Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Waspada
Tipe: Koran
Tanggal: 2005-07-08
Halaman: 04

Konten


4cm 4 8 JULI 2005 JUMAT WASPADA Terbit sejak: 11 Januari 1947 Pendiri: H. Mohammad Said (1905-1995) Hj. Ani Idrus (1918-1999) Pemimpin Umum Dr. Hj. Rayati Syafrin Pemimpin Redaksi/Penanggungjawab H. Prabudi Said Intisari Wakil Pemimpin Umum/Wapemred H. Teruna Jasa Said PTN prioritas. Gagal SPMB bukan berarti kiamat. PTS solusinya. Redaktur Pelaksana Azwir Thahir, Sofyan Harahap Pemimpin Perusahaan Dr. Hj. Rayati Syafrin Wakil Pemimpin Perusahaan Drs.H.Bahtiar Tanjung 28 20 Jangan Kecil Hati Jika Gagal SPMB TAJUK RENCANA erebut salah satu bangku di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) memang berat, terutama di fakultas bergengsi, terlebih lagi di kedokteran. Jika kepintaran anak tanggung-tanggung jangan harap bisa lulus dalam SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) yang berlangsung kemarin, termasuk di USU, Unimed, Unsyiah dll. Memang banyak keuntungan bila bisa kuliah di PTN dibandingkan di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) secara umum karena kualitasnya lebih baik dan biayanya lebih murah. Namun begitu, tetap saja ada PTS yang bobotnya tidak kalah dengan PTN. Bukan saja dilihat dari akreditasinya sudah Adan B, tetapi memang proses perkuliahannya sudah berjalan dengan terprogram, sehingga bobot keberhasilannya pun tidak diragukan lagi, seperti di STIK Pembangunan ternyata mampu menghasilkan lulusan siap kerja. Melihat masih besarnya minat lulusan SMA memasuki jenjang PTN maka persaingan antarcalon siswa pun seperti biasanya cukup ketat, walaupun ada kecenderungan penurunan dari tahun ke tahun. Dengan demikian, mereka yang lulus SPMB termasuk beruntung. Namun bagi mereka yang gagal tidak perlu bersedih hati. Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan mereka yang gagal SPMB. Pertama, memasuki PTS yang jumlahnya cukup banyak di berbagai daerah. Kedua, mengulang pada SPMB tahun depan dengan terus belajar dan mengikuti bimbingan tes sehingga bisa berhasil nantinya. Sebenarnya banyak faktor yang harus dicermati saat seorang lulusan SMA ingin memasuki PTN. Introspeksi diri. Jangan memilih fakultas yang diyakini tidak akan dapat dilewati karena tingkat kesulitannya tinggi. Pilihlah fakultas yang cocok dengan minat dan bakat (kemampuan). Banyak kasus mahasiswa yang sudah lulus di satu fakultas akhirnya mengundurkan diri, atau pindah fakultas lain dengan mengikuti SPMB pada tahun berikutnya karena hanya ikut-ikutan teman. Data jumlah peserta SPMB 2005 yang diselenggarakan Paguyuban Rektor dari 51 uni- versitas di Indonesia mengalami penurunan sekitar 9,53 persen dibanding tahun lalu yang pesertanya berjumlah 337.057 lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Menurunnya jumlah pendaftar bisa terjadi karena berbagai faktor, di antaranya banyak lulusan SMA yang sudah rasional. Mereka tidak mau membuang uang pendaftaran yang kalau ditotal mencapai Rp 200.000 karena sudah tahu kemampuannya terbatas. Dengan begitu mereka cepat memutuskan masuk PTS saja karena lebih banyak pilihan. Bisa pilih S-1 atau program singkat D-1, D-II, dan D-III, atau ikut kursus. Alasan lainnya bisa akibat faktor ekonomi dan traumatik, seperti di Unsyiah terjadi penurunan peserta cukup banyak. Di sana yang mendaftar ikut SPMB hanya 7.000-an, sedangkan yang diterima 3.317 orang. Sedangkan di USU mencapai 30.055 peserta. Jadi, cukup besar peluang untuk bisa lulus jika menjatuhkan pilihan di fakultas-fakultas Unsyiah. Hanya saja banyak orang tua tidak rela anaknya kuliah di kawasan berkonflik, seperti Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Tingkat kelulusan SMA di sana tahun ini menurun karena banyaknya sarana dan prasarana pendidikan yang rusak akibat gempa dan tsunami membuat dunia pendidikan di Aceh memprihatinkan. Berkurangnya jumlah peserta SPMB juga bisa disebabkan banyaknya lulusan SMA yang masuk PTN lewat PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan). Khusus PMDK kita harapkan hendaknya tidak terjadi KKN. Sebab, selama ini berulang kali ketahuan mereka yang lulus PMDK ternyata lewat rekayasa, rapornya ditukangi, dan itu ketahuan setelah pengumuman Ujian Nasional (UN) karena yang masuk PMDK tidak lulus UN, atau setelah kuliah tidak bisa mengikuti pelajaran sehingga akhirnya drop out. Satu hal lagi yang mengakibatkan berkurangnya jumlah peserta SPMB tahun ini disebabkan isu mahalnya biaya uang kuliah di PTN setelah berubah status menjadi BHMN. Bagi mahasiswa kurang mampu kita harapkan PTN bisa bersikap arif, memberi keringan SPP. Kita harapkan mereka yang nantinya duduk di bangku kuliah bukan sekadar gengsi, tetapi benar-benar untuk menuntut ilmu. Hal ini penting kita ingatkan karena banyak lulusan PTN apalagi PTS yang tidak berkualitas sehingga setelah lulus mereka sulit mendapatkan lapangan kerja di pemerintahan maupun swasta. Menyandang gelar sarjana, tetapi tetap menjadi beban orang tua. Di samping itu, mereka pun tidak punya kemampuan untuk membuka lapangan kerja sendiri (wiraswasta) sehingga akhirnya menambah jumlah pengangguran saja.+ Hubungi kami KANTOR PUSAT WASPADA Jalan Letjen Suprapto/Brigjen Katamso No.1, Medan 20151 Tel: (061) 4150858 (3 saluran) Faks: (061) 4510025 E-mail: redaksi@waspada.co.id Website: http://www.waspada.co.id 20 KANTOR PERWAKILAN WASPADA JAKARTA: Bumi Warta Jaya, Jalan Kebon Sirih Timur Dalam No. 3, 10340 Tel: (021) 322216 Faks: (021) 3140817 BANDA ACEH Jalan Ratu Syafiatuddin No. 21-C, 23122 Tel & Faks: (0651) 22385 LHOKSEUMAWE: Jalan Listrik No.11 Tel: (0645) 44208 Penerbit: PT Penerbitan Harian Waspada Komisaris Utama: Tribuana Said Direktur Utama: Dr. Hj. Rayati Syafrin, MBA, MM SIUUP: 065/SK/MENPEN/SIUUP/A.7/1985 tanggal 25 Februari 1988 ISSN 0215-3017 Percetakan: PT Prakarsa Abadi Press Jalan Letjen. Suprapto/Brigjen Katamso No.1 Medan 20151 Tel. 612681 Isi di luar tanggungjawab pencetak Harga iklan tiap mm kolom: Rp. 7.000 ukuran 42 mm. Opini Barat Dan Pakta Anti Senjata Kimia identik dengan terorisme itu", telah menjadikan kawasan sipil, rumah sakit, sekolah dan iringan konvoi pengungsi sebagai sasar- an serangan yang keji dan ke- jam. Oleh Enna Nurhaina Burhan B eberapa bahan kimia sintetis yang umum ditemui dalam kehi- dupan sehari-hari an- tara lain adalah Bisphenol-A, Dioxin, Nonylphenols, PCB dan Vinclozolin. Bisphenol-Ameru- pakan lepasan yang berasal dari tempat air minum yang ter- buat dari polycarbonat. Se- mentara Dioxin dihasilkan pada saat bahan campuran yang mengandung khlorin terbakar. Dioxin memiliki tingkah laku yang menyerupai hormon estro- gen yakni membagi dua pro- duksi sperma. Bahan kimia lain, seperti PCB, menurut penelitian dapat mengakibatkan perkembangan otak pada anak terganggu dan mengurangi nilai IQ.(Wsp-NW:23/3-1996). Kekhawatiran akan masa depan makhluk hidup karena bahan-bahan kimia buatan ma- nusia ini dituliskan oleh Theo Colburn dari World Wildlife Fund (WWF) dalam sebuah buku yang diberi judul "Our Stolen Future". Buku setebal 306 halaman itu ditulis bersa- ma Dianne Dumanoski dari Boston Globe dan ahli kehe- wanan John Peterson Myers. Buku tersebut memang me- ngakui bahwa belum ada yang mengetahui berapa besar bah- aya yang mengancam umat ma- nusia. Namun tanda-tanda awal yang telah disebutkan tidak bisa dianggap angin lalu. Di Denmark angka test kan- ker telah meningkat 300 persen 50 tahun belakangan ini. Se- mentara kanker prostat di Ame- rika Serikat meningkat seba- nyak 126 persen sejak tahun 1973. Konvensi Larangan Senjata Kimia Oleh Arfanda Siregar G ebrakan demi gebrakan dilakukan KPK (Komisi Pemberantasan Korup- si), dimulai dengan membongkar korupsi di KPU, Bank Mandiri hingga Departemen Agama se- olah menyatakan bahwa komisi yang sempat dipelesetkan de- ngan 'Komisi Pepesan Kosong ini juga bertaji melawan korup- tor. Bahkan, masih ada setum- puk skandal korupsi besar lagi yang akan dibeberkan KPK ke depan publik untuk membuk- tikan bahwa mereka adalah lem- baga terdepan membasmi para "tikus kantor ". Mungkinkah gebrakan KPK kali ini mampu membuktikan keseriusan kerja mereka sebagai lembaga terde- pan pemberantasan korupsi? Apatisme Masyarakat biologis yang benar-benar meru- pakan senjata pemusnah massal yang dahsyat dan mengerikan. Masalah pelarangan senjata kimia sebenarnya sudah dibahas sejak tahun 1973, dan Konvensi Larangan Senjata Kimia berha- sil dirampungkan tahun 1993. Konvensi tersebut melarang pe- ngembangan, produksi, penyim- panan dan dan penggunaan sen- jata kimia secara menyeluruh dan dinyatakan mulai berlaku mulai 29 April 1997.(Ant/AFP:28/ 4-1997). Praktik korupsi yang sede- mikian masif dan melembaga di negeri ini telah melahirkan apatis- me dan pesimisme di tengah-te- ngah masyarakat. Bayangkan sa- ja, negeri yang tergolong paling korup di dunia, tetapi para korup- tornya hanya segelintir yang dihu- kum. Kalau toh dihukum, paling ya coro-coronya saja, sementara itu bos-bosnya malah enak- enakan plesiran ke luar negeri. Tiga Undang-Undang Anti Korupsi (1971, 1999, 2001) juga seperti macan ompong. Senat Amerika Serikat mera- tifikasi perjanjian internasional tersebut bahkan lima hari sebe- lum diberlakukannya pada 29 April 1997 tersebut. Sebanyak 88 negara telah meratifikasinya, sedangkan 77 negara lainnya termasuk Rusia saat itu telah menandatanganinya namun be- lum meratifikasinya. Kejaksaan dan kepolisian yang seharusnya menangkap dan mengadili koruptor malah jadi bagian dari permasalahan, disinyalir kedua lembaga itu juga banyak 'tikus'-nya. Kita semua memang merindukan langkah- langkah nyata daripada wacana-wacana basi tentang ko- rupsi. Bahkan, sering terjadi kasus korupsi yang sudah jelas - jelas terjadi dan pelakunya sudah terdeteksi, namun dalam proses selanjutnya kasus ini tanpa alasan signifikan dihilang- kan begitu saja dari memori ma- syarakat. Saya kutip beberapa kasus, Kepala Kejaksaan Agung M.A. Rahman pernah menying- gung korupsi dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2004 yang men- capai Rp 23 triliun dari total ang- garan Rp 584 triliun. Nyatanya, kasus itu sudah tenggelam tak jelas lagi jejaknya. Hal yang China meratifikasi Konvensi Larangan Senjata Kimia itu ter- sebut pada 25 April 1997 serta menyerahkan dokumen penge- sahan tersebut kepada PBB. De- ngan demikian China saat itu juga menjadi negara ke-78 pe- nanda tangan konvensi terse- but. Dengan meratifikasinya se- belum batas waktu, maka China menjadi anggota pendiri Orga- nisasi Pelarangan Senjata Ki- mia (OPCW), badan yang ber- tanggungjawab atas penegakan perjanjian internasional tersebut. Di bawah perjanjian tersebut negara-negara anggota harus menghancurkan persenjataan kimia mereka dalam kurun wak- tu 10 tahun (s/d tahun 2007!) dan memberikan informasi detil me- ngenai produksi serta ekspor daftar bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menhasilkan senjata kimia. Selain China, Inggris, Pe- rancis dan AS (yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak vetoß) sama-sama telah menandata- ngani dan meratifikasi konvensi. Saat itu justru Rusia yang me- miliki sebagian terbesar stok senjata kimia dunia belum juga meratifikasi konvensi terpenting itu. Rusia dan Amerika Serikat adalah dua penyimpan terbesar senjata kimia, dengan keselu- ruhannya mencapai 70.000 ton pada waktu pengesahan Kon- vensi Larangan Senjata Kimia itu. sama juga terjadi dengan kasus penyimpangan dana Bantuan Li- kuiditas Bank Indonesia (BLBI) sebesar Rp 138,4 triliun dari total dana senilai Rp 144,5 triliun. Ada juga penyelewengan pengguna- an dana BLBI yang diterima 48 bank sebesar Rp 80,4 triliun. Demikian juga kasus Perta- mina tentang dugaan korupsi dalam Technical Assistance Contract (TAC) antara Pertami- na dengan PT Ustaindo Petro Gas (UPG) tahun 1993 senilai 24.8 juta dolar AS yang melibat- kan dua mantan Menteri Per- tambangan dan Energi Orde Ba- ru, Ginandjar Kartasasmita dan Ida Bagus Sudjana, mantan Di- rektur Pertamina Faisal Abda'oe, serta Direktur PT UPG Partono HUpoyo. Selain itu, kasus projek Kilang Minyak Export Oriented (Exxor) I di Balongan, Jawa Ba- rat yang menyebabkan kerugian negara di tahun 1995-1996 sebesar Rp 82.6 miliar, tahun 1996-1997 sebesar Rp 476 miliar, dan 1997-1998 sebesar Rp 1.3 triliun terhenti begitu saja. (Tem- po Interaktif, 25/10/2004). Di bawah perjanjian terse- but, negara-negara anggota ha- rus mengahancurkan persenja- taan kimia mereka dalam kurun 10 tahun dan memberi informasi detil mengenai produksi serta ekspor daftar bahan-bahan ki- mia yang digunakan unt menghasilkan senjata kimia. Seperti pernah tersiar luas dalam media pers internasional, ternyata banyak serdadu AS yang bertugas di Irak dalam Perang Teluk 1990-1991, yang menderita sindrom terkena gas beracun (kimia) yang dicurigai dan dituduhkan digunakan oleh Irak. Dalam kaitan ini, sesung- guhnya sekutu tangguh AS yak- ni Israel yang masih terus me- ngembangkan sistem persenja- taan non-konvensional seperti hulu ledak nuklir senjata kimia dan senjata biologis. Padahal selama ini Barat terus menuduh Libya dan Irak sebagai produsen dan pengembang senjata kimia. Sinyalemen mengenai akti- vitas Israel (yang secara tak lang- sung tidak tergolong sebagai negara yang menentang Konven- si Anti Senjata Kimia tersebut) mengembangkan senjata kimia ini terungkap dalam media inter- nasional. Kenyataan ini berkait- an dengan peristiwa kecelakaan pesawat Israel El Al di bandara Schippol Amsterdam tahun 1996 yang lalu. Harian Belanda "De Tele- graaf (13 Februari 1999) seperti tersiar di Internet http://www.x.s all.nl/crash), menyebutkan bah- wa seorang karyawan maskapai penerbangan Belanda KLM ber- nama Van Os mengidap gejala terkontamisasi (keracunan) oleh semacam bakteri genetik buatan. Ketidaktegasan dan keti- dakmampuan KPK menyele- saikan dengan tuntas berbagai persoalan korupsi di tanah air inilah yang kemudian membuat masyarakat menjadi semakin tidak respek terhadap pembe- rantasan korupsi di tanah air. Saking pesimisnya, sampai - sampai ada yang bertanya, apakah KPK itu solusi atau ilusi? Berkaca pada lambannya kerja KPK, disertai banyak selenting- an "belakang layar" tentang staf KPK yang menerima uang suap, menguatkan skeptisisme ten- Korupsi, Pasti Bisa ! tang KPK sebagai bukan solusi dalam memberantas virus korupsi yang telah mengkronis, melainkan sebuah ilusi dalam sebuah sistem pemerintahan yang demokrasinya masih prematur. wa Van Os (yang bekerja di Hangar 8 tempat pesawat El Al diperbaiki) telah mengidap kelainan karena keracunan gas seperti yang dialami oleh marinir yang terkena sindrom perang Teluk. Kelemahan Kita pun khawatir jangan -jangan kasus korupsi di KPU juga terhenti pada keterlibatan Mulyana dan Nazaruddin. Se- mentara itu para anggota KPU lainnya yang jelas-jelas sudah terindikasi terlibat dalam mark up berbagai infrastruktur per- lengkapan Pemilu menguap be- gitu saja, tanpa ada sebuah ke- pastian kapan kasus yang me- nimpa anggota KPU lainnya di- ajukan kehadapan hukum. Jelas saja kenyataan ini sangat meng- herankan, mengapa orang - menjadi titik awal bagi tindakan orang yang dekat kekuasaan, penyelidikan aparat penegak hukum. seperti Hamid Awaluddin dan Anas Urbaningrum-sekarang pengurus Partai Demokrat seperti tidak tersentuh hukum alias kebal hukum. Pemberantasan Korupsi Kelemahan utama kita da- lam memberantas korupsi me- nurut hemat saya adalah karena terlalu dominannya negara da- lam mendesain pemberantasan korupsi. Sementara itu partisi- pasi publik sebagai korban uta- ma akibat tindakan amoral ter- ebut sama sekali tidak ditum- buhkan. Berbagai akses yang seharusnya dibuka sebagai ak- selerator minat dan animo publik supaya turut serta memberantas korupsi sama sekali tidak diber- dayakan. Pada masa dulu, inves- tigative reporting yang melibat- kan publik-pers bersama ma- syarakat pernah dilakukan dalam mengungkapkan kasus korupsi di Pertamina. Langkah ini juga sering dilakukan pula oleh media-media di luar negeri. Hasil liputannya kemudian bisa Selain Van Os ada sekitar 80 orang lagi karyawan KLM yang sama-sama menderita ke- letihan fisik, kelumpuhan syaraf, rasa nyeri dan kelainan kulit, kehilangan konsentrasi dan daya pikir. Mingguan berita AS (News- week 15 Februari 1999), secara singkat telah pula memuat ma- salah yang berkecamuk di negeri Belanda tersebut. Israel mem- bantah bahwa pesawat itu tidak membawa gas beracun. Meski- pun diupayakan tidak tersiar keluar, namun terdapat rekam- an tentang kecelakaan tak lama setelah peristiwa terjadi. Seorang pejabat El Al me- nyatakan bahwa pesawat terse- but memang memuat kargo yang terdiri dari bahan-bahan yang eksplosif dan sangat bera- cun. Kalau saja pemerintah me- miliki political will membuka akses- akses yang dapat me- mancing animo masyarakat membantu tugas KPK, tentu berbagai kasus korupsi yang me mang sudah jelas-jelas siapa pelakunya tidak akan berhenti tanpa alasan yang pasti proses hukumnya. Bagaimana mung- kin berhenti, kalau rakyat aktif memantaunya dan menyelidiki kasus korupsi yang terjadi. Persoalannya kemudian adalah bagaimana membuka ak- ses-akses tersebut supaya pu- blik ikut bertanggung jawab menuntaskan berbagai kasus korupsi. Menurut hemat saya ada beberapa hal yang perlu Dan memang Oktober 1998, pihak Israel sendiri mengakui pesawat itu mengangkut sejenis gas sarin, tetapi bersifat "non- toxic [tak beracun]. Padahal se- perti kita ketahui gas sarin adalah gas yang yang sebenar- nya melumpuhkan syaraf dan sangat mematikan yang dipergu- nakan oleh kelompok aliran sesat di Jepang beberapa waktu sebelumnya. Dengan demikian kecuriga- an bahwa Israel yang merupa- kan sekutu tangguh AS (Barat) yang terus giat mengembangkan senjata-senjata pemusnah mas- sal, hulu ledak nuklir, senjata kimia dan senjata biologis, ter- bukti benar adanya. Agent Orange di Vietnam Jauh sebelumnya dari la- dang perang Vietnam yang ber- akhir dengan jatuhnya Saigon ke tangan Vietnam Utara pada tahun 1975, ternyata AS juga telah memanfaatkan racun ki- mia sebagai senjata dalam pe- rang dan damai. Mengingat dahsyatnya dam- pak ancaman senyawa kimia ter- hadap manusia dan lingkungan, maka dunia internasional harus mencemaskan dikembangkan- nya senjata-senjata kimia. Selain itu senjata non-konvensional yang lain selain senjata kimia adalah senjata nuklir dan senjata Berdasarkan hasil penelitian dan pemeriksaan sampel darah Van Os yang dilakukan oleh Prof.Garth Nicolson, Kepala In- stitute for Mulecular Medicine di Los Angeles, AS, ditemui bah- Seperti dipaparkan dalam Newsweek (3 Mei 1999), sebuah laporan khusus mengenai ka- wasan Vietnam Tengah yang Dengan congkak dan som- bong, para adidaya Barat yang mengklaim bahwa "Islam adalah Bersama Publik Kita Berantas dilakukan pemerintah untuk menumbuhsuburkan partisipasi publik dalam memberantas ko- rupsi. Pertama, mendorong le- gislatif atau eksekutif, baik ting- kat pusat maupun lokal untuk Dikatakan ilusi karena KPK membuat produk konstitusi se- yang diharapkan sebagai pionir suai tingkatan legislasi khusus dalam memerangi korupsi belum tentang partisipasi masyarakat menunjukkan keberhasilan yang memberantas korupsi (Undang signifikan dalam mengusut tun--undang dan Perda). Hal ini pen- tas korupsi. Dalam kasus korupsi KPU memang ada kesan bahwa KPK bekerja serius. Tetapi seperti saya singgung di atas, hingga se- karang perkembangan kasus ter- sebut sangat lamban, dan khusus para anggota KPU yang dekat de- ngan kekuasaan cenderung tidak dapat disentuh pedang hukum. ting untuk mengantisipasi peri- laku aparatur yang "lihai" me- mainkan peran-peran politis dan mengaburkan mata publik un- tuk tujuan korupsi. Beberapa daerah seperti, Sragen, Solo, dan Kebumen sudah melakukan hal ini untuk membangun da- erah bersama masyarakat dan sesuai dengan UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 139 ayat (1). Kedua, adanya pendidikan politik masyarakat yang mampu mencerahkan stigma miring atas berbagai produk politik yang cenderung menistakan hak- penduduknya mengalami pende- ritaan yang mengerikan akibat sejenis racun kimia. Daerah ini- lah yang merupakan kawasan yang dihujani "Agent Orange" yang disiramkan oleh pesawat- pesawat tempur AS dari tahun 1961-1971. Agent Orange yang katanya sejenis herbisida pro- duksi AS adalah untuk memban- tu pertanian Vietnam Selatan. Ternyata Agent Orange itu mengandung senyawa kimia yang sangat berbahaya TCDD sejenis racun dioksin yang me- ngancam keselamatan manusia. Zat kimia yang sangat beracun ini terdapat di mana-mana, di sumber air, sungai, di tanah, da- lam ikan dan dalam saluran da- rah kanak-kanak. Tetapi pro- dusen Agent Orange tetap mem- bantah bahwa produknya itu mengandung racun berbahaya dan mereka menyatakan bahwa itu tidak berbahaya terhadap ikan, tumbuhan atau manusia. Hentikan Terorisme Negara Tampaknya isu terorisme demikian menghantui Indonesia belakangan ini. Siapapun tentu tidak ingin ada rakyat yang mati secara mengenaskan seperti itu. Badan anti teror yang punya pengaruh sampai RW/RT pun rencananya dibentuk. Benarkah ini akan menyelesaikan persoalan terorisme ? Tidak ada yang bisa menjamin tentang ini. Tindakan kekerasan biasanya menggejala karena beberapa hal antara lain ketidakadilan dan ketidakpastian hukum. Ini pula yang sepertinya tidak tersentuh dalam penanganan terorisme. Tidakan kekerasan dengan target kepentingan negara asing lebih merupakan reaksi Padahal temuan hasil pene- litian membuktikan bahwa wa- nita hamil mengalami kegugur- an yang berulang-ulang, bayi lahir cacat fisik dan mental orang dewasa yang keracunan dioksin itu takkan bisa dihilangkan ka- dar racunnya sampai berpuluh tahun. Kini di awal abad 21 ini, kem- bali AS menunjukkan keangka- ramurkaannya di kawasan Asia Tengah. Dengan alasan yang tidak terbukti, Washington ber- hasil melegalisasi serangannya ke Afganistan hanya berdalih untuk menumpas terorisme in- ternasional. Dan adidaya Barat yang ber- upaya menumpas Osama bin La- den dan menjatuhkan penguasa Afganistan, Taliban yang diang- gap sekutu dekat dan menyem- bunyikan Bin Laden, langsung menggempur habis-habisan Af- ganistan dengan membabi buta. Bersama sekutu-sekutunya, AS sesungguhnya telah melaku- kan kejahatan kemanusiaan yang sangat brutal, melanggar Hukum Human iter, Konvensi Jenewa IV/1949 tentang Perlin- dungan Warga Sipil Dalam Pe- rang. hak publik. Dengan pendidikan politik masyarakat akan sadar betapa selama ini mereka se- sungguhnya yang membiayai berbagai proyek-proyek peme- rintah melalui pajak dan retribusi. Ketiga, mengumpulkan buk- ti-bukti korupsi yang diduga te- lah dilakukan oleh seorang/para pejabat di daerah (atau di pusat) dan melaporkannya kepada pi- hak terkait, seperti kepolisian, kejaksaan sampai KPK. Kekua- saan yang korup akan dimini- malisir oleh rakyat yang agresif, trampil dan berani untuk mem- berikan catatan-catatan hasil investigasi. Keempat, menjamin adanya penghargaan bagi masyarakat yang berjasa dalam upaya pem- berantasan korupsi. Wujud ke- beranian untuk mengungkap- kan kasus korupsi yang dilaku- kan oleh pejabat publik dan me- laporkan praktik korupsi yang diketahuinya, akan memiliki pe- ngaruh yang kuat dalam upaya SURAT PEMBACA dari terorisme negara yang dipraktikkan AS tidak dihentikan, tindakan kekerasan pun bisa berlanjut. Kedua, ketidak- pastian hukum. Kekerasan semakin membesar karena kekerasan sebelumnya yang bisa menjadi kecil dibiarkan. Seperti di Poso, Ambon, seandainya kekerasan sekecil apapun sudah diselesaikan tidak Dan dengan melupakan bah- wa mereka telah menanda-ta- ngani Konvensi Larangan Senja- ta Kimia, para penguasa Barat yang anti Islam itu juga telah mempergunakan senjata-senja- ta kimia dalam serangannya ke pusat-pusat pertahanan Taliban. Mereka juga menggunakan sen- jata biologis dalam upaya mere- ka memancing Osama Bin La- den keluar dari tempat persem- bunyiannya. Setelah berlalu lebih dari tiga dasawarsa kembali media in- ternasional mengungkapkan bahwa sekutu AS di kawasan Pasifik yakni Selandia Baru te- lah memasok senyawa kimia or- ange [agent orange] untuk mi- liter AS saat Perang Vietnam. ("Antara/AFP":9/1-2005). WASPADA Kenyataan ini bisa membuat Auckland yang bersatu dalam pakta militer ANZUS (Australia, New Zealand dan United States of America) dinyatakan bersalah menurut Konvensi Jenewa. Pengungkapan keterlibatan Pemerintah Selandia Baru da- lam skandal senyawa orange (agent orange) AS dinyatakan oleh Menteri Transportasi Selan- dia Baru Harry Duynhoven yang mengatakan bahan-bahan kimia berbahaya itu dikirim ke pang- kalan AS di Teluk Subic, Filipina, pada tahun 1960-an. Skandal ini berpotensi membuat Auckland sebagai pelanggar Konvensi Jenewa dan harus menghadapi banyak tuntutan hukum dari pihak- pihak yang telah dibuat mende- rita karena penggunaan bahan- bahan kimia tersebut. "Informasi yang telah di- berikan kepada saya ialah bah- wa produk-produk itu diguna- kan untuk membuat senyawa orange yang dikapalkan dari New Plymouth ke Teluk Subic, Filipina. Setelah hampir tiga dasa- warsa terus secara resmi diban- tah, akhir tahun lalu sebuah komisi tingkat tinggi parlemen (Berlanjut ke hal 13) mewujudkan good and clean goverment. Dan tak kalah pen- tingnya juga pemerintah juga perlu meratifikasi perangkat hukum untuk melindungi saksi atau saksi pelapor, baik perlindungan fisik diri dan keluarga maupun perlin- dungan dari gugatan balik. Akhirnya, kita berharap ge- brakan KPK kali ini benar-be- nar dilandasi komitmen kuat untuk mengganyang koruptor sampai ke akar-akarnya. Dan sebagai wujud komitmen terse- but, seyogyanya KPK juga me- nekan pemerintah untuk sece- patnya membuka akses- akses yang dapat menyertakan publik turut terlibat aktif memberantas korupsi dan mengganyang ko- ruptor. Tanpa pelibatan publik, maka akronim Komisi Pepesan Kosong' yang dilekatkan kepada KPK ternyata bukan igauan be- laka, tetapi adalah realitas. ● Penulis adalah Pengamat Ekonomi Politik akan terjadi ledakan kekerasan yang berkelanjutan dan penuh dendam. Pembomban seperti terjadi di Indonesia, justru lebih menguntung- kan kepentingan asing. Sayangnya tafsir terorisme selama ini tunggal, yakni Kelompok Islam. Dengan tiga hal ini tindakan kekerasan akan semakin efektif dicegah. SUDUT BATUAH Drs. Musdar Syahban Medan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono minta masyarakat tidak panik menghadapi kelangkaan BBM Panik sich enggak, cuma agak dongkol aja ngantri! *Fraksi Partai Keadilan Sejahtera menolak rencana kenaikan tunjangan operasional anggota DPR-RI -Terpaksalah diperbanyak kunjungan kerja, he...he...he *Kadis Pendidikan Medan menemukan Kepsek mengutip uang pendaftaran berdalih partisipasi pembangunan - Alamak sialnya! Wak Doel WASPADA Color Rendition Chart Kapal Peti Ken BELAWAN (Was mengangkut ratusan di dermaga peti kemas Petugas Pelabuhan alur Pelabuhan Belaw itu kandas di tepi alur s belum dapat dibebask MV Methy Bhun Pelabuhan Belawan, ke barang impor dan selanju komoditi ekspor sehin Akibat nyasarnya ka menimbulkan terkenda kebutuhan di Sumut mar Belawan. Penyebab kandasn siur. Sebab ada informa tetapi mengalami keru Singapura telah didata ini segera melakukan pe sandar di dermaga pet Tiga Siswa SM Juara Olimpiad MEDAN (Waspada) Shafiyyatul Amaliyyah Sains SMP tingkat Mec Dinas Pendidikan Mec Mata pelajaran dal Biologi dan Matematil keluar sebagai juara II 7.00, sedangkan juara Sutomo I) dengan nilai 8. dengan nilai 7.66. Untuk mata pelajar juara II atas nama Hasfi untuk juara I dan III dir dan SMP Negeri 3 ata Selanjutnya pada m menduduki juara III ata Dan untuk juara I dan dan Felix dari SMP Wi Dengan keberhasila II (Biologi) dan Ranking Kepala SDM YPSA), k lagi ikut bersama juara Sumatera Utara yang 8-12 Juli, Kong MEDAN (Waspada) Spesialis Kedokteran Ji Convention Center Me dari seluruh Indonesia "Kongres PDSKJI de Menuju Indonesia Seha tentang kejiwaan, juga me kegiatan yang lalu dan m Panitia Pelaksana Dr. Do (5/7) di RS Jiwa Medan Lebih lanjut, kata di sekali, dan terakhir berlar ini juga dibuka untuk p dokter kejiwaan dengan ba USU Buka Mag MEDAN (Waspada): Juli 2005 menerima maha Studi Pembangunan Pa kuliah dimulai 28 Agus Informasi selanjutny kampus USU Medan dam USU, Jl. Sivitas. Subhilhar, ketua Pr menyebutkan dalam rel mengambil keputusan ak luar negeri, kemiskinan, nilai masyarakat, keka menimbulkan biaya sosial ekonomi. Sekretaris program Ag program: memiliki ijazah lulus ujian seleksi, meng dari atasan bagi yang b BKPRMI Duku MEDAN (Waspada): Presiden RI Susilo Bam Kalakhar Badan Narkoti menjadi Kapolri, kata Kep Komunikasi Pemuda Re Aldi Al-Idrus di lobi Hot Banyak pejabat yang su Maka, dengan mengangk itu, supremasi hukum bis ini bertemu Presiden SBY Rakornas Kepemudaan Said kepada Presiden mendalam, sebab dengar memberantas KKN dan se- Brigade BKPRMI juga ber menindak anggota kepo kemaksiatan.(m44) Enam Siswa SM Ikut BTPI Di At MEDAN (Waspada): E Al-Azhar Medan bertolak Bina Taqwa Pelajar Indon seluruh Indonesia yang a (KRI), 9-11 Juli 2005. "Mereka ikut kegiatan pelajar yang berminat il Labschool Jakarta," kata ketika melepas keberangk di Bandara Polonia Med. Menurut Harun, kegi pendidikan, DR. Arief penyelenggaraan yang k Medan selalu mengikuts kegiatan ini. Enam siswa SMA Al-A itu adalah Maulana Muchy Iqbal, Danil Hardiansyah, serta guru pendamping Ketua Yayasan Hajjah Muis ketika memberikan r siswa SMA Al-Azhar yang di Jakarta.