Tipe: Koran
Tanggal: 1994-05-26
Halaman: 04
Konten
TAJUK RENCANA Berita Yudha SELASA, 24 MEI 1994 Korea Utara Akhirnya "Mundur"? Pemerintah Korea Utara akhirnya memberikan ijin dan kesepakatannya pada Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) untuk melakukan pemeriksaan atas fasilitas nuklir miliknya. Pernyataan pemerintah Pyongyang pada akhir pekan lalu itu telah atau setidaknya memberi harapan akan berakhimya ketegangan di kawasan jasirah Korea. Selama ini, ketegangan timbul karena sikap Korea Utara yang menolak pemeriksaan oleh IAEA membuat Amerika Serikat berang. Bersama Korea Selatan, AS merencanakan berbagai langkah seperti latihan perang kedua negara. PBB tentunya dapat mengancam melakukan sanksi-sanksi yang bisa merugikan ekonomi Korea Utara. Dan AS sudah bersiap-siap untuk melakukannya dengan ketat. Jasirah yang sejak berakhirnya perang dunia kedua masih saja panas dan tahun 1950 memunculkan Perang Korea disusul dengan terbagi duanya Korea menjadi Utara dan Selatan yang tidak pernah berdamai, memang rawan sekali terhadap hal- hal yang berbau pertikaian Utara-Selatan. Sementara Jerman bersatu setelah berakhirnya perang dingin, maka Korea Utara dan Korea Selatan sebaliknya menjadi makin bermusuhan. Dan masalah penolakan pemeriksaan fasilitas nuklir oleh IAEA membuatkeadaantambah panas. Kita mencatat, penolakan pemeriksaan fasilitas nuklir oleh IAEA selalu membuat ketegangan. Salah satu contoh adalah apa yang terjadi di Irak. Yang kita pertanyakan ialah kalau memang fasilitas nuklir itu untuk tujuan damai, untukkesehatanmisalnya,mengapa suatu pemeriksaan oleh satu badan resmi PBB harus ditolak? Penolakan itulah justeru yang menimbulkan kecurigaan fihak luar. Salah satu fasilitas nuklir yang dikembangkan Korea Utara memang dicurigai oleh IAEA digunakan untuk memproduksi senjata nuklir. Pada fasilitas itu Korea Utara memang berkeras untuk tidak mau diperiksa. Padahal Korea Utara termasuk negara yang menandatangani persetujuan internasional mengenai larangan mengembangkan nuklir sebagai senjata. Berbulan- bulan lamanya fihak Pyongyang mengulur waktu dengan menolak pemeriksaan oleh IAEA. Sampai beberapa waktu lalu ada pemberitahuan. bahwa Korea Utarea telah mengisi ulang bahan bakar pada reaktor nuklirnya. Hal itu dibenarkan oleh tim IAEA yang ada di negara itu dan tentu saja hal itu membuat fihak IAEA menyatakan kemarahannya. Ancaman dikeluarkan oleh IAEA dan PBB tentunya akan menyatakan Korea Utara telah melanggar persetujuan mengenai larangan pengembangan nuklir untuk persenjataan. Tidak diketahui secara pasti mengapa tiba-tiba saja akhir pekan lalu Korea Utara menyatakan kesediaannya untuk mengijinkan IAEA masuk guna memeriksa fasilitas nuklimya. Mungkin juga karenakekhawatiran atas sanksi- sanksi yang akan dijatuhkan, bila fihaknya tidak merubah sikap. Presiden Kim Il Sung tampaknya memikirkan lebih jauh keadaan ekonomi negaranya. Perekonomian negara itu memang saat ini sedang dalam keadaan kritis. Meski hubungannya dengan Cina masih terpelihara, tetapi dengan kasus fasilitas nuklir ini Korea Utara sukar berhubungan dengan negara-negara Barat dan negara-negara industri maju. Menurut rencana hari ini (24/5) suatu tim dari IAEA akan tiba di Pyongyang untuk melakukan pemeriksaan atas fasilitas nuklir Korea Utara itu. Tim itu tentunya pertama-tama harus membicarakan persaratan bagi pemeriksaan yang akan dilakukan. Terutama mengenai percatatan bagi proses pengisian bahan bakar ulang pada reaktor nuklir. Persaratan-persaratan yang akan diminta oleh IAEA tentunya disesuaikan dengan kebutuhan guna memperoleh gambaran dan infor- masi sejelas-jelasnya mengenai reaktor nuklir yang digunakan Korea Utara itu. Kita harapkan saja dalam membicarakan persaratan-persaratan itu tidak akan terjadi kesulitan-kesulitan. Sementara itu, dari Washington terdengar suara agak lunak sehubungan dengan sikap Korea Utara akhir pekan lalu itu. Washington menyatakan, bahwa pada dasarnya AS sepakat untuk mengadakan perundingan dengan Korea Utara. Tanpa menyebutkan jadwal waktu, fihak Washington menga- takan keputusan untuk bersedia berunding dengan Pyongyang adalah karena perubahan sikap Korea Utara itu serta adanya laporan dari IAEA, bahwa pengisian ulang bahan bakar reaktor nuklir Korea Utara tidak diperhitungkan untuk membuat sebuah bom nuklir. AS selama ini memang lebih banyak memberikan ancaman, tetapi kali ini AS menunjukkan keinginannya agar Korea Utara memahami, bahwa kalau bekerjasama dengan IAREA, maka negara Timur Jauh itu akan memperoleh imbalan yang setimpal. Kita tentunya mengharapkan agar masalah fasilitas nuklir Korea Utara dapat diselesaikan. Indonesia sebagaimana dikemukakan oleh Menteri Luar Ne- geri Ali Alatas, tentunya mencoba untuk menyumbangkan upaya pada penyelesaian yang baik dan tuntas melalui dialog. Ini tentu tidak lepas dari posisi RI sebagai Ketua Gerakan Non-Blok. Dalam kapasitas sebagai Ketua GNB itulah Indonesia berusaha untuk melakukan dialog dengan IAEA, AS, Korea Selatan, Jepang, Cina dan Korea Utara sendiri. Indonesia mendengarkan penjelasan masing-masing secara terbuka dan kemudian menyampaikannya pada pihak lainnya secara obyektif. Semua itu kita lakukan demi terciptanya suasana damai dan tenteram di dunia ini. Dalam era setelah perang dingin kita dengan sedih harus melihat, bahwa ancaman terhadap perdamaian masih belum hilang. Meskipun dalam lingkup regional, namun pertikaian dan ketegangan yang timbul memprihatinkan kita semua. Upaya untuk menghilangkan ancaman dalam bentuk apapun terhadap perdamaian haruslahterus dilakukan. Dengan demikian, tidak ada lagi ancaman ketegangan dan tidak ada lagi ancaman senjata nuklir. Bukankah umat manusia sudah cukup lama bertanya, kapan perdamaian bisa tercipta di muka bumi ini ?*** Pojok Yudha. SALAH ARAH Anggota DPR, Amru Al Mu'tasyim mengatakan, cendekiawan cenderung salah arah, bukan mengutamakan pengembangan ilmunya melainkan lebih mengarah ke politik praktis. - Mungkin karena kelewat sering baca buku "Salah Asuhan"-nya Marah Rusli. PBB Pemerintah menangguhkan PBB s mesin, demikian penegasan Dirjen Pajak Fuad Bawazier. - Ini membuktikan, bahwa pemerintah selalu tanggap terhadap masukan dari ma- syarakat, dunia usaha dan para investor. *** BANK Pembobol bank, khususnya bank-bank pemerintah semakin terungkap akhir-akhir ini. -Memasuki PJP-II, pembobol bank atau pun tindak korupsi sudah harus diben- dung kuat-kuat, kalau kita mau sukses. Manna ANALISA - KOMENTAR Wawasan Kebangsaan Indonesia Dalam PJP II Perjalanan sejarah Kebang- kitan Bangsa Indonesia yang ditancapkan 20 Mei, 86 tahun yang lalu telah memberikan nuansa yang tetap mengha- ngatkan akselerasi perjuangan Bangsa Indonesia sepanjang jaman. Kebangkitan Bangsa In- donesia yang ditandai lahirnya Budi Utomo telah menambah khasana perbendaharaan Hari Nasional di Negara Republik Indonesia yang setiap thun diperingati secara nasional, se- bagai Hari Kebangkitan Na- sional. Dari tumbuhnya kecambah Budi Utomo telah membang- kitkan kesadaran, bahwa seluruh rakyat Indonesia yang jaman penjajah Belanda di Kepulauan Nusantara merupakan satu bangsa. Dari sinilah awal tum- buhnya pola pikir yang lebih luas dan mendalam para tokoh pergerakan nasional pada per- mulaan abad ke dua puluh. Timbulnya rasa kesadaran akan satu bangsa yang men- diami kepulauan Nusantara. tanggal 20 Mei 1908 yang ke- mudian sebagai Hari Kebang- kitan Nasional memiliki makna yang amat penting. Hal ini karena bukan saja merupakan hari lahirnya Budi Utomo, me- lainkan terutama ajang Kebang- kitan Nasional sebagai salah satu tahapan atau periodesasi Sejarah Modern Indonesia. Dili- hat dari segi strategi, peristiwa Kebangkitan Nasional sebagai peristiwa yang sangat menen- tukan perjalanan perjuangan Bangsa Indonesia. Hal demikian menunjukkan adanya cara pen- dang yang luas dan mendalam akan bangsa dan negara Indo- nesia atau Wawasan Kebang- saan Indonesia. Di awal Ke- bangkitan Nasional 20 Mei 1908 yang lalu sebagai tumbuhnya Wawasan Kebangkitan Indone- sia secara konsepsional yang menjadi acuan ideologi per- juangan. bangkan dan berkarya yang seluas-luasnya sebagai penga- malan Pancasila. Dengan de- mikian tuntutan Sumber daya Manusia yang berwawasan Kebangsaan Indonesia sangat diperlukan untuk menyuk- seskan pelaksanaan PJP Kedua ini. Ini semua tidak lain adalah tuntutan sejarah di masa men- datang. Untuk itulah harus dijemput, (bukan ditunggu) dengan kata lain menyiapkan diri kekuatan yang berwawasan Kebangsaan Indonesia, yang memiliki kualitas sebagai ke- kuatan kebangsaan Indonesia untuk selanjutnya, memper- barui pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila. Langkah demikian itu terutama dalam membangun sumber daya manusia Indonesia yang berwa- wasan Kebangsaan Indonesia melalui medan pendidikan. Dalam menyiapkan manusia yang berkualitas yang berorien- tasi Wawasan Kebangsaan In- donesia memang sangat mahal, namun sebagai penerus sejarah hal tersebut tetap harus dila- kukan. Sebab hanya dengan Wa- wasan Kebangsaan Indonesia yang dinamis, akomodatif, dan terbuka akan dapat menjawab berbagai tantangan dalam Pe- laksanaan Pembangunan Nasio- nal Jangka Panjang Kedua dan seterusnya. Kiranya kin idan mendatang dalam melaksa- nakan sesuatu seperti pelaksa- naan PJP Kedua ini harus tetap menengok perjalanan masa lampau sejenak, agar tidak ter- lepas dari kendati yang sudah ditetapkan. Dalam arti kata kita mundur satu langkah untuk maju seribu langkah. Dengan demi- kian jelaslah bahwa Wawasan Kebangsaan Indonesia sampai kapan pun tetap akan relevas untuk menjawab berbagai tan- tangan masa depan bangsanya pada umumnya dan tetap menyemangati atas keber- hasilan keberhasilan PJP Ke- dua. G. Sunaryo, Alumnus UGM, Yogyakarta sekarang bekerja di BP-7 Pusat. Wawasan Kebangsaan Indo- nesia secara konsepsional tidak lepas dari tuntutan pendidikan yang setinggi-tingginya. De- ngan membekali diri melalui pendidikan yang setinggi- tingginya dengan disemengati Wawasan Kebangsaan Indone- sia merupakan salah satu jawa- ban untuk menjawab berbagai tuntutan dan tantangan yang terbesar sekalipun. Sebab dalam PJP Kedua ini tantangan yang cukup besar adalah kemampuan dan kemauan untuk mengem- Menerjemahkan Makna Semangat Nasionalisme PJP II Oleh : Mulyo Sunyoto merupakan bukti bahwa tan- tangan nasionalisme di era globalisasi tidaklah lebih ringan dibanding tantangan impe- rialisme fisik awal abad 20. "Dengan demikian, seorang nasionalis sejati di era globa- lisasi ini, atau era PJP II harus mampu berdiri di antara dua ketegangan antara upaya mem- pertahankan identitas bangsanya dan memelihara hubungan de- ngan bangsa-bangsa lain," ka- tanya. "Semangat nasionalisme di zaman yang ditandai dengan munculnya gejala 'borderless states' ini juga dituntut untuk sanggup mempertahankan iden- titas diri sebuah bangsa," ka- tanya. Di tengah merebaknya fe- nomena "borderless states" se- perti sekarang ini, menurut Is- naeni, semangat nasionalisme yang "chauvistis" hanya akan mendatangkan keterpencilan, yang pada akhirnya merugikan kepentingan bangsa bersang- kutan. Bukan Wawasan & Kebang- saan Satu Dimensi Wawasan Kebangsaan Indo- Makna semangat kebangsaan atau nasionalisme sebagai energi yang mempersatukan bangsa menghadapi kolonia- lisme di awal abad 20 tampak- nya perlu diterjemahkan kem- bali seiring dengan realitas sosial-historis di era Pemba- ngunan Jangka Panjang (PJP))) sekarang ini. Seperti ungkapan yang di- yakini kebenarannya oleh kalangan sejarawan bahwa se- tiap zaman memiliki tantangan dan peluangnya sendiri-sendiri, maka era PJP II dimulai yang tahun ini pun akan mengha- dirkan sejumlah tantangan dan peluang yang membutuhkan sejumlah jawaban. "Semangat nasionalisme merupakan salah satu alternatif yang dapat memberikan sejum- lah jawaban atas berbagai masa- lah timbul di era PJP II. yang Oleh sebab itu, semangat ke- bangsaan itu perlu direin- tepretasi agar memiliki rele- vansi dalam menjawab tan- tangan masa kini dan men- datang," kata pengamat politik B.N. Marbun. Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Partai De- mokrasi Indonesia itu, semangat nasionalisme setidaknya harus dapat menjawab soal-soal men- dasar yang timbul di saat ini, seperti soal ketenagakerjaan, Niat LIPI untuk mendirikan Pusat Studi Hayati (PSH) atau Life Science Center (LSC), tampaknya akan "kesampaian" karena Bank Dunia dan Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) telah menyatakan akan memberi hibah untuk keperluan tersebut. Jika tak ada aral melintang, kata Wakil Ketua LIPI Prof. Aprilani Soegiarto, Oktober mendatang lembaga itu akan mendapat hibah senilai 7,2 juta dolar AS atau sekitar Rp. 14,4 miliar dari Bank Dunia, yang diperuntukkan bagi pengemba- ngan dan pengelolaan studi ke- anekaragaman hayati (biodiver- sity), studi yang sangat terkait dengan PSH. nesia dalam perjalanan sejarah terkandung pula jawaban men- dasar problem-problem cita-cita perjuangan rakyat Indonesia dalam berbagai bidang kehi- dupan, baik ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan per- tahanan keamanan. Tidak itu saja. Wawasan Kebangsaan In- donesia yang menempati pe- riode pertama dalam histo- riografi Indonesia modern se- bagai suatu nasionalisme yang multi dimensi. Wawasan Ke- bangsaan Indonesia tidak tum- buh sebagai nasionalisme yang multi dimensi yang berdasarkan atas ras, kelompok masyarakat, bahasa atau agama. Begitu pula Wawasan Kebangsaan Indo- nesia bukan sekedar wawasan kejuanganmelawan kolonial dan imperalisme, melainkan suatu wawasan perjuangan untuk me- wujudkan rakyat Indonesia menjadi suatu bangsa yang merdeka, berdaulat, bersatu, maju, adil dan makmur lahir dan batin. Dalam Wawasan Ke- bangsaan Indonesia terkandung pula dinamika masyarakat In- donesia yang ber Bhineka Tung- gal Ika terus tumbuh dan ber- kembang. Dengan demikian Wawasan Kebangsaan Indo- nesia bukanlah Wawasan Ke- bangsaan yang sempit lagi ter- tutup. Wawasan Kebangsaan Indonesia adalah Wawasan Ke- bangsaan yang dinamis, terbuka akomodatif yang berorientasi ke masa depan. Dana tersebut sebagian besar diperuntukan bagi komponen peningkatan kemampuan sum- ber daya manusia dalam bidang penanganan studi tentang sum- ber daya hayati, terutama bagi keperluan latihan keterampilan jangka pendek serta program pendidikan S2 dan S3 di luar negeri. Sementara itu, JICA dalam waktu dekat akan merealisasikan bantuan senilai 20 juta dolar AS bagi pembangunan pusat studi tersebut, terutama pendirian Salah satu Model Dasar Pembangunan Dari peristiwa tumbuhnya Wawasan Kebangsaan Indone- sia secara konsepsional sejak Kebangkitan Nasional, 20 Mei 86 tahun yang lalu yang dida- lamnya terkandung berbagai aspek atau bidang dan multi dimensi telah pula memberikan nilai-nilai perjuangan yang besar bagi Bangsa dan Negara Republik Indonesia sampai kapan pun. Wawasan Kebang- saan Indonesia yang bersumber dari perjuangan untuk mewu- kemiskinan dan ketimpangan sosial-ekonomi. Relevansi semangat nasiona- lisme dalam menjawab problem aktual juga diakui oleh Kwik Kian Gie, ekonom yang juga salah Ketua DPP PDI seorang periode 1993-1998. Dalam pengamatan Kwik, nasionalisme masih sangat relevan sebagai dasar bertindak untuk mencapai kemenangan di bidang kehidupan berma- syarakat. "Nasionalisme masih tetap relevan. Bagi mereka yang bisa melihat dengan tajam, nasio- nalisme dan patriotisme dapat dijadikan landasan meraih ke- menangan di bidang ekonomi," katanya. Ketika kolonialisme menjadi usang, menurut dia, semangat nasionalisme yang mengan- daikan adanya perasaan solida- ritas nasional, rasa senasib se- penanggungan dan "sense of belonging" (rasa memiliki) itu dapat berkembang jika bingkai demokrasi ekonomi betul-betul dibangun dan dikembangkan. Oleh sebab itu, katanya, jika semangat nasionalisme ingin di- jadikan energi sosial dalam mengatasi berbagai persoalan yang timbul di era PJP II yang diwarnai kompetisi ekonomi yang tinggi, maka komitmen membangun demokrasi ekono- Museum Zoologi dan Herbarium di kawasan Puslitbang Biotek- nologi LIPI, Cibinong, dalam kawasan bakal PSH. Menurut Prof. Aprilani Soe- giarto, rencana pendirian pusat studi hayati telah ada sejak tahun 1980, namun karena biayanya sangat besar, sekitar Rp 60 miliar, rencana itu hingga l belum terwujud. Kompleks konservasi Pusat Studi Hayati merupakan kompleks bagi kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan dan konservasi keanekaragaman hayati (biodiversity). Keaneka- ragaman hayati tersebut meru- pakan berbagai unsur hayati pada tingkat-tingkat kehidupan (gene- tika, jenis, ekosistem) yang me- miliki fungsi dan peran khas, dan saling bergantung satu sama lain. Oleh: G.Sunaryo Menurut Aprilani, pusat ter- sebut direncanakan akan ber- bentuk seperti Puspiptek di Ser- pong, untuk memudahkan segala konsolidasi dan interaksi antar- Puslitbang, sehingga perken- bangannya diharapkan bisa lebih cepat. Seluruh Puslitbang terkait yakni Puslitbang Biologi, Bio- teknologi, Limnologi, dan Pus- judkan kemerdekaan, memulih- kan martabat rakyat Indonesia sebagai manusia dan untuk hi- dup layak bagi kemanusiaan. Peranan Wawasan Kebangsaan Indonesia di masa perjuangan merintis kemerdekaan maupun mempertahankan kemerdekaan sangat besar yang didalamnya terkandung dimensi rasa ke- bangsaan, paham kebangsaan dan semangat kebangsaan. Di- mensi-dimensi tersebut tetap akan secara dinamika mengikuti dan Negara Republik Indonesia. perjalanan perjuangan bangsa Dengan demikian Wawasan Kebangsaan Indonesia yang kini dalam perjalanan 86 tahun telah memberikan yang besar dalam pelaksanaan Pembangu- nan Nasional sebagai salah satu modal dasar pembangunan yang tercakup dalam "Jiwa dan se- mangat persatuan dan kesatuan bangsa" dan "Kemerdekaan dan Kedaulatan bangsa dan negara Indonesia sebagai hasil per- juangan seluruh rakyat Indo- nesia". Jelaslah bahwa Kebang- kitan Nasional 20 Mei 86 tahun yang tercakup dan tertuang dalam modal dasar pemba- ngunan yang pertama dan kedua. Hal ini menunjukkan bahwa se- mangat Kebangkitan Nasional yang telah menumbuhkan Wa- wasan Kebangsaan Indonesia memegang peranan yang sangat penting, bahkan sangat menen- tukan keberhasilan pelaksanaan Pembangunan Nasional sebagai pengamalan Pancasila. Mejawab PJP II Wawasan Kebangsaan Indo- nesia sampai kapan pun mem- berikan peranan yang sangat besar bagi pelaksanaan pem- bangunan nasional jangka pan- jang pertama maupun kedua dan seterusnya. Keyakinan tersebut diatas harus disertai dengan mengembangkan, memelihara, movitalisasi dan mengaktua- lisasikan dari waktu ke waktu, mi harus dimiliki berbagai pihak. "Demokrasi ekonomi adalah syarat mutlak bagi adanya pera- saan nasional. Kalau tidak, akan ada kelemahan tertentu yang sentrifugal sifatnya terhadap keutuhan negara-bangsa ini," katanya. Sementara itu, reinterpretasi semangat nasionalisme, dinilai oleh budayawan Umar Kayam, antara lain sebagai cara generasi masa kini memperlihatkan sikapnya terhadap nasionalisme bangsa lain. Generasi masa kini, katanya, melihat makna semangat ke- bangsaan sebagai sosok yang lebih lentur, yang tak malu-ma- lu, apalagi minder dan takut bertegur sapa dengan nas.ona- lisme dari negara lain. Kayam mencontohkan, jika seorang warga Amerika mem- publikasikan kekurangan-keku- rangan Indonesia lewat sebuah risalah semacam "Indonesia Watch", maka jiwa nasiona- lisme generasi muda dapat me- nyikapi publikasi itu dengan membacanya secara dingin. Kemudian, menurut dia, de- ngan tersenyum menawarkan ke editor risalah tersebut tentang kemungkinan menawarkan litbang Geoteknologi, serta UPT Kebun Raya akan dikumpulkan di PSH. Kegiatan yang tercakup dalam pusat studi hayati tersebut akan meliputi penyimpanan semua contoh (specimen) fauna, flora, jasad renik, dan informasi la- pangan sebagai hasil inven- tarisasi. BERITA YUDHA - SELASA, 24 MEI 1994 HALAMAN IV Di pusat tersebut akan di- simpan pula data dan diseminasi informasi mengenai distribusi, potensi dan status keaneka- ragaman hayati pada berbagai tingkat kehidupan (genetika, jenis, ekosistem), serta cara penggunaannya. Data tersebut menurut Apri- lani akan digunakan sebagai da- sar dalam pengambilan keputu- san, penelitian, dan keperluan lainnya bagi masyarakat. PSH, Sentuhan IPTEK Pada Sumber Daya Hayati rakat masih sangat kecil. "Padahal di AS, keuntungan ekonomis yang diperoleh dari jenis-jenis hidupan liar mencapai 4,5 persen dari GDP-nya," katanya. "Selain itu, PSH juga mela- kukan kegiatan penelitian yang mengarah pada prospecting hasil inventarisasi dan industrialisasi/ pilot project hasil prospecting yang memiliki potensi eko- nomi," katanya. seiring dengan tantangan dan corak jamannya. Dengan mela- lui Wawasan Kebangsaan Indo- nesia, faham kebangsaan, kea- daran kebangsaan, rasa kebang- saan dan semangat kebangsaan yang diiringi dengan mengem- bangkan wawasan kebangsaan Indonesia, Rakyat Indonesia, akan berkemampuan untuk thembuat gambaran masa de- pan dan menentukan keluasan jangkauan perencanaan pemba- ngunan. Jangka panjang kedua dan seterusnya. Untuk men- jadikan Bangsa dan rakyat In- donesia berkemampuan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan tuntutan tantangan tidak lain dengan jawaban pengembangan Wawasan Kebangsaan Indo- nesia dalam arti luar dengan te- rus menerus dipelihara, divita- lisasikan dan diaktualisasikan. Sebab Wawasan Kebangsaan Indonesia buksn wawasan ke- bangsaan yang kaku, reaksioner dan degmatis, tertutup dan pan- dangan yang sempat. Wawasan Kebangsaan Indonesia adalah Wawasan Kebangsaan yang terbuka dan dinamis dan mem- berikan peluang kepada seluruh rakyat Indonesia untuk meng- embangkan diri, prakarsa dan kreatifitasnya. Menurut Kapuslitbang Bio- teknologi LIPI Dr Made Sri Prana, secara ringkas PSH yang direncanakan seluas 179 hektar itu aka menjadi tempat pene- Langkah masyarakat Indo- nesia melaksanakan pembangu- nan Nasional yang berkelan- jutan selama ini sebenarnya merupakan tindak lanjut dari perjuangan mewujudkan wawa- san Kebangsaan Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbang- sa dan bernegara. Nilai-nilai Wawasan Kebangsaan Indo- nesia yang terkristaliasikan dalam landasan atau Dasar Negara, Pancasila telah mem- berikan identitas masyarakat, rakyat, bangsa dan Negara Republik Indonesia di atas dunia dan ditengah-tengah pergaulan bangsa-bangsa di dunia. Wawa- san Kebangsaan Indonesia yang secara konsepsional lahir 86 "USA Wacth" yang meng- ungkap kebobrokan Amerika. Tantangan globalisasi Sementara itu, Mh. Isnaeni yang mantan Ketua DPR/MPR berpendapat, semangat kebang- saan atau nasionalisme juga sangat relevan untuk dikem- bangkan dan dikobarkan di era PJP II yang banyak diwarnai proses globalisasi, yang sering- kali menyebabkan guncangnya sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh: Sapto H.P. 'Runtuhnya kesatuan etnis di Uni Sovyet dan Yugoslavia jus: tru terjadi di era globalisasi. In- donesia sebagai negara multi- etnis harus belajar dari penga- laman pahit kedua negara ter- sebut," kata mantan Wakil Ke- tua DPR/MPR itu. Jika nasionalisme di Indo- nesia yang lahir pada awal abad 20 itu diilhami oleh realitas yang berupa kolonialisme dan impe- rialisme fisik, katanya, maka semangat kebangsaan itu kini mendapat tantangan berupa imperialisme nilai-nilai atau kolonialisme kultural. Isnaeni menambahkan, ma- suknya budaya asing yang de- struktif, seperti film-film ten- tang kekerasan dan pornografi litian berbagai aspek mengenai sumber daya hayaati, misalnya karakterisasi, sitologi, dan tak- sonomi. Sementara Itu, Saat ini LIPI Sebenarnya Sudah Memiliki Pusat Inventarisasi Keaneka- ragaman Hayati di Puslitbang Bioteknologi, Cibinong, Jabar. Koleksi yang disimpan di Cibinong berupa contoh tum- buhan (sekitar dua juta nomor), binatang (750 ribu), dan biak murni jasad renik (sekitar 700 nomor). Menurut Data LIPI, koleksi tersebut merupakan yang terbesar di Asia Tenggara, na- mun masih merupakan sebagian kecil dari kekayaan sumber daya hayati Indonesia. Sentuhan Iptek Keberadaan PSH, kata Made Sri Prana dalam perbincangan mengenai pendirian pusat studi tersebut beberapa waktu lalu, akan memudahkan pemberian sentuhan Iptek pada sumber daya hayati yang dimiliki Indonesia. tahun yang lalu, selama PJP Pertama telah dapat direalisa- sikan secara nyata dalam ke- hidupan bermasyarakaat, ber- bangsa dan bernegara. Dengan perkembangan selama 86 tahun, menuntu kepada kita untuk mengembangkan secara dina- mis baik dari segi bidang mau- pun dimensi sesuai dengan tun- tutan kebutuhan dan keperluan Selama ini pemanfaatan sum- ber daya hayati di Indonesia un- tuk tujuan ekonomis bisa dika- takan belum mendapat sentuhan Iptek, sehingga pendayaguna- annya bagi kepentingan masya- serta kepentingan bangsa dan negara Republik Indonesia. Pertumbuhan wujud nyata yang digelar selama PJP Pertama terhadap Wawasan Kebangsaan Indonesia telah memberikan gambaran yang jelas arti pen- tingnya pengembangan dan vitulisasi serta aktulisasinya dalam kehidupan selama ini. Perjalanan sejarah yang menjelang satu abad yang di- sertai dengan kontinyuitas se- jarah yang mendasar dan stra- tetis harus diakui sejak 20 Mei, 86 tahun yang lalu. Dari sanalah dinamika didorong untuk secara terus menerus menyemangati kepada seluruh rakyat Indonesia untuk selalu menjawab tuntutan dan tantangan masa depan bangsanya pada umumnya dan PJP kedua pada khususnya. Melalui semangat Wawasan Kebangsaan Indonesia kita dapat mengangkat harkat dan derajat serta martabat Bangsa Indonesia dari segala bidang, sehingga menjadi bangsa yang terhormat diantara bangsa- bangsa di dunia ini. Berbagai prestasi telah diraih atas kekua- tannya sendiri. Nasionalisme, katanya, pada dasarnya bukan hanya meng- andung makna cinta kepada bangsa sendiri, tetapi juga cinta terhadap budaya, nilai-nilai atau identitas bangsa sendiri. Oleh sebab itu, tambahnya, sulitlah untuk mengatakan se- seorang itu berjiwa nasionalis sementara gaya hidupnya cen- derung menafikkan nilai-nilai dan budaya bangsanya. "Bagaimana saya dapat me- ngatakan si A itu berjiwa nasio- nalis, sementara pada saat yang sama dia lebih suka menyebar- kan film-film barat yang penuh kekerasan dan pornografis," katanya mencontohkan. Isnaeni mengingatkan, meski semangat nasionalisme perlu dikembangkan dan dikobarkan, semangat macam itu harus dijaga supaya tak terjerumus ke wilayah ekstrem yang chauvi- nistis, atau nasionalisme yang sempit. Sementara itu, menurut data LIPI, sekitar 40 juta penduduk Indonesia sangat menggantung- kan kelangsungan hidupnya pada keanekaragaman hayati. Namun karena pemanfaatan sumber daya keanekaragaman hayati di Indonesia belum dibe- rikan sentuhan Iptek, kata Made, maka perannya secara ekonomis belum terlampau diperhitung- kan. Namun, tambahnya, tanta- ngan nasionalisme terberat saat ini terletak pada upaya menge- lakkan pengaruh negatif dari negara lain. Kondisi tersebut tentu saja memprihatinkan, karena biode- versity Indonesia merupakan salah satu yang terkaya di dunia, dan termasuk mega-biodiversity dunia dengan keberadaan hutan- "Apalagi jika pengaruh ne- gatif itu datang dari negara maju, di mana kita masih banyak ber- gantung," katanya. Tampaknya, tantangan aktual di era PJP II yang juga ditandai sebagai era globalisasi masih membutuhkan jawaban yang di- harapkan datang dari semangat kebangsaan. "Itulah sebabnya, sekalipun kolonialisme dalam arti yang sebenarnya sudah tak bercokol lagi di Tanah Air, jangan buru-buru mengatakan nasionalisme telah usang," demikian Isnaeni. (Ant). hutannya. Menurut LIPI, Indonesia me- miliki 20 ribu-25 ribu jenis tumbuhan dan lebih dari satu juta jenis binatang. Dari jumlah itu diperkirakan sekitar 30 persen tumbuhan dan 90 persen bintang belum didokumentasikan secara ilmiah. Menurut Aprilani, setelah me- lihat potensi itulah Indonesia bertekad, bioteknologi, yang akan banyak membutuhkan hasil PSH, akan dikembangkan di ma- sa depan. "Melalui pengembangan bioteknologi, kita dapat meraup keuntungan sebesar-besarnya dengan mengeluarkan contoh sumber daya hayati sekecil-ke- cilnya. Misalnya dengan meng- embangbiakkan sel-sel tum- buhan." (Ant). Apa yang anda cari dari sebuah koran I Berita Yudha Bacalah dan pasanglah iklan di HARIAN UMUM BERITA YUDHA dan YUDHA MINGGU SPORT & FILM yang tersebar di seluruh Indonesia Hubungilah Bagian Iklan/Bagian Sirkulasi Jalan Taman Tanah Abang III No 23 Jak-Pus. 10160. Telp. 3457338, 3452158, 3853759. Telex 47174 Yudha ia. atau pada perwakilan-perwakilan dan penyalur-penyalur BERITA YUDHA di daerah. memberikannya buat anda
