Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Harian Neraca
Tipe: Koran
Tanggal: 1989-09-25
Halaman: 08

Konten


Senin, 25 September 1989 PERTANIAN - KEHUTANAN - KLH Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI : Nelayan Indonesia Masih Miskin Struktural Kepres 39 tahun 1980 tentang Pukat Harimau, ternyata belum mampu memberikan perubahan yang berarti bagi para nelayan, sebab sarana dan prasarana yang diberikan dalam bentuk kredit kepada para nelayan tidak sesuai dengan keperluan yang ada, baik itu jenis maupun keperluan- nya, sehingga pemberian kredit itu sendiri tidak dapat meng- hasilkan gairah kerja bagi para nelayan. men, nelayan menjadi korban Kepres 39 tahun 1980, dan tunggakan menjadi besar yang saat ini mencapai 30 miliar. Iro- nisnya untuk menyelesaikan di- bentuk tim cara kerjanya mengejar nelayan" seperti bajak laut, sementara ada pengusaha besar yang tunggakannya men- capai angka triliun, namun tidak diapa-apakan. Jakarta, NERACA PEMBANGUNAN Sub Sek- tor perikanan masih memerlukan adanya perubahan struktur, se- bab sub sektor ini dirasa belum berhasil menjamah nelayan-ne- layan kecil, karena orientasinya masih ditujukan untuk meningkatkan pendapatan devisa bagi negara. Wakil Ketua Komisi V DPR- RI Drs. Imam Churmên kepada Neraca minggu, menanggapi pernyataan Ketua Umum Him- punan Nelayan Seluruh Indone- sia (HNSI) Sugiharto, mengenai dihentikannya pemberian kredit Binmas bagi nelayan kecil dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV APBN baru-baru ini. Ditambahkan oleh Imam Churmen, seharusnya dengan tidak mengesampingkan ke- pentingan untuk meningkatkan pendapatan devisa bagi negara, perlu pula memperhatikan sum- ber daya lestari baik itu ikan, maupun tenaga kerja manusianya yang perlu mendapat perhatian yang sesungguhnya. Palembang, NERACA TIM Proyek Kali Bersih (Prokasih) Sumatera Selatan hari kamis di Palembang mulai me- ngadakan pertemuan dengan para industriawan yang pabriknya berlokasi di tepi Sungai Musi. Pada pertemuan tahap pertama itu dari sekitar 100 pengusaha industri yang dipanggil hanya separuhnya yang hadir untuk menerima penjelasan tentang sasaran tim Prokasih Sumsel. Tim Prokasih Sumsel Panggil Pengusaha Industri di Tepi Musi Wagub Sumsel Drs. H Man- syurdin Arma selaku Koordina- tor Prokasih Sumsel mengatakan, pemanggilan memang dilakukan secara selektif. Tim Prokasih Sumsel baru memanggil indus- triawan yang dinilai berpotensi terhadap pencemaran Sungai Musi dan berlokasi antara Pulo Kerto dan Pulo Borang, kata Arma. Menurut Imam Churmen saat ini terlihat banyaknya importir jaring atau motor, namun orien- tasi yang menonjol dari para importir ini adalah keuntungan, sehingga mereka tidak lebih dahulu mengadakan studi kela- yakan tentang peralatan yang tepat agar peralatan yang diim- por dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para nelayan, karena banyak sekali peralatan nelayan yang diimpor, namun tidak ber- fungsi sebagaimana yang diha- rapkan seperti motornya yang cepat rusak dan menjadi besi tua. Akibatnya, kata Imam Chur- Pekanbaru, NERACA DUA perusahaan perkayuan di Sumatera Utara diketahui membabat kayu di kawasan Hu- tan Lindung Bukit Mahato, Ka- bupaten Kampar, Riau (per- batasan Riau-Sumut), melalui hutan sempadan wilayah Sumut. diharapkan melakukan tindakan nyata dalam pengendalian pence- maran Sungai Musi yang di- akibatkan pembuangan limbah industrinya. Kepada para pengusaha indus- Namun diingatkan bahwa sasaran tim Prokasih Sumsel tri baik industri pengolahan dan penggergajian kayu, industri karet bukan untuk memberikan sanksi maupun industri kimia, Wagub hukum, tetapi untuk mening- minta agar selalu menjaga keber- katkan kesadaran industriawan sihan lingkungan. Mereka juga dalam pengendalian pencemaran 2 Perusahaan Sumut Babat Sedikitnya 31.750 kubik kayu pada areal 1.105,58 hektar telah "digarap" oleh kedua perusahaan PT Barabas dan PT Good Win, kata Kepala Dinas Kehutanan Riau, Ir. Supatmo Harsonobenu kepada Komisi "C" (bidang eko- nomi) DPRD Tk. I Riau, dalam acara dengar pendapat di Pekan- baru, 18 September. Wagub mengingatkan kem- bali bahwa sebelum Juni 1990. sudah melakukan upaya pengen- semua pengusaha industri harus dalian limbah industrinya de- ngan teknologi sesuai dengan kemampuan masing-masing. Hutan Lindung Riau "Pengusaha industri yang sete- lah Juni 1990 masih belum melakukan upaya pengendalian limbah industrinya akan men- dapat sanksi hukum," katanya sambil menunjuk peraturan dalam UU No. 4 tahun 1982 dan PP. No. 9 tahun 1986. Sanksi itu antara lain hukuman kurungan selama- lamanya 10 tahun dan atau denda maksimum Rp 100 juta. Kepada Komisi "C" DPRD Tk. I Riau yang diketuai H.M. Dun Usul itu, Kepala Dinas Kehutanan Riau selanjutnya menandaskan, pihaknya telah menyetop/melarang kedua peru- sahaan melakukan kegiatannya mengambil kayu di hutan lindung Bukit PT Barakas telah membabat 22.250. M3 kayu pada areal 760 hektar, sedangkan PT Good Win sebanyak 9.500. M3 pada areal 445,58 hektar. Kayu-kayu itu diperkirakan telah digarap selama tiga tahun terakhir dan mengangkutnya ke Sumut melalui hutan sempadan. PALING tidak sudah beberapa ratus tahun yang lalu suku Jawa pada khususnya serta bangsa Indonesia pada umumnya memanfaatkan bu- rung perkutut terutama perkutut belang (Geopelia stri- ata Line) sebagai burung pi- araan. Pada umumnya mereka memelihara perkutut untuk menikmati kemerduan suara- nya tetapi beberapa orang percaya bahwa perkutut yang dipelihara dapat memberi sesuatu tuah sesuai dengan "katuranggan" nya. Pada beberapa belas tahun terakhir ini demam menikmati kemer- duan suara perkutut memun- cak. Demam ini menyebabkan penangkapan perkutut yang semula bersifat tangkap pilih. berubah menjadi 'tangkap habis'. Akibat penangkapan dari alam secara besar- besaran, serta banyaknya pengubahan tataguna lahan, akhirnya berbagai pihak mu- lai merasakan turunnya popu- lasi perkutut di alam bebas. Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diingini, pada tanggal 27 September 1979, Menteri PPLH menyerukan agar Gubernur tidak mengijinkan diadakan- nya lomba burung berkicau termasuk perkutut. Larangan tersebut pada tanggal 11 Januari 1982 dicabut setelah ada kesepakatan bahwa yang boleh diperlombakan adalah hanya perkutut hasil budidaya. Kesepakatan ini ternyata merangsang banyak orang untuk melakukan usaha budi- daya burung perkutut, Ada dua aspek tujuan dari budidaya atau penangkaran burung perkutut yaitu aspek ekonomis dan aspek kelestar- ian lingkungan. Dengan budi- daya perkutut akan diperoleh perkutut yang berkualitas baik dan berkualitas memadai. Pa- Masalahnya saat ini, menurut Imam perlu dicarikan sebab yang timbul mengapa para nelayan tidak bisa membayar kredit. Kalau sebab itu sudah ditemukan, maka diagnosenya itu bagaimana un- tuk ditetapkan sebagai pedoman dalam membangun para nelayan pada khususnya dan sektor peri- kanan pada umumnya. Burung perkutut umumnya hidup di dataran rendah yang berhutan jarang (terbuka), sesuai dengan sifatnya yang suka berjemur di bawah ma- tahari. Saat ini kita melihat hasil kemampuan produksi nelayan tidak mempunyai kemampuan untuk memasarkan, sebab Tem- pat Pelelangan Ikan (TPI) kalau secara ekstrim dapat dikatakan sebagai tempat pembantaian hasil produksi nelayan. "Juragan-jura- Burung perkutut mempu- nyai tembolok yang relatif besar dan terdiri dari 2 kan- tong. Sel-sel epithel dinding tembolok, baik pada jantan maupun betina berfungsi un tuk menghasilkan "susu tem- bolok" (crop milk). Bentuk anatomis dan fisiologis seperti ini sangat membantu dalam mengumpulkan makanan, teru- tama pada saat mengeram dan juga untuk memberi makan (menyuap) anak yang baru menetas. Sifat biologis yang lain: -Monogami (hidup berpa- sangan), dengan dewasa kelamin jantan 5-6 bulan sedangkan betina 6-7 bulan. -Produksi telur dari satu periode perkawinan 2 butir -Kerjasama ke-2 induk limbah industri. Wagub berharap dalam waktu dekat sudah dapat ditandatangani kesepakatan bersama antara pe- ngusaha industri dan pemerintah daerah menyangkut upaya pengendalian pencemaran limbah industri. Kepada pengusaha industri tersebut, Wagub Sumsel minta agar menunjuk penanggung jawab khusus yang mengerti masalah pengelolaan limbah industri. H.M. Arma juga mengemuka- kan tentang akan diadakannya pertemuan tim Prokasih dari de- lapan propinsi masing-masing. DKI Jaya, Jabar, Jateng, Jatim, Kaltim, Sumut, Sumsel, dan Lampung dengan pihak Kejak saan Agung di Solo tanggal 25- 30 September mendatang. Pertemuan itu antara lain dimaksudkan untuk menetapkan kesamaan tindakan yang akan dilaksanakan Prokasih dalam upaya mengendalikan pence- maran sungai yang diakibatkan limbah industri. Bagikan Formulir SEHUBUNGAN dengan itu, tim Prokasih Sumsel telah mem- bagikan formulir surat pernyata- RPTE Disbun an kepada masing-masing pe- Sulsel Bangun ngusaha industri yang antara lain mencantumkan melakukan pengendalian pence- maran dan kelestarian lingku- ngan. Walikotamadya Palembang Cholil Azis, SH yang hadir pada pertemuan itu mengharapkan partisipasi pengusaha industri untuk membersihkan enceng gondok yang terdapat di Sungai Musi sekitar lokasi pabrik ma- sing-masing. kesediaan Kebun 12.711 Ha Untuk komoditi kopi dire- Dikatakannya, dalam upaya majakan 1.339 hektar meng- menjaga kualitas air Sungai Musi, hasilkan 509 ton, rehabilitasi 4561 Pemda Kodya Palembang telah hektar dengan produksi 365 ton menyusun "crash program" an- dan rehabilitasi tanaman kakao tara lain pembersihan enceng 533 hektar menghasilkan 365 (K-3) gondok. (ANT) ton. (ANT). -Pertumbuhan bulu anak menjadi bulu dewasa kurang lebih sampai berumur 2 bulan. -Perkawinan berikutnya telah mulai dilakukan sebelum anak mampu berdiri sendiri. Beberapa ahli peneliti menga- takan bahwa perkawinan berikutnya dapat dimulai kembali setelah anak berumur 28 hari. gan dengan menggunakan kepanjangan tangan, seenaknya menentukan harga secara se- pihak" ujar Imam Churmen. Jadi (TPI) yang mendapat legalitas pemerintah tidak jarang dipergunakan sebagai pemban- taian, terutama pada pasca panen, sebab bila pelelangan ikan diten- tukan oleh juragan, maka itu tidak beda dengan rentenir. -Hanya perkutut jantan saja yang dapat "manggung" (ber- suara) secara baik. Sifat ini merupakan alat sexing dan sebagai dasar seleksi. Salah satu faktor yang menye- babkan nelayan menyerah kepada rentenir ini karena tidak memiliki peralatan yang dapat digunakan menyimpan hasil tangkapannya. Lain halnya de- ikan air tawar yang apabila tidak terjadi transaksi, maka dapat dimasukkan lagi ke empang.. untuk ngan Selain itu menurut Imam, KUD sendiri dapat memainkan peranannya yang lebih besar dalam melindungi nasib nelayan, sebab bila peranan KUD ini tidak difungsikan dengan baik dalam melindungi hasil produksi ne- layan, maka nasip nelayan terus- menerus berada di tangan ren- tenir. Seekor burung perkutut dikatakan berkualitas baik menurut pandangan peng- gemar perkutut adalah apa- bila perkutut tersebut me- menuhi unsur-unsur sebagai berikut: Melihat tentang keberadaan KUD saat ini masih banyak dalam proses ke arah yang lebih baik, namun kita tidak menutup mata terhadap KUD yang memang belum melaksanakan fungsinya dengan baik. -Mempunyai: a. suara yang nyaring. b. suara yang bersihl bening. c. suara yang teball jelas dan tegas. Dalam menangani nasip para nelayan ini, kita mengenal adaya program pembangunan desa pantai, yang membicarakan de- servikasi nelayan, yang tidak semata-mata melihat tentang masalah penangkapan ikan, teta- pi melihat nasip nelayan secara keseluruhan. (KL). -Mempunyai lagu dan irama yang baik, dan ini ter- bagi dalam: a. suara depan atau angkatan, b. suara tengah (ini yang menentukan irama), c. suara ujung yang lebih dikenal dengan suarang koong. -Semakin besar ukuran suaranya semakin baik. -Mempunyai dasar mental yang baik (keberanian untuk Oleh: Handoyo Ujungpandang, NEGARA PROYEK Peremajaan, Re- habilitasi dan Perluasan Tanaman Ekspor (PRPTE) yang dikem- bangkan sejak beberapa tahun terakhir di Sulawesi Selatan, berhasil membangun kebun seluas 12.711 hektar, melibatkan 12.644 Kepala Keluarga petani di berbagai kabupaten. Kepala Dinas Perkebunan Sulsel Ir. Abdul Kadir Hamid menjelaskan, proyek itu me- ngembangkan tiga komoditi berupa kelapa, kopi dan kakao, dengan 25 unit pelayanan pengembangan (UPP) tersebar di 11 kabupaten di daerah ini. Dikatakannya, proyek itu di- tujukan pada sistim area yang sudah ada tanaman, dimaksudkan membantu meningkatkan pro- duksi dan pendapatan petani. Pada tahun lalu, realisasi proyek PRPTE Dinas Perkebu- nan Sulsel tercatat 9.130 hektar lebih, yakni peremajaan tanaman kelapa seluas 1.814 hektar de- ngan produksi 132 ton, dan re- habilitasi kelapa 889 hektar de- ngan produksi 932 ton. Budidaya Burung Perkutut (1) untuk mengerami telur selama 14 hari dan memeliharalmera- wat anak sampai berumur 3-4 minggu. -Susu tembolok dihasilkan oleh ke-2 induk sampai anak berumur 10 hari. rameter utama baik tidaknya kualitas adalah "suara" yang dihasilkan perkutut. Perkutut yang berkualitas suara tinggi dapat laku ratusan ribu rupiah bahkan jutaan. Inilah aspek ekonominya. Sedangkan aspek kelestarian lingkungan yaitu, dengan penangkapan (budi- daya) kita akan memperoleh atau selalu mempunyai persediaan burung yang se- waktu waktu dapat dilepaskan sehingga populasi di alam re- latif dapat terjaga. Sifat Dasar Biologis UNTUK memudahkan managemen budidaya burung perkutut, terlebih dulu kita harus mengetahui sifat-sifat dasar biologisnya. bernyanyi) -Perkembangan phisik yang baik yaitu berbadan besar, tegap, panjang dan sehat. Managemen PENGALAMAN menun- jukkan bahwa untuk men- dapatkan hasil yang baik, maka seorang peternak burung perkutut harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Seleksi bibit. KARENA susunan gen yang dimiliki anak berasal dari bapak dan induknya maka untuk mendapatkan keturunan yang unggul, tetua jantan dan betina harus memiliki sifat- sifat unggul. Pada perkutut suara nyanyian (manggung) yang bagus hanya terdengar dari jantan, betina jarang me- nyanyi dan suaranya kecil. Suara nyanyian dapat di- golongkan dalam 'sexlimited trait" Seleksi lebih ditekankan pada jantan dengan suara nyanyian yang bagus dan di- lakukan secara langsung de- ngan menilai penampilannya. HARIAN NERACA Meskipun demikian betina harus diseleksi. Betina keturunan dari tetua jantan yang baik juga mewarnai gen- gen unggul tetapi tidak dapat dieskpresikan. Seleksi untuk memilih betina yang baik se- bagai calon induk dapat di- lakukan dengan melihat pe- nampilan suara jantan, ba- paknya, atau kakek mo- yangnya. Untuk memilih induk yang baik dapat pula melihat keturunan-keturunannya yang jantan. Seleksi pada induk lebih Bau Busuk Bukan Limbah PT. Englin Farma Tangerang, NERACA pe- BERDASARKAN hasil nelitian ternyata bau busuk bukan berasal dari air limbah PT Eglin Farma yang memproduksi minyak angin Cap Lang di Desa Gembor Kecamatan Pasar Kemis Tangerang, tidak menimbulkan polusi. wartawan, air limbah yang me- nimbulkan bau busuk datangnya dari beberapa perusahaan, dian- taranya, PT. SWW, Hing, Indo Arca dan sejumlah perusahaan lainnya. "Justru yang terkena air limbah PT Eglin Farma" ucapnya. A. Halim Direktur PT. Eglin Farma, membenarkan pihaknya telah didatangi tim DPRD Tangerang belum lama ini. Waktu itu tim diajak meninjau lokasi pembuangan air limbah peru- sahaannya. Setelah melakukan kembali. Proyek Unggas Bondowoso Bondowoso, NERACA PROYEK ternak unggas di kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso mengalami keter- lambatan karena pihak PT Anpu- traco belum bisa menyelesaikan pembebasan tanah secara sem- purna. Bandar Lampung, NERACA PERANAN lahan kering un- tuk tanah pertanian akan me- Menurut Endang Muctar. BA Ketua Tim dari DPRD kepada bor dikepalai oleh, Dudung, ningkat serta mempunyai pro- spek yang cukup baik, bila di- lakukan melalui budidaya olah tanah konservasi, kata Kepala Laboratorium Tanah Unila, DR. Muhajir Utomo, MSc. warga sekitar itu sempat mem- protes. Waktu itu pula PT. SWW mengakui secara jantan, bahwa bau busuk berasal dari sahaannya. peru- Sejak adanya resulusi warga, air limbah dari PT. SWW mulai diperhatikan, lambat laun baunya sudah tidak ada, Kini timbul kembali permasalahan seperti dulu. Dalam hal ini me-nurut A. Halim, bukannya ia langsung menuduh air limbah dari PT. SWW menimbulkan bau busuk (Syam) Alami Keterlambatan Perusahaan itu yang mena- ngani proyek tersebut telah menyelesaikan beberapa unit bangunan rumah dan kandang ayam di atas tanah 800 hektar milik petani, tetapi mereka be- lum mengadakan pengukuran untuk memberi kepastian kepada petani yang akan menempati, kata bupati Bondowoso, H. Agus Sarosa, Sabtu. Berdasarkan surat izin guber- nur 1987, PT Anputraco pada prinsipnya mendapat ijin untuk membangun pilot proyek pe- runggasan rakyat seluas 4.745 ha di Bondowoso. Lokasi yang ditentukan ialah di desa Lanas, Gayam, Tarum, Bandilan, Remhon Kulon dan Rebon Wetan, Salor, Cermee dan desa Kladi, yang terdapat di tiga kecamatan yaitu kecamatan Kla- bang, Prajekan dan Ceree, de- baik dibanding dengan seleksi pada calon induk. Karena de- ngan melihat penampilan keturunannya akan lebih menjamin bahwa betina induk memiliki gen-gen unggul apa- bila keturunannya menunjuk- kan sifat tersebut. Dianjurkan pada tahap pertama dapat di- lakukan seleksi calon induk, jangan lupa calon induk dipilih yang sudah cukup umur (untuk jantan kurang lebih umur 1 tahun dan betina kurang lebih 10 bulan) kemudian setelah menjadi induk dan menurunkan anak maka dilakukan lagi seleksi terhadap induk induk ini. peninjauan, tim menyimpulkan bahwa air limbah yang menim- bulkan bau busuk itu bukan dari PT. Eglin Farma. Menurut A. Halim saluran air Karakteristik tubuh lain yang mencerminkan kesehatan dan daya hidup juga harus diperhatikan pada waktu seleksi jantan maupun betina. kali kecil yang ada didekat pab- riknya, sering macet, dan pada saat itulah bau busuk datang. Bau busuk dari air limbah itu sudah lama, bahkan waktu Desa Gem- 2. Perkandangan PALING tidak harus ada 3 macam kandang yaitu kandang ternak (perjodohan), kandang lepasan, kandang individu (sangakr bulat). Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang terutama kandang perjodohan dan kandang pelepasan antara lain: -Temperatur ideal 20 dera- jat C-28 derajat C dengan kelembaban udara relatif se- besar 60%-70%. Bentuk dan luas kandang cukup untuk memberi gerak bebas/terbang bagi burung. -Kandang tersebut tidak semua tertutup pada bagian atasnya, sehingga memberi kesempatan bagi burung un- tuk berjemur diri terutama pada pagi hari. ngan ijin bertahap. Untuk tahap pertama diberi ijin seluas 800 ha, kini telah ber- diri komplek perumahan beserta kandang ayam yang siap dí- serahkan kepada petani, tetapi secara dilengkapi oleh pihak perusahaan itu, karenanya penyerahan terse- but terhambat. Para petani yang tinggal di tiga kecamatan yang dijadikan komplek peternakan unggas terse- but berjumlah 3.000 kepala keluarga, sebanyak 500 kk menjadi petani peternak unggas, yang dibekali 0,7 ha tanah lengkap dengan perumahan dan kandang ayam, disertai dana Rp 45.000, sebulan sampai mereka mampu mengembalikan kredit. Dengan keterlambatan itu, pemberian ijin guna mencukupi luas 4.745 ha juga ditangguhkan sampai persyaratan untuk 800 ha yang mendapat ijin selesai di- sempurnakan. Kondisi tanah yang dijadikan pilot proyek peternakan unggas tersebut tergolong kurang pro- duktif, demikian bupati Bon- dowoso Agus Sarosa. (Ant) -Di dalam kandang perlu disediakan tempat bertengger. -Kandang harus kering dan bersih untuk mencegah terjadi- nay gangguan penyakit per- nafasan. Sebaiknya dicegah dari angin deras dan pence- maran udara. Lingkungan kandang tenang tetapi tidak sepi yang bebas dari lalulintas manusia, sebab kandang-kan- dang yang terisolasi menye- babkan burung-burungnya kurang pergaulan sehingga takut kalau melihat manusia lain. -Tempat makan dan tempat minum dapat diletakkan di tempat terbuka dan mudah dijangkau olel. burung. a. Kandang ternak (per- jodohan). DI dalam kandang ini sepasang burung perkutut menjalani hari-hari hidupnya yaitu perkawinan, bertelur, mengerami, dan merawat anak hingga anak mampu "ber- dikari". GUBUK LIAR: Di sepanjang putaran Kali Malang, Dukuh Atas, Menteng, Jakarta Pusat, dipenuhi lagi gubuk-gubuk liar, seperti terlihat dalam gambar, yang pada malam hari berfungsi sebagai pangkalan WTS dan sekaligus tempat praktek mesum. Gambar diam- bil Sabtu (23/9). (Antara) Menurut cara pembuatan kandang, bahan kandang dapat berupa kawat strimin ukuran 4x5 mm. Ukuran kandang yang baik adalah panjang X lebar X tinggi= 270X90X180 cm. Dasar kandang diberi pasir biasa dan pasir laut putih, di- tanam rumput. Sarang tempat telur dapat berupa kotak berukuran 20 x 25 Cm dengan dasar dari kawat. Biasanya perkutut membuat sarang sarang sendiri. Untuk mem- bantu burung dalam membuat sarang tersebut maka perlu disediakan bahan bahannya di dekat kotak sarang, antara lain: ranting-ranting kecil, jerami, sabut kelapa dan bulu- bulu burung. Sekeliling kandang dibuat- kan got selebar kurang lebih 30 cm dan berisi air gunanya untuk mencegah masuknya semut atau serangga lain. Secara Agronomis Konservasi Lahan Kering Menguntungkan Muhajir Utomo mengatakan hal tersebut dalam pidato ilmiahnya pada Dies Natalis Universitas Lampung (Unila) ke- 24, di Kampus Gedungmeneng, Sabtu. Ia menekankan, walaupun sistem olah tanah konservasi sama atau lebih baik dibanding olah tanah intensif, namun masih perlu menghitung kelayakan ekonomi- nya. Dengan begitu, penerapan sistem olah tanah konservasi dapat segera dimasyarakatkan, ungkap DR.Muhajir Utomo. Dari analisis ekonomi tanam- an jagung di Hajimena. Pada musim pertama menghasilkan pendapatan bersih 1,29 kali lebih besar dibanding olah tanah inten- sif. Angka itu meningkat menjadi 1,92 kali pada musim tanam keenam, sehingga sistim itu di- anggapnya lebih tepat untuk digunakan. Untuk mengolah tanah secara konservasi peranan zat pembasmi penting. Walau, untuk tanam atau pembunuh rumput sangat kedua penggunaan zat pembasmi rumput (herbisida) makin berku- rang dan lepas dari musim tanah ketiga, herbisida dimungkinkan tidak digunakan lagi. Menurut hasil penelitian pada beberapa lokasi, baik di lahan kering berlereng, lahan kering datar maupun untuk sawah mu- sim gadu, sistem olah tanah kon- servasi cocok untuk padi gogo, gandum, kedelai, kacang tunggak, jagung, semangka, strawberry dan mentimun. Namun, ketanggapan berbagai jenis tanaman terhadap sistemitu, tergantung pada kondisi awal tanah, jumlah dan jenis mulsa, kedalaman akar elektif dan mikroklimatnya. Mataram, NERACA ANGKA kematian bayi dan Balita di Nusa Tenggara Barat masih tinggi dibanding dengan propinsi lainnya di Indonesia, yaitu mencapai 120 orang per 1.000 kelahiran, demikian Ketua sungai, efisiensi pemakaian air rendah. Yang akhirnya menjadi ancaman untuk melestarikan swasembada pangan, ujarnya. Oleh tanah konservasi meng- untungkan juga bila dilihat dari aspek lingkungan, aspek pro- duktivitas yang menghemat te- naga dan aspek pemerataan dalam berusaha tani. Ketika membuka pertemuan kelompok kerja (Pokja) IV se Pulau Lombok dan Tim Penggerak PKK se NTB di Ma- taram Rabu, ia mengatakan, un- tuk menekan angka kematian bayi dan Balita antara lain dilakukan Untuk menyebarkan informasi tentang budidaya olah tanah konservasi terdapat hambatan psikologis dan teknis. Walaupun hambatan-hambatan itu menurut Muhajir Utomo bisa ditanggu- langi. melalui pendekatan keterpaduan KB-Kesehatan dan pos pelayan- an terpadu (Posyandu). Jumlah Posyandu di NTB hingga kini tercatat 3.852 buah dan masing-masing Posyandu ditangani oleh lima orang kader dawa sisma PKK, sedangkan jumlah kader yang terlibat dalam pengelolaan Posyandu mencapai 14.255 orang. Ia mengatakan, peranan kader di bidang kesehatan sangat besar dalam rangka menurunkan angka kematian bayi dan Balita, sesuai dengan yang telah digariskan Guna melengkapi paket sis tem olah tanah konservasi masih perlu diadakan penelitian pro- duktivitas tanah, lingkungan, dinamika gula (tanaman pengganggu), hama dan penyakit serta segi sosial ekonominya, kata Muhajir Utomo pada akhir pidato ilmiah berjudul "olah tanah konservasi teknologi untuk per- tanian lahan kering". (Ant) Bogor, NERACA HASIL penelitian Fakultas Pertanian Universitas Pajajaran Bandung menyebutkan pengaruh penggunaan pestisida Car- bofuran, Diazinon dan DDT pada tanaman seperti tomat dapat berakibat pada populasi dan bio- mas cacing tanah. Antara lain terhambatnya proses penyuburan tanah, terhambatnya proses ali- ran energi dari ekosistem setem- pat dan terjadinya penurunar.hasil tanaman. Keuntungan lainnya sebagai upaya alih teknologi untuk mengembangkan pola bertani, karena alih fungsi sawah selama tiga Pelita (1969-1985) menca- pai 25 persen dari total lahan sawah 1,2 juta hektar, dan seka- rang tetap berlangsung terus de- ngan perkiraan 10-15 ribu hektar. Alih fungsi sawah tersebut disebabkan perkembangan indus- tri, pemukiman dan sarana lain, Dapat diandalkan ada di samping memang pengu- SEMENTARA itu Kepala rangan debit air irigasi karena Sub Direktorat Pengamatan dan kerusakan hutan di daerah hulu Peramalan, Direktorat Perlin- 120 Orang Meninggal dari 1000 Kelahiran di NTB Cacing tanah sangat berpe- ngaruh terhadap struktur fisik tanah, sedangkan besar pengaruh cacing tergantung dari spesies yang terdapat di dalam tanah serta perbandingan relatif dari spesies itu. Aktivitas cacing tanah dapat membantu pertumbuhan tanaman sayur-sayuran melalui kegiatan- nya yang tinggi terhadap pen- campuran dan serasi tanah. Hasil penelitian mahasiswa Ilmu Hama dan Penyakit Tana- man berkesimpulan bahwa, penggunaan pestisida dengan dosis standar ataupun dua kali dosis dapat menurunkan popu- lasi dan biomas cacing tanah. Penggunaan Pestisida Berakibat Bagi Populasi dan Biomas Cacing Tanah Untuk hal tersebut disarankan untuk mengurangi pemakaian pestisida sintetis, baik dosis maupun frekuensinya serta menghindari pemakaian pestisida yang berpresistensi tinggi dan berspektur luas. nisasi. Dengan program tersebut Tim Penggerak PKK NTB, Ny. diharapkan pencapaian penu- runan angka kematian bayi dan Balita di NTBakan lebihdiperce- pat, demikian Ketua Tim Penggerak PKK NTB Ny. H. H. Warsito. Warsito. Halaman VIII dalam Pelita V. Program prioritas yang dite- tapkan di Posyandu meliputi KB, kesehatan anak dan ibu, gizi, penanggulangan diare dan imu- Pemda Tapin Cegat Truk Pengangkut Karet PIR Banjarmasin, NERACA PEMERINTAH Daerah Tingkat II Tapin Kalimantan Selatan, Kamis lalu mencegah dua truk yang sedang mengangkut karet dari proyek Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang dikelola PTP XVIII di daerah tersebut, yang dibeli pihak swasta. Kepala Biro Humas Pemda Kalsel, Drs. H. Fahrin Ilham ketika dihubungi baru-baru ini membenarkan hal tersebut, seraya mengatakan, permasalahan itu sudah dilaporkan Pemda Tapin kepada Gubernur Ir. H.M. Said. Namun Fahrin Ilham bisa memberikan keterangan kejadian yang dinilai melanggar hukum itu secara rinci, serta tindak lanjut dan petunjuk dan sikap Gubernur Kalsel terhadap permasalahan tersebut, Berdasarkan informasi, pen- jualan hasil karet PIR yang dikelola PTP XVIII oleh petani plasma disinyalir sudah cukup lama. Karena itu Pemda Tapin ber- sama instansi terkait terus beru- paya membuktikan sinyalemen tersebut, dan baru berhasil men- emukan praktek yang bisa merugikan pemerintah itu dalam suatu razia Kamis pagi (21 Sep- tember 1989) dengan mencegat dua truk yang mengangkut karet dari proyek pemerintah tersebut. Menanggapi masalah tersebut, Komisi C yang membidangi masalah perekonomian DPRD Kalsel menyarankan, hal itu harus segera ditangani agar jangan sampai berlanjut serta merugikan masing-masing pihak, baik PTP XVIII selaku pengelola maupun petani plasma. Menurut Ketua Komisi H. Syafriansyah BA, sinyalemen adanya penjualan hasil PIR kebun karet itu kepada pihak swasta sudah lama diketahuinya. Bahkan sejak dini telah pula disarankan agar Pemda Tapin bersama in- stansi terkait meneliti faktor penyebabnya sekaligus men- gupayakan jalan keluarnya. Kasus terjaringnya dua truk yang mengangkutkaret PIR BUN itu sekarang ditangani Pemda Tingkat II setempat bersama in- stansi terkait, sesuai ketentuan hukum berlaku. yang Kehidupan petani karet pe- serta PIR tersebut kini tampak mulai membaik. Penghasilan mereka dari menyadap karet tiap bulan berkisar antara Rp 250 sampai Rp 350 ribu.(ANT). dungan Tanaman Pangan, Mad Rais Zauhari, mengatakan pes- tisida merupakan sarana penting yang sangat diperlukan dibidang pertanian. Terutama digunakan untuk melindungi tanaman terhadap kerusakan dan gangguan yang ditimbulkan oleh berbagai jenis organisme pengganggu, meliputi virus, bakteri, cendawan, cacing nematoda, tangau, serangga, gulma, (tumbuhan pengganggu), tikus dan hewan menyusui lain- nya. Organisme pengganggu terse- but menyerang tanaman mulai saat penyebaran benih sampai penyimpanan hasil panen. Walaupun banyak cara dilakukan untuk mengendalikan organisme pengganggu tersebut, dalam keadaan darurat penggunaan pestisida merupakan cara pengen- dalian yang dapat diandalkan karena efektif, praktis, efisien, lebih cepat dapat mengendalikan organisme pengganggu dan dapat digunakan hampir pada semua kondisi. Dikatakannya perlindungan tanaman pangan bertujuan untuk menjamin agar semua faktor produksi dapat berfungsi secara optimum baik yang menyangkut kualitas maupun kuantitas, kegia- tan itu dilakukan baik pada saat pra panen maupun pasca panen. Dengan demikian akan meman- tapkan tercapainya peningkatan rata-rata hasil dan produksi pada taraf tinggi. Pontianak, NERACA BUPATI Ketapang, Kaliman- tan Barat H. Mashud Abdullah, SH meminta agar semua pihak yang memanfaatkan hutan di wilayahnya memiliki surat ijin Hak Penguasahaan Hutan (HPH). "Penebangan hutan secara bertangung jawab diharapkan dapat menjadi sikap hidup masyarakat demi kepentingan bersama pada waktu mendatang," katanya ketika atas nama Guber- nur Kalbar melantik Camat Nanga Tayap Drs. Djamaluddin di Nanga Tayap akhir pekan ini. Ketua panitia penyelenggara Ny. Hasan Zaini melaporkan, kegiatan ini berlangsung sehari diikuti 49 orang dan bertujuan untuk meningkatkan dan meman- faatkan pelaksanaan dan penge- Berdasarkan data tahun 1986, lolaan PKK yang berkaitan de- Kabupaten Ketapang memiliki ngan program KB kesehatan ter- areal hutan 2.721.550 hektar atau padu agar mempercepat norma 76 persen dari luas wilayahnya, keluarga kecil bahagia dan serta kawasan non hutan 859.350 sejahtera (NKKBS). ha atau 24 persen wilayahnya. Hal itu disampaikan Mad Rais Zauhari, pada forum komunikasi dan Seminar Ilmiah Mahasiswa Perlindungan Tanaman se Indo- nesia III. Seminar diikuti 28 Per- guruan tinggi se-Indonesia di Institut Pertanian Bogor IPB (20- 23/9). Hutan mereka terdiri dari Materi yang diberikan antara lain mekanisme penyelenggaraan program terpadu KB-Kes, ben- hutan suaka alam wisata 276.330 tuk-bentuk kegiatan lima program ha, hutan lindung 331.000 ha, terpadu yakni KB, gizi, KIA, hutan produksi terbatas 960.860 imunisasi dan penanggulangan ha, hutan produksi tetap 650.165 diare serta pembinaandanpeman- ha, dan hutan produksi yang dapat tapan PKK, kata Ny. Hasan Zaini, dikonservasi 503.195 ha. (Ant) (ANT)