Tipe: Koran
Tanggal: 2017-03-18
Halaman: 26
Konten
4cm Color Rendition Chart SABTU PAHING, 18 MARET 2017 (19 JUMADILAKIR 1950) Wartinem Derita Gagal Ginjal WAJAH Wartinem nampak pucat. Terhitung sudah 2 tahun ini Wartinem menderita gagal ginjal. Warga Kricik Kayuwa- lang Wiladek Karangmojo Gu- nungkidul ini sudah berkali-kali keluar masuk rumah sakit. Saat ini Wartinem juga masih rutin menjalani terapi di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. "Awal mulanya itu dari sakit hipertensi. Ternyata setelah di- lakukan diagnosa, ternyata istri saya mengalami gagal ginjal," ungkap suami Wartinem, Mar- wan saat ke Redaksi KR, Senin (13/3). Demi pengobatan Wartinem, Marwan sudah melakukan ber- bagai upaya mencari dana. "Istri saya ini sering opname di rumah sakit. Januari ini sudah 3 kali opname. Kemudian bulan Februari kemarin, masuk ke IGD 5 kali," jelas Marwan. Bagi Marwan, kesembuhan istrinya adalah harapannya. Meski saat ini harus susah payah mencarikan pengobatan, namun dirinya tak menyerah demi istrinya bisa sembuh dari penyakitnya. "Saat ini istri saya masih ter- api cuci darah di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Cuci darah seminggu 2 kali tiap Senin dan Kamis. Dengan cuci darah ini kondisi istri saya juga sudah Agnes Harus Terapi Stroke REPUBLIK MALIOBORO DJORDJA Agnesia Sri Mulyani RASA sedih saat ini tengah menggelayuti diri Agnes Sri Mulyani (47) yang baru saja terkena stroke pada 7 Januari lalu. Tangan dan kaki sebelah kanannya saat ini tidak bisa di- gerakkan secara maksimal lagi, Wartinem lumayan membaik. Namun cuci saya semakin sehat," papar darah tetap jalan terus agar istri Marwan. (R-8)-g Bahkan air matanya selalu berlinang menunjukkan diri- nya masih merasakan sakit yang luar biasa. Sang ibun- da, Karsih (40) hanya bisa pasrah saja melihat kondisi putri keduanya tersebut kritis di RS Sardjito. "Saya tak bisa berbuat apa-apa lagi selain berdoa KR-Suhardi dan ikhlas," ucap Karsih, war- ga Jalan Blimbing No 18 RT 002 RW 005 Desa Karang- anyar Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap sambil menitikkan air matanya lan- taran tak kuat menyaksikan anaknya kritis dan tak sa- darkan diri tersebut, Selasa (14/3). sehingga membuatnya tak lagi bisa beraktivitas secara maksi- mal, termasuk untuk bekerja mencari nafkah. PENYAKIT yang bersa- ra sakit tipes. Bahkan saat di- rang di tubuh Ane Marisca bawa ke RSUD Purwokerto (15) kini sudah komplikasi. juga dikira sakit demam ber- Ada tumor di kepala, TBC, darah. gumpalan darah di otak bah- kan ada pendarahan di lam- bungnya. Saat ini, kondisi Ane masih koma di ruang PICU RSUP Dr Sardjito Yog- yakarta. Alat bantu pernapasan ju- ga selang terlihat jelas dima- sukkan ke dalam mulut dan hidungnya. J Meski koma, tetapi Ane masih seperti merasakan se- suatu dari luar. "Setelah terkena stroke Ja- nuari lalu, tangan dan kaki ba- gian kanan tak bisa digerakkan. MIGUNANI DUA bulan dirawat di RSUP Dr Sar- djito Yogyakarta, Suratmi tak tahan lagi menahan penyakit tumor kelenjar getah bening yang sudah menggerogoti tubuh- nya sejak lama. la harus dipanggil Yang Maha Kuasa pada awal bulan Februari lalu. Komplikasi, Ane Koma Lantaran kondisinya se- makin drop, pihak rumah sa- kit merujuk Ane untuk dibawa ke RSUP Dr Sardjito karena peralatan yang lebih mema- dai. "Saat dibawa ke RS Sar- djito awal Maret 2017 napas Ane sudah berat. Bahkan sekarang makin menurun kondisinya. Barulah sesam- pai di sini Ane langsung divo- nis banyak penyakit atau su- dah komplikasi. Saya tidak tahu berapa biaya yang ha- rus saya keluarkan meng- KR-Suhardi Sekarang untuk mencoba menyembuhkannya, saya me- lakukan terapi alternatif di Boyo- lali yang cukup menyita waktu dan biaya," ucap Agnes saat datang ke Redaksi Kedaulatan Rakyat, Senin (6/3). Saat pertama kali terkena stroke dulu, Agnes mengaku mendapat perawatan di RS Jogja Wirosaban. Kala itu, wa- nita yang saat ini tinggal se- batangkara di Jalan Jlagran, RT 02 RW 01, Pringgokusuman, Gedongtengen ini mengaku cu- kup bersyukur mendapatkan bantuan dari Jamkesmas untuk seluruh pembiayaannya. Hanya saja untuk pembiaya- an terapi yang saat ini dilakukan rutin dua pekan sekali ini jelas membutuhkan banyak biaya dan baginya yang hidup se- orang diri tanpa sanak saudara cukup memberatkan. Pasalnya, untuk menjalani sekali terapi pengobatan dirinya harus me- ngeluarkan biaya lebih dari Rp 200.000. "Saya sebelum stroke be- kerja di rumah makan, tapi setelah stroke ini tidak lagi bisa bekerja. Saya masih ingin be- kerja lagi seperti biasanya. Ka- renanya melalui KR Migunani ini mohon agar para dermawan bersedia mengulurkan bantuan agar meringankan beban saya, supaya bisa sembuh dan pulih kemudian bekerja lagi," harap- (Hit)-g nya. ingat BPJS Kesehatan Ane baru diurus. Kemarin saja saat di RS Purwokerto dan Cilacap saya sudah habiskan Rp 25 juta lebih," keluhnya. Karsih yang hanya ibu ru- mah tangga dan suaminya buruh pabrik tersebut bi- ngung untuk membayar bi- aya tersebut. Dari informasi RS Sardjito, menurut Karsih, biayanya se- hari saja mencapai Rp 5 juta. "Karena itu, melalui KR Migunani ini saya berharap ada dermawan yang mau meringankan beban kami ini. Saya juga berharap Ane bisa sembuh dan sekolah lagi," harapnya. (Adk)-g Berdasar penuturan Kar- sih, awalnya Ane hanya sakit panas saja. Setelah dibawa ke rumah sakit setempat diki- Ane Marisca yang sudah koma di RSUP Dr Sardjito. Suratmi Meninggal Dunia Setelah dalam kondisi terparah hingga tidak bisa diajak untuk komunikasi, perempuan 37 tahun tersebut bahkan sudah tidak merasakan sakit ketika me- ngandung bayi hingga usia enam bulan. "Mulai parah setelah melahirkan putra ketiga kami. Saat dirawat, dokter meng- anjurkan untuk dilakukan kemoterapi tapi belum dilakukan, istri saya sudah meninggal. Untuk bantuan dari pembaca KR akan kami gunakan untuk selamatan almarhumah dan sedikit untuk biaya pendidikan anak. Kami sangat berterima kasih sekali atas bantuan ini," kata Ah- mad Muzakir (39), saat ditemui di kantor Redaksi KR, Rabu (1/3). Adapun bantuan yang diterima oleh suami Suratmi, Ahmad Muzakir, sebesar Rp 3.098.000. Berasal dari Riyanti Rp 100.000, Evan Yogya Rp 50.000, Kel. An- war Rp 50.000, Hasan Sleman Rp 50.- 000, Basuki Rp 50.000, Hamba Allah Blu- nyahgede Rp 50.000, Susi Rp 100.000, Amar dan Amira Rp 50.000, KKGAY Rp 130.000, Aji Kebonsari Rp 25.000, Retno dan Ovan Timoho Rp 93.000, Cien-Cien Rp 100.000, Zakat Azzam Family Rp 100.000, Duteljote Rp 100.000, NN Yog- ya, Rp 100.000, OJ Pathok Rp 200.000, Oka Nadia AB Wibowo Rp 50.000, Delisa COBAAN berat tengah dihadapi Umi Fatonah (38) dan suaminya Mochamat Amin Salikin (41). Pasalnya, putra keti- ganya bernama Bima Arka Sinatrya (7 bulan) hingga kini masih dirawat intensif di ruang PICU RSUP dr Sardjito Yogya- karta lantaran ada infeksi di darah dan paru-parunya. Berdasar penuturan Umi, anaknya tersebut awalnya hanya demam saja. Setelah dibawa ke RSUD Yogyakarta dan diberi obat ternyata panasnya be- lum juga turun, malah keluar darah dari duburnya. "Karena kejang-kejang akhirnya saya bawa lagi ke RSUD. Tetapi pihak RS menyuruh kami untuk membawa Bima ke RSUP Dr Sardjito agar mendapat penanganan lebih lanjut," terangnya, Kamis (9/3). INFEKSI USUS SUDAH MENYEBAR Bima Kini Masih Kritis 1 Penanganan itu, menurut Umi karena Bima harus segera dilakukan pembe- dahan di ususnya. Usus halus anaknya itu ternyata masuk ke usus besar. Akibatnya terjadi infeksi dan usus ter- sebut harus dipotong. Bahkan dampak lain saat Bima dibawa ke RS Sardjito kondisinya mulai kritis dengan perut membesar dan tubuhnya kaku. Akhirnya, sehari setelah dibawa ke Sardjito 10 Februari 2017, Bima baru bi- sa menjalani operasi. Pascaoperasi, kondisi Bima terus memburuk. KONDISI Juminten (50) masih belum pulih betul. Meski setelah cuci darah ba- dannya menjadi segar, tetapi warga Tegalyoso RT 003 RW 007 Banyuraden Gamping Sleman yang sudah divonis gagal ginjal ini tak bisa beraktivitas se- perti biasanya. "Enak rasanya jika habis cuci darah. Tapi ya semua ini harus saya lalui rutin seminggu dua kali di PMI Gamping. Tentu saya berharap bisa terus melan- jutkan hidup ini dengan baik. Saya juga berterima kasih kepada pembaca KR Migunani atas kerelaan hati memberi- kan bantuan ini," ucap Juminten saat menerima bantuan pembaca KR Migu- nani di Redaksi, Selasa (21/2). "KEDAULATAN RAKYAT" HALAMAN 18 KR-Yudho Priambodo Manajer Produksi Redaksi KR Ngabdul Wakid menyerahkan bantuan kepada Ah- mad Mużaki. Rp 50.000, Hamba Allah Yogya Rp 100.- 000, Kel Y Haryono Rp 100.000, Keru- dung Putih Yogya Rp 50.000, Ibu Asilah (almh) Rp 25.000. Tak hanya itu bantuan juga diberikan oleh Iwan Rp 100.000, Hamba Allah Se- dayu Permai Rp 100.000, Sigit Bantul Rp 50.000, NN Batikan Baru Rp 50.000, Baziz Masjid Al-Muhajirin Perum Pa- mungkas Rp 200.000, GS Yogya Rp Adapun bantuan sebesar Rp 4.539.- 000 yang diterima Juminten nantinya dipergunakan untuk kebutuhan sehari- hari termasuk biaya sekolah anaknya yang masih SD. Bantuan itu berasal dari Aji Kebonsari Rp 25.000, JLPK Rp 200.000, Keru- dung Putih Yogya Rp 25.000, NN Ma- nahan Solo Rp 225.000, 441 Rp 25.- 000, Pak Bowo Rp 50.000, GS Yogya Rp 100.000, OJ Pathok Rp 200.000, MTR Rp 50.000, 444 Rp 100.000, Ham- ba Allah Kentungan Rp 50.000, NN So- rowajan Rp 100.000, Mbelinger Jogja Rp 50.000, Virtual Studio Rp 25.000, Kel Y Haryono Rp 100.000, Crew Smart Collegue Rp 50.000, Uno Chacha Arfa Agas Kinan Villa Arsita Yogya Rp 200.- KR-Aditya Kumiawan 000, Rissa Wintananda Rp 100.000, Ar- ini masih panjang. Bahkan perkem- bangannya terlambat dan perlu fi- sioterapi jika nanti penyakitnya sudah sembuh. Kini sudah 27 hari di RS Sar- djito dan anak saya masih di ruang PICU. Jika melihat kondisinya saya sangat sedih. Untungnya Bima masih bisa dapat jaminan dari Bapel Jamke- sos, jadi beban kami bisa terbantu," terang warga Serangan NG II/177 RT 013 RW 002 Notoprajan Ngampilan Kota Yogyakarta dengan mata berka- ca-kaca. 100.000, Bapak I Made Suardana Jalan Kenanga Baciro Rp 100.000, A2 Rp 25.000, Bapak Candra Solo Baru Rp 100.000, Dian Pranowo Sabrina Victoria, Darline Christine, Rp 50.000, Desi Jalan Parangtritis km 19,5 Rp 100.000, Kel Broto Yogya Rp 100.000, NN Rp 50.000, Hamba Allah Rp 100.000, Asri Layanan Manten Rp 100.000 dan Karyawan AA YKPN Rp 50.000. ("-3)-g Bima masih tergolong kritis di ruang PICU. Mereka berdua juga tidak bisa terus-terusan melihat Bima tetapi ha- rus menunggu di luar ruang PICU. Namun setelah ditangani oleh tim dokter RSUP Dr Sardjito akhirnya kini berangsur-angsur Bima mulai stabil kondisinya. Meski demikian, efek yang harus dialami bayi ini adalah infeksi di darah dan paru-parunya. "Kata dokter, pengobatan anak saya Bima terbaring lemah dengan alat bantu pernapasan. Suami Umi yang hanya buruh ba- ngunan ini juga kebingungan karena kedua anaknya yang juga masih balita harus dititipkan ke saudaranya. Juminten Rutin Cuci Darah "Untuk itulah melalui KR Migunani ini kami berharap ada dermawan yang terketuk hatinya dan mau membantu meringankan beban hidup kami. Tentu harapan kami, Bima bisa sembuh dan hidup seperti anak-anak yang lain," (Adk)-g Kini, Umi dan suaminya hanya bisa pasrah dan berdoa saja karena kondisi harap Umi. dan Rp 100.000, NN Pondok Indah Ba- Juminten menerima bantuan pembaca KR Migunani. KR-Aditya Kumiawan Bantuan lain dari NDA Rp 50.000, Asri Layanan Manten Rp 100.000, NW GAP Rp 50.000, NN Rp 50.000, Didit Yogya Rp 100.000, LPS Rp 200.000, Gudeg Bu Tjondro Rp 100.000, Bu Susilowati Keniten Rp 100.000, Kel Agung Wijaya Yogya Rp 134.000, nguntapan Rp 100.000, Indah Permata Hamba Allah Pakem Tegal Rp 150.000, Sari Rp 100.000, Okta Dipta Mayangan Bapak Chandra Solo Baru Rp 100.000, Rp 20.000, Imam & Iksan Rp 100.000, Kel Bakpia Pathok 25 Rp 250.000, NN Kel Andy Klaten Rp 100.000, Cien Cein Rp 50.000, NN Rp. 100.000, Hamba Rp 100.000 dan Duteljote Rp 100.000. Allah Rp 50.000, Sigit Bantul Rp 50.- 000, Kel SSS Rp 100.000, Asyifa Noor Shabiya Putri Sleman Rp 100.000, Wong Yogya Rp 100.000, Karyawan AA YKPN Rp 50.000, Oka Nadia Ab- dullah Wibowo Rp 50.000, 441122 Rp 100.000 dan NN sebesar Rp 10.000. (Adk)-g SABTU PAHING, 18 MARET 2017 (19 JUMADILAKIR 1950) De Kawasan Ekowisata G DESA Wisata Nglang sekadar menawarka purba dan emb me Wisatawan akan me interaksi langsung dengan masyarakat Desa Wisata Nglanggeran dan hidup sepe keluarga, sehingga menjadi m dari Desa Nglanggeran. Pesona dan aktivitas yar di Desa Nglanggeran ini sem digerakkan oleh masyarakat setempat sehingga selain me tujuan wisata, Nglanggeran merupakan desa pusat kunjun studi banding kegiatan kepen lingkungan dan kepariwisataa berbasis komunitas Daya tarik Nglanggeran berhasil meraih penghargaan wisata terbaik berupa Commu Based Tourism (CBT) dalam Tourism Awards di Singapura Jumat, 20 Januari 2017. Penghargaan desa wisata ter diraih bersama dua desa lains yaitu Desa Panglipuran Bangi dan Desa Dieng Kulon Banjar Jawa Tengah dalam ajang be pariwisata di tingkat regional tersebut Menurut Sekretaris Poko Nglanggeran, Sugeng Hando. Desa Wisata Nglanggeran tem mewakili Indonesia karena ma dalam delapan kriteria Asean Standard yaitu kepemilikan da pengelolaannya oleh masyara berkontribusi terhadap keseja sosial, menjaga dan meningk kualitas lingkungan serta mem terjadinya partisipasi interaktif masyarakat dengan wisatawa Selanjutnya jasa perjalan wisata dan pramuwisata berki kualitas makanan dan minuma Embung Nglanggeram
