Tipe: Koran
Tanggal: 2001-07-06
Halaman: 13
Konten
Juli 2001 12 zitz.. gatan Buat Suka Ngutil mbil barang orang mencuri ataupun pertokohan, meski- ketahui oleh pemi- mun Allah Maha erikut ini menjadi buat mereka yang mbil barang orang n tidak sah. u Said al-Khudri, saw bersabda: Jika min lepas dari ne- mereka ditahan di ntara surga dan ne- eka masih akan ang barang tidak ambilnya selagi di pai mereka bersih ara dirinya dengan aru kemudian me- kan masuk surga. hreisj, Himpunan ih Bukhari, penerbit urabaya). nuddin Nasution, M.Ag a IAINSU FAI-UISU Muda in pada beberapa tahun i bahan perbincangan. yang diperlukan untuk aku adil terhadap istri- eluarganya. Fiqh Islam atau istri-istri terdahulu. an seterusnya), Islam gamaan (din) perempuan yang juga dianjurkan, m kerelaan pihak-pihak agai pembantu, tidaklah majikannya. ah, biasanya dibicarakan an bagian dari hak-hak ukakan oleh al-Syafi'i, g-masing pihak menahan ah) oleh pihak lainnya. orang yang mempunyai da satu tempat tinggal ali dengan kerelaan dari alah yang sesuai dengan taupun kamar (hujrah). amar yang berbeda dari sebut terpisah, masing- kamar mandi, halaman Datan dua istri pada satu keduanya. Wa Allahu VII, hlm 344-348. kah batin kepada istri dengan istri mudanya? lah jima', maka menurut memberikan perlakuan melainkan sunat adanya. ebagai kewajiban suami la masalah mabit, yakni jib memberikan giliran an (haram) mendatangi a malam hari. Mengenai g-masing satu malam, saw, tetapi boleh juga urut-turut. stri baru itu mendapatkan an demikian, si suami n malam berturut-turut, anda. Lebih dari waktu cara adil. malam bersama dengan, ulu, lebih dari tiga atau wi, Raudah al-Talibin, getahui bahwa istrinya sebagai istri simpanan? mia wajib melarangnya, adian seperti itu adalah . memelihara kesucian habb) menceraikannya. ng datang kepada Nabi rang melakukan jima'. t menceraikannya. Wa bin, J.VIII, hlm 3; Abu wi, Hasyiyah al-Syarqawi 001 Drs. Zulkifli, H.S. Drs. Bahran Tanjung Drs. Darwan Syah Simanjuntak Drs.Muchtar Yahya Lbs, B.A. H. Abdullah Tarmini, MA Drs. H. Ismail Amar Drs.Sulaiman Barus H.Burhanuddin Nur, L.C Drs. Lukman Hakim Drs. Rusli Tanjung Drs. M. Tarmizi Effendy Drs.H. Agus Taher Nasution Drg. Asfan Bahri Ustaz H.M. Idris Nasution Drs. Sunaryo Drs. Ahmad Azizi, AM Drs.Mhd. Arsyad Drs. Thaib El Rawi Drs. Syahrun Purba Drs. Mara Jaksa Hrp. H.M. Nur Rizali, S.H. Drs. Budi Hermanto Drs. M. Yakub Amin Shodiqin, S.Ag M. Nuh Rambe Drs. Abd. Kadir Jailani Mex Zainis Tjaniago Drs. M. Yahya Drs. Ibnu Hajar Harahap Jamaluddin Al Batahany Drs. M. Syafei Nasution Drs. H.M. Haryanto Drs. Hamdan Yazid Drs. Rusnan Nst. Drs. H. Mukhtar Abdullah Drs. H. Baniyamin Lubis K.H. Munawar Khalil Drs. Parluhutan Siregar Drs. Burhanuddin Drs. Repdinal Dr. Hasyimsah Nst. M.A. Drs. Nur Al-Jum'at S.H. Drs. Busyro Razak Drs. Dalail Ahmad, M.A. Thosin Burhani, S.H. Drs. H. Miskun, A.R. Drs. Daud Yusuf Drs. Ulumuddin Hamsy Ikhwan Lubis B.A Drs. H. Nawir Yuslem M.A. Drs. Muhidin Gurning Drs. Suparmin, S Prof.Dr.H.A. Yakub Mtd., M.A WASPADA JUMAT, 6 JULI 2001 13 Membina Rumah Menjadi Surga asist shahihe Apa kata Hukum Qisash DAN hendaklah takut kepada Allah ora- ng-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejah- teraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hen- daklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (Al-Qur'an S. An-Nisa (4): 9) Pada bulan Juni-Juli ini hampir seluruh orang tua dan anak disibukkan dengan agenda rutin tahunan, yakni Ebta dan Ebtanas. Sekarang hampir se- luruh perhatian kita tercurah- kan pada persiapan UMPTN atau berburu perguruan tinggi lainnya dan mencari sekolah- sekolah bermutu bagi putra- putri kita. Kesibukan seperti ini sangat positif dan patut kita syu- kuri. Karena hal ini merupakan wujud kepedulian terhadap ma- sa depan putra-putri kita dan masa depan Bangsa dan Negara tercinta ini. Tak bisa kita baya- ngkan dan sungguh sangat naif, jika setiap orang tua sudah tidak peduli lagi akan pendidikan put- ra-putrinya. Maka amatlah wa- jar dan memang sudah seharus- nya bila setiap orang tua mem- pertaruhkan segala-galanya bagi masa depan putra-putri, buah hati dan penerus generasi. Tulisan ini akan menyoroti hal tersebut dengan mengambil tema: "Rumahku Surgaku". Te- ma ini bersumber dari ungkapan Rasulullah SAW, yang sangat puitis tentang kondisi rumah tangga ideal yang beliau dam- bakan, yaitu: "Baiti Jannati". Tema "Rumahku Surgaku" di- pilih berdasarkan pengamatan bahwa prestasi siswa/mahasis- wa sangat bergantung pada war- na kehidupan rumah tangga di mana ia dibesarkan. Kita ba- nyak mendengar kisah para ma- hasiswa yang lulus dengan pre- dikat Suma cum laude atau de- ngan indek prestasi kumulatif (IPK) 4.0, ternyata mereka ber- asal dari keluarga yang harmo- nis. Walaupun kemampuan fi- nansialnya tidak berlebihan. Bahkan sebagian dari mereka justru berasal dari keluarga se- derhana yang hidupnya pas-pa- san. Dan hanya satu-dua orang saja yang tetap mampu berpres- tasi walaupun keluarganya be- rantakan. Pemahaman seperti inilah yang mengantarkan kita kepada kesadaran bahwa kelu- arga adalah benteng pertahanan terakhir bagi masa depan kita. Bagaimana menjadikan ru- mah kita sebagai surga bagi kita?. Marilah kita kaji lima pra- syarat utama untuk mencipta- kan "Rumahku Surgaku" Pertama: Bangun rumah tangga dengan rezeki yang halal sebagai fondasinya. Maka ma- kanlah yang halal dan baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu: dan syukurilah nik- mat Allah, jika hanya kepada Allah saja kamu beribadah. Al- Qur'an S. An Nahl (16): 114. Li- hat juga S. Al Baqarah (2): 168 dan S. Al Maidah (5): 88 Beberapa bulan yang lalu hampir semua lembaga negara, para tokoh Nasional, ulama, or- ganisasi Islam dan sebagian be- sar lapisan masyarakat mem- berikan reaksi yang keras terha- dap kasus tercemarnya produk Ajinomoto oleh Bactosayton, sua- tu zat katalis yang mengandung unsur Babi. Kecuali seorang to- koh Nasional yang sekaligus se- orang ulama dan beberapa gelin- tir orang yang sepaham dengan nya berpendapat yang agak ber- seberangan dengan orang banyak. Ghirah keislaman seperti ini sungguh sangat menggembira- kan, patut disyukuri dan harus tetap dipelihara semangatnya. Untuk suatu produk maka- nan yang mengandung unsur haram-betapapun amat sangat kecil kadarnya, sehingga tidak terditeksi oleh teknik spektrofo- tometer tercanggih sekalipun- kita sangat selektif dan menolak untuk memakannya. Selayak- nya daya kritis terhadap baham makanan haram ini tidak hanya ditujukan dari segi material ya- ng kasat mata saja. Tetapi kita harus juga kritis terhadap keha- lalan sumber rezeki yang kita belanjakan untuk bahan pangan itu. Apakah nurani kita pernah memberontak dan menuntut agar uang yang kita belanjakan juga harus tidak boleh mengan- dung unsur haram, sebagaima- na kita menuntut Ajinomoto dan produk makanan lainnya harus 100% bebas dari unsur haram?. Barangkali kurang kritisnya kita dalam mencari sumber re- zeki yang halal merupakan pe- nyebab putra-putri kita menjadi beringas, malas belajar dan seri- ng terlibat tawuran dan penya- lahgunaan Narkoba. kalaupun mereka berprestasi dan kecer- dasan intelektualnya (IQ) tinggi karena gizinya terjamin dan ter- didik di sekolah unggulan, tetapi kecerdasan emosionalnya (EQ) rapuh. Sehingga mereka mema- ng cerdik, tetapi culas dan ke- jam. Kecerdikannya justru di- manfaatkan untuk keuntungan pribadi dengan merampas hak- hak orang lain. Kalaupun kecer- dasan intelektual dan kecerda- san emosionalnya dapat berkem- bang sempurna, tetapi kecerda- san spiritualnya (SQ) tetap ra- puh. Sehingga mereka memang cerdas, lincah, dan mampu men- jalin komunikasi yang hangat dengan berbagai kalangan. Teta- pi semua itu dilakukan dengan penuh kepura-puraan, demi me- raih kepentingan duniawiyah semata dan sangat jauh dengan sikap ikhlas semata-mata men- cari ridha Allah. Pendek kata, jika berilmu ia pelit untuk bera- mal, jikapun beramal miskin dari keikhlasan. Tegakan kita meracuni putra-putri kita de- ngan makanan yang haram se- hingga mereka terjerumus ke dalam gaya hidup seperti itu? Kedua: "Rumahku Surga- ku" kita bangun dengan cara memfungsikan rumah kita seba- gai Masjid. Artinya, jika masjid berfung- si sebagai tempat menegakkan nilai-nilai dan kegiatan periba- datan kepada Allah SWT dalam rangka taqarrab ilallah dan memperkokoh keakraban ja- maah, maka di rumah kitapun kita tegakkan shalat, dzikir, dan tilawah Al-Qur'an serta kita bina keakraban antar anggota keluar- ga. Akan tetapi shalat lima wak- tu bagi laki-laki lebih utama di- kerjakan berjamaah di masjid. Karena hal ini amat penting da- lam rangka membawa nilai-nilai dan nuansa Masjid ke dalam ru- mah kita. Rumah yang tak ada bekas- bekas shalat, rumah yang tak pernah terdengar alunan merdu ayat-ayat Al-Qur'an dan kalimat thayibah adalah rumah yang berhawa pengap dan membuat hati penghuninya selalu mera- Pemimpin Yang Bijak "BILA kalian bepergian lebih dari satu orang, angkatlah salah satunya menjadi pemim- pin kamu. Demikian salah satu Hadits Nabi Muhammad SAW, suatu makna filosofi yang sangat dalam artinya. Sampai-sampai Fumat yang shalat berjamaah jauh lebih banyak pahalanya dibanding bila shalat sendirian. Hal itu konotasinya tak jauh dari keberadaan seorang pemim- pin. Dan syarat seorang imam, tidak melihat dari umur semata, tapi kadar iman dan pengetahu- an agamanya. Dengan kata lain, seorang pemimpin harus meme- nuhi beberapa kriteria. Muhammad, sebelum diang- kat jadi Rasul telah mem- perlihatkan jiwa kepemimpinan yang berwibawa. Waktu itu di- sepakati kepala suku Quraisy menyelesaikan pertengkaran mereka, siapa yang berhak menempatkan kembali Hajar Aswad pada tempatnya di dalam Kabah, setelah rumah Allah yang dibangun Nabi Ibrahim AS dilanda banjir. Oleh Sumaharja Ritonga kan Islam. Pemimpin yang Adil Peran seorang pemimpin sangatlah besar terhadap rakyat yang dipimpinnya. Karena itu, seorang pemimpin memiliki tanggungjawab yang besar un- tuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang dipimpinnya, kare- na rakyat menumpukan hara- pannya kepada berbagai kebi- jakan yang diambil oleh pim- pinan yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas kehi- dupan mereka. Seorang pemimpin yang diharapkan dalam Islam adalah pemimpin yang adil. Seorang pemimpin yang adil adalah me- mimpin yang tentunya mampu mewujudkan tegaknya keadilan di tengah-tengah masyarakat. Pemimpin yang demikian sa- ngat tinggi nilainya di sisi Al- lah SWT. Hal itu, misalnya ditunjuk- kan oleh sebuah Hadits yang menjelaskan tentang tujuh golo- ngan atau pengelompokan ma- nusia yang akan mendapat per- lindungan Allah SWT di hari akhirat atau hari kiamat, yang waktu itu tiada perlindungan kecuali perlin- dungan dari Allah SWT. Nabi bersabda: "Tujuh ma- cam manusia yang dinaungi Al- lah dalam naungan-Nya di hari tak ada lagi naungan selain dari naungan Allah SWT. Singkat cerita, beliau meng- ambil selembar kain dan mele- takkan Hajar Aswad (batu hi- tam) di tengahnya, lalu semua kepala suku disuruh memegang pinggirnya kemudian diangkat secara bersamaan. Tidak ada yang protes, sampai Nabi Mu- hammad dijuluki Al Amin (adil). Dari sisi lain, setiap per- kataan dan perbuatan Nabi, menjadi salah satu hukum Islam (Hadits), karena kebenaran dan kekonsistenannya. Artinya, per- buatan dan perkataannya me- mang patut diteladani. Tidak sembarang ngomong dan tidak pernah meralat perkataannya karena memang tidak pernah bohong. Sampai-sampai ada Padits mengatakan, menuduh seseorang tanpa bukti, lebih ke- jam dari pembunuhan. Inilah profil seorang pemim- Kemudian, orang yang me- pin yang sampai sekarang aja- nyembunyikan sedekahnya sehi- ran-ajaran Ilahi yang dibawanya ngga tangan kirinya tidak tahu kian berkembang di seantero yang diberikan tangan kanan nya dan orang yang menyebut dengan nama Allah di dalam khalwat lalu bercucuran air matanya". (Riwayat Bukhari). (Berlanjut Jumat Depan) jagad. Salah seorang penulis barat malah menempatkan Nabi Muhammad tokoh nomor satu dari 100 tokoh dunia selama berabad-abad, padahal dia bu- Mereka itu adalah pemim- pin atau raja yang adil, pemuda yang banyak beribadat, orang yang hatinya selalu terpaut de- ngan masjid, orang yang ber- kasih-kasihan, berkumpul dan berpisah hanya karena Allah, orang yang diajak berbuat mak siat oleh perempuan yang me- miliki kedudukan dan kecan- tikan, lalu ia menolak dan berka- ta: Aku takut Allah. Oleh dr. H. Imron Khazim, MS "Arrijal". Sebagai suami dan ayah ia akan berusaha untuk memiliki keunggulan kompetitif atau mumpuni, baik dalam tang gung jawabnya sebagai pemberi nafkah maupun sebagai guru pendidik bagi keluarganya. Pan- taskah kita menuntut gelar "Ar- rijal" yang wajib jadi qawwam, sementara kita sendiri masih meragukan kehalalan rezeki yang kita nafkahkan kepada keluarga?. Dan sebagai guru pendidik keluarga, ilmu kitapun, khususnya ilmu agama, ter- nyata masih dangkal?. Keempat: "Rumahku Sur- gaku" akan terwujud bila rumah kita menjadi tempat kembali ba- gi seluruh anggota. Rumah sebagai tempat kem- bali artinya di rumahlah setiap anggota keluarga bersegera me netralisir pengaruh-pengaruh negatif di luar rumah. Rumah- lah sebagai tempat pemulihan energi untuk beramal shaleh ya- ng telah tersedot oleh ganasnya kehidupan. Rumahlah sebagai tempat untuk menjernihkan pi- kiran, menjaga idealisme dan meluruskan motivasi yang terce- mar oleh polusi pergaulan. Ru- mahlah tempat ibu dan bapak membelai putra-putrinya sambil membersihkan pengaruh buruk dari pergaulan dengan teman- temannya. dang. Sehingga setiap permasa- lahan selalu diselesaikan dengan marah-marah dan berujung pa- da pertengkaran. Karena Rasu- lullah SAW bersabda: Sinarilah rumah-rumahmu dengan shalat dan bacaan Al- Qur'an (HR. Baihaki dari anas RA). Perbanyaklah membaca Al-Qur'an di rumahmu, sesung- guhnya rumah yang tak ada orang membaca Al-Quran, akan sedikit sekali kebaikan dan akan banyak sekali kejahatan serta penghuninya selalu merasa sem- pit dan susah. (HR. Ad Daruqut- hni dari Anas RA). Ketiga: "Rumahku Surga- ku" dibangun dengan cara mem- fungsikan rumah kita sebagai Madrasah. Artinya, sebagaimana, Seko- lah atau Kampus, rumah kita difungsikan sebagai lahan tar- biyah di mana seluruh anggota keluarga menimba ilmu dan di- gembleng watak dan kepriba- diannya. Oleh karena itu, orang tua dituntut selalu menambah ilmu dan pengetahuannya sehi- ngga mampu menjadi guru bagi anak-anaknya. Orang tua harus mampu menularkan ilmu yang dimilikinya, memotivasi mereka untuk selalu menuntut ilmu, dan membina akhlak mereka sehingga menjadi anak yang shaleh dan shalehah. Berkaitan dengan ini, sela- yaknya kita cermati gugatan kalangan Feminisme tentang ayat "Arrijalu qawwamuna alan- nisa" (Al-Quran S. An Nisa:34). Ayat ini selayaknya dipahami secara substanif. Artinya, seora- ng laki-laki tidak serta merta menyandang predikat qawwam (pemimpin) bagi wanita hanya lantaran mereka berjenis kela- min laki-laki. Penafsiran sub- stansif ini akan mendorong laki laki untuk benar-benar menjadi BAGAIMANA sayang- nya orang pada Nabi SAW, tidak perlu diragukan. Bagaimana orang menyanjung, mengagung- kan nama Nabi SAW, juga tidak disangsikan, terbukti hebatnya shalawat dan nyanyian shala- wat dan peringatan Maulid Nabi SAW, bergema di mana-mana. Tapi kita pertanyakan apa- kah benar ini sudah sebagai buk- ti/pertanda orang ta'at atau me- matuhi Nabi SAW? Atau dengan perkataan lain, sesungguhnya Nabi SAW-lah yang diikutnya. Untuk itu perlu pertanyaan dan pengkajian: "Benarkan Nabi SAW yang saya ikut"? Kelima prasyarat inilah se- bagai ikhtiar kita untuk meng- hampiri makna "Falyattaqul-lahu wal yaqulu qaulan sadida" (QS An Nisa :9) sebagaimana dikutip pada awal tulisan ini. Anjuran "taqwa" dan "berkata yang be- nar tersebut merupakan jawa- ban normatif atas kekhawati- ran terhadap kesejahteraan anak- cucu kita kelak. Dan pembangu- nan "Rumahku Surgaku" dengan menegakkan kelima pilar ter- sebut merupakan wacana alter- natif tentang pemahaman ter- hadap makna "taqwa" dan ber- kata yang benar". Selama ini jawaban normatif tersbut sering direduksi menjadi sekedar pe- ngendalian pertumbuhan pen- duduk sebagai jawaban atas pa- radigma "pertumbuhan pendu- duk bergerak seperti deret ukur, sementara pertumbuhan ekono- mi merambat seperti deret hitung." Wallahu a'lam bishshawab. Karena saat ini kita tengah berada pada gelombang ketiga Benarkah Nabi SAW Pembuktian Marilah dengan kepala di- ngin, hati jernih, tulus dan ikh- las, menjawab sejujurnya, kita koreksi diri kita. Dengan test (pengujian) dari beberapa ma- salah, di antaranya bila sese- orang ditanya: "Anda shalat su- nat subuh 2 rakaat, itu apakah karena ikut Nabi SAW-kah? Di- jawabnya: "Yaa". Jawabannya ini belum tentu membuktikan dia shalat sunat subuh 2 rakaat ka- rena ikut Nabi, atau mazhabnya yang diikutnya, karena kebetu- lan mazhabnya juga membenar- kan 2 rakaat shalat sunat subuh. Di tanya lagi: "Anda sete- lah selesai membaca salam pada shalat jenazah, apakah anda masih menambah bacaan do'a? Dijawabnya: "Yaa". Dan padahal dia tahu, bahwa yang diajarkan Nabi SAW, selesai salam shalat jenazah, tidak ada lagi do'a, lang- sung jenazah diangkat. Maka di tanya:"Kenapa anda lakukan demikian? Dijawabnya: "Begi- tu yang diajarkan guru saya, begitu kata ustadz, begitu menu- rut mazhab". Kita tanya lagi: "Apa anda mengikut apa yang diajarkan Nabi SAW, atau apa yang diajarkan mazhab/ustadz saudara?" Dijawabnya: "Saya ikut mazhab saya, meskipun Na- bi SAW tidak mengajarkannya demikian". Terbuktilah kepatu- hannya pada Nabi SAW, sebe- lum ada tantangan. Banyak test (pengujian) yang bisa dilakukan lagi, misalnya: dia shalat "tara- wih 23 rakaat, padahal dia tahu Nabi SAW 11 rakaat. Dia tahu Nabi SAW tidak pakai ushalli, tapi dia tetap bertahan pakai ushalli, karena begitu kata guru- nya. Disampaikan kepadanya hadits shahih, di mana Nabi Seseorang itu mengikuti agama kawannya, karena itu perhatikanlah kepada siapa orang itu berkawan. HR. Tirmizi Ketua pelaksana Ir. Robby Suganda Sitepu didampingi Sekretaris Drs.Bachtiar Sembi- ring mengatakan kegiatan ini semata-mata memohon ridho Apa jadinya bila seorang ba- pak lebih betah nongkrong di diskotik untuk melepaskan ke- penatan kerja seharian. Betapa sedihnya bila seorang ibu lebih betah sepanjang hari ngerumpi di arisan. Dan betapa ironisnya bila para ABG lebih memilih ko- ngkow-kongkow di mall untuk melepaskan gejolak remajanya, Allah SWT melalui kegiatan amal bagi masyarakat kecil. Pada saat ini kata Ir.Robby sangat sulit untuk membeli per- alatan apalagi obat-obatanyang harganya cukup tinggi. Melalui ketimbang mereka bermanja- manja dengan bapak, ibu, abang dan kakaknya di rumah. Kelima: "Rumaku Surgaku" harus berfungsi sebagai benteng pertahanan terakhir. Dewasa ini kita merasakan betapa dahsyatnya serangan- serangan kebatilan yang menga- rah kepada setiap anggota kelu- arga. Baik melalui media cetak dan elektronik seperti koran, majalah, tabloid, radio, TV, inter- net, VCD, bioskop dan sebagai- nya, maupun melalui media per- gaulan dengan masyarakat se- kitar kita. Yang Saya Ikut? Oleh: Dr. Arifin S. Siregar SpKK semua, bila semua bergantung dengan mazhab, berarti kitab Qur'an dan Hadits, tidak perlu kita punyai, kita baca, kita miliki lagi. SAW menerangkan tidak batal wudhu' sentuh istri/wanita tan- pa syahwat, lalu dia bilang: "me- nurut mazhabku asal sentuh batal, maka aku ikut mashabku. Pokoknya meskipun hadits sha- hih telah sampai padaku, aku lebih mematuhi apa yang ditera- ngkan mazhabku". Contoh lain, dia tahu shalawat yang diajar- kan Nabi SAW tanpa "saydina", tapi dia bilang dengan pakai saydina adalah lebih baik bagus menurut ustadz-ku. Kemudian dia tahu Nabi SAW tidak pernah mengajarkan selesai shalat fard- hu Nabi SAW memimpin berdo'a berjamaah, hanya masing-ma- sing berdo'a. Tapi bila ditanya kenapa anda berdo'a dengan ca- ra berjamaah selesai shalat fardhu, maka dijawabnya: "Apa salahnya berjamaah dipimpin imam, adalah lebih baik, sesuai ajaran ustadzku dan maz-hab- ku. Kemudian dia tahu azan shalat Jum'at yang di ajarkan Nabi hanya 1 kali, tapi dia lebih memilih yang 2 kali seperti yang dibuat diajarkan ustadznya / mashabnya. Kemudian dia tahu setiap do'a Nabi SAW adalah tanpa diisi dengan bacaan surat Fatihah, dan setiap pemberang- katan jenazah, juga tanpa Fati- hah. Tetapi dia lebih memilih berdo'a dengan ada bacaan Fati- hahnya dan keberangkatan je- nazah diawali dengan baca Fati- hah, sesuai petunjuk ustadznya, mazhabnya. Semua data-data ini mem- buktikan sejauh mana sebenar- nya kepatuhan, ketaatan dirinya pada Nabi SAW dibanding kepa- tuhannya kepada mazhabnya /kyainya/ustadznya. Patuhnya pada Nabi SAW, sepanjang apa yang diajarkan oleh Nabi SAW itu dibenarkan pula dan sesuai, dan selama tidak berbenturan dengan pendapat mazhabnya/ kyainya/ustadznya. Seperti ia shalat sunat subuh 2 rakaat ka- tanya mengikut Nabi SAW, me- mang kebetulan mazhabnya membenarkan shalat sunat su- buh itu 2 rakaat. Tapi seandai- nya mazhabnya mengatakan 3 rakaat, ia akan ikut 3 rakaat. Buktinya Nabi SAW shalat "ta- rawih" 11 rakaat dan mazhab- nya 23 rakaat adalah yang di- ikutnya 23 rakaat itu. Dan perlu diinsyafi oleh kita Rumah sebagai benteng per- tahanan berarti kita mampu me nghalau berbagai serangan ke- batilan tersebut. Namun kita tetap bisa mengambil manfaat dari media cetak, media elektro- nik dan media pergaulan, sepan- jang media tersebut dapat me- melihara jati diri kita sebagai hamba Allah yang bermartabat serta meneguhkan peran kita sebagai khalifatullah fil ardh. Sebaliknya bila media tersebut justru akan menjebak kita men- jadi hamba setan dan merusak nilai-nilai fitrah kemanusiaan, maka kita harus bisa menang kalnya dengan tegas. Oleh karena itu, peran orang tua menjadi sangat vital dan strategis dalam menyeleksi me- dia ini. Misalnya, penayangan logo "BO" pada beberapa acara di salah satu TV swasta semes- tinya kita responi secara arif. Bah- wa pada acara itu anak-anak memerlukan pendampingan orang tua agar bisa berdiskusi tentang tontontan mana yang baik dan harus diteladani dan yang buruk untuk ditinggalkan. Orang tuapun harus mewaspa- dai CD mana yang layak diton- ton dan situs internet mana yang patut diakses. Salah seorang orang tua anak yang dikhitan mengucap- kan rasa syukurnya adanya bakti sosial GMIK ini anaknya dapat dikhitan dan ia memohon GMIK dapat melakukan kegia- tan serupa untuk tahun depan. Ketua Panitia Ir.Robby dan seluruh panitia juga mengucap- kan terima kasihnya atas ban- tuan dari para donatur hingga terlaksananya kegiatan ini. Ada yang berkomentar: "Da- rimana kita tahu apa-apa yang diker-jakan Nabi SAW, apa pernah ke-temu/jumpa Nabi SAW"? Kita jawab: "Memang tidak pernah jumpa Nabi SAW tapi tahu de-ngan bersumber dari Hadits shahih. Seperti juga anda tahu apa yang dikehendaki mazhab anda, padahal anda tidak per-nah jumpa imam mazhab anda. Soal jumpa, imam mazhab anda juga tidak pernah jumpa Nabi SAW. Apa Alasan Mereka Kata mereka pakai "saydi- na" itu mengagungkan Nabi SAW, dan 23 rakaat lebih ba- nyak rakaatnya tentu lebih ba- nyak pahalanya, dan bila ditam- bah do'a lagi selesai salam shalat jenazah untuk melengkapi, itu- kan lebih baik, lebih bagus apa salahnya?. Para pengurus GMIK menyaksikan khitanan massal yang dilaksanakan oleh tim medis genetik FK UISU. GMIK Mengadakan Bakti Sosial Khitanan Massal Memperingati Hari Jadi Kodya Medan ke-411, Generasi Muda Islam Karo (GMIK) Me- dan mengadakan bakti sosial khitanan massal 50 orang anak yang berasal dari Kodya Medan bekerjasama dengan Remaja Masjid Al-Jihad. kegiatan bakti sosial khitanan massal ini diharapkan dapat memberi pertolongan kepada masyarakat kecil yang kurang mampu. Adalah jawaban demikian, berarti menganggap shalawat tanpa "saydina" seperti yang diajarkan Nabi SAW, shalat "ta- rawih" 11 rakaat, do'a yang ada di dalam shalat jenazah (alla- hummag firlahu, warhamhu, wa afihi, wa' fuanhu), cara berdoa masing-masing setelah selesai shalat fardhu, azan shalat Ju- m'at 1 kali, menghadapi kemati- an tanpa/tidak pakai tahlilan dan kenduri, (men-3 hari, men- 7 hari, men-40 hari, men-100 harikan) dsb, dianggap kurang sempurna, kurang lengkap, per- lu ditambah. Ini berarti meng- ng lengkap, kurang sempurna, anggap ajaran Nabi SAW kura- perlu dilengkapi agar lebih baik/ bagus, di mana adalah ajaran ustadznya, mazhabnya, lebih bagus, lebih baik. Berarti ustadz- nya, kyainya, mazhabnya, lebih pintar, lebih tahu dari Nabi SAW dalam masalah Ibadah. Padahal Nabi SAW telah bersabda: "Ku- tinggalkan buat kamu ha-nya dua: Qur'an dan Hadis, apa-bila kamu ikut itu kamu akan selamat". Dan Allah SWT telah berfirman melalui QS Al-Maidah 3:"Telah Kusempurnakan aga- mamu untukmu.......". Kemu- dian Nabi SAW bersabda: "Sebe- nar-benarnya perkataan adalah Kitabullah (Qur'an), semulia- atau the third wave. Yakni era informasi menurut terminologi futurolog Alvin Toefler. Pada era seperti ini, orang-orang yang me- nguasai "IT" atau Information technology-lah yang akan me- nguasai seluruh pojok dunia. Se- baliknya, jika kita menolak me- nggunakan "TT", maka kita akan tertinggal dan sekedar menjadi penonton. Demikianlah lima fungsi ru- mah tangga agar terbentuk ru-. mah tangga ideal dambaan Ra- sulullah SAW. dan seluruh um- matnya. "Rumahku Surgaku", "Baiti Jannati". Yakni: Pertama, bangun rumah tangga dengan rezeki yang halal sebagai fonda- sinya. Kedua, memfungsikan rumah kita sebagai Masjid. Ke- tiga, memfungsikan rumah kita sebagai Madrasah. Keempat, Rumah menjadi tempat kembali bagi seluruh anggota keluarga. Dan Kelima, Rumah harus ber- fungsi sebagai benteng pertaha- nan terakhir. Di sela-sela kesibukannya memantau jalannya khitanan (m29) mulianya petunjuk adalah pe- tunjuk Muhammad SAW (Ha- dits shahih), seburuk-buruknya perbuatan adalah mengada-ada (menambah-nambah) (HR. Muslim). Merasa ajaran Nabi SAW kurang sempurna, berakibat mengkotak-katik, menambah- nambah, merekayasa ajaran Nabi SAW. Inilah yang dikhawa- tirkan Nabi SAW, sehingga be- liau perlu mengeluarkan anca- man: "Setiap yang mengada- ada (menambah-nambah) ada- lah Bid'ah, setiap Bid'ah adalah sesat, setiap yang sesat di nera- ka" (H.R. Muslim). Atau kita akan jatuh kepada lebih membe- narkan ajaran orang lain dari pada ajaran yang sunnahnya sudah jelas apa petunjuknya da- ri Nabi SAW. Ini berakibat ing- kar sunnah. Ingkar sunnah ber- akibat syirik. Sangat fatal. Marilah hal ini kita renung- kan, tanya diri, benarkan aku ini "sami'na wa atoina= aku de- ngar dan aku ikut". Apakah aku ini mendahulukan Nabi SAW atau orang lain?. Barangkali aku mengatakan ikut pendapat Nabi SAW, karena ustadzku/mashab- ku juga berpendapat demikian. Tapi kenapa bila Nabi menyata- kan A, ustadzku menyatakan B, aku ikut B? Seharusnya aku dan Drs Syafril Barus yang di- tadz/mazhabku menyatakan B, massal Ketua DPC GMIK Me- sebagai pengikut Nabi SAW, bila Nabi menyatakan A, tetapi us- dampingi Ketua Remaja Masjid aku ikut Nabiku yaitu aku me- Al-Jihad Adri W dan tim medis nyatakan A yang benar. Inilah dari Fakultas Kedokteran ukuran iman yang benar. Kare- UISU yang tergabung di na iman itu harus diuji dengan Genetik FK UISU dr. Ricky tantangan. Orang mengatakan Hidayat, dr.Ronnie Juliandri, beriman tanpa tantangan, ada- dr.Zulfikar mengatakan lah belum terbukti kebenaran/ kegiatan ini sosial ini demi kokohnya imannya. Berani me- membantu masyarakat kecil. nantang tantangan, baru nama- Saat kegiatan khitanan nya beriman. Apapun dia, kita berlangsung tampak hadil Ke- inginkan ridho Allah SWT. Ten- tunya dengan mengerjakan apa tua GP Ansor Medan Drs.Saidi petunjuk Rasul-Nya Muham- Brutu dan DPP GMIK Drs Sya- ad Afifuddin MEc dan penase- hat sekaligus salah satu dona- tur GMIK Aldian Pinem,SH.- mad SAW. Tidak mengikut pe- tunjuk Rasul-Nya berarti tidak mengikut kehendak Allah, ber- arti tidak diridhoi-Nya (akan tertolak) Tanggapan Ada yang menanggapi bila betul ikut Nabi SAW, di mana Nabi SAW baca surat (ayat) cu- kup panjang, kenapa kita baca yang pendek dalam shalat. Ja- wabnya: "Nabi SAW membenar- kan, mengizinkan mau baca yang panjang atau yang pendek berarti baca yang pendek masih ikut petunjuk Nabi SAW nama- nya. Tanggapan lagi: "Kenapa anda tidak naik unta, tapi naik Boeing 747 naik haji?". Jawab- nya: Nabi SAW membebaskan kita mau cara apa (fasilitas apa) ke Mekkah. Yang Nabi SAW wa- jibkan untuk diikut, yaitu syarat wajib dan rukun ibadah haji itu, tidak bolah direkayasa, menyim- pang dari yang diizinkan Nabi SAW (misalnya tawaf harus 7 kali, jangan dahulukan sa'i baru Arafah, dsb). Begitu juga ber- tawaf, jangan upahkan ukuf di janggut, Nabi memberi kebeba- san mau berjanggut atau tidak (hukumnya sunat). Masalah yang hukumnya sunat ini orang banyak salah faham. Untuk shalat "tarawih", azan Jum'at misalnya, memang hukumnya sunat, berarti boleh dikerjakan, boleh ditinggalkan. Tapi bila dikerjakan yang sunat itu, harus kaifiyatnya sesuai pe- tunjuk Nabi SAW (syarat, wajib, rukunnya). Tidaklah mentang- mentang hukumnya sunat, ma- ka diamalkan semau kita (mau 23 rakaat, 2 kali azan, dsb). Pe- ngertian sunat, bila dikerjakan berpahala, ditinggalkan tidak berdosa. Tapi bila dikerjakan ker- jakanlah sesuai dengan sunnah- nya. Begitu juga bila berjenggot dapat pahala, tidak berjenggot tidak berdosa. Tapi jenggot yang berpahala adalah jenggot sesuai petunjuk jenggot Nabi SAW. Kesimpulan Memang terkesan kejam bila hukum qisash diterapkan dalam kehidupan masyarakat kita. Namun, hukum qisash itulah yang terbaik untuk memberi pelajaran bagi masyarakat, seperti yang diterapkan Nabi Muhammad saw. Hadis ini berasal dari Anas: Seorang Yahudi memukul kepala seorang budak perempuan dengan dua buah batu, lalu Nabi saw bertanya kepada korban tentang siapa yang memukulnya. Setelah korban memberi tahu dan diakui oleh si Yahudi maka Nabi saw memberi perintah kepada korban untuk memukul kepala si Yahudi dengan dua buah batu pula sebagai balasan (qisash). (Hussein Bahreisj, Himpunan Hadits Shahih Bukhari, penerbit Al-Ikhlas, Surabaya). BAGAIMANA perasaan se- orang gadis apabila tiba-tiba dilamar untuk menjadi istri ke- tiga? Layaknya seorang gadis pastilah mendambakan teman hidup seorang pemuda yang ba- ik, bertanggung jawab dan yang pasti masih single alias belum beristri. Tidak tanggung-tanggu- ng pula dijadikan istri ke-3!. Dilamar menjadi istri ke- 3 lewat istri pertama Praktek Dalam Poligami Oleh: Annisa Nasution Untuk mengisi kekosongan waktu saya memutuskan kuliah sambil bekerja. Dari pada waktu habis dengan percuma tidak ada salahnya jika saya mengisi wak- tu dengan bekerja, hitung-hitung untuk mencari pengalaman. Akhirnya saya bisa bekerja paruh waktu sebagai karyawati di rumah makan Wong Solo. Bukannya tanpa pertimbangana kalau sa- ya memutuskan untuk bekerja disitu, karena saat itu mungkin rumah makan inilah satu-satu- nya rumah makan yang mewa- jibkan karyawatinya menutup aurat (berjilbab). Suasana rumah makan yang islami, hubungan yang baik antar karyawan dengan karyawan, karyawan dengan pimpinan, membuat saya sena- ng dan tenang bekerja disana. Ada satu cerita menarik yang sampai ketelinga kalau pimpinan rumah makan ini mempunyai istri dua. Yang lebih menarik lagi antara istri perta- ma dan kedua rukun-rukun saja. Kadang-kadang kami para karyawati saling bercanda, siapa ya nanti yang akan menjadi istri ke-tiga? Kami semua nggak ada yang menolak kok. Begitulah canda kami tiap harinya. Dengan berjalannya waktu saya bisa le- bih mengenal pribadi pimpinan saya beserta istri-istrinya. Mere- ka adalah orang-orang yang ra- mah dan taat beribadah. Dalam hati saya salut kepada mereka. Siapakah yang bisa mera- malkan jodoh sekarang? Hanya Allah yang tahu. Begitulah pada suatu hari datang utusan dari adik pimpinan saya meminta kepada saya, apakah bersedia untuk menjadi istri ke-tiga. Ten- tu saja saya sangat kaget, takut, dan bingung. Menjadi isri ke- tiga? Itukan hanya sebatas can- da diantara teman-teman. Tapi kalau benar-benar dija- mimpi? Untuk meyakinkan saya dikan istri ke-tiga, siapa yang ber- diutuslah istri pertama be-liau untuk melamar saya. Oleh istri pertama, saya sering diajak per- gi untuk berdiskusi. Akhir-nya saya bisa memahami perka-wi- nan poligami dalam Islam, tapi bukan berarti saya langsung me- nerima lamaran tersebut karena saya masih memikirkan bagai- mana tanggapan orang tua nanti. Lamaran pertama ditolak Dengan keberanian yang ada saya lalu menceritakan hal pinangan tersebut kepada orang tua. Seperti perkiraan saya semula orang tua sangat marah dan kecewa. Saya maklum kare- na dikeluarga saya yang tradisi islamnya turun temurun tidak ada yang melakukan poligami, seperti orang tua pada umum- nya mereka menghendaki saya menikah dengan pria lajang yang baik-baik. Tenny VADILES ANDA MEMUKUL KEPALA SI A DENGAN BATU- GILINGAN? YA TUANKU Menerima pínangan wa- laupun orangtua menolak Melalui hadist-hadist yang saya baca akhirnya Allah mem- berikan jawaban. Bukankah da- lam Islam wanita yang sudah baligh diberi hak untuk memilih suami. Islam telah melindungi hak wanita, menjaga kehorma- tannya serta menjunjung tinggi keinginannya memilih laki-laki yang akan menjadi pendamping hidupnya. Islam tidak memper- kenankan seorangpun memaksa wanita untuk menikah dengan laki-laki yang tidak disukainya. Dalam hal ini bukan berarti wa- nita muslimah boleh sembara- ngan menerima laki-laki walua- pun orang tua merestui dan bah- kan memaksanya untuk dijadi- kan pendamping hidupnya. Da- lam Islam seperti halnya laki- laki muslim, wanita muslimah- pun diharuskan memilih calon suami yang mempunyai agama dan akhlak yang baik itu yang paling utama, tidak cukup ha- nya ketampanan, penampilan dan kekayaan saja. Rasulullah saw pernah menyetujui penga- duan wanita yang sudah baligh pada pilihan orang tuanya. (Al- untuk memilih pilihannya dari- Hadist) Dari dua inilah (agama dan akhlak) akan menentukan ber- hasil tidaknya rumah tangga tersebut dibangun. Bila ada se- orang laki-laki datang dengan memiliki syarat tersebut walau- pun sudah beristri bukankah dia termasuk dalam kriteria ini? Demikianlah secara pribadi ak- hirnya saya memutuskan untuk menerima pinangan pimpinan saya yang sudah beristri tersebut karena pimpinan saya memiliki agama dan akhlak yang baik. Durhaka kepada orang tua ? Pada mulanya memang me- rasa demikian, tapi semuanya saya serahkan kepada Allah, Dialah yang Maha mengetahui. Agama Islam adalah agama yang paling sempurna yang mengatur kehidupan manusia. Termasuk di dalamnya menga- tur hubungan antara anak dan orang tuanya, bagaimana masi- ng-masing hak dan kewajiban- nya. Allah melalui Rasul-Nya juga telah memberi petunjuk yang jelas mengenai pernika-han. Wanita diberi hak untuk memilih suami tetapi di sisi lain wanita mem- punyai kewajiban untuk memi- lih suami yang mempunyai aga- ma dan akhlak yang baik, de- mikian Islam mengaturnya. Se- dangkan untuk para orang tua Nabi s.a.w. mem-beri nasihat :"Apabila seseorang yang agama dan akhlaknya baik melamar kepadamu, maka hendaknya ka- mu nikahkan ia dengan anak- mu. Jika tidak akan menjadi fit- nah di muka bumi dan bencana yang meluas". (HR. Tirmidzi). Menurut saya orang tua me- nolak lamaran tersebut mung- kin karena belum mengenal pri- badi calon suami saya seutuh- nya. Saya yakin kalau sudah me- ngenal seutuhnya pasti akan jatuh hati juga. Inilah tugas saya untuk melakukan pendekatan kepada orang tua. Sebagai se- orang muslimah saya harus te- tap berbakti dan mendekati ke- duanya dengan cara yang baik, penuh kelembutan dan kasih sayang. Saya harus berusaha meyakinkan orang tua dengan hujjah/dalil yang kuat, logika yang benar dan tentunya dengan cara yang sopan serta bijaksana. Alhamdulillah akhirnya orang- tua meluluskan permintaan sa- ya walaupun dengan agak ragu- ragu dan terpaksa. Lamaran kedua: Calon sua- mi didampingi istri pertama Orang tua meminta agar ca- Sebagai pria yang bertang- gung jawab, pimpinan saya da- tang langsung menjumpai orang tua saya untuk melamar putri- Jian tasawuf, Masjid Baiturrah- man Komplek Johor Indah Per- nya, tetapi orang tua tetap pada pendiriannya yaitu menolak la- mai, Medan Minggu (1/7) malam. maran tersebut. Dalam kebingu- Untuk itulah katanya da- ngan tersebut saya meminta pe- lam meraih penyelesaian satu tunjuk Allah swt melalui shalat permasalahan dengan baik dan istikharah kalau memang bukan benar serta tidak melakukan jodoh saya jauhkan dan kalau tindakan yang merusak dan memang jodoh saya dekatkan. merugikan orang lain, setiap manusia katanya harus mem- bersihkan diri dan hati dari niat-niat yang tidak baik. lon suami saya datang untuk me- lamar kembali. Calon suami mem- beritahu bahwa dia akan datang melamar bersama istri pertama. Perbaikan tingkah laku, santun kepada sesama ummat manusia, menghilangkan sifat syirik, dengki dan senantiasa memberi contoh ahlak dan peri- laku Nabi Muhammad SAW, niscaya hidup kata ahli tasawuf yang lahir di Tanjungbalai itu akan menjadi ketenangan dan tidak ada kerusakan di sekitar kita. Betapa terkejut keluarga be- sar saya manakala tahu calon suami didampingi istri pertama- nya, dan mempromosikan bah- wa suaminya orang yang ber- tanggung jawab, akhlak dan agamanya baik. Manalah ada seorang istri mau menawarkan suaminya untuk wanita lain. Sa- ya bersyukur kepada Allah, mu- dah-mudahan dengan hadirnya istri pertama dalam acara lama- ran tersebut bisa membuka hati orang tua saya bahwa tidak ada masalah diantara kami. Paling tidak orang tua saya sekarang bisa melihat langsung kualitas calon suami saya. Akhirnya aca- ra lamaran tersebut berlangsung dengan penuh kekeluargaan dan keakraban, bahkan salah satu Amang boruku bisik-bisik dengan Amang boruku yang lain " anggo ada borukku do na mangapai boru nagiot di au, aupe ra doi. Walimahan: Dihadiri istri ke-2 Menurut hukum negara suami yang akan menikah lagi harus mendapat ijin dari istri pertama melalui Pengadilan Agama, sedangkan menurut hu- kum Islam hal ini tidak disya- ratkan. Dia melihat semakin maju dan makmurnya suatu negara maka keinginan manusianya juga semakin besar untuk dekat dengan Allah SWT. Hal itu kata- nya merupakan wujud dari ke- sadaran ummat manusia kepa- da Allah dengan mensyukuri apa yang telah diberikannya. Namun dia melihat, akhir- akhir ini berkaitan dengan situ- asi politik Indonesia yang masih kurang menguntungkan, ba- nyak masyarakat mencari pe- nenang dan solusi dengan men- dalami tasawuf. Barang siapa Bagi kami tidak ada ma- salah karena istri pertama men- dukung. Tapi bagaimanakah ji- ka istri pertama tidak meng- izinkan sedang suami sudah sangat layak untuk menikah la- gi? Apakah harus dilarang ber- poligami? Siapakah yang berhak melarang apa yang telah diha- lalkan Allah?" Bersihkan Hati Dan Bersama istri pertama dan kedua kami mengurus izin ter- sebut ke Pengadilan Agama. Di sana saya sempat prihatin, ba- nyak sekali pasangan suami- istri yang melakukan talak/cerai dikarenakan suami menikah lagi. Memang disini diperlukan sekali adanya pengajaran, pen- didikan dan pemahaman yang benar kepada masyarakat ten- tang ajaran Islam. Lebih-lebih mengenai poligami seakan-akan tabu untuk dibicarakan. Perbaiki Tingkah Laku SAAT ini banyak manusia lanjut dosen Pasca Sarjana IA- yang selalu saja mengedepan- IN Syarif Hidayatullah, Jakarta kan nafsunya dalam menyele- itu, yang semasa hidup di dunia saikan persoalannya. Padahal ini mata hatinya tidak dapat jika dikaji lebih mendalam, tan- melihat, maka diakhirat nanti pa niat yang baik serta hati dan dia juga akan tersesat. prilaku yang bersih, setiap per- soalan tidak akan pernah selesai. Hal itu diungkapkan ahli tasawuf DR H Daud Rasyid MA di depan ratusan warga penga- Setelah mendapat ijin meni- kah lagi" dari pengadilan agama saya dan calon suami melaksa- nakan ijab qabul dirumah orang tua. Sedang beberapa hari diada- kan walimahan yang kali ini di- hadiri oleh istri kedua. Tentu saja hal ini menambah kebanggaan saya dan kebahagiaan keluarga seolah-olah pesta perkawinan ka- mi seperti pesta pada umumnya antara jejaka dan gadis. Karenanya bagi ummat Is- lam yang paling penting di- samping mencari rezeki dunia juga hendaknya pelihara sholat lima waktu, puasa ramadhan, baca Al Qur'an, ibadah sunnat antara lain puasa Sunnat dan Sholat Tahajud. Kehadiran Daud Rasyid ke Masjid itu dalam rangkaian pe ngajian keliling yang dilaksa- nakan Pusat Kajian Tasawuf Sumut yang diketuai Ir H Arifin Kamdi dan Sekretaris Mayor HAsren Nasution. Kegiatan itu dimulai pada 28 Juni dan ber- akhir 1 Juli 2001 kemarin. Ketua BKM Baiturrahman Ir Ali Husni Siregar didampingi para pengurus BKM seperti H Rizal Mahaputra, H Sahmud- din Nst, Hardi Kusno, Ir Ambar Wiyono, Asrul Koto, mengata- kan pengajian seperti ini de- ngan mendatangkan para tuan- tuan guru lainnya akan menjadi agenda rutin masjid itu. Pengajian malam itu walau Medan diguyur hujan lebat na- mun antusiasme ummat Islam untuk mendengarkan penga- jian tasawuf cukup tinggi. Bah- kan hingga berakhirnya acara sekitar pukul 00:00 malam war- ga masih bertahan untuk ber- diskusi kecil dengan Al Ustazd Daud Rasyid. Selain warga Jo- hor Indah Permai, hadir juga para umat islam di sekitar Pa- ngkalan Masyhur, beberapa pe ngajian dari Medan Baru, Me- dan Johor serta beberapa kawa- san Medan.(h05) 2cm Color Rendition Chart
