan berbicara tentang kewajiban dan keutamaan Jumat. Kemudian, atas pertanyaan Rasul Allah saw ia menjelaskan bahwa pada hari itu terdapat suatu saat yang terbaik. Bila ketika itu seseorang berdoa meminta kebajikan maka kebajikan tersebut menjadi miliknya (huwa lahu). Sebagaimana diberikan sesuai dengan permintaannya, dan sebagian lainnya disimpan (uddukhira lahu) dalam bentuk yang lebih baik. Bila pada saat itu seseorang meminta perlindungan dari suatu kejahatan (syarr) maka Allah akan melindunginya dari kejahatan yang lebih besar daripadanya. SELAMAT AKU LIPSTIK, BEDAK, GINCU, DEODORANT KUTEX SEMUA ADA DI DA- LAM BAJUKU. YANG KU- BAYAR HANYA CELANA JEANS SAJA. hadis yang masyhur, bahwa pada hari Jumat terdapat suatu saat yang ibla seseorang berdoa meminta sesuatu tepat pada saat tersebut, maka Allah akan memberikan permintaannya. Menurut Abu Talib al-Makki, karena tidak terdapat penegasan, maka ada beberapa pendapat ulama tentang saat mustajab tersebut, ketika matahai terbit Konsultasi Agama Islam Menikahi Pembantu Dan Asyik Istri Muda Asnawi A.Rahman, Jl.Merdeka 54-55 Lhokseumawe A setelah asar, atau di penghujung waktunya. ●ketika terbenanm matahari, yakni pada saat sisi bawah pringan matahari itu mulia tertutup dari pandangan. Ini sesuai dengan pernyataan dan praktik Fatimah putri Rasul Allah saw yang selalu menyuruh khadamnya memantau saat tersebut, dan beliaupun berdoa dan ber-istiqfar sampai matahari benar- benar terbenam. ketika orang-orang berdiri untuk shalat ketika tergelincir matahari (zawal) Selanjutnya, Abu Talib al-Makki mengatakan, sebagian ulama berpendapat bahwa saat itu adalah mubham, tidak dapat ditentukan, sama halnya dengan lailatul qadr pada bulan Ramadan. Dengan demikian, setiap hamba Allah dituntut agar berdoa sebanyak-banyaknya pada hari Jumat, agar ia mendapatkan peluang yang lebih besar, doanya bertepatan dengan saat tersebut. Namun demikian, beliau sendiri tetap menekankan perlunya berdoa pada saat imam naik ke mimbar sampai salat Jumat ditegakkan dan ketika matahari terbenam. Al-Muslimin Kota Madya Medan Al-Ikhwanul Wathan Jl. A.R. Hakim Gg. Langgar Drs. Abd. Rahman, B.B. Al-Mukarromah Tanjung Gusta Medan Drs. Mahadi Al-Mukhlisin Tanjung Gusta Medan ketika azan (Jumat) ketika imam naik ke mimbar Adalah benar bahwa bagi orang yang dapat mendengar khutbah, dikenakan larangan berbicara sebagaimana dikemukakan pada pertanyaan. Walaupun menurut pendapat yang masyhur dari qawl jadid, hal itu tidak sampai haram, namun, orang tersebut tidak dianjurkan membaca al-Qur'an atau berzikr (dan berdoa), sebab mendengarkan khutbah itu dianggap kedua khutbahnya, Abu Ishaq al-Syirazi, al-Gazali, dan beberapa ulama lainnya, secara tegas menyatakan bahwa pada saat itu dibenarkan berbicara. Larangan yang dikemukakan oleh beberapa ulama lainnya hanyalah didasarkan atas kekhawatiran, kalau-kalau pembicaraan itu berlanjut sampai kepada khutbah yang kedua. Dari keterangan terakhir ini, dapatlah dikemukakan bahwa berdoa pada waktu imam duduk di antara dua khutbah itu adalah dibenarkan. Namun perlu diperhatikan agar hal itu tidak berlanjut sampai kepada saat imam sudah masuk pada khutbah yang kedua. Sepanjang hal ini dapat dijaga, maka, in sya' Allah, doa tersebut tidak akan mengurangi atau membatalkan pahala Jumat. Wa Allahu a'lam. Sumber, al-Nawawi, Syarh al-Muhazzab, J.IV,hlm 523-524; Abu Talib al-Makki, Qut al-Qulub, Jz, 1, hlm 63, 66; Muhammad 'Abd al-Salam, al-Sunan wa al-Mubtada'at, hlm 81. Seorang hamba Allah Pertanyaan 3, Bagaimana hukumnya bila seorang suami mengetahui bahwa istrinya berzina dengan pria lain, namun ia tetap memakainya sebagai istri simpanan? Jawab, bila suami mengetahui istrinya berzina, tentulah ia wajib melarangnya, dalam rangka nahy 'an al-munkar. Merelakan kejadian seperti itu adalah haram, sebab itu berarti rida dengan kemaksiatan. Kemudian, bila seorang istri yang tidak dapat memelihara kesucian dirinya (gair afifah), maka suami dianjurkan (mustahabb) menceraikannya. Ini sesuai dengan petunjuk hadis, bahwa seseorang datang kepada Nabi mengeluhkan istrinya yang tidak menolak ajakan orang melakukan jima'. Lalu, Nabi saw menganjurkan agar orang tersebut menceraikannya. Wa Allahu a'lam. Sumber, al-Nawawi, Raudah al-Talibin, J.VIII, hlm 3; Abu Ishaq al-Syirazi, al-Muhazzab, J.II, hlm 78; al-Syarqawi, Hasyiyah al-Syarqawi 'ala al-Tahrir, J.II, hlm 293, 325. Dalam hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia, untuk melakukan perkawinan poligami seorang suami harus mendapatkan persetujuan dari istrinya, tetapi dalam kasus-kasus tertentu, persetujuan tersebut dapat digantikan dengan izin pengadilan setelah melalui pertimbangan-pertimbangan, secara Kotamadya Medan 14 Rabiul Akhir / 6 Juli 2001 Pertanyaan 1, Kami mohon penjelasan, bagaimanakah hukumnya bila tanpa sepengetahuan istrinya, seorang suami menikahi pembantunya, (di bawah tangan) dan tetap menempatkan kedua istrinya itu dalam satu rumah. Jawab Drs. H. Lukman Usman Buyung Effendi, S.Ag. Drs. Basyaruddin Djahar Drs. Matsyeh Drs. Hakimuddin Drs. Nazaruddin Siregar Drs. Dariansyah Istiqomah Komp. Veteran Medan Estate Ikhwaniah Kel. Sidorejo Hilir Medan Tembung Drs. H.Suhaimi Hasby LC Jami' Jl.Setiabudi Pasar I Lingk. VIII Tg.Sari Drs. H.Mhd. Arfan Daulay M.A. Jami' Jl Merdeka Pulo Brayan Kota Drs. Ibrahim Purba Jami' Jl.Pinang Baris No.19 Medan Sunggal Jami' Ash-Sholihin Kel. Sei Mati Medan Maimun Jami' M. Jayak Kel. Sei Sikambing C-II Jami' Kec. Tanjung Morawa Jami' Jl. Mesjid Kel. Tanjung Rejo Jami' Jl. Air Bersih Gg. Satu Medan 228 OBRADE Chalid Chair Harahap, S.Ag Hasrin Noor B.A Drs. Sarbini Drs. Effendy Sazali Drs. Syarifuddin Siagian Nazaruddin Siagian Drs. Jamaluddin Pohan Ust. Muhammad Azir Drs. Bahrum Saleh H.M. Yasin Hanafiah Drg. Asfan Bahri Drs. Ali Amran SKD Drs. Muniruddin Drs. Fauzi Usman H. Abdul Ghafur Drs. M. Zamli Deliman Siregar S.Ag H. Yazid Syamsudin, L.C Drs. Sutikno Fahmi Drs. H. Jalaluddin Hsb. Ibnu Sina RSU Dr.Pirngadi Medan Istiqomah Jl. Abdul Hamid Medan Muslimin Jl.Gedung Arca Gg.Jawa Medan Muttaqien Jl.Luku I Kwala Bekala P.Bulan Mukhlishin Jl.Darussalam Sei Rokan Medan Darmin Bhakti Hasibuan, B.A Maraset Jl. Sei Deli Medan Drs. M. Yahya Tambunan Miftahul Jannah Kel. Tg. Gusta Medan Helvetia Muallimin Jl.S.M.Raja Kp.Keluarga No.33 Miftahul Jannah PT. Nusira Medan Amplas Muslimin Kota Matsum I Medan Muslimin Jl. Sei Batang Serangan Nurul Huda Asrama Brimob Medan H.M. Syukur Drs. Zainal Arifin Drs. Shalahuddin Lbs. Safrizal, M.H. Ikhwanul Muslimin Binjai Km. 10 Gg. Damai Ikhlashiyah Kel. Sei Kera Hulu Medan Istiqlal Jl. Halat Medan Drs. H. Suaidi Lubis Drs. Humala Harahap Drs. A. Taufiq, SH Drs. Azizon, SH Drs. Son Haji Harahap Drs. Bakri Pasaribu Drs. Kandi Arafah Kel. Binjai Kec. Medan Denai Drs. H. Abd. Roni Lbs. Yusuf, B.A. Amal Ngalengko Saudara Jl. Ngalengko Medan Asyakirin Deli Tua Medan Ust. Almunir Abd. Wahab Drs. Zakaria, B.B. Drs. Burhanuddin Nst. Jami' Harjosari Kec. Medan Amplas Al-Aminin Kel. Pahwalan Kec. Medan Perjuangan Drs. Kamidin Selian Jami' Iyyatush Sholihin Tg. Mulia Medan Deli Al-Majidiyah Jl. Prof. H.M Yamin Gg. Belimbing Drs. H. Zulakmal, L.C, M.A. Jami' Al JamiUah Univ. Islam Sumatera Amal Muslimin Kel.Menteng. Kec.Medan Denai Al-Ansor Medan Denai Drs. M. Basir Yahya Jami' Taqwa Kel. Tegal Sari III Medan Jami' Sentosa Kel. Sei Kera Hulu Medan Drs. Hasan Basri M.S. Ramli Siregar Husin Drs. Abdul Halim Arsyad Drs. Endri Muliardi Drs. Marwan Sinambela Drs. H.M. Nizar Syarif Drs. Khairul Akmal Rangkuti Drs. Ramli Nur, M.A. Jami' Kel. Aur Kec. Medan Maimun Kantor Pos Klas II Medan Kampus Unimed Medan Drs. H.A. Aziz Harahap Drs. A. Ghazali Rangkuti Drs. Sofyan Sirait Drs. Cholil Hsb. SH Karang Berombak Sei Deli Medan Kampus Univa Medan Drs. Muhammad Sofyan Drs. Arifin Usman Drs. Yahya Syamsuddin Khalid Bin Walid Kel. Kota Matsum I Medan Area H. Muchtar Amin Lama Medan Sumut Drs. Ramlan Y. Rkty. M.A. H. Zulfiqar Hajar, L.C. Drs. Ali Imran SKD Zainuddin Thalib Drs. H. Tohiruddin Nasution Drs. Wahid Hasan Nurul Falah Poltabes JL.H.M.Said No 1 Medan Nurul Mukmini Jalan Kenanga Raya Medan Nurul Iman Denkon LPIA Al-Azhar Nurul Islam Jl. Kertas Medan Nur Sa'adah Jl. Raya Medan-Tg.Morawa Km-12 Nurul Hayat Komp. Lizadri Putera Medan Nurul Yaqin Kel. Glugur Darat II Mdn.Timur Nurul Huda Jl.Setia Budi Gg.Rambe Tj.Sari Nurul Iman Jl. Irigasi Kel.Mangga Mdn.Tuntungan Nurul Huda Jl. Sei Serayu Medan Nurul Huda Jl. Bunga Asoka - Asam Kumbang Nurul Huda Jl. Letjen Djamin Ginting Km. 8 Nurul Huda Jl. Brigjen Katamso Gg. Netral Nurul Islam Kel. Karang Berombak Medan Nurul Muslimin Kel. Sidorejo Hilir Nurul Iman Kel. Bantan Kec. Medan Tembung Drs. Alimuddin Afandi Drs. Makmur Drs. H. Fadlan Zainuddin Drs. Sudarto Drs. Khatim Hasan Drs. Adnan Ritonga SA22AD GAYA PLAZA Tenny VADIL WSP Drs. Mahyuddin Azra H.M. Ishaq Lubis Drs. M. Yamin Drs. Khudri Lubis M. Bambang Irawan, Nst. H. Ismail Malik Drs. Anwar L. Kalimantan Drs. Burhanuddin, B. Drs. Agus Salim Pardede Drs. H.M.Selian Ues Sulkorni SS Drs. Abdullah Yahya H.Ahmad Iqbal, LC Drs. Muslim Drs. H. Thamrin Munte H. Fikri Abdul Rahman, B.A. Drs. Nasrun Zakaria 3.W Peringatan Buat Yang Suka Ngutil Tahu. Mengambil barang orang lain, seperti mencuri ataupun mengutil di pertokohan, meski- pun tidak diketahui oleh pemi- liknya, namun Allah Maha Hadis berikut ini menjadi peringatan buat mereka yang suka mengambil barang orang lain dengan tidak sah. Dari Abu Said al-Khudri, Rasulullah saw bersabda: Jika orang Mukmin lepas dari ne- raka maka mereka ditahan di jembatan antara surga dan ne- raka. Mereka masih akan diadili tentang barang tidak sah yang diambilnya selagi di dunia sampai mereka bersih dan terpelihara dirinya dengan kebaikan, baru kemudian me- reka diizinkan masuk surga. (Hussein Bahreisj, Himpunan Hadist Shahih Bukhari, penerbit Al-Ikhlas, Surabaya). Diasuh oleh DR. Lahmuddin Nasution, M.Ag Dosen Pasca Sarjana IAINSU FAI-UISU formal, ketentuan ini masih sah dan berlaku, sekalipun pada beberapa tahun terakhir ini, hal tersebut kembali terangkat menjadi bahan perbincangan. Sebaliknya dalam kajian fiqh Islam, persyaratan yang diperlukan untuk berpoligami adalah kemampuan suami untuk berlaku adil terhadap istri- istrinya serta kemampuan memenuhi kebutuhan keluarganya. Fiqh Islam tidak mengharuskan adanya persetujuan dari pihak istri atau istri-istri terdahulu. Mengenai calon istri (termasuk istri kedua dan seterusnya), Islam menganjurkan agar seseorang memperhatikan nilai keagamaan (din) perempuan yang akan dinikahinya. Kesetaraan sosial (kafa'ah) yang juga dianjurkan, tidaklah terlalu penting dan dapat diabaikan dengan kerelaan pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, status seorang perempuan sebagai pembantu, tidaklah menghalangi keabsahan perkawinannya dengan majikannya. Masalah penempatan dua orang istri pada satu rumah, biasanya dibicarakan pada bab mu'asyarah bi al-ma'ruf, yang merupakan bagian dari hak-hak suami danistri. Secara global, sebagaimana dikemukakan oleh al-Syafi'i, al-ma'ruf dalam pergaulan suami istri itu adalah masing-masing pihak menahan diri dari perbuatan yang tidak disenangi (al-makruh) oleh pihak lainnya. Dalam kaitan ini, al-Nawawi menegaskan, seseorang yang mempunyai dua orang istri, haram menempatkan keduanya pada satu tempat tinggal (maskan), walaupun hanya untuk satu malam, kecuali dengan kerelaan dari mereka. Tempat tinggal yang dimaksudkan di sini, adalah yang sesuai dengan istri itu masing-masing, dapat berupa rumah (dar) ataupun kamar (hujrah). Namun, mereka boleh ditempatkan pada kamar-kamar yang berbeda dari satu bangunan, bila kamar-kamar bangunan (dar) tersebut terpisah, masing- masing mempunyai marafiq tersendiri, misalnya pintu, kamar mandi, halaman dan jalan masuk yang berbeda satu sama lain. Jadi, dari keterangan ini jelaslah bahwa penempatan dua istri pada satu rumah, adalah haram, kecuali dengan persetujuan keduanya. Wa Allahu a'lam. Sumber, al-Nawawi, Raudah al-Talibin, J.VII, hlm 344-348. Sondang Harahap Drs. Achmad Muslim Drs. H. Zakaria Anshari Drs. H. Shalahuddin Lbs. H.M. Darwin Zainuddin, MA H. Muchtar Baijuri Pertanyaan 2 Bolehkan seorang suami tidak memberi nafkah batin kepada istri pertamanya, selam berbulan-bulan, karena ia asyik dengan istri mudanya? Bila terjadi perkawinan baru, maka dalam hal ini, istri baru itu mendapatkan hak khusus untuk didampingi oleh si suami. Dengan demikian, si suami wajib bermalam bersama istri barunya selama tujuh malam berturut-turut, bila istri tersebut adalah gadis, dan tiga malam bila janda. Lebih dari waktu tersebut ia kembali wajib memberikan giliran secara adil. Jawab, Bila yang dimaksud dengan nafkah batin ini adalah jima', maka menurut para ulama, pada dasmya seorang suami tidaklah wajib memberikan perlakuan yang sama terhadap istri-istrinya, dalam hal jima', melainkan sunat adanya. Dalam pembicaraan tentang 'usyrah dan keadilan sebagai kewajiban suami yang berpoligami, perbincangan hanya terbatas pada masalah mabit, yakni bermalam bersama istri. Dalam hal ini, si suami wajib memberikan giliran yang sama bagi setiap istrinya dan ia tidak dibenarkan (haram) mendatangi rumah istrinya yang sedang tidak mendapat giliran pada malam hari. Mengenai giliran itu sendiri, sebaiknyalah diaturnya masing-masing satu malam, sebagaimana yang dipraktikkan oleh Rasul Allah saw, tetapi boleh juga dengan masing-masing dua atau tiga malam berturut-turut. Jadi, si suami tidak dibenarkan terus-terusan bermalam bersama dengan istri barunya, dan mengabaikan istrinya yang terdahulu, lebih dari tiga atau tujuh hari itu. Wa Allahu a'lam. Sumber, al-Nawawi, Raudah al-Talibin, J.VII, hlm. 354-357. Nurul Iman Kamp. Baru Kec. Medan Maimon Nurul Iman Kel. Timbang Deli Medan Amplas Nurul Ikhwan Tanjung Morawa Nurul Falah Jl. Eka Rasmi Medan Johor PT.Bank BNI JL.Pemuda No.12 Medan Perjuangan 45 Jl. Prof. H.M. Yamin SH Quwwatul Muslimin Jl.H.M.Joni No. 69D-Medan Qiblatin Jl. Cinta Karya Kel. Sari Rejo Rumah Makan ACC Ridho Shobirin Jl.Garu VI Harjosari Rahayu Jl.Pukat Banting I Mandala By Pass Raya Pusat Pasar Medan Rabithah Jl. Karya Darma Kel. P. Masyhur Raya Al-Muhajirin Kel. Kenangan Baru Shafiyyatul Amaliyyah Jl.Setia Budi 191 Medan Silaturrahim Jl. Emas 10 Medan Silaturrahim Jl. Pelajar Medan Syuhada Komp. Pemda Tk. II P. Brayan Silaturrahim Kel. Tegal Sari III Medan Area Taqwa Sidorame Barat Jl.Pelita II Taqwa Jl.Pulau Harapan Depan Perg. Eria Taqwa Jl. Pertiwi Kel. Bantan Medan Taqwa Jl. Abd.Hakim Tj.Sari Medan Taqwa Sidorejo Hilir Jl. Tangkul II Taqwa P.Bulan Jl.Sembada Gg.Masjid Taqwa Jl.Karya Gg.Madrasah 24 Medan Taqwa Jl.Bromo Gg.Aman 23 Medan Taqwa Jl.Sutomo Ujung Gg.A Kel. Durian Medan Drs. M. Yahya Taqwa Sei Sikambing C-II Medan Taqwa Ranting Jl.Mandailing Taqwa Jl. Sawit Raya Perum. Simalingkar Taufiq Lingk. I dan II Polonia Medan Tarbiyah Simp. Limun Medan Taqwa Puri Komatsum Kodya Medan Taqwa Jl. Demak Medan Drs. Zulkifli, H.S. Drs. Bahran Tanjung Drs. Darwan Syah Simanjuntak Drs.Muchtar Yahya Lbs, B.A. H. Abdullah Tarmini, MA Drs. H. Ismail Amar Drs.Sulaiman Barus H.Burhanuddin Nur, L.C Drs. Lukman Hakim Drs. Rusli Tanjung Drs. M. Tarmizi Effendy Drs.H. Agus Taher Nasution Drg. Asfan Bahri Ustaz H.M. Idris Nasution Drs. Sunaryo Drs. Ahmad Azizi, AM Drs.Mhd. Arsyad Drs. Thaib El Rawi Drs. Syahrun Purba Drs. Mara Jaksa Hrp. H.M. Nur Rizali, S.H. Drs. Budi Hermanto Drs. M. Yakub Amin Shodiqin, S.Ag M. Nuh Rambe Drs. Abd. Kadir Jailani Mex Zainis Tjaniago Taqwa Jl. Setia Budi Tg. Rejo Medan Taqwa Muhammadiyah Bandar Selamat Taqwa Jl. Mandala By Pass Taqwa Sei Putih Barat Medan Petisah Taqwa Jl. Pasundan Gg. Buku Medan Taqwa Kampus III UMSU Taqwa Jl. Asrama Sei Sikambing C-II Taqwa Jl. Merpati Sei Sikambing B Medan Taqwa Kel. Bantan Kec. Medan Tembung Taqwa Polonia Medan Taqwa Jl. Megawati Medan Taqwa Jl. Garuda Sei Sikambing B Medan Thaiyibah Jl.Multatuli Lingk. 1 No. 20 Taqwa Darul Arqam Jl.Gedung Arca Gg.Sehat Taqwa Jl.Mustafa No.1 Kp.Dadap Medan Ubudiyah Jl.Mandala By Pass Medan Ubudiyah Jl. Kebun Bunga Medan Ulul Albab IAIN Sumatera Utara Drs. Ibnu Hajar Harahap Jamaluddin Al Batahany Drs. M. Syafei Nasution Drs. H.M. Haryanto Drs. Hamdan Yazid Drs. Rusnan Nst. Drs. H. Mukhtar Abdullah Drs. H. Baniyamin Lubis K.H. Munawar Khalil Drs. Parluhutan Siregar Drs. Burhanuddin Drs. Repdinal Dr. Hasyimsah Nst. M.A. Drs. Nur Al-Jum'at S.H. Drs. Busyro Razak Drs. Dalail Ahmad, M.A. Thosin Burhani, S.H. Drs. H. Miskun, A.R. Drs. Daud Yusuf Drs. Ulumuddin Hamsy Ikhwan Lubis B.A Drs. H. Nawir Yuslem M.A. Drs. Muhidin Gurning Drs. Suparmin, S Prof.Dr.H.A.Yakub Mtd., M.A Color Rendition Chart WASPADA Me DAN henda ng-orang yang di belakang me yang mereka teraan) merek mereka berta daklah merek yang benar. ( Pada bulan Juni hampir seluruh orang anak disibukkan denga rutin tahunan, yakni Ebtanas. Sekarang ha luruh perhatian kita kan pada persiapan atau berburu perguru lainnya dan mencari sekolah bermutu bag putri kita. Kesibukan sangat positif dan patut kuri. Karena hal ini me wujud kepedulian terh sa depan putra-putri masa depan Bangsa da tercinta ini. Tak bisa k ngkan dan sungguh sa jika setiap orang tua su peduli lagi akan pendid ra-putrinya. Maka am jar dan memang sudah nya bila setiap orang t pertaruhkan segala- bagi masa depan put. buah hati dan penerus Tulisan ini akan m hal tersebut dengan m tema: "Rumahku Surg ma ini bersumber dari u Rasulullah SAW, yan puitis tentang kondis tangga ideal yang bel bakan, yaitu: "Baiti J Tema "Rumahku Sur pilih berdasarkan pen bahwa prestasi siswa/ wa sangat bergantung na kehidupan rumah mana ia dibesarkan. nyak mendengar kisah hasiswa yang lulus den dikat Suma cum laude ngan indek prestasi k (IPK) 4.0, ternyata me asal dari keluarga yan nis. Walaupun keman nansialnya tidak ber Bahkan sebagian dar justru berasal dari kel derhana yang hidupny san. Dan hanya satu-d saja yang tetap mampu tasi walaupun keluarg rantakan. Pemahama inilah yang menganta kepada kesadaran bah arga adalah benteng pe terakhir bagi masa de Bagaimana menjac mah kita sebagai su kita?. Marilah kita kaji syarat utama untuk m kan "Rumahku Surga Pertama: Bangu tangga dengan rezeki ya sebagai fondasinya. M kanlah yang halal dan l rezeki yang telah diberik kepadamu: dan syukur mat Allah, jika hanya Allah saja kamu beriba Qur'an S. An Nahl (16) hat juga S. Al Baqarah dan S. Al Maidah (5): Beberapa bulan y hampir semua lembaga para tokoh Nasional, ul ganisasi Islam dan seba sar lapisan masyarak. berikan reaksi yang ker dap kasus tercemarnya Ajinomoto oleh Bactosay tu zat katalis yang meng unsur Babi. Kecuali sec koh Nasional yang seka orang ulama dan bebera tir orang yang sepaham. nya berpendapat yang a seberangan dengan orang Ghirah keislaman sep sungguh sangat menge Pemimp "BILA kalian be lebih dari satu orang, ar salah satunya menjadi pin kamu. Demikian sa Hadits Nabi Muhamma suatu makna filosofi yan dalam artinya. Sampai umat yang shalat ber jauh lebih banyak par dibanding bila shalat se Hal itu konotasinya dari keberadaan seorang pin. Dan syarat seorang tidak melihat dari umur tapi kadar iman dan pen an agamanya. Dengan k seorang pemimpin harus nuhi beberapa kriteria Muhammad, sebelur kat jadi Rasul telah perlihatkan jiwa kepemi yang berwibawa. Wakt sepakati kepala suku menyelesaikan perten mereka, siapa yang menempatkan kembal Aswad pada tempatnya d Kabah, setelah rumah yang dibangun Nabi Ibra dilanda banjir. Singkat cerita, beliau ambil selembar kain da takkan Hajar Aswad (b tam) di tengahnya, lalu kepala suku disuruh mer pinggirnya kemudian di secara bersamaan. Tid yang protes, sampai Na hammad dijuluki Al Ami Dari sisi lain, setia kataan dan perbuatan menjadi salah satu hukum (Hadits), karena kebenar kekonsistenannya. Artiny buatan dan perkataann mang patut diteladani. sembarang ngomong dan pernah meralat perkata karena memang tidak p bohong. Sampai-sampa Padits mengatakan, me seseorang tanpa bukti, lel jam dari pembunuhan. Inilah profil seorang p pin yang sampai sekarar ran-ajaran Ilahi yang diba kian berkembang di sea jagad. Salah seorang pe barat malah menempatkan Muhammad tokoh nomo- dari 100 tokoh dunia se berabad-abad, padahal d
