Tipe: Koran
Tanggal: 2002-11-13
Halaman: 06
Konten
WASPADA DEMI KEBENARAN DAN KEADILAN Harian Umum Nasional WASPADA Terbit sejak 11 Januari 1947 Pendiri: H. MOHAMMAD SAID (17 Agustus 1905 - 26 April 1995) Hj. ANI IDRUS (25 November 1918 - 9 Januari 1999) Pemimpin Umum: dr. Hj. Rayati Syafrin, MBA Pemimpin Redaksi/Penanggungjawab: H. Prabudi P. Said Wakil Pemimpin Umum/Wapemred: H. Teruna Jasa Said Pemimpin Perusahaan dr. Hj. Rayati Syafrin, MBA Redaktur Pelaksana : Azwir Thahir, Sofyan Harahap Dewan Pelaksana Redaksi T. Junaidi, Hendra DS, Edward Thahir, Muhammad Joni, Nurhalim Tanjung. Akmal AZ, Rudhy Faliskan Alamat Kantor Pusat, Penerbit, Redaksi, Tata Usaha/Periklanan Jalan Letjen Suprapto/Brigjen Katamso No. 1 Medan 20151 Tel. (061) 4150858 (3 saluran), Faks: (061) 4510025 e-mail :waspada@waspada.co.id Kantor Biro redaksi/Perwakilan Periklanan : (1) Bumi Warta Jaya, Jalan Kebon Sirih Timur Dalam No. 3 Tel. (021) 322216 Faks. (021) 3140817 Jakarta Pusat (2) Perwakilan Waspada Jalan Ratu Syafiatuddin No. 21-C Tel. (0651) 22385 Banda Aceh 23122 (3) Jalan Listrik No.11 Lhokseumawe Tel. (0645) 44208 (4) Komplek Windsor Square Blok B No. 28 Nagoya, Batam Tel. (0778) 430923 Penerbit PT Penerbitan Harian Waspada Komisaris Utama: Tribuana Said Direktur Utama: dr. Hj. Rayati Syafrin, MBA SIUUP: 065/SK/MENPEN/SIUUP/A.7/1985 tanggal 25 Februari 1988 ISSN 0215-3017 Percetakan: Percetakan Web PT Prakarsa Abadi Press, Jalan Letjen. Suprapto/Brigjen Katamso No.1 Medan 20151 Tel.612681 Isi di luar tanggungjawab pencetak Harga iklan tiap mm kolom Rp. 7.000 ukuran 42 mm. Tajuk Rencana Legislatif Dalam Sorotan Rakyat enjadi anggota di artikan Istilah bias, bisa M Sunt sungguh enak. Fasilitas lengkap, gaji negatif, tetapi juga bisa diartikan perbuatan yang sering besar dan "ditakuti" pula. Namun begitu, masih ada saja berita miring tentang sepak terjang lembaga terhormat tersebut, setidaknya dilakukan oknum- oknumnya di masyarakat. Ada yang terlibat tindak kriminalitas, terlibat permainan CPO, terlibat beking- membeking. Terakhir, mencuat tuduhan soal seringnya Komisi-III DPRD Sumut "menggilir" Perbankan dan "uang pergaulan" di DPRD Medan. dilakukan Komisi-III DPRD. Negatif kalau pemanggilan orang-orang bank itu untuk mencari-cari kesalahan seputar kerahasiaan bank sehingga akhirnya tersudut dan diakhiri dengan pemberian oleh-oleh berupa barang. Tetapi bisa positif kalau dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja Perbankan dalam pemberian kredit kepada masyaraklat golongan ekonomi lemah. Seorang anggota DPRD Medan dalam satu seminar di Hotel Dharma Deli secara terus terang menyatakan dirinya terlibat dalam "money politics" saat pemilihan Walikota Medan. Jadi, di samping ada uang bulanan dari gaji mereka pun mendapatkan uang saat pemilihan Walikota maupun Gubsu. Setahun sekali masih ada pemasukan dari sidang LPJ masing-masing kepala daerah. Nilainya diperkirakan bisa mencapai ratusan juta rupiah. Tentu saja bagi yang mau melibatkan diri dalam permainan "money politics" karena biasanya ada juga yang menolak karena uang seperti itu tergolong haram untuk dimakan dan dibawa pulang. Sebenarnya kita senang melihat anggota legislatif hidup senang karena sebagai wakil rakyat tugas dan tanggung jawab mereka sangat berat dalam mengontrol jalannya pemerintahan. Namun begitu, keluhan dan sorotan rakyat pun mengalir deras karena pada umumnya DPRD Medan maupun Sumut tidak tanggap atas aspirasi masyarakat. Mereka (dewan) tak mampu memper- juangkan aspirasi rakyat yang datang ke kantor mereka. Kekesalahan rakyat semakin memuncak melihat ke- mewahan fasilitas dewan. Lihat saja di pelataran parkir sejumlah mobil mewah tampak mencolok bagaikan 'show room' saja layaknya. Harapan rakyat bahwa anggota dewan di era re- formasi lebih berani menyuarakan aspirasi rakyat ternyata tinggal harapan, karena kenyataannya rakyat tetap kecewa dengan sikap legislatif. Mereka sih memang diterima oleh anggota dewan di ruangan berpendingin, namun setelah diterima tindak lanjutnya tidak ada. Meski datang lagi diterima lagi hasilnya tetap saja nol. Justru itu banyak aksi demo yang mengritik dewan tidak tanggap dalam memperjuangkan keinginan rakyat yang tengah dilanda banyak masalah. Sepertinya penilaian masyarakat tentang anggota dewan masih belum berubah. Istilah 5-D (datang, duduk, diam, dengar dan duit) masih tetap berlaku. Malah lebih parah, untuk datang saja enggan. Paling titip absen kayak anak mahasiswa yang membolos, namun soal uang tetap tidak mau ketinggalan. Kalau yang tidak datang punya alasan karena sakit atau sebab lainnya yang mendadak, kita bisa maklum, tetapi kalau alasannya naif tentu saja pantas dipertanyakan. Ironis kalau anggota dewan kerjanya hanya menambah beban anggaran saja. Kita bisa mengerti kalau Komisi-III DPRD Sumut kecewa dengan tudingan anggota DPRD Medan Landen Marbun, yang menuduh DPRD Sumut "menggilir" Perbankan di Medan dan mengklaim sesungguhnya hal itu merupakan wewenang DPRD Medan. Penandatangan kesepakatan itu dilakukan dengan BPPN, kata CAHB. Ini merupakan kemajuan mendasar yang akan meningkatkan penyatuan ekonomi dan saling ketergantungan di antara negara-negara Asean, khususnya dalam memasuki perlakuan kawasan perdagangan bebas di Asean (AFTA). PT Indosat yang juga diprivatisasikan berda- sarkan keputusan Pemerintah, sudah ditentukan lima calon pembeli yang bukan berasal dari AS atau Uni Eropa. Lima calon pembeli saham Pe- merintah Indosat tersebut adalah investor asing yakni Singapore Technologies Telemedia, Telekom Malaysia Bhd, Gilbert Global Equity Partners dan Hi-Tech Incorporation Group. Tampaknya Pemerintah tetap bertekad men- jual sahamnya ke pihak asing, meskipun muncul penolakan dari berbagai opihak khususnya dari serikat pekerja BUMN. Mereka meminta Pemerin- tah membatalkan penjualan saham Pemerintah tersebut. Untuk menyelesaikan masalah ini sebaiknya ditempuh jalur hukum saja. Marbun tentunya akan membuktikan tuduhannya, sejauh mana dia memperoleh data tentang keberatan orang-orang bank atas pemanggilan Komisi- III DPRD Sumut. Kalau memang terbukti demikian, maka Komisi-III DPRD lah yang perlu introspeksi diri. Jangan karena dikritik lantas marah-marah. Kita yakin Marbun punya bukti, setidaknya cukup saksi sehingga dia berani mengemukakan permasalahan tersebut. Namun DPRD Sumut pun punya hak untuk memanggil pihak-pihak yang perlu untuk memperoleh penjelasan. Apalagi kalau di- kaitkan dengan rencana dibuatnya Undang-Undang yang baru tentang Perbankan, di mana nantinya pemerintah tidak akan bertanggung jawab lagi terhadap program penjaminan terhadap Perbankan. Yang dikatakan Ketua Komisi-III DPRD Sumut Hitler Siahaan, SH, jelas beralasan bahwa hanya ada 8 departe- men yang diserahkan kepada daerah, sedangkan yang lainnya termasuk sektor keuangan belum diotonomikan. Karena itu sektor Perbankan sampai kini tetap menjadi wewenang Menteri Keuangan dan Bank Indonesia. Jadi, DPRD Sumut berwenang menanggapi berbagai per- masalahan yang terjadi di daerah ini, termasuk masalah Perbankan. Kebijakan Dan Upaya Penuhi Pemerintah oleh Dana Moneter Internasional (IMF) bagi pengu- curan dana pinjaman untuk upaya perbaikan perekonomian/keuangan Indonesia, Pemerintah dengan gencar memproses privatisasi/penswas- taan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) serta bank-bank yang sudah ditentukan. Heboh-heboh seputar divestasi Bank Niaga yang dilumeri kasus skandal suap yang diterima- kan kalangan DPR, tampaknya tidak menggoyah- kan kebijakan dan upaya Pemerintah untuk me- laksanakan divestasi bank tersebut. Ketika ada rumor bahwa bank tersebut nanti bakal dikuasai oleh para investor asing, khususnya negara-negara kreditor dari Barat, maka kini ternyata 51 persen saham Bank Niaga (seperti dikutip "Antara/AFP:10 Nopember'02) dibeli oleh Commerce Asset-Holding Berhad (CAHB), salah satu konglomerat keuangan terkemuka Malaysia dan telah menandatangani kesepakatan pembeliannya. CAHB membeli saham Bank Niaga per lem- bar sahamnya sebesar Rp26,5, jadi harga 51 persen saham Bank Niaga sebesar Rp1,057 triliun (120 juta dolar AS). Oleh karena Pemerintah mengabaikan per- mintaan mereka tersebut, maka serikat pekerja DPRD Medan pun kini tengah diterpa berita miring seputar "uang pergaulan" sebesar Rp 2,1 miliar yang diterima 45 anggota DPRD Medan. Berita yang sengaja dirahasiakan itu ternyata bocor juga kepada sejumlah wartawan yang kritis, sudah barang tentu membikin para anggota dewan "kepanasan", sementara pimpinan DPRD Medan dilaporkan memanggil Ketua Panitia Anggaran. Padahal, dalam draft APBD Medan TA 2002 sudah "disembunyikan" dengan istilah dana observasi dan penyuluhan. Kalau melihat realitanya di lapangan yang namanya uang pergaulan' bukan anggota legislatif yang membayar, malahan merekalah yang dibayar, dijamu dalam pertemuan/ resepsi. Begitu juga kalau dikatakan dana observasi dan penyuluhan tetap tidak tepat., Sebab, untuk mensosialisa- sikan Perda-Perda yang dibahas di dewan wartawan tidak dibenarkan terima amplop. Yang jelas ini hanya akal-akalan saja untuk memperkaya diri pribadi, akal- akalan untuk menguras uang rakyat. Sepertinya anggota legislatif menerapkan aji mumpung: ya mumpung masih tercatat sebagai anggota dewan terhormat yang membuat legislatif merasa paling hebat, mumpung masih ditakuti dan merasa paling super, paling hebat sehingga alergi terhadap kritikan/sorotan masyarakat dan pers. + tersebut berencana untuk menggugat Meneg BUMN Laksmana Sukardi ke Pengadilan Negeri. Sementara itu dengan penuh optimisme, Meneg BUMN Laksmana Sukardi menyatakan bahwa target poenerimaan negara dari privatisasi untuk anggaran 2002 sebesar RP6,5 trilyun bakal tercapai. Kendati waktu yang ters3edia tinggal dua bulun lagi (sampai Desember 2002!). Pemerintah juga masih terus menggodog be- saran defisit RAPBN untuk tahun 2003 dan menu- rut Meneg BUMN tersebut, target penerimaan dari penjualan aset-aset negara ini diperkirakan mening- kat yang diperkirakannya akan mencapai Rp 8 trilyun. Pihaknya merasa sangat optimis tahun depan target tersebut dapat dicapai. Namun Pemerintah seharusnya mempelajari lagi kebijakan-kebijakan yang akan melemparkan ke investor asing semua aset BUMN, apalagi jika mengingat materi yang terkandung dalam pasal 33 UUD 1945. Kita harus belajar ke Meksiko yang menjual aset negara (telekomunikasi) ke negara tetangganya sesama NAFTA (Area Perdagangan Bebas Amerika Utara:AS, Kanada dan Meksiko). Akhirnya Meksiko kini mengalami pengangguran, dan rakyatnya hanya menjadi pangsa pasar bagi produk-produk dua negara adidaya tersebut. Kita di sini juga selain Indosat yang paling penting dalam globalisasi informasi dan teleko- munikasi, juga Pertamina akan dijadikan peru- sahaan Persero. Bila di masa-masa lalu usaha milik Pemerintah itu hanya menjadi sasaran aksi KKN penguasa, maka bukan berarti kita sekarang harus melemparnya untuk ditelan mentah-mentah oleh investor yang dikuatirkan bakal tidak mem- perhatikan kepentingan rakyat banyak. Namun lagi-lagi keluar kilah dan penjelasan dari pihak Pemerintah bahwa perubahan status Pertamina itu akan membuat Pertamina lebih leluasa untuk mengembangkan bisnisnya, karena tidak lagi dibebani "hal-hal birokrarasi". Sementara ini kita hanya berharap dan berdoa kiranya upaya dan kebijakan Pemerintah dalam masalah privatisasi dan divertasi Bank-bank bisa terlaksana dan berjalan sesuai tujuan yang paling hakiki: demi untuk kemakmuran dan peningkatan perekonomian rakyat dan bangsa ini yang sudah sekian lama terpuruk dalam krisis multi dimen- sional.- * Menlu Malaysia Syed Hamid Albar menyebutkan, tidak akan mengizinkan Amerika Serikat melakukan serangan udara terhadap teroris ditemukan di negaranya - Encek hebat la, sementara awak dahpun terok! * Poldasu dikabarkan mengeluarkan pernyataan bahwa Zulfan penduduk Sei Bilah Pangkalanbrandan wajahnya mirip sketsa pembom Bali dinyatakan tidak terlibat - Jangan lupa mandi kembang, he...he...he *Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN) DPRDSU H.Abdi Nusa Tarigan menilai para hakim di Pengadilan Negeri Medan terkesan 'buta' rasa keadilan - Wah ketuk palu pun bisa meraba tuh! Wak Doel Oleh Djoko Sugiarno D unia internasional saat ini sedang dilanda de- mam perang. Selain Israel - Pa- lestina, India - Pakistan, intern Afghanistan, Irak dan yang terba- ru kini mencoba memasukkan In- donesia ke dalam konflik dengan negara tetangga baratnya, Aus- tralia dan Singapura, melalui tra- gedi Bali. Nampak sekali ada ske- nario untuk mengobarkan perang di segala penjuru dunia. Keruntuh- an integritas Uni Sovyet memaksa berakhirnya era perang dingin, dan menggeser kutub geopolitik dunia menjadi monopolar dengan Amerika dan NATO sebagai kutub tunggalnya. Praktis semua kecanggihan mesin perang Amerika kehilangan momentum untuk bertanding. Se gala biaya yang telah dikeluar- kan untuk itu jadi sia-sia. Dan ke- kecewaan ini hanya bisa diobati dengan memfungsikan seluruh mesin perangnya. Untuk itu, di- butuhkan suatu medan perang yang memadai. Arena perang di- ngin dengan Uni Sovyet yang sela- ma ini menjadi andalannya punah sudah. Dalam kekecewaannya, Amerika terus berusaha untuk memperbanyak arena bertanding untuk memfungsikan dan menguji ketangguhan mesin perangnya. Merawat Arena Perang Nilai penting arena perang bagi Bush dan Amerika adalah suatu kemutlakan. Ini tercermin dari segala kebijakan luar nege- rinya, yang terus mempromosikan teroris sebagai program utamanya. Segala hubungan bilateral diukur dengan kepedulian terhadap te- roris. Negara yang paling peduli dengan teroris dan membuktikan dirinya untuk turut berkoalisi Pengelolaan ini bukanlah bisa dilaksanakan dengan asal-asalan mengingat bahwa persoalan kese- hatan merupakan hak asasi ma- nusia, sebagaimana yang termak- tub di dalam UUD 1945 pada pasal 28 H "setiap penduduk berhak atas pelayanan kesehatan" dan pasal 34 (3) "Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas kesehat- an dan layanan umum yang la- yak". Konstruksi inilah yang mengharuskan pemerintah mem- berikan pelayanan kesehatan yang memadai bagi kemanusiaan. Hal ini mengalami kendala yang sangat berat karena birokrat selama ini mungkin karena me- ngentalnya pengaruh orde baru yang menitikberatkan pemba- ngunan pada aspek fisik-menga- P ertama sekali mendengar nama dokter, maka akan terbayang oleh kita sesosok orang yang mengenakan pakaian putih, berwibawa dan cukup disegani. Dokter bisa juga disebut sebagai pekerja sosial yang mengutama- kan kesehatan masyarakat. Pada Hari Kesehatan Nasio- nal Ke-38 yang jatuh pada hari Selasa, 12 November 2002, ada baiknya para dokter yang merupa- kan salah satu unsur jajaran ke- sehatan melakukan renungan ten- tang apa yang telah diperbuatnya bagi dunia kesehatan di tanah air khususnya Sumatera Utara. War-aholic (Pendekatan Memahami Hobi Perang Bush) suri dan masih banyak lagi negara yang menyimpan bara permusuh- an dengannya. Kalau diizinkan kita mengajukan satu pertanyaan penting, maka pertanyaan itu ada- lah:"Apa yang sebenarnya dimaui Amerika?". memeranginya, akan menjadi sa- habat Amerika. Teroris telah men- jadi suatu tolok ukur internasional. Siapa pun, pasti membenci teroris, karena teroris itu sekelas dengan setan, jahat, bengis, kejam dan tidak berperikemanusiaan. Dalam tataran konsep, dapat di- pastikan seluruh dunia dan sege nap manusia pasti akan membenci teroris, tetapi dalam implementa- sinya akan sangat berbeda. Bush mempersonifikasikan teroris ke- pada Osama bin Laden dan Al Qaidanya tanpa membatasi defi- nisinya. Akibatnya adalah terim- basnya Islam ke dalam kelompok teroris. Mungkin tidak berlebihan jika sejumlah kalangan memiliki ang- gapan bahwa profesi dokter sangat menentukan nasib seseorang. Ba- yangkan saja, lewat pernyataan seorang dokter bisa membuat sese- orang menjadi lulus menjadi PNS karena kesehatannya dinyatakan cukup memadai. Begitu juga se- baliknya. Hal ini dikuatkan lagi dengan daftar teroris ala Amerika yang didominasi oleh kelompok Islam. Sedangkan kelakuan Amerika sendiri yang melumat Afghanis- tan hanya karena dugaan me- nyembunyikan Osama, atau kela- kuan Israel yang terus membu- nuhi bangsa Palestina secara sis- tematik, atau PBB yang tak mam- pu melindungi hak hidup rakyat Palestina, sama sekali tidak ter- masuk dalam daftar teroris ala Amerika tersebut. Ada hal yang tak dapat dimengerti dalam mene tapkan kriteria teroris ala Amerika tersebut. Oleh David Swayana Dengan daftar teroris yang ditentukan secara sepihak itulah Amerika mendasarkan setiap agresinya. Tak ayal lagi, bangsa Amerika sekarang ini adalah bangsa yang paling getol menye- lenggarakan perang. Sebuah bang- sa besar yang beroleh predikat globocop tetapi justru memainkan peran sebagai globoterrorist de- ngan sangat sempurna. Di tangan- nyalah Iran pernah terkapar, Irak sempat kolaps, Afghanistan mati Ramadan, Bukan Ramadhan Tulisan "Membangun Soli- daritas Kebangsaan Melalui Ra- madhan" (Waspada, 6/11/2002) terdapat kekeliruan dari segi ejaan; kurang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Menuliskan kata Rama- dan yang benar adalah tanpa menggunakan huruf "h" (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995: 812). Dengan begitu, judul mau- pun isinya yang penulisan kata Ramadan yang menggunakan huruf h" adalah kesilapan penu- baikan pentingnya pembangunan sumber daya manusia seperti kesehatan, pendidikan dan kese- jahteraan sosial. Padahal, ketiga aspek ini paling penting. Dan ke- tiga bidang inilah yang tampaknya tidak begitu menarik untuk dilak- sanakan. Karena terasa tidak real. Tapi bagaimana seandainya jika seorang dokter mengeluarkan pernyataan bohong dan berlin- dung di balik Kode Etik Kedok- teran? Sebagai satu contoh, beberapa waktu lalu sebuah media massa terbitan Medan memberitakan bahwa seorang tahanan dari LP Tanjunggusta melarikan diri keti- ka dirawat di RSU Pirngadi Me- dan. Sebelumnya, pihak dokter LP Tanjunggusta yang mengantar tahanan tersebut ke RSU Pirngadi menyatakan bahwa yang bersang- kutan butuh rawat inap (opname) karena kondisinya lemah. Aneh- nya, pada malam hari, sang tahan- an mampu melarikan diri dari RSU Pirngadi. Sikap ini adalah sikap khas pengidap megalomania yang sa- ngat akut. Declaration of Human Rights telah lama dilupakan oleh Amerika. Kebebasan dan kedau- latan negara yang seharusnya di- lindungi oleh undang-undang in- ternasional, begitu saja dilanggar olehnya. Kedigdayan Amerika me- Desentralisasi Dalam Pelayanan Kesehatan Oleh Kusmin, S.Pd UU No. 22/1999 dan No. 25/1999 desentralisasi telah menjadi kajian tersendiri, termasuk di bidang ke- sehatan. Selama ini kesehatan dikelola oleh pemerintah pusat bekerja sama dengan departemen dalam negeri dengan berkoordi- nasi pada departemen kesehatan. Segala penanggulangan dana menjadi tanggungjawab pemerin- tah pusat. Lain halnya dengan otonomi daerah ini, maka bentuk- bentuk pelayanan kesehatan men- jadi bagian integral dari pemerin- tah daerah dalam hal pengelo- laannya, termasuk pendanaan- nya. Itu merupakan salah satu contoh kecil! Contoh lainnya? Masih segar dalam ingatan kita ketika Kejatisu membongkar kasus dugaan korupsi renovasi gedung Samsat Kelautan dan Tempat Penitipan Ikan (TPI) se- Tulisan harus ditandatangani dan disertai lis. Dengan begitu, semua penulis Ramadhan sebagaimana yang se- ring ditulis banyak media massa adalah salah. Bangsa Adidaya Memang harus diakui bahwa dalam beberapa aspek, bangsa Amerika menyandang nama besar. Dalam waktu cukup lama, Ame- rika memiliki lawan tanding yang seimbang. Ketika Uni Sovyet ron- tok, maka predikat adidaya disan- dangnya seorang diri. Predikat tunggal ini kelihatannya menum- buhkan semacam megalomania dalam diri para pemimpin Ame- rika. Perasaaan diri besar ini ditun- jukkannya dengan show of force dengan cara memerangi negara- negara kecil yang sama sekali bukan tandingannya. Lebih jauh, Amerika menun- tut semua negara di dunia ini un- tuk tunduk patuh kepadanya. Sia- pa yang tidak patuh dan tunduk kepadanya, niscaya akan meneri- ma perlakuan kejam tak berbatas. Irak, Libya dan Afghanistan telah merasakannya. Inilah sikap pre- manisme kelas dunia yang dikem- bangkan Amerika, tidak jauh dari pola preman kampung yang ba- nyak bertaburan di Indonesia. Oleh karena itulah, sangat sulit menjaring simpati bagi segala ma- nuver Amerika, selama bentuk po- litik luar negeri Amerika masih ataktif (attacktif, bersifat menye- rang). Selain itu, penulisan gelar pe- nulis yang selama ini dipakai juga salah. Yang benar penulisannya adalah sebagai berikut; (1) nama diri, (2) tanda baca koma, (3) spasi, (4) huruf "S" kapital, (5) tanda baca titik, (6) Spasi, (7) huruf"P" kapital, (8) huruf "d" kecil, (9) tanda baca titik. Jika itu dituliskan, seperti ini misalnya Kusmin, S.Pd. Demi- kian juga untuk penulisan gelar S-2, contohnya Azhari Akmal mendapatkan pelayanan kese- hatan. Memang sudah ada JPS bi- dang kesehatan yang disalurkan langsung kepada RS, tetapi sejauh ini masih dilihat banyaknya kebo- coran di sana sini, sehingga pem- berian JPS kesehatan tidak tepat sasaran, malah orang kaya yang menikmatinya. Sedangkan yang miskin tidak bisa, bahkan tidak sedikit dari yang miskin itu dipu- langkan dari RS ke rumahnya, walaupun belum sembuh penya- kitnya. Itulah fenomena faktual yang selalu menjadi bagian kelam pelayanan kesehatan di RS. RS belum dilihat sebagai alat untuk memelihara kesehatan pen- duduk. Pemda masih enggan un- tuk mengalokasikan dananya un- tuk operasionalisasi RS sehingga tidak jarang RS mengelola dana- nya dari hasil pendapatannya sen- diri. Kondisi ini jika dibiarkan ber- lanjut akan membawa ke arah se- makin mahalnya pelayanan kese- hatan, karena pelayanan kese- hatan RS pemerintah telah dibis- niskan. Dan yang sedemikian itu memberikan pengaruh yang ne- gatif bagi pertumbuhan penduduk. Kondisi inilah yang perlu diper- baiki dalam hal penataan RS da- erah. Pemda harus bisa mengarifi kondisi objektif masyarakat. Ja- ngan terobsesi untuk mengeruk PAD, maka pelayanan RS-pun di- abaikan. Jangan sampai seperti itu. Proyek Kesehatan Provinsi Sejalan dengan peliknya pem- Rumah Sakit Persoalan penting yang men- desak untuk dipikirkan adalah bagaimana pengelolaan rumah sakit (RS) pemerintah. Selama ini RS selalu mendapatkan alokasi dana tersendiri dari anggaran pe- merintah pusat. Kini tidak lagi, pemerintah daerah harus meng- gali sendiri sumber dananya. Da- lam hal penggalian dana ini tidak jarang pihak pemerintah dan legis- latif di daerah mempunyai asumsi yang keliru tentang RS. Kekeliruan itu bermula dari anggapan bahwa RS bisa dijadi- kan sumber pendapatan asli da- erah (PAD). Hal ini akan memba- wa kepada wacana bahwa pela- yanan kesehatan akan memasuki wilayah komersial, padahal se- mestinya itu adalah wilayah sosial. Kalau sudah masuk ke dalam wi- layah komersial, maka akan sa- ngat meresahkan rakyat terutama bagi mereka yang menyandang masalah sosial; sebuah eufimisme bagi rakyat miskin. Sebab, sebagai warga negara, rakyat miskin juga harus terjamin haknya dalam Pelayanan kesehatan, terlebih dalam era desentralisasi ini, harus menjadi perhatian serius para pe- jabat di daerah otonom. Tanpa atensi yang serius, tidak bisa mem- berikan pelayanan yang baik. Dokter Dan Kejujuran Hati Nurani besar Rp 545 juta yang melibatkan mantan Kadispenda Drs. RB, Direktur Rumah Potong Hewan Drs.ZD dan seorang kontraktor ᎫᎫ . Anehnya, begitu ketiga ter- sangka dijebloskan ke dalam ta- hanan, tiba-tiba saja mereka jatuh sakit. Oleh dokter, ketiga tersang- ka dinyatakan perlu menjalani perawatan intensif (opname). Ke- tika ditanya tentang penyakit yang diderita ketiga tersangka, sang dokter enggan menyebutkannya dengan alasan tidak etis dan me- langgar kode etik kedokteran. Ketiga tersangka kemudian diopname (rawat inap) di RSU Pir- ngadi Medan hingga mencapai 6 -8 bulan dengan total biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 113.700.- 000. Begitu parahkah penyakit mereka sehingga perlu dirawat hingga lebih dari setengah tahun? Jika penyakitnya digolongkan pa- rah, mengapa puluhan pasang ma- ta pernah melihat ketiga tersangka lari malam' dari RSU Pirngadi Medan? nyebabkannya bertindak tidak terkontrol, karena tidak ada yang mampu mengontrolnya. Amerika telah tumbuh menjadi anak bengal yang tak dapat dikendalikan, bah- kan oleh lurah dunia (PBB) seka- lipun. Mentalitas premanisme ala Amerika seperti ini adalah mental manusia primitif yang ingin mem- bangun pengaruh dengan me- ngandalkan kekuatan otot, bukan membangun simpati kemanusia- an dengan sikap yang simpatik dan santun. Amerika telah menga- dopsi cara-cara preman kampung- an dalam menggalang kekuatan dunia. Meski berbagai media pernah mengekspos dengan menyebutkan War-aholic Kekuatan otot Amerika di are- na tawuran kelas dunia seperti konflik Israel Palestina, Afghani- stan dan Irak memang telah teruji. Bush mungkin terobsesi dengan arena Smack Down atau Ultimate Fighting Championship yang se- dang mendemam di Amerika. Ke- inginannya meraih legitimasi du- nia ditempuhnya dengan cara un- juk kekuatan meratakan sebuah negara berdaulat. Protes PBB dan masyarakat internasional sama sekali tidak dihiraukannya. Tak ayal lagi, kini Amerika meraih pre- dikat baru sebagai preman dunia (The Gangster of The World), se- telah predikat polisi dunia di- raihnya beberapa tahun lalu. Sejauh ini memang tidak ada yang mampu menghalangi setiap keinginan Amerika, walau publik dalam negerinya sendiri sudah mulai muak dan malu menyaksi- kan karakter preman presidennya. Jika keadaan terus berjalan se- perti ini, bukan tidak mungkin, Bush akan mengembangkan po- tensi dan hobi tawurannya dengan lebih gila lagi untuk meraih pre- dikat berikutnya sebagai algojo dunia, dan dunia (PBB) tetap juga tidak berdaya mencegah segala Tarigan, S.Ag., M.Ag.. (dua titik terakhir menandakan akhir penu- lisan gelar dan akhir kalimat). Sungguhpun hal di atas terli- hat amat kecil, tetapi sangat berpe ngaruh terhadap konsistensi pene- rapan kaidah EYD. Untuk mem- perbaiki kesalahan yang besar, akan lebih mudah dengan memu- lainya dari yang kecil. Selain dari itu, penulis sering mendapat kritik dari beberapa (maha)siswa terha- dap cara penulisan ini. Kusmin, S.Pd Jl. Brigjen Katamso/Warna Gg. Waja Ujung No. 52 E Medan-20159 biayaan RS pemerintah, maka pemerintah pusat berupaya me- minjam kepada Bank Dunia. Pin- jaman itu sebesar 102,57 juta dolar AS (dengan nilai kurs Rp 10.000,00). Dana itu dipergunakan bagi program Proyek Kesehatan Provinsi (PKP) dalam hal ini dise- rahkan kepada tiga provinsi; Su- matera Utara, Jawa Barat dan Banten. Jawa Barat dipilih karena banyak penduduk dan banyak ka- bupaten/kota yang kemajuannya sangat bervariasi. Sumatera Utara hampir mirip, walaupun dalam skala yang lebih kecil. Sedangkan Banten merupakan provinsi baru yang masih tertinggal (Kompas, 26/9/2002). Sumatera Utara yang menda- patkan sekitar Rp 341,9 miliar dialokasikan kepada 20 kabupa- ten/kota sehingga masing-ma- singnya mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 17,055 miliar. Untuk Sumut dana itu diturunkan dengan dua tahap. Tahap I meru- pakan tahap persiapan selama 18 bulan (April 2002-Oktober 2003) dan tahap II merupakan tahap pelaksanaan kegiatan (Ok- tober 2003-2007). Sungguh jumlah yang bisa dipergunakan untuk peningkatan taraf kesehatan penduduk. Dengan dana segar itu, yang nyata-nyata adalah pin- jaman, Pemda mampu mengelola RS yang ada di daerahnya. Melihat jumlah yang besar itu, timbul rasa optimis bahwa akan terlahir kua- litas SDM yang tangguh. PKP ini diasumsikan bisa me- ngatasi persoalan desentralisasi ketiga tersangka pura-pura sakit, tim dokter hanya bungkam dan tetap pada pernyataannya bahwa ketiga tersangka masih membu- tuhkan perawatan medis. Akhir- nya, sebuah peristiwa besar segera mengubah kepercayaan masyara- kat terhadap kredibilitas dunia kedokteran di Sumatera Utara. Ketika Kejatisu memutuskan untuk menghentikan penyidikan terhadap kasus dugaan korupsi renovasi gedung Samsat Kelautan dan Tempat Penitipan Ikan (TPI) sebesar Rp 545 juta, ketiga ter- sangka langsung meninggalkan RSU Pirngadi Medan tanpa perlu menunggu penyakit' yang dide- ritanya sembuh. Saat peristiwa itu ditanyakan, dengan lihai sang dokter membe rikan jawaban bahwa pasien ter- sebut Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) dan pihak rumah sakit tidak bisa melarangnya. Da- lam hal ini, masyarakat bisa saja menuduh dokter tersebut telah berkolusi dengan ketiga tersangka. Bisa saja ketiga tersangka me- mang menderita sakit ringan. Tapi sang dokter pasti bisa mendiag- Surat Pembaca fotokopi KTP atau tanda pengenal lainnya. Benar dan objektif. Maksimum 1 folio, RABU, 13 NOVEMBER 2002 polahnya. Legenda kerja keras Amerika meraih kemajuan teknologi dan ekonomi, sebentar lagi akan ter- gusur oleh legenda Rambo ala Smack Down. Work-aholic yang selama ini menjadi stempel positif bangsa Amerika akan berganti menjadi War-aholic, sebuah bangsa yang gemar berperang, membunuh dan mencekik bangsa dan negara lain yang berdaulat. Hak azasi manusia tidak lagi membatasi segala polahnya, dan adab serta hukum internasional akan digesernya dengan hukum rimba. Tak lama lagi kita akan mendengan Bush berteriak lan- tang dan menggeram :"I'm the Law.. Buat Disnaker Trans Medan Dua orang klien kami masing- masing Mustarum dan Wan Mu- hammad sekitar Maret 2002 me- ngajukan masalahnya ke Disna- ker Trans Kota Medan untuk diperantarai. Namun hingga kini masalah mereka itu tetap tidak kunjung diselesaikan pihak Dis- naker Trans Medan walaupun ka- mi selaku kuasanya telah menyu- rati pihak tersebut tiga kali. Jangankan mengirimkan ber- Setelah itu, semua negara ha- rus patuh dan tunduk kepada Bush, sang raja hutan baru di dunia yang berhukum kepada hukum rimba. Siapa kuat, dia yang memimpin. Dunia akan mencatat sejarah kelabu tentang runtuhnya peradaban kemuliaan akhlak manusia. Dunia akan men- catat sebuah babakan baru, suatu masyarakat dunia yang meng- agungkan kekuatan. Sebuah ta- tanan masyarakat yang akan me- nindas si lemah dan menuhankan si kuat, dalam suatu peradaban tawuran yang sudah mengurat akar. Masyarakat maju yang ter- kenal dengan epik kerja kerasnya, sedang berusaha menggeser le- gendanya dengan epik perang. Se- buah translasi dari Athenic Soci- ety yang penuh dengan kebijakan dan kebajikan, kembali menuju ke Spartanic Society yang berciri- kan kekuatan otot. Amerika se- dang membina sebuah masyara- kat yang War-aholic dengan segala argumennya. Memang propagan- da War-aholic yang disponsori Bush dan Amerika belum men- pelayanan kesehatan bagi pendu- duk. Yang dengan dana sebesar itu pula akan membuat pelayan di RS menjadi lebih murah dan terjangkau. Sebab, selama ini pela- yanan kesehatan dirasakan sa- ngat mahal. Pelayanan RS hanya dinikmati sekelompok orang tertentu. Padahal untuk mem- bangkitkan kehidupan kebang- saan diperlukan penduduk yang sehat, sesuai dengan tujuan ilmu kesehatan yaitu menyehatkan orang sehat. Sungguhpun demikian, sa- ngat diharapkan kinerja positif jajaran Dinas Kesehatan pada setiap levelnya. Jangan sampai terulang lagi bocornya dana ke- sehatan yang diberikan kepada rakyat miskin. JPS kesehatan yang lalu telah meninggalkan se- dikit catatan yang perlu diperbaiki dalam manajemen keuangan dan distribusinya. Diketahui bersama kualitas manajemennya pasti sa- ngat baik, tetapi bagaimana de- ngan mentalitas pejabat pelak- sana. Tanpa mentalitas yang baik (untuk tidak menyebutnya sebagai pejabat yang tidak bermoral), dana sebesar apapun tidak akan ber- guna, tidak ubahnya menyiram- kan air di atas pasir. Hilang tidak meninggalkan bekas. dapat sambutan antusias, bahkan membuahkan penolakan yang makin menguat dari publiknya sendiri. Tetapi lambat laun, de- ngan mempertimbangkan segala kemandulan PBB sebagai lurah dunia, dan ketakutan negara-ne- gara kecil dan lemah seperti In- donesía, bukan tidak mungkin Bush akan berhasil menggalang kekuatan Spartanicnya. Kelak dunia tidak akan lagi mengenal sopan santun bertetangga. Satu- satunya bahasa yang mudah di- mengerti adalah bahasa otot. Dan satu-satunya sumber hukum yang diacu adalah hukum rimba, dan Bush adalah raja rimbanya. Soeharto Dan Ba'asyir Bagaimana dengan kasus yang berskala nasional dan in- ternasional? Mari kita simak ka- sus mantan presiden Soeharto dan Abu Bakar Ba'asyir. Dalam masyarakat rimba yang mengagungkan kekuatan otot, maka siapa yang paling hobi tawuran, akan ditakuti dan dita- ati. Oleh karena itulah, sejak dini, Bush sudah membiasakan diri un- tuk mengasah saraf perangnya dengan memelihara konflik di ber- bagai kawasan dan terus mele- barkan konflik ke segala penjuru dunia. Irak dan Indonesia adalah kawasan dalam waiting list untuk dikembangkan sebagai kawasan konflik. Pertentangan antara Is- lam dengan Pemerintah Indonesia sudah mulai membayang semen- jak penangkapan dan penahanan beberapa tokoh Islam. Tinggal membubuhkan sedikit fitnah, ma- ka Indonesia akan menjadi ka- wasan konflik baru yang akan me- narik Amerika masuk lebih jauh mengintervensi segala urusan dalam negeri Indonesia. Semua ini hanya menggambarkan ske- nario hobi tawuran ala Bush, se- buah skenario war-aholic yang akut. Pada kasus mantan persiden Soeharto, pihak kejaksaan memu- tuskan untuk menghentikan pe- nyidikan terhadap kasus-kasus- nya dengan alasan hasil peme- riksaan dokter menunjukkan ke- sehatan Soeharto tidak memung- kinkan lagi. Sementara peme- riksaan kesehatan terhadap man- tan presiden Soeharto sendiri ter- kesan ditutupi. Berbeda dengan kasus Abu Bakar Ba'asyir. Pihak dokter buru- buru menyatakan bahwa kondisi Ba'asyir mulai pulih sehingga apa- rat kepolisian memaksanya untuk meninggalkan rumah sakit PKU Muhammadiyah Solo. Dari kedua Penulis Ketua Divisi Education Watch IPBI.. Inilah pentingnya penataan ulang manajemen dan keuangan bidang kesehatan publik. Yang dengan itu pula, akan meningkatkan taraf kesehatan bagi penduduk. Jika itu sudah terlaksana dengan baik, maka akan terjamin pula pelak- sanaan otonomi daerah dengan baik. Sebab, dengan kesehatan yang memadai, penduduk di setiap daerah akan memberikan tenaga dan pikirannya untuk memba- ngun daerahnya. Dengan begitu, tampak sekali hubungan yang signifikan antara penataan desen- tralisasi dalam pelayanan kese- hatan dengan kemajuan daerah. Desentralisasi dalam pelayan- an kesehatan merupakan bagian terdepan yang harus dilakukan dengan koordinasi yang baik. Ko- ordinasi yang baik itu akan mam- pu memantau beberapa daerah yang terisolir agar bisa terjamin kesehatannya. Jangan sampai ada penduduk yang tidak terlayani kebutuhan kesehatannya apalagi di wilayah yang dekat dengan ibu- kota kabupaten atau di lingkung- an kota. Jika itu terjadi, maka tam- paklah aparat bidang kesehatan tidak menjalankan tugasnya de- ngan baik sekalipun mereka digaji negara untuk itu. nosa apakah ketiga tersangka kasus tersebut, terlihat jelas bah- perlu menjalani opname atau cu- wa pernyataan seorang dokter sa- kup hanya sekedar rawat jalan. ngat menentukan nasib seseorang. Disaat seperti inilah, seorang dok- Sementara masyarakat awam ter sering terjebak dalam praktek sendiri tidak mengerti dengan ha- kolusi dengan pasien. sil diagnosa yang dilakukan sang dokter terhadap pasien sehingga tidak dapat membantahnya. ● Penulis adalah guru SLTP Negeri 4 Perbaungan Deliserdang dan Mahasiswa Magister Administrasi Pendidikan Pascasarjana Unimed Penutup Meski masih banyak dokter- dokter yang memiliki kejujuran yang tinggi, namun belajar dari beberapa kasus di atas, maka profesi dokter akan selalu dihantui rasa curiga oleh masyarakat. Ka- rena itu, dalam menjalankan tugas mulianya sehari-hari, seorang dok- ter hendaknya mensejajarkan an- tara Kode Etik Kedokteran dengan Kejujuran Hati Nurani sehingga masyarakat merasa puas. Yang patut dicatat dan diingat, pernyataan seorang dokter sangat menentukan nasib seseorang. Ja- ngan sampai orang lain merasa dirugikan hanya gara-gara menge luarkan pernyataan yang salah. ● Penulis adalah wartawan Waspada 2 spasi/Artikel maksimum 5 halaman folio. kasnya ke pihak P4 Daerah untuk Kami selaku kuasa hukum diperoleh keputusan apakah dua mereka meragukan kemam- orang klien kami itu diakui sebagai puan Disnaker Medan untuk pekerja dalam arti hukum perbu- menyelesaikannya disebabkan ruhan karena menerima upah dan setelah UU No. 22/1999 tentang dan mengikuti ketentuan peru- otonomi daerah menjadikan ka- sahaan, sudah 8 bulan kasus ter- sus-kasus perburuhan tidak lagi sebut justru terkesan dideponir dapat dimintakan pihak Dis- naker Pemprov untuk menegur atau bahkan mengambil alih kasus tersebut. Ini salah suatu kelemahan dari UU Otda yang baru. oleh Disnaker Trans Medan. Kami katakan demikian disebabkan hingga keluhan ini kami kirimkan ternyata Disnaker Medan sama sekali belum memanggil pihak yang terkait untuk didengarkan keterangannya. Henry Sitompul SH Biro Konsultan Kenanga Wartawan Daerah: BIRO JAKARTA: Hermanto, H Rahmatsyah Lubis, H Ramadhan Usman, Hasriwal AS, BIRO SUMUT: Langkat: H Ibnu) Dairi: Leston Sinaga, Tebingtinggi: David Susanto, Muhammad Idris, Pematangsiantar: Yan MS Sinaga, Edoard Sinaga, Mulia Siregar, Tg. Balai: Aldyn Matova, Tarutung: Parlindungan Hutasoit, Tapsel: Asrirais, Chairil Rusli; Binjai: Riswan Rika, Nazelian Tanjung, D.Serdang: HM Husni Siregar, Perdinan S, Syarifuddin Nasution, Balyan Kadir Nasution, Iskandar Hasibuan, Mohot Lubis, Kisaran: Abu Bakar Nasution, Nurkarim Nehe, Umaruddin Yasin Amin, Labuhanbatu: Nazran Nazier, Neirul Nizam, Agus Diansyah Hasibuan, Indra Muhery S, Armansyah Abdi, Sibolga: Zulfan Nasution BIRO ACEH: Banda Aceh: Adnan NS, Aldin NL, Zafrullah, T Mansursyah, Muhammad Zairin, T Ardiansyah, Aceh Besar: Iskandarsyah, Pidie: Samsuar, Bireuen: Masykur Tom Randista, HAR Djuli, Mawardi Sulaiman, Aceh Tengah: Bahtiar Gayo, Aceh Utara: Bustami Saleh, M Jakfar Achmad, Jamali Sulaiman, Fakhrurrazzi Araly, Idrus Jeumpa, Arafat Nur, Muhammad Nasir Age, Aceh Timur: Syahrul Karim, Ibnu Sa'dan, Agusni AH, Kualasimpang: Muhammad Hanafiah, Aceh Barat: Rusli Idham, Hasaruddin, Aceh Selatan: Zamzami Surya, Aceh Singkil: Tarmizi Ripan, Aceh Tenggara: Mahadi Pinem, Blangkejeren: Buniyamin, Sabang: T Zakaria Al Bahri. Semua wartawan Harian Waspada dibekali tanda pengenal. A dit pe AS ru ka ua Ja ju de m pe pe ru be SE m 2cm WASPAD Lia Dair Quee foto dari The Associate 01. DISKON SETEN melintas di bawah pap Pada tulisan Arab dan I cheesburger ganda- dan minum serta merok pada siang hari. ワイオブ 02. MOBIL MENUM di barisan terdepan kur porandakan bangunan Van Wert, Ohio, Senin tengah malam. 03. MEMBUJUK GA gajah jinak dari tamar Kanchanaburi dekat p satwa liar menggunaka GOLD H
