Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Waspada
Tipe: Koran
Tanggal: 2005-03-04
Halaman: 12

Konten


4cm 12 4 MARET 2005 JUMAT Terminal Sepi, Pendapatan Tukang Beca Merosot BLANGPIDIE (Waspada): Sejak terminal angkutan Blangpidie sepi, pendapatan tukang beca yang nangkring di kawasan itu merosot tajam. Menurut seorang abang beca, Ikbar, 34, kepada Waspada beberapa waktu lalu, mengaku kepayahan karena pendapatan dari menarik beca menurun drastis. Akibatnya, dia harus pindah lokasi di pusat pasar Blangpidie untuk mengejar setoran. Menurutnya, situasi ini sangat berbeda ketika konflik belum berkecamuk. "Dulu banyak bus barang jadi kita mudah cari rezeki,' ujarnya. Disebutkannya, pada waktu terminal masih ramai, jumlah beca yang beroperasi di terminal itu berjumlah 30. Kini di antara mobil yang masuk tersebut hanya mobil jarak dekat saja. Seperti jurusan Blangpidie ke Tapaktuan atau Blangpidie ke Meulaboh juga sebaliknya. Jumlahnya pun sangat sedikit sekali, demikian juga dengan trayek jarak jauh, jumlahnya sangat minim sekali. Seorang warga Blangpidie mengaku enggan ke terminal Blangpidie karena minimnya kendaraan yang beroperasi. Syahrul pemilik jasa angkutan Duta Sarana mengaku himbauan dari dinas Perhubungan telah beberapa kali diterimanya. Tetapi karena belum ada rekan-rekan sesama pelaku usaha sejenis yang mengarahkan kendaraannya ke terminal untuk bongkar muat, maka dia pun enggan. Kadis Perhubungan Kabupaten Abdya H. Edwarsyah, S.Sos yang dihubungi Waspada secara terpisah mengaku sudah merencanakan penertiban terhadap kendaraan umum yang tidak masuk ke terminal itu.(cjr) 3 Kali Gagal, PIM-2 Sedang Restart Up KRUENG GEUKUEH (Waspada): Pembangunan pabrik pupuk PIM-2, meski sempat tiga kali gagal, namun berkat kerja keras saat ini, saat ini pabrik pupuk itu sedang melakukan restart up. Menurut Direktur Utama PT.Pupuk Iskandar Muda (Dirut PT.PIM) Ir. Haji Hidayat Nyakman, MSIE, MA didampingi Dewan Komisaris dan direksi lainnya, sebenarnya pada 22 Pebruari 2005 yang lalu, tepatnya pukul 22:40, pihaknya berhasil memproduksi urea granul, tetapi dalam ujicoba itu masih ada hambatan teknis yang saat ini masih diupayakan jalan keluarnya. "Kami mohon doa restu semua pihak terkait dan masyarakat lingkungan agar kendala ini dapat segera kami atasi dengan baik," ujarnya khusus menjawab pertanyaan Waspada seusai acara menjamu dan menyantuni 522 orang anak yatim-piatu warga lingkungan di Masjid besar Al-Muntaha PT.PIM, Krueng Geukueh, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, Senin, lalu Hidayat Nyakman meminta maaf semua pihak soal masih adanya kendala-kendala teknis itu, terutama warga masyarakat lingkungan yang terdekat untuk dapat memaklumi karena pabrik mengeluarkan suara yang agak keras dan juga kadang kalanya tercium bau ammonia. Hidayat tetap optimis pabrik PIM-2 dapat beroperasi dengan lancar dan target produksi pada bulan Maret 2005 ini tercapai sebagaimana yang diharapkan. Mengenai kontrak gas alam bahan baku pabrik, sejak 31 Desember 2004 lalu, PT.PIM, hanya mendapatkan tiga cargo dan pihaknya telah menandatangani kontrak dengan ExxonMobil.(b14) Simpang Lamlagang Butuh Traffic Light BANDA ACEH (Waspada): Perempatan jalan di kawasan Lamlagang membutuhkan lampu pengatur lalu lintas atau traffic light karena persimpangan tersebut hampir setiap harinya mengalami kemacatan. Sejak bencana tsunami akhir tahun lalu, melanda Banda Aceh, kawasan itu mulai padat dilalui kendaraan baik roda dua maupun empat. Padahal, dulunya lintasan tersebut merupakan jalan alternatif menuju wilayah timur Banda Aceh. Akibatnya, perempatan antara jalan Seulawah, Hasan Dek dan Residen Danubroto itu menjadi padat dengan kenderaan yang hilir mudik setiap harinya. Terutama pada saat jam sibuk, seperti pagi, siang maupun sore hari. Pantauan Waspada, Kamis (3/3) di persimpangan menuju stadion Harapan Bangsa itu, banyaknya kendaraan yang melintasi sehingga kemacatan tak terhindari. Tapi, berkat kesigapan sejumlah aparat kepolisian kemacatan itu hanya terjadi beberapa saat. Menjelang siang kemacatan mulai menjadi-jadi karena tidak adanya lampu pengatur lalu lintas di tempat itu. Sejumlah kendaraan roda empat tampak berusaha meloloskan diri dari kemacatan yang panjangnya mencapai ratusan meter arah pusat kota. Tidak itu saja, banyaknya kendaraan roda empat yang parkir di pinggir jalan menghambat laju kenderaan lainnya. Padahal lintasan tersebut hanya dua jalur tanpa pembatas di tengahnya. Tidak sebandingnya arus lalu lintas dan ruas jalan juga merupakan penyebab kemacatan tersebut. MEDAN (Waspada): Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (Diklusepa) Fasli Djalal, menutup Pelatihan Tenaga Pengelola dan Kelompok Bermain dalam rangka rehabilitasi bencana alam di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Acara itu bertempat di Gedung BPPLSP Jalan Kenanga Raya Tj.Sari Medan, Kamis (3/3). Penutupan itu disaksikan Kepala BPPLSP Regional I Drs. Chairudin Samosir,M.Pd, Kasubdis PKS Dinas Pendidikan Sumut dan panitia penyelenggara, Samaria Pane dan Sandi Chairunnur. 80 Peserta dari berbagai wilayah seperti Kota Banda Aceh, Kota Sabang, Aceh Besar, Kabupaten Pidie, Bireuen, Nagan Raya, Simeulue dan Lhokseumawe ambil bagian dalam pelatihan yang berlangsung selama empat hari itu. Kehadiran Fasli Djalal sekaligus menyaksikan pelantikan PNS di lingkungan BPPLSP. Fasli Djalal menyebutkan upaya penanganan belajar bagi kelompok usia dini terus dilakukan di Aceh, pasca tsunami. Pihaknya berupaya demikian rupa agar program pembelajaran di Aceh berjalan lancar, terutama untuk kelompok usia dini. Demikian juga bagi generasi muda untuk usia 7-18 tahun dan pemuda dewasa. Selama ini, sebut dia, pembelajaran bagi anak- anak usia Padu (0-6 thn), dilakukan di lokasi penampungan sementara serta kelompok usia 7-18 tahun, mendapatkan pembinaan di beberapa titik lokasi yang diperuntukkan bagi lokasi pembelajaran. Kelompok usia pemuda dewasa, diberikan kesempatan belajar keterampilan. Upaya itu, sebut Djalal adalah salah satu program pembentukan kemandirian masyarakat yang kelak diharapkan bisa mandiri. Waspada/Zafrullah JEMBATAN PUTUS: Jembatan Glee Bruek yang menghubungkan Desa Krueng Kala dengan Kampung Pasi, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar, terputus akibat terjangan tsunami akhir tahun lalu. Akibat bencana tersebut, sekitar 2 kilometer daratan hilang dan berubah menjadi lautan, sehingga jembatan ini tampak seperti dermaga. BLANGKEJEREN (Waspada): Masyarakat pengguna jalan Blangkejeren-Kutacane mempertanyakan keseriu- san pihak berkompeten yang merawat jalan provinsi tersebut. BANDA ACEH (Waspada): Pengembangan wilayah Provinsi NAD harus memperhatikan sistem lahan sehingga tidak mengundang timbulnya bencana lain akibat kesalahan perencanaan. Demikian disampaikan Ketua Kelompak Kerja (Pokja) Tata Ruang dan Pertanahan, Provinsi NAD, Ir Chairani TA, dalam salah satu poin hasil rumusan lokakarya rencana rehabilitasi dan rekonstruksi di gedung Prof Dayan Dawood Unsyiah Darussalam, Rabu (2/3). Dana Rawat Jalan Rp 2 M Dipertanyakan "Rencana tata ruang merupakan acuan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pembangunan Aceh di masa mendatang. Rancangan tersebut harus memperhatikan aspek teknis dan keselamatan kawasan lingkungan," sebut Chairani. Nanggroe Aceh Darussalam Pasalnya, meski pemerintah telah mengalokasikan dana pera- watan tahun 2004 sekitar Rp 2 miliar, pada beberapa bagian jalan masih banyak terdapat lubang kecil dan lubang besar yang menganga pada pinggir dan badan jalan yang vital tersebut, sehingga menyulitkan pengguna jalan yang melintas dan memba- hayakan keselamatan. Beberapa sopir angkutan umum dan kendaraan roda dua yang Waspada temui, Senin dan Selasa (28-1/3) mengaku was- was setiap melintasi jalan yang menghubungkan Blangkejeren dan Kutacane tersebut. Selain itu, kata Chairani, Provinsi NAD memiliki potensi bencana alam gempa dan tsunami. Dalam perencanaannya, tata ruang daerah harus memperhatikan kondisi alam yang berlaku serta menerapkan manajemen bencana alam. Rencana tata ruang, lanjut dia, harus memuat peruntukkan kawasan, seperti perkotaan, permukiman, perkantoran. Kemudian, memuat pusat kegiatan perekonomian, pemerintahan, taman tsunami dan kota pembelajaran gelombang dahsyat tersebut. "Semua itu, memerlukan partisipasi, aspirasi dan harapan dari masyarakat untuk proses selanjutnya. Masyarakat Aceh perlu dilindungi dari bencana alam seperti tsunami maupun lainya di masa akan datang," ungkap Chairani. MAXX "Lubang pada badan jalan dan berem sangat menganggu kenyamanan kami karena sedikit saja lalai bila tidak masuk Sejumlah warga pengguna jalan mengeluh seringnya kemacatan terjadi di tempat itu. "Selain ruas jalan terbilang sempit, di persimpangan Lamlagang tidak ada lampu pengatur lalu lintas. Îni penyebab seringnya kemacatan," ungkap Nurdin, 32, warga Geucu Komplek Banda Aceh. (chs) Ditjen Diklusepa Tutup Pelatihan 32 KK Abdya Terima Relokasi Ketua Pokja Tata Ruang dan Pertanahan itu menjelaskan, dalam perancangan tata ruang tersebut, perlu pencapaian perkembangan wilayah pantai barat dan timur Provinsi NAD. Kedua daerah itu harus saling berhubungan, seimbang dan proporsional serta saling keterkaitan.(chs/b02) BLANGPDIE (Waspada): 32 Kepala keluarga (KK) warga Ujong Serangga Kecamatan Su- soh Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) yang sebelumnya meno- lak, kini menerima relokasi. "Kami menerima pembangu- nan rumah bantuan itu dipindah- ke lokasi lain, setelah Pak Sekda meyakinkan kami tetap boleh membuka sayah di tempat sini (Ujong Serangga). Syaratnya, saat pembangunan pelabuhan nanti, kami harus siap bila tem- pat usaha dipindahkan," ujar Yusmalina warga Ujong Serang- ga kepada Waspada, Rabu (2/3) di Meunasah di Meunasah Ujong Serangga tempat 32 KK yang saat ini mendiami tenda-tenda darurat. Kawasan Pantai Ujong Se- rangga yang luluh lantak karena tsunami kini sudah kembali se- mula. Meski masih banyak puing yang belum dibersihkan, namun aktivitas ekonomi di wilayah itu sudah mulai bangkit. "Kami sudah mulai buka warung lagi," ujar Yusmalina. Seperti yang diakui Asisten jurang, pasti akan menabrak bukit, keluh salah seorang sopir. Menurut warga lainnya, sebelumnya pihak berkompeten pernah melakukan pengaspalan. Ironisnya, dilihat dari panjang- nya ruas jalan yang harus dilalui, perbaikan yang dilakukan itu masih sangat minim. Soalnya, lubang yang menganga pada badan jalan itu sama sekali tak ditimbun dan dibiarkan saja. "Kan wajar, kalau kami me- rasa heran. Sepengetahuan kami, pemerintah telah mengalo-kasi- kan dana sekitar Rp 2 miliar untuk perawatan jalan sepanjang 65 Km lebih. Tapi yang kami lihat perbaikan jalan provinsi itu, hanya beberapa kilometer saja, bahkan ada jalan yang baru di- aspal tapi telah terkelupas kem- IDrs. M. Hanafiah, Ak, SH kepa- da harian ini beberapa waktu lalu, Pemkab berusaha memberi- kan solusi kepada warga yang menolak direlokasi tersebut. "Kita sudah beberapa kali ke situ, (kawasan Ujong Serangga). Ter- akhir kali saat dimulainya pem- bangunan rumah bantuan yarakat Jerman," ujar Hanafiah. Kata Hanafiah, kunci perma- salahan penolakan itu karena lokasi Ujong Serangga itu meru- pakan tempat warga mencari nafkah. Seperti membuka usaha warung, kedai ikan, dan gudang. "Mereka telah lama bergantung hidup dari laut, sehingga sulit jauh darinya," ujar Hanafiah. Hanafiah menyebutkan ka- wasan Ujong Serangga menurut rencana tata ruang wilayah Abd- ya tahun 2002 akan dijadikan kawasan pelabuhan. "Karena ka- wasan itu merupakan tanah negara, maka mereka kita larang membangun rumah permanen di kawasan itu. Kita juga selalu melakukan pendekatan sehingga mereka mau dipindahkan," ujar Hanafiah. bali, lantas kemana dana pera- watan tersebut digunakan," tanya pengendara roda dua. Sayang, pimpinan Projabal Ir. Ismail, selaku penanggung jawab perbaikan dan perawatan jalan Blangkejeren-Kutacane ketika hendak ditanya, Selasa (1/3) belum berhasil ditemui. Me- nurut Faisal ST, salah seorang KTU di Projabal Blangkejeren, pimpinan sedang di Banda Aceh dan baru masuk Rabu (2/3). Kepada Waspada, Faisal ST mengatakan, dari anggaran ta- hun 2004 sekitar Rp 2 miliar, pi- haknya telah melakukan peng- aspalan jalan sepanjang 2 Km. Seperti di kawasan desa Kungke mulai dari STA 28 sampai STA 30. "Tanggung jawab kita mulai dari Blangkejeren sampai Sim- pur, Aceh Tenggara. Jadi perbai- kan dilakukan hanya untuk kawasan tertentu," ujarnya. Menurut Camat Blang Ma- ngat, H. Musli BA kepada Waspa- da beberapa waktu lalu, kepin- dahan pengungsi Kuala Meuraxa ke bekas lokasi desa mereka me- rupakan permintaan warga sendiri setelah keluar instruksi pemerintah daerah setempat un- tuk mengosongkan halaman RSUD Cut Mutia. Disinggung mengenai ba- nyaknya badan jalan yang telah mengalami kerusakan, menurut Sejak kemarin, para pengu- ngsi korban tsunami yang berasal dari Desa Kuala Meuraxa dan Desa Blang Cut mulai mening- Sesuai dengan instruksi pe- galkan lokasi pengungsian daru- ngosongan lokasi rumah sakit, rat di RSUD Cut Mutia Lhokseu- sejak tanggal 2 Maret 2005, para mawe. Sebelumnya pengungsi pengungsi mulai membuka tenda dari Desa Jambo Masjid yang ter dan mengumpulkan seluruh diri dari 139 KK juga hengkang peralatan masak untuk pindah dari kamp pengungsi darurat itu ke tempat yang baru. "Kita akan tinggal akibat kekurangan pangan. karena mengaku tidak betah upayakan mereka untuk tinggal di barak-barak yang telah di- Meuraxa dengan jumlah 141 KK, Pengungsi dari Desa Kuala bangun pemerintah," kata Musli, namun karena jumlah pengungsi setelah pindah dari RSUD ter- melebihi jumlah ruang di barak Menurut Hanafiah, sebelum- nya Jerman berjanji akan mem- bangun 170 rumah, dan jumlah- nya akan bertambah. "Kita belum mendapat laporan tentang pe- nambahan bantuan tersebut. Ki- ta akan cari tahu jumlahnya," ujarnya yang belum mendapat laporan dari Gruenhelme e, V. Kepada Waspada Gruenhel- me e,V Dr Rupert Neudeck me- ngatakan akan membantu pem- bangunan rumah bagi warga kor- ban tsunami itu sekitar 300 unit. Paling tidak, 20 item keterampilan sudah diajarkan kepada mereka dan biaya pelatihan bersumber dari beberapa mitra yang ingin bekerjasama. Drs. Chairudin Samosir mengatakan kegiatan penyelenggaraan pelatihan ini merupakan realisasi kerjasama antara Ditjen Diklusepa dengan perwakilan UNICEF Jakarta.(h04) Pengembangan Wilayah Jangan Hanya Pengungsi Blang Cut Tempati Barak Permanen Pertahankan Adat Beberapa waktu lalu, masya- rakat Pulau Kayu Kecamatan Susoh bersama Pemkab Abdya mempeusijuk materi bantuan yang akan digunakan untuk pembangunan rumah tersebut. Budaya peusijuk bagi mas- yarakat Susoh adalah langkah awal terhindar dari kecelakaan kerja dan rumah yang dibangun dapat dimanfaatkan sebagai ma- na fungsinya. Rencananya ru- mah bantuan itu diperuntukkan bagi para warga Pulau Kayu yang menjadi korban gempa-tsu- nami 26 Desember 2004. LHOKSEUMAWE (Waspa- paksa menetap di bekas desa tersebut, warga Kuala Meurasa da): Dari ratusan pengungsi yang telah porak-poranda karena terpaksa kembali ke kampung Kecamatan Blang Mangat, Pem- barak yang tersedia tidak men- sendiri dan mendirikan kamp ko Lhokseumawe yang pindah cukupi. darurat. dari lokasi pengungsian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Mutia, hanya warga Desa Blang Cut sejumlah 28 KK yang baru menempati barak pengung- sian permanen di desa setempat, Rabu (2/3). Pengungsi Jambo Majid, se- kembali dari RSUD Cut Mutia, masih tetap bertahan di kamp darurat di yang dibangun di per- tapakan bekas rumah yang telah hancur. Faisal karena dana yang tersedia minim, sehingga pihaknya tak bisa berbuat banyak. "Ada jalan yang diaspal dan ada lagi yang dipending. Jadi dana tahun 2004 telah selesai dipertanggung ja- wabkan, sekarang tinggal menu- nggu alokasi dana tahun 2005," ujar Faisal. Seperti diberitakan harian ini sebelumnya, kepulangan me- reka menurut Panglima Laot Blang Mangat, Ali Panton, ka- rena beberapa Minggu terakhir penyaluran bahan makanan di kamp tersebut menurun drastis. Sedangkan ketika mereka me- minta kepada pihak kecamatan, permintaan mereka tidak dika- bulkan. Pantauan Waspada, jalan yang mengalami kerusakan dan berlubang tanpa adanya tanda- tanda telah diperbaiki itu, terda- pat di daerah Pa Lima Belas, Agu- san, Atu Putih, Ramung, Jamur Gele, Air Panas, Air Jernih, Gum- pang, Meloak Sepakat, Ongal- ongal, Jeret Onom, Serkel, Mar- punge, perbatasan Gayo Lues Aceh Tenggara, Rumah Bundar dan Simpur. Bahkan di kawasan Desa Kungke yang baru selesai diaspal pihak Projabal, beberapa bagian badan jalan telah muncul lubang- lubang kecil yang menganggu kenyamanan pengguna jalan Blangkejeren-Kutacane yang ter- bilang padat itu.(cb07) Camat H. Musli BA ketika dikonfirmasikan Waspada men- jelaskan, warga Jambo Masjid bersama pengungsi Desa Blang Cut dan Kuala Meuraxa tidak Pimpinan dari masyarakat Jerman yang tergabung ke dalam sebuah lembaga non pemerintah (NGO) Gruenhelme e.V Dr. Ro- pert Neudeck dalam sambutan- nya saat itu mengatakan sangat menghargai adat istiadat yang berlaku di daerah Pulau Kayu tersebut. Dia juga berterima kasih ter- hadap masyarakat Pulau Kayu, polisi dan militer serta Pemkab Abdya atas kerjasama yang ter- bangun sejak awal kedatangan mereka. Direncanakan pembangunan rumah tokoh tahan gempa di atas tanah milik Pemkab tersebut. akan rampung dalam waktu dua bulan mendatang. Pekerja akan digunakan tenaga sukarela dari masyarakat di daerah tersebut, terutama mereka yang juga merupakan korban bencana di akhir tahun 2004 itu. Pemerintah lewat Sekdakab Abdya Drs. H. Burhanuddin Sampe, MSc juga sangat berte- rima kasih kepada masyarakat Jerman. (cjr) IMM Dukung Penolakan Kenaikan BBM BANDA ACEH (Waspada): DPD Ikatan Mahasiswa Muham- madiyah (IMM) Provinsi NAD sangat mendukung berbagai aksi yang dilakukan kalangan ma- hasiswa untuk menolak kenai- kan harga BBM. Pasalnya, kebi- jakan SBY-JK ini dinilai sama sekali tidak memihak kepada rakyat kecil. diambil pemerintah untuk me- naikkan harga BBM terkesan dilakukan secara tergesa-gesa. Sebab, kebijakan itu sama sekali belum pernah dikonsultasikan oleh pemerintah dengan DPR- RI. pernah kekurangan pangan. Mereka setiap bulannya mendapat bantuan pangan dari Save The Children melalui Sat- korlak di lokasi pengungsian. Tapi beberapa hari lalu warga minta jatah bantuan dari peme- rintah setempat karena yang selama ini disalurkan mereka anggap bukan dari pemerintah. "Kita tidak memenuhi per- mintaan itu, karena menjalan- kan prosedur yang berlaku. Se- bab bantuan dari Save The Chil- dren itu juga hasil koordinasi dengan Satkorlak," ujar Musli BA. Salah seorang anggota Sat- korlak di RSUD Cut Mutia, Ishak juga membenarkan, setiap bulannya seluruh pengungsi mendapat bantuan pangan dari Save The Children melalui Sat- korlak. Yaitu, berupa beras seba- nyak 12 Kg/jiwa, mi instan dan minyak goreng. (cdin) Bahkan, menurut Ketua Umum DPD IMM NAD Rudi Ismawan kepada Waspada di Banda Aceh, Kamis (3/3), kebija- kan tersebut justru telah menim- bulkan kesan yang kurang simpati dari masyarakat terha- dap pemerintah. Apalagi dalam kampanyenya dulu, SBY-JK pernah berjanji tidak akan me- naikkan harga BBM. Begitu juga dengan alasan untuk mengurangi defisit APBN, Rudi mengatakan solusinya tidak hanya dapat dilakukan melalui pengurangan subsidi BBM saja. Malah, kenaikan harga BBM ini justru memicu kenaikan bahan kebutuhan pokok yang akhirnya hanya akan semakin menyulit- kan masyarakat kecil saja. Sementara kompensasi yang dijanjikan oleh pemerintah, yakni untuk dana penanggulangan ke- sehatan dan kemiskinan, menu- rut dia belum dapat dijadikan Menurut dia, kebijakan yang Jumlah PNS Abdya Yang BLANGPIDIE (Waspada): Jumlah pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) sebelumnya 14 orang meninggal dan hilang, kini bertambah menjadi 22 orang. 15 Orang meninggal dan hi- lang di antaranya berada di ling- kungan Dinas Pendidikan Pe- muda dan Olahraga, tiga orang di Dinas Kesehatan, dua orang pegawai Setda kabupaten dan masing-masing satu orang di Dinas Budparkab dan Setcam Blangpidie. Data dari Bagian Kepega- waian di Setdakab mencatat PNS yang masih hilang adalah Drs. H. M. Nasir Hasan, MM Pejabat Bupati Abdya, Asahan, SH, Plt. Kasubdin Program di Dinas Bud- par Kabupaten Abdya, Ertina Dewi Kasih Kesejahteraan Sosial pada Setcam Blangpidie, Aisyah Ahmad, Guru SDN Kuta Tuha Kecamatan Blangpidie. Suardi, guru SDN 2 Meunasah Sukon 8000 Meninggal Dan Hilang Bertambah Kecamatan Manggeng, staf Puskesmas Kecamatan Kuala Batee. Menurut Asisten I Pemerin- tah Kabupaten (Pemkab) Abdya Drs. M. Hanafiah, Sk, SH kepada Waspada di Blangpidie, Kamis (3/3), ahli waris korban yang meninggal akan mendapatkan uang duka. "Gajinya dibayar pe- nuh hingga April selanjutnya mereka mendapatkan gaji pen- siun, sedangkan yang masih hilang gajinya akan dibayar hingga 12 bulan, selanjutnya akan mendapatkan gaji pensiun," ujar Hanafiah. Kata Hanafiah, jumlah PNS di Abdya sebanyak 1.868,"Jum- lah itu itu sebelum tsunami, seka- rang kita sudah kehilangan 22 orang," ujar Hanafiah. Menurut dia jumlah PNS yang ada saat ini masih dirasa kurang, seha- rusnya sebanyak 4.000 orang. Dia berharap pemerintah pusat memperhatikan jumlah yang sangat minum itu. SABANG (Waspada): Melihat realita selama 9 tahun menghabis- kan waktunya untuk mengabdi dan membangun Kota Sabang, sudah sepantasnya masyarakat menga- cungkan jempol kepada Walikota Sabang, Drs. Sofyan Haroen. Sofyan datang ke Sabang me- menuhi panggilan tugas sebagai Sekwilda terhitung tanggal 8 Okto- ber 1996 sesuai dengan SK Mendag- ri tanggal 22 Agustus 1996. Selama memegang jabatan ter- sebut, Sofyan sudah memperlihat- kan dedikasinya mengabdi untuk masyarakat Sabang. Berbagai gagasan dijalankan bersama Wali- kota Sabang, kala itu, H. Bustari Mansyur untuk memajukan kota yang berpen- duduk 27 ribu jiwa itu. Anak mantan pegawai Departemen Penerangan Aceh, Haroen Ali (alm) ini sebelum bertugas di pulau bebas cukai ini, sudah kenyang pengalaman selama bekerja di Dispenda Tk.I Prov.D.I Aceh. BARRO A WASPADA suatu jaminan. "Apa sudah ada jaminan dana tersebut nantinya tidak akan mengalami keboco- ran? "Seperti yang sudah-sudah, dana kompensasi itu tidak per- nah sampai ke tangan rakyat,? kata Rudi. Waspada/Ali Amran BUTUH PERBAIKAN: Ruas jalan Blangkejeren-Kutacane meski dana perawatannya besar namun di beberapa ruas jalan tersebut masih terdapat puluhan lubang besar dan kecil, sehingga mengganggu arus transportasi dan membutuhkan perbaikan. Seperti pada gambar yang direkam, Selasa (1/3) lalu. Jabatan pertama yang diemban Sofyan ada- lah sebagai kepala UPT pungutan PKB/BBNKB terhitung 1 Desember 1979, sedangkan yang terakhir di Dispenda Tk. I Aceh yaitu kepala Subdin. Was. Bin terhitung tanggal 16 Desember 1993 sampai dengan tanggal 21 Agustus 1996. Menelusuri pengalaman yang digeluti selama di Dispenda, maka tidak heran, jika Sofyan yang menyandang gelar sarjana Institut Ilmu Ke- uangan Jakarta, tamatan tahun 1977 itu, paling giat mencari uang, baik menggali PAD maupun menggalang dana-dana pusat untuk membangun daerah Kota Sabang. Dalam bidang karirnya, Sofyan mengawali dari bawah. Yaitu dengan pangkat pengatur muda (II/a) tahun 1974. Tak heran dalam melaksanakan tugasnya ia sangat memperhatikan kebutuhan karyawannya. Pria berperawakan India ini, memang tegas dalam bertindak dan selalu optimis membangun daerah yang dipimpinnya. "Membangun harus dengan selera tinggi. Melihat jauh ke depan sampai ke anak cucu kita, bukan kepentingan sesaat," ujarnya suatu ketika. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Sofyan dibantu Sekda, Drs. Suradji Junus, yang juga putra daerah dan dinilai berhasil di bidang karirnya. Sehari-harinya, kedua pemimpin dae- rah ini bagai pinang dibelah dua. Saling pe- ngertian dan mendukung, sehingga misinya mem- bangun daerah ini dinilai berhasil. Karenanya, DPD IMM NAD meminta pemerintah jangan ter- gesa-gesa untuk mengurangi subsidi BBM atau jika perlu di- tunda atau dibatalkan sama sekali. Robby Sugara selaku Kabid Sosial Ekonomi DPD IMM NAD menyebutkan, dinginnya sikap mahasiswa Aceh menanggapi kenaikan harga BBM tersebut, karena saat ini gerakan mahasis- wa lebih difokuskan pada pena- nganan masyarakat korban ben- cana alam gempa bumi dan tsunami.(604) Sofyan Haroen Sosok Pemimpin Yang Patut Dibanggakan Bapak empat orang anak ini dalam menja- lankan tugas rutinitas sehari-hari selalu men- dapat dukungan dari sang istri, Hj.Kemala Winta. Pendamping Sofyan ini sehari-hari menghabiskan Namun, kata dia dengan jumlah yang ada saat ini Pemkab berusaha keras sebagai publik servis yang baik. "Walau jumlah kita kecil kita bekerja lebih opti- mal lagi," ujar Hanafiah. Disiplin Pemkab Abdya, kata Hana- fiah sudah mengirim surat eda- ran tentang ketentuan jam kerja, pakaian dinas dan aplikasi Sya- riat Islam kepada seluruh dinas, kantor dan badan. Surat yang ditanda-tangani Sekdakab Drs. H.T. Burhanuddin Sampe, MSc, kata Hanafiah merupakan perin- tah untuk dilaksanakan oleh para PNS di lingkungan kabupa- ten itu. "Mereka tidak bisa lagi masuk dan pulang sesuka hati, kita akan memonitor pelaksa- naan kebijakan itu, dan bagi mereka (PNS) yang kedapatan tidak melaksanakan perintah tersebut kita punya undang-un- dang yang memberikan huku- man," tegas Hanafiah.(cjr) waktunya mengu-rus Dekranas Kota Sabang. Maklum, Dekranas yang dipim- pinnya banyak melaksanakan ke- giatan, antara lain membangun bengkel seni kerajinan rakyat di Ujung Karang. Bengkel ini meng- hasilkan berbagai jenis kerajinan tangan yang dibuat dengan mesin yang bahan bakunya dari pohon kelapa. Dekranas juga membuka kegia- tan jahit menjahit bordir, membina pengusaha kecil yang bergerak di bidang usaha industri rumah tangga seperti dodol jahe dll. Istri Sekda Kota Sabang, se- hari-harinya beraktivitas sebagai ketua Dharma Wanita Persatuan Kota Sabang. Kepedulian terhadap anak-anak usia sekolah cukup tinggi. Tak heran kalau ia selalu turun ke sekolah- sekolah menyerahkan bingkisan untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar. Pasca bencana alam gempa tsunami, ia turun bersama anggota pengurus lainnya menyalurkan buku-buku dan balpoin kepada anak-anak korban tsunami. Kembali ke Walikota Sabang, Drs. H. Sofyan Haroen sosok leadership (pimpinan) yang patut dibanggakan. Sebagai administrator pembangunan ia menyingsingkan baju membangun negeri ini bersama rakyatnya. Membangun negeri yang berbasis kerakyatan merupakan proses peningkatan kesejahteraan masyarakat secara bertahap, terencana dan terarah. Selama lima tahun ia mengayuh bahtera me- nuju sebuah pulau yang dicita-citakan, hingga tak terasa waktunya habis sampai tanggal 8 Februari 2005. Genaplah pengabdiannya sebagai Walikota Sabang selama lima tahun. Meskipun banyak gagasan dan programnya belum seluruhnya berhasil dilaksanakan. Namun itu merupakan pondasi yang kuat untuk melanjutkan pembangunan kedepan. Masyarakat Sabang menaruh perhatian besar terhadap sosok pimpinan seperti Sofyan. Tujuannya supaya program yang masih tersisa belum dilaksanakan bisa berlanjut secara berkesi- nambungan. Masyarakat mengharapkan Sofyan bersama Drs. Suradji Junus bersedia maju dalam pemilihan langsung Walikota Sabang yang digelar akhir tahun ini. Pasangan yang sangat serasi ini diperhitungkan akan mampu bersaing dengan kandidat lain yang ikut meramaikan bursa calon Walikota dan wakil Walikota Sabang periode 2005-2010. Rasanya kurang etis membeberkan calon-calon kandidat walikota dan wakil walikota Sabang yang akan bersaing dalam pemilihan langsung. Kita tunggu saja dalam percaturan Pilkada mendatang. T.Zakaria Al Bahri WASPADA Color Rendition Chart Kons Bencana gempa menghentakkan In ribu nyawa melay hancurnya pemuk Para pakar berkesim bahwa bencana ini a murni peristiwa alam ( bergesernya lempeng E dan Indo-Australia dan Lautan Indonesia). Meski murnu peri alam, namun sebenarny lah korban masih dapat d bila kondisi lingkungan tetap terjaga kelestaria Salah satu contoh nya masih segar di benak kit lah apa yang terjadi di lauan Nias, bahwa ad daerah/wilayah yang tic sak diterjang tsunamai adanya hutan mangro Hutan mangrove bem sebagai pemecah terjang bak lautan dan secara kan dapat mengurangi nya, sehingga volume da patan air tidak bersifat m kehidupan di darat. Pada hakekatnya pe bencana dikarenakan terjadinya ketidak seimb alam (kerusakan lingku Kerusakan lingkungan menyebabkan bencana tak terelakkan lagi kare bat yang ditimbulkannya ti "efek bola salju" semaki semakin besar. Keseimbangan Menurut Sejak penciptaan al mesta, telah berlaku tullah" bagi ciptaanNya s ga senantiasa dalam raturan dan kesetimb atau dikenal dengan "h alam". Secara alamiah (su lah), alam akan mempe dirinya sendiri bila terja dak kesimbangan/ketida raturan akibat adanya sakan oleh alam itu send manusia. Namun dalam hal ini nya dalam batas-batas te yakni batas kemampuar Bila kerusakan yang sangat besar akibat ak manusia, maka alam mampu lagi memperbai disi yang rusak tersebut, dengan keseimbangan alam tidak lagi fit untuk pan manusia dan satw Tuntunan Islam te keseimbangan alam san jelas sebagaimana tertu dalam firman Allah SW 1] "Allah menjadikar langit, kamu sama sekala melihat sesuatu yang seimbang/serasi di dala taan Allah Yang Mahc man. Lihatlah berulang h ngan teliti, adakah kamu sesuatu yang tidak seim serasi". (Q.S.Al Mulk:3 2] "Dan suatu tanda ( saan Allah yang besar mereka adalah bumi yan Kami hidupkan bumi i kami keluarkan daripa biji-bijian, maka daripa mereka makan. Dan kan kan padanya kebun-kebu ma, anggur dan kami pe kan padanya beberapa ma supaya mereka dapat m dari buah-buahan, dan de yang diusahakan oleh t mereka. Maka mengap mereka tidak bersyukur Meng Oleh: Mawa Bangsa Indonesia yan yoritas berpenduduk Isla miliki jumlah masjid 70 buah yang tersebar di se penjuru tanah air. Lantas kita merenung sejenak barangkali hati kita akan sik, kenapa masjid yang se kian besar jumlahnya tida menjadi sebuah potensi untuk membangkitkan bangsa Indonesia, khus umat Islam dari keterpur Malah kenyataan yar jadi di masyarakat adala miskinan akibat krisis tidak berkesudahan sejak kejahatan narkoba dan k tan lainnya merejalela, pe sosial semakin mewabah, sitas kemaksiatan juga ser meningkat.Seolah-olah Islam terjerat dalam ling Setan, tidak berdaya u mencegahnya, padaha mempunyai potensi masjic ribuan jumlah jama'ahnya Fakta-fakta tersebut pakan salah satu indikato kehilafan umat Islam d mengelola masjid-masjid ada selama ini. Sehi: timbullah kesenjangan F haman di tengah masyar seperti: Pertama, kesenja dalam memfungsikan m Masjid belum difungsikan gaimana mestinya sesua ngan tuntunan Rasulullah. Karena secara umum, paknya masjid hanya dif kan untuk kegiatan ibad tual. Sedangkan kegiatan dah sosial kemasyarakata lum banyak diperbuat. Kedua, kesenjangan d organisasi kemasjidan. nisasi kemasjidan sep