Tipe: Koran
Tanggal: 2002-04-03
Halaman: 10
Konten
4cm WASPADA PPnBM Hapus, Pasar Gelap Elektronik Terhimpit Upaya pemerintah yang terus mengintip penghasilan dari pajak membuat barang elektronik juga kebagian. Untuk PPnBM saja ditentukan 20 persen. Dari sisi ini, pedagang yang menjual satu unit televisi tentu harus menambahkan harga jualnya 20 persen lagi agar tidak rugi. Tapi sejak 26 Maret lalu Ditjen Pajak telah menyetujui untuk menghapuskan PPnBM tersebut. TAK ada lagi harapan yang muncul dari raut muka penjual barang elektronik di Medan sejak krisis ekonomi meluluh- lantakkan semua sektor. Baik di Jl Asia, Jl Kapt Maulana, Jl Gatot Subroto juga Jl. Sutomo tidak terlihat aktivitas yang berarti dari pedagang elektronik. Kalaupun Jalan Asia terlihat begitu ramai setiap hari bukan karena pembelian barang-barang elektronik baru tetapi tempat itu merupakan pusat jual beli spare part. Para pedagang elektronik mengatakan pasarnya hanya tinggal antara 20 dan 25 persen lagi. Setiap harinya hanya laku 3-4 jenis barang. Itupun karena masih ada yang berminat membeli VCD player. Sedangkan televisi belum tentu dalam satu hari laku. Para pedagang elektronik yang dihubu- ngi Waspada, pekan lalu, mengatakan ada dua hal yang menyebabkan kondisi itu. Pertama karena harga sudah terlalu tinggi sementara daya beli tidak ada. Kedua, karena dulunya pemerintah menetapkan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Saat ini harga barang elekronik memang sudah cukup mahal. Sebelum krisis moneter dengan harga Rp 800 ribu sudah bisa menebus satu unit televisi 17" merek. terkenal, sekarang untuk TV 14" saja sudah tak bisa. Harga TV Sony 14", misalnya, sudah Rp 1.275.000. Karena kurs rupiah menguat dalam beberapa hari ini turun ke Rp 1.250.000. Untuk TV Sony yang ukuran 29 inci harus ditebus Rp 6,2 juta. Atau TV merek Sharp 21" sekarang harganya Rp KEBIJAKSANAAN Dirjen Pajak menghapus pembayaran Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) membawa angin segar bagi impor barang eletronik dari luar negeri. Momen seperti ini merupakan angin segar bagi importir dan pemerintah diha- rapkan dapat terus melakukan peninjauan terhadap kebijaksanaan yang dianggap akan menghempang pekerkembangan usaha sehingga akhirnya dapat memajukan perekonomian, jelas seorang importir. HAN Saleh, importir di Belawan melanjutkan, kebijaksanaan ini merupakan hal yang ditunggu-tunggu bagi importir. Kebijaksanaan ini diperkirakan mendorong jumlah produk impor yang masuk ke In- donesia bertambah banyak sehingga akan merangsang para importir untuk mengimpor barang. "Bagi kami pengusaha, setiap kebijak- sanaan negara tetap harus di dukung walau itu nantinya akan memukul perkembangan usaha, apalagi kebijaksanaan penghapusan PPnBM tentu merupakan kebijaksanaan yang mendukung usaha," jelasnya. Menurut Saleh, arus impor semua produk sangat peka dengan perkembangan keputusan politik karena kegiatan ini tidak dapat dipisahkan dengan kebijaksanaan negara. Sebagai contoh keputusan pungutan PPnBM terhadap barang impor eletronik. Keputusan itu sempat menimbulkan menu- runnya daya beli karena harga penjualan naik, lesunya penjualan ini selanjutnya berdampak dengan menurunnya jumlah impor. Sementara perkembangan arus barang impor khusus eletronik beberapa tahun ini tidak mengalami kenaikan yang berarti karena produk eletronik dalam negeri juga telah kuat untuk bersaing. Diperkiran dengan penghapusan PPnBM ini arus produk eletronik impor akan terangsang kembali untuk naik, karena produk impor dapat bersaing di pasaran, jelasnya. 2,2 juta. Kemudian televisi Toshiba 14 inci Rp 1,275 juta, Sanyo 29 inci Rp 3,8 juta. Dulu sebelum krisis, para pedagang elekronik mengakui mampu menjual antara 8-10 unit televisi per hari. Kenaikan bukan saja pada harga televisi tetapi juga harga kulkas untuk merek Sharp, Toshiba, Sam- sung, National. Untuk ukuran satu pintu merek National sekarang sudah Rp 1,4 juta, padahal dulu hanya sekira Rp 700 ribu. Sementara pengamat kepelabuhan MA Noor, SmHk menanggapi penghapusan PPnBM dapat juga menurunkan laju penyelundupan barang produk eletronik. Demikian juga untuk elektronik yang biasa digunakan di dapur ikut mengalami kenaikan harga. Blender merek National dulunya hanya Rp 80 ribu sekarang sudah ditawarkan lebih Rp 250 ribu. Menurunnya penyelundupan, dia me- ngatakan, bertaut erat dengan perkem- bangan pasar, karena itu penghapusan ini berarti harga produk impor dapat ditekan lebih murah karena tidak lagi membayar pajak. "Ini tidak memberikan semangat bagi penyelundup untuk memasukkan Harga yang naik berlipat-lipat ditekan lagi oleh PPnBM. Ceritanya begini. Untuk menghasilkan barang elektronik, 80 persen biaya produksi digunakan untuk membeli komponen impor dan suku cadang. Jadi harganya memang terus mengalami kenaikan berkala. Kenaikan harga ini memukul minat beli masyarakt yang sebenarnya memer- lukan televisi, kulkas, perlengkapan dapur dan lainnya. Minimal ukuran masyarakat menengah tetap memiliki televisi. Upaya pemerintah yang terus mengintip penghasilan dari pajak membuat barang elektronik juga kebagian. Untuk PPnBM saja ditentukan 20 persen. Dari sisi ini, pedagang yang menjual satu unit televisi tentu harus menambahkan harga jualnya 20 persen lagi agar tidak rugi. Penjual elektronik di Medan secara tegas sebenarnya menolak ketentuan itu. Tetapi ungkapan mereka tidak lugas keluar karena asosiasi penjual barang elektronik di daerah Ini "Angin Segar" Bagi Importir barangnya." Selama ini, jelanya, setiap kebijaksanaan pemerintah memberikan pengetatan terhadap barang impor maka penyelun- dupan akan terangsang karena menjanjikan keuntungan yang berlipat. Sebagai contoh ketika masa Orba dimana kebijaksanaan pemerintah selalu memberikan proteksi berbagai produk, seperti bawang putih, gula, bahkan eletronik, sehingga semua produk ini akhirnya menjadi mahal, dan ini terjadi selisih yang sangat besar dengan harga pasar internasional. Silisih inilah akhirnya mengiurkan penyelundupan karena akan mendapat ke- untungan yang banyak sehingga penyelun- Bagi pedagang, munculnya barang made in China membuat omset masih tertolong karena harga yang ditawarkan jauh lebih murah dibanding produk Jepang, Eropa dan Korea. Serbuan barang elektronik China sudah begitu lengkap. Ada blender, kipas angin, AC, VCD player, DVD player juga televisi. Para pedagang di Medan menyebutkan beberapa merek produk China yang mulai menguasai pasar bahkan menyaingi Philips made in Belanda, LG dan Samsung dari Korea Selatan, RCA dari Amerika maupun Sony dan Panasonic buatan Jepang adalah Chancong, Sanex, Crystal, Sanken dan Konka. Ekonomi dan Keuangan Suplemen Semua merek itu sudah tersedia di banyak toko elektronik di Medan. Padahal dulunya banyak persepsi negatif terhadap barang tersebut. Dianggap tak punya pasar atau yang paling miris dianggap barang rongsokan dan tak tahan lama. ini belum ada. Akhirnya suara mereka sayup-sayup sampai. Bahkan bagi mereka, pengenaan pajak untuk televisi ukuran 14" dianggap aneh karena sebenarnya bukan termasuk barang mewah. Susahnya pajak yang harus dibayar penjual elekronik membuat produk lain yang tanpa pajak bebas berkeliaran. Saat ini di kalangan pedagang barang elektronik ada yang disebut black market (BM). Yaitu barang-barang elektronik yang dijual tanpa garansi, kondisi baru, namun harganya lebih murah. Konsumen menengah bawah saat ini lebih berminat kepada barang produksi China. Faktor pendorongnya karena harga lebih murah. Contohnya VCD player buatan China sudah bisa ditebus Rp 300 ribu sampai Rp 350 ribu. Sedangkan kalau produksi Jepang antara Rp 650 ribu sampai Rp 700 ribu untuk yang paling murah. Dengan harga itu, kalau beli barang China sudah bisa dapat dua. Beberapa pedagang di kawasan Jl Asia serta Jl Sutomo mengakui ada beberapa televisi merek Sharp, Toshiba atau Sony yang dijual tanpa garansi. Ahock di kawasan Jl Asia mengatakan barang elektronik jenis BM harganya lebih rendah dari harga resmi. Kalau TV Sharp harga resmi Rp 2,3 juta tetapi jenis black market hanya dilego Rp 2 juta. Dengan hapusnya PPnBM mereka berharap per- edaran barang BM berkurang karena pasar mereka sempat hilang setelah munculnya barang black market. Atau lihat juga penjualan televisi merek Changchong 21" yang ditawarkan pedagang seharga Rp 1,3 juta. Untuk Di sisi lain, karena banyaknya beban untuk menjual barang elektronik sebagian pedagang yang sudah terampil nekad merakit sendiri. Iwan, mantan mahasiswa. politeknik elektro yang bekerja di Jl Asia, mengatakan bergabung dengan beberapa rekannya untuk merakit tape mobil. Kemu- dian dibuat dengan merek terkenal namun harganya banting dibanding harga yang asli. Waspada/Zulkifli Darwis IMPOR ILEGAL: Pemasukan barang impor ilegal yang berhasil digagalkan TNI AL pekan lalu, produk ini diperkirakan akan berkurang jumlahnya setelah adanya penghapusan PPBM. Sampai sekarang mereka hanya berani merakit di tingkat tape dan radio. Sedangkan dupan marak dimana-mana terutama melalui laut, bahkan untuk penyelundupan barang bekas. Sementara perkembangan bisnis eletronik impor bekas pakai sejak peng- hapusan ini diperkirakan akan membawa kelesuan, karena harga produk baru tidak jauh berbeda. Sebelumnya pasaran produk impor- walaupun dalam kondisi bekas- tetap diminati karena terjadi selisih harga yang sangat jauh, sehingga keberadaannya tetap dicari masyarakat terutama yang berekono- mian kelas menengah hingga ke bawah. Harga pasaran eletronik bekas cukup mengiurkan dan rata-rata harganya Haiyya, Untung Ada Made In Cina barang produksi Jepang mana bisa dapat. TV merek Sony dengan ukuran yang sama sudah Rp 2,5 juta. PENJUAL elektronik di Medan mengaku masih memilik pasar sekitar 20 sampai 25 persen. Ternyata bukan lagi dari Jepang, Eropa maupun Korea. Produksi asal negara itu hanya punya pasar sekitar 5 persen lagi. Sedangkan sisanya merupakan barang elektronik dari China. Kelemahan barang China ini, dari beberapa pembeli mengungkapkan daya tahannya masih kurang. Jika produk dari Jepang bisa tahan sampai 5 tahun namun produksi China maksimal hanya 3 tahun. Menurut pedagang, kualitas gambar TV jenis ini hampir sama dengan produksi Jepang seperti Philips dan Sony. Ali, penduduk Jl. Dr Mansyur yang membeli VCD player Cystal pekan lalu, mengatakan hanya sanggup membeli buatan China. Karena harga produk Jepang bisa dua kali lebih mahal. Menurut dia, kualitas barang tergantung pemakaian. Kalau ternyata pemakaian sembrono satu tahun pun tidak akan bisa tahan, katanya. Tetapi, menurut pengalaman beberapa tetangganya yang sudah memakai jenis itu, ada yang sudah memakainya dua tahun.namun tidak ada keluhan. Barang China ini jugalah yang membuat penjual elektronik bernafas lega. Makmur, penjual elektronik di Jl Gatot Subroto, mengatakan bisa menjual 3 sampai 4 unit VCD made in China setiap hari. Malah sekarang, kata dia, pembeli lebih banyak yang membeli barang tersebut. televisi, menurut dia, belum ada yang melakukannya. Paling banyak saat ini yang bisa dirakit sendiri adalah remote control, amplipier, juga radio. Jadi penetapan PPnBM selain menyaingi harga produk resmi telah menciptakan black market. Bukan hanya VCD player tetapi juga televisi. "Mungkin saja spare partnya lebih mudah aus atau rusak. Tetapi kan masih bisa diganti. Pemakaian yang sudah lebih satu tahun tentu butuh perawatan." Dari mana masuknya barang-barang jenis BM? Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kanwil IV, Jakarta, pernah mene- mukan 29 kontainer berisi barang elektronik yang dimasukkan ke Indonesia dengan dokumen yang berbeda dan merugikan negara sekira Rp 3 miliar, akhir tahun lalu. Barang elektronik tersebut masuk dengan 12 dokumen yang menyatakan isinya seperti kertas dupa, kulit jeruk, talc powder dan barang lain yang dianggap murah. Menurut dia, yang namanya mesin sama saja. Tetap harus dirawat. Sayangnya untuk barang jenis lain seperti kipas angin, AC, blender dan hair dryer masih ada kelemahan dalam pemakaian listrik. Umumnya barang China, bagi sebagian konsumen dianggap masih boros Ternyata sertelah diperiksa ada AC window merek General Electric, AC split merk General Electric, Bomba, VCD merk Titanic, Komsa, dan Komsan, TV Toshiba dan Panasonic. Asalnya barang tersebut dari Hongkong, Rotterdam, Hamburg, Bangkok, dan Singapura. Sudah pasti ke Sumut juga barang sejenis mudah masuk karena dekat dengan Singapura, Malaysia juga Thailand. Tak perlu heran jika di bursa elektronik Medan ada barang bermerek bagus serta harga murah tapi non garansi. Dengan hapusnya PPnBM yang disetujui Ditjen Pajak 26 Maret lalu bisa menekan dua hal. Pertama menekan peredaran black market barang elektronik dan kedua bisa menstabilkan persaingan harga. ● Armin Rahmansyah Nst setengah dari harga produk baru yang dipasarkan di toko-toko eletronik. Untuk TV berwarna merek Tosiba jenis Bomba 29 inc laku terjual dengan harga Rp 2.000.000 hingga Rp 2.300,000 saja, sementara ukuran 21 inc dijual Rp 800.000 hingga Rp 1.000.000. Sementara produk kulkas bekas juga sangat diminati masyarakat karena kondisinya tetapi masih laik pakai, apalagi karena didukung kondisi produknya yang lebih baik dibanding produk lokal. Selain itu, harganya pun cukup terjangkau, hanya setengah harga barang baru. *Zulkifli Darwis pemakaian listrik. Produk China yang mulai merajai pasar membuat produsen yang dulu terkenal kini mulai kepanasan. Apalagi sesama produsen mulai ragu dengan cara masuk produk China yang seharusnya tidak bisa dijual dengan harga Rp 800 ribu untuk satu televisi 14". Menurut konsumen di Medan, masuknya barang buatan China cukup membantu. Bukan berarti kampungan kalau harus memakai alat elektronik made in China. Karena soal kecanggihan sama saja dengan buatan negara lain. Contohnya DVD player KCL tipe KC-2101 yang ditawarkan pedagang Rp 1,25 juta. Jenis ini sama dengan buatan Jepang karena bisa untuk VCD, rekaman CD, copy CD, MP3. Dengan keistimewaan seperti itu, produk negara lain harus ditebus Rp 3,5 juta. DVD player merek tersebut mampu menghasilkan suara jernih dan berkekuatan setara dengan home stereo yang dilengkapi dengan dolby AC-3 decoder dengan 5,1 channel digital. Pokoknya canggihlah! Akibat banjirnya barang-barang China ini yang terpukul justru perusahaan-perusahaan yang selama ini sebenarnya sudah mapan. Seperti Aiwa Co. Ltd yang bermarkas di Jepang, terpaksa menutup sejumlah pabriknya di mancanegara. Bahkan mereka sudah sampai mengurangi beberapa unit produksi. Bahkan 2.200 buruh di Aiwa cabang Indonesia terancam dirumahkan. Demikian juga Matsushita yang juga merumahkan 6.000 pegawainya. Pengurangan karyawan juga dilakukan produsen elektronik seperti Sony Fujitsu, Toshiba, Hitachi, Panasonic, dan Sanyo. Serbuan produk China? Haiyya, bikin pusing lo. Armin Rahmansyah Nst PHILIPS FURKAND PEMERINTAH tersadar. Ditjen Pajak akhirnya terpaksa memutuskan untuk menghapuskan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang dikenakan terhadap berbagai jenis barang elektronik, komputer maupun setrikaan. Pengenaan PPnBM, dulunya, telah menimbul- kan efek negatif terhadap konsumen karena harga barang yang dikenakan PPnBM seperti televisi, komputer dan setrikaan mengalami kenaikan. Direktur Lembaga Advokasi Perlindungan Konsumen (LAPK) Medan Farid Wadji, SH, MHum, (foto) yang dihubungi kemarin, mengatakan pihaknya menolak pengenaan pajak terhadap kebutuhan masyarakat yang sudah cukup vital. "Jika semua barang sejenis itu masih dibebani pajak akan berdampak pada konsumen maupun produsen. Konsumen tidak bisa membeli karena harganya naik," katanya. Misalkan, jika harga satu televisi 14" Rp 1,2 juta dengan PPnBM 20 persen. Maka harga di tingkat pedagang bisa menjadi Rp 1,5 juta. Karena akan ada pertambahan harga lebih dari Rp 250 ribu, tambahnya. "Posisi barang elektronik saat ini seperti televisi sudah mendekati kebutuhan primer. Walau sekunder tetapi sangat dekat kepada kebutuhan primer," katanya. "Pemerintah bisa mengambil pelajaran dari keadaan tersebut. Jangan hanya memikirkan uang tetapi tidak sadar kalau rakyat jadi bodoh. Kenapa saya sebut bodoh. Orang yang tak bisa nonton TV mana bisa mengetahui perkembangan informasi," jelasnya. Ketika pemerintah pernah menetapkan PPnBM, masyarakat Waspada/Armin Rahmansyah Nasution LESU: Penjualan elektronik di Medan lesu. Menurut pedagang omset mereka tinggal 25% lagi, sebagian besar sudah dikuasai barang-barang elektronik dari Cina. Hapusnya PPnBM diharapkan pedagang mampu mendongkrak penjualan. Direktur LAPK Medan Farid Wadji: PPnBM Menimbulkan Efek Negatif Bagi Konsumen ANEH. Pasar sama sekali tidak mengetahui adanya Pengha- pusan Pembayaran Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPBM) terhadap barang elektronik. Penghapusan pembayaran jenis pajak itu diketahui atas usulan produsen elektronik terhadap impor produk elektronik yang masuk pada 1 hingga 24 Januari 2001. "Kami sama sekali tidak tahu adanya peraturan tersebut. Tapi memang ada beberapa produk yang turun, namun tidak semuanya," katanya. Menurut Apeng, satu pengelola barang elektronik Robinson di kawasan Jalan Guru Patimpus, pihaknya sama sekali tidak tahu adanya peraturan tersebut. Sementara beberapa penjual lainnya di kawasan jalan Asia yang juga belum mengetahui tentang kebijakan penghapusan pajak tersebut mengatakan adanya penu-runan saat mengorder barang kepada agen tetapi nilainya sangat sedikit. "Paling hanya berkisar Rp 50.000 per barang," ujar satu penjual. Seperti biasa para pengecer barang elektronik di kota Medan membeli dari agen-agen berbagai merek produk yang juga ada di sini. Sebut saja beberapa agen yang ada seperti Sanyo, Samsung, Sony yang biasanya membagikan jatah' berbagai jenis produk- nya kepada para pengecer di Medan. Pengecer pun tidak memiliki waktu yang tetap dalam hal pengambilan barang, tergantung permintaan konsumen. Rabu, 3 April 2002 10 OHI Menurut seorang penjual barang elektronik seperti biasa jika stok barang sudah habis dan ternyata barang tersebut diminati konsumen, pihaknya akan mengorder kembali. Dia mengatakan belum merasakan pengaruh kebijakan pemerintah untuk pengusaha elektronik tersebut, apalagi ditambah dengan sepinya pasar penjualan produk elektronik. Seorang pengusaha barang elektronik mengatakan banyak barang yang SANKEN REFRIGERATOR wwwwww ISOCOOL REFRIGERATOR POLYTRON ISO COOL VODO CRYSTALLINE ACCESS REAR HEB UNIQUE DESIGN BEST COOLING PERFORMANCE tidak mengetahui manfaat yang sesungguhnya, kata Farid. "Yang dirasakan masyarakat, mereka tak mampu lagi membeli barang elektronik karena harganya sudah naik berlipat- lipat dan dikategorikan sebagai barang mewah." "Masa' TV 14 inchi dikategorikan sebagai barang mewah. Ini di luar kebiasaan. Artinya pemerintah tidak bisa menciptakan sinergi untuk ikut mencerdaskan bangsa," tambahnya. Dia mengemukakan penetapan PPBM sudah pasti menurunkan daya beli konsumen. "Yang pasti produsen juga terimbas karena kesulitan menjual produksinya. Jika mereka tak berproduksi lalu melakukan pemutusan hubungan kerja, dampak buruk terhadap ekonomi makin luas. "Nilai Order Sudah Turun Rp 50.000 per Barang" Dia menginginkan agar pemerintah jangan lagi mengulangi kebijakan terdahulu. "Untuk barang elektronik tertentu seperti produk televisi, lemari es dan alat rumah tanggal lainnya, sudah barang kebutuhan vital." Bahkan jika dibandingkan dengan dengan negara-negara ASEAN lainnya yang mengenakan PPnBM, penetapan pajaknya tidak sebesar yang di Indonesia. Selain itu, LAPK juga meminta Depeprindag untuk meningkatkan pengawasan terhadap produk impor yang beredar di pasaran karena bisa saja merugikan konsumen. "Selama ini, kita beranggapan pemeriksaan terhadap barang elektronik yang beredar di pasar kurang ketat. Terutama kelengkapan surat pendaftaran, kartu jaminan dan manual. Kemudian penulisan label dalam bahasa Indonesia dan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI)," jelasnya. ●Armin Rahmansyah Nst 'mengendap' karena belum dilirik oleh pasar. Menurut Apeng jika memang ada kebijakan penghapusan PPnBM tersebut cukup baik bagi pengusaha elektronik. Yang jelas, mereka pun bisa menurunkan harga kepada konsumen sehingga konsumen akan lebih berminat untuk membeli barang yang mereka tawarkan. Namun sangat jarang sepengetahuan-nya setelah berpuluh tahun berdagang, harga barang dapat turun drastis. Sudah menjadi kebiasaan jika ada harga barang yang naik sangat sulit untuk bisa turun kembali. Kata Apeng, kestabilan harga barang elektronik sulit untuk diprediksi. Bisa saja menurutnya dalam waktu sebulan saja harga barang elektronik tersebut bisa berubah-ubah. "Memang ada beberapa produk elek-tronik yang harganya turun terutama produk-produk lokal seperti Maspion dan Uchida," ujarnya. Sementara untuk produk-produk impor, katanya, sama sekali tidak ada penurunan malah harganya naik. Masyarakat di Medan, katanya, lebih tertarik untuk membeli barang-barang yang cenderung murah tapi baru, tidak perduli apa mereknya. Untuk televisi misalnya, harga yang dibeli rata- rata berkisar satu jutaan sehingga mereka lebih banyak menstok televisi dengan harga yang diminati masyarakat. Selain soal televisi, kipas angin ternyata kini banyak diminati masyarakat mengingat kondisi yang terus menerus panas. Untuk produk ini penjualannya cukup lumayan, dalam satu bulan bisa terjual lebih dari 30 unit. Bagaimanapun, usaha barang elektro-nik ini akan tetap mereka pertahankan. Kendala yang sering terjadi, katanya, harus sabar menunggu barang laku dibeli kon-sumen dan masyarakat yang makin lama makin 'kritis' bila membeli barang. (m42) Waspada/Henny Siswanto ORDER: Pedagang elektronik di kawasan Jalan Asia menyebutkan order sudah turun Rp 50.000 per barang sampai saat ini mereka belum merasakan pengaruh penghapusan PPnBM. Color Rendition Chart WASPAD Aku Verif MEDAN (Waspad akuntan publik yang Bank Indonesia masih te kukan verifikasi terhad. Bank Perkreditan Ra Sumut yang telah dib Desember tahun lalu. Wakil Pimpinan B Sumadi mengungkapka sebut di kantornya, Sel Sebanyak Rp 4,6 miliar da ketiga (masyarakat) ma han di empat Bank Per Rakyat (BPR) yang suda tus Bank Beku Kegiata (BBKU) sejak 29 Desem Empat BPR tersebu Malela Mora Krida, Ri Krida (keduanya Balige tagi Mora Krida di Bera Asahan Tapian Nauli d "Sampai saat ini Ba nesia (BI) masih berusal tenaga agar pembayar pihak ketiga (DPK) yang di empat BPR BBKU selesaikan sesegera m Hati-ha MEDAN (Waspada. nan sebagian besar rak nesia untuk segera pulih tan utang dinilai masih harapan. Hal itu terli kecendrungan kredito Amerika Serikat, yang kan pendanaan kepada negara yang secara g menjadi 'asuhannya' s Demikian pandang disampaikan praktisi pe Edie Riz SE., MM., da ketua Bidang Litbang DI Amanat Nasional (PA Medan Ahmad Arief Naz lalui makalah yang disa dalam seminar di Meda (2/4). Kekhawatiran it menjadi kemungkinan ya besar ungkap Edie Riz, m bantuan yang diberikan pola demikian nantinya ti mencapai sasaran. Edie kemudian melih rensi internasional oleh katan Bangsa-Bangsa (P dilaksanakan di Mor Mexico selama lebih sat (18-24 Maret 2002) dima dari 60 utusan negara. Fokus sentral kor adalah membicarakan negara-negara berkemba pakatinya proposal dana ungkap Edie Riz, lebih- oleh tujuan untuk mem legitimasi politik upaya sional mewujudkan sis danaan pembangunan y baik. Dana untuk pemba diprioritaskan pada nega yang mematuhi pelaksa asasi manusia, memerang Perta Ag MEDAN (Waspada. mina Unit Pemasaran I Medan segera melapo pada Kepolisian Daerah S Utara (Poldasu) bebera minyak tanah (MT) nal tetap mengecer dengan nakan mobil tangki. Demikian penegasa taris DPP Himpunan Pa Minyak Tanah Nasiona mitanas) Sumbagut Am hap, Effendi Panjaitan, Ka Siregar dan unsur pengu nya kepada wartawan di Hijau Medan seusai b dengan Wira Penjualan Pe UPMS I Medan, Rabu Menurut keterang pihak tertentu, petugas ke berhasil menangkap be agen minyak tanah yan, robos ke luar wilayah ray dengan cara mengecer la Mereka antara lain, agen dan beberapa agen lainny robos ke wilayah Langkat dan daerah tingkat II la "Pertamina tetap ko melarang agen merangka gai pengecer untuk menya jatah minyak tanahnya.. agen ini sudah tidak mam menampung kelebihan m Puluha MEDAN (Waspada): F TKI lari dari majikan, de data BP2TKI Sumut. B dikatakan, diduga lebih TKI yang lari itu lolos da tauan Depnaker dan tida dapat perlindungan. Selain data kantor Bal. yanan Penempatan TKI (B Sumut, Ketua Asosiasi F haan Jasa TKI (Apjati) Ramlan Siregar kepada W juga mengemukakan ha sama Selasa (2/4). Data dari BP2TKI mer kan sebanyak 36 TKI yan langkan dari majikan Januari s/d. Fbruari 2002 gian dari PJTKI dan seb lainnya tak terdata sumb Adapun penyebab dipular nya TKI tersebut yakni k melarikan diri, tidak rajin betah pada majikan,pula daerah asal, dan terjatul Adapun status TKI ter mayoritas Pembantu R Tangga (PRT) dan sisanya n- dan buruh bangunan. Ramlan selaku ketua. Sumut membenarkan dipu kannya TKI tersebut ka kurangnya pelatihan yang m peroleh pada masa seb diberangkatkan bekerja. 2cm
