Tipe: Koran
Tanggal: 1990-10-27
Halaman: 05
Konten
Sabtu, 27 Oktober 1990 PERHUBUNGAN - PARPOSTEL Tanjung Api-api Disurvey untuk Pelabuhan Samudera Keduanya adalah pening- katan pembangunan di pede- saan serta pemeliharaan hu- tan dan hutan lindung. Tujuh proyek strategi lainnya ialah Irigasi sungai Komering, Pengembangan rukan Alur Pelayaran Sun- Rawa Pasang Surut, Penge- gai Musi, Reklamasi di Kod- ya Palembang, Perluasan Daerah Perkebunan, Prasa- rana Perhubungan dan Jalan Sawit, Jalan Arteri dan Jem- batan Musi-II. Proyek-pro- yek itu merupakan pendo- rong pembangunan Sumsel termasuk pelabuhan Samu- dera Banyuasin. Palembang, NERACA DAERAH Tanjung Api-Api Musi Banyuasin Sumsel, hari ini (27/10) mulai disurvey secara terpadu dari udara oleh unsur Bappenas, PU, Bappeda serta Pertamina. Proyek Pelabuhan Samudera yang ber- lokasi 75 km Timur Laut Palembang ini akan menggan- tikan pelabuhan Boom Baru yang tidak bisa diper- tahankan lebih lama akibat endapan lumpur yang setiap tahunnya meningkat dialur pelayaran sungai Musi. 8 Gubernur H. Ramli Hasan Basri dalam jumpa pers tri- wulanan (25/10) di Audito- rium Pemda setempat yang dihadiri Pangdam II/Sri- wijaya Mayjen TNI Soe- wardi, Kapolda Sumbagsel Mayjen Pol Drs. Putra Asta- man, Wagub Drs. H.M. Ar- ma, Sekwilda H.M. Arub, SH serta seluruh Kepala Dinas itu menyatakan terima kasih kepada Pertamina yang te- lah memastikan memba- ngun pelabuhannya di Tan- jung Api-Api. Tadinya Pertamina akan membangun pelabuhan sen- diri (tanker) daerah Ka- tima Bungkuk sekitar 90 km dari Palembang. Tapi sejak gubernur Ramli mencuatkan proyek pelabuhan Banyua- sin itu. Pertamina mensin- kronkan dengan pelabuhan tersebut sehingga membatal- kan pelabuhan di Katimah Bungkuk tersebut." Dipasti- kan 100% Pertamina mem- bangun pelabuhan di Tan- jung Api-Api" kata gubernur. Pertamina ujarnya mem- buat kajian lebih jauh kede- pan dengan pikiran wa wasan Per- tamina tidak mengelola kese- Q dera itu kelak. Tapi fasilitas secara keseluruhan akan in- INETA 4215 couding bila BUMN ini membangun disana (Tan- jung Api-Api). "Artinya kita tidak akan menyatu (mak- sudnya Pelabuhan Samu- dera) dengan pelabuhan Per- tamina, melainkan fasilitas nya yang akan incouding tegasnya". Pertamina menurut gu- bernur telah mengkaji dan akan membuat, pelabuhan keluar yang bisa dilewati kapal berbobot 35.000 DWT. Sementara pelabuhan untuk masuk berbobot 50.000 DWT. Survey dari udara itu me- nurut Ramli untuk melihat secara jelas lokasi pelabuhan berikut rute jalan Palem- bang-Tanjung Api-Api. "Se- belumnya saya sudah men- ceknya beberapa kali dari udara katanya." Selama ini tambahnya investor mengeluh akibat ti- dak ada fasilitas yang cukup memadai sehingga arus bongkar muat dirasakan lamban. Untuk itulah pela- buhan Samudera itu kelak- nya akan memperlancar arus bongkar muat disamping bia yanya nya menarik investor. Kedua pejabat Pusat Perumtel sebagai peman- Seperti diketahui pela- buhan Boom Baru yang ha- nya dilayari kapal samud- hasilan pembangunan fastel, cenderung dapat tercapainya penyediaan fastel bagi seluruh lapisan masyarakat. PENYESUAIAN tarif du bagi pemacuan keber- dasar telekomunikasi yang diawali keberlakuan- nya 9 dan 20 Oktober 1990, seolah-olah "booming" ba- gi pemacuan pemban- gunan fastel (fasilitas tel- ekomunikasi) Provinsi Daerah Istimewa Aceh mi- salnya, telah dinyathan be- bas telepon manual yang digantikan otomatisasi telepon ber-STDI di selu- ruh IKK, Aceh Adalah Menparpostel Soesilo Soedarman di Ku- tacane Daerah Istimewa Aceh Senin 22 Oktober 1990 meresmikan pengo- perasian sentral telepon otomat/STDI (Sentral Telepon Digital Indone- sia), kapasitas 5206 SST (Satuan Sambungan Tele- pon). Dari 27 provinsi di In- donesia, Aceh diperingkat tiga terbebas dari telepon manual bagi seluruh IKK Sementara diperingkat pertama dan kedua sebe- lumnya, adalah DKI Ja- karta dan Daerah Istime wa Yogyakarta. Tapi pro- vinsi lainnya terutama di kawasan IBT masih harus puas menunggu investasi besar, bagi otomatisasi telepon di IKK-nya. Beberapa permasala- han mengapa kawasan IBT, masih harus mengan dalkan investasi besar dalam memodernisasi te- lepon menjadi otomatisasi di IKK. Pertama, permin- taan akan kebutuhan tele- pon di kawasan IBT, má- sih dianggap kecil. Masa lah kedua, pada umum nya kawasan IBT terukur sebagai daerah terpencil. Dampaknya, investasinya pun, harus lebih besar. Di Tapaktuan, IKK Aceh Selatan, beroperasi telepon otomat kapasitas 710 SST dan di Kutacane, Ibu Kota Kabupaten Aceh Tenggara, dioperasikan te- lepon otomat kapasitas 896 SST. Khusus Banda Aceh, Ibu Kota Kotamadya Banda Aceh, ditambah 3.000 SST, sehingga di Ibukota Provinsi Daerah Istimewa Aceh ini, berop- erasi 6.000 SST/STDI. Bersamaan dengan kebutuhan investasi yang cukup besar bagi otoma tisasi telepon di kawasan IBT, ternyata Provinsi Daerah Istimewa Aceh, mampu dibangunkan fas- Jadi, diresmikannya pengoperasian telepon otomat di Aceh itu, menun- juk provinsi ini sama se- kali telah terbebas IKK- nya dari penggunaan tele- pon manual/enggkol. Totalitasnya untuk Sa- tel yang menyeralar. Pe- Sabang, kapasitas 400 dana bang, Ibu Kota Kotamadya 8,4 nyediaan fastel ini, men- SST, Banda Aceh, Ibu Ko- cakup 4 KIK (Ibukota Ka- ta Kotamadya Banda Aceh bupaten) dan I IKC (Ibu- kapasitas 6.000 SST. kota Kecamatan) dari 8 kabupaten dan 2 kota- madya di Aceh. Pemerataan fastel dan pasar jasa telekomunikasi, Kemudian, Lhoksseu- mawe, Ibu Kota Kabu- paten Aceh Utara, kapasi- tas 3.704 SST, Langsa, IKK Aceh Timur kapasi- tas 1.200 SST, Kutacane, IKK Aceh Tenggara kapa- sitas 896 SST, Takengon, IKK Aceh Tengah kapasi- tas 1.000 SST, Tapaktuan, IKK Aceh Selatan kapasi- tas 710 SST, Sigli, IKK Aceh Pidie kapasitas 600 Balangkaceren, salah satu IKC (Ibu Kota Keca- matan) di Provinsi Daerah Istimewa Aceh, terbebas- kan dari telepon manual, diganti telepon otomat ka- pasitas 200 SST. Se- dangkan Jantho, Ibu Kota Kabupaten Aceh Besar, kapasitas 400 SST telah beroperasi. termasuk menarik minat investor telekomunikasi, yang jadi incaran. Ter singkaplan data dan in- formasi dari Kabag Exter- nal Purel Perumtel Pusat Drs. Amiroeddin maupun Fungsus III Drs. Satibi yang bertanggungjawab SST. kepada Subdirektorat Pu- rel Perumtel, Senin 22 Oktober 1990. era lewat alur sungai Musi hanya selama enam jam per- hari. Justru itu kata guber- nur Ramli beberapa waktu lalu jika pelabuhan Banyua- sin di Tanjung Api-Api tidak terwujud, maka daerah Sum- belakang pelabuhan Pan- sel akan menjadi daerah jang Lampung dan Pulau Baai Bengkulu yang selama ini kegiatan perekonomian- nya berorientasi pada ekspor dan perdagangan antar pu- lau. Usul kepindahan pela- buhan tersebut oleh guber- nur Sumsel diperkuat den- gan tujuh sasaran strategis pembangunan didaerahnya dan kini bertambah dua sa- saran proyek strategis lagi. Untuk Jantho, Ibu Kota Kabupaten Aceh Besar, ka- pasites 400 SST dan Meu- laboh, Ibu Kota Kabupaten Aceh Barat, kapasitas 896 Jakarta, NERACA KONDISI perusahaan pelayaran niaga nasional sa- at ini bertambah parah ka- rena harus bersaing dengan kapal asing di dalam negeri dengan tarif jasa pelabuhan yang sama. Sistem "Cabotage" (per- lindungan terhadap kapal niaga nasional) juga menjadi tambah kabur setelah diber- MACET TOTAL: Diperkirakan jalan Semper-Tipur Cakung, Jakut pada waktu-waktu tertentu terjadi kemacetan total, akibat kendaraan-kendaraan besar sejenis konteiner melintasi jalan itu. Masyarakat menghapkan pihak yang berwenang dapat menanggulangi, karena selain mengganggu kelancaran lalu lintas di khawatirkan jalan tersebut kan cepat rusak. (IPPHOS) lakukan kenaikan tarif jasa pelabuhan bulan Agustus 1990 berdasarkan Sk. Men- teri Perhubungan No. Km. 77 tahun 1990. Kapal niaga nasional yang berlayar ke luar negeri, tarif kan sama dengan kapal asing yang mengangkut komoditi ekspor ke luar negeri. Ke- naikan tarif jasa pelabuhan BENTOEL Disq -alib probes ay malin Perusahaan Pelayaran Tambah Parah yang dipungut Perum Pela- buhan ini besarnya seratus persen dibandingkan dengan tarifjasa pelabuhan bagi ka pal-kapal yang berlayar di dalam negeri termasuk kapal asing yang dioperasikan un- tuk mengangkut barang an- tar-pulau. tan Barat ke Sunda Kelapa. Kepala Cabang Perum Pe- labuhan Sunda Kelapa Ted- dy Djohari ketika dihubungi Neraca kemarin di ruang kerjanya menjelaskan, pe- sedang prihatin. Setelah pe- rusahaan jasa angkutan laut ini terpukul dengan scrap- ping kapal yang berusia 25 tahun ke atas di tahun 1984. Keluhan ini tidak saja di- an melainkan oleh pelaku jasa angkutan lainnya di pe- labuhan. Ongkos labuh bagi kapal pelayaran luar negeri sebe- sar Rp. 65 atau 34 sen Dollar US per-GRT/Etmal untuk 15 hari sandar. Tarif labuh ka- pal pelayaran dalam negeri hanya Rp. 30 per-GRT/Et- mal/15 hari. Contoh, kapal tongkang Dynasti, bendera Ketua Umum Gafeksi (Gabungan Perusahaan Forwarder dan Ekspedisi Se- luruh Indonesia) Chris Kan- kernas Kadin Kompartemen ngenaan tarifjasa pelabuhan rasakan oleh pihak pelayar- Jakarta, NERACA kapal "Dynasti" tersebut sa- ma dengan kapal niaga lain- nya di pelabuhan Sunda Kelapa sesuai dengan Sk. Menteri Perhubungan No. Km.77 tahun 1990. Sebab walaupun kapal tersebut berbendera Panama diopera- sikan di dalam negeri bukan ke luar negeri. Menurut keterangan, Panama yang dicharter kenaikan tarif jasa pelabu- pelayaran negeri eks- han tersebut un- lokal PT. Lautan Kumala tuk memanfaatkan Dollar dari pelayaran Singapura, US bagi kapal-kapal asing tarifjasa pelabuhannya dike- yang singgah di pelabuhan nakan berdasarkan rupiah Indonesia untuk pendapatan sama dengan kapal niaga Perum Pelabuhan. Namun lainnya di dalam negeri. Ka- kenyataannya telah menjadi pal tersebut oleh Lautan Ku- bumerang bagi kapal-kapal mala dioperasikan mengang- niaga nasional justeru pada kut kayu log dari Kaliman- saat perusahan pelayaran Perhubungan di Hotel Hor- rizon baru-baru ini, setelah Inpres No. 4 tahun 1985, sek- tor usahajasa di bidang tran- pada pemerintah Cq, Depar- portasi ini menghimbau ke- temen Perhubungan dan Perdagangan siapa sebenar nya pelaku jasa transportasi di pelabuhan. Sekarang ini seolah-olah semua individu berhak mengurus dokumen dan mengeluarkan barang di pelabuhan. (F.Z2) SST. Dengan demikian, permasalahan yang diha- dapi lagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh, adalah kemampuan bagi pelak- sanaun otomatisasi tele- pon di IKC-IKC (Ibu Kota Kecamatan). Beberapa IKC di Aceh, boleh dibilang sudah sa- atnya diotomatisasikan fa- silitas teleponnya, mengi- ngat kawasan kecamatan ini, teramat potensial bagi pengembangan kepari- wisataan/industri pari- wisata. Obyek wisata paling po- tensial di Provinsi Daerah Istimewa Aceh, adalah di Kabupaten Aceh Teng- gara, Kutacane, IKK Aceh Tenggara, telah memiliki telepon otomat kapasitas 896 SST. Dari kapasitas sentral, yang mempunyai bobot masih diperkem- bangkan itu, berarti akan dapat memasok kebutu- han telepon otomat bagi IKC berpotensi pariwisata. Otomatisasi sentral telepon di Daerah TK II di Indonesia, tampaknya le- bih bergelegar, untuk me- menuhi target sampai ku- run waktu 1992. Perumtel (Perusahaan Umum Tel- ekomunikasi), dituntut untuk menjadikan pelu- ang bagi keberhasilan oto- matisasi sentral telepon Daerah TK II. (k6.z1) Otomatisasi IKK dan Investasi di IBT Paling sedikit otoma- tisasi itu harus berhasil di 331 Ibu Kota Kabupater, Ibu Kota Kotamadya dan Kota Administratip. Oto- matisasi sentral telepon Daerah TK II tahun lalu, telah mencapai 168 lokasi. Untuk 1990, ditargetkan pemenuhan otomatisasi sentral telepon DT II di 28 iokasi. Disusul, mulai tahun depan yaitu pada 1991, otomatisasi sentral telepon DT II, dituntut keberhasi- lannya di 94 lokasi. Se- dangkan pada 1992, ca- paian lokasi sebanyak 41 lokasi bagi otomatisasi sentral telepon daerah tingkat II, harus pula di- tuntaskan sampai dapat dioperasikan. Khusus investasi pem- bangunan fastel di kawa- san IBT (Indonesia Bagian Timur) dalam Repelita V, pejabat Fungsus III Drs. Satibi maupun Kabag External Purel Perumtel Pusat Drs. D. Amiroeddin, menyingkap kebutuhan- nya mencapai kapasitas 201.508 SST di 146 lokasi. Pembangunan di kawasan IBT ini, diperhitungkan akan menyerap 23,40 per- sen dari total rancangan pembangunan fastel da- lam Repelita V. HARIAN NERACA Sasaran pembangunan fastel di kawasan IBT, ten- tunya lebih banyak men- yatu dengan IKP (Ibu Kota Provinsi), IKD (Ibu Kota Kotamadya), IKK (Ibu Kota Kabupaten), IKC (Ibu Kota Kecamatan), Kawin (kawasan Industri) dan DIW (Daerah Tujuan Wi- sata). ATF Bandung Kewalahan Cari Pemasok Dana Dari sasaran satuan pembangunan fastel di ka- wasan IBT tersebut, per- anan pengusaha swasta- lah, diharapkan tampil berperan tersebut. Suatu kerjasama antara pengu- saha swasta dengan Pe- rumtel, dapat dijadikan peluang untuk menggelar- kannya dalam investasi telekomunikasi. Anggota FKP dari Komisi C DPRD Jawa Barat Ir. Su- laeman Pinatabrata meng- ungkapkan, DPRD TK I Ja- wa Barat telah memper- Bandung, NERACA PANITIA ATF (Asean Tourism Forum) Bandung, kewalahan mencari pema- sokan dana, sementara pani- tia daerah ini, berusaha "ha- bis-habisan" mempromo- sikan produk dan obyek wi- sata yang siap dijual/dita- juangkan tam-bahan angga- warkan kepada gerakan ke- ran dalam perubahan APBD pariwisataan dunia. Jawa Barat baru-baru ini. Semula APBD TK I me- nganggarkan Rp 100 juta, tapi telah ditambah Rp 225 rang dana APBD TK I Jawa juta. Sehingga, sampai seka- Barat bagi penyelenggaraan ATF, mencapai Rp 325 juta. Sulaeman mengakui, me- mang banyak aset wisata Jawa Barat yang perlu di- tampilkan dalam penyeleng- garaan ATF, sebagai suatu ajang promosi pariwisata. Misalnya agrowi-sata dan agroindustri dikaitkan de- ngan tatanan budaya Jawa Barat. (K.10.z2) Sewa Transportasi Palapa Bertambah 29 Os 17 Bandung, NERACA SEWA transponder Pa- lapa semakin bertambah, setelah Philipina dari CRSC (Clavecillia Radio System Corporation), menandata- ngani perjanjian sewa kon- trak transponder satelit Palapa, baru-baru ini, baru Kepala Subdirektorat Purel Perumtel Mohd. Gem- pita, SH kepada NERACA kemarin, mengemukakan, penandatanganan per janjian kontrak tersebut, di- lakukan oleh Direktur Op- erasi Perumtel A. Purwo, M.Sc. dan Mr. Anggelo C. Suatu Keputusan Di- reksi Perumtel No.: KD.- 773/NGO-80/OPE-19/90 Walikotamadya Bandung selaku Ketua Pelaksana Ha- rian Daerah STF 1991 Ateng itu kepada tim peninjau Wahyudi mengungkapkan DPRD Jawa Barat, yang di- ketuai Ir. H. Sulaeman Pi- natabrata, Rabu. Tim tersebut memantau langsung persiapan-persiap- an penyelenggaraan ATF. yang dirancangkan berlang sung di Bandung 12 s/d 16 Januari 1991. Walikota min- ta kepada tim peninjau DPRD Jawa Barat, sewa-jar- nya apabila diperjuangkan penambahan dana bagi Molato, pimpinan CRSC Phi- lipina, di Jakarta 22 Oktober 1990. Philipina dalam penyewa- an transponder satelit Pa- lapa itu, telah diberlakukan tarif baru, yaitu 1/4 trans- ponder -8,372 Khz, 25 dbw, tarifnya US$ 396,000.000 per tahun. CRSC Philipina, menyewa transponder satelit Palapa untuk selama 5 tahun, dihi- tung 1 April 1991 ukuran 1/4 transponder. Sedangkan 1/ 128 transponder disewa 6 bu- lan terhitung Desember 1990 sampai 31 Mei 1991. Sewa pasitas terpasang dalam Repelita V sebanyak 2.500.000 SST. Apabila hal ini dapat terpenuhi, berarti akan dicapai den- titas atau kepadatan tele- pon, sama dengan 1,2 SST per 1.00 penduduk. Kemudian dalam Repe- lita Vi nanti, kebutuhan saja telepon sebanyak 8.300.000 SST, sedang di- rancangkan pembangun- annya sebanyak 5.000.000 SST. Kebutuhan jasa tele- pon ini sangat terkait de- ngan penduduk Indonesia berkisar 219.000.000. Jika kapasitas terpasang da- lam Repelita VI mencapai sebanyak 7.500.000 SST, berarti akan diraih denti- tas atau kepadatan tele- pon, sama dengan 3,4 tele- pon per 1.00 penduduk. Dengan demikian, di- harapkan sampai akhir Repelita VI, kapasitas ter- pasang akan terpenuhi 7 juta satuan sambungan telepon. Ini berarti, meng- hadapi permasalahan dana. Dari perhitungan ini pun, dapat digambar- kan, bahwa investasi te- lekomunikasi yang rendah (0,34 persen) dalam 1984- 1989, akan dapat diting- katkan menjadi 1,1 persen, apabila pihak pengusaha swasta terlibat langsung dalam pembangunan te- lekomunikasi. penyelenggaraan ATF dari APBD Provinsi Daerah TK I Jawa Barat. menunjuk keterbukaan pola kerjasama, yang ber- makna perlunya duku- ngan dana dari swasta un- tuk percepatan pemba- ngunan telekomunikasi. Keputusan Direksi Pe- rumtel itu, menawarkan tiga macam pilihan bagi pihak swasta untuk meng- gelarkan pola kerjasama dengan Perumtel, yaitu Selain pengusaha swas- ta nasional diharapkan bergiat dalam proyek ker- jasama dengan Perumtel, langkah terpuji, apabila pola hibah, pola kompen- mengikutsertakan pe sasi dan pola bagi hasil. ngusaha-pengusaha Proyek kerjasama swas- multinasional dari negara ta dengan Perumtel itu maju dalam investasi dianggap mendesak yang pemba-ngunan fasilitas akan memapankan pe- telekomunikasi terutama nyediaan fastel, mengi- di kawa-san IBT yang ngat kebutuhan jasa tele- SCR/keberhasilan pon di Indonesia, telah panggilan telepon, sampai menjadi salah satu kebu- saat ini masih terhitung tuhan mendesak. sangat rendah. Suatu studi tim pe- Pilihan investor swasta ngembangan dan perenca- nasional maupun investor naan telekomunikasi, Ji- pengusaha multinasional ca, Jepang, Februari 1987, dari negara-negara maju menunjukkan fakta, bah- bagi investasi telekomu- wa kebutuhan jasa tele nikasi dengan mitra usaha pon Indonesia kurun Re- utama Perumtel, selain pelita V. sebanyak akan berdampak terpe- 4.431.000 SST, sedangkan nuhinya kebutuhan tele- yang di-rancangkan pon/telekomunikasi de- kapasitas 1.430.000 SST. ngan SCR tinggi, lebih lagi kawasan pariwisata dapat berkembang pesat di In- donesia Bagian Timur. (A. Sjamsualim/Z2) Kebutuhan jasa telepon ini, sangat terkait dengan penduduk sebanyak 199.- 000.000 orang dengan ka- transponder satelit Palapa bagi CRSC Philipina untuk 6 bulan, sebanyak US$ 15,- 400 untuk 6 bulan. Negara-negara lain yang menyewa transponder sate- lit Palapa, adalah Malaysia 2 1/4 transponder masing- masing selama 5 tahun bagi Telecom Malaysia dan Tele- visi Malaysia. Sedangkan Thailand me- nyewa 3 1/2 transponder selama 5 tahun bagi PTD 1/ 12 transponder dan 1/4 trans- ponder untuk 4 tahun 8 bu- lan, 1 transponder selama 3 tahunb bagi BBTV, 1/4 trans- ponder untuk 3 tahun dan 1 transponder bagi TOT un- tuk 5 tahun. Selain itu, Thailand dari Compunet menyewa trans- ponder satelit Palapa 1/4 transponder untuk 2 tahun, 1/4 transponder Sammart Telecoms untuk 3 tahun. Se- dangkan Vietnam, menyewa 1 transponder untuk CTM dan menyewa 3 kanal untuk 5 tahun. Papua Nugini menyewa transponder satelit Palapa untuk selama 3 tahun. Bah- kan, Singapura menyewa 34 kanal. (K.10.Z2) RETI PT RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA Sabtu 27 Oktober 1990 08:00 Film Komedi : National Geography 09:00 Film Pengetahuan: Beyond 2000 10:00 Komedi Keluarga : .Newhart 10:30 Film Kartun: Buck Rogers 11:30 Film Komedi: Family Ties 12:00 Film Hiburan: Hooperman 12:30 Film Music: Big brake 13:30 Acara Olah Raga Top Bank Boxing 15:30 Film Hiburan Keluarga : Coach Of The Year $7:00 Pembahasan Film: Mohd. Gempita, SH me- nyebutkan, Philipina seka- rang menyewa transponder satelit Palapa 1/2 transpon- der untuk Domsatphil, 1 transponder bagi ABS-CBN "Terima Kasih" Guru selama 5 tahun, 1 transpon- der selama 5 tahun untuk Topaz dan 1/4 transponder bagi CRSC selama 5 tahun. Juara LCLP '90 TRI Sabtu, 27 Oktober 1990 15.30 Film: Danger Bay 16.00 Film Seri: The Hogans 16.30 Cepat Tepat (SMP) peserta SMPN 198 Jakarta Timur SMPN 156 Jakarta Pusat MTs Yayasan At Tahdliriyah Sukabumi 17.00 Berita Nusantara 17.30 Siaran Pedesaan 18.00 Film Telstar 18.45 Negeri Tercinta Nusantara "Timor Timur" 19.00 Berita Nasional 19.30 Keluarga Kita judul : Olah Raga untuk mencegah penyakit jantung bersama: dr Sadoso 20.00 Film Seri : Wolf 21.00 Dunia Dalam Berita 21.35 Musik Masa Kini 22.35 Siaran Berita Terakhir PENYEGARAN: Dalam profesi, orang juga selalu memerlukan penyegaran. Begitupun dalam usaha dan kekaryaan perfilman Indonesia yang terus berkembang, Hajjah Nany Widjaya yang telah 3 kali meraih Piala Citra FFI, bersama pemain remaja Dian Nitami yang tampil bersama dalam "Pengantin" garapan Wim Umboh agaknya ingin melukiskan penyegaran itu. Dain Nitami, diperkirakan kuat muncul sebagai salah seorang unggulan peraih Cita FFI '90. * (2) Undang-Undang Perfilman Perlu Segera Diganti pembawa misi perjuangan bangsa dapat diterapkan. Aberson Sihaloho berpen- ANGGOTA DPR (F-PDI) dapat, Undang-undan ten- tang perfilman Indonesia serta berbagai peraturan yang menyertainya perlu segera diganti karena eksis- tensinya tidak sesuai de- ngan perkembangan zaman. Berbicara kepada warta- wan di DPR/MPR Senayan Jakarta Kamis, Anggota De- but mengatakan, satu-satu- wan dari Komisi APBN terse- mengatur tentang perfilman nya Undang-undang yang Indonesia adalah UU No. 1 PNPS tahun 1964. Bisnis Hiburan sekarang telah dikeluarkan Sejak tahun 1965 sampai 122 Peraturan Pemerintah sebagai pendukung UU No. 1 PNPS tersebut. Tumpang tindih peraturan yang ada menyebabkan munculnya berbagai kendala dalam me- ningkatkan kualitas dan kuantitas film nasional. Oleh karena itu, katanya, pemerintah dan kalanganin- san film hendaknya segera mungkin membuat Ranca- ngan Undang-Undang ten- tang film guna diteliti dan disahkan oleh DPR, agar pe- ngaturan fungsi film sebagai nyak orang. Jakarta, NERACA KOMPOSISI "Terima Kasih Guru karya Alfred Matupelwa dari Jakarta ber- hasil terpilih sebagai lagu terbaik Lomba Cipta Lagu Perjuangan 1990 (LCLP 90) pada malam final yang ber- langsung di Graha Bhakti Budaya TIM Jakarta. Komposisi yang dikemas dalam irama pop-rock de- ngan penata musik Indra Qadarsih dan dibawakan Al Rizal, Yohandi Yahya, Irma June dan Ovi Ariesta, ber- hasil menyisihkan sebelas lagu lainnya untuk memba- wa pulang Piala Wakil Pre- siden RI. Dewan juri yang terdiri atas Enteng Tanamal, Ta- rida Hutauruk, Christ Pati- kawa, Tamam Husein, Dali Tahir, Rinto Harahap dan Eens Leo, juga menetapkan Untukmu Pahlawan" karya Muhammad Agil (Ternate) sebagai lagu terbaik ke-2 dan menerima Piala Men- pora. Pemuda Ternate yang mengikutsertakan tiga lagu karyanya dalam ICLP90 itu juga berhasil terpilih se- bagai juara III lewat tem- bang Ekstase" dan meng- Cinema-Cinema 17:30 Produksi RCTI: Roket 18:30 Acara Aneka Citra : Celah Belanja 19:00 Siaran Berita Nasional TVRI 19:30 Film Keluarga : Black Beauty 20:00 Film Action: Spencer for Hire Bag. 1 21:00 Acara Sepak Bola Liga Inggris 23:00 Siaran Dunia Dalam Berita TVRI 23:30 Film Action: Magnum P.I 00:30 Film Pilihan Minggu ini : Of Pure Blood 02:30 Siaran Berita Terakhir TVRI Minggu 28 Oktober 1990 08:00 Film Pendidikan: Sesame 22.45 Cerita Akhir Pekan 00.15 Tutup Programa 2 16.30 Olah Raga 17.30 Tanah Merdeka 18.00 Perjalanan Nasional 18.30 English News Service 19.00 Benta Nasional 19.30 Musik Country/Lokaria 19.45 Berita Ibu Kota & Agenda Jakarta 20.00 Teater Arena 21.00 Bergabung dengan Programa 1 Minggu Pagi, 28 Oktober 1990 INDONESIAKU 08.00 Lintasan Peristiwa 08.15 Pagi di Nusantara Disekitar Peraih Adiputra oleh TVRI SPK. Semarang 08.25 Manusia dan Lingkungan 09.10 Keterampilan Keluarga tema: Aneka Hidangan Tradisional oleh Ibu Lies Prasodjo 09.30 Film Seri Akademi Polisi Pembuatan film bermutu dan bersifat mendidik serta sekaligus menghibur, kata Aberson, sampai saat ini be- lum sepenuhnya dapat di wu- judkan. Film nasional yang ada sekarang cenderung ha- nya berciri komersial. Aberson yang mengata- kan mewakili Komisi I DPR- RI dari PDI dalam seminar Kamis. film yang berlangsung di Ho- Menurut salah seorang tel Horison Jakarta menga-pengacara ibukota pada sedang mendominasi pem- takan, faktor dagang yang seminar tentang UU Pokok Perfilman Nasional, dalam rangka Festival Film Indo- nesia itu, penyimpangan dalam dunia perfilman an- tara lain mengenai produksi, hak dan kewajiban insan perfilman, peredaran film dalam negeri maupun pere- daran film impor. buatan film nasional akan berubah apabila film dibuat dengan "uang dingin". Dua unsur yang masing- masing adalah pendidikan dan hiburan akan lebih mu- dah ditemukan dalam pem- buatan film Indonesia yang bermutu dengan produksi film yang biayanya dipadu- kan oleh pihak produser (swasta) dengan subsidi pe- merintah (uang dingin). Dengan kebijaksanaan tersebut, katanya, insan film akan terangsang membuat film yang bermutu sekaligus menghibur dan mutunya ti- dak akan dikeluhkan ba- gondol Fiala Ketua Umum DPP GOLKAR. Sikapmu karya Alfred Ma- Juri juga memilih "Mana tupelwa dan "Indonesia" karya Bill Ariwibowo (De- pok) masing-masing sebagai pemenang harapan I dan II. Sedangkan "Pers" karya Franky Tutu dan Christina Rebecca (Jakarta) dipilih sebagai lagu favorit penon- ton. Menurut Ketua Panitia, Lynda Poernomo, LCLP 90 diselenggarakan dalam rangka memeriahkan Hari Sumpah Pemuda ke-62 tang- gal 28 Oktober, HUT GOL- KAR 20 Oktober sekaligus Hari Pahlawan 10 Novem- ber. Kegiatan itu bertujuan membangkitkan dan menan- amkan semangat persatuan, kesatuan serta menggali ba- kat dan kreativitas kala- ngan generasi muda Indone- sia dengan media musik, se- kaligus memasyarakatkan lagu-lagu bernafaskan se- mangat perjuangan. Final Lomba Cipta Lagu Perjuangan 1990 juga diha- diri Menpora Akbar Tanjung dan beberapa tokoh masya- rakat lainnya. *(Z2) Street 09:00 Film Kartun: Oxtales 09:30 Liputan RCTI : Kontak Pemirsa 10:00 Liputan RCTI/Topik: Pemuda Sebagai Pembaharu 10:30 Produksi RCTI : Seputar Indonesia 11:00 Acara Kuis Keluarga : Lifebuoy 11:30 Film Hiburan Keluarga : My Two Dads 12:00 Film Hiburan Keluarga Lassie 12:30 Film Dokumenter: The Smitsonians 13:30 Acara Olah Raga RCTI : Tennis 14:30 Acara Olah Raga RCTI : Tinju 15:30 Siaran Ulangan Tinju Douglas vs Holyfield 09.55 Album Minggu Ini 10. Film Boneka "Si Unyil" 11.05 Ria Jenaka 11.20 Film: Ilmu Pengetahuan 11.45 Film Cerita: Little Missy 13.05 Warta Berita 13.20 Dari Gelanggang ke Gelanggang 14.40 Selingan 14.45 Siaran Langsung dari Stadion Utama Senayan Jakarta "Memperingati Sumpah Pemuda Minggu Malam, 28 Oktober 1990 14.45 Siaran Langsung dari Stadion Utama Memperingati "Sumpah Pemuda" 18.0 17.30 Berita Nusantara Siaran Pedesaan 18.15 Aneka Ria Anak-Anak Nusantara bingkisan dari TVRI Sta. Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Denpasar & SPK Aceh & Ambon 18.45 Parlementaria 19.00 Berita Nasional Halaman V Penyimpangan TERJADINYAkesenjan- penyimpangan gan dan dalam perkembangan perfil- man nasional dewasa ini karena belum adanya Un- dang-Undang atau pera- perfilman nasional yang turan pemerintah tentang sesuai dengan kebutuhan, kata Ny. Sitti Maemunah Affendy, SH di Jakarta, Adanya kepastian hukum dalam dunia perfilman akan memberi peluang bagi insan film termasuk komponen- komponen yang terkait un- tuk lebih berperan aktif dalam kegiatan tersebut, katanya, dalam menanggapi makalah Asrul Sani berjudul "Peningkatan profesi insan perfilman nasional". Dikatakan, untuk menca- pai sasaran dan mengim- bangi problem yang diha- dapı, perlu adanya pilar pe- nunjang yang kuat yaitu terciptanya insan film yang tanggap dan handal. Disinilah titik pandang Asrul Sani, pakar perfilman sebenarnya wajah perfilman yang merinci apa dan siapa Indonesia",kata Maemunah. (*/2.z2) BIOSKOP DAN FILM HARI INI PLAZA I: Midnight PLAZA II: 17.30-19.30-21.30 HAPPY GHOST QUEEN'S HAIGH 17.30-19.30-21.30 FATTAL PASSION QUEEN'S HAIGH Midnight: STUDIOI: 17.30-19.30-21.30 DIE HARD II Midnight: DELTA FORCE II STUDIO II: 17.30-19.30-21.30 SPY MAKER ROBOCOP II Midnight: CENTURY 1:17.30-19.30-21.30 HAPPY GHOST QUEEN'S HAIGH Midnight: 16:30 Film Hiburan Keluarga : Paradise 17:30 Acara Music: Forum Jazz Indonesia 18:30 Acara Aneka Citra : Agama Budha 19:00 Siaran Berita Nasional TVRI 19:30 Film Disney: Escapade Florence Bag. 2 20:30 Acara Sepak Bola Liga Italy 22:30 Siaran Dunia Dalam Berita TVRI 23:00 Film Komedi : Golden Girls 23:30 Film Action: Old Mission Impossible 00:30 Film Dokumenter: WW II G.I. Diary 01:00 Siaran Berita Terakhir 19.25 Ulasan TVRI 19.30 Mimbar Agama Kristen Advent/Baptis judul : Pengabdian yang Tulus oleh: KGPM. 20.00 Film Seri: Hollywood Beat 21.00 Dunia Dalam Berita 21.35 Drama Modern judul: Jerat 22.35 Siaran Berita Terakhir 22.45 Film Cerita 00.15 Tutup Programa: 2 16.30 Dunia Anak O-peret 17.00 Film Natural World 17.30 Rubrik Keluarga bersama: Titie Said, Sartono Mukadis, Victor 18.00 Film: Square One 18.30 English News Service 19.00 Benta Nasional/Ulasan TVRI 19.30 Bandar Jakarta 19.45 Berita Ibu Kota & Agenda Jakarta 20.00 Mozaik Musik 21.00 Bergabung dengan Programa 1
