Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Harian Neraca
Tipe: Koran
Tanggal: 1989-12-04
Halaman: 02

Konten


5 Jakarta, NERACA DIRJEN Perikanan Suprapto mengatakan, dalam tahun 1989/1990 sektor swasta dari perusahaan perikanan masih membutuhkan sebanyak 459 unit kapal ikan tuna belum ter- masuk program pemerintah membangun 100 kapal ikan tiap CV tahun. W 331 21 6 21 INDUSTRI Iperindo Ditantang Bangun 459 Kapal Penangkap Ikan ZEE untuk menangkap ikan tuna segar di samudera Hindia sebe- lah selatan P. Jawa. ada saat ini sebanyak 282 unit jenis long liner sedangkan yang dibutuhkan 500 unit. Berarti masih perlu penambahan armada sebanyak 218 unit. Ikan tuna ini merupakan banyak mendatangkan devisa komoditi ekspor non migas yang bagi negara. Ekspor ikan tuna segar dari Indonesia ke Jepang 26,9 ton/hari diangkut oleh pesawat terbang dari Bandara Soekarno-Hatta. Konsorsium DIDORONG oleh keinginan mendirikan perusahaan perika- nan, kelompok SSI kemudian merancang kapal ikan. Namun rancangan (design) kapal ikan dari SSI ini ketika dipasarkan tidak ada pembelinya walaupun pena- warannya sampai ke Timur Te- Untuk memenuhi program pemerintah yaitu ekspor ikan tuna segar 100 ton/hari maka perlu ada penambahan kapal baru. ngah. n Senin, 4 Desember 1989 n Ini merupakan tantangan bagi Iperindo (Ikatan Perindus- trian Kapal Indonesia) bersama anggotanya sebab mulai tahun 1990 pemerintah sudah bertekad tidak akan mengimpor kapal ikan. Semua kebutuhan pengadaan kapal ikan tersebut harus dibangun di dalam negeri. yang sangat besar. Suprapto meng-ingatkan dalam upacara perletakan lunas dan pengelasan dua unit kapal ikan tuna yang dibuat di galangan kapal PT. Dok Tg. Priok Sabtu. Namun kita harus berjuang untuk membentuk kekuatan ka- Dia menjelaskan, Indonesia rena Indonesia mempunyai po- kini memiliki 903 unit kapal ikan tensi kekayaan alam di lautan yang dioperasikan di luar perairan "Tantangan tersebut memang sangat berat karena kondisi peng- usaha perikanan kita masih le- mah sementara harga kapal sa- ngat tinggi," katanya. > KAMAR "BEDAH": Usaha mandiri atau wiraswasta banyak membantu pemerintah dalam hal kete- nagakerjaan. Seperti yang dilakukan HM. Ali yang menampung pemuda dari daerah yang ingin mencari pekerjaan sebagai pelayan sekaligus turut mengolah sop kaki kambing yang cukup menjadi makanan favorit di Ibukota. Nampak para pemuda yang ditampung di kawasan Menteng Dalam, Jak-Sel sedang melakukan "operasi", istilah yang dipergunakan mereka Gambar diambil, Minggu lalu.(IPPHOS) Perluasan PT SIER di Pasuruan untuk Menampung Investor Surabaya, NERACA PERLUASAAN lokasi Ka- wasan Industri Rungkut Surabaya (PT.SIER) ke Pasuruan sekitar 800 hektar akan mampu menampung penanam modal yang membuka usahanya di Jawa Timur, kata Direktur Utama PT. SIER, Drs. Basroni Rizal, ketika menerima misi pangusaha dari Taiwan di Surabaya, Sabtu. Ia menjelaskan, perluasan itu mengingat Kawasan Industri Rungkut Surabaya seluas 245 hektar telah penuh, demikian juga dengan perluasannya di Berbek 70 hektar. Kawasan industri di Pasuruan yang jaraknya sekitar 55 km dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya itu yang telah selesai pemrosesannya 100 hektar. Masa depan kawasan industri di Pasuruan cukup baik dengan adanya pipa gas dari Pulau Kangean, Madura dan pipa air dari sumber air di Umbulan yang melewati kawasan itu. Menurut rencana, kawasan industri Pasuruan tahap pertama tahun depan sudah siap ditawar- kan pada para penanam modal. Kawasan Industri Rungkut Surabaya saat ini merupakan lokasi industri yang mempunyai sasaran cukup lengkap seperti tempat rekreasi sampai ketempat penjernihan air limbah industri. Sampai saat ini jumlah tenaga UKURAN kesejahteraan rakyat dan majunya suatu ne- gara dapat dilihat dari ba- nyaknya konsumsi tenaga lis- trik di negara tersebut. kerja yang bekerja di Kawasan Industri Rungkut Surabaya sekitar 40.000 orang. Pada kesempatan tanya jawab, seorang peserta dari Taiwan menanyakan mengenai masalah pemilikan tanah yang digunakan mendirikan pabrik. Basroni Rizal menjawab, status tanah yang digunakan adalah sebagai tanah Hak Guna Ba- ngunan (HGB) dengan jangka waktu pemakaian yang sudah ditentukan dalam perjanjian. Bagi perusahaan yang tidak memper- panjang HGB tersebut, maka tanah itu dikembalikan lagi kepada negara. Tinjau Perusahaan. SEUSAI meninjau PT SIER, rombongan melihat pabrik rokok kretek Sampoerna yang mempe- kerjakan sekitar 14.000 orang te- naga kerja dengan jumlah tenaga terbanyak adalah wanita. Pabrik yang bersifat padat karya itu memiliki 63 perwakilan dan 50 agen di seluruh Indonesia serta merencanakan mengem- bangkan pabriknya di Pasuruan seluas 153 hektar. kata "Semakin maju suatu ne- gara maka semakin tinggi pula konsumsi listriknya," direktur pembinaan pe- ngusahaan kelistrikan Dirjen Listrik dan Energi Baru Dep. Pertambangan dan Energi, Ir Muchtar pada seminar se- M hari tentang kelistrikan di Jakarta, baru-baru ini. Tingkat pertumbuhan usaha instalasi ketenagalistri- kan nasional meningkat sejak meningkatnya laju ngunan pada pelita I, II, III pemba dan IV, namun perkembangan usaha nasional itu perlu ditingkatkan dalam rangka mengimbangi kebutuhan jasa konstruksi untuk menunjang pembangunan nasional, ka- rena pangsa usaha asing masih menonjol. Untuk itu Direktur Pe- ngusahaan PLN, Ir Suyanto Suyikno mengharapkan agar Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI) terus melakukan pembinaan ter- hadap anggotanya agar se- makin profesional. Rombongan juga meninjau PT Maspion yang telah mengadakan kerjasama langsung dengan dua perusahaan di Taiwan meliputi perusahaan lampu dan kipas angin. Hal itu untuk menjawab tantangan pembangunan kelis- trikan pada pelita V dan VI yang semakin besar. Dia mengakui, sekarang ini pengusaha/kontraktor kelistri- kan nasional sudah mampu bersaing dengan pihak asing, baik dari segi mutu maupun penyelesaian proyek, namun alih teknologi tetap dilakukan melalui kerjasama dengan pihak luar negeri. Kebijaksanaan pemba- ngunan ketenagalistrikan tetap mendahulukan pengusaha na- sional dengan memanfaatkan produk dalam negeri dibanding pihak luar negeri, katanya. Dalam program pemba- ngunan dan pengembangan te- naga listrik melalui PLN Pe- lita V, akan dibangun antara lain kapasitas pembangkit berkekuatan 3.600 MW, jari- ngan transmisi 6.300 km, ja- ringan distribusi 153.000 Km, kapasitas gardu induk 8.500 MVA. Ini juga merupakan tantangan bagi INACA (Persatuan Peru- sahaan Penerbangan Nasional) untuk mengangkutnya ke luar negeri, ujar Suprapto menam- bahkan. Jumlah kapal ikan tuna yang Maspion sampai saat ini masih sekitar 80 persen untuk konsumsi dalam negeri dan sisanya diekspor. Negara tujuan ekspor meliputi Amerika Serikat, Eropa, Australia dan Jepang. Juga dibangun kapasitas gardu distribusi 12.400 MVA, listrik desa yang menjangkau 11.600 desa dengan keseluruhan pelanggan baru 7,3 juta pelanggan, sedangkan biaya pembangunan proyek- proyek itu sebesar Rp 20,98 triliun. Produksi yang memiliki kon- sumsi ekspor lebih banyak dari konsumsi dalam negeri adalah panci dengan bahan yang masakan tak dapat menempel. Produksi panci itu sangat digemari oleh masyarakat Jepang dan Amerika, sedang masyarakat Indonesia belum menggemari. Sekarang ini telah terpas- ang instalasi tenaga listrik sebesar 15.162 MW meliputi pengelolaan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), UAP (PLTU), disel (PLTD), panas bumi (PLTP) dan gas (PLTG), ucap Suyikno. Penjualan tenaga listrik PLN direncanakan akan ber- tambah 15,5% setiap tahun, sehingga penambahan penjualan PLN pada akhir 1993/1994 berjumlah 38.850 GWh. Pengembangan PT. Maspion tersebut menurut rencana mendiri- kan kawasan industri di sekitar Surabaya dan Pasuruan sekitar 500 hektar, katanya. Menurut data dari Kadinda Jatim, pada tahun 1985 ekspor Indonesia ke Taiwan senilai 288,8 juta dolar AS, 1986 naik menjadi 391,7 juta dolar AS, 1987 meningkat lagi menjadi 444,4 juta dolar AS tahun 1988 sebesar 631,1 juta dolar dan tahun 1989 sampai bulan September sebesar 669,3 juta dolar AS. Sebuah konsorsium menyadari kesulitan dana sebagai salah satu kendala pembangunan kapal, selain kepercayaan" ter- Menurut humas perusahaan 1989 sampai bulan September hadap kemampuan galangan Jonathan D. Ludong, produksi PT 503,3 juta dolar AS. (Ant) Nilai impor dari Taiwan ke Indonesia pada tahun 1985 se- besar 913,8 juta dolar AS, 1986 sebesar 357,3 dolar AS, 1987 naik menjadi 567,2 juta dolar AS, 1988 sebesar 613,4 juta dolar AS dan nasional. Rencana itu memerlukan biaya pembangunan yang ti- dak sedikit, sehingga PLN dan Pemerintah tetap mengha- rapkan dana pembangunan dari negara-negara donor seperti yang terhimpun dalam IGGI serta lembaga donor dunia lainnya yakni Bank Dunia serta Bank Pemban- gunan Asia (ADB). Ada beberapa faktor menjadi kendala dalam me- macu perkembangan usaha jasa kelistrikan, kata Ir H Moeljadi Sasrasoebrata dari Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO), antara lain birokrasi, kurangnya te- naga ahli yang berpengalaman serta belum mantapnya stan- darisasi kelistrikan. "Dana di dalam negeri sendiri sebenarnya banyak seperti di Bursa Effek tetapi tidak ter- jangkau bleh SSI," kata Ketua SSI (Special Shipbuilders Incor- porated) Ir. Sugandhi. Kendala itu sudah harus teratasi dalam Pelita V, agar lebih memungkinkan usaha jasa kelistrikan mandiri menjelang era tinggal landas. Pemikiran dan pertimba- ngan diperlukan untuk dapat memenuhi tuntutan kemajuan kelistrikan di Indonesia, di- samping soal teknik kelistri- kan yang perlu dikaji secara mendalam. Kemudian kelompok SSI dengan IPERINDO bersama anggotanya mendirikan PT. INAGAR SEGARA, perusahaan penangkap ikan tuna segar. Peru- sahaan ini dibentuk secara kon- sorsium untuk menghimpun dana untuk mewujudkan rencana pembangunan kapal ikan tuna. Sahamnya selain dimiliki oleh beberapa anggota IPERINDO juga dimiliki oleh kalangan pe- ngusaha yang tidak bergerak di bidang perkapalan bahkan tidak pernah berkecimpung di bidang perikanan. "Selain itu, bagaimana menggalakkan partisipasi sek- tor swasta untuk lebih berperan dalam pembangunan bidang kelistrikan. Mengingat perkem- bangan industri manufaktur baik hilir maupun hulu begitu pesat, karena dipacu oleh waktu untuk tujuan ekspor non migas," katanya. Dia mengkhawatirkan, PLN tidak dapat apabila memenuhi kebutuhan listrik Dirut PT. Dok dan Perkapalan Tg. Priok Ir. Wibisono menjawab pertanyaan Neraca menjelaskan, harga ke dua unit kapal ikan tuna tersebut masing-masing Rp 700 juta dan PT. Dok hanya memba- ngun 11,7 persennya saja. Ukuran bobot mati tiap kapal ikan 60 Grt. Galangan kapal PT. MAR- SPEC agen dari pabrik motor Diesel Baudouin juga menawar- kan kredit dua motor utama de- ngan persyaratan yang sama se- perti PT. Tg. Dok Priok. Penyelesaian pembangunan selanjutnya menanti dana dari PT. PANN dan oleh Dirutnya Capten Nayoan ketika ditanya Neraca hal itu disanggupi. Upacara perle- takan lunas dan pengelasan ke dua unit kapal ikan tuna tersebut disaksikan Menteri Muda Perin- dustrian Ir. T. Ariwibowo, Ketua Iperindo Ir. Sularto Sulaiman dari BPPT dan undangan lainnya. (F). Jakarta, NERACA MENTERI Muda Perindys- trian, Ir. Tungky Ariwibowo mengatakan pembangunan kapal di galangan dalam negeri sudah tidak menjadi masalah lagi seka- lipun ada permintaan untuk membangun kapal 5.000 sampai 10.000 ton bobot mati (DWT). Pernyataan ini disampaikan sebelum mengelas kapal ikan pertama tipe "long line tuna 60 GRT" di galangan PT. Dok dan Perkapalan Tanjung Priok, Sabtu. HARIAN NERACA untuk industri, akan berakibat membengkaknya captive power (permintaan) yang cukup besar nantinya. Tentang stadarisasi kelistri- kan, dia mengatakan, kenda- tipun standar tegangan trans- misi, distribusi dan tegangan rendah sudah dibakukan oleh pemerintah, tetapi belum di- sinkronkan dengan standar manufaktur dari peralatan lis- trik internasional (TT/TM). Adanya ketergantungan pada negara-negara pemberi dana yang mempunyai stan- dar berlainan dapat menim- bulkan kendala ketidak sera- sian perencanaan kelistrikan nasional. Perajin Bali Pamerkan Asesori Tahun Baru 1990 Sekarang ini Indonesia mengenal SLI (Standar Lis- trik Indonesia), SPLN (Stan- dar PLN) dan SII (Standar In- dustri Indonesia). Ketiga stan- dar itu didasarkan atas pera- turan IEC (International Elec- trotechnical commission Regulation). Melalui standar kelistrikan yang sudah uniform, akan timbul persepsi yang sama antara perencana dan pelak- sana serta produsen yang dan- paknya kita tidak akan diom- bang-ambingkan oleh pihak asing, baik sebagai donor maupun tenaga ahli. Peraturan pemerintah yang mengharuskan pengusaha asing untuk bekerjasama de- ngan pengusaha nasional adalah sangat baik, katanya, tetapi dalam praktek alih Denpasar, NERACA SEKITAR seratus perajin Bali ambil bagian dalam pameran yang mengetengahkan berbagai asoseri bernilai seni pada sebelas hotel internasional yang ada di pulau dewata. Pameran yang bakal menon- jolkan barang cindera mata per- hiasan yang dibuat dari perak dipadukan dengan emas, gelang, anting-anting kayu, kulit dan pakaian dimulai 21 Desember 1989 selama tiga minggu. "Kami memberi kesempatan kepada perajin mempromosikan barang hasil karyanya untuk mening-katkan ekspor," kata Kepala Bidang Industri Kecil Kanwil Perindustrian Bali Drs. Wayan Rugeg, Jumat Bali sebagaimana biasa pada akhir tahun selalu kebanjiran wisatawan mancanegara, dan hal ini dimanfaatkan untuk memasar- kan barang industri kecil dan kerajinan di hotel-hotel berbin- tang lima. Para pelancong dalam dan luar negeri nanti ada diantaranya pedagang dan importer. Mereka dapat melakukan kontak bisnis selama dalam pameran atau da- tang langsung ke pusat-pusat kerajinan di Bali. Pameran di hotel besar sangat bermanfaat bagi perajin dalam memperkenalkan komoditi yang diproduksi dengan berbagai jenis rancang bangun (disain) menjamin dengan harga ter- jangkau konsumen. Ir. Sugandhi mengatakan, PT. Inagar Segara dalam usahanya Kehadiran Kawasan Industri Gusur Pengrajin Genteng oleh Jenderal IMLDE, Direktorat Jenderal Perikanan dan BPPT untuk membangun empat kapal ikan tuna yang direncanakan itu. Enam bulan kemudian yaitu bu- lan Juni 1989 sejak PT. Inagar Segara didirikan bulan Nopem- ber 1988 kemudian PT. Dok dan Perkapalan Tg. Priok bersama Yayasan Dana Pensiunnya me- nawarkan kredit untuk pemba- ngunan dua badan kapal ikan tuna dengan jangka waktu kredit satu tahun mulai kapal dioperasikan dengan syarat dibangun di Dok Tg. Priok. Bekasi, NERACA PARA pengrajin batu bata dan genteng (lio) tradisional di Kecamatan Cikarang, Cibitung dan Lemah Abang, Bekasi dapat perhatian secara serius dari anggota komisi II DRP-RI, dise- babkan tempat usaha mereka menjadi kawasan industri real estate tanpa menyediakan tempat penampungan, sehingga dikha- watirkan mereka kehilangan ma- ta pencaharian. Anggota Komisi II DPR-RI, dipimpin Ketuanya, Aloycius Alwie dari F-KP didampingi Kepala BPN, Ir. Soni Harsono, dalam peninjauan ke lokasi ka- wasan industri di Desa Sukaresmi, Kecamatan Lemah Abang, mempertanyakan kepada Bupati Bekasi tentang nasib para peng- rajin yang tergusur karena adanya kawasan industri tersebut, baru- baru ini. Aloycius Alwie menanyakan status pengrajin itu, sehubungan lahan-lahan yang akan dijadikan untuk kawasan industri seluas 5000 hektar yang terdapat di tiga kecamatan tersebut, dimana se- bagian besar tanah itu adalah bekas usaha pembuatan batu-bata dan genteng (lio). Dia mengingatkan, agar Pemda Bekasi benar-benar mem- perhatikan kelanjutan usahanya, jangan ditelantarkan, yang pada akhirnya mereka kehilangan mata pencaharian. Agar diupayakan untuk mencari tempat usaha baru di luar kawasan industri yang dapat dijadikan bahan baku batu bata dan genteng. Sebelumnya pada saat Sidang Pleno DPRD yang dipimpin Ketua DPRD Bekasi, H. Roesmin telah menetapkan lokasi kawasan industri tersebut seluas 5000 hektar. Dalam pendapat akhir dari F-FDI dengan Jubir Totok Sugianto juga menitik beratkan terhadap kelangsungan usahapara pengrajin tersebut. Menurut Totok Sugianto, lokasi kawasan industri itu cukup besar ukurannya di Asia Teng- Untuk mengantisipasi masalah itu Sasrasoebrata menyarankan untuk belajar dari pengalaman Korea yang pemerintahnya mengizinkan terjunnya para ahli baik dari instansi pemerintah dan per- guruan tinggi untuk membantu sektor swasta yang memer- lukan. Hasilnya sekarang, mereka telah biasa melaksanakan proyek-proyek terima jadi (turnkey projects), tidak kalah dari rekan-rekannya dari Ba- rat. Dalam bidang kontraktor dan konsultan, ketua AKLI, Ir Amir Hoesein Abdillah melihat masih saja pihak asing yang dominan, sebagai pelaksana utama dan pengusaha nasional hanya sebagai pendamping. Wayan Rugeg mengatakan, melalui kegiatan ini pula perajin bakal tahu selera pasar di kemu- dian hari sebab mereka bisa ber- dialog langsung antara konsumen dengan produsen. Untuk bidang produksi 'namanya saja produksi dalam negeri," katanya, tapi masih bersifat semi-asembling dengan mengimpor sebagian komponen tersebut dari negara donor. Itu disebabkan untuk mem- buat komponen dalam negeri dibutuhkan peralatan canggihyang dilengkapi sistem kerja komputer (CNC) untuk memperoleh biaya dan mutu yang wajar, akan tetapi harga invesment untuk peralatan Kontak dagang sejenis ini penting dalam upaya merebut pasaran ekspor kata Rugeg seraya menambahkan, sebab barang industri kecil dan kerajinan Bali mendapat saingan berat dari negara tentangga di pasaran an- tarbangsa. sama besarnya dengan harga pembuatan pabrik itu sendiri. Namun demikian perajin Bali tidak perlu berkecil hati, sebab barang kerajinan yang bernilai seni khas itu tidak ada duanya di dunia dan konsumen bakal memilih sesuai selera dan kuali- tasnya. Pameran barang kerajinan sekaligus penjualan itu direnca- nakan akan dibuka Gubernur Bali Ida Bagus Oka di sebuah hotel berbintang lima di Pantai Sanur dalam suatu acara yang disertai unjuk kemampuan para perajin setempat. Ia berharap adanya pameran barang kerajinan sejenis ini real- isasi ekspor barang kerajinan Bali bertambah terus dari Rp 165 miliar selama Januari hingga September 1989. Sebanyak 17 jenis barang kerajinan Bali memasuki pasaran ekspor dan laku keras dan pasaran internasional seperti patung kayu, perhiasan perak, lukisan, perhi- asan dari kerang, anyaman bambu, ukiran dinding dan tenunan khas Bali. (Ant). gara. Tentu membawa dampak positip maupun negatif. Untuk itu agar Pemda Bekasi memper- hitungkan dampak sosial terhadap perubahan masyarakat yang agraris menuju masyarakat indus- tri. "Terutama bagi masyarakat yang bergerak di bidang batu bata dan genteng (lio) dapat dikem- bangkan dalam Pusat Industri Kecil (PIK) dan Lingkungan Industri Kecil (LIK) disekitar kawasan industri tersebut," ujar Totok menambahkan. Bupati Bekasi, H. Suko Mar- tono melalui Kabag Humas Drs. Donni Setiawan dengan tanya jawab Komisi II DPR-RI menga- takan, masih banyak lahan yang dapat dijadikan untuk bahan baku pembuatan batu bata dan gen- teng. Lahan tersebut terdapat di Kecamatan Serang, yang sebe- lumnya sudah disiapkan Pemda Bekasi untuk dimanfaatkan peng- rajin, karena keadaan tanah disekitar itu kurang produktif (sistem pertanian tadah hujan). Ketua Komisi II DPR-RI, Aloycius Alwie juga menanyakan kepada Dirut PT. Gunung Cer- mai Inti (GCI), Herman Latief yang mendapat ijin lokasi dari Gubernur Jabar seluas 1000 hektar, tentang proses pembeba- san tanah milik masyarakat dan pelaksanaannya. Menurut Herman Latief, bahwa ada diantara oknum calo tanah yang bermodal kuat mem- bebaskan tanah di areal industri tersebut dengan membeli jauh lebih mahal dibandingkan harga yang ditetapkan developer. Dikatakan, tanah yang diper- gunakan PT. GCI adalah tanah bekas pembuatan batu bata dan genteng (lio). Sampai saat ini pembebasan tanah yang telah dilaksanakan sekitar 600 hektar (60 persen) dengan harga ber- variasi. Untuk harga tanah di- pinggir antara 4500 sam- pai Rp 5000, sedang harga tanah di dalam antara Rp 2000 sampai Rp4000 per meter persegi. (ULI). Kelistrikan Nasional Memasuki Era Tinggal Landas di Indonesia. teknologi dari pengusaha asing kepada pengusaha nasional belum menjadi kenyataan dan hal ini juga telah disinyalir oleh Bank Dunia. Itu dilakukan agar alih teknologi berjalan sesuai yang diharapkan dan nantinya kon- traktor listrik nasional dapat menangani proyek-proyek ke- listrikan skala besar secara mandiri. Dampaknya, ongkos pro- duksi menjadi mahal karena jumlah permintaan pasar dalam negeri hanya 10 persen dari titik impas bila peralatan itu dicanggihkan. "Bila hal itu tetap ber- langsung, maka kita akan tetap tergantung dari negara pem- beri bantuan. Karena kita be- lum mendapat kesempatan belajar menguasai pere- kayasaan dan rancang bangun, sehingga untuk mandiri agak sulit," tuturnya. Direktur Pembinaan kete- nagalistrikan Dirjen Listrik dan energi baru, Ir M Muchtar mengemukakan, pembinaan dan pengawasan perkemba- ngan usaha instalasi kete- nagalistrikan dapat dilakukan melalui peningkatan kondisi intern perusahaan untuk men- dapatkan tingkat efisiensi yang tinggi. Kondisi itu meliputi rasio- nalisasi dalam pengorgani- sasian, permodalan, prosedur kerja dan peningkatan kuali- tas sumber daya manusia. Mengingat terbatasnya lahan pekerjaan, maka kesepakatan yang bersifat ker- jasama dan saling menunjang antar sesama anggota asosi- asi harus diupayakan demi ke- langsungan usaha, ucapnya. AKLY melihat, agar kelis- trikan bisa ikut tinggal landas pada Pelita VI mendatang, maka rekayasa dan rancang bangun dalam kerjasama de- ngan pihak asing harus dibuat Pertambangan - Energi Lanud dan Taware Contoh Pertambangan Skala Kecil Manado, NERACA hingga melibatkan segenap DAERAH pertambangan masyarakat untuk sekaligus emas di Lanud Kabupaten Bo- menyerap modal dan teknologi. laang Mongondow dan di Lem- bahTaware Kabupaten Sangir Ta- laud (Satal) akan dijadikan wilayah percontohan pengem- bangan pertambangan skala kecil (PSK) di Sulawesi Utara (Sulut). PSK juga akan dikembangkan di daerah pertambangan emas di Sulawesi Selatan, Kalimantan dan di Jawa Barat, kata Dirjen Per- tambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi Ir. Kosim Gandataruna kepada war- tawan, di Manado, Sabtu seusai mengadakan tatap muka dengan Gubernur Sulut, C.J. Rantung. Ia menambahkan, sesuai de- ngan Undang-Undang tentang Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR), aktivitas pertambangan emas di WPR hanya terbatas menggunakan pola tradisional. Untuk menampung aspirasi masyarakat, dikembangkan pola PSK agar teknologi serta modal dapat berkembang dan dapat dimanfaatkan masyarakat guna menunjang aktivitas pertamba- ngan rakyat itu. Konsep PSK dikembangkan sesuai dengan sistem nasional, yakni berdasarkan atas asas keadi- lan. Sehingga membawa manfaat dalam usaha meningkatkan pen- dapatan masyarakat guna men- capai taraf hidup yang lebih baik. Dirjen Pertambangan Umum mengatakan, pendekatan musya- warah sangat penting dalam membebaskan areal untuk kegia- tan explorasi pertambangan emas di atas perkebunan milik masya- rakat. Melalui musyawarah, diberi- kan ganti rugi tanaman kepada masyarakat pemilik lahan per- tanian, tegas Kosim Gandataruna sembari menambahkan, keten- tuan melalui prinsip musyawarah itu sesuai dengan peraturan. Kegiatan explorasi memakan waktu cukup lama dan perusahaan kontrak karya diberikan tenggang waktu penelitiannya mencapai tujuh tahun, baru dilihat apakah layak tidaknya, kata Kosim. Penelitian pertambangan emas di Sulut termasuk belum lama dimulai yaitu 1985, sehingga pengetahuan tentang jumlah deposit emas daerah itu masih sangat minim. Potensi emas Sulut, menurut Kosim, sangat besar. Namun perlu pengkajian lebih jauh dan cermat, karena di dunia ini tidak ada tambang emas yang sama karakteristiknya. Kosim menegaskan pula, pola pengembangan PSK akan dila- ksanakan bersamaan dengan pengembangan koperasi. Se- Palembang, NERACA PERTUMBUHAN industri nonmigas di daerah Sumbagsel yang terus melaju pada Pelita V ini, mengharuskan Pertamina sedini mungkin untuk berusaha mengembangkan distribusinya. Baik sarana timbun BBM maupun Non-BBM yang telah ada selama ini. Di samping itu, harus pula melakukan persiapan bagi pengembangan pemanfaatan BBG (bahan bakar gas), utamanya di Sumatera Selatan yang dijadikan sebagai pilot pro- jectnya. Berikut menyiapkan pipanisasi BBM sepanjang 200 m dengan prioritas pipanisasi Kilang Musi Kertapati sepanjang 15 km. Hal itu dikemukakan Pimpi- Untuk mendapatkan ongkos produksi yang bersaing, kata Amir Abdillah, maka kompo- nen itu harus dibuat didalam negeri dengan peralatan canggih, walaupun dananya sangat besar. Modal itu dapat terbayar kembali melalui volume penjualan dalam negeri dan ekspor yang harus mendapat dukungan sepenuhnya pihak pemerintah, agar proses tinggal landas untuk semua sektor pembangunan dapat dilakukan secara bersama. Strategi ini, katanya, harus mendapat dukungan penuh semua pihak sebab dampaknya akan mengganggu jaringan perdagangan internasional pihak prinsipal asing, namun ini cara terbaik dalam melakukan lompatan kema- juan. Dampaknya secara na- sional dari keberhasilan pem- bangunan kelistrikan nantinya terlihat dengan makin meningkatnya pelaksanaan pembangunan sektor lainnya, terutama ekspor non migas yang kini digalakkan sebagai sumber utama pemasukan devisa bagi negara. (Frederich C Kuen). Ir. osim Gandataruna me- ngatakan, penerbitan penamban- gan emas tanpa izin (Peti) harus dilakukan secara manusiawi Pertamina Jadikan Sumsel Pilot Project BBG Menurut Kosim, kelemahan yang ada dalam melaksanakan penerbitan Peti, antara lain ku rangnya sarana dan prasana yang mendukung kelancaran opera- sional di lapangan serta ter- batasnya dana dan lemahnya koordinasi antar instansi terkait Salah satu mata rantai yang harus diputuskan dalam kegiatan penertiban Peti itu adalah adanya para cukong yang beroperasi di wilayah pertambangan tanpa izin ini. Bila mereka (para cukong) itubisa ditertibkan dengan cepat, berarti 90% permasalahan sudah teratasi. Sesuai hasil pengamatan se- mentara ini di beberapa daerah Peti telah terjadi pencemaran air raksa yang melebihi ambang batas, kata Kosim/ Hal itu dapat menimbulkan dampak negatif ter- Kosim Gandataruna menga- takan, kegiatan Peti mengganggu aktivitas explorasi para peru- sahaan pemegang kontrak karya. hadap kelestarian alam (Ant) melalui pendekatan edukatif dan persuasif. Di samping itu, juga dite- rapkan tindakan hukum terhadap mereka dengan sanksi sesuai peraturan yang berlaku, kata Ir. Kosim yang didampingi Direktur Teknik Pertambangan, Ir. Dibjokuntjoro, Direktur Aneka Tambang Ir. Anton Breiner, Letkol. Nainggolan dan Kol. Soedaryanto masing-masing dari Bakorstranas serta Wakil Guber- nur Sulut, Drs. Abdullah Mokoginta selaku ketua tim pe- nertiban Peti di Sulut. Cirebon, NERACA Produksi Energi UEP III Capai 51.711 Barel PRODUKSI minyak mentah, gas alam, gas CO2 dan panas bumi (geothermal) Pertamina Unit Explorasi & Produksi (UEP) III 1988/89 tercatat sampai akhir April seluruhnya mencapai 51.711 barel setara minyak per hari. Pimpinan Pertamina UEP III EM Wongkaren didampingi Kepala Humas TB Alin, Ka Ops Ir Djuhana Pjs Ka Umum Dr. Let Kol Inf Hendrik dalam acara Hendarin Musa dan Ka Security tatap muka dengan para warta- wan di kantor Klayan Cirebon baru-baru ini mengemukakan, jenis produksi Pertamina UEP III tahun ini yang mengalami pe- ningkatan atau naik bila dibanding tahun sebelumnya, hanya jenis minyak yakni rata-rata naik 3.000 barel per hari (bph). Sedangkan untuk jenis gas produksinya masih tetap atau tidak mengalami kenaikan, lan- taran peningkatan produksi gas sangat ditentukan dan sangat ter- gantung dari konsumsi, pembeli atau pemakai. Walau begitu, khusus mengenai potensi gas alam, CO2 dan geothermal yang ada di ber- bagai daerah dalam Wilayah Kerja Pertamina UEP III saat ini cukup besar. Karenanya sangat diperlukan keikutsertaan pihak ketiga, yakni pihak swasta dan mau memanfaatkan lebih banyak potensi gas yang dimiliki Per- nan Umum Pertamina Daerah Sumbagsel (PUD), Ir Bambang Malana pada acara serah terima jabatan Kepala Keuangan UPDN- II Pertamina Daerah Sumbagsel dari Drs Faried Ali kepada pejabat baru Adnan H Salahuddin di gedung Komering Plaju, baru- baru ini. Pejabat baru itu sebelumnya adalah Kepala Keuangan UPDN- VIII di Jayapura, sementara Fa- ried Ali pindah menjadi Kepala Keuangan UPDN-V di Surabaya. PUD Pertamina Sumbagsel itu mengingatkan setiap menerima tanggungjawab baru, memang seharusnya kita lebih dulu meng- adaptasi diri dengan waktu yang berbeda-beda. Tergantung pola pikir seorang untuk berintegrasi dengan organisasi, rekan sekerja dan lingkungan. Begitu juga upaya pe- ningkatan efisiensi dan pro- duktivitas yang berkaitan dengan keuangan, PUD mengharap agar betul-betul memperhatikan cost benefit ratio & cost saving. Se- hingga setiap pembiayaan bisa memberi nilai tambah terhadap penerimaan perusahaan secara korporat. Karena itu, di setiap pelaksanaan kerja menurutnya disesuaikan dengan kebijakan yang telah digariskan.. Untuk itu penertibannya harus dilaksanakan secara konsep- sional. Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan'91 Feb Mar Apr Mei Jun Halaman II tamina. Lebih lanjut dikatakan, biaya produksi yang dikeluarkan Per- tamina UEP III saat ini sebesar US$ 6,57 per barel setara minyak, yang berarti termasuk paling rendah dibanding biaya produksi yang dikeluarkan unit lainnya di lingkungan Pertamina. 18.49 Menurut EM Wongkaren, rendahnya biaya produksi ini karena Pertamina UEP III telah berhasil melakukan efisiensi dengan lebih menekankan ke- dalam. Terutama terhadap para karyawan agar lebih banyak memberikan partisipasi kerja, ketimbang kerja sebelumnya. 18.57 Sementara Kepala Humas Pertamina UEP III TB Alin menambahkan, hasil produksi berupa jenis minyak mentah di- salurkan untuk expor sebanyak 11.516 bph dan untuk diolah Kilang dalamnegeri 811 bph. Di bagian lain ia mengi- ngatkan, sektor migas sampai kini masih tetap dominan, mengingat kenyataan selama Pelita I-IV peran migas itu berkisar 81% hingga 97% dari keseluruhan nya. (K.6) Untuk jenis gas alam, gas CO2 dan geothermal disalurkan kepada PLN Kamojang krakatau Steel, Pupuk Kujang, PGN, Pabrik Semen Palimanan Cirebon dan PLN Sunyaragi Cirebon. Selain itu juga untuk keperluan perco- baan dan masih ada gas yang dibakar atau susut. Mengenai rincian produksi Pertamina UEP III dalam 1988/ 89, yakni untuk jenis minyak 12.158 bph gas alam 41.349 barel setara minyak perhari, gas CO2 88 barel setara minyak per hari dan geothermal 5297 barel setara minyak per hari (K.11) *** pemakaian energi komersial di dalam negeri. Utamanya di- tujukan untuk industri Petrokimia sebagai penyedia bahan baku industri hilir. Untuk itu, pemerintah telah menetapkan landasan operasional dalam Repelita V dalam hal Pembekalan Dalam Negeri (PDN) dengan tujuan pokok mengingatkan kemampuan efisi- asi, produktivitas serta distribusi minyak dan gas bumi. Perkembangan Harga Minyak Jakarta, NERACA PERKEMBANGAN harga minyak mentah pada perdagang- an akanan (future trading) hari Jum'at 1 Desember di New York Mercantile Exchange dari jenis minyak West Texas Intermedi- ate untuk kontrak penyerahan bulan berlainan dalam USS per barel menurut laporan Associated Press adalah sebagai berikut : Penyerahan Buka Tinggi Rendah Tutup 19.87 20.32 19.82 20.30 19.70 19.67 20.13 19.59 20.09 19.44 20.00 19.38 19.91 19.26 19.70 19.23 19.13 19.60 19.13 19.56 19.00 19.30 19.97 19.42 18.91 19.05 19.83 19.28 18.85 19.03 19.85 19.15 18.75 18.85 18.73 19.04 18.67 18.67 18.67 18.95 18.61 18.66 18.61 18.89 18.56 18.70 18.56 18.86 18.84 18.82 18.81 18.80 18.78 18.77 Sementara sasaran yang akan dicapai menurut Bambang Nala- na, dari sektor PDN di Pelita Vini adalah memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri sekitar 150 juta kiloliter setiap tahun. Untuk memperluas pemakaian bahan bakar gas (BBG) disebutkan tar- get 150.000 kendaraan sampai akhir Pelita V kelak, berikut mendistribusikan gas itu melalui pipa sebesar 129 BCFT untuk industri rumah tangga. Berkenaan dengan hal itu, katanya sejumlah kebijakan te- lah ditetapkan, di antaranya meningkatkan kelancaran pe- nyaluran BBM di dalamnegeri lewat perbaikan pola distribusi, pengembangan sarana penimbu- nan, bongkar muat, transit termi- nal dsb. Karenanya distribusi produk non BBM dilaksanakan dengan mengembangkan sarana pembekalan non BBM di bidang pengangkutan dengan perluasan jaringan pipanisasi. Turut menyaksikan serah ter- ima itu Kepala Subsidi Pengen- dalian Drs Moelyono, Manajer UPDN II Ir Kuswadi. Manajer Keuangan Drs I Gusti Ngurah Sudana serta tim manajemen lain- 18.49 11 Perubahan naik .41 naik.42 naik .44 naik 39 naik 39 naik 39 naik .39 naik 39 naik 39 naik 39 naik 38 naik. 37 naik 37 naik 37 naik .37 naik 37 36 naik naik 36 Seni F Jal law tia lav sat per Da dis mu der an mi dil Wi dil ka ya