Tipe: Koran
Tanggal: 2002-11-25
Halaman: 06
Konten
WASPADA DEMI KEBENARAN DAN KEADILAN Harian Umum Nasional WASPADA Terbit sejak 11 Januari 1947 Pendiri: H. MOHAMMAD SAID (17 Agustus 1905 - 26 April 1995) Hj. ANI IDRUS (25 November 1918 - 9 Januari 1999) Pemimpin Umum: dr. Hj. Rayati Syafrin, MBA Pemimpin Redaksi/Penanggungjawab: H. Prabudi P. Said Wakil Pemimpin Umum/Wapemred: H. Teruna Jasa Said Pemimpin Perusahaan: dr. Hj. Rayati Syafrin, MBA Redaktur Pelaksana Azwir Thahir, Sofyan Harahap Dewan Pelaksana Redaksi : T. Junaidi, Hendra DS, Edward Thahir, Muhammad Joni, Nurhalim Tanjung. Akmal AZ, Rudhy Faliskan Alamat Kantor Pusat, Penerbit, Redaksi, Tata Usaha/Periklanan Jalan Letjen Suprapto/Brigjen Katamso No. 1 Medan 20151 Tel. (061) 4150858 (3 saluran), Faks: (061) 4510025 e-mail :waspada@waspada.co.id Kantor Biro redaksi/Perwakilan Periklanan : (1) Bumi Warta Jaya, Jalan Kebon Sirih Timur Dalam No. 3 Tel. (021) 322216 Faks. (021) 3140817 Jakarta Pusat (2) Perwakilan Waspada Jalan Ratu Syafiatuddin No. 21-C Tel.(0651) 22385 Banda Aceh 23122 (3) Jalan Listrik No.11 Lhokseumawe Tel. (0645) 44208 (4) Komplek Windsor Square Blok B No. 28 Nagoya, Batam Tel. (0778) 430923 Penerbit PT Penerbitan Harian Waspada Komisaris Utama: Tribuana Said Direktur Utama: dr. Hj. Rayati Syafrin, MBA SIUUP: 065/SK/MENPEN/SIUUP/A.7/1985 tanggal 25 Februari 1988 ISSN 0215-3017 Percetakan: Percetakan Web PT Prakarsa. Abadi Press, Jalan Letjen. Suprapto/Brigjen Katamso No.1 Medan 20151 Tel.612681 Isi di luar tanggungjawab pencetak Harga iklan tiap mm kolom Rp. 7.000 ukuran 42 mm. Tajuk Rencana Hari Guru Dan Rendahnya SDM secara menyeluruh. Artinya, bukan hanya guru negeri saja yang dinaikkan gaji dan diberi berbagai fasilitas, tetapi guru swasta pun harus (wajib) diperhatikan. Caranya, tentu saja dengan mengajak para pengurus dan pengelola sekolah swasta bekerjasama agar semakin berkembang. Kerjasama diarahkan untuk meningkatkan proses belajar dan mengajar. Jadi, tidak hanya masalah sarana dan prasarana pendidikannya saja, tetapi juga menyangkut kesejahteraan gunanya. Subsidi pemerintah kepada sekolah swasta dan gurunya mutlak diperlukan, terutama sekolah swasta yang kecil-kecil. Sebab, pemerintah sudah sangat terbantu atas kehadiran sekolah swasta mengingat dalam UUD-45 disebutkan masalah pendidikan merupakan tanggung jawab negara. Indonesia demikian jelek di mata bangsa-bangsa lain. Negara paling tinggi tingkat korupsinya, negara sarang teroris, negara yang tergolong rendah peringkat SDM-nya dan negara yang tak mampu menegakkan supremasi hukum. Hemat kita keterpurukan tersebut erat kaitannya dengan rendahnya kualitas SDM. Masalah SDM ini identik dengan lemahnya peranan guru baik di tingkat dasar (SD), menengah (SLTP), SMU sampai perguruan tinggi. Karena itu, peranan pemerintah dalam hal ini Mendiknas dinilai paling bertanggung jawab. Peningkatan anggaran pendidikan dalam APBN kita nilai tepat, namun meskipun anggaran ditingkatkan kalau pelaksanaannya ngawur hasilnya tetap saja mengecewakan. Harapan untuk meningkatkan kualitas SDM di kalangan pelajar dan mahasiswa tidak mencapai hasil sebagaimana diharapkan karena anggarannya dipergunakan secara salah. Hari ini bangsa Indonesia memperingati Hari Guru Setiap 25 November pemerintah mengadakan acara seremonial memperingati Hari Guru, sekolah-sekolah mengadakan upacara Hari Guru, namun manfaatnya tidak kelihatan. Sebab, peranan guru yang diakui sangat penting dalam meningkatkan kualitas SDM ternyata tidak mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Mengapa? Tidak lain karena kurangnya perhatian pemerintah akan nasib para guru yang disebut juga pahlawan tanpa tanda jasa. Para pejabat dan publik figur hendaknya menyadari bahwa mereka bisa seperti saat ini tiada lain karena didikan gurunya di sekolah. Begitulah mulianya guru. Para guru tak mengharap balas jasa karena umumnya anak didiknya melupakannya setelah menjadi orang. Hanya sebagian kecil saja yang tetap ingat akan jasa guru dan mau membantunya, termasuk memperbaiki sarana sekolah yang sudah mengalami kerusakan karena dimakan usia. Mengingat kompleksnya permasalahan pendidikan di negeri ini diharapkan perhatian semua pihak untuk benar-benar bekerja guna memajukan dunia pendidikan yang semakin mundur belakangan ini. Pemerintah perlu membuat program kerja yang jelas dan dimasyarakatkan agar masyarakat tergugah membantu sarana pendidikan. Yang dilakukan saat ini mengajak partisipasi masyarakat untuk bergabung dalam dewan sekolah atau komite sekolah kita nilai bagus. Namun perlu diingatkan agar wadah tersebut tidak disalahgunakan untuk memeras murid/orang tua murid dengan berbagai kutipan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Kalau proposalnya bagus kita yakin orang tua murid pasti mau membantu demi kemajuan sekolah dan peningkatan mutu pendidikan di sekolah anaknya. Satu hal yang tidak boleh dilupakan tentu saja guru: Kalau memang kita menghargai guru sepatutnya pemerintah memperhatikan kesejahteraan para guru bagi AS mengenai perlucutan senjata Irak pada pertemuan puncak dua hari pekan lalu di Praha. Para kepala negara NATO menyetujui posisi AS mengenai Irak setelah Presiden AS George W. Bush mendesak pemimpin-pemimpin NATO mendukung AS dalam perlucutan senjata Bagh- dad dan berjanji berembug dengan mereka sebe- lum melancarkan aksi militer terhadap Irak. AS Terus Langgar Hk.Internasional Tekan Irak Para pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik dukungan Akan tetapi Jerman, yang termasuk anggota NATO, telah mengungkapkan penentangannya untuk bergabung dalam aksi militer terhadap Irak. Sebaliknya Turkii mendukung serangan AS terhadap Irak. Bush juga memperingatkan Presiden Saddam Hussein bahwa Irak meng- hadapi "konsekuensi terburuk" jika gagal mema- tuhi batas waktu ketat PBB untuk meninggalkan senjata penghancur massalnya. Bush memperi- ngatkan Saddam bahwa ia mungkin dalam "tahapan akhir" sebagai pemimpin. "Saddam Hussein telah diberi waktu sangat singkat untuk mendeklarasikan selengkapnya dan sejujurnya persenjataan terornya," kata Bush, menunjuk pada Resolusi No.1441 PBB. Resolusi PBB itu, yang diloloskan di bawah tekanan kuat AS, menuntut agar sebelum 8 Desem- ber Irak memberikan penegasan lengkap dan tepat mengenai semua aspek program senjata penghancur massalnya. Bush berulang kali mem- peringatkan bahwa Irak akan menghadapi aksi militer jika gagal mematuhi resolusi tersebut. Namun selain mengeluarkan ancaman- ancaman kerasnya terhadap Saddam Hussein, AS secara simultan terus melakukan serangan- serangan udara terhadap sasaran sipil di Bag- hdad. Seperti yang diberitakan oleh "Antara/AFP/ DPA" Ahad 24 Nopember pesawat-pesawat AS dan Inggris menghantam sasaran-sasaran sipil di wilayah Selatan Irak dalam operasi serangan mereka hari Sabtu, menurut KB Irak, INA. Melihat realita kehidupan guru saat ini bisa digolongkan kepada dua bagian. Pertama, di sekolah negeri umumnya tingkat kesejahteraannya sudah memadai, apalagi mereka yang mengajar di sekolah-sekolah perkotaan. Bagi guru yang kreatif bisa menambah penghasilan dengan mengajar di sekolah swasta atau kursus-kursus, atau bercocok tanam bagi guru di luar kota. Justru itu, kita sangat tidak setuju kalau guru masih memaksakan murid harus/wajib membeli buku dari sekolah. Pemaksaan itu cenderung merugikan murid. Sebab, buku yang dibeli terkadang tidak dimanfaatkan, hanya mengejar keuntungan semata. Kedua, guru di sekolah swasta. Umumnya kehidupan guru swasta sangat memprihatinkan. Gajinya relatif kecil, ya melihat kemampuan sekolah tempatnya mengajar. Hanya guru-guru yang mengajar di sekolah besar dan favorit saja yang kesejahteraannya lumayan, namun jumlahnya bisa dihitung. Yang tidak terhitung adalah guru-guru yang gajinya jauh di bawah UMR (kini UMP). Kantor berita resmi Irak itu, yang mengutip jurubicara militer, melaporkan operasi serangan pesawat-pesawat sekutu terhadap berbagai instalasi sipil itu terjadi di Provinsi Misan. Akan tetapi di Washington, Pusat Komando Militer AS mengumumkan pesawat-pesawat AS dan Inggris telah menghancurkan sebuah sistem radar bergerak yang berlokasi di selatan Irak. Lokasinya di kota Al-Amarah, sekitar 264km di tenggara Baghdad. Dalam sepekan terakhir Sekutu terus meng- hantami berbagai lokasi di Irak, menyusul kepu- tusan Dewan Keamanan PBB lewat Resolusi No. 1441 memaksa Irak kembali menerima tim Dapat kita ambil kesimpulan pada umumnya kehidupan guru masih memprihatinkan. Kesejahteraan masih di bawah harapan. Akibatnya, guru tidak mampu mengajar secara maksimal. Padahal, ilmu pengetahuan terus berkembang. Hal inilah yang perlu disadari pemerintah kalau ingin melihat kualitas SDM bangsa ini meningkat di masa mendatang Di negara-negara yang sudah maju, termasuk Malaysia, kesejahteraan guru sudah di atas rata-rata. Wajar kalau kualitas SDM-nya tinggi. Kita di Indonesia guru masih dianggap warga kelas dua. Menjadi guru pilihan kedua. Memang bagi kalangan elite politik di negeri ini tidak sulit untuk menyekolahkan anaknya ke luar negeri karena punya uang. Mereka meraih gelar kesarjanaan sampai tingkat dokter, namun manfaatnya tidak begitu signifikan bagi masa depan bangsanya karena selain jumlahnya sedikit, orientasinya pun ke bisnis. Cenderung hanya mementingkan diri sendiri. Justru itu, saatnya pemerintah dan masyarakat peduli atas nasib guru demi perbaikan kualitas pendidikan/SDM bangsa kita ke depan. + inspeksi persenjataan internasional. Pihak Irak mencatat sejauh ini sudah terjadi 56 kali serangan terhadap 14 kota di Irak, termasuk kota-kota penting Basra, Najaf dan Karbala. AS dan Inggris menggunakan alasan itu dilak- sanakan sebagai "bagian dari operasi penegakan zona larangan terbang di utara dan selatan Irak". Irak tidak pernah mengakui adanya apa yang disebut sebagai zona larangan terbang itu karena itu bukan keputusan DK-PBB. Zona larangan terbang tersebut pada hake- katnya melanggar Hukum Udara Internasional (Konvensi Paris 1919-Konvensi Chicago 1944) di mana ditetapkan bahwa hanya negara kolong yang dapat menetapkan wilayah udara nasional di atas- nya sebagai zona udara terlarang atau zona lara- ngan terbang. Tujuannya adalah untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanan udara nasional negara tersebut dari ancaman masuknya pesawat-pesawat asing dalam suasana perang. Tidak demikian halnya yang terjadi dalam zona larangan terbang bikinan AS dan Inggeris tersebut yang nyata-nyata melanggar kedaulatan Irak. Apalagi dari kawasan zona larangan terbang itu berkali-kali kedua adi- daya Barat tersebut melakukan serangan-serangan ke sasaran sipil Irak. Pada Perang Teluk tahun 1990-1991 yang lalu juga AS menggempur sasaran sipil di luar Baghdad dengan dalih bahwa yang diserang adalah pabrik senjata kimia. Padahal sesungguhnya yang menjadi sasaran adalah pabrik susu yang sangat dibutuh- kan oleh balita Irak. Melihat gelagat dan perencanaan AS yang secara nyata mendorong Irak untuk mematuhi Resolusi PBB No.1441 dalam waktu yang sangat singkat, tak lain adalah untuk menyudutkan Irak bakal tak mampu memenuhi target waktu tersebut. Dengan demikian (dengan melanggar kaidah Hu- kum Internasional, Piagam PBB dan Deklarasi HAM PBB) muluslah jalan bagi AS/Inggeris dan NATO serta sekutunya untuk menghancurkan Irak sekaligus menggulingkan Saddam Hussein. Kemudian pemimpin Irak akan digantikan oleh tokoh pemimpin oposisi yang "moderat" (yang tidak memusuhi Israel sekutu tangguh AS di Timur Tengah), "demokratis dan non radikal" yang pada hakekatnya merupakan perpanjangan tangan bagi Washington untuk menangani Irak. Bukankah setelah Arab Saudi, Irak merupakan negara yang memiliki sumber minyak yang kaya di jazirah Arab tersebut. Selain itu Irak tidak lagi memiliki senjata pemusnah massal yang bakal "mengancam keamanan dan perdamaian dunia" (khususnya Israel yang justru memiliki dan didukung AS program senjata non konvensionalnya).- SUDUT BATUAH * Walikota Medan Drs Abdillah,Ak,MBA menyebutkan, mulai Desember pengurusan KTP dan KK selesai dua hari setelah pembuatannya di setiap kecamatan -Dua hari pakai tanda kutip! *Warga Indonesia dikabarkan merupakan pasar potensial perumahan di Singapura dalam kwartal ketiga tahun ini, walaupun secara umum pembeli asing menurun -Sekalian tempat nyimpan modal - Awak pulang subuhpun aman terkendali, he...he...he *Kapoldasu Irjen Pol Drs Dewa Astika mengimbau segenap anggotanya lebih meningkatkan tugas keamanan dan menjadikan bulan suci Ramadhan sebagai momentum Wak Doel Oleh Fikri Ahadian Masih Ada Bunda Di Waspada (Mengenang 84 Tahun Hj. Ani Idrus) 2 ari ini, 25 November 2002 adalah hari ke- H lahiran Bunda Hj. Ani Idrus (wafat 9 Januari 1999), seorang wanita tokoh masyarakat kebanggaan Medan yang lahir dan berkiprah di tingkat nasional. Seorang wanita pendidik, jurnalis dan politikus jempolan yang jarang ada bandingan dan tandingan nya. Seorang wanita yang mengabdikan nyaris dan menuntut untuk diwujudkan dalam bentuk kerja nyata. Tidak sedikit memang wanita yang memiliki masa remaja seperti yang dialami Bunda, tetapi sangat sedikit sekali yang dapat melaluinya dengan selamat bahkan sukses dan mengukir pretasi tersendiri. Banyak wanita yang memiliki jiwa jurnalis, sebagian lagi memiliki semangat untuk menjadi pendidik, beberapa lainnya berkiprah sebagai pejuang dan politikus, tetapi hanya ada satu orang wanita yang menggabungkan kesemuanya dalam satu jiwa. Dialah Bunda Hj. Ani Idrus. Ketokohan Bunda Hj. Ani Idrus termasuk salah satu dari yang paling menonjol yang menjadi ke- banggaan masyarakat kota Medan, tempatnya berkiprah sekaligus tempatnya menutup mata. Bunda menjadi sosok figur contoh bagi masyarakat wanita yang berani bersikap dan tanpa ragu mengambil peran penting untuk dimainkan di masyarakat. Wajar bila pemerintah memberi penghargaan bintang Ma- haputra, satu penghargaan tertinggi buat putra- putri terbaik bangsa yang sudah meninggal dunia. Suka atau tidak, orang harus mengiyakan ke- tokohan wanita yang satu ini, seraya mengakui su- litnya mencari bandingannya saat ini. Keberanian Bunda menembus segala batas ketabuan yang masih sangat kuat mengungkung wanita saat itu, patut mendapat acungan jempol tersendiri. Ketika segala sisi mengepung wanita untuk tetap berada di be- lakang, seolah tanpa mempertimbangkan segala risiko, Bunda terus maju merangsek dan menjem- put bola kemajuan kaum wanita, membuktikan ha- rapan Kartini bahwa wanita mampu berkiprah sejajar dengan kaum pria. Bahkan dalam beberapa aspek, kita mesti mengakui bahwa kiprah Bunda selama hidupnya, telah mengalahkan' prestasi rata-rata kaum pria. Banyak wanita yang mungkin sempat menikmati suksesnya karir politik, ekonomi ataupun sosial kemasyarakatan. Kita saksikan kini banyak tokoh wanita politikus dan bahkan menteri hingga presi- den, tetapi Bunda lain dari mereka semua. Bunda memiliki kualitas semangat dan cita-cita yang me- mancar kuat yang tergambar dalam segala kiprah selama hidupnya. Jiwa pendidiknya terus berko- bar tiada henti dengan mendirikan Akademi Pers yang sarat dengan hambatan dan tantangan. Ketika banyak orang menyerah setelah ter- hambat, Bunda memilih tetap bersemangat untuk terus maju menerjang segala hambatan. Dan kini berdiri kita dapat menyaksikan monumen jiwa pen- didiknya berdiri tegak, yakni Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan (STIKP). Kegagalan' beliau dalam mempertahankan Akademi Pers ter- bayar dengan berdiri kokohnya STIKP yang memiliki dua jurusan yakni Jurusan Humas dan Jurusan Jurnalistik. Bunda memang seorang jurnalis tulen. Bunda memang tergolong bukan wanita kelas Di masa tuanya, ketika semua putra-putrinya biasa. Beliau memiliki kualitas jauh di atas rata- dewasa, di mana umumnya seorang wanita akan rata. Menilik apa yang dilakukannya semenjak masa duduk santai di beranda rumahnya, Bunda memilih remaja sampai akhir hayatnya, seluruhnya menggam- untuk tetap aktif di harian Waspada yang dilahirkan barkan adanya suatu semangat yang terus menyala dan diasuhnya. Tidak seperti kebanyakan wanita Urgensi Peningkatan Kualitas Guru Itu dikarenakan kehadiran guru mampu memberikan kontri- busi yang signifikan bagi pemba- ngunan. Persoalannya kemudian, bagaimana memacu kinerja guru. Selama ini kinerja guru selalu di- pertanyakan. Bahkan ada persepsi masyarakat menilai rendah kua- litas guru. Untuk itu, diperlukan peningkatan kualitas tenaga ke- guruan. Karena guru sebagai ma- sinis dalam lokomotif pendidikan. Tanpa kehadiran guru, pendidikan akan mustahil berjalan dengan baik. Saat ini diperlukan kepe- dulian bersama untuk pening- katan kualitas para guru dalam melaksanakan tugasnya. Oleh Dr Zainuddin Sepanjang peradaban seja- tangan di masa depan akan lebih tantangan yang ada pada hari ini rah eksistensi guru akan selalu diperlukan di tengah kehi- dupan masyarakat. Hal itu dika- renakan akselerasi kemajuan bangsa akan lebih bermakna tat- kala guru hadir di tengah masya- rakat; terlepas apakah itu guru formal atau nonformal. Tanpa kualitas yang cukup guru tidak akan mampu mengem- ban tugasnya yang berat itu. Ka- rena guru dihadapkan pada per- soalan bangsa masa depan. Jadi sesungguhnya, walaupun guru itu mendidik siswanya di kelas pada hari ini, maka sesungguhnya yang dilakukan adalah persiapan bagaimana menghadapi masa depan yang penuh dengan tan- tangan dan ketidakpastian. Sungguh sukar menebak masa depan tentunya. Diyakini, tan- perkembangan peradaban merupakan bagian terpenting yang harus diperhatikan. Hal ini dikarenakan guru melakukan tu- gas pembangunan yang berpe- ngaruh sangat signifikan terhadap perkembangan peradaban itu sen- diri. Untuk itu, guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai elemen masyarakat terdepan yang harus bisa menjadi contoh, bukan sekadar memberi contoh. Menempati posisi terdepan di tengah masyarakat, pasti meru- pakan dambaan hampir semua orang. Karena dengan posisi seper- ti itu akan menunjukan kemam- puan seseorang yang di depan itu. Tinggal lagi, bagaimana menunjuk orang yang harus tampil di depan. Itu yang menjadi persoalan. Sebab tidak semua orang layak tampil ke depan perlu dilihat kapabilitas yang dimiliki. Orang yang tampil ke depan itu haruslah orang (pilihan) yang mampu menjadi contoh, bukan hanya sekadar memberikan con- toh. Kalau memberikan contoh, barangkali bisa dilakukan semua orang, tetapi kalau untuk menjadi contoh hanya bisa dilakukan sebahagian orang. Dalam konteks seperti inilah eksistensi guru (formal dan guru bangsa) diperlu- kan. seluruh hidupnya pada profesi tanpa meluruhkan kodratnya sebagai wanita, istri dan ibu bagi anak- anaknya. Bunda, demikian panggilan akrabnya, adalah satu dari sedikit tokoh wanita yang dimiliki Indonesia, yang berani menentukan pilihan dalam hidupnya, dan membuktikan kebenaran tekad Kartini. Ing Ngarso Untuk berdiri di depan (ing (Catatan Hari Guru, 25 November 2002) sangat kita prihatinkan. Diyakini bahwa hal itu akan menurunkan kualitasnya sebagai guru dalam pengabdian kepada bangsa dan negara ini. Tetapi sesungguhnya hal itu dilakukan guru juga mem- punyai alasan yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Guru me- lakukan pekerjaan seperti itu ka- rena tuntutan ekonomi yang sa- ngat mendesak untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Penghasilan guru (terlebih di daerah dan yang bukan PNS) jauh berada di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP dahulu UMR). Ten- tu ini akan berimplikasi pada lin- tas ruang yang berlainan. Dengan kondisi seperti itu, kesibukan yang dilakukan ternyata hanya untuk menutupi kekurangan yang ada. Sebenarnya, para guru juga me- nyadari bahwa hal itu akan menu- runkan kualitas dirinya sebagai tenaga profesional (guru), tetapi guru tersebut tidak bisa berbuat banyak. Karena memang tuntut- an untuk bekerja di luar jam me- ngajar adalah panggilan hati nur- ani sebagai orang tua demi pencu- kupan kebutuhan anggota ke- luarga. Kondisi Kualitas Guru Kondisi kualitas guru sangat diragukan. Hal ini mencuat menja- di isu nasional yang krusial. Bah- kan penelitian yang dilakukan Ba- litbang Depdikbud, pada tal yang lalu, ditemukan bahwa kua- litas guru yang layak mengajar (untuk tingkat SD dan SLTP) tidak mencapai 50 persen. Tentu ini te- muan yang sangat memukul guru. Tetapi itulah sebuah temuan yang perlu ditindaklanjuti dengan po- sitif. UU No. 22 tahun 1999 ten- tang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, merupakan suatu jalan bagi Pemda untuk berlomba-lomba menciptakan perda-perda yang saat ini meru- pakan primadona dalam mem- peroleh pemasukan uang seba- nyak-banyaknya ke kas daerah. Menjamurnya berbagai ma- cam perda yang terlalu dipaksa- kan ini tanpa mengacu pada aturan hukum yang berlaku dan tanpa mempertimbangkan as- pek filosofis, sosiologis, ekonomis dan juridis, telah menimbulkan Jika kita lihat secara empiris di lapangan, banyaknya guru yang melakukan tugas rangkap akan menimbulkan keprihatinan bersa- ma. Tentu dengan tugas rangkap yang dilakukan itu akan menyita waktunya dalam rangka pening- katan kualitas dirinya dan profe- sinya. Masih banyak terdengar guru yang bekerja sambilan di luar jam tugasnya. Kondisi seperti itu, bukan hanya ditemukan di da- erah-daerah, tetapi di daerah per- kotaan hal itu masih terdengar. Hal itu mengindikasikan ke arah penurunan kualitas guru. Yang pada sisi lain juga menunjukan kualitas guru masih belum me- madai. Untuk itu, diperlukan lang- kah perbaikan yang menyeluruh. Guru yang waktu kese-harian- nya tersita akibat kesibukannya di luar jam mengajar (dan bidang kependidikan lainnya) tentu ngarso) bukanlah sekadar tampil ke depan. Dia harus mempunyai persiapan yang matang. Harus mempunyai wawasan, keteram- pilan, keahlian, kecerdasan dan kelebihan khususnya tertentu yang bisa dibanggakan untuk diteladani. Hal-hal mendasar ini- lah yang bisa mengantarkan se- seorang untuk bisa berada di de- pan. Tidak hanya berdasarkan kharismatik, yang hanya karena bapak, hanya karena orang dekat- nya, ataupun karena kejayaan leluhurnya. Kalau bukan karena dirinya sendiri, maka orang seperti itu sepertinya kurang sempurna untuk ditampilkan ke depan. Tetapi persoalannya kemu- dian, ketika masyarakat Indonesia masih terlalu lambat untuk mene- rima era transparansi, maka ben- tuk-bentuk tampilan yang ke de- pan boleh siapa saja. Sedikit-ba- nyak, budaya sungkan masih me- lekat dalam diri masyarakat Ti- mur, maka tidak jarang orang- orang yang dituakan itu terus saja yang di depan. Tambahan lagi, pa- ra orang tua itu, merasa enggan untuk surut ke belakang untuk memberi kesempatan kepada yang lebih muda. Itulah realitas masyarakat yang masih bercokol. Sejalan dengan itu, pendidik- an-dalam arti luas-harus mem- berikan pengaruhnya terhadap seluruh masyarakat. Ketika orang yang di depan tidak tahu diri akan Temu Ilmiah Yang Mengecewakan luar negeri). keresahan bagi masyarakat dan pengusaha (investor dalam dan Inilah yang terbentang di hadapan kita, kualitas guru dalam melaksanakan tugasnya masih belum menunjukan tingkat ki- nerja yang tinggi. Bahkan tidak jarang ada guru yang melaksa- nakan pengajaran itu seperti ha- nya melepas kerja rodi. Tentu me- nyedihkan, bukan? Kualitas guru adalah kepentingan bangsa. Betapa tidak, karena kualitas guru adalah indikator kemajuan suatu bangsa. Dengan dasar itu, diperlu- Guru, Ing Ngarso Sung Tulodo Oleh Kusmin S.Pd potensinya, maka proses pendidik- an tidak dapat berjalan dengan baik. Sebaliknya pula ada orang tampil ke depan tanpa memper- siapkan dirinya dengan baik. Ini perlu diperbaiki. Itu dilakukan untuk mensinergikan hubungan antara orang yang berada di depan dengan yang di belakang dalam kerangka proses pendidikan. Pen- didikan akan berjalan dengan sen- dirinya jika orang yang di depan mampu menunjukan sesuatu yang lebih dari yang lainnya. Te- tapi ketika yang tampil ke depan adalah orang yang biasa-biasa saja, yang tidak bisa memberi con- toh, apalagi menjadi contoh, maka tidak ada kemajuan yang bisa di- capai suatu bangsa. Apalagi perda-perda tersebut dalam pelaksanaannya tumpang tindih dengan peraturan yang lebih tinggi. Pada hal dalam pasal 70 UU No. 22 tahun 1999 telah disebut bahwa peraturan daerah tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan daerah lain, dan peraturan per- undang-undangan yang lebih ting- gi. Sebagai kepedulian pihak aka- demisi pada tanggal 30 s/d 31 Ok- tober 2002 (Fakultas Hukum Uni- versitas Sumatera Utara) menga- dakan suatu temu ilmiah "Perda tentang pajak dan retribusi da- erah", dengan mengundang Dirjen Otonomi Daerah, Dirjen Pajak, Itulah yang terjadi di negari ini. Negeri yang penduduknya lebih dari 200 juta jiwa tetapi tidak mampu menempatkan orang ter- baik berada di depan. Apalagi orang yang di depan tidak tegas. Bahkan ketika bangsa ini diba- bakbelurkan dengan isu terorisme, orang yang di depan itu diam saja. Maka, lumatlah eksistensi bangsa ini di mata dunia internasional. Dengan begitu, semestinya orang yang di depan adalah yang tang- gap, yang bisa mengerti apa yang dibutuhkan orang di belakangnya. Itu baru namanya (guru) yang ber- ada di depan. Yang dengan itu juga, akan memberi nilai lebih baginya dan bagi bangsanya. Sung Tulodo Persoalan yang paling menda- sar bagi orang yang tampil ke de- kan kemampuan yang handal bagi guru dalam menjalankan tugas- nya. Perlu Peningkatan Dengan begitu, kualitas guru perlu ditingkatkan. Hal ini harus dilakukan dengan segera. Karena hal ini merupakan sebuah taruhan masa depan Indonesia. Artinya, dengan kualitas guru yang rendah, hanya akan berkontribusi negatif bagi pembangunan bangsa. Hal ini tentu bukan sebuah keinginan. DPRD, pemerintah kabupaten/ kota, pengusaha, masyarakat dan instansi-instansi lain. Sungguhpun demikian, telah banyak upaya yang dilakukan pe- merintah seperti halnya penye- taraan Program D-2, D-3 atau bah- kan S-2 telah menunjukan upaya perbaikan kualitas guru. Bahkan pada pengangkatan guru terakhir ini, guru yang berkualitas S-1 di- tugaskan untuk mengajar di SLTP. Apalagi menyusul dikeluarkannya revisi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, yang menga- takan bahwa guru SD, kelak mungkin 10 tahun ke depan, harus mengantongi ijazah sarjana (S- 1). Tentu hal ini merupakan se- buah kegembiraan bagi kalangan pendidikan. Saya sangat menyayangkan dan kecewa karena dalam temu ilmiah tersebut DPRD dan peme- rintah kabupaten sebagai pihak yang aktif membuat perda justru hanya dari beberapa kabupaten saja yang hadir antara lain seperti dari DPRD Riau, Medan, Langkat yang benar-benar mau duduk ber- sama dengan kami untuk menya- makan persepsi, membahas dan memberikan masukan bersama- sama bagaimana cara yang ter- baik untuk mengatasi perda-perda yang tumpang tindih dengan per- aturan yang lebih tinggi. Sedang dari Dirjen Otonomi Daerah DPRD dan pemerintah kabupaten lainnya tidak dapat Tulisan harus ditandatangani dan disertai fotokopi KTP atau tanda pengenal lainnya. Benar dan objektif. Maksimum 1 folio, pan adalah dianya harus mampu menjadi contoh bagi yang lainnya. Ada perbedaan yang mencolok antara orang yang menjadi contoh dengan orang yang memberi con- toh. Sebab, semua orang bisa mem- beri contoh (yang baik maupun yang buruk) tetapi tidak semua orang bisa menjadi contoh karena contoh itu merupakan faktor in- ternalistik pribadi. Inilah faktor krusial yang menghadang bangsa ini. Itu mele- kat pada guru, dalam arti formal maupun sebagai guru bangsa. Hi- lang sudah nilai keteladanan yang semestinya dicontoh orang lain (murid dan anak bangsa yang lain- nya). Nilai keteladanan yang se- mestinya inklud di dalam "tugas" seorang guru, telah pupus. Im- plikasinya adalah guru tidak bisa dijadikan contoh yang baik bagi seluruh anak bangsa di negeri ini. Guru hanya sekadar orang yang hanya menjalankan tugas-tugas formal kebangsaan/kenegaraan yang mengabaikan betapa pen- tingnya nilai keteladanan. Surat Pembaca Di samping itu, juga telah di- lakukan berbagai penataran, pela- tihan, dan segala jenis pendidikan khusus lainnya. Itu dilakukan de- Ini perlu dilakukan pemerin- ngan biaya proyek yang besar. Sa- tah dengan segera. Negara lain yangnya, biaya proyek yang besar, melakukan hal ini. Guru di sana tidak menampakkan hasil yang dianggap sebagai tenaga profe- maksimal. Mungkin dalam hal sional yang perlu untuk dihargai. Dengan begitu, maka tingkat kese- pelaksanaan penataran itu ada hal-hal yang salah dilakukan. Dan jahteraannya perlu ditingkatkan. tampaknya hal itu telah menjadi Dan itu telah dilakukan. Tetapi rahasia umum. Bahwa setiap pe- kondisi itu bukan di Indonesia. nataran dan pelatihan yang dila- Karena alokasi untuk anggaran kukan tidak bisa mendongkrak pendidikan masih terlalu kecil. Nilai keteladanan inilah yang hilang, yang semestinya dengan nilai itu seorang guru tampil ke depan dan harus mampu menjadi teladan (menjadi contoh). Persoal- an keteladanan yang hilang mem- buat eksistensi bangsa ini semakin suram di mata dunia. Bentuk-ben- tuk keteladanan telah lenyap di tengah gempuran hedonisme, ma- terialisme dan konsumerisme yang akut. Guru formal dan guru bangsa telah mengalami kondisi SENIN, 25 NOVEMBER 2002 6 tua, Bunda tetap enerjik, bersemangat dan tetap memiliki komitmen kuat pada dunia jurnalistik Bunda Ani Idrus bukan hanya duduk sebagai pim- pinan sebuah harian ternama, melainkan aktif me ngawasi jalannya harian Waspada di semua sektor. Tak jarang beliau turun mengawasi langsung pe. kerjaan bawahannya, memberi pengarahan, cheking on the spot dan bahkan memberikan reward berupa pujian yang membangkitkan semangat kerja kar yawannya. Bunda sangat intens terlibat dengan seluruh denyut kehidupan harian Waspada. Seolah tak pernah puas dengan prestasi yang telah diraihnya, Bunda terus menerus menularkan dan mengobarkan semangatnya ke dalam semua pembuluh syaraf ha rian Waspada. Semangat Bunda terakomodasi men jadi semangat Waspada. Prestasi Waspada adalah prestasi semangat Bunda. Semangat Waspada adalah semangat Bunda Ani Idrus. Kini Bunda memang telah tiada. Tuhan me manggilnya pulang' 9 Januari 1999 lalu. Ya, memang belum lama Bunda berlalu dari kita. Makamnya pun mungkin masih hangat memancarkan kekuatan semangat dan memotivasi banyak kalangan yang sempat mengenalnya, mengenal semangatnya, me ngenal kiprah dan cita-citanya. Monumen semangat dan visinya tergambar jelas pada tegaknya STIKP dan prestasi harian Waspada sebagai koran The Big Five tingkat nasional. Kendati Bunda Ani Idrus telah tiada, tetapi hangatnya semangat Bunda masih terus memotivasi para wadya-bala Waspada. Bagi Waspada, Bunda tidak pernah pergi. Masih ada (semangat) Bunda di Waspada. ● Penulis adalah pencinta Harian Waspada hadir dan tidak dapat mengirim- kan wakilnya mungkin saja disi- bukkan oleh pekerjaan di kantor- nya masing-masing atau mungkin juga memang sengaja tidak mau hadir dan tidak mau tahu tentang permasalahan yang timbul di ma- syarakat sekarang ini. kualitas guru adalah sebuah rea- lita. Bagaimana kondisi guru be- rangkat penataran, seperti itu pu- lalah kondisinya sekembali dari penataran dan pelatihan yang di- ikuti. Ini adalah sebuah kesalahan yang perlu dicarikan solusinya agar penataran ataupun pelatihan yang menghabiskan dana ratusan juta itu bermakna bagi pembinaan dan pengembangan profesi guru. Berbagai hal perbaikan telah dilakukan pemerintah, tetapi ter- nyata, hal itu belum juga menam- pak hasil yang maksimal. Guru masih tetap di lingkungan profesi yang seperti itu-itu juga. Artinya, kondisi kualitas masih sangat per- lu untuk ditingkatkan. Bagaimana mungkin suatu bangsa dapat maju jika lembaga legislatif dan eksekutif tidak mau membuka diri menyelesaikan per- masalahan yang timbul dimasya- rakat. Kepada sesama rekan-re- kan di LSM dan praktisi dimohon mari kita bersama-sama selaku sosial kontrol, agar kiranya dapat mengajukan saran/masukan un- tuk menertibkan perda-perda yang bermasalah yang telah mere- sahkan bagi kehidupan ekonomi masyarakat dan dunia usaha bagi Minimnya Kesejahteraan Akar permasalahan rendah- nya kualitas guru adalah tingkat kesejahteraan yang belum mema- dai. Perlu diingat bahwa guru ada- lah tenaga profesional yang me- ngelola SDM. SDM diyakini se- bagai aset bangsa yang termahal, maka untuk mengelolanya diper- lukan tenaga yang sangat baik. Bisa dibayangkan bagaimana mungkin guru bisa serius dalam mengajar kalau kondisi kesejah- teraan tidak memadai. yang sama yaitu tidak bisa men- jadi teladan (sung tulodo) bagi selu- ruh anak bangsa ini. Tinggalkah bangsa ini hanya dipermainkan oleh orang yang menduduki posisi penting sebagai guru. Guru yang tidak bisa menjadi teladan bagi yang lainnya bukan- lah dikatakan guru sejati. Guru yang sejati harus mampu menghi- langkan besarnya kepentingan pribadinya sendiri. Dengan begitu, nilai tugas yang dilaksanakan akan berimplikasi pada perbaikan moralitas bangsa secara menye- luruh. Inilah guru sejati. Guru atau atau siapapun yang berada di depan (ing ngarso)- untuk bisa menjadi teladan (sung tulodo)-tidak bisa melepaskan nilai, etika, moral dan keteladan- an. Komponen itulah yang mem- buat kemumpunian (baca: kehe- batan) seseorang yang di depan untuk bisa dijadikan contoh. Jus- tru dengan nilai-nilai yang dimiliki itu, seorang guru akan lebih fasih' dalam menjalankan tugasnya. Untuk itu, perlu kiranya per- baikan menyeluruh secara menta- litas bagi seluruh guru, mulai dari guru formal sampai kepada guru bangsa. Perbaikan itu diorienta- sikan secara mental spiritual de- ngan mengikis budaya egoisme. Diiringi dengan menggiatkan per- buatan yang baik dengan meng- atasnamakan nilai kemanusiaan dan kepentingan bangsa. Koridor itu akan memberi ruang gerak ba- gi guru untuk pelaksanaan tugas yang baik. Koridor itu pula yang Sungguhpun pada APBN, seba- gaimana amanat UUD 1945 ang- garan sektor pendidikan ditingkat- kan tetapi jumlah anggaran itu dipergunakan (dialokasikan) untuk sektor pendidikan secara global, baik yang dikelola Depdik- nas ataupun lembaga lainnya. Se hingga mempersempit pencapaian tingkat kesejahteraan guru. Peningkatan taraf kesejah- teraan guru akan berbanding lu- rus dengan tingkat kualitas guru dalam menjalankan tugasnya. Itu suatu keharusan yang manusia- wi. Ketika semua kebutuhannya terpenuhi, maka dia akan menja- lankan tugasnya dengan baik. Tampaknya guru masih tetap saja dalam kubangan rendahnya kua- litas. Itu selamanya akan terjadi, kalau pemerintah tidak peduli akan nasib para guru. Kondisi pen- didikan akan tetap seperti ini saja. Tidak akan maju. Peserta Temu Ilmiah Medan Tembung Pernyataan Keberatan M. Salim Untuk itu, diperlukan kepe- kaan pemerintah dan legislatif dalam mengangkat harkat pendi- dikan melalui peningkatan ang- garan sektor kependidikan, ter- masuk peningkatan kesejahteraan guru. Seiring dengan itu, kiranya pemerintah (Pemda) juga berke- naan untuk membiayai pendidik- an bagi para guru yang sedang mengikuti pendidikan lebih lanjut (S-1, S-3, maupun S-3). Ini merupa- kan modal dasar bagi Pemda se- iring dengan menguatnya otonomi daerah. Unuk dan atas nama serta ke- pentingan hukum klien kami M Salim, umur 70 tahun, pekerjaan Bendahara YPNU menyampaikan keberatan atas pemberitaan yang diterbitkan oleh Waspada pada, Rabu 30 Oktober 2002, halaman 12 dengan judul "Derita Guru Penulis adalah Dosen FT Unimed dan Pascasarjana Unimed mengantarkan bangsa ini ke de- pan pintu keadilan dan kemak- muran, sebagaimana yang selalu diidam-idamkan dalam "kitab suci" bangsa. 2 spasi/Artikel maksimum 5 halaman folio. investor dari dalam negeri mau- pun dari luar negeri yang mena- namkan modalnya di daerah kita ini; demi untuk kemajuan bangsa sebagaimana yang kita harapkan bersama. Ketika perbaikan tidak per- nah dimulai, maka ketika itu pula pesan "kitab suci bangsa" untuk mewujudkan keadilan dan kemak- muran tidak akan pernah berpijak di bumi. Hal itu hanya ideal untuk digantungkan di langit Indonesia. Sayangnya, tidak seorangpun anak Indonesia yang tinggal di langit. Perbaikan mentalitas guru bangsa harus dilakukan terlebih dahulu, sebab guru formal tidak lebih hanya sebagai "kuli proyek" yang harus mengerjakan tugas pemberdayaan manusia dan men- contoh guru bangsa. Guru formal sama sekali bukan manajer. Se- bab, manajer mempunyai kewe- nangan yang penuh untuk menja- lankan tugas. Kewenangan yang penuh itu diiringi dengan tingkat kesejahteran. Guru formal tidak demikian, di sini guru tidak mem- punyai kewenangan, apalagi kese jahteraan. Di sini guru tidak mem- punyai teladan (sung tulodo) kare- na sudah di depan (ing ngarso) guru formal harus diberi kewe- nangan penuh dan ditingkatkan kesejahteraannya. ● Penulis Guru SLTP 4 Perbaungan Deliserdang & Mahasiswa PPs Unimed YPNU". Masalahnya dalam berita tersebut dikatakan klien kami MS bendahara yayasan YPNU telah pernah menerima bantuan dari Pemko Medan, Pemprovsu, PDAM Medan, PT Pos dan Giro dan Diknas, padahal menurut keterangannya klien kami tidak pernah sama sekali menerima bantuan tersebut. Bahwa yang patut disesal- kan adalah tidak adanya konfir- masi sehingga patut kami duga bahwa berita tersebut diangkat berdasarkan sumber yang tidak jelas. Demikian hal ini kami sampaikan, atas perhatian dan kebijaksanaan Waspada kami ucapkan terima kasih. Biro Bantuan Hukum Firman Marwan SH Wartawan Daerah: BIRO JAKARTA: Hermanto, H Rahmatsyah Lubis, H Ramadhan Usman, Hasriwal AS. BIRO SUMUT: Langkat: H Ibnu Kasir, Asrirais, Chairil Rusli; Binjai: Riswan Rika, Nazelian Tanjung, D.Serdang: HM Husni Siregar, Perdinan S, Dairi: Leston Sinaga, Tebingtinggi: David Susanto, Muhammad Idris, Pematangsiantar: Yan MS Sinaga, Edoard Sinaga, Mulia Siregar, Tg. Balai: Aldyn Matova, Tarutung: Parlindungan Hutasoit, Tapsel: Syarifuddin Nasution, Balyan Kadir Nasution, Iskandar Hasibuan, Mohot Lubis, Kisaran: Abu Bakar Nasution, Nurkarim Nehe, Umaruddin Yasin Amin, Labuhanbatu: Nazran Nazier, Neirul Nizam, Agus Diansyah Hasibuan, Indra Muhery S, Armansyah Abdi, Sibolga: Zulfan Nasution BIRO ACEH: Banda Aceh: Adnan NS, Aldin NL, Zafrullah, T Mansursyah, Muhammad Zairin, T Ardiansyah, Aceh Besar: Iskandarsyah, Pidie: Samsuar, Bireuen: Masykur Tom Randista, HAR Djuli, Mawardi Sulaiman, Aceh Tengah: Bahtiar Gayo, Aceh Utara: Bustami Saleh, M Jakfar Achmad, Jamali Sulaiman, Fakhrurrazzi Araly, Idrus Jeumpa, Arafat Nur, Muhammad Nasir Age, Aceh Timur: Syahrul Karim, Ibnu Sa'dan, Agusni AH, Kualasimpang: Muhammad Hanafiah, Aceh Barat: Rusli Idham, Hasaruddin, Aceh Selatan: Zamzami Surya, Aceh Singkil: Tarmizi Ripan, Aceh Tenggara: Mahadi Pinem, Blangkejeren: Buniyamin, Sabang: T Zakaria Al Bahri. Semua wartawan Harian Waspada dibekali tanda pengenal. 232 C WASPA Diah LANGKAL utama mayoritas art ibukota memasuk Ramadhan adala menyimpan rapa rapat semua rok min dan baju seksi me reka. Hal tersebu juga dilakukan Dia Permatasari,31 ken dati ia tak sereps puasa sebelumnya "Kebetulan bel kangan ini saya la gandrung mengen. kan celana panjan Jadi, untuk menghc mati dan menjalan kan ibadah ramadha ini, saya tinggal m nyimpan baju-baju lengan panjang." Waspada di Jakar Menurut pam dan Liliput" tayang berbusana lebih sop puasa lebih khusy "Seperti halny saya berupaya leb selama ramadhan begitu kehidupan r saya ke depan lebi papar wanita seks popularitasnya di berkat aktingnya ARCTI 04.30 Mereka Sanda 05.00 Manajemen 05.30 Nuansa Pag 07.00 Selamat Data 30 Penyegaran 08.00 Dasar Plin 09.00 Film India 11.30 Silet 12.00 Buletin Sia 12.30 Tebak Gan 13.00 Kontak 13.30 Mandragac 14.30 MP3 15.30 Showbiz 16.00 Kabar Kab 16.30 Q-Pas Spes Ramadhan 17.00 Alung 18.15 Korma dan 18.30 Seputar Inc 19.00 Lola Dan 19.30 Jinny Oh J 20.00 Metropolis 21.00 Impresaria 22.00 Orange Bo 23.00 AMild Love - 23.30 To Serve An - 00.00 Sujud Ran 02.00 Buletin M 02.30 Kuis Ram 03.00 Salam Me 02.00 Thief of E 03.00 Sahur Kit 05.00 Cahaya-M 05.30 Liputan 6 07.00 Doremi 07.30 Gema Rol 08.00 Film Ceri 11.00 Otista 11.30 Buser 12.00 Liputan 6 12.30 Kocok Ko 13.00 Mariana Da 14.00 Selamat Kunang- 15.00 Poster 15.30 Ada Cinta E 16.30 Jalan Lain 17.40 Dakwah R AA Gym 18.00 Liputan 6 18.30 Lorong W 19.00 Melodi C 20.00 Sephia 21.00 Mimpi K 21.30 Derap Hu 22.00 Hard Rait 00.00 SBK Sup 00.30 Pendekar Srigala P 04.30 Mozaik F 05.30 DRTV 06.00 Selamat Indonesi 07.00 Kuis Dar 08.00 In Dange 09.00 Sinema S 11.00 Darayan 12.00 Buah Ha 13.00 Animal 13.30 Discove 14.00 DRTV Hilang 14.30 Selebrita 15.00 Komuni 15.30 Takeshi PRESIDENT
