Tipe: Koran
Tanggal: 1990-10-27
Halaman: 07
Konten
Sabtu, 27 Oktober 1990 PERTANIAN - KOPERASI - KLH Mengundang Pengusaha Perkebunan Kab. Batanghari produksi 5,07 persen. Tana- man coklat naik 1.652 ha atau 73,60 persen dengan produksi naik 71,32 persen pada tahun 1989. Jambi, NERACA KABUPATEN Batanghari membuka kesempatan kepada para pengusaha luas untuk menanam modal di bidang pertanian. Pihak Pemda setempat menyiapkan lahan pertanian yang dapat digarap oleh para pengusaha, disamping sejumlah kemudahan-kemudahan lainnya untuk mensukseskan pembangunan pertanain di Kabupaten Batanghari. Bupati Batanghari, dr. H. Hasip Kl. Syam, mengemu- kakan pihaknya memberi- kan prioritas kepada para pengusaha untuk membuka lahan pertanian di sini. Kabupaten Batanghari yang terletak di Propinsi Jambi memang memberikan prioritas terhadap pemba- ngunan pertanian, terutama untuk lahan perkebunan. Perkebunan yang kini Jakarta, NERACA IR SONNY HARSONO, Kepala Badan Pertanahan Nasional telah menyerahkan 444 sertifikat tanah pemu- kiman kepada masyarakat yang terkena penggusuran dari proyek waduk Kedung- ombodi desa pemukiman Kedungmulyo, kecamatan Kemusu, kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Ia meminta warga pemu- kiman tersebut tidak ter- pengaruh oleh isyu-isyu yang tidak bertanggungjawab, karena "sertifikat yang dibe- rikan ini benar-benar asli dan tidak palsu", jelasnya. Sertifikat tanah pemuki- man itu dilengkapi dengan sertifikat tanah pertanian, juga untuk daerah pengung- sian lainnya di desa pemuki- man kedungrejo dikeluarkan pula sejumlah 74 sertifikat tanah pemukiman dan 53 sertifikat tanah pertanian sementara untuk pemuki- man Kayen diberikan 43 sertifikat tanah pertanian. Gubernur Jawa Tengah H Ismail dalam kesempatan yang sama menegaskan, bahwa pemerintah dengan cara itu ingin manampakan kesungguhannya untuk meningkatkan kemakmuran Sonny Jamin Sertifikat Tanahnya tidak Palsu Jambi, NERACA KANWIL Koperasi Jambi membenarkan bahwa pem- belian beras yang dilakukan KUD dalam masa pengada- an pangan tahun ini jauh lebih kecil dibandingkan ta- hun sebelumnya. Untuk pengadaan pangan 1991 mendatang, KUD Se- bagai lembaga perekonomi- an masyarakat pedesaan harus mampu melaksnakan pembelian tersebut dengan baik, karena pemerintah te- lah memberikan kesempat- an untuk berperan. Selama ini KUD berjalan sendiri, tetapi pengadaan pa- ngan 1991 harus ada kerja- sama dengan penggilingan beras, serta dengan petani. Program KUD harus mampu menampung surplus beras dari Tanjung Jabung sebanyak 20.000 ton. Menurut Kanwil Koperasi Propinsi Jambi, dalam pers- iapan pengadaan pangan tersebut telah menambah sarana usaha penggilingan yang ada di Tanjung Jabung, yaitu 3 KUD berupa alat pe- KUD Jambi tidak Mampu Laksanakan Pengadaan Pangan PERKEMBANGAN Koperasi Siswa (Kopsis) di Sumbar khususnya di Padang, bukanlah sebagai hal yang baru. Setidaknya hal ini terlihat dari eksisnya Kopsis SMEA 2 Padang, yang telah berdiri sejak tahun 1969 hingga saat ini keberadaannya dinilai telah berhasil dalam menunjang pro- gram pelajar-mengajar di sekolah tersebut. tengah dikembangkan ada- laelapa sawit, karet dan coklat. Pada 1989 lalu untuk perluasan kelapa sawit saja telah terealisir 2.475 ha, atau 12,12 persen dibanding luas areal pada tahun sebelum. Sedangkan kenaikan pro- duksi sebesar 92,24 persen pada periode yang sama. Luas areal tanaman karet mengalami kenaikan 1.554 ha, atau 1,19 persen dengan Sebelum sukses seperti sekarang, kegiatan siswa ini hanya terbatas pada lingkungan kelas masing- masing saja, namun berkat pengamatan dan kebijaksanaan guru-guru diambillah kesepakatan untuk mengintegrasikan kegiatan perkelas tersebut menjadi Kopsis SMEA 2. Penyatuan cikal bakal ini berlangsung pada tangal 22 Mei 1979 yang kemu- dian dimantapkan pula dengan keluarnya SK Kanwilkop Sumbar No. 16/SPN/KSK/1979 tertanggal 1 Oktober 1979, maka resmilah Kopsis ini sebagai Koperasi yang ber. Badan Hukum. Menurut Kepsek SMEA 2 yang sekaligus sebagai Penasehat, Drs. Jasmi Ilyas, pendirian Kopsis ini sudah merupakan keha- rusan bagi SMEA untuk mempunyai usaha yang rakyat nelalui pembangun- an. Kelompok Tani Gelisah Sementara itu kelompok tani Cemari, desa Percut, kecamatan Percut Sei Tuan, Sumatera Utara gelisah karena tanah garapannya tanpa mereka ketahui telah disertifikat oleh Ny. N dan dijual kepada pihak, lain. Untuk itu mereka telah me- nulisi Gubernur Sumatera Utara, Raja Inal Siregar. Kegelisahan ini berasal dari kenyataan, bahwa tanah yang dikerjakan para petani itu sudah mereka garap turun-temurun, sehingga mereka tidak mengerti dari mana Ny. N mendapatkan sertifikat? Salah seorang petani itu, H.M Yusup kepa- da KNI malah menunjukan surat izin garap yang diperoleh orang tuanya dan Bupati/Kepala Daerah Deli Serdang pada tahun 1965. K. Harahap, ketua Ga- bungan Kelompok Tani itu menyatakan akan membuat surat susulan kepada Guber- nur, demikian KNI. Dilain pihak Kabag Hu- mas Pemda Deli Serdang, Jafar SE, tidak membantah, bahwa telah terjadi jual-beli tanah tersebut. Ia menyata- kan bahwa para petani yang mutih beras. Untuk Daerah Tanjung Jabung pada Pelita V diprogramkan 16 KUD Mandiri. Berdasarkan data-data yang ada di Kecamatan Ni- pah Panjang dan Muara Sabab terdapat 53 KUD, tetapi yang baru melaksa- nakan pengadan pangan sebanyak 4 KUD, itupun ti- dak dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh. Sementara itu Ketua KUD Tri Dharma A. Lani mengusulkan agar beras yang mengalir dari petani ke daerah kepulauan supaya ditampung, dengan memper- mudah pembayaran dimana selama ini pada saat pem- belian dana belum cair. Oleh karena itu agar pengadaan beras tahun 1991 nanti berhasil mulai dari sekarang sudah disiapkan dana tersebut, selain selektif bagi, KUD yang akan melakukan pembelian ter- sebut, agar dana yang dibe- rikan kepada KUD tersebut digunakan untuk melunasi KUT yang ada. (OT. Z5) berbentuk Koperasi, sesuai dengan identitasnya seba- gai sekolah ekonomi, Hal lain adalah merupakan sarana praktek ketram- pilan ekonomi bagi para siswa, pengenalan Kope- rasi sejak dini, membu- dayakan jiwa menabung sekaligus untuk meringan- kan beban orang tua, menunjang kurikulum sekolah dan membekali siswa agar berjiwa wira- swasta. Dengan dasar itu pu- lalah pada tanggal 30 Juni 1987, Toko SMEA 2 (tempat praktek siswa) yang dibangun dengan dana pemerintah, di gabung dengan Kopsis sekaligus memperbesar pula ruang lingkup usaha Koperasi. Berapa luas lahan per- kebunan yang akan dibuka nanti secara rinci tidak dite- gaskan oleh Bupati Batang- hari, hanya saja menurutnya saat ini masih banyak lahan untuk perkebunan di sini yang belum digarap. Kegiatan Toko SMEA 2 yang berukuran 8x9 m yang dilengkapi dengan beberapa alase menca- Bupati Syam menyebut- kan terjadi peningkatan luas areal perkebunan di wila- yahnya, yaitu dari 156.125 ha dnegan produksi 72.800 ton pada tahun 1988 menjadi 161.976 ha dengan produksi 97.177 ton pada tahun 1989. Belum Swasembada BUPATI Batanghari kup penjualan buku-buku dan alat-alat tulis, fotoco-t py, makanan ringan serta berbagai jenis minuman untuk melayani para siswa sebagai pelanggan dipimpin oleh KHarahap itu disuruh oleh pemilik tanah selama ini untuk mengga- rapnya dan wajar saja kalau yang empunya menjualnya, tanpa Jafar menjelaskan keaslian pemilikan sertifikat itu dan mengapa di tanah yang sama juga izin peng- garapan diberikan oleh Kepala Daerah. Memang masalah perta- nahan masih banyak sisinya. Seperti juga ketika lain Kepala Kantor Badan Per- tanahan Lombok Barat yang pernah mensinyalir, bahwa pemilik sertifikat sering meminjamkan suratnya kepada orang lain sebagai jaminan dengan suatu imbalan, tetapi tanpa mengetahui pasti karakter peminjam itu. Sehingga jika pengem- balian kredit mandeg dan kreditor itu mempunyai karakter yang kurang baik, maka sertifikat atau tanah jaminan itu akan disita, ucapnya, walaupun pe,in- jaman serupa adalah hak si pemilih. Karena itu ia meng- anjurkan kepada pemilik sertifikat agar menyeleksi karakter si peminjam itu dan juga usaha yang akan dilakukannya. (14) mengungkapkan bahwa kondisi perekonomian rak- yat saat ini cukup menggem- birakan karena benar-benar telah mendorong peningkat- an produksi. Namun diakui bahwa Ka- bupaten Batanghari belum berswasembada pangan, meski kebutuhan pokok ter- sedia dalam jumlah yang le- bih dari cukup,, serta pen- distribusian cukup lancar berkat sistem transportasi yang semakin baik sampai kewilayah pedesaan. Dengan demikian maka harga kebutuhan pokok sehari-hari tidak mengalami lonjakan," katanya. Produksi tanaman pa- ngan masih tetap menun- jukan peningkatan, produksi padi dalam MT 1990 menca- pai 49.859 ton gabah kering giling setara dengan 33.958 ton beras. Kalau dibanding- kan dengan tahun sebelum- nya meningkat 7,76%. Kenaikan produksi padi tersebut disebabkan mening- katnya hasil rata-rata per- hektar sebesar 6,87%. Terjadinya peningkatan produksi merupakan pula keberhasilan peningkatan mutu pelaksanaan intensi- fikasi. Sumbangan intensi fikasi dari luas panen 7.535 ha atau 44,30 persen dari keseluruhan luas. panen menghasilkan padi sebanyak 27.126 ton gabah kering gi- ling atau 54,40% dari total produksi. utama di samping orang tua murid, guru dan kar- yawan, juga terbuka untuk masyarakat disekitarnya. Pelayanan dimulai jam 7.30 sampai dengan jam 16.000 Wib dengan tenaga pengelola parasiswa se- cara bergilir sebanyak 6 orang setiap hari dengan masa praktek 3 hari, kemudian bergilir kepada yang lain. Kegiatan lain yang sangat menonjol ialah di bidang Simpan Pinjam dimana besar sekali man- faatnya bagi para siswa yang kesulitan membayar iuran SPP, karena ter- lambat dari orang tua, maka Kopsislah tempat mengadu untuk menda- patkan kredit. Dengan demikian maka tingkat ketersediaan beras naik sebesar 3,30% dari 118 kg per kapita per tahun menjadi 121,90 kg per kapita per tahun, yang berarti pula kebutuhan beras di Kabupa- ten Batanghari baru menca- pai 82,93%. Sebelumnya setiap siswa yang otomatis men- jadi anggota, telah me- nempatkan modalnya berupa Simpanan Pokok sebesar Rp 5.000 serta iuran Rp 100 per bulannya dan seluruh simpanan ini akan dikembalikan ke- pada siswa apabila mereka tamat atau pindah Untuk pemenuhan kebu- tuhan beras tersebut terus dilakukan dengan berbagai program dankegiatan baik melalui peningkatan mutu intensifikasi, ekstensifikasi maupun rehabilitasi, serta pengembangan daerah rawa non pasang surut. Dalam Pelita V, pemba- tetap merupakan perhatian ngunan pertanian masih utama di Kabupaten Batang- hari dalam meningkatkan ekspor non migas. (OT/13. Z5) HARIAN NERACA E sekolah. Mekanisme Pembuku- annya kata Jasmi Ilyas lagi, diselenggarakan oleh siswa sehingga memung- kinkan setiap bulannya diketahui posisi brankas, utang piutang serta laba penjualan dan jasa. Begitu pula terhadap pembelian barang-baran, juga dilaksanakan oleh siswa dan guru-guru hanya bertindak sebagai pembina atau pengawas. Meraih Prestasi. PERJALANAN Kop- sis SMEA 2 yang diketuai oleh Indra Nurdin (Saat ini duduk di kelas 3) ter- nyata uckup baik dan me. nonjol bahkan berhasil pula meraih beberapa prestasi yang cukup membanggakan seperti pada tahun 1982, berhasil keluar sebagai Juara I Koperasi Remaja Tingkat Sumbar. 34 Prestasi ini berlanjut ke tahun 1983, namun hanya sebagai Juara II Tingkat Sumbar dan kembali Jua- ra III Tingkat Sumber di tahun 1985 untuk kategori PAMERAN IPTEK '90: Mahasiswa/i Institut Pertanian Bogor menampilkan binatang unggas hasil perkawinan ilmiah hasil riset dan juga ia menampilkan mesin-mesin pemipil jagung pada pameran Iptek '90 di Graha Pemuda, Jakarta (Foto: Agusnadi/NERACA) Jakarta, NERACA PENGURUS Koperasi pedagang pasar (Koppas) Cikini Jakarta Pusat sedang berusaha supaya Koperasi menjadi multi grosir bagi Koppas Cikini Menjadi Multi Grosir bagi Pedagang para pedgang di DKI. Namun agaknya usaha ini masih ter- bentur dengan nada. Ketua Koppas Cikini Mar- dji Suparta, kepada Neraca mengatakan pengurus se- dang mencari dana untuk modal usaha. "Soalnya kami sudah menyusun proposal supaya Koppas Cikini men- jadi julti grosir. Hingga pedagang dari pasar lain DKI dapat mengambil kebutuhan dagangan dengan Koperasi Cikini," katanya. Menurut Mardji, sudah banyak pedagang untuk yang bersedia membeli ba- rang di koperasi. Masalah nya, dana yang tersedia untuk usaha baru ini tidak ada. Kopsis SM EA 2 Padang, Sukses Menunjang Program "Untuk program ini kami Rp 300 juta. Tapi sayangnya membutuhkan uang sekitar sampai sekarang pengurus belum berhasil mengusa- hakannya," sambung Mardji. Dia juga menyebutkan, su- Per Sekretaris DP HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) Provinsi Jawa Ba- rat Drs. Ulung Laksamana kepada NERACA, Kamis, mengungkapkan berpaling- nya perusahaan-perusahaan swasta menggiring nelayan miskin masuk asuransi, ber- arti sumbangan besar bagi pembangunan. Sebab, selama ini nelayan miskin Jawa Barat membe- rikan kontribusi bagi pema- sokan dana pembangunan, berkisar Rp 890.000,00 sam- pai Rp 1 miliar tiap tahun. "Di sini perlu dicerna betapa melaratnya kaum nelayan yang masih di bawah garis kemiskinan, tapi mampu memberikan sumbangan bagi pembangunan", ungkap DITEBANG: Beberapa waarga desa Hoka/Herley, Maluku Tenggara menebang daun Drs. Ulung. kelapa hijau untuk digunakaan sebagai atap rumah mereka. Penebangan mengakibatkan pohon menjadi tinggi dan tiddak produksif lagi. Gambar diambil pekan lalu. (Foto: Ant) dalam usaha menarik nela- Para pengusaha asuransi dah beeberapa kali meng- keanggotaan menurun ka- ajukan permohonan kepada rena penduduk yang pindah bank, namun tidak berhasil sebagian besar konsumen karena koperasi tidak mem- kami," kata Mardji. punyai anggunan. Padahal, kata Mardji pe- merintah melalui paket Ja- nuari sudah memberi ke- longgaran bagi pengusaha kecil untuk mendapat pinja- man kepada bank. Tetapi kenyataannya masih sulit. "Bagi Koperasi yang sehat sebenarnya pinjam uang ke bank tidak perlu pakai ang- gunan. Tapi sayangnya pihak bank tidak gampang mengeluarkan uang jika tidak ada jaminan," katanya. Karena kesulitan modal, maka niat menjadikan kope- rasi sebagai tempat pengam- bilan barang bagi pedagang terutanda sampai ada yang bersedia menjadi investor. Disebutkanya, usaha yang dijalankan koperasi selama ini cukup lancar. Na- mun demikian Mardji meng- penduduk yang kena gusur akui banyaknya rumah sangat bepengaruh terhadap pasar dan keanggoataan koperasi. "Pasar menjadi sepi dan Tetapi dari Tabel SHU setiap tahunnya terlihat perolehan di tahun 1985 tercatat Rp 857,282 lebih besar dari perolehan tahun 1989 sebesar Rp 738.502. SHU tahun 1989 ini meningkat 2,7% Belajar Mengajar Bandung, NERACA NELAYAN miskin Jawa Barat sangat membutuhkan masukan asuransi terutama terkait dengan asuransi ke- celakaan di laut maupun di darat. api Nelayan Miskin Jabar Butuh Asuransi Koperasi Sekolah serta dibanding tahun 1988 menerima pula peng- yang berjumlah Rp 718.- 060. hargaan dari Walikota Madya Padang karena berprestasi dengan baik dalam pameran pemba- ngunan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 1985. Tahun 1988 Kopsis ini sempat pula memenang. kan Lomba Karya Tulis Koperasi yang diadakan Depkop dan mendapatkan hadiah uang sebesar Rp 500.000 dari Menkop. Begitu pula perkemba- ngan usahanya, terlihat berjalan baik tahun demi tahun. Di bidang penju- alan kalau tahun 1985 masih berjumlah Rp 3.562.465 tahun 1989 telah mencapai Rp 12.- 610.155, namun menurun 2,5% dibanding tahun 1988 sebesar Rp 12.942.- 806. Dibidang permodalan yang hanya bersumber dari Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib, tahun 1989 tercatat berjumlah Rp 6.181.600 menurun jika dibanding tahun 1988 yang berjumlah Rp 7.018.500. Penurunan ini disebabkan menurunnya jumlah siswa yang me- masuki SMEA 2 Padang tersebut. Tercatat jumlah anggota di tahun 1989 hanya 963 orang, me- nurun 10,6% dibanding dengan tahun 1988 se- banyak 1078 orang. Mengakhiri keterang- annya, Jasmi Ilyas be- pendapat, dengan mem- budayakan Koperasi dikalangan siswa, diha- rapkan kehidupan berko- perasi pada generasi mendatang akan lebih subur sesuai dengan cita- cita Bangsa Indonesia yang tersurat dan tersirat dalam Pancasila dan UUD 1945. (Desi.S/Ham. Z5) Meskipun demikian vo- lume usaha meningkat 10 persen tapi keuntungan bagi koperasi sedikit sekali ka- rena harga barang naik. Menurut Mardji, kegiatan jual beli di pasar Cikini ber- jalan lancar. Apalagi seka- rang ini kios untuk pedagang sayur dan buah-buahan su- dah selesai dibangun. Pembangunan kios tersebut menghabiskan uang Rp 48 juta. "Kami hanya memberikan pinjaman kepada anggota untuk memperbaiki kiosnya. Sedangkan pelaksanannya adalah PD Pasar Jaya," tegasnya. Terlepas dari itu yagn jelas Koppas Cikini saat ini sedang diaudit oleh KJA. Hal ini dilakukan dalam rangka memenuhi 13 kriteria Kope- rasi Mandiri. "Tahun ini kami diharapkan Mandiri," kata Mardji. Memang semua persyaratan sudah dipenuhi oleh pengurus koperasi. (23. Z5) yan miskin masuk asuransi kecelakaan diharapkan ti- dak memberlakukan premi yang memberatkan para nelayan. Ketua DPD HNSI Jawa Barat Ir. Awal Kusumah. M. Sc sebelumnya menjelaskan, sedang dilakukan penataan di bidang manajemen kene- layanan, sehingga para ne- layan miksin di Jawa Barat, benar-benar dapat diting- katkan kesejahteraan me- reka. Sebab, menurutnya, ma- salah pelik yang dihadapi ne- layan miksin, terutama me- nyangkut manajemen yang sangat lemah. Dampaknya, kalau tidak diberlakukan pe- nataan bidang manajemen kenelayanan, para nelayan miskin ini tetap berada di bawah garis kemiskinan. Penataan bidang mane- jemen kenelayanan tersebut, ungkap Awal Kusumah, pa- ling tepat melalui kegiatan perkoperasian. Misalnya ko- perasi nelayan yang sangat tepat melalui kegiatan KUD (Koperasi Uni Desa) Mina. Tapi, Sekretari HNSI Ja- wa Barat Drs. Ulung Laksa- mana menegaskan, masih ada KUD Mina yang sangat mendesak dilakukan pem- benahan, KUD Mina Keja- wanan, Cirebon dan KUD MIna Labuan, Pandeglang, Banteng, seolah-olah kurang berfungsi. Sehingga kedua KUD Mina ini, perlu didaur- ulang untuk berpacu dengan KUD MIna lainnya. masa-masa Menjawab pertanyaan, Dr. Ulung Laksamana me- ngatakan, masa kepeng- urusan baru DPD HNSI Ja- wa Barat periode 1990-1195, merupakan berat. Karena selain beru- saha memerangi kemiskinan dengan tekadibadah dan me- manah, lebih lagi memfung- sikan secara benar koperasi- koperasi nelayan melalui KUD MIna. Selain melalui koperasi nelayan/KUD Mina, kaum nelayan Jawa Barat, teramat membutuhkan Bapak Ang- kat dari perusahaan-peru- sahaan skala besar, untuk memupuk kerjasama keter- kaitan produsen ikan/ne- layan dengan eksporti. Sehingga, gilirannya Jawa Barat berperan penting dalam ekspor ikan. Belum ada Dukungan SEMENTARA itu dari Bengkulu dilaporkan bahwa gerakan koperasi di daerah ini belum mendapat dukung- an pelayanan sepenuhnya dari pihak perbankan, ka- rena menganggap koperasi belum sejajar dengan badan usaha lainnya.. (K.10/Ant/13) Agribisnis Tempurung Jangan Dibuang, Punya Nilai Bisnis Halaman TEMPURUNG kelapa (Batok) yang dihasilkan dari perkebunan di tanah air sebenarnya banyak sekali, hal ini karena hampir disemua kepulauan Nusantara ditanam dan bisa didapati pohon kelapa. Namun dari pohon ini umumnya peman- faatannya masih terbatas untuk kopra dan daging- nya untuk dijadikan santan. Lalu bagaimana de- ngan tempurungnya? Tempunng, bagi yang tidak tahu cara meman- faatkannya hanya dianggap limbah dan dibuang begitu saja. Padahal dari tempurung kelapa bisa dijadikan bermacam-macam produk olhan lainnya yang bisa bernilai ekonomis dan memberikan pendapatan tambahan. Produk olah-an dari tem- purung kelapa tersebut salah satunya untuk dijadikan ARANG atau BAHAN BAKAR. Arang dari tempurung kelapa ini mempunyai beberapa keunggulan dibanding arang biasa/lain- nya. Karena arang ini mempunyai nilai panas yang tinggi, mudah dibuat, ringkas dan pena- nganan selanjutnya tidak terlalu rumit. Mereka yang menggunakan bahan bakar arang tempurung biasanya di restoran-restoran, baik untuk masak makanan seperti membuat kue, sop dan membakar sate. Dari makanan yang dimasak dengan arang tempurung ini akan didapat rasa masakan yang lezat dan harus, sehingga menam- bah nilai masakan dan mengundang konsumen. Daerah potensial yang banyak tanaman kelapanya misalnya Maluku, Kalimantan, Su- matera Selatan dan lain-lain. Namun dari informasi yang diperoleh hanya Sumatera Selatan yang sudah memasok kelapa ke Jakarta secara rutin dalam bentuk baku (belum diolah) selan- jutnya dari suplai ini di sini diolah kembali dan dipasarkan baik di dalam negeri maupun untuk ekspor. Jika di daerah yang banyak kelapanya ini tapi belum dimanfaatkan tempurunya, kiranya para generasi muda di daerah tersebut perlu mempe-lopori sebagai pionir merintis usaha ini. Dengan demikian bisa memberikan lapangan kerja dan mengurungkan niat urbanisasi untuk mencari kerja di perkotaan. Juga usaha pemulung tempu-rung akan bisa dilakukan. Dari suatu kepeloporan tersebut diharapkan bi- sa menjadi contoh, akhirnya meluas dan diolah dalam skala kecil (rumah tangga) maupun skala besar (pabrik) dengan demikian tidak akan terlihat lagi batok kelapa yang dibuang, efek dari peng- olahan ini akan meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan suatu daerah. Dengan demikian akan terjadi efekt multiplikasi, karena dari usaha & investasi pengolahan tempurung kelapa, efekt lingkungan tercapai & lapangan kerja tersedia. Untuk kelancaran dalam pembuatan arang tempurung sebaiknya disediakan terlebih daulu peralatannya seperti drum, batu bata, tempurung yang akan dibakar/dijadikan arang sudah tidak ber-sabut lagi dan tanah liar. Pertama-tama pada dasar drum diberi lubang sebanyak lebih kurang 5 buah lubang, sedangkan bagian bawah drum diletakkan batu bata sebagai alasannya. Selanjutnya tempurung yang sudah kering dan tidak bersabut dimasukkan ke dalam drum, untuk tahap awal masukkan hanya beberapa buah dulu lalu dibakar sebagai starter. VII Jika tempurung sudah terbakar secara merata, tambahkan lagi tempurungnya secara bertahap dan perlahan-lahan sampai isi drum penuh. Apabila tempurung yang ada di dalam drum sudah terbakar/terkarbonisasi secara menye luruh tutuplah bagian atasnya dengan tutup drum yang tersedia. Kemudian berikan tanah liat pada tutup drum disekitar rongganya, hal ini untuk menghindari udara masuk. Setelah pembakaran berulang-ulang lebih kurang 2 jam atau sudah terlihat ada asap putih kebiruan yang keluar dari lubang penutup, berarti arang sudah jadi. Lalu dinginkan dulu sebelum diambil arangnya. Arang yang berwarna coklat atau tempurung yang tidak terbakar sempurna/ rata dipisahkan dan dapat dibakar lagi pada pembakaran/pengolahan berikutnya. Arang tem- purung yang sudah dingin selanjutnya dipilih dan dipisah-pisahkan antara yang besar/kasar dan yang halus. Kemudian dimasukkan ke dalam plas- tik/dikemas dan bisa dipasarkan langsung atau untuk keperluan bahan bakar rumah tangga. Arang tempurung yang baik dan mahal harganya adalah arang yang tidak pecah-pecah dan besar- besar ukurannya, sebab arangyang demikian lebih tahan lama./ Anda dapat memperoleh Dengan pembuatan arang tempurung menjadi bahan bakar akan sangat membantu kaum wanita di daerah pedesaan yang masih banyak menggu- nakan kayu bakar sebagai bahan bakar masaknya. Ini juga perlu dikembangkan diperkotaan, karena selain hasil dari masakan yang lebih lezat juga menghindari pemborosan biaya untuk membeli bahan bakar minyak yang mahal harganya. Lebih dari itu sewajarnya arang tempurung juga dijual di pasar-pasar swalayan untuk kegunaan picnic, bakar sate, steak dalam kemasan yang baik sehing- ga tidak dianggap kotor. Dengan arang tempurung akan di dapat manfaat ganda, yaitu penghematan biaya, untuk pengeluar- an bahan bakar minyak juga menambah pengha- silan jika arang ini dijual, selain itu tidak akan ada lagi penebangan/pengambilan kayu secara liar yang akan mengancam kelestarian alamnya/hutan. (Eddy Suntoro. Z5) NEWSSTAND PRESIDEN HOTEL HARIAN NERACA di : SEVEN ELEVEN 1. Jl Ciranjang No.1 Telp : 710196 2. Wijaya Grand Centre Telp: 7202955 3. Jl. Gatot Subroto (Blk POM bensin) Telp. 7291886 KOPKARYA PELINDO Jl. R.E. Martadinata No: 1 Tanjung Priok Telp : 498061 WASERBA CIRCLE K 1. Jl. Panglima Polim Raya No.37 Telp: 7391046. 2. Jl. Hang Tuah Raya No.8 Telp: 7396851 3. Jl. Bangka RAya No: 12 Telp: 7993999 4. Jl. Gandaria Tengah II/2 Telp: 770996 5. Jl. Paus No. 54 Rawamangun Telp: 4890551 6. Jl. Tanjung Duren No. 363 Telp : 594318 7. Jl. Mandala Raya No. 4 Telp: 591460 BOOK SHOP HOTEL KARTIKA PLAZA BOOK SHOP HOTEL KARTIKA CANDRA TIMES THE BOOK SHOP Ground Floor, Wisma Dharmala Sakti Jl. Jend. Sudirman No. 32 Jakarta 10220 - INDONESIA Telp: 5701293, 5703469 Plaza Indonesia Basement - 1 Units 84,85,86,87,88,89,90 and 91. JI. M.H. Thamrin 28-30 Jakarta Indonesia
