Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Waspada
Tipe: Koran
Tanggal: 2005-07-01
Halaman: 04

Konten


4cm 4 1 JULI 2005 JUMAT WASPADA Terbit sejak: 11 Januari 1947 Pendiri: H. Mohammad Said (1905-1995) Hj. Ani Idrus (1918-1999) Pemimpin Umum Dr. Hj. Rayati Syafrin Pemimpin Redaksi/Penanggungjawab H. Prabudi Said Wakil Pemimpin Umum/Wapemred H. Teruna Jasa Said Redaktur Pelaksana Azwir Thahir, Sofyan Harahap Pemimpin Perusahaan Dr. Hj. Rayati Syafrin Wakil Pemimpin Perusahaan Drs.H.Bahtiar Tanjung 10 10 10 Kualitas, Jangan Sekadar Lulus Intisari TAJUK RENCANA U jian Nasional (UN) sudah selesai dan kemarin hasilnya sudah diumumkan. Kita merasa senang melihat angka kelulusan siswa pada ujian akhir tingkat SMP/Madrasah Tsanawiyah (Mts), SMA/Madrasah Aliyah (MA) dan SMK tahun 2004/2005 secara nasional mengalami kenaikan bila dibandingkan hasil yang dicapai tahun sebelumnya. Jika pada tahun 2003/2004 lalu rata-rata angka kelulusan siswa SMP, SMP, SMA dan SMK sebesar 71,55 persen, maka pada tahun 2004/2005 mengalami kenaikan menjadi 83,31 persen. lulus menunjukkan Peningkatan 10 persen lebih jumlah siswa yang "keberhasilan" sekolah. Sebelumnya sempat tersiar kekhawatiran jumlah siswa yang tidak lulus akan semakin besar bisa mencapai 40 persen karena Mendiknas meningkatkan angka standar kelulusan siswa dalam UN menjadi 4,25. Kekhawatiran itu wajar saja, terutama di sekolah-sekolah di luar kota yang serba minim fasilitas belajarnya. Sebenarnya, standar kelulusan siswa 4,25 untuk tiga mata pelajaran yang di-UN-kan terbilang rendah, karenanya di masa mendatang komunitas pendidikan wajib meningkatkan kinerjanya sehingga kualitas anak didik semakin meningkat, dan standar kelulusannya pun bisa lebih tinggi menjadi setidaknya 5,01. Sebab, di negara lain, seperti Malaysia standar kelulusannya siswanya sudah mencapai 6 dan itu benar-benar murni, tidak didongkrak, dimanipulasi, dan "disiram". Kontroversial masalah UN sudah terjadi bertahun-tahun, karena pemerintah memaksakan kehendaknya tanpa memikirkan dampaknya. Padahal, biayanya sangat besar, sementara manfaatnya tidak jelas. Ironis, jika kelulusan anak hanya dilihat dari hasil UN yang hanya sehari kebetulan lagi sakit. Padahal, yang lebih berhak menentukan kelulusan anak didik seharusnya guru di mana anak itu belajar selama tiga tahun. Lulus tapi tidak berkualitas = beban plus menambah pengangguran. Lepas dari masalah UN, kita harapkan . pemerintah konsisten untuk meningkatkan dunia pendidikan di tanah air dengan mengatasi berbagai permasalahan yang selama ini mengganjal, seperti kurangnya sarana dan prasarana pendidikan, terutama kualitas dan tanggung jawab guru dalam mengajar anak didiknya. Selama pemerintah tidak mampu mengatasinya, selama itu pula tingkat pendidikan kita akan anjlok. Bahkan, semakin parah di masa mendatang. Konsekuensinya SDM generasi muda kita ke depan tidak akan mampu bersaing. Hal ini sangat membahayakan masa depan bangsa kita ke depan karena takkan mampu bersaing dengan negara-negara lain di era globalisasi dan pasar bebas. Sudah saatnya pemerintah memperhatikan betul lemahnya dunia pendidikan saat ini sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang. Apalagi anggaran pendidikan sudah dipatok 20 persen dari keseluruhan APBN/APBD. Dengan anggaran yang besar itulah kita harapkan kendala yang dihadapi para pendidik dalam melaksanakan proses belajar-mengajar siswa di seluruh sekolah bisa diatasi sehingga kualitas anak didik meningkat. Bukan malahan menumbuhsuburkan korupsi sebagaimana di departemen lain. Selama ini terkesan pemerintah, orang-tua, para guru, dan masyarakat umumnya kurang memperhatikan kualitas pendidikan. Yang penting anaknya lulus, dan jumlah yang lulus hampir 100 persen. Hal itu bisa terjadi karena kebijakan pemerintah selalu berubah-ubah, dikenal juga dengan istilah ganti menteri ganti kurikulum" di samping berbagai kendala klasik lainnya. Kita sadar bahwa guru adalah aset paling berharga. Sayangnya, kualitas guru masih rendah, apalagi yang mengajar di daerah-daerah sungguh memprihatinkan. Penyebaran guru yang timpang pun menjadi kendala karena banyak sekolah di luar kota kekurangan guru, sebaliknya sekolah di kota berlebihan gurunya, bahkan sebagian sudah komersial. Permasalahan pendidikan di sekolah swasta kiranya lebih mengenaskan, sehingga sudah sepatutnya kalau pemerintah pun memperhatikan kendala-kendala di sekolah swasta karena masih ada guru kelas bergaji Rp 100.000 per bulan. Yang kita dambakan adalah kualitas pendidikan meningkat secara menyeluruh. Meningkat kuantitas dan juga kualitasnya, serta tidak hanya di perkotaan saja, tetapi juga di daerah-daerah. Sudah saatnya kualitas kelulusan anak didik diperhatikan. Jangan lagi sekadar lulus, dan itu harus dimulai dari sekarang.+ Hubungi kami KANTOR PUSAT WASPADA Jalan Letjen Suprapto/Brigjen Katamso No.1, Medan 20151 Tel: (061) 4150858 (3 saluran) Faks: (061) 4510025 E-mail: redaksi@waspada.co.id Website: http://www.waspada.co.id KANTOR PERWAKILAN WASPADA JAKARTA: Bumi Warta Jaya, Jalan Kebon Sirih Timur Dalam No. 3, 10340 Tel: (021) 322216 Faks: (021) 3140817 BANDA ACEH Jalan Ratu Syafiatuddin No. 21-C, 23122 Tel & Faks: (0651) 22385 LHOKSEUMAWE: Jalan Listrik No.11 Tel: (0645) 44208 Penerbit: PT Penerbitan Harian Waspada Komisaris Utama: Tribuana Said Direktur Utama: Dr. Hj. Rayati Syafrin, MBA, MM SIUUP: 065/SK/MENPEN/SIUUP/A.7/1985 tanggal 25 Februari 1988 ISSN 0215-3017 Percetakan: PT Prakarsa Abadi Press Jalan Letjen. Suprapto/Brigjen Katamso No.1 Medan 20151 Tel. 612681 Isi di luar tanggungjawab pencetak Harga iklan tiap mm kolom: Rp. 7.000 ukuran 42 mm. Opini KTTG-8Dan Deklarasi Johannesburg yang terjadi saat ini dan dimasa lalu. Oleh Enna Nurhaina Burhan P emanasan global dan dampak negatif dari peningkatan suhu bu- mi, sesungguhnya me- rupakan masalah yang sangat penting untuk diselesaikan demi terciptanya keselamatan ling- kungan dan kehidupan manusia. Pemanasan global yang di- sebabkan emisi gas rumah kaca (GRK) menimbukkan kondisi bumi bagaikan tersungkup da- lam rumah kaca. Panas matahari yang meng- hunjam bumi tak bisa kembali ke angkasa lepas, karena terha- lang oleh tirai GRK. GRK yang mengambang di ruang udara/ angkasa adalah buangan limbah gas (CO2) dari industri dan transportasi yang mempergu- nakan enersi minyak bumi dan gas (enersi fosil). Dampak negatif dari pening- katan pemanasan bumi adalah mencairnya salju abadi di kedua kutub yang berakibat naiknya permukaan air laut, banjir, tanah longsor, terendamnya pantai dan pulau-pulau landai di seluruh permukaan bumi. Protokol Kyoto 1997 adalah pakta internasional yang menga- tur pengurangan emisi GRK sampai pada tingkat emisi GRK tahun 1990. Negara-negara industri maju yang tergabung dalam G-7 justru oleh Protokol Kyoto 1997 harus menurunkan emisi GRK-nya sampai pada tingkat emisi tahun 1990. Menurut laporan Julia Whit- ty berjudul "Shoals of Time: Are We Witnessing the Extinction of World's Coral Reef, dalam bebe rapa dekade mendatang ratusan juta umat manusia harus dire- lokasikan. Ini karena bakal muncul banjir besar dan perubahan garis pantai akibat kenaikan permu- kaan air laut. Dari simulasi cuaca yang di- rancang Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) di- peroleh kesimpulan bahw ke- naikan suhu bumi akibat GRK tahun 2008 mengakibatkan permukaan air laut bertambah satu meter. Jika ini terjadi, ba- der ari ini kita memperingati HUT ke 415 Kota Medan pada 1 Juli 2005. Sebuah kota yang nampaknya semakin dewasa, yang terus harus berbe- nah mempercantik diri. Hal ini dapat dilihat dari perubahan fisik Kota Medan yang sangat signifikan. Sayangnya kemajuan itu masih menggambarkan ada- nya pengotakan dan pengkasta- an dari produk kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintahan Kota Medan pada strata sosial masyarakatnya, antara diinti kota dengan pinggiran. Suatu ilustrasi yang dapat dilihat menurut hemat penulis adalah dari gemerlapan lampu malam bak matahari menyinari bumi, jejeran gedung mewah pencakar langit, perumahan elite, pertokoan serba ada, ken- daraan mewah superluks lalu lalang di jalanan merupakan suatu fakta yang terbukti keab- Oleh Arfan Adha Lubis,SH Belenggu Guru Swasta nyak sekali pulau-pulau kecil yang kini jadi negeri merdeka tenggelam. Penduduk yang ting- gal si sekitar pantai Mediterania, Afrika Barat, Asia Selatan, Cina, Asia Tenggara akan kehilangan tempat tinggal. Awal bulan April 2001 Uni Eropa kembali mengecam adida- ya Barat Amerika Serikat karena secara konsisten tetap menolak Protokol Kyoto 1997 tersebut. Jepang sebagai tuan rumah kon- perensi mengenai perubahan suhu bumi itu dan diikuti oleh negara-negara Uni Eropa negara Dunia Ketiga/negara berkem- bang lainnya sudah menerima dan meratifikasi Protokol Kyoto tersebut. Hari Pendidikan Nasio- nal sudah kita peringati dan lewati. Wacana ten- tang pendidikan di negeri kita ini pun menjamur di mana-mana. KTT G-8 dan Protokol Kyoto. Permasalahan global menge- nai perang membasmi teroris, masalah kemiskinan, khusus- nya perbaikan perekonomian negara-negara miskin di Afrika saat ini sedang ramai dibahas. Demikianlah dari pemberitaan "Antara/Kyodo" (29 Juni 2005 kemarin) para pemimpin nega- ra-negara anggota Kelompok Delapan (G-8) akan bersama- sama berada di Gleneagles, Skot- landia, pekan depan untuk menghadiri pertemuan puncak (KTT) tahunan mereka. Pertemuan tersebut diper- kirakan akan membahas berba- gai agenda utama seperti ban- tuan untuk Afrika dan masalah perubahan iklim global. Selama pertemuan tiga hari itu yang dimulai Rabu 6 Juli 2005 pekan depan, para pemimpin G-8 ke- mungkinan akan berupaya mempersempit kesenjangan di antara negara-negara anggota seputar bagaimana memberikan bantuan dana bagi negara-nega- ra Afrika yang berada dalam garis kemiskinan. Berbicara masalah pendidikan, tidak terlepas dari sistem yang ada. Di samping anggaran pendi- dikanyang masih sangat rendah, salah satu elemen dari sistem itu adalah "gu- ru" sebagai ujung tombak kualitas pendidikan. Saya menilai eksistensi keprofe- sian guru ini belum sung- guh-sungguh diperhatikan. Lagu klasik yang kerap kita dengarkan guru ada- lah pahlawan tanpa tanda jasa. Bila pemerintah sela- lu berbicara guru standar dan standar guru secara general dapat menjawab dilema dunia pendidikan. Kenyataan kita dapat me- lihat, guru saja dibagi tiga kelas yaitu kelas guru Pe- gawai Negeri Sipil yaitu kelas yang mendapat per- hatian penuh dari peme- rintah, setiap kebijakan Selama KTT tersebut, Perda- na Menteri Jepang Junichiro Koizumi kemungkinan akan me- nyampaikan pidatonya di antara para pemimpin G-8 lainnya seputar paket bantuan Jepang bagi Afrika, termasuk melipat- duakan bantuan pembangunan resminya (ODA)kepada benua 1sd SURAT PEMBACA sahannya, dan tidak dapat di- bantah. Artinya, kemajuan eko- nomi pembangunan fisik telah bulat-bulat menyulap dan me- ngantar Kota Medan menjadi kota penuh sesak dengan akti- vitas yang tinggi. Sebuah wajah kota yang begitu mempesona, menunjukkan intensnya kema- panan, mengesankan dan me- nyajikan segala bentuk keindah- an dan kemudahan. Namun apa- kah proyek-proyek dari kebijak- an yang dikeluarkan oleh Pemko Medan, dan kemapanan tersebut telah menyentuh dan dirasakan oleh berbagai lapisan masya- rakat? Jawabnya "ya" untuk ma- syarakat perkotaan dan "tidak" untuk warga pinggiran. Itu suatu fenomena yang sa- ngat menyedihkan, betapa tidak, di saat Kota Medan sedang mem- peringati usianya yang ke-415 tahun justru masih banyak peng- huni Kota Medan yang sedang pemerintah secara vertikal berdampak langsung pada guru. Kemudian kelas guru bantu atau disebut guru kontrak, yaitu kelas yang juga mendapat perhatian pemerintah meski bersifat otonomi. Kelas yang terakhir adalah kelas guru honor swasta yaitu kelas yang sepenuhnya menjadi tanggungjawab institusi atau yayasan tempat bekerja. tersebut selama tiga tahun men- datang. Yang menjadi sorotan saya adalah dapatkah kita mengukur paradigma ki- nerja guru dari ketiga kelas di atas secara bersamaan, meski kita melihat secara tak kompensasi yang mere- ka peroleh cukup diferensia- tif. Sebagai contoh, guru swasta mendapatkan honor bulanan berdasarkan jam per minggu menurut ketetapan yayasan, dan ini cukup variatif, ada yang tinggi malah ada yang masih jauh di bawah standar. Jadi buru-buru mau memikirkan keprofesionalan, bulanan pun tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kami memohon kepada pemerintah, tolong kami gu- Sementara itu PM Inggris Tony Blair, yang akan menjadi tuan rumah KTT tahun ini, me- lihat pembangunan Afrika dan perubahan iklim sebagai masa- lah utama yang akan dibahas dalam agenda pertemuana nan- ti. Baru-baru ini, para pemimpin dari Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Rusia dan Amerika Serikat mengha- rapkan memperoleh perjanjian mengenai peluncuran perun- dingan multilateral sesuai ke- rangka kerja "Kyoto Protocol" yang meliputi periode antara 2008-2012. Berdasarkan Protokol Kyo- to, yang dihasilkan pada 1997, negara-negara industri maju mengurangi karbon dioksida dan emisi GRK dari tingkat 1990 dengan rata-rata 5,2 persen an- tara 2008-2012. Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian tersebut pada 2001, terutama disebabkan per- janjian tersebut belum menca- kup negara-negara berkembang, termasuk ekonomi darurat se- perti Cina dan India. AS mulai pemerintahan George W.Bush yang pertama tahun 2001 terse- but, mengalaskan bahwa Proto- kol Kyoto Para pemimpin dari lima ke kuatan ekonomi emergensi- Brazil, Cina, India, Meksiko dan Afrika Selatan-juga telah diun- dang untuk hadir pada perte- muan mendatang dan mereka diperkirakan mengadakan suatu sidang khusus "G-8 plus lima" pada hari ke dua untuk mem- bicarakan berbagai masalah termasuk 'global warming. Deklarasi Johannesburg. Sekarang dalam menyong- song KTT G-8 di Skotlandia pe- kan depan tersebut nama Thabo Mbeki Presiden Afrika Selatan cukup menarik simpati dan du- kungan dari negara-negara in- dustri maju karena kebijakan dan aksinya untuk meludaskan KKN (Korupsi, Kolusi dan Ne- potisme) di negerinya. Tanpa ba- nyak cincong dengan tegas me- mecat Wapres dan calon pe- nerusnya yang telah merusak kepercayaan bangsa dan nega- ranya dengan menggelapkan Menapaki Usia Menapaki usia dalam bilang- an ratusan tahun, sudah seha- rusnya Medan kita semakin de- wasa dan lebih berwajahkan dirinya sendiri. Polesan-polesan yang dikeluarkan tetap berpijak pada akar budaya yang hidup dan berkembang di daerah ini, sehingga nuansa kota yang per- nah dijuluki Paris van Sumatera ini tetap asri dan tidak kehi- langan nilai-nilai sejarahnya. Pengkonsentrasian terhadap sektor pembangunan silahkan terus disemarakkan. Tetapi tetap dalam koridor dan selalu mencer- mati nilai-nilai akses bentuk yang dapat ditimbulkan dari pembangunan. ru-guru jangan dikotak-ka- tik dengan adanya guru PNS, guru bantu dan guru honor. Kami pun guru honor punya andil yang sama un- tuk mencerdaskan anak. bangsa. Ya, Tuhan....sampai kapan belenggu guru honor ini kami alami...! GM Lubis Medan wang rakyat. Ternyata Mbeki tahun 2002 yang lalu telah mengglobalkan nama kota Afsel, Johannesburg karena menjadi tuan rumah KTT Pembangunan Berkelan- jutan yang diselenggarakan oleh UNDP (Program Pembangunan PBB) dan UNEP (Program Ling- kungan Hidup PBB).("Antara": 2/9-2002). Barang Bukti Dan Alat Bukti Barang bukti dan alat bukti, memang hampir ber- dekatan-hanya barang bukti itu sifatnya berdiri sendiri, sedang alat bukti mempunyai beberapa unsur yang punya kaitan satu sama lain, KUHAP mengaturnya pasal-181 dan pasal-183. Usahawan Indonesia di Singapura Tong Djoe ketika bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menyangkut pelaksanaan ekstradisi Indonesia-Singapura telah menyinggung masalah alat bukti tentang sejumlah pengusaha Indonesia yang sekarang bermukim di Singapura ataupun Cina. Menurut Tong Djoe, ka- lau mereka para pengusaha itu tidak benar tentu tidak Dengan didampingi oleh Sekjen PBB Kofi Annan dalam pidato pembukaanya Presiden Afsel Mbeki menekankan bahwa melalui konferensi itu para pe- mimpin dunia akan mengkomu- nikasikan pesan-pesan rakyat- nya yang sangat peduli dengan nasib generasi mendatang serta planet yang mereka tinggali. Waktu itu Mbeki menutur- kan bahwa beberapa hari sebe- lumnya gerakan rakyat manca- negara telah melakukan aksi demonstrasi di Johannesburg dan mendesak agar konferensi menghasilkan sesuatu yang sig- nifikan dan bermanfaat bagi umat manusia diberbagai belah- an dunia. Pesan yang sama, lanjutnya, juga disuarakan melalui berba- gai pertemuan yang digelar oleh banyak perwakilan organisasi masyarakat sipil dan LSM man- canegara, sebagai bagian dari komunitas yang ada di dunia. "Semua pesan itu sudah jelas bahwa para pemimpin dunia mampu dan harus bersama-sa- ma melakukan aksi nyata me- ngentaskan kemiskinan dan melindungi ekologi yang ada di bumi," kata Mbeki yang juga Presiden KTT itu. Dirgahayu Medan-ku meratapi nasibnya. Masih ba- nyak saudara-saudara kita di Kota Medan ini yang berada da- lam garis kemiskinan, yang ber- ada dalam alam kegelapan dan jauh terisolir dari sinyalisasi ke- gemerlapan. Bahkan didera pe- nyakit busung lapar/kurang gizi, polio, demam berdarah dll. Ditegaskannya pula bahwa konferensi harus menetapkan tujuan dan target realisasi se- jumlah program aksi yang telah disepakati konferensi serta me- lakukan monitoring yang mam- pu memastikan kesepakatan global tersebut benar-benar ter- implementasi. Sementara itu, Sekjen PBB Koffi Annan mengatakan bahwa aksi nyata harus dimulai dari pemerintahan. Negara-negara industri ma- ju, harus menjadi pemimpin aksi nyata itu karena mereka memi- liki kemampuan dan sumber- daya sekaligus kontributor terbe- sar bagi kerusakan lingkungan Kita akan sangat berbangga hati, mempunyai sebuah kota yang eksotik yang didiami de- ngan pluralistik keagamaan, dan mencerminkan kejatian dirinya. Bukan malah sebaliknya, me- nimbulkan stigma serta proses pengerosian dan pendistorsian dari pengaplikasian produk yang berlabel "pembangunan". Hal ini dapat dikatakan dari ka- wasan-kawasan cagar budaya, gedung-gedung tua peninggalan dan prasasti sejarah yang diru- buhkan dan digantikan dengan plaza-plaza sebagai pusat perbe- lanjaan modern yang refleksinya dari manuver-manuver kebijak- an itu nyasar dari sasaran yang dituju. Lebih parah lagi akan menciptakan suatu iklim dan tedensi yang kurang kondusif bagi kota kita tercinta ini. Akan timbul suatu wacana dan pemahaman, bahwa ada masyarakat yang termajinalkan dan terjadinya disequiliberium (ketimpangan) di antara masya- rakat. Bukankah ini indikasi yang sama sekali yang kita ha- akan membiarkan mereka tinggal di Singapura dan se- kiranya perjanjian ekstradisi itu bisa disepakati kedua negara, maka pemerintah Indonesia harus lebih dahulu memenuhi alat buktinya secara lengkap. Sampai dilaksanakannya hukuman mati Ayoda Prasad amnesti internasional, masih mempersoalkan barang bukti heroin dalam perkara- nya. Karena terpidana mati itu, sebelum menjalani hu- kumannya, masih memper- soalkan barang buktinya dari awal persidangan Pe- ngadilan Negeri Medan. Na- mun, barang bukti itu tak kunjung diperlihatkan pa- danya, sehingga ada saja dugaan, yang bersangkutan merupakan korban sindikat heroin internasional. Artinya barang yang dikirim mungkin sudah saja sampai ke alamat, karena diantar "petugas" dan pembawanya dikorbankan untuk menja- lani hukuman atau barang buktinya "raib" di tangan petugas?. "Tapi pemerintah tidak bisa melakukan semua itu sendirian. Masalah barang bukti ini, juga diributkan dalam perkara cewek dari Aus- tralia, yang baru dijatuhi hukuman 20 tahun penjara Masyarakat sipil juga harus dilibatkan karena mereka me- megang peranan yang cukup penting sebagai mitra, advokasi dan 'watch dog'," kata Sekjen PBB. Lebih lanjut Annan menga- takan bahwa kebutuhan akan pembangunan berkelanjutan ti- dak perlu lagi menunggu dite- mukannya teknologi di kemu- dian hari, karena semua bisa langsung dimulai dengan tekno- logi, ilmu pengetahuan dan ke- mampuan yang sudah ada saat ini. Hasil penting dari KTT UNEP dan UNDP tahun 2002 itu adalah dicetuskannya Dekla- rasi Johannesburg yang berinti- kan kewajiban negara-negara untuk melaksanakan pemba- ngunan yang berwawasan ling- kungan, ramah lingkungan atau pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development). Ini berati pembangunan yang memang memanfaatkan ekosistem, sumberdaya alam hayati dan non hayati, akan te- tapi harus dengan memperha- tikan dan menyelamatkan eko- sistem, komponen lingkungan hidup. Sumber daya alam jangan dikuras habis, tercemar atau ru- sak akibat kerakusan manusia atau kebodohan manusia, yang diakibatkan aktivitas manusia secara damai atau perang. Demikianlah akhirnya Pro- tokol Kyoto, kesepakatan inter- nasional dengan tujuan menge- kang buangan gas rumah kaca, diberlakukan 16 Februari 2005, tujuh tahun setelah pengesahan- nya pada konferensi PBB di Kyo- to 1997. Kesepakatan itu, yang seca- ra resmi dikenal sebagai Kon- vensi Kerangka Kerja PBB me- ngenai Perubahan Cuaca, mu- lai berlaku Selasa tengah ma- lam di New York -tempat PBB bermarkas- atau pukul 14:00 Rabu waktu Jepang.("Antara/ Kyodo":16/2-2005). Berdasarkan Protokol Kyoto, negara industri diharuskan me- ngurangi buangan GRK dan kar- bon dioksida mereka dari tingkat rapkan dari imbas kebijakan yang salah kaprah. Kinerja pemimpin kota ini, bersama instansi yang terkait sangat diharapkan sekali dapat membuahkan suatu produk atau perangkat kebijakan yang lebih mengenai substansi. Atau de- ngan kata lain lebih membumi atau menyentuh seluruh kepen- tingan komponen strata sosial masyarakat. Sehingga tidak ada "trade mark" yang seolah-olah menya- takan buah dari "pembangun- an" hanya untuk kalangan-ka- langan tertentu yang notabene tingkat kesejahteraan hidupnya sudah mapan, bahkan lebih dari cukup. Bukankah ini menimbul- kan kecemburuan sosial dan rasa keadilan yang dituju hanya sebatas teori atau janji-janji semu dari sebuah kebijakan. Untuk mencegah kondisi demikian kiranya dapat ditem- puh dengan cara mengaktuali- sasikan dan mengikutsertakan peran masyarakat sehingga apa- ratur pemerintahan lebih dapat oleh Pengadilan Negeri Denpasar. Kemudian dalam sidang pra peradilan yang dimajukan Riswan Harahap, atas penahanan putranya Arfan Harahap (Waspada-10 Juni 2005) telah ditolak oleh Pengadilan Negeri Medan, setelah bersidang memasuki hari kedelapan, persoalan juga menyangkut barang bukti, setelah digeledah petugas sampai tinggal "kolor", barang bukti shabu-shabu tidak ditemukan namun WASPADA tahun 1990 rata-rata sebesar 5,2 persen antara tahun 2008. 2012. Dalam hal ini Jepang di- haruskan mengurangi buangan gas rumah kaca dan karbon dioksidanya sebesar enam per- sen dari tingkat tahun 1990. Namun kesepakatan itu te- tap menjadi langkah kecil, ka- rena hanya mencakup seperti- ga dari seluruh jumlah gas buangan di dunia, Amerika Serikat, yang ber- tanggung jawab atas 40 persen buangan gas rumah kaca global, menarik diri dari Protokol Kyoto pada 2001-setelah Presiden AS George W. Bush memerintah. Pemerintah Bush memperta- nyakan keefektifan kesepakatan tersebut dan menyata kan itu akan menimbulkan penyim- pangan pada ekonomi AS. Kesepakatan itu menetap- kan pengesahan oleh 55 negara dengan perhitungan sedikitnya 55 persen buangan karbon di- oksida pada 1990. Protokol Kyo- to yang telah disahkan oleh 141 negara dan wilayah sampai 2 Februari tahun ini. Cina dan India termasuk di antara negara yang berkem- bang cepat yang belum mensah- kan kesepakatan itu. Mengingat' dampak terbatas kesepakatan tersebut, para pen- du kungnya sudah melangkahi- nya dan telah membahas kebi- jakan pasca-Protokol Kyoto un- tuk tahun 2013 dan seterusnya. Masalah utama bagi lang- kah pasca-2012 akan meliputi cara menarik dukungan AS ba gi kebijakan baru tersebut, dan mengkaji-ulang kewajiban ser- ta komitmen guna mengekang buangan gas rumah kaca di Cina, India dan negara lain yang berkembang cepat dan tak ter- masuk dalam kewajiban kese- pakatan itu. Kita hanya menanti apakah dalam KTT G-8 pekan depan nanti Presiden Afsel Mbeki bisa berperan untuk mengimple- mentasikan Deklarasi Johan- nesburg -> Pembangunan Ber- kelanjutan tanpa melimpah ruahnya emisi GRK yang akan meningkatkan pemanasan iklim global.- Penulis Kolumnis Hr.Waspada.. mengakomodasi dan memahami kepentingan masyarakat. Terle- bih lagi 27 Juni lalu kita sudah melangsungkan Pilkadasung. Kita sangat berharap proses Pilkada (Pemilihan Kepala Da- erah) secara langsung ini mem- berikan proses pembelajaran pendemokrasian sekaligus ke- pada masyarakat. Bukannya proses pemilihan yang diwarnai dengan kekurangan dan money politics. Proses pembodohan dan kebohongan publik yang seperti- nya sudah menggejala bahkan tersusun secara sistematis di negara persada ini. Pasangan Abdillah - Ramli yang terpilih berdasarkan aspirasi rakyat, dan masyarakat Kota Medan diha- rapkan dapat memimpin Kota Medan ini ke arah yang lebih baik. Akhirnya, Dirgahayu ke-415 Medan ku. Semoga engkau tetap eksis dan sukses menjadi sebuah metropolitan. Penulis adalah Staf Pengajar FH UMSU Medan. pemeriksaan dan pengusutan atas Tersang- ka terus dilanjutkan. Sampai saat ini, Arfan Harahap masih tetap da- lam tahanan rutan bersa- ma rekannya yang ditahan juga tanpa ada barang bukti seperti Nazli Hanafi, hasil razia yang dilakukan di diskotik. Anehnya da- lam razia itu yang memi- liki 4 s/d 5 butir shabu- shabu tidak ditahan, tapi hanya wajib lapor. A. Moeis Thalib, SH Advocat di Medan. SUDUT BATUAH *Ketua MA Bagir Manan menyebutkan, perkara sengketa jangan sampai menghambat pelaksanaan Pilkada Kalah menang biasa lo! *OPEC sedang dalam proses menambah produksinya sebesar 500 ribu barrel perhari Tapi awak tetap saja ngantri - Pertanda orang Medan makin banyak job, he...he...he *Setelah Pilkada dikabarkan arus penumpang ke luar negeri melalui Bandara Polonia masih padat Wak Doel Color Rendition Chart WASPADA EXXON MOB, Indonesian Inc (me (Sekolah Tinggi Il (30/6). Duduk di s III STIKP Mahasi Citizen MEDAN (Wasp pengayaan wawa. Minyak dan Gas B serta kaitannya d komunikasi, para Sekolah Tinggi Ilmu Pembangunan (S ngikuti presentas Citizenship dari E Kamis (30/6). Preser dibawakan Mama Vice President of P and MOH Exxon M nesia Inc, dan Dev Communications Acara yang dip lantai dua Kampu lan SM.Raja Medan Pembantu Ketua STIK-P Dr Iskanda dihadiri Puket I Hj. kol, B.Comm, M.H luhan mahasiswa konsentrasi ilmu H syarakat (Humas listik. Para mahasi antusias memperta bagai isu yang berke kangan ini, terma Marwan Ketua Pa MEDAN (Was sional (DPN) Parta partai politik yan tingkat desa tidak ekonomi kerakya nyelamatkan per Penegasan ter rahkan SK No Ke Haji Marwansyah deka Sumut, meny Penyerahan SK ke didampingi Rudy MT sebagai benda pahit Kav 26 HJ Setelah dikuku mengadakan kons Sumut, Jl. Gatot: Medan, dengan m dikukuhkan terse Konsolidasi d wakil: H Ismail S Drs H Kholily AT Edi Gunawan, Sa Kholida Hasibua Menyusul dite wilayah (DPW) Pa mengatakan, selu Merdeka yang ada dengannya. Mereka yang d Nasution, Darwis Sitorus BSc, Dame SH, Reynold Pasar Ir Bambang Purna dan Wakil: Ir Sup Ak dan Riana. Kep Herawati, Arie PM Malahayati AMd, I- Suriono, Gina Safitr Sri Rambah Semb Amin Iskandar Nas SE, Ahmad Rajan 1.150 Peng MEDAN (Was dipersiapkan Panit tulis SPMB 2005 p Demikian disam Drs. Syawal Gultom Medan. Selanjutny untuk digunakan ad Buana, Univ. Dhar Medan. Sektor II IPS di FMIPA, FIS, dan FE Medan Area, FIP U Estate. Untuk itu diber yang akan mengiku satu hari sebelum u tidak mengalami k pada hari H, teruta Medan. (m42) IKMT Gel MEDAN (Waspa Indah (IKMT) Masi kesehatan gratis dan Taman Setiabudi I Hal ini dijelaska Dr. Syamsul A Nst. S dalam siaran persny sosial ini merupaka setahun Menurut H. Soe dan tensi dilaksanal hingga selesai denga bagi anak dari kelu mulai pukul