Tipe: Koran
Tanggal: 2017-03-18
Halaman: 27
Konten
Color Rendition Chart nggal Dunia KR-Yudho Priambodo aksi KR Ngabdul Wakid menyerahkan bantuan kepada Ah- h Yogya Rp 100.- 100.000, Keru- 50.000, Ibu Asilah an juga diberikan Hamba Allah Se- 000, Sigit Bantul Baru Rp 50.000, ajirin Perum Pa- O, GS Yogya Rp DAH MENYEBAR Bahkan perkem- at dan perlu fi- nyakitnya sudah 7 hari di RS Sar- masih di ruang Kondisinya saya nya Bima masih ari Bapel Jamke- lasih Kritis i bisa terbantu," an NG II/177 RT ajan Ngampilan gan mata berka- "KEDAULATAN RAKYAT" HALAMAN 18 100.000, Bapak I Made Suardana Jalan Kenanga Baciro Rp 100.000, A2 Rp 25.000, Bapak Candra Solo Baru Rp 100.000, Dian Pranowo Sabrina Victoria, Darline Christine, Rp 50.000, Desi Jalan Parangtritis km 19,5 Rp 100.000, Kel Broto Yogya Rp 100.000, NN Rp 50.000, Hamba Allah Rp 100.000, Asri Layanan Manten Rp 100.000 dan Karyawan AA YKPN Rp 50.000. (*-3)-g a Dipta Mayangan ksan Rp 100.000, 00.000, Cien Cein jote Rp 100.000. NDA Rp 50.000, Rp 100.000, NW Rp 50.000, Didit PS Rp 200.000, Rp 100.000, Bu Rp 100.000, Kel ya Rp 134.000, minya hanya bisa ja karena kondisi harap Umi. 4cm Bima masih tergolong kritis di ruang PICU. Mereka berdua juga tidak bisa terus-terusan melihat Bima tetapi ha- rus menunggu di luar ruang PICU. Suami Umi yang hanya buruh ba- ngunan ini juga kebingungan karena kedua anaknya yang juga masih balita harus dititipkan ke saudaranya. "Untuk itulah melalui KR Migunani ini kami berharap ada dermawan yang terketuk hatinya dan mau membantu meringankan beban hidup kami. Tentu harapan kami, Bima bisa sembuh dan hidup seperti anak-anak yang lain," (Adk)-g " dengan alat bantu pernapasan. n Cuci Darah 0, Indah Permata Hamba Allah Pakem Tegal Rp 150.000, Bapak Chandra Solo Baru Rp 100.000, Kel Bakpia Pathok 25 Rp 250.000, NN Rp 50.000, NN Rp. 100.000, Hamba Allah Rp 50.000, Sigit Bantul Rp 50.- 000, Kel SSS Rp 100.000, Asyifa Noor Shabiya Putri Sleman Rp 100.000, Wong Yogya Rp 100.000, Karyawan AA YKPN Rp 50.000, Oka Nadia Ab- dullah Wibowo Rp 50.000, 441122 Rp 100.000 dan NN sebesar Rp 10.000. (Adk)-g antuan pembaca KR Migunani. KR-Aditya Kumiawan KR-Aditya Kumiawan SABTU PAHING, 18 MARET 2017 (19 JUMADILAKIR 1950) Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran. Desa Wisata Nglanggeran Terbaik se-Asean masih otentik atau alami. DESA Wisata Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul tidak hanya kehidupan masyarakat desa yang sekadar menawarkan keindahan dan eksotisme gunung api purba dan embungnya, namun wisatawan akan dapat Nglanggeran ditingkatkan, dan "Kami harapkan akses menuju merasakan beraktivitas dan hidup di desa. sumber informasi tentang Nglanggeran bisa disebarluaskan di bandara, stasiun agar menarik wisatawan. Termasuk rute dan peta di Gunungkidul yang masih minim karena angkutan umumnya masih terbatas sehingga wisatawan perlu informasi rute yang jelas," imbuh Sugeng. Wisatawan akan merasakan interaksi langsung dengan masyarakat Desa Wisata Nglanggeran dan hidup seperti keluarga, sehingga menjadi nilai lebih dari Desa Nglanggeran. Pesona dan aktivitas yang ada di Desa Nglanggeran ini semua digerakkan oleh masyarakat setempat sehingga selain menjadi tujuan wisata, Nglanggeran merupakan desa pusat kunjungan studi banding kegiatan kepemudaan, lingkungan dan kepariwisataan berbasis komunitas. Daya tarik Nglanggeran ini berhasil meraih penghargaan desa wisata terbaik berupa Community- Based Tourism (CBT) dalam Asean Tourism Awards di Singapura pada Jumat, 20 Januari 2017. Penghargaan desa wisata terbaik ini diraih bersama dua desa lainnya yaitu Desa Panglipuran Bangli, Bali dan Desa Dieng Kulon Banjarnegara, Jawa Tengah dalam ajang bergengsi pariwisata di tingkat regional tersebut. Pariwisata Menurut Sekretaris Pokdarwis Nglanggeran, Sugeng Handoko, Desa Wisata Nglanggeran terpilih mewakili Indonesia karena masuk dalam delapan kriteria Asean CBT Standard yaitu kepemilikan dan pengelolaannya oleh masyarakat, berkontribusi terhadap kesejahteraan sosial, menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan serta mendorong terjadinya partisipasi interaktif masyarakat dengan wisatawan. Selanjutnya jasa perjalanan wisata dan pramuwisata berkualitas, kualitas makanan dan minuman serta Embung Nglanggeran. akomodasi hingga kinerja Friendly Tour Operator (FTO). Sugeng mengatakan, selain objek wisata yang sudah ada, kini juga terus dikembangkan potensi wisata lainnya di Desa Wisata Nglanggeran seperti pengembangan Griya Cokelat dan pusat pengelolaan Kakao dari hulu hingga hilir yang semuanya dikelola masyarakat setempat. Selanjutnya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pengelola desa wisata, karena wisatawan yang berkunjung di Nglanggeran sudah naik kelas, salah satunya terkait bahasa asing. "Wisatawan Desa Wisata Nglanggeran tidak hanya datang dan pulang, tetapi mereka datang dan menginap untuk belajar langsung banyak hal di Nglanggeran. Segmen pasar kami justru menjadi tujuan studi banding dari berbagai daerah terkait pengelolaan desa wisata, badan usaha milik desa dan sebagainya sehingga hal ini sangat menguntungkan," papar Sugeng. Seiring ditetapkannya Geosite Gunung Sewu dalam Unesco Global Geopark di mana Gunung Api Purba Nglanggeran termasuk di dalamnya serta penghargaan desa wisata terbaik di Asean, Nglanggeran sudah mulai diincar wisatawan mancanegara yang menyukai wisata minat khusus berupa treking seperti dari Eropa. Dari 80 'homestay' yang dimiliki dan ditawarkan di Desa Wisata Nglanggeran sudah dinilai nyaman dan bersih, mengingat wisatawan yang datang ingin merasakan langsung aktivitas Jumlah kunjungan wisatawan atau kuantitas tidak menjadi target bagi Desa Wisata Nglanggeran, karena pengelola tidak ingin wisatawan sebanyak-banyaknya datang atau bukan destinasi wisata yang ingin mendatangkan wisatawan dalam jumlah banyak dengan kunjungan sesaat Justru pihaknya mengincar wisatawan yang datang tidak terlalu banyak tetapi dampak perekonomiannya tinggi bagi masyarakat setempat. Sebagai ilustrasi jumlah kunjungan wisatawan di Nglanggeran meledak hingga-355 ribu pada 2014 dan pada 2015 turun jumlah kunjungan wisatawannya tetapi omzetnya naik. Selain itu, kehadiran desa wisata saat ini sangat berdampak dan menumbuhkan perekonomian masyarakat dengan munculnya usaha-usaha di sekitarnya. Bahkan urbanisasi warga desa ke kota yang sebelumnya tinggi, sekarang sudah nyaris tidak ada sehingga para pemuda justru membangun desanya. "Kita mengembangkan wisata Nglanggeran tanpa harus mengeksploitasi alamnya terus menerus. Karena ketika dipaksa menjadi destinasi wisata massal kita akan kehilangan desa kami, tergerus kearifan lokalnya dan lingkungan akan terganggu," pungkas Sugeng. (Tulisan dan Foto: Fira Nurfiani)-c Grafis Arko Gunung Api Purba Nglanggeran. Area rumah pohon di kawasan Nglanggeran. "KEDAULATAN RAKYAT" HALAMAN 19 Menikmati pemandangan sambil santai. לכu
