Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Harian Neraca
Tipe: Koran
Tanggal: 1989-12-04
Halaman: 06

Konten


GV GT55: (1 C 51 17 S 11 F .B GF B Senin, 4 Desember 1989 Komentar Koperasi, BUMN dan Swasta dalam Kadin PAGI ini sampai Rabu 6 Desember, KADIN atau Kamar Dagang dan Industri Indonesia mengadakan Munas khususnya di Jakarta. Pada Munas khusus ini dilaksanakan Rapat Majelis Pertimbangan dan rapat Pimpinan KADIN Indonesia. Untuk keperluan Munas Khusus ini, Ketua Umum KADIN Indonesia, pekan lalu telah menghadap Presiden Soeharto, guna men- dapatkan petunjuk yang patut dan harus dilakukan Pengurus KADIN Indonesia. Khususnya dalam mewujudkan dan melak sanakan Undang-Undang KADIN Indonesia dan program yang telah ditetapkan. Presiden Soeharto, melalui Ketua Umum KADIN Indonesia Ir. Sotion Ardjanggi berharap, KADIN mampu menjembatani ketimpangan ekonomi yakni pengusaha besar atau konglomerat dengan BUMN dan Koperasi. Lebih-lebih dengan pengusaha kecil, yang masih jauh ketinggalan. Kiranya harapan Presiden ini, dapat diwujudkan KADIN Indonesia yang pagi ini laksanakan Munas khususnya. me- Menjelang Munas Khusus ini dilaksanakan, Ketua Umum DPSN(Dewan Perusahaan Swasta Nasional) Probosutedjo Jumat lalu berkonprensi Pers pula di Jakarta. Probosutedjo yang juga anggota Dewan Pembina KADIN itu menggambarkan ketidak puasannya dengan gerak KADIN yang lamban, sehingga mengecewakan pengusaha swasta dan dunia usaha umumnya. Dan menurutnya KADIN punya senjata ampuh mengatasi masalah yang timbul dalam masyarakat, terutama dalam kaitan usaha swastal konglomerat dengan BUMN dan Koperasi yang terasa lamban digunakan. Berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi nasional kini, orang meributkan soal konglomerat. Perusahaan swasta yang berkem- bang menjadi grup besar atau konglomerat ini sebenarnya adalah anggota Dewan Perusahaan Swasta Nasional. Dilihat dari jumlah serta kemampuan swasta kata Probosutedjo, seka- rang jauh lebih besar dibanding dengan BUMN dan Koperasi. Keberadaan swasta dan konglomerat dalam Undang-Un- dang kita memang tidak dilarang. Bahkan konglomerat yang ada sekarang, sebenarnya merupakan proses ekonomi kita yang juga sedang berkembang. Dalam proses ini dirasakan ketimpangan, konglomerat yang swasta ini jauh lebih cepat dan mampu memanfaatkan peluang ketentuan dan peraturan pemerintah di- bidang ekonomi. Sementara BUMN dan koperasi masih tetap tradisional, bahkan BUMN yang dilepas sebagai pelaku eko- nomi ini banyak regulasinya. Artinya BUMN yang masa lalu punya potensi besar di bidang ekonomi dan keuangan, dilepas bertarung diarena dengan satu kakinya diikat. Dalam posisi begini, wajar swasta jadi raksasa atau kong adalah lomerat. Karena itu, kiranya keberadaan konglomerat wajar saja, dan tidaklah berlebihan. Artinya ekonomi kita yang memerlukan peran serta swasta dalam pembangunan, dapat menjadikan perusahaan raksasa konglomerat ini sebagai mo- dal, yang dapat memacu investasi, dan meningkatkan ekspor non migas kita. Untuk memacu pertumbuhan ekonomi itu, kiranya konglomerat sadar diri, bahwa keberadaan dan kemajuan yang dicapainya, tidak terlepas dari fasilitator pemerintah, yang cepat dimanfaatkannya. Ini kiranya terkait dengan ungkapan I Nyoman Moena pekan lalu, bahwa bank-bank pemerintah tak terkecuali Bank Indone- sia berperan menumbuhkan dan melahirkan pengusaha-pe- ngusaha besar kita ini. Perusahaan swasta raksasa yang me- najdi konglomerat itu, misalnya Ir. Ciputra, Liem Swie Liong, William Surjadjaja pada dasarnya tak lepas dari bantuan bank pemerintah yang juga BUMN. Jadi kebedaan konglomerat itu, wajar kita terima sebagai modal pembangunan. Dan kini bagaimana KADIN mengkoordinasikan ketiga pelaku ekonomi (Koperasi, BUMN dan swasta) ini secara wajar, yakni maju dan berkembang dalam kebersamaan. Tidak maju dan berkembang menghimpit atau membunuh sikecil. Menurut hemat kita, dengan keberadaan konglomerat ini, yang perlu diperhatikan semua pihak, ialah konglomerat ini jangan selalu berusaha minta fasilitas ataupun keringanan-ke- ringanan dari pemerintah. Apalagi meminta subsidi, ini tentu membebankan masyarakat untuk kebesaran konglomerat. De- wasa ini pemerintah, disamping memberi kemudahan, juga telah memberi fasilitas yang tak di peroleh BUMN dan koperasi. Misalnya perusahaan yang mendapat kredit besar dari bank pemerintah, baik oleh bank bersangkutan maupun Bank Indone- sia selalu dijaga agar berjalan baik. Ini juga dilakukan peme- rintah daerah, karena kehadiran perusahaan besar itu meru- pakan kekuatan ekonomi daerah yang perlu dijaga, dibina dan dipelihara. Sehingga kadang-kadang perusahaan kita ini juga bersikap over acting terhadap masyarakat. Kiranya Munas khusus KADIN 3 hari ini dapat memecahkan masalah yang mereka hadapi. Kita melihat, dalam konsolidasi pelaksanaan program KADIN sekarang ini memang memer- lukan waktu. Namun begitu, seyogianya pelaksanaan program itu, jangan sampai tertinggal dengan perkembangan dan keadaan. Bahkan juga komunikasi antara Dewan Pembina, Pengurus dan anggota KADIN sendiri harus cair dan lancar. Ungkapan Ketua DPSN Probosutedjo yang menekankan swasta merelakan kepe- ngurusan KADIN pada BUMN, juga mengundang banyak per- tanyaan. Apakah pemilihan Pengurus KADIN lalu itu meru- pakan jatah atau Hasil Munas. Dan kalau hasil Munas, kiranya semua pihak wajib membantu melaksanakan hasil Munas itu. Harapan kita, melalui Muans khusus KADIN ini akan dapat dicairkan berbagai masalah yang diperbedakan fungsionaris KADIN dewasa ini, termasuk pencairan komunikasi satu sama lainnya. Disamping pula memperkuat program KADIN untuk dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang sudah ada. Disini pulalah kiranya diperlukan adanya etik bisnis kita, sehingga Koperasi BUMN dan swasta berkembang dalam ke- bersamaan memacu pertumbuhan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat banyak. Kiranya dengan komunikasi yang cair ini, segala langkah dan usaha yang dilakukan, tentu dapat terwujud dalam satu kesatuan tindak dan perbuatan para pelaku ekonomi yang ter- himpun dalam KADIN Indonesia ini. Mudah-mudahan.*** HARIAN NERACA Ekonomi untuk Kesejahteraan dan Keadilan Sosial Perusahaan Penerbit Pers PT. PERSINDOTAMA ANTAR NUSA Surat Izin Usaha Penerbitan Pers, No. 002/Menpen/ SIUPP/A7 1985 Tanggal 14 Agustus 1985 Bank Pengasuh Pemimpin Umum & Terbit Pagi Harga Langganan Tarif Iklan :. BDN Cabang Gambir Jl. Ir. Haji Juanda Rekening Nomor Alamat Redaksi/ Tata Usaha/Iklan : 01316.2.2.11.01.5 • BNI 1946 Cabang Kramat Jl. Kramat Raya Rekening Nomor : 002890001 Pemimpin Redaksi : Zulharmans Pemimpin Perusahaan: Azwimman Noersal Redaktur Staf Ahli BRI Cabang Khusus Jl. Sudirman Rekening Nomor : 314568235 • Bank Umum Koperasi Indonesia Jl. Letjen S. Parman Rekening Nomor : 041508 • Giro Pos: A. 13350 : Azwar Bhakti, Ferik Chehab, Drs. Peter Tomasoa. : Dr. Anwar Nasution, Dr. Alfian, Drs. Abdul Latief, Tanri Abeng MBA, Sanjoto, : 6 X seminggu : dalam kota DKI Jakarta Rp 6.500/ bulan Luar kota tambah ongkos kirim :* Display Rp 3.000 per mm/kolom * Keluarga Rp 2.000 per mm/kolom * Baris Rp 3.000 per baris, minimal 3 baris : Jalan Jambrut No. 2- 4 Kramat Raya, Jakarta 10430. : 323969, 337441, 332676 Tromol Pos No. 386 : (021) 3101873 : 46000 NERACA I A Jakarta : P.T. Agrapress Telepon Fax Telex Setting/Cetak Isi diluar tanggungan percetakan Surat kabar ini dicetak di atas kertas produksi dalam negeri ISSN 02 531 81 FORUM - OPINI Dampak Luas Jebolnya Tembok Berlin Negara-negara Industri Maju akan Bersaing Kuasai Asia-Pasifik men- "Tembok Berlin" belum lama itu adalah kemungkinan yatunya atau terjadinya unifikasi kembali kedua negara Jerman setelah 'berpisah' selama kurun waktu lebih dari 40 tahun lalu. sanaan global Uni Soviet. Melainkan pula malah telah menyebabkan tim- bulnya "perlawanan" dari semen- tara negara Eropa Timur yang diwajibkan "menyerahkan' sekitar 60 pCt produksi sektor pertanian dan industrinya kepada Kremlin, sebagai imbalan pelak- doktrin Brezhnev di negara-negra Pakta Warsawa. Perlawanan itu, sebetulnya sudah sejak lama, diawali Men- teri Perekonomian Jerman Timur, Dr Erick Apel, pada masa kepe- mimpinan Presiden Walter Ulbrich. Dan, tindakan Yugosla- via serta Rumania, yang menolak segala bentuk campur-tangan Kremlim dalam urusan intranya, juga tak terpisahkan dari masalah Perpisahan itu terjadi akibat Per- janjian Yalta antara negara negara '4 Besar", terdiri dari Uni Soviet, Amerika Serikat, Inggeris, Perancis, yang meme- nangkan Perang Dunia ke-II. Yang membagi negara dan bangsa Jerman menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur, demi meredam kekuatan bangsa yang selalu mengakui dirinya sebagai bangsa yang unggul itu, agar ti- dak mengulang lagi tindakaan Adolf Hitler yang hendak men- guasai dunia sejagad pada waktu itu. silam. * "TEMBOK Berlin" yang di- bangun penguasa Jerman Timur, Erick Honecker, sekitar 28 tahun lalu atau tepatnya tanggal 13 Agustus 19861, sudah jebol sejak hari Kamis malam tanggal 9 Nopember 1989. Jebolnya tem- bok pemisah kota Berlin Timur dan Berlin Barat sekaligus Jer- man Timur dengan Jerman Barat itu, kelihatannya bakal membawa dampak yang sangat luas. Tidak hanya terhadap perca- turan politik dan perdagangan atas kedua negara bersaudara kembar tapi berbeda prinsip dan orientasi politiknya itu. Tapi, juga, pada percaturan global di kawasan benua Eropa, bahkan interna- sional. Di antara dapak yang terjadi sesudah jebolnya "Tembok Ber- lin" itu, ialah semakin ken- cangnya gelombang reformasi atau pembaruan mendasar melanda negara-negara kamrad Kremlin di kawasan Eropa Timur. Kecuali Polandia, Hongaria, Jer- man Timur yang sudah lebih dulu menerima dan menerapkan "perestroika" dan "glasnost" yang dikumandangkan pemimpin Kremlin, Mikhail S. Gorbachev, maka negara-negara Eropa Timur lainnya akan semakin tegar menja-lankan pembaruan yang. dinamis dari sosialisme Leninis- Marxis ke arah sosialisme yang lebih terbuka bagi pengemban- gan individualisme dan swastan- isasi kegiatan ekonomi. Seperti telah disinggung le- wat tulisan "Mengerahkan Konglo-merat Merebut Pasar Eropa Timur" pada Harian 'Neraca' edisi Senin, tanggal 20 November 1989 lalu, faktor pen- dorong kuat yang memaksa Gor- bachev harus menjalankan pem- baruan di Uni Soviet yang seka- ligus menularkan atau membiar- kannya menular ke negara-negara kamrad-nya di kawasan Eropa Timur adalah kegagalan prinsip sosialisme yang komunistik mewujudkan kemajuan atau kemakmuran di Uni Soviet dan di negara-negara Setelitnya di Eropa Timur. Bahkan di negara- negara kemarin di berbagai ka- wasan dunia lainnya. Soalnya, sistem sentralisasi perencanaan perekonomian yang begitu kaku, yang selama kurun waktu lebih dari 70 tahun diper- tahankan secara fanatik dan juga dipaksa untuk diterapkan di seluruh negara satelitnya itu, se- nyatanya tidak cuma telah me- morak-porandakan ekonomi I. PENDAHULUAN SUATU jalan utama (ave- nue) baru telah terbuka lebar dalam pasar keuangan Indonesia sejak bulan Desember 1988 yang lalu, yaitu avenue pasar modal. Avenue baru ini telah diman- faatkan dengan baik oleh peru- sahaan-perusahaan Indonesia yang beramai-ramai go public dan mendapat sambutan yang besar baik dari peserta pasar dalam negeri maupun luar negeri. Alam deregulasi, psikologi masyarakat yang favourable atau malah pernah over reacted bebe- rapa waktu yang lalu, menye- babkan banyak dari perusahaan yang go public mengambil kesempatan "sekali sepak" di pasar modal dengan menjual harga saham dengan cukup tinggi, baik dari ukuran agionya maupun price earning ratio (P/E), atau harga saham perdana di- bandingkan dengan laba per sahamnya yang terlalu tinggi. Perusahaan yang "menyepak besar' pada kesempatan go pu- blic pertama kalinya, akan se- gera menyadari bahwa strategi ini dapat membahayakan dirinya dalam jangka panjang. Baiklah kita lihat, mengapa pada tahap pertama perusahaan-perusahaan yang go public menarik pasar modal dengan agak berlebihan. II. PASAR MODAL DAN SAHAM YANG OVER PRICED DALAM arti yang sesungguhnya, pasar modal adalah investasi jangka panjang, ini tidak saja berlaku bagi inves- tor, akan tetapi juga untuk peru- sahaan. Secara fundamental, ti- dak ada alasannya bagi suatu "saham perdana" untuk naik harganya dengan tinggi (sub- stantial) di pasar kedua dalam waktu singkat. Kenaikan harga saham sam- pai rata-rata empat kali lipat dalam bulan Desember 1988 yang lalu adalah berlaku bagi saham- saham yang telah lama beredar di Pasar (24 saham), yang dianggap oleh investor (terutama investor asing) harganya di bawah harga nyatanya (under valued). Di samping itu, berbagai pe- rubahan atau pergeseran yang berlangsung di dunia selama beberapa dasawarsa pada abad ke-XX ini, rupanya, tak urung membukakan mata Gorbachev dan para tokoh pembaruan di negara-negara Eropa Timur un- tuk secepatnya melakukan langkah-langkah penyesuaian secara dinamis. Betapa amat cepatnya gelom- bang pembaruan itu menular dan melanda negara-negara Eropa Timur lainnya ditandai dari tim- bulnya aksi-aksi massa untuk mendudukkan kembali Alexan- der Dubcek, seorang tokoh pem- baruan yang telah dipasung di penjara sejak tahun 1968. Untuk Sekretaris menggantikan Jenderal yang juga pemimpin partai komunis dan pemerintahan Cekoslowakia, Milos Jakez, yang selama ini dengan amat fanatik dan bersikeras memper- tahankan prinsip sosialis komu- nis di negara itu. Aksi-aksi massa yang menyebabkan Milos Jakez dan segenap jajaran kepemimpi- nan partai komunis di Cek- oslowakia harus mengundurkan diri belum lama ini, tentunya, segera akan diikuti Bulgaria. Sedangkan Yugoslavia dan Rumania, yang selama ini me- mang sudah menolak segala ben- tuk bentuk campur tangan Kremlin sekalipun mungkin masih mempertahankan prinsip sosialisme komunis, namun pada waktunya juga akan menerapkan desentralisasi ekonomi. Ini, ber- dasarkan asumsi betapa runyamnya kondisi ekonomi kedua negara komunis yang kuat memegang nasionalismenya itu. Unifikasi Jerman' DAMPAK lain jebolnya Under valued ini dapat ter- jadi, karena devaluasi dan depre- siasi rupiah yang sudah hampir sepuluh tahun berlangsung, be- lum lagi diperhitungkan ke dalam harga saham yang ada. Karena harga saham dari tahun 1977/1978 sampai dengan 1988 hampir ti- dak berubah indeksnya yang seyogyanya akan mengikuti tingkat inflasi dan depresiasi rupiah yang berjalan, maka ka- rena itu dapatlah disimpulkan bahwa saham yang beredar di pasar adalah under valued. Terbatasnya suplai saham, sedangkan di pihak lain saham- saham yang beredar di pasar dianggap under valued dan juga faktor ikutnya investor asing dalam pasar, semuanya itu meru- pakan sebab utama mengapa kenaikan harga saham dapat ter- jadi dalam bulan Desember 1988 yang lalu. Psikologirush terhadap saham-saham itu tetap ber- langsung terus sampai dengan masuknya perusahaan-peru- sahaan baru ke dalam pasar modal (go public) yang berkelanjutan sampai bulan Agustus 1989 yang lalu. Masyarakat masih belum dapat membedakan antara saham yang under valued dengan saham perusahaan yang baru masuk ke pasar modal untuk meningkatkan atau memperbaiki struktur per- modalannya. Masyarakat me- nganggap setiap saham baru, harganya akan terus meningkat dengan cepat bahkan akan berli- pat ganda. Kekurangfahaman masya- rakat terhadap pasar saham telah dimanfaatkan oleh banyak pasar peserta modal untuk menjual saham dengan agio (perbedaan harga nominal dengan harga per- dana) yang tinggi. Baik dari sisi permintaan dan penawaran, maupun dari segi strategi mencari modal murah/ mudah dalam jangka pendek, maka menjual saham dengan agio tinggi tidak ada salahnya. De- mikian pula, kehendak menjual bagian dari saham lama (origi- onal) dengan capital gain yang besar, juga tidak ada salahnya, karena wajar jika pemilik per- tama dari perusahaan tersebut memperoleh capital gain dari penjualan sahamnya di pasar modal. Hanya saja hal yang kurang tepat dari penjualan saham de- ngan agio dan capital gain yang tinggi ialah, karena: HARIAN NERACA •) Masyarakat belum mema- hami dengan baik arti dan nilai saham baru yang beredar di pasar. .)Informasi, prospektus saham serta summary pro- spektusnya juga belum mene- rangkan dengan baik nilai saham baru, saham introductory (saham dari pemilik lama) dan keterang- an lain yang diperlukan masya- rakat untuk menilai saham de- ngan baik. •) Masyarakat berada dalam kondisi psikologi rush yang ber- lebihan terhadap saham-saham baru. Memang, sampai kini negara- negara 4 Besar" termasuk seluruh negara di kawasan Eropa Barat dan Eropa Timur masih dihantui pengalaman empiris masa lalu, tatkala Hitler dengan Partai Sosialis Nasional-nya memimpin "Drittes Reich" alias "Kerajaan Ketiga" di benua Eropa. Tapi, betapapun proses unifikasi kembali kedua negara Jerman itu masih harus menunggu "restu" dari Uni So- viet, Amerika Serikat, Inggeris dan Perancis, bukan mustahil kondisi itu akan berlangsung lebih cepat. Terutama, jika rakyat Jerman Barat dan Jerman Timur menginginkan persatuanitu. Apalagi kalau dari kedua ne- gara Jerman itu muncul seorang tokoh pemimpin yang berkar- akter, berani mengabaikan teka- nan-tekanan yang agaknya akan dilancarkan negara-negara 4 Besar". yang baru masuk pasar modal, dalam jangka panjang akan merugikan bagi strategi perkem- bangannya sendiri. Baiklah kita lihat lebih lanjut permasalahan ini. III PASAR MODAL: Jerman pernah melahirkan 3 orang tokoh pemimpin yang berkarakter dan tegas sikapnya. Yaitu, Otto Wels, Ketua Fraksi Partai Sosial Demokrat dalam Parlemen era Nazi, Reichstag, yang membantah keinginan Hitler pada tahun 1933, Ernst Reuter yang menantang Stalin tatkala memblokade kota Berlin dalam tahun 1948 dan Dr Erick Apel yang menolak paksaan Breznnev untuk 'menyerahkan' sekitar 60 pCt produksi pertanian dan industri Jerman Timur kepada Kremlin. Kendatipun belum bisa diba- yangkan wujud unifikasi kem- bali Jerman Barat dan Jerman Timur nanti, namun Amerika Serikat seperti yang diungkapkan Presiden George Bushdan Menlu Dalam contoh nyata, darill perusahaan yang go public pada tanggal 24 November 1989 berada di bawah harga per- dananya (Bisnis Indonesia 25/ 11/89), jika mereka memerlukan modal baru dan karena itu perlu menjual saham barunya di pasar modal, maka harga sahamnya dapat merosot lagi dan akan menyebabkan capital loss yang besar baik bagi pemegang saham baru maupun saham lama. .) Belum tersedianya infor- masi saham-saham yang repre- sentatif di pasar modal. Dari sini terlihat bahwa sekali perusahaan go public, likuiditas dan keperluan modal perusahaan tersebut di masa yang akan da- tang akan ditentukan oleh per- formancenya di pasar modal. Bila performance sahamnya baik, Sebenarnya policy over priced maka akan mudah bagi peru- dari saham-saham perusahaan sahaan tersebut untuk ekspansi melalui pasar modal demikian pula sebaliknya. Performance suatu perusahaan jelas ditentukan oleh perkembangan aktivitas dan rentabilitasnya (kemampuan menghasilkan untung). Performance suatu peru- INVESTASI JANGKA PANJANG Arti pasar modal baik bagi perusahaan yang menempuh avenue ini bagi ekspansinya dan perbaikan struktur permodalan- nya, maupun bagi pihak para investor, adalah merupakan suatu investasi yang bersifat jangka panjang. Bagi suatu perusahaan yang go public, ia harus selalu menjaga kredibilitasnya di pasar dengan jalan : • Menjaga price earning ratio (P/E) saham barunya yang benar-benar wajar, yang seim- bang dengan perusahaan lain di pasar. •) P/E saham baru juga perlu seimbang dengan tingkat bunga di pasar uang. Baker nampaknya tidak kebera- tan asal negara Jerman yang ber- satu itu tetap menjalankan prinsip demokrasi liberal yang telah di- anut Jerman Barat selama ini. Di pihak lain, Uni Soviet juga tak melarang kamrad-nya Jerman Timur meninggalkan sosialisme komunis, sepanjang negara itu tetap konsisten dalam Pakta War- sawa. Yang jelas, bila rakyat kedua negara Jerman yang sekarang sudah kembali 'akrab' itu menginginkannya baik Uni So- viet maupun Amerika Serikat dan 2 negara kelompok '4 Besar' lainnya sudah pasti tidak bisa mencegah diwujudkannya uni- fikasi Jerman. Tentu saja, dengan konsekuensi yang logis bahwa Uni Soviet dan Amerika Serikat terpaksa harus sama-sama mem- bongkar kembali berbagai jenis roket dan rudal yang ditempatkan- nya di Jerman Timur dan di Jer- man Barat. Sehingga dengan demikian lenyaplah sumber ketegangan Timur dan Barat selama ini. Jika kondisi ini terwujud nanti, maka dampak berikutnya atas jebolnya "Tembok Berlin" adalah percepatan bubarnya Pakta War- sawa dan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara atau North Atlan- tic Treaty Organization (Nato). Yang sebetulnya memang sangat didambakan bukan hanya negara- negara Eropa Timur, sehingga menyebabkan semakin cepatnya gelombnag pembaruan itu melanda Cekoslowakia seperti telah disinggung di atas. Tapi, juga diinginkan negara-negara Eropa Barat. Oleh B.P.H, Tambunan Soalnya sebagai sudah sering dikeluhkan negara-negara Eropa Barat yang bergabung dalam Nato beratnya beban kewajiban mem- biayai operasional Nato, rupanya negara-negara Eropa Timur yang anggota Pakta Warsawa juga amat kewalahan menanggung ongkos Pakta Warsawa yang dari tahun ke tahun terus kian membengkak. Dengan kondisi ekonominya yang runyam, beban kewajiban membiayai Pakta Warsawa itu, justru selain menyebabkan ketegangan, juga dirasakan ne- gara-negara Eropa Timur sebagai sangat menekan dan lebih mem- perburuk kehidupan sosial rakyatnya. Bagi umumnya para investor, investasi di pasar modal juga merupakan penanaman modal jangka panjang, karena secara normal, pengembalian investasi pasar modal adalah ditentukan oleh performance perusahaan tersebut dalam jangka menengah (1 s/d3 tahun) dan jangka panjang (diatas 3 tahun). Hanya dealer dan investor yang piawai (di Wall Street dise- but "arbitrager") yang dapat diharapkan berhasil memperoleh laba dari transaksi jual beli yang berulang-ulang dan sering, dalam hal ini sebagian besar dari keun- tungan jangka pendeknya berasal dari capital gain. Alasan yang sangat penting bagi suatu perusahaan agar menjaga harga yang wajar dari saham perdananya ialah, karena Oleh: Drs. Adril Soelaeman MPA, MA sekali ia telah go public, maka di masa depan perusahaan tersebut akan terus berlanjut menjual saham barunya di pasar modal. Alasan lain yang juga penting dan berlaku khusus bagi peru- sahaan perusahaan di Indonesia yang go public dewasa ini, ialah persentase dari sahamnya yang beredar di pasar modal baru sekitar 10% s/d 15%, atau masih kecil sekali (shallow), bila ingin ekspansi, ia harus kembali ke pasar modal, dan harga sahamnya haruslah menarik bagi calon in- vestor. dan atau Kerjasama Ekonomi BUBARNYA Pakta Warsawa dan Nato, akan membuka peluang bagi negara-negara Eropa Timur dan Eropa Barat untuk saling meningkatkan hubungan kerjasama ekonomi perdagangan. Bahkan, karena faktor politis dan idiologis sudah tidak lagi menjadi kendala, bukan mustahil pula rencana pemben- tukan pasar regional Masyarakat Eropa (ME) pada akhir tahun 1992 atau awal tahun 1993 mendatang bakal mengalami perubahan yang berarti. Yakni, selain agaknya ditunda, mungkin pula terjadi perluasan anggota. Baik dari ka- Jangan negara-negara Eropa Ba- rat, juga negara-negara Eropa Timur pun sangat menginginkan- nya. Pada saat harga saham per- dana sedang menggila bulan Agustus 1989 yang lalu, seorang mantan menteri bertanya kepada penulis tentang kemungkinan ikut rush saham perdana, saran penu- lis pada waktu itu ialah "agar bapak enak tidur, simpan saja uangnya dalam deposito ber- jangka di bank." IV. KEADAAN PASAR SEKARANG Jerman Barat seperti yang di- canangkan Menlu Hans Dietrich Genscher, rupanya sangat beram- bisi mewujudkan Pasar regional Eropa. Untuk itu, Menlu Gen- scher sangat menekankan kepada negara-negara Eropa Tímur supaya segera menjalankan SEORANG pengamat pasar saham beberapa waktu yang lalu bahwa pernah mengomentari "'pasar saham di Indonesia dihukum oleh perkembangannya yang terlalu cepat". Pernyataan ini bukanlah pesimistis tetapi optimis, yaitu bahwa avenue pasar modal akan berlanjut dan berkembang menuju kematang- annya sebagai bagian yang penting dari institusi pasar uang (financial markets) di Indonesia. Akan tetapi tahap permulaannya telah mengandung risiko bias (deviasi) yang luar biasa, baik yang berasal dari reaksi pihak investor ataupun dari pihak-pihak lainnya di pasar modal. Keadaan pasar modal yang agak bearish (murung) dewasa ini dapatlah dimengerti, terutama disebabkan oleh beberapa hal : .) Keadaan turbulent pasar perdana, baru saja berakhir. .)Bertambahnya dalam waktu yang relatip singkat jumlah peru- sahaan yang masuk pasar moda, yang meningkatkan jumlah sahamdan kapitalisasinya dengan cepat. •) Adanya berbagai isyu yang kurang farvourable yang di- pembaruan di bidang politik dan mengoptimalisasikan peranan swasta dalam kegiatan ekonom- inya masing-masing seperti yang telah dilakukan Polandia, Ho- ngaria atau Jerman Timur dewa- sa ini. Sedangkan kepada 12 negara Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) yang sudah berbulat tekad merealisir pasar regional ME pada akhir tahun 1992 atau awal tahun 1993 nanti, diingatkannya untuk siap menerima negara-negara Eropa Timur dalam pasar regional ME yang diperluas menjadi pasar regional Eropa. Dan, memang, baik negara- negara Eropa Timur ataupun 12 negara anggota MEE tampak tak bernyali membendung keingi- nan Jerman Barat. Apalagi Per- ancis pun sangat mendukung ambisi Jerman Barat tersebut. Bahkan, dalam pertemuan Menlu Perancis, Roland Dumas, dengan Menlu Uni Soviet, Eduard Shevardnadze, tanggal 14 No- vember 1989 di Kremlin, telah muncul gagasan untuk menye- lenggarakan suatu pertemuan antar 35 negara di kawasan benua Eropa. Tentu saja, dalam rangka membahas kemungkinan pen- Pasar Modal dan Beberapa Masalahnya Sekarang sahaan tidak dapat diperkirakan dengan baik dalam jangka pendek. Ini berarti bahwa secara funda- mental tidaklah mungkin bagi untuk "saham perdana' meningkat harganya dalam waktu singkat. diharapkan makin lancar dan melakukan ekspansi total as- makin besar, hal ini berpengaruh setnya adalah maksimum 20 kali wajar positip terhadap investasi dan kekayaan nettonya, mal bila bank swasta maupun peme- tingkat bunga. rintah akan memerlukan pe- ningkatan atau pertambahan mo- dalnya jika ingin melakukan ekspansi usahanya. Tanpa modal tambahan akan sulit bagi bank-bank untuk dapat melakukan ekspansi, karena ter- batasnya kekayaan netto bank- bank, baik swasta maupun pe- merintah. Ketentuan dari Bank of International Settlement, Basel, agar "Capital Adequacy": bank sehat ialah kekayaan netto mini- mal 6% dari total assetnya (rasio asset/kekayaan netto= 15,6 kali). Dalam alam deregulasi sektor keuangan dewas ini, maka diha- rapkan agar bank-bank pemerin- tah akan segera menyusul masuk pasar modal (go public) tahun 1990 ini, karena akan kurang sehat jika pemerintah berusaha meningkatkan permodalan bank- bank pemerintah melalui jalur anggaran belanja. ingkatan dan perluasan pasar re-. gional ME, persis sebagai yang diinginkan Jerman Barat. Kare- nanya, tidak mustahil ambisi Jer- man Barat itu bakal menjadi ke- nyataan, meski harus melalui proses yang cukup panjang. Menyatunya kembali Jerman Barat yang merupakan benteng ekonomi negara-negara MEE khususnya dan Eropa Barat umumnya,dengan Jerman Timur yang kekuatan utama ekonomi negara-negara Eropa Timur ter- masuk Uni Soviet, bisa menjadikan Jerman suatu kekua- tan raksasa Ekonomi, yang kian sukar ditandingi oleh Jepang. Dan, perlu diingat bahwa dalam era pembaruan yang te- ngah berlangsung kini di Uni Soviet serta di negara-negara Eropa Timur, kesediaan atau par- tisipasi aktip kedua negara Jer- man membantu membenahi dan mendukung program perbaikan kondisi buruk perekonomian di negara-negara Eropa Timur, sa- ngat dihandalkan. tujukan pada para peserta pasar modal baru-baru ini. •) Masuknya PT INDOCE- MENT ke pasar dengan total volume dan nilai saham yang sangat besar (hampir 60 juta lembar atau sekitar Rp 600 mil- yar), yang untuk sementara waktu akan mengeringkan sumber dana investasi di pasar modal. Penga- laman di Wall Street apabila suatu perusahaan besar yang sahamnya blue chips (besar dan terkenal) masuk ke pasar dengan menam- bah saham baru, dan perusahaan- perusahaan lain yang ingin masuk ke pasar perlu menunggu sampai kondisi pasar modal kembali mereda. Sampai saat ini jumlah peru- sahaan yang antri untuk go pu- blic tetap bertambah panjang, termasuk pula PT INCO yang akan masuk pasar modal dengan nilai saham yang lebih besar dari pada PT INCOCEMENT (He- rald Tribune, 25 Nopember 1989). Pemerintah sendiripun mempunyai daftar panjang dari BUMN yang akan go public pada tahun 1990 nanti. Keadaan bearish yang dise- babkan oleh empat hal yang dikemukakan diatas, sebenarnya juga memperlihatkan bahwa sendiri mekanisme pasar itu mulai mengkoreksi perubahan harga-harga di pasar. Kekurang- an-kekurangan dan kelebihan- kelebihan serta potensi dari pasar Indonesia terlihat lebih modal jelas, sehingga semua pihak yang seperti investor, perusahaan-pe- rusahaan yang go public dan peserta lainnya di pasar modal dapat belajar lebih banyak dan kemudian aturan permintaan dan mekanisme pasar modal dapat segera dilakukan perbaikannya. Begitu pula halnya dengan negara-negara MEE dan Eropa Barat umumnya. Kehandalan dan keunggulan ekonomi Jerman Barat sangat diharapkan semakin kuat untuk mengantisipasi laju ekspansi dunia usaha Jepang yang bertambah gencar me- masuki negara-negara Eropa Barat dari waktu ke waktu. Sungguhpun di antara negara- negara MEE masih ada yang ter- goda kekuatiran, namun negara- negara tersebut mengharapkan agar Jerman Barat tetap konsis- ten terhadap komitmen usaha pembangunan pasar regional ME, bahkan mewujudkan pasar regional, Eropa, yang sesuai nilai-nilai Barat. Bagi Jerman Barat sendiri, yang sangat kuat pula nasional- ismenya, terwujudnya kembali unifikasi Jerman dan pasar re- gional Eropa yang mencer- minkan dan berwatak Federasi Eropa memang sedang diupay- akan, untuk semakin mem- perkuat kedudukannya sebagai benteng ekonomi Eropa. Sebab dengan menguasai seluruh pasar Eropa dan ditopang kekuatan ekonomi Jerman Timur, ket- angguhannya kian berkembang dan siap mengejar ketinggalan- keting-galannya dari Jepang. Soalnya, selama beberapa tahun terakhir ini, Jerman Barat memang kian membenci seka- ligus mengagumi Jepang. Kar- kemampuan Jepang ena meningkatkan investasinya dan menguasai pasar di berbagai kawasan. Antara lain Asia-Pasi- fik, Eropa bahkan Amerika Seri- kat dan Canada. Halaman VI Kondisi makro ekonomi yang favourable tersebut diatas akan lebih memantapkan kondisi pasar uang Indonesia tahun 1990 yang akan datang. Aliran dana yang lebih besar dalam tahun 1990 akan menyebabkan tingkat bunga pasar uang (terutama perbankan) akan cenderung menurun. Tingkat bunga yang lebih mencerminkan pasar dan cenderung turun akan mempu- nyai akibat positip bagi pasar modal, yaitu akan memberikan daya tarik (attentive) yang lebih besar bagi para pemilik dana. Keadaan semester I tahun 1990 ini akan sangat penting artinya bagi perusahaan yang go public tahun 1989 ini, karena performancenya (neraca rugi laba) akan diuji oleh pasar. Pasar akan mentest apakah harga- harga sahamnya baik yang per- dana maupun yang current (nyata) telah merefleksikan per- formancenya. Hanya dengan per- formance yang baik, harga-harga saham yang telah jatuh dibawah harga perdananya akan kembali pulih atau malah dapat terjadi sebaliknya, yaitu jika perfor- mancenya buruk akan menye- babkan harganya akan jatuh lebih banyak lagi. BANK-bank swasta yang besar telah banyak terjun ke pasar modal dalam rangka usaha perbaikan struktur modal dan ekspansi usahanya. Bila dipakai ketentuan capital adequacy bahwa bank-bank Seperti juga negara-negara Eropa Barat umumnya, keben- cian Jerman Barat terhadap Jepang terutama disebabkan tindakan Jepang yang kurang obyektip dan sangat tidak terpuji dalam persaingan perdagangan. Kegiatan Jepang yang menger- bangkan kelompok-kelompok elit baru di berbagai negara lewat pemberian bantuan ekonomi dan investasinya, rupanya telah meng- akibatkan menyempitnya ruang gerak Jerman Barat di semua negara, terutama di negara-negara Asia Pasifik. Yang sebetulnya telah menjadi incerannya pula selama ini, berhubung sebetulnya telah menjadi incer- annya pula selama ini berhubung karena di kawasan inilah sumber bermacam bahan baku bagi ke- Perluan dunia industrinya yang pesat itu. karena + Berkenaan dengan itu, Jerman Barat telah menyiapkan segala sesuatunya sejak jauh-jauh hari. Kecuali berbagai produk indus- trinya sudah direnovasi dan di- diversifikasi sesuai dengan kebu- tuhan dan kekuatan daya-beli pasar di negara-negara Asia Pasi- fik, juga pola dan strategi ker- jasama ekonomi dan program pemberian bantuan atau utang, termasuk pertukaran informasi teknologi, dan ilmu pengetahuan, akan ditata kembali. Sehingga lebih dinamis, menarik, dan memenuhi syarat-syarat keadilan sering saling menguntungkan. Pokoknya, dalam era Eropa baru nanti Jerman Barat yang menyatu dengan Jerman Timur, ingin menampilkan diri sebagai pemegang peranan penting dalam percaturan perdagangan inter- nasional. Guna menandingi atau mengurangi peranan yang dija- lankan Jepang, yang kini tam- paknya memang jauh lebih unggul dan prima. Paling tidak, untuk dunia "mengusir" kehadiran usaha dan investasi Jepang yang terus meningkat dari kawasan Eropa. Abad Asia Pasifik KEINGINAN Jerman Barat untuk juga bisa ikut memainkan peranan dalam percaturan perdagangan di kawasan Asia - Pasifik, tak perlu diherankan lagi. Soalnya, dari perkembangan yang sudah mulai menggejala kini, kawasan Asia-Pasifik memang akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi internasional. Dengan kata lain, kemajuan pesat yang diraih negara-negara industri baru atau the Newly In- dustrialized Countries (NIC), ter- masuk negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau Association Asian Nations of Southeast (Asean), ditambah luasnya pasar negara-negara Asia yang terben- (Lihat Halaman X) Menurut hemat saya bank- bank swasta yang telah go public cukup hati-hati dalam mene- tapkan harga perdana sahamnya di pasar modal. Satu hal yang kurang favourable bagi bank- bank yang akan go public dewasa ini, ialah adanya ketentuan bahwa saham bank-bank swasta nasional dan bank-bank peme-rintah tidak boleh dimiliki oleh investor asing. Dalam tahun 1990, mobilitas horizontal portfolio surat-surat berharga pasar uang (financial securities) masyarakat akan menuju ke tahap yang lebih tinggi, luwes dan jeli, artinya masya-rakat investor akan mem- indahkan dengan cepat portfolio surat-surat berharganya misalnya dari deposito berjangka, tabun- gan, obligasi, saham dan bentuk- bentuk lainnya, dimana hal itu tergantung dari hasil atau return dan ekspektasi pasar. Hal ini merupakan "unequal treatment" dari pihak pasar modal terhadap sektor perbankan. Satu kenyataan peranan investor asing sangat berpengaruh dan justru diharapkan akan berperan lebih besar lagi dalam pasar modal. Sudah sewajarlah agar peme- rintah, paling tidak melalui un- dang-undang perbankan yang baru, agar segera melunakkan ketentuan tentang tidak bolehnya investor asing menguasai atau Diperkirakan informasi inves- memiliki saham bank-bank tasi akan lebih baik keadaannya swasta nasional dan bank-bank pada tahun 1990, selanjutnya pemerintah, karena masih ba- nyak cara-cara lain untuk dapat mekanisme tingkat bunga dan return investasi pasar akan lebih menghindari investor asing me- saling mempengaruhi. Misalnya nguasai manajemen bank-bank bila tingkat bunga tinggi orang swasta nasional dan bank-bank ebih tertarik untuk pemerintah melalui penguasaan- menyimpan uangnya dalam nya di pasar modal. bentuk deposito di bank d/p Perkembangan dan ekspansi membeli saham, demikian pula perbankan yang berlangsung saat •) Jarak devaluasi rupiah Sep- sebaliknya. tember 1986 yang lalu sudah ini hendaknya juga didukung VI. "UNEQUEAL penuh oleh pasar modal yang semakin jauh dan traumanyapun TREATMENT" PASAR sekarang sedang berkembang dan makin menipis. MODAL TERHADAP PER- menuju kematangannya. BANKAN V. PERFORMANCE PERUSAHAAN DAN TINGKAT BUNGA KONDISI makro ekonomi Indonesia cukup bullish (optimis) dewasa ini, yaitu target pertum- buhan GNP rata-rata 5% per tahun dalam REPELITA V dianggap oleh banyak kalangan ahli eko- nomi akan mudah tercapai. De- mikian pula kepercayaan ter- hadap rupiah makin membaik, yang disebabkan karena hal-hal sebagai berikut : akan •) Stabilitas harga atau tingkat inflasi yang rendah beberapa tahun yang lalu ini dan diha- rapkan tingkat inflasi tahun 1990 akan lebih rendah d/p tahun sebe- lumnya. .) Aliran modal dari luar ne- geri baik melalui saluran langsung ataupun melalui pasar modal, *Makalah ini disiapkan un- tuk Diskusi Panel "Apa dan Bagaimana Pasar Modal Kinl dan Masa Depan", yang dl- adakan Harlan Neraca, 30 dapat November lalu. Senin Jaka bany K asing but d mere D Indo perc ban itu kare yan wan sia. dah lan ope me ma Sur pra me bo lar ata me ke ha sia ya ka le: se ka m J: Ja sa TSSTA AT al P g II la S b H4 n yo 8 d de di re m tu