Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Analisa
Tipe: Koran
Tanggal: 1995-04-07
Halaman: 04

Konten


Jumat, 7 April 1995. Penerbit Pemimpin Umum/Pendiri Wakil Pemimpin Umum Pemimpin Redaksi/ Penanggung Jawab Wakil Managing Editor Pemimpin Perusahaan Sekretaris Redaksi Redaktur Anggota Redaksi Terbit Tarip Iklan Alamat Telepon Perwakilan Jakarta Perwakilan Banda Aceh SIUPP Dicetak Oleh ; : : : : analisa Yayasan SIKAP PRESS. Harta Susanto. Supandi Kusuma. H. Soffyan. H. Ali Soekardi. Paulus M. Tjukrono. Joeli Salim. H. War Djamil. H. Amir Siregar, H. Kaharudin, H. Bahari Effendy, H. Naswan Effendi, Usman Alie, H. War Djamil, Mulyadi Franseda, Asril Rais, H. Ismail Lubis, H. Basyir Ahzar, H. Azmi Majid (foto). H. Marzuki Markiman, M. Hatta Lubis, Mac. Reyadi MS, Budiman Tanjat, Buoy Harjo, Umar Said, A. Rivai Siregar, Hasan Basri Ns, Timbul O. Simarmata, Johan Jambak, Ismugiman, Idris Pasaribu, Agus Salim, Rismansyah Siregar, M. Sulaiman, Ali Sati Nasution, Michael Ronny, Samil Chandra, M. Nur, Hermansyah. Seminggu 7 kali. Rp. 3.500,- per mm/kolom (umum). Rp. 2.500,- per mm/kolom (keluarga). Jalan Jend. A. Yani No. 35-43 Medan. Kotak Pos: 1481. Telex No.: 51326 ANALIS IA. Fax: (061)- 514031, Telegram: ANALISA MDN. Redaksi: 556655 (2 saluran)/511256 Tata Usaha: 554711 (3 saluran)/513554. Frans Tandun, Jln. K.H. Hasyim Ashari. No. 43-A Jak. Pusat Tel. 3446609/3844339/3453912 Fax.: (021)- 363388. H. Harun Keuchik Leumiek Jalan Tgk. Cik Ditiro 106 Tel. (0651)- 23839. Fax: (0651) 23839. SK. Menpen No. 023/SK/MENPEN/SIUPP/A.7/1985. Tanggal 24 Desember 1985. P.T. KUMANGO Medan (Isi di luar tanggung jawab pencetak). Tajukrencana PMI dan Aktivitasnya DIBERITAKAN di dalam media massa, bahwa masyarakat Tapanuli Utara kini mengeluh akibat sulitnya memperoleh ban- tuan donor darah di berbagai rumahsakit yang ada. Palang Me- rah Indonesia atau PMI di Tapanuli Utara nyaris tidak mem- perlihatkan peran atau aktivitas yang berarti, seperti mencari dan menambah jumlah donor dan penanggulangan masalah sulitnya memperoleh darah yang sangat diperlukan oleh orang- orang yang menderita sakit. Masyarakat merasakan, bahwa se- karang ini peranan PMI di Tapanuli Utara dinilai semakin me- rosot. Sudah selalu terjadi ada pasien yang memerlukan bantuan dengan transfusi darah, tetapi darah yang diperlukan itu se- lalu tidak ada tersedia di rumahsakit atau di PMI. Kalaupun seandainya darah yang diperlukan itu ada, maka harganya sa- ngat tidak layak, yaitu sampai mencapai Rp 500.000 (setengah juta rupiah) untuk 100 CC darah. Harga yang sama sekali ti- dak wajar dan tidak pantas, apalagi pada saat-saat pemerintah menggalakkan dan meningkatkan kesehatan masyarakat seca- ra luas. Jika yang diberitakan media massa ini benar, maka alang- kah memprihatinkannya masalah darah di Tapanuli Utara ini. Sebab semua pihak mengetahui, bahwa persediaan darah yang sewaktu-waktu diperlukan oleh para pasien yang dalam keada- an gawat (sakit berat atau korban kecelakaan lalu-lintas misal- nya) haruslah tetap ada. Selain rumahsakit-rumahsakit, maka sebenarnya PMI-lah yang harus menyediakannya. Justru itu- lah salahsatu tugas utama PMI, di mana pun berada. Dan jika kini dinilai, bahwa PMI Tapanuli Utara kurang melaksanakan fungsinya, maka timbul pertanyaan : Mengapa? Atau apa se- babnya? Lantas, betapa pun juga PMI Sumatera Utara harus meng- amati hal ini. Bahkan PMI Sumatera Utara rasanya berkewa- jiban untuk menelusuri masalahnya, untuk kemudian mener- tibkan dan menata kembali PMI Tapanuli Utara agar dapat berfungsi kembali dengan baik sebagaimana mestinya. Justru PMI itu di mana pun berada, sesungguhnya mengemban be- ban dan kewajiban moral yang mulia terhadap masyarakat, ter- utama sekali terhadap yang kebetulan sedang menderita sakit. Hanya saja jika diamati dengan seksama, sesungguhnya ma- salah darah atau persediaan darah untuk pasien yang memer- nMlukannya di berbagai rumahsakit, sudah selalu menimbulkan kesan memprihatinkan justru para pasien yang membutuhk- annya selalu menghadapi kesulitan. Terlebih-lebih pasien dari masyarakat golongan kurang mampu. Sebab darah yang diper- lukan itu adakalanya bukan saja kurang persediaannya, tetapi juga sudah menjadi semacam "barang bisnis". Jika pun tak disebut "bisnis" tapi darah itu memang harus dibeli oleh ke- luarga pasien yang terkadang sudah terdesak. Inilah "kenya- taan" yang sudah seharusnya dapat ditanggulangi. Dapat difahami bahwa PMI selama ini menanggung beban yang berat dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Tetapi bagai- mana pun juga jelas PMI yang bertanggungjawab menanggu- langi masalah ini, justru yang menjadi kewajiban PMI meru- pakan beban perikemanusiaan. Maka keberadaan PMI harus benar-benar mampu menimbulkan citra yang positif di tengah- tengah masyarakat, bahwa PMI itu benar-benar ada manfaat- nya, bahwa sumbangan warga masyarakat untuk PMI itu be- nar kembali untuk kepentingan masyarakat itu sendiri (misalnya tidak mengalami kesulitan seandainya suatu saat me- merlukan darah), dan lain-lain. Artinya PMI bukan sekedar organisasi dan pengurus belaka, tapi PMI milik masyarakat dan untuk masyarakat yang dapat diandalkan. Di samping PMI ju- ga mampu membangkitkan partisipasi masyarakat untuk ke- pentingan masyarakat dan kemanusiaan. * Kunjungan PM Pakistan ke AS PERDANA Menteri Pakistan Benazir Bhutto sedang berkun- jung ke AS dalam usaha melunakkan sikap Washington terhadap negaranya. Sikap Amerika Serikat yang lebih lancar terhadap Pakis- tan sangat diperlukan Benazir bagi pembangunan. Dalam pertemuannya dengan Presiden Bill Clinton dan para pejabat pemerintah AS lainnya tentu akan disinggung berbagai ma- salah yang membuat hubungan antara ke dua negara kurang mu- lus. Pemerintah Pakistan berusaha memperbaiki hubungan antar ke dua negara. Dalam kaitan ini Pakistan telah mengekstradisi dua gembong pengedar obat bius dan pada bulan Maret mengekstra- disi tersangka utama dalam peristiwa peledakan di gedung Pusat Perdagangan Dunia di New York dua tahun lalu. Semua itu ki- ranya dalam rangka usaha agar prasangka prasangka AS terhadap Pakistan dapat dilenyapkan secara berangsur angsur. PM Benazir akhir akhir ini mengunjungi berbagai negara da lam usaha meningkatkan hubungan ekonomi sehingga keadaan eko- nomi Pakistan dapat lebih diperbaiki. Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi PM Benazir ya- kin kesulitan kesulitan yang dihadapi di dalam negeri secara ber- tahap dapat diatasi. Di antaranya dengan lancarnya pelaksanaan program ekonomi pembangunan kerusuhan seperti yang terjadi baru baru ini di Karachi, kota dan pelabuhan terbesar di Pakistan diharapkan tidak terulang atau sekurang kurangnya mudah diatasi. Namun ada masalah besar yang mengganjal hubungan Pakis- tan dengan AS. Yaitu masalah nuklir. Masalah ini telah membuat hubungan ke dua negara yang begitu dekat sebelumnya boleh di- katakan menjadi kaku. Kira kira 10 tahun lalu Kongres Amerika Serikat menyetujui amendemen yang disebut Pressler Amendment yang bertujuan men- cegah Pakistan meneruskan usaha pembuatan senjata nuklir. Ma- lah akibat Pakistan tidak menghentikan usahanya itu maka pada tahun 1990 pemerintah AS menghentikan bantuan dan membe- kukan pengiriman senjata kepada negara itu. Pakistan berusaha agar amendemen itu jangan sampai dilaksanakan atau sekurang ku- rangnya dimodifikasi. Tetapi tidak berhasil. Hal tersebut menye- babkan hubungan antara ke dua negara menjadi tidak lancar. Kini dengan kembalinya Benazir Bhutto ke tampuk pemerin- tahan Pakistan walau terjadi berbagai peristiwa nyatanya hubung- an antara ke dua negara tidak tambah merosot. Sebaliknya ada tanda tanda bahwa mungkin hubungan itu bi- sa membaik. Hal tersebut terlihat dari kenyataan bahwa AS tidak mengecam secara langsung pemerintah Pakistan dengan terbunuh- nya dua diplomatnya di Karachi. Juga kunjungan Hillary Clinton isteri Presiden AS berlangsung sesuai rencana yang ditetapkan. Dan kini PM Benazir Bhutto datang berkunjung ke Amerika Serikat. Apakah AS akan memperlunak sanksinya terhadap Pakistan wa- laupun masalah nuklir belum dapat diatasi, rasanya itulah yang diharapkan Benazir dalam kunjungannya ini. PM Pakistan itu tentu merasa optimis dengan adanya keterang- an Presiden Clinton yang mengatakan baru baru ini bahwa Was- hington seharusnya meninjau kembali kebijaksanaan sanksi yang dijatuhkannya kepada Pakistan. Sejauh mana keterangan Clinton itu akan menjadi janji pemerintah AS tentu baru akan diketahui setelah Presiden Clinton dan PM Benazir Bhutto bertemu di Was- hington 11 April nanti. Bagaimanapun dilanjutkannya kembali bantuan AS seluruh atau sebagian sangat penting bagi Pakistan dalam usaha mening- katkan pembangunan di negara itu. * Desa IDT Sepanjang Lintas Gerilya 1949 MEMASUKI 50 tahun Kemer dekaan RI sekarang ini se baiknya kita mengunjungi tempat-tempat yang ada nilai sejarah perjuangan kemerdekaannya sepertí basis- basis gerilya di tahun 1949 dahulu untuk mengenang atau mengingat kembali perjuangan mempertahan kan kedaulatan RI di masa itu sambil melihat sejauh mana hasil Pembangunan itu dapat dirasakan di desa-desa basis gerilya ter sebut. Adalah suatu hal yang ironis sekali sekiranya daerah-daerah yang menjadi basis gerilya dahulu ternyata kurang tersentuh oleh Pembangunan yang sudah ber- jalan 26 tahun ini. Padahal dahulu daerah-daerah itu cukup potensial di dalam memberikan support kepada pejuang-pejuang kemerdekaan kita sewaktu meng hadapi Agresi Militer Belanda ke II. Hal itu perlu direnungkan kem- bali agar kita tidak dikatakan lupa kacang pada kulitnya. Himbauan ini disampaikan karena penulis se- jak tanggal 6 sampai dengan 12 Maret 1995 lalu telah mendatangi hampir seluruh desa-desa yang dahulu pernah menjadi basis gerilya 46 tahun yang lalu, dengan jalan kaki dan melihat sendiri kenyataan yang ada. Pada mulanya kedatangan pe nulis ke desa-desa itu hanyalah untuk mengenang kembali sejarah perjuangan karena penulis ber- sama orangtua dahulu pernah ber gerilya di daerah itu. Tetapi dalam kunjungan tersebut sempat pula dimonitor bagaimana pelaksa- naan IDT di desa-desa tadi. BASIS GERILYA Setelah Belanda melakukan Agresi Militernya yang kedua dengan menduduki kota Rantau Prapat, ibukota Kabupaten Labuhan Batu, pada tanggal 19 Desember 1948, maka pihak RI terpaksa melakukan evakuasi ke daerah-daerah hutan di hulu Sei. Bilah yang termasuk kawasan Ke camatan Dolok, Kabupaten Tapa nuli Selatan sekarang ini. Orang-orang tua di daerah- daerah basis gerilya tersebut, yang masih hidup sampai sekarang ini, tetap ingat pada Manaf Lubis, Sukardi, Sumadi, Abd. Wahid Er, Djamaludin Tambunan dan lain- lainnya." Tiga orang yang pertama itu adalah perwira-perwira militer yang pada masa itu baru berpang kat kapten. Sedangkan Abd. Wahid Er beserta Djamaluddin Tambunan merupakan pejabat sipil, yang pertama berpangkat Bupati dan yang kedua masih ber- pangkat Wedana, suatu jabatan di atas Camat. Kawasan daerah geril ya segitiga Sipiongot, Sibio-bio, Padangmatinggi sangat mengenal pada tokoh-tokoh tersebut. Betapa tidak, kita punya banyak tokoh di tahun 1945 itu tetapi yang sampai mau bergeril ya ke hutan-hutan rimba di tahun 1949 tersebut sangat sedikit sekali sebab banyak juga yang bertahan di daerah pendudukan Belanda atau menyingkir ke kota-kota yang belum diduduki. Hanya sayangnya, kampung Padang Matinggi dan begitu juga kampung-kampung lainnya seper- ti Siarop, Sipahunek dan Aek Pisang lama, kini sudah tidak ada lagi karena sudah lama diting- galkan orang dan pindah ke desa- desa yang terdekat. TIDAK dapat disangkal bah- wa profesi kewartawanan adalah satu profesi yang sulit dicari ban- dingannya, kalau tidak mau dika- takan tidak ada duanya. Parni Hadi sempat mengungkapkan bah wa profesi wartawan itu seperti para ulama, sekalipun para war- tawan itu tidak ulama, tetapi tu- gas mereka mirip ulama, yakni mengungkapkan kebenaran, men- didik, dan menghibur. Wartawan, dengan segala ke- lebihan yang dimiliki mereka, di- butuhkan, dicari dan malah di- sanjung oleh masyarakat. Disa- dari atau tidak wartawan adalah teman dan sahabat paling dekat bagi banyak orang, bayangkan be- gitu banyaknya orang yang berla ma-lama menongkrongi koran sampai-sampai melupakan ma kan! KEJUTAN Maka sungguh merupakan ke- jutan ketika ke luar pernyataan yang menyebutkan bahwa disi- nyalir di kalangan para wartawan telah terjangkiti praktek prema- nisme. Bentuk-bentuk praktek premanisme di kalangan warta- wan itu berupa penodongan atau pemerasan terhadap para pejabat misalnya. Pernyataan itu sendiri dilontarkan oleh H.Sofyan Lubis, orang pertama di jajaran PWI Pu- sat (Analisa; 23/3/95). Tidak bisa dibayangkan apa- kah ungkapan itu hanya sekedar sebuah olok-olok atau satu ben- tuk humor tingkat tinggi. Sebab memang sangat boleh jadi bahwa ungkapan tersebut ingin menga- jak kalangan dunia pers sedikit berlaku jujur, bahwa pada deka- de belakangan ini kemerosotan pasar idealisme telah merasuk be- gitu dalam di kalangan masyara- kat kita. Dan kemungkinan mero- sotnya pasar idealisme itu mem- bias di kalangan para wartawan. Idealnya, seorang wartawan adalah seorang yang benar dan membenarkan kebenaran. Dan un tuk itu ia akan bekerja - kalau bo- leh disebut mati-matian untuk mendapat berita aktual tentang kebenaran tersebut. Wartawan adalah pembawa be rita pertama untuk masyarakat, dan pekerjaan itu sulit sekali, li- hatlah sepanjang tahun 1994 saja ada 72 orang wartawan yang te- was; tewas karena pembunuhan politik terencana maupun tewas karena resiko profesi. Padang Matinggi pada waktu itu merupakan pusat gerilya, di situlah berkedudukan pemerin- tahan mobil RI dan sekaligus markas gerilya Sumatera Timur Selatan. Jadi mengejutkan sekali kalau premanisme memang menjalani tubuh para wartawan. Sepertinya rekan-rekan wartawan diajak membenarkan ungkapan Drs. Su- mono Mustoffa yang melihat bah- wa diantara sekian banyak warta- Sipiongot, yang kini menjadi ibukota Kecamatan Dolok, dahu lu sempat dijadikan front terdepan untuk menghadapi se waktu-waktu penyerbuan Belanda dari arah Gunung Tua. Sibio-bio yang dapat tembus ke Sipangimbar, ibukota Kecamatan Saipar Dolok Hole, pada waktu itu merupakan daerah yang cukup aman karena dekat dengan Si pirok yang belum sempat di duduki Belanda dan di Sipirok inilah tempat markasnya Mayor Bedjo. Begitulah situasi basis gerilya 46 tahun yang lalu yang penulis sendiri pernah menjalani semua daerah tersebut karena penulis merupakan anak kandung tertua dari Abd. Wahid Er, yang di sebutkan tadi. KONDISI MASA KINI Setelah 46 tahun kemudian, seperti yang disampaikan di muka, penulis sempat melakukan tetirah sejarah, sendirian, berjalan kaki, tanpa disengaja, sambil melihat-lihat keadaan masyarakat di desa-desa yang pernah dilalui semasa perang gerilya dahulu. Sebagaimana dahulu, juga dalam tetirah sejarah tersebut, penulis datang dari desa ke desa hanya dengan berjalan kaki karena desa-desa tersebut sampai saat ini belum mempunyai hu bungan transportasi yang me madai. Sarana angkutan yang dikenal saat ini masih banyak mengguna kan kuda beban seperti dahulu. Selain itu perahu motor sudah mulai banyak menghubungi kam pung-kampung sepanjang Sei. Bilah. Akibat kondisi perhubungan yang demikian itu tidaklah heran bagi kita kalau ada di antara pen- duduk di daerah-daerah itu yang masihy belum mengenal mobil. Sungguh suatu hal yang sangat memprihatinkan, di mana ibukota Negara kita sudah menjulang gedung-gedung pencakar langit- nya namun sementara itu masih ada rakyat Indonesia yang belum kenal dengan mobil. Kalau takaran wawasan masya rakatnya sudah begitu maka dari kenyataan yang ada dapat diam- bil estimate bahwa tingkat peng hidupan masyarakat pada daerah- daerah itu masih rendah. Satu-satunya penyebab ialah karena sarana perhubungan yang belum bisa diandalkan walau sudah ada jalan-jalan setapak dahulu yang kini diperlebar dengan dozer. Satu-satunya jalan yang beraspal ialah yang menghu bungkan kampung/perkebunan Janji, dekat Rantau Perapat, dengan Padang Laut yang ada di pedalaman tetapi kawasan ini masuk Kabupaten Labuhan Batu dan bukan Kabupaten Tapsel. Ke arah lebih dalam lagi, sampai ke Pinarik dan seterusnya, yang ter masuk kawasan Kabupaten Tapsel masih parah walaupun sudah lebar. Kendati juga beraspal tetapi kondisinya sangat parah sehingga ongkos sarana angkutan/kenda raan umum yang menghubungkan Gunung Tua dengan Sipiongot Oleh: A.Samsuri Matondang wan ternyata terdapat beberapa orang yang suka menuntut bayar an dari sumber berita untuk menghadiri suatu peristiwa dan membuat beritanya (Sumono, 1978:41). ANALISA Saya sepakat demikian Su- mono bahwa wartawan bukan malaikat (yang kalau bekerja se- lalu menomor satukan pekerjaan- nya tanpa pamrih; artinya ikhlas. Pen). Dia pun hanya manusia. Kalau masyarakat lingkungan- nya berbuat begitu, iapun tentu- nya tidak bisa luput dari penya- kit yang sama. Jadi ya itu tadi, ke- lihatannya pasaran idealisme yang dikalangan masyarakat kita telah begitu jauh terjatuh, akhirnya ju- ga membias ke tubuh para warta wan. PENGGEROGOTAN Praktek premanisme di kala- ngan wartawan (kalau itu me- mang ada) tentunya merupakan suatu penggerogotan yang serius terhadap kode etik wartawan In- donesia dan secara umum telah merendahkan derejat korps war- tawan seluruhnya. Lebih jauh lagi, apabila kejadian-kejadian praktek prema- nisme dikalangan wartawan terus mewabah, maka selain bertenta- ngan dengan idealisme dan moral profesi dan sudah di kenali umum, dapat dipastikan kata-ka ta seperti, "ah gampang itu kalau soal wartawan, wartawan kita kan bisa di beli" akan selalu terdengar. Memang dilakukan secara humor barangkali, tetapi bukankah di ne- geri ini sebuah humor bisa berar- ti benar? Dan walaupun kita (sebagai wartawan) dilahirkan bukan seba- gai malaikat, perlu juga dikaji bahwa tidak seharusnya dilupakan fungsi pers sebagai pejuang, pen- didik, pelaksana kontrol sosial- yang karenanya wartawan sering dijuluki sebagai "tukang kritik" dan juga sebagai pembaharu di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian dituntut ada nya kesiapan untuk menjadi se- orang wartawan. Seorang warta- wan harus mampu jadi pejuang walaupun dengan resiko yang ting gi dan kadang harus bayar mahal. Hidup dalam dunia perjuangan memang harus mampu hidup da- lam dunia yang penuh ancaman. Dalam catatan sejarah, tidak edik wartawan negeri ini yang harus mendekam dipenjara kare- na artikel-artikel mereka yang me- nyudutkan pemerintahan kolonial ketika itu. Membela kepentingan masya- rakat, mendengar keluhan mere- ka, memperhatikan permintaan mereka adalah tugas wartawan. Oleh: Noerwahid cukup tinggi. Apalagi kalau melihat keadaan jalan antara Si piongot dengan Sibio-bio mirip sekali dengan keadaan medan perang pada Perang Dunia II lalu. Kalau di kota-kota besar orang tidak segan-segan mengham- burkan 4-5 juta rupiah hanya un- tuk memuaskan nafsu seks-nya namun uang kertas 10 ribu rupiah bagi masyarakat di daerah-daerah bekas gerilya itu laksana men- dapat durian runtuh kalau sempat memilikinya. Begitu jauh perbedaan antara kota-kota dan desa-desa peda laman tersebut dan wajarlah saat ini terdapat kesenjangan antara kota dan desa diakibatkan belum tersentuhnya desaa-desa itu dengan Pembangunan yang dilak sanakan sekarang ini. Sudah 50 tahun kemerdekaan kita, atau sudah 46 tahun dihi tung sejak Perang Gerilya dahulu, masyarakat di desa-desa itu masih setia menunggu akan kedatangan Pembangunan yang berarti bagi mereka, bahkan sampai 50 atau 100 tahun lagi. Premanisme di Kalangan Wartawan, Apa Pula Itu? KEMAJUAN SEMU Bukan tidak ada kemajuan ter- dapat di sana namun belum lagi merata di antara desa-desa itu dan di antara sesama penduduk suatu desa. Di antara kemajuan itu yang tercatat ialah mulai masuknya listrik ke desa-desa tersebut tetapi usaha swadaya masyarakat sendiri dan bukan ini siatifnya PLN. Daya terpasang dan daya ter- pakainya tentu terbatas, tengah malam masyarakat terpaksa me masang lampu teplok kembali karena listriknya terbatas pe makaiannya dan tentu saja acara- acara TV yang ditangkap lewat antena parabola tersebut tidak bisa seluruhnya diikuti. Di siang hari, diesel yang membangkitkan tenaga listrik itu istirahat. Tetapi masih banyak juga desa- desa itu yang belum memiliki pem bangunan tenaga listrik karena banyak desa-desa tersebut yang belum mampu membeli diesel walau dalam kapasitas yang rendah. Mungkin saja desa-desa di sekitar tu baru dapat menikmati listrik secara utuh apabila PLTA Si Borpa sudah dibangun, sebagai mana yang direncanakan Pemerin tah sendiri. Air terjun si Borpa terletak di hulu Sei. Bilah, tidak jauh dari desa Sunut yang sampai saat ini belum lagi merasakan aliran lis trik. Dengan menggunakan pera hu motor, air terjun tersebut dapat dicapai kurang dari satu jam dari desa Sunut ini. Di seberang desa Sunut itulah dahulu terdapat kampung Siarop dan Sipahunek yang sudah di sebutkan di muka tadi. Di kam- pung Sipahunek tersebut dikubur kan anak kandung kapten Manaf Lubis yang kemudian tulang belu langnya dipindahkan ke Pasar Sayurmatinggi. Kampung Sipa hunek ini hancur diakibatkan banjir tahun 1990 lalu.. Dari 130 desa di Kecamatan Do lok tersebut masih ada desa-desa itu yang belum memiliki Sekolah Dasar (SD). Anak-anak dari desa. Sunut misalnya, harus berjalan kaki setengah jam lamanya melalui jalan setapak untuk bersekolah ke desa Pasar Sayur matinggi. Demikian pula desa- desa Pamarai, Sigorpang, Gon- ting Bange, anak-anaknya ter Krisis kehidupan masyarakat ki- ta, yang didominasi oleh krisis lingkungan perlu perjuangan war- tawan untuk mengangkatnya, se- bab bila gagal sedikit saja maka ia akan siap meledak seperti bom- bom waktu. Kembali kepersoalan prema- nisme wartawan, sebagai anggo- ta korps wartawan Indonesia yang cinta perjuangan tentunya tidak akan pernah membiarkan prak tek-praktek premanisme (seperti penodongan pejabat dengan mem bawa photo sang pejabat yang da- lam posisi tidak baik - inipun me- nurut cerita rekan yang pernah pe- nulis dengar, ataupun praktek "Wartawan amplop"). Sebab bila kasus-kasus seperti ini di biarkan sehingga berlarut-larut yang pada gilirannya akan menggeser mak- na kode etik ke samping. Sumono mengatakan, hari ke- aiban akan tiba seandainya pada suatu hari wartawan Indonesia harus mengubah kode etik profe- sinya dan membolehkan pungli di kalangan wartawan. Tetapi - demi- kian beliau menambahkan, tidak- kah itu akan lebih ringan dosanya ketimbang berdiam diri melihat pelanggaran-pelanggaran terjadi dan menyembunyikan kepala da- lam pasir seperti :seekort burung onta? Benarkah orang-orang In- donesia itu munafik sifatnya ? PENUTUP wartawan adalah Dan bila masyarakat yang se- lama ini mengagumi kita, kini akan berbalik; tidak lagi percaya dan tidak lagi menerima uraian- uraian tentang penegakan kaidah kebenaran yang di tawarkan, se- bab wartawan sendiri sudah tidak menegakkan kaidah kebenaran dan ketertiban di kalangan warga nya. paksa bersekolah ke Si Halo-halo. Sampai saat ini SMP hanya ada di tiga desa saja, yaitu di Sipio ngot, Sibio-bio dan Pasar Sayur matinggi. Keadaan pendidikan di SMP ini lebih parah lagi dari SD. Hanya dengan kapasitas 6-7 orang guru untuk melayani 150-200 orang siswa dan terkadang, seperti di Sibio-bio, Kepala Sekolahnya pun hanya sekali sebulan berada di tempat. Bila awalnya pers kita me- mang pers perjuangan dan di te- gakkan di tengah-tengah perjuang (Bersambung ke hal 14) Darí situasi pendidikan seperti itu sukar dibayangkan bahwa penguaan bidang-bidang studi yang diajarkan di sekolah-sekolah itu dapat terserap oleh anak didik secara qualified. Qua pemikiran masyarakat desa yang masih rendah ditambah pula penyelenggaraan pendidikan yang masih acak-acakan merupa kan salah satu faktor mengapa masyarakat di desa-desa itu kurang mampu mengejar keting galannya. Jangankan untuk meningkat kan pendapatan, sedangkan di bidang kesehatan pun masih mengalami kemunduran. Bukan tidak ada PUSKESMAS, tetapi kalau sarana tersebut tak ber fungsi bagaimana kesehatan masyarakat bisa ditingkatkan. Sudahlah keadaan gizi masya rakatnya sangat rendah namun jarang sekali Tim Penggerak PKK Kecamatan yang datang ke desa- desa itu sehingga bisa dirasakan kurang timbulnya kegairahan di kalangan ibu-ibu rumahtangga untuk membenahi sarana kehidup an dan kesehatannya. Banyak juga diantara anggota masyarakat yang menderita katarak karena dalam menu akanan mereka tersebut rendah sekali kadar vitamin A-nya. Begitu pula dengan penyakit gondok masih banyak terdapat di kalangan anggota masyarakat pada desa-desa tersebut. Pemerintah telah menetapkan BADAN Musyawarah Masya- rakat Minang (BM3) sebenarnya bukan satu-satunya organisasi et- nis yang tumbuh di nusantara ini. Sebab, berbarengan dengan kebe radaan BM3, juga kita dapati organisasi etnis lainnya seperti Paguyuban Putra Jawa Kelahiran Sumatera (Pujakesuma), Himpun an Keluarga Mandailing (Hikma), Majelis Adat Budaya Melayu In- donesia (MABMI), Aceh Sepakat serta sejumlah organisasi etnis lainnya. Keberadaan organisasi BM3 cukup memperlihatkan nilai-nilai positif. Program-program organi sasi BM3 secara langsung membe rikan konstribusi kemanfaatan terhadap berbagai program pemerintah. Menurut Ketua Umum BM3 kodya Medan Drs Mustiar, program kerja organisasi senantiasa memiliki keterkaitan dengan program pemerintah. PROGRAM KERJA Berbicara mengenai pola yang diterapkan dalam penyusunan program organisasi. Drs Mustiar menjelaskan, bahwa landasan per- tama dari organisasi adalah Ang- garan Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) yang telah disepakati dalam Musyawarah. Hal ini selain sesuai dengan nilai budaya masyarakat Minang - yang menganut pandangan Bu lat air karena pembuluh, bulat kata karena mufakat, juga sejalan dengan sila keempat dari Pan- casila, tambah Drs Mustiar. Lantas, bagaimana bentuk program kerja organisasi etnis. Minang ini dalam mewujudkan kepedulian sosial. Menurut Drs. Mustiar, konsentrasi program organisasi diarahkan pada usaha membantu masyarakat kecil. Ti dak hanya di bidang ekonomi - yang bertumpu di kalangan peng usaha ekonomi lemah. Tetapi juga bidang sosial, seperti penang- gulangan bencana alam. Misalnya seperti yang dilaku kan baru-baru ini. Sebuah tim yang terdiri dari unsur-unsur BM3 I Propinsi Sumatera Utara dan Kodya Medan, telah meninjau lok bencana am tanggal 1 Februari 1995 di desa Sei Pagu Kabupaten Solok Sumatera Barat. "Dalam peninjauan tersebut, tim juga menyerahkan bantuan beru pa pembiayaan fisik gedung sekolah, serta pakaian dalam ber- bagai ukuran," ujar Mustiar tan- pa menyebutkan besaran nilai bantuan tersebut. Tetapi, bukan berarti kepeduli bahwa dari 130 desa di kecamatan Dolok tersebut ada sebanyak 85 desa termasuk Desa Tertinggal. Kebanyakan desa-desa sepanjang lintas gerilya dahulu masuk ke dalam kategori Desa Tertinggal ini. Desa-desa yang pernah berjasa semasa Perang Gerilya dahulu baru bisa dibalas hanya dengan menempatkan desa-desa itu sebagai Desa Tertinggal atau Desa Miskin, suatu penghargaan yang kurang pada tempatnya kalau kita mau mengingat betapa besarnya jasa desa-desa itu dahulu. Aparat Kecamatan saja jarang sekali mengunjungi desa-desa itu untuk memperhatikan nasib rak yatnya yang masih banyak keku rangannya. Apakah disebabkan medannya yang cukup berat tetapi di situ pulalah dahulu para pe- juang kita bergerilya memper- tahankan Republik ini dengan segala pen deritaan dan keseng saraannya. Tidak pernah mereka itu merasa susah dengan medannya yang cukup berat itu. Mengapa di saat sekarang ini, di tengah-tengah lajunya Pembangunan, masih ada aparat-aparat Pemerintahan kita yang terlalu manja. Akibat jarangnya aparat Pemerintahan itu berkunjung wa- jar ketika penulis melintas di desa- desa itu didaulat oleh masyarakat untuk memberikan pengarahan- pengarahan. Begitu hausnya mere ka dengan informasi-informasi, terutama sekali menyangkut masa lah Pembangunan. Penghasilan mereka hanyalah dari tani (sawah), karet, kopi dan terkadang ada juga cokelat. Petu gas Penyuluh Lapangan (PPL) Ke camatan tak pernah mengunjungi mereka memberikan pengarahan sehingga pertanian mereka itu tidak lebih dari keadaan 46 tahun yang lalu, artinya masih tradisio nil. Dari kurangnya penjamahan Yang dirasakan kurang wajar, mengapa harga semen harus te rus-menerus naik? Mengapa tidak dapat dipertahankan tetap sebagai mana biasa, kalau memang tidak mungkin diturunkan. Yang lebih aneh lagi, harga semen impor adakalanya lebih rendah. BM3 Sebagai Bagian dari Asset Nasional ASSET NASIONAL Ketika dipertanyakan, apakah keberadaan organisasi ini tidak dipandang sebagai indikasi "me lunturnya" semangat kebangsaan. Dengan tegas Drs Mustiar menga takan, "Hal ini tergantung bagaimana kita memandang orga nisasi BM3". "Sepanjang kita melihatnya sebagai bagian dari assets nasional, maka pandangan bahwa kehadiran organisasi seba gai suatu gejala melunturnya semangat kebangsaan tidak akan terjadi," tambahnya. Oleh Kliwon Suyoto an sosial BM3 terbatas bagi ka- langan masyarakat Minang. Se- bab, sebagai organisasi yang tum- buh di bumi Pancasila, kita juga menempatkan Pancasila sebagai landasan Idiil dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional. Jadi, secara sloganítas BM3 dapat disebut "bertindak sektoral untuk kepentingan nasional," tambah Drs Mustiar sedikit diplomatis. Hal yang menarik, saat Drs Mustiar memperlihatkan konsepsi organisasi sebagaimana terlihat pada gambar. Peranan "tigo tungku sajarangan, yang men- jadikan puak, suku, nagari dan daerah sebagai masukan (inputs). Kemudian menghimpun cerdik pandai, pemuka adat dan alim ulama sebagai pelaku dalam pro- ses organisasi (performance). Un- tuk menghasilkan pola pengatur- an, pembinaan, pembimbing, pengarahan dan membantu masya rakat di bidang adat, budaya, sosial, ekonomi, politik dan agama sebagai keluaran (out- puts), menuju terciptanya manusia Indonesia seutuhnya (Lihat Diagram). Dan yang lebih penting lagi, lanjut Drs. Mustiar, perlu kita sadari, bahwa untuk memasyara katkan (sosialisasi) konsepsi pemerintah misalnya GBHN, P4 dan produk undang-undang lain- nya, diperlukan adanya penjabar an. Sebab, sosialisasi suatu keputusan memerlukan adanya kesamaan persepsi antara pem- buat keputusan dengan pelaku keputusan. Sebut saja GBHN dan P4 sebagai suatu omitmen yang harus disosialisasikan. Tanpa adanya kesamaan persepsi antara masyarakat dengan pemerintah, sulit rasanya untuk memasyarakat kannya, tambah Drs. Mustiar bergaya manggala P4. Padahal, tambahnya lagi. Un- tuk mengkondisikan kesamaan persepsi tersebut, diperlukan adanya kesamaan kepentingan. Harus ada Kebijakan Pekerjaan setidaknya untuk beberapa kelom- mulia, mereka banyak dibutuhkan pok masyarakat. Lihat saja para Pemerintah Agar RS dan artis misalnya, mereka banyak RSS tidak Naik Harganya jahteraan hidup. yang oleh para warta- wan. Para tokoh politik dan pe- merintahan, juga tidak sedikit yang namanya melejit berkat ke- ringanan tangan para wartawan. Karena kemuliaan pekerjaan itu pulalah, maka sebaiknya apa yang diungkapkan bapak Sofyan Lubis kita tanggapi dengan seri- us. Korps wartawan Indonesia ha- rus dapat berbuat sesuatu untuk menghentikan praktek-praktek premanisme dikalangan rekan war tawan, bila tidak ingin korps ter- cinta ini menjadi rendah marta- batnya di mata masyarakat. memiliki rumah sendiri, walau pun dalam bentuk rumah sederha na (RS dan RSS). Karena rumah merupakan salahsatu sarana kese- Tetapi dengan naiknya harga bahan bangun-bangunan, dan salah satu di antaranya semen, bagaimana mungkin harga ru SETELAH ada kemelut mah, walaupun yang sangat dalam soal semen, baik harga maupun penyediaannya, kini sederhana dapat terjangkau oleh Pemerintah dengan resmi menaik- rakyat, terutama rakyat golongan kan HPS (harga pedoman semen). bawah dan yang berpenghasilan Tentu saja kebijaksanaan ini men- dorong harga semen menjadi naik, dan dengan sendirinya harga-harga bahan bangunan pun ikut naik pula. Ini wajar saja. aparat-aparat Pemerintah selama ini tidaklah heran ketika ditu runkan dana IDT itu kepada Desa-Desa Miskin tersebut ba nyak yang menggunakan dana tadi untuk program-program yang tampaknya agak kurang propor sional. tetap serta pas-pasan. Artinya maksud baik Pemerin tah untuk mengupayakan rumah untuk rakyat banyak akan sulit atau setidak-tidaknya memakan waktu lama baru akan tercapai. Entahlah, jika ada kebijakan lain. Makanya sudah saatnya Peme rintah memperhatikan masalah ini dengan lebih sederhana dan praktis. Artinya beri jalan yang semudah mungkin agar rakyat banyak dapat memiliki rumah RS atau RSS, tanpa senantiasa naik Masalahnya, dan inilah yang harganya. Semoga. memprihatinkan masyarakat, jika harga semen naik maka harga bahan-bahan bangunan lainnya juga turut naik. Dan dengan sen- dirinya harga rumah pun naik. Di sinilah yang dirasakan sangat memprihatinkan. Karena selama ini Pemerintah selalu Ada yang membeli kerbau, kuda dan lain sebagainya. Banyak memeliharanya, baru beberapa bulan saja sudah ada yang mati. Kekurangan fasilitas obat-obatan dan lahan makanan ternak, semua itu kurang diperhitungkan selama ini. yang mengalami kesulitan dalam gebu bercampur dengan salah manajemen yang pada akhirnya menimbulkan saling curiga di an- tara sesama anggota kelompok dan hal ini menyebabkan tidak matangnya di dalam pengelolaan nya. Jika mental siap membangun itu sudah benar-benar solid tidak mungkin terjadi yang demikian. Dengan swadaya yang tinggi, mulai dari awal membangun sam- pai semua anggota mendapat ke sempatan berpartisipasi, tidak akan terjadi kerancuan di dalam pengelolaan IDT tadi. Kejujuran, keterbukaan, ke rapihan dan kepedulian harus ber akar dalam mental masyarakat yang siap membangun itu. Keju- juran itu perlu karena sesama ang- gota kelompok berstatus miskin dan untuk mencegah saling curiga itu perlu kepada keterbukaan. Dana IDT itu cukup besar dan belum tentu beberapa tahun kemu dian diperoleh lagi dari Pemerin- tah, karenanya dalam pengelolaan nya perlu pengawasan yang ketat. Tanpa kerapihan organisasinya ti- dak mungkin pengawasan, ber kut pengarahan dan pembinaan, dapat dilakukan selanjutnya. Kepedulian mencerminkan ke gotong-royong-an (kolektifitas) tanpa adanya kepedulian itu proyek-proyek yang diprogramkan tersebut dapat saja berjalan tim- pang dan akhirnya tidak menemui sasaran sama sekali. Memang bukan mudah mengelola suatu proyek bersama dengan dana yang pas-pasan. " Penulis, mantan guru, pengamat masalah- masalah pembangunan kemasyarakatan. center" LEILY KARYKA SARI Jalan S.M.Raja Gang Perhubungan Medan Dalam manajemen pengelolaan nya pun masih banyak yang sem rawut, seandainya ada ternak- ternak itu yang mati atau sakit maka kepada anggota kelompok IDT yang memeliharanya selalu di kenakan gantirugi. Jika begitu IDT tadi bukan menolong, malah an menyengsarakan masyarakat yang memang pendapatannya sudah rendah. Sebaliknya ada pula mana jemen yang tertutup yang menye babkan anggota kelompok ba nyak yang tidak tahu dalam soal kalkulasi jual beli hewan ternak tadi. Karena ada campur tangan pihak lainlah keadaan ini terjadi. Bahkan ada anggota-anggota kelompok itu dibayangi rasa cemas sebagai akibat salah infor- masi yang diberikan oleh pen damping-pendamping IDT ter 00000 sebut. Seharusnya dana IDT tersebut harus diarahkan kepada usaha- usaha yang benar-benar dapat me ningkatkan kesejahteraan anggota kelompok dengan memperhitung kan potensi desa yang ada. BELUM TERGALI Banyak potensi desa yang belum tergali dan ke sanalah seharusnya di arahkan dana IDT tadi. Mungkin dana IDT yang jumlahnya 20 juta rupiah itu dirasakan kurang cukup tetapi Surat Pembaca Cantumkan nama dan alamat yang jelas, tandatangani, dan sertakan fotokopi KTP yang masih berlaku Artinya, masyarakat baru akan menerima suatu keputusan untuk dilaksanakan, kalau nilai kepen- tingan dalam melaksanakan kepu tusan itu ada. Untuk keperluan ini, organisasi etnis yang memiliki latar belakang budaya, karakter, adat istiadat yang sama akan lebih mudah digerakkan. Sosialisasi GBHN, P4 dan se- jumlah produk peraturan lebih mudah dilakukan. Di sisi lain, suatu hal yang selama ini "tersembunyi" adalah kemampuan BM3 dalam mencip- takan lapangan kerja bagi angkatan kerja. Memang, hal ini didukung dengan potensi khas masyarakat Minang yang dikenal sebagai pedagang dan perantau. Tetapi, melalui pembinaan organisasi terbukti mampu memberikan arahan, bimbingan dan pembinaan kepada masyara kat pengusaha ekonomi lemah un- tuk terus tumbuh dan berkem- bang, sehingga mampu menyerap angkatan kerja di sektor non formal. berupaya agar rakyat dapat Pembasmian Preman Melalui berbagai bentuk per- wujudan sebagaimana diuraikan di atas, rasanya tidak terlalu berlebihan kalau kita sebutkan bahwa organisasi BM3 merupa kan bagian dari asset nasional. Permasalahannya sekarang, bagaimana kita berupaya untuk terus meningkatkan dinamika organisasi, sehingga mampu memberikan konstribusi bagi keberhasilan pembangunan na- sional, ungkap Drs. Mustiar - yang selama ini dinilai kreatif dengan kreasi-kreasinya dalam menggerakkan organisasi. POLA KEMITRAAN BM3 Meskipun BM3 merupakan organisasi etnis, namun dalam dinamika organisasi tidak terlepas dengan konsepsi menjalin kemitra an dengan organisasi lain. Jalur- jalur kemitraan selama ini me- mang masih menginduk pada or ganisasi etnis Minang dalam skala nasional. Misalnya, "Gerakan Seribu" (Gebu) Minang yang diprakarsai Menko Kesra Ir Azwar Anas. Tetapi, dengan memperhati- kan kecendrungan iklim kompetisi yang semakin menajam. Di masa mendatang jalur kemitraan ini memang harus dikembangkan le bih luas lagi. Sebab, sebagai organisasi BM3 tidak terlepas dengan upaya untuk memupuk dana. Sedangkan untuk memu puk dana, diperlukan adanya unit-unit usaha yang "profit Halaman 4 dengan penggunaan dana secara bergilir bisa diharapkan me ningkatkan kesejahteraan seluruh anggota kelompok dalam waktu yang singkat sebab di tiap-tiap desa tersebut jumlah Kepala Keluarganya tidaklah banyak. Tetapi dari semua perencanaan tersebut yang perlu ialah mem persiapkan mental masyarakat nya. Mental siap membangun itu ternyata rata-rata kurang diper- siapkan dan kebanyakan setelah menerima dana IDT tersebut tidak sedikit yang overacting karena terlalu overestimate. Semangat terlalu menggebu- Jangan "Sepotong- sepotong" OPERASI pembasmian preman telah dilakukan hampir di seluruh tempat di Indonesia, terutama di kota-kota besar. Telah ribuan orang yang disangka preman telah terjaring dan ditangkap. Mereka lalu digodog agar bisa kembali menjadi masyarakat baik-baik, tapi ada juga yang harus mempertang- gungjawabkan perbuatannya. melalui Pengadilan. Juga di Medan tidak sedikit preman yang tertangkap. Tapi ter- nyata masih juga terjadi ke- jahatan, bahkan pembunuhan. Seorang nenek tua berusia 85 tahun, Mbok Timbul, tewas dibunuh tulang lehernya patah beberapa hari lalu di Desa Tumorang, Dusun V Kecamatan Siantar, Simalungun. Walaupun yang diduga pelaku nya adalah anak angkatnya sen- diri, karena masalah harta warisan, namun kejahatan-keja hatan seperti ini masih tetap meresahkan masyarakat. Karena itu yang diharapkan pihak keamanan, terutama Polri, terus melaksanakan pembersihan Dalam kaitannya dengan upa ya membentuk unit-unit usaha "profit center" ini. Drs Mustiar mengatakan, bahwa pihak BM3 Tingkat I Propinsi Sumatera Utara kini telah mengajukan pen- dirian bank yang tinggal menunggu ijin prinsip dari pemerintah. "Kalau di Jakarta, bank ini sudah berperan aktif," tuturnya. Ketika dipertanyakan, apakah tidak ada keraguan dalam menge lola bisnis perbankan, mengingat kompetisi antar perbankan pun kini cukup tajam. Menanggapi hal ini, Drs Mustiar mengatakan, "Bank atau bisnis apa pun prin- sip usahanya adalah bisnis keper- cayaan. Jadi, kepercayaan inilah yang menjadi kata kunci dalam era apa pun." Selain bisnis perbankan, menu rutnyaw BM3 juga telah berpikir untuk terjun ke bisnis media massa. Diakui, bahwa bisnis me- dia massa kini sedang terancam dengan kenaikkan harga kertas. Tetapi, beliau yakin masalah kenaikkan kertas itu bukan pro- blema pokok. Sebab, menurutnya kertas merupakan bagian kecil dari keseluruhan biaya produksi. John Naisbitt dalam bukunya yang berjudul Global Paradoks memang ada mengatakan, bahwa kecendrungan yang muncul dan berkembang dewasa ini adalah terjadinya aliansi komunitas besar menjadi kecil. Dan aliansi kecil ini tumbuh menjadi kuat dan kokoh. Pandangan John Naisbitt ternyata ada benarnya, terbukti melalui kehadiran organisasi-organisasi dalam kelompok kecil seperti organisasi etnis Minang ini. Mungkinkah, organisasi etnis ini berkembang sebagai kekuatan assets nasional. Dari Redaksi PARA penyumbang tulisan/artikel dimintakan perhatiannya sebagai beri kut: 1. Panjang tulisan/artikel minimal empat dan mak simal tujuh halaman/folio diketik dengan spasi rang kap dan tidak timbal balik. 2. Bukan tindasan, serta bukan fotokopi. 3. Tidak atau belum dikirim kan ke media massa lain nya. 4. Pada akhir/ujung tulisan sebutkan identitas, profesi penulis serta alumnus dari mana. 5. Sertakan alamat terbaru yang jelas, dan jangan lupa sertakan fotokopi KTP yang masih berlaku. kaum preman. Jika mungkin di tingkatkan. Dengan catatan, yang dirazia ini janganlah hanya "preman kelas teri" saja. Tetapi "preman kelas kakap" juga harus ditindak. Bukan maksud apa-apa, tetapi hanya sekedar untuk kepentingan umum. Keamanan masyarakat. Se bab baik yang "kelas teri" maupun "kelas kakap" tindakan preman memang selalu dirasakan sebagai mengganggu ketente raman hidup sehari-hari, meski pun cara dan gayanya berbeda. Ada yang kasar, ada pula yang memakai "akal!" Yang penting lagi, adalah pembasmian preman itu bukan sekedar dengan razia. Atau sekedar dihukum. Yang terpenting adalah pembinaan dan kehidupan mereka di masa akan datang agar wajar, dan tidak menjadi preman lagi. Ini yang terpenting. Jadi harus dicarikan jalan yang kongkrit, dan bukan hanya teori. Dalam hal ini pemerintah harus bertindak dengan benar dan berkelanjutan. Tidak bertindak sepotong-sepotong yang tidak akan menimbulkan penyelesaian yang tuntas. HOTMAN S.SIALAGAN Jalan Gereja Pematang Siantar 00000 Jumat, 7 April 1 DAE Ikan S ke Sibolga, (Analis Ikan hasil tar terdiri atas jenis i giri dan kampi-k laysia dan Singa Sedang jenis mencapai 27,438 diri atas ikan ge merah, kerapu d Kadis Perikanan Ka ga Ir. Edward Pasaribu kapkan hal itu menj tanyaan Analisa baru ruang kerjanya. Menurut Pasaribu, Drs. Am Calo Pandan, (Analisa ).- Drs, Amrun Daula Kabupaten Tapanul. menyatakan tidak a calonkan diri untu kalinya menjadi kepa ini. la mengatakan hal pertemuannya dengan di ruangan rapat uta Bupati Tapanuli Teng dan Senin (3/4). Hal ini kata Amr yang akan mengak baktinya sebagai Bupa Tengah tahun 1990-1 waktu dekat, telah di kepada Gubsu. Selama bertugas seb di daerah ini, mer Amrun Daulay tela menerima bantuan da semua pihak untuk pe Tapanuli Tengah. Tem wartawan dan mass Tiang Pendidil Laguboti, (Analisa Kepala Kantor Departemen Kesehat. Sumatera Utara di Posma Sitompu menyatakan, tiang utama Sumber Day (SDM) adalah penc kesehatan. Dr Posm SKM menyatakan ini bingannya pad pemasangan topi sis Sekolah Perawat (SPK) Yayasan TF A Bosi Kecamatan Kabupaten Tapar angkatan ke-XI ta 1994/1995 di aul tersebut Rabu (22/3 ms Untuk itulah. menyiapkan tenaga t pil, terutama bidam sampai ke desa-desa didikan, masyaraka tidak mampu melaks bangunan secara memi Apalagi Demikian juga kesehatan. Katanya, bukanlah segala-gala segala-galanya kesehatan tidaklah Bal Tebing Tinggi, (Ana Untuk merampin nama bakal calon (ba tamadya Tebing Tin 1995-2000, belum ju kan kata sepakat u menggolkan tiga ba konsultasi antara ketu ngan pimpinan dewa kerja ketua, Kamis (e agenda masih disetuj ma balon. Ketua DPRD Teb drg. Ali Hakim MS, bertemu Walikota Ny. ni Darus Danil SH ke lisa menjelaskan, nam lon untuk diajukan ke kaligus guna menset rampung. "Kami ma Dan kami berusaha m nama balon," ujar sembari berlalu ke ru SMP Terbukc Sala Stabat, (Analisa) Di Kecamatan Boho- camatan Salapian Langkat tahun depan. SMP terbuka, bantua untuk membebaskan yang kurang mampu d yaran uang sekolah bangunan. Hal ini dila dalam rangka memenul Wajib Belajar (Wajar) yang dicanangkan pem Mei tahun lalu. Demikian keterangan peroleh Analisa dari K dikbud Langkat, Hj.Ha yang SH didampingi Tata Usahanya, drs. Usman dan Kasubbag K an, Muchlis SH di k Selasa baru lalu. matan Sementara di Kecam Bingei langkat yang kini satu SMP Negeri dan tu swasta sedang diproyek merataan guru-guru bida terutama guru bidang ma. Karena beberapa SM tersebut dikat. masih membutuhkan guru Diperoleh keterangan camatan Sungai Bing potensial dengan sumbe nian ini, pendudukny menghibahkan dua hekta kepada pihak Kanwil De Sumut untuk lokasi pem an gedung SMA, dengan dapat dibangun tahun menampung lulusan SM bertambah setiap tahun. Mengingat pelaksanaa dan Ebtanas 1995 yang laksanakan bagi SLTP da dalam waktu dekat ini, Depdikbud Langkat itu m kan, pihak Kanwil Dep Sumut pada Selasa lalu m