Tipe: Koran
Tanggal: 1989-12-04
Halaman: 08
Konten
Senin, 4 Desember 1989 PERTANIAN - KEHUTANAN - KLH Tehnologi Pilihan Tantangan Masa Depan Pertanian Jakarta, NERACA MENCIPTAKAN dan memilih teknologi merupakan salah satu tantangan masa depan dalam pembangunan sektor per- tanian yang masih merupakan salah satu andalan bangsa Indo- nesia. Hal itu dikemukakan oleh Menteri Muda Pertanian Prof. Dr. Ir. Syarifuddin Baharsyah dalam makalahnya di depan Konvensi dan Munas Korps Alumni HMI (KAHMI) IV yang berlangsung Jakarta, NECARA KOORDINASI antarinstansi yang sangat terlibat langsung sangat menentukan respon peta- dan keberhasilan program-pro- gram TRI (Tebu Rakyat Intensi- fikasi) di Pulau Jawa. Hal itu ditegaskan oleh Kepala Bagian Hubungan Kelembagaan Dewan Gula Indonesia, Maswar, ketika menjawab pertanyaan NERACA mengenai masalah pelaksanaan program-program TRI di Pulau Jawa, Jum'at di- ruang kerjanya. Instansi yang terlibat langsung itu adalah; Dinas Pertanian dalam membimbing petani menguasai teknologinya, Departemen Dalam Negeri dalam memperjelas status tanah, dan Departemen Keuang- an dalam menyediakan kridit. Ditambahkan oleh Miswar, tanaman tebu ini sangat dipenga- ruhi oleh musin. Pada saat per- tumbungan vegetatif atau 2 dan 3 bulan setelah tanam, membu- tuhkan curah hujan yang tinggi. Dan 2 atau 3 bulan sebelum panen membutuhkan suhu yang tinggi, agar kadar gulanya tidak berku- rang. Pada saat seperti inilah koor- dinasi instansi yang terkait Koordinasi Antar Instansi Tentukan Keberhasilan Program TRI kan, sebab pabrik tentu saja tidak ingin rugi. Apalagi merubah kebiasaan petani yang semula bertanam padi, sekarang bertanam tebu memerlukan kesabaran, keuletan, dan bimbingan yang terpadu dari Dinas Pertanian, Departemen Perindustrian, Departemen Dalam Negeri dan Departemen Keuangan. Sebagai contoh, Miswar mengatakan, di Sragen pada saat ini lahan kering sudah ditanami 2.591 ha, dan 2.818 ha lahan basah. Di akhir Pelita V nanti diharapkan perbandingannya menjadi 74% lahan kering, dan 26% lahan basah. Lebih lanjut dikemukakan bahwa rata-rata dari 100 orang ibu-ibu yang hamil diantaranya 40 orang menderita anemi gizi. Hal yang sama juga dialami oleh 20 anak balita dari 100 balita di Indonesia. Oleh karena itu menurut Ar- syad, masih banyak yang harus dilakukan dalam masalah pa- ngan dan gizi di Indonesia ini karena masalah spektrum pa- ngan dan gizi ini sangat luas dan cukup serius, di Jakarta, Sabtu. Menurut Syarifuddin yang berbicara setelah Gubernur Sulsel A. Lala, tantangan lain yang ti- dak kalah besarnya adalah jum- lah penduduk yang terus meningkat, pengelolaan dan pe- lestarian sumber daya dan inves- tasi di bidang pertanian. Mengutip apa yang diung- kapkan oleh Direktur PAU Pa- ngan dan Gizi IPB, Dr. Ir. Aman Wirakartakusumah, Arsyad mengatakan bahwa spektrum masalah gizi dan pangan ini Dikatakan, selain jumlahnya yang besar, penyebaran penduduk di Indonesia belum proporsional. Di satu daerah kelebihan pen- duduk dan di daerah lain masih AKARTA EN PERS langsung sangat menentukan. Bila ketiga instansi ini tidak singkron, sementara musim tanam sudah datang, akibatnya petani dirugikan. "Kalau sudah begini daya tarik petani menanam tebu menjadi berkurang,"ujarnya. Menurut Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ketika menjawab pertanyaan komisi IV DPR RI belum lama ini di Pulau Jawa masih ada sekitar 250.000 ha lahan kering, yang dapat dikembangkan menjadi areal tebu. Misalnya di Madura 70.000 Ha, Sragen 40.000 Ha, Blora dan Cepu 100.000 Ha, dari Madiun Selatan sampai Malang Selatan 20.000 Ha, Ta- sikmalaya sampai Ciamis 20.000 Ha. Kalau lahan kering ini, seluruhnya dimanfaatkan untuk TRI, sedangkan pabrik gula yang baru, yang menampung tebu ti- dak diizinkan lagi di Pulau Jawa. Maswar, menjelaskan, hal itu tidak menjadi masalah, asal ker- jasama pabrik dan petani sejak sekarang berjalan baik. Pabrik Gula tentu akan me- nambah kapasitasnya, untuk menampung tebu yang berlim- pah. Diakui oleh Miswar, me- mang tidak semudah dibayang- Bogor, NERACA Balita Indonesia Masih RATA-rata sebelas dari 100 anak balita di daerah pedesaan Banyak Kekurangan Gizi Indonesia mengalami rang dan buruk (KKP) dan dela- pan dari 100 anak kita di daerah perkotaan di Indonesia menga- lami masalah yang sama. Hal itu dimaksudkan olch, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. DR. Ir, H. Sitanala Arsyad ketika membuka seminar "Upaya Perbaikan Konsumsi Pangan dan Gizi Masyarakat Me- nyongsong Era Lepas Landas", pekan lalu di Kampus IPB Der- maga, Bogor. meliputi aspek produksi, penyediaan, konsumsi dan status gizi serta program faktor yang berkaitan dengan aspek-aspek tersebut diatas sehingga meru- pakan bidang yang sangat kom- pleks. PENGEMBANGAN budi- daya udang di tanah air seka- rang ini harus memper- hitungkan situasi dan kondisi pasar internasional mengingat persaingan di pasar ekspor yang semakin tajam. Di samping itu mutu harus tetap dijaga dengan memper- hitungkan persediaan stok udang di pasar dunia yang menumpuk serta harus di- fikirkan upaya melakukan te- robosan pasar di beberapa ne- gara potensial. jangka panjang II akan meru- pakan kelanjutan dari kebijak- sanaan pangan dan gizi yang sekarang dan diperkirakan akan semakin ditingkatkan. Untuk itu, pola tambak "serba guna" merupakan jawaban terhadap pengemba- ngan budidaya komoditi prima- dona sektor perikanan tersebut, kata Dirjen Perikanan, R. Soeprapto kepada ANTARA. Pola tersebut mulai dimsya- rakatkan di beberapa daerah pengembangan budidaya udang, yang sekaligus dimak- sudkan pula untuk menghindar- kan petani, pengusaha udang serta eksportir dari kerugian akibat permainan harga di pasar dunia. Menurut Soeprapto, pe- ngembangan melalui sistim konstruksi serba guna dengan dasar tambak rata diatur sede- mikian rupa sehingga dapat dikerjakan secara tradisional, semi intensif maupun intensif penuh. kekurangan penduduk. Menurut Syarifuddin, investasi adalah kunci pembangunan. Bila pembangunan ingin terus ber- lanjut, investasi harus ada. "In- vestasi mendorong terciptanya kesempatan kerja yang mentrans- formasi penduduk yang besar jumlahnya menjadi asset na- sional," kata bekas Ketua HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) di IPB Bogor semasa mahasiswa. Untuk pola tambak yang di- kerjakan secara intensif penuh, menurut Soeprapto hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang sudah profesional, sebab bila gagal, kerugiannya akan sangat besar. Oleh sebab itu menurut Ar- syad peran serta berbagai pihak baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaannya dan dalam evaluasi program sangat diper- lukan dalam mengupayakan per- baikan konsumsi pangan dan gizi masyarakat ini. Sehingga di harapkan dapat memberikan dampak pada pe- ningkatan kualitas manusia In- donesia sebagai salah satu modal pembangunan. Saat ini meskipun GBHN yang sedang berjalan merupakan GBHN yang terakhir dalam pembangunan jangka panjang tahap I diperkirakan arah kebijak- sanaan program pangan dan gizi pada tahapan pembangunan Selatan, Kalimantan Tengah, Su- Sedangkan klasifikasi daerah rawan gizi yang prevelansi ra- wan gizinya lebih dari 12% di In- donesia ini meliputi Kalimantan lawesi Tenggara, Sulawesi Sela- tan, Irian Jaya, NTT, Sulawesi Tengah, Maluku, Riau, dan Ti- mor-Timur. (Henny/3) Biaya produksi pola ini bisa mencapai Rp 40 jutalhektarl musim tanamn dengan peneba- ran benur (bibit udang) 100 sampai 250 ribu ekor/hektarl musim tanam. Pengembangan pola tra- disional dan semi intensif dapat dilakukan oleh petani tambak secara umum, karena selain biaya produksi tidak terlalu Sampai sekarangpun, ujarnya, minat para investor di bidang Produksi pada un pertama rata-rata 500 sampai 600 kwintal per ha. Pada tahun kedua menjadi 700 sampai 800 kwintal per ha. Hal ini disebabkan kondisi tanah pada tahun kedua lebih subur, karena sisa akar tanaman pada tahun pertama menjadi humus, dan strukutur tanah lebih gem- bur. rata-rata Hasil yang diperoleh petani tahun pertama Rp 800.000 sampai Rp 900.000 per Ha, dan Tahun kedua sekitar Rp 1.100.000 per ha. (Andrianus/3) besar, resiko galpun kurang, disamping has mutunya baik, karena ukuran udang yang dipiara di tambak tradisional dan semi intensif akan lebih besar dibanding udang yang dikembangkan di tambak de- ngan pola intensif penuh. Kelebihan dari sistim kon- struksi tambak serba guna yang pertama kali dikembangkan Sementara itu dalam presen- tasinya yang disampaikan dalam seminar Kepala Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Drs. Benny A. Kodyat, MPA, mengungkapkan bahwa Berat Badan Rendah Lahir (BBLR) merupakan ukuran yang sering dipakai dalam menilai keadaan gizi ibu dan anak. Saat ini sejak 1982, prosen- tase BBLR Indonesia tidak meng- alami banyak perubahan. Jika tahun 1983 prosentase BBLR sebesar 5,15% maka tahun 1984 menjadi 7,53% dan tahun 1985 sebesar 5,22% dan 5,32% pada tahun 1986. Propinsi yang tahun 1986 masih mempunyai BBLR yang cukup tinggi adalah Sumatra Utara, Maluku, Riau dan Lam- pung. Pola ini memanfaatkan sirkulasi pembuangan limbah pakan melalui satu pintu. Oleh: Frederich C. Kuen oleh Kepala Budidaya Air Payau Jepara, Dr. Madi yakin mampu menghindarkan tambak dari kemungkinan tercemar atau ter-kontaminasi pakan udang yang berlebihan dan mengendap di dasar tambak yang kelak berubah menjadi sikap tegas dengan memu- langkan mereka dan meng- gantinya dengan tenaga dalam negeri. racun. Salah satu faktor utama penyebab kehancuran pertam- bakan udang dil aiwan adalah tercemarnya tambak akibat kontaminasi pakan udang yang dibuat secara kimiawi. Menurut Soeprapto, kon- struksi tambak yang selama ini dikembangkan di tanah air adalah yang berlubang di te- ngah, sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi pakan itu. Tambak konstruksi serba guna kini dikembangkan di beberapa daerah pengemba- ngan potensial seperti di Su- lawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sumbawa dan Pulau Jawa dan berhasil. Ini mem- buktikan bahwa tenaga ahli dalam negeri tidak kalah oleh tenaga asing, sebab mereka lebih tahu secara pasti sifat tambak dan iklim pada daerah pengembangan, tutur Dirjen. Pemakaian tenaga asing dipertambakan selama ini ter- bukti banyak menimbulkan kerugian, karena panen sering gagal. Untuk itu lalu diambil pertanian masih kecil. Investasi lebih besar di perkotaan, bukan dipedesaan. Kurangnya minat investor menanamkan modalnya di pede- saan khususnya di bidang usaha pertanian adalah karena belum memadainya sarana di lingku- ngan daerah pertanian, tam- bahnya. Tambak Serba Guna Masalah "Hasilnya memuaskan," kata Dirjen setelah menerim.. laporan dari Kepala Dinas Perikanan di beberapa Pro pinsi. Menurut Menmud, spektrum pemeliharaan teknologi saat ini dan dimasa datang akan semakin luas. Selain itu teknologi berkem- bang terus begitu cepat. Dalam memilih teknologi kita harus bi- jaksana, kata Menmud. "Dalam pemilihan teknologi yang harus dipikirkan adalah penyesuaian dengan daerah dan produktivitas. Bukan masalah canggih tidaknya teknologi yang dipilih, tapi yang penting efisiensi dan produktivitas," kata Syari- fuddin. Keunggulan Mutu UNTUK menjaga citra komoditi udang Indonesia di mata dunia, pihak Dirjen Peri- kanan secara terpadu dengan Imigrasi maupun aparat di daerah melakukan penga- wasan ketat terhadap pema- kaian tenaga ahli asing di sektor budidaya ini. Pada bagian lain, Syarifuddin mengemukakan, rendahnya kemauan para pemuda untuk bertani, karena bertani adalah pekerjaan berat dengan pro- duktivitas rendah. Selain itu gambaran bertani di masa depan bagi pemuda belum jelas. Menurut Syarifuddin, dalam hal ini para pemuda tidak bisa disalahkan. Sebab sebelum memasuki suatu pekerjaan untuk tumpuan masa depannya, seorang pemuda akan melihat masa de- pan di pekerjaan yang akan dipilihnya. "Kalau ia mampu. seorang pemuda akan lebih senang be- kerja di belakang mesin dari pada di belakang seekor atau sepasang sapi," kata Menmud Syarifuddin. Sementara itu Ketua Umum Korps Alumni HMI (KAHMI) Syukri, SE dalam sambutannya pada pembukaan mengatakan dalam pembangunan jangka panjang I yang hampir selesai, telah banyak yang berhasil diraih bangsa Indonesia. Namun tan- tangan yang dihadapi untuk melanjutkan pembangunan teru- tama dalam memantapkan ke- rangka landasan tidaklah semakin menyusut, bahkan sebaliknya. Pemasaran "Menyadari akan tahapan perjuangan bangsa di mana de- wasa ini sedang berlangsung upaya-upaya untuk memantapkan kerangka landasan maka KAHMI menyadarai perlunya segenap potensi bangsa untuk ikut mengambil bagian secara opti- mal dalam memantapkan ke- rangka landasan tersebut, teru- tama dalam memperkecil kesenjangan-kesenjangan yang masih ada di kalangan masya- rakat," ujar Syukri. Syukri menilai, keberhasilan yang telah dicapai selama ini antara lain adalah tercapainya swasembada beras, naiknya kuali- tas hidup, proporsi penduduk miskin berkurang dan diakuinya Indonesia dalam forum interna- sional sebagai negara yang meningkat dari negara berpen- dapatan rendah menjadi berpen- dapatan menengah. Menurut Syukri, peningkatan tantangan yang akan dihadapi terjadi karena keberhasilan pem- bangunan yang melahirkan hara- pan dan tuntutan yang semakin meningkat dari masyarakat ter- hadap pembangunan itu sendiri. (3) "Bila ditemukan tenaga yang menyaru sebagai ahli, masuk tidak sesuai ketentuan atau memanipulasi visa wisata, akan diambil tindakan tegas dengan cara mengusir mereka," kata Soeprapto. Dari beberapa eksportir diperoleh keterangan, keung- gulan udang Indonesia di- banding beberapa negara produsen lainnya terutama pada segi mutu yang disesuai- kan dengan ketentuan WIIO dan FAO. Udang Indonesia ukuran- nya lebih besar dan rasanya agak manis, karena dikem- bangkan melalui teknologi sederhana menggunakan pola tradisional dan semi intensif dengan pakan alamiah. Sirkulasi airnyapun baik, sebab pengembangannya di- lakukan di daerah pesisir pan- tai yang langsung berbatasan dengan laut. Potensi pengembangan budidaya udang di tanah air besar, sangat karena daerahnya terdiri dari pulau- pulau dan memiliki jutaan hektar hutan bakau. Provinsi Sulawesi Selatan, salah satu daerah pengemba- ngan budidaya udang poten- sial, kata Husain Ibrahim, sekretaris Kamar Dagang dan Industri Sulsel. memiliki 150.000 hektar tambak. Dari jumlah itu baru 65.000 hektar yang dikelola. Petani di Propinsi itu tetap menggunakan pola pengem- bangan tradisional dan semi intensif, walaupun beberapa pengusaha bermodal kuat mulai menggunakan pola in- tensifikasi penuh. HARIAN NERACA Selama ini udang meru- pakan komoditi primadona ekspor Sulsel setelah Nikel, katanya. SAHID JAY HOTEL Atasi Udang 101 Dompu, NERACA BUPATI Dompu Drs. H. Umar Yusuf, Msc mensinyalir, beberapa kegiatan yang berpe- ngaruh terhadap kelestarian ka- wasan hutan di wilayah Kab. Dompu relatif belum dilak- sanakan. Beberapa Kegiatan Kelestarian Hutan belum Dilaksanakan Bupati mengatakan hal itu seusai kunjungan kerjanya di kawasan hutan di Kab. Dompu, baru-baru ini. Ia mengatakan, kegiatan yang diduga belum dila- ksanakan itu, misalnya pemba- ngunan dan pembinaan kawasan suaka. Perlindungan dan pengem- balian flora dan fauna yang sudah langka. Juga rehabilitasi hutan bakau serta pengukuhan tapal batas hutan, demikian pula untuk pembangunan Taman Buru Tambora Selatan. Dia mengatakan, dengan melaksnakan usaha-usaha pengo- lahan sumber alam dan lingku- ngan hidup di wilayah Kab. Dompu dengan baik, diharapkan produktifitasnya tidak menurun serta ekosistemnya tetap terjamin secara lestari. Karena itu masalah ini harus ditangani secara lintas Mataram, NERACA LUAS areal perkebunan yang diproyeksikan Nusa Tenggara Barat hingga akhir Pelita V mencpai 143.985 hektar dengan produksi sekitar 67.798 ton. Tim Pemutahiran Data Kan- tor Wilayah Departemen Perdagangan NTB yang ber- anggotakan pejabat dari Kanwil Pertanian, Koperasi, Perhubun- gan Perindustrian dan Pemerin- tah Daerah Tingkat I NTB men- gatakan hal itu kepada ANTARA, di Mataram pekan lalu. Untuk dapat mencapai proyeksi tersebut serta berdasar- kan kondisi sumber daya alam dan kontribusi pembangunan daerah maka dilakukan strategi pengembangan jenis komoditi yang dapat dijadikan mata daga- ngan ekspor maupun antarpulau. Strategi NTB tersebut yaitu pengembangan yang dipacu de- ngan pertumbuhan tiap tahun di Melimpah PERSEDIAAN udang dunia tahun 1989 menurut Business Star yang mengutip suatu studi untuk Bank Dunia, cukup melimpah. Para produsen kini meng- hadapi melimpahnya udang yang mencapai 70.000 ton, sementara tekanan terhadap harga udang akan terus ber- lanjut dalam tiga tahun ini, kecuali jika pasar-pasar baru dibangun. KONVENSI DA Sasaran Hasil Perkebunan di NTB 67.790 Ton Negara produsen udang po- tensial sekarang ini antara lain Taiwan, Thailand, China, In- donesia, Malaysia, India dan lainnya. Untuk Indonesia, 80 persen dari ekspor udangnya dipasar- kan ke Jepang, selebihnya ke negara-negara maju lainnya seperti Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan Eropa. Ekspor komoditi itu akan terus ditingkatkan secara pro- fesional melalui kerjasama dengan negara produsen udang di ASEAN agar harga tidak dipermainkan oleh pihak ketiga. Indonesia dalam periode Bank Dunia menga- semester pertama tahun 1989 lokasikan dana untuk saluran mengekspor udang beku seba- irigasi di empat kabupaten di nyak 35.696 ton bernilai 280,85 Sulsel bagi 11.000 hektar juta dolar AS atau mengalami tambak, sehingga diperkirakan peningkatan volume 41,20 dalam Repalita V ini, Sulsel persen dan nilai 28,25 persen akan mencatat peningkatan dibanding periode yang sama ekspor udang yang cukup tahun 1988. besar. MUSYAWARAH NASIONAL KAHN COND AN MEMASUKI ERA TINGGAL LANDAS Sahid Jaya Hotel 2-3 Desember 1989 DALA 1. Ini membuktikan bahwa ekspor udang Indonesia tidak terpengaruh oleh situasi dunia, kata Soeprapto pula. sektoral oleh berbagai instansi. Disamping itu adanya peran serta swadaya dan kesadaran masyarakat, termasuk organisasi- organisasi masyarakat dan fihak swasta. Pengamanan hutan di wilayah Dompu yang luasnya 145.000 Ha, menurut Bupati, perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya kerusakan hutan, adanya perla- dangan liar, penyerobotan hutan, kebakaran hutan dan pencurian hasil hutan. Bupati menegaskan pula bah- wa akhir-akhir ini kawasan hutan di Kabupaten Dompu cukup mencemaskan akibat mening- katnya perladangan liar, pencu- rian kayu hutan dan sebagainya. Karena itu usaha penyuluhan perlu lebih diintensifikan kepada masyarakat yang tinggal dekat dengan kawasan hutan. Selain itu juga perlu membuat dan mengin- tensifkan hutan penyangga. Disamping itu hendaknya juga membangun tanggul-tanggul ali- ran sungai dan mendidik kader- kader-kader pencinta alam bupati. (Ant). atas lima persen meliputi jenis tanaman kelapa, jambu mete, kopi, vanili dan kapas. Pengembangan yang diha- rapkan pertumbuhannya sekitar dua hingga lima persen per tahun adalah jenis tanaman pinang, kapuk dan tebu. Adapun pengembangan yang dimantapkan dengan pertum- buhan diharapkan satu hingga dua persen setahun meliputi jenis tanaman cengkeh, asam, tem- bakau, kemiri, wijen, dan jarak. Sedangkan komoditi yang diperkenalkan adalah coklat, lada, pala dan kayu manis. Untuk tahun pertama Pelita V yaitu 1989/1990 dilakukan kegia- tan pembibitan jambu mete seba- nyak 1.275 kilogram pada areal seluas 956 seluas 956Ha, kelapa hybrida 66.150 butir, areal 330 Ha, kelapa 15.000 butir untuk pe- nanaman 100 Ha. Ia menjelaskan, harga-harga bahan bakar telah dikurangi tujuh kali oleh Presiden Corazon Aqui- no sejak ia berkuasa tiga seten- gah tahun lalu. (Ant). Surat Kabar Ekonomi HARIAN NERACA KAHMI : Menteri Dalam Negeri Rudini sedang membacakan amanat Presiden RI Soeharto dan sekaligus membuka Konvensi dan Munas Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) IV di Jakarta Sabtu (2/12). FOTO: ANTARA) Budaya tak Buang Sampah Sembarangan Perlu Ditingkatkan Jakarta, NERACA BUDAYA masyarakat untuk tidak membuang sampah semba- rangan terutama ke kali perlu lebih ditingkatkan, mengingat air kali merupakan satu sumber baku bagi pengadaan air minum di samping keperluan kehidupan lainnya Terlebih dalam rangka menunjang program Nasional Pembersihan Kali Ciliwung, Kali Cipinang dan Menyinggung masalah penye- Cisadane (Mokervart) melalui lesaian becak, Gubernur me- program kali bersih (Prokasih) nekankan agar aparat wilayah yang sedang giat dilaksanakan lebih meningkatkan penyuluhan, dewasa ini. Jakarta, NERACA DIRJEN Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA) Ir. Sutisna Wartaputra menegaskan, upaya-upaya konservasi (perlin- dungan, perawatan dan pelestari- an) sumberdaya alam harus ber- jalan, meski belum ada perangkat hukum yang mengaturnya. Sedangkan kopi sebanyak 125 kg pada areal 125 Ha, coklat 50.000 biji areal 30 Ha, cengkeh 25.000 pohon areal 50hektar, kapuk 20 kg pada luas 250 Ha, pinang 25.000 biji areal 30 Ha dan asam 15 Kg areal 50 Ha. Sedangkan pembibitan kimiri sebanyak 25 kg mencakup areal 12 ha dan vanili 11.275 stek di- tanam pada aral 450 ha. Bagi kegiatan intensifikasi kapas rakyat (IKR) dan intensi- fikasi tembakau virginia (ITV) para petani mendapat kredit tana- man dari bank melalui pengusaha pembina yang meliputi ITV seluas 1.556 Ha dengan penge- lola PT. BAT, PT. Jarum, PTP XXVII dan UD. Sumber Hidup. Dalam dengar pendapat de- ngan Komisi XI DPR (yang an- tara lain membidangi masalah Azcuna menambahkan, ben- lingkungan) 22 November lalu, sin premium naik 21,7 persen, ia juga mengemukakan bahwa bensin biasa 23,2 persen, diesel salah satu kendala di bidang dan karosin naik 34,05 persen konservasi sumberdaya alam dan bahan bakar pemanas naik 32,4 persen.. "Rancangan undang-undang tersebut sudah diajukan ke DPR dan mudah-mudahan bisa diber- lakukan sebelum Maret tahun depan," kata Sutisna yang di- dampingi Direktur Penyuluhan Konservasi Sumberdaya Alam Abdul Bari itu. ialah belum adanya undang-un- dang yang mengatur pelaksanaan- nya, sehingga hasil yang dicapai belum seperti yang diharapkan. Sementara kalangan DPR juga mengharapkan agar undang-un- dang tersebut perlu segera * Langganan dalam kota : 1 bulan = Rp 6.500,-/eks 3 bulan = Rp 17.500,-/eks 6 bulan = Rp 37.500,-/eks 12 bulan = Rp 70.000,-eks Luar kota + ongkos kirim * Pembayaran dimuka melalul Poswesel Dapat ditagih di alamat (untuk daerah Jakarta) B.D.N. Cabang Kramat A/C No. 01316 22.11.015 Bank BNI Cabang Kramat A/C No. 002890001 BRI Cab. Khusus Sudirman Rek No. 314568235 Bukopin: 004.1508.9 Giro Pos A. 13.350 Credit Card: Visa Medan, NERACA PADA akhir Pelita IV lahan kritis di Propinsi Sumatera Utara terdapat şekitar 943.084 hektar yang terletak di kawasan hutan seluas 73.661 ha dan di luar kawasan hutan 869.443 ha. Demikian diungkapkan Ke- pala Kanwil Kehutanan Sumut, Ir. Bambang Soekartiko kepada wartawan Jumat lalu di Medan. Lokas lahan kritis tersebut sebagian besar terletak disatuan wilayah pengelolaan DAS Asahan/Barumun (seluas 59.866 Ha berada didalam kawasan hu- tan dan 716.444 Haberada di luar kawasan hutan), dan sebagian terletak di kawasan DAS Sungai Wampu dan Sungai Ular (seluas 13.775 Ha berada di dalam ka- wasan hutan dan 152.999 Ha berada di luar kawasan hutan). "Undang-undang memang belum ada, tapi kita harus terus menggalakkan konservasi, ka- rena upaya itu sangat penting guna menjamin kelestarian dan pro- duktivitas sumberdaya alam, Untuk Rakyat DIRJEN PHPA juga me- negaskan bahwa konservasi ti- dak semata-mata ditujukan un- tuk kepentingan konservasi itu sendiri, tetapi juga diarahkan supaya memberi manfaat yang sebesar-besarnya kepada masya- khususnya hutan," katanya dalam rakat, khususnya yang tinggal di wawancara dengan ANTARA Jakarta, Sabtu petang. di sekitar hutan. Menurut Sutisna, undang- undang tersebut akan memberi- kan landasan dan kepastian hukum bagi pelaksanaan konser- vasi sumberdaya alam yang ter- diri dari daratan, khususnya hu- tan dan laut yang mencakup kekayaan alam yang terkandung di dalamnya seperti koral, karang dan ikan. Duta (DAS) lainnya yang terdapat di Wilayah DKI Jakarta. No. Tgl Berakhir. Gubernur juga meminta agar sarana WC benar-benar diperhati- kan dengan tidak membuang langsung ke kali, tetapi harus di- tampung di septictank, dengan demikian limbahnya tidak mence- mari lingkungan, khususnya ali- ran sungai. Hal itu ditegaskan Gubernur KDKI Jakarta Wiyogo Atmo- darminto di Kelurahan Tangki Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat ketika kunjungan kerja ke wilayah tersebut, selain di Kecamatan Tangki, Gubernur juga mengunjungikel. Keagungan dan Kel. Mangga Besar. Untuk itu kepada seluruh aparat Sedangkan kegiatan penghi- jauan yang dilakukan dalam diluar kawasan hutan dititik be- ratkan pada lahan-lahan priori- tas. Dalam Pelita IV sasaran yang wilayah agar meningkatkan penyuluhan dan pembinaan alih rangka rehabilitasi lahan kritis profesidantransmigrasi, sehingga. Gubernur dalam kesempatan tidak menutup lapangan kerja bagi ini meminta kepada seluruh aparat bekas penarik dan pengusaha wilayah terutama para lurah dan becak. camat untuk lebih meningkatkan Selanjutnya dikatakan, di lisasi 18.662, dalam bentuk hu- penyuluhan dan pengawasan, samping meningkatkan budaya tan rakyat, jenis kegiatan yang khususnya terhadap warga yang untuk tidak membuang sampah dilakukan berupa persemaian, bermukim di sisi sepanjang kali ke kali. bibit desa, penanaman, UPSA dan (KNI). pengendali. (Z.A.). tersebut dan daerah aliran sungai direncanakan 130.614 Ha rea- Master Konservasi Terus Berjalan Meski Undang-undang belum Jalan pembinaan dan sekaligus penerti- ban secara terpadu yang dilakukan dengan cara persuasif dan manusiawi. Sehingga program penghapusan becak pada tahun. 1990 dapat dituntaskan. diwujudkan, terutama karena konservasi juga merupakan salah satu langkah strategis untuk menjawab kekhawatiran kala- ngan tertentu yang menganggap bahwa hutan tropis Indonesia menghadapi ancaman. Lahan Kritis di Sumut 945.084 Hektar teraan Menhut Hasjrul Harahap pun pernah mengemukakan, kesejah- rakyat akan banyak mendukung keberhasilan konser- vasi, sehingga dalam hal ini WMF pun (badan internasional yang menghimpun dana bagi kepen- tingan konservasi margasatwa dan sumberdaya alam lainnya) berprinsip "conservation for people" (konservasi untuk rakyat). Halaman VIII Ir. Bambang Soekartiko, lebih lanjut menjelaskan bahwa, ber- dasarkan wilayah Daerah Aliran Sungai, Sumatera Utara terbagi atas 37 DAS, diantaranya terdapat 10 DAS yang diprioritaskan un- tuk direhabilitasi. Wilayah yang diprioritaskan yaitu: S. Wampu, S. Ular, S. Bah Bolon, S. Asahan, S. Bilah, S. Bárumun, S. Batang Gadis, S. Batang Natal, S. Lau Kumbi, dan S. Lau Renun. Sutisna selanjutnya menge- mukakan konservasi sumberdaya alam ekosistemnya merupakan salah satu tugas penting yang diemban Departemen Kehutanan. Tugas lainnya ialah mening- katkan produksi dan pemanfaatan hasil hutan dan rehabilitasi lahan. Adapun upaya yang dilakukan untuk menangani lahan kritis tersebut, Ir. Bambang Soekartiko mengatakan, melalui reboisasi, penghijauan, hutan kemasya- rakatan, pengendalian ladang ber- pindah, Konservasi tanah, penge- lolaan DAS terpadu, informasi dan penyuluhan. Menurut Ir. Bambang Soekar- tiko, kegiatan reboisasi dalam Pelita IV direncanakan 15.234 Ha realisasi mencapai 9.809 Ha (64,4%). Selain itu terdapat juga reboisasi Daerah Tangkapan Air (DTA) dan Danau Toba dengan target 3.250 Hadan realisasi 3.250 Ha. Pembangunan Hutan Taman Industri (HTI) di Padang Lawas seluas 2.200 Ha, HTI PT. Indor- ayon Utama 6.000 Ha, HTI PT. Sumatera Sinar Plywood Indus- tri 2.000 Ha. temnya dari kerusakan, mem- perkirakan akan datangnya keru- sakan dan melestarikan sumber- daya alam, paling tidak agar sumberdaya alam itu bisa kem- bali seperti keadaan aslinya. Penebangan Liar Hutan Tungkal Ilir Jambi, NERACA PENEBANGAN hutan se- cara liar masih terjadi di luar blok tebangan sebuah perusahaan yang mendapat izin beroperasi di kawasan hutan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung. provinsi Jambi. Seorang buruh perusahaan penebangan hutan yang tidak bersedia disebut namanya meng- ungkapkan di Jambi, pekan lalu, perusahaan itu selain beroperasi di dalam blok tebangan yang ditentukan, juga memasuki hutan di luar batas hutan tebangan. Perusahaan K.A. yang berkan- tor pusat di Jakarta itu melakukan kontrak kerjasama dengan peru- sahaan pemegang Hak Peng- usahaan Hutan (HPH), PT. Bh. I. juga berkedudukan di Jakarta, dan mulai melakukan penebangan di hutan Tungkal Ilir sejak dua bu- lan lalu. "Saya tahu persis rintisan batas antara blok-blok tebangan, ka-: rena juga ikut mengerjakannya," kata dia. Ia juga mengatakan, target konservasi sumberdaya alam sesuai tataguna hutan kesepakatan (TGHK) antara lain ialah mewujudkan hutan lindung sekitar 30 juta hektar dan hutan suaka termasuk taman nasional sekitar 20 juta hektar. PT. Bh.I. memiliki areal seluas 600.000 hektar di Tungkal Ilir, yang bagi oknum-oknum pelaku penebang hutan secara liar di Jambi, kawasan tersebut meru- pakan sasaran empuk. PT. K.A yang melakukan Upaya-upaya di bidang kon- penebangan di Tungkal Ilir terse- servasi, khususnya konservasi but menggunakan buruh tebang hutan, menurut Sutisna lebih dari Pulau Jawa, sebagian besar bersifat preventif (menjaga) berasal dari Kabupaten Treng- sumberdaya alam dan ekosis- galek, Jawa Timur. Dengan hormat Harap dicatat sebagai pelanggan HARIAN NERACA Mulai bulan/Tgl Jumlah Eksemplar Perusahaan Nama Jabatan Alamat Telp : Tanda tangan Bagian Sirkulasi: Jalan Jambrut No. 2-4 Jakarta 10430 Telp. 337441-332676-323969 Fax. (021) 3101873 Telex. 46000 NERACA IA Senin, H Jak: utar tuka mel Pres saik dan di s seb US ma me US ny: ter me US ua Ca Ca H B pc ha Р ar P Jaka H daera ini c umur turur Sama 1.150 Rp 2 karet Seda berg sheet kg. 9 F hing 1989 1.15 perte men kg n K selai loka laus bang F dipre mau cuku No 7. 8. 9. 10. 11. 12 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21 22 23. 24. 25. 26 27. 28. 29 30. 31. 32 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41 42 43. 44 45. 46 47. 48 49. 50. $1. 52 IHS Ga Indeks
