Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Kedaulatan Rakyat
Tipe: Koran
Tanggal: 2017-10-04
Halaman: 08

Konten


RBU PAHING, 4 OKTOBER 2017 (13 SURA 1951) YOGYA (KR)- Komplotan pencurian sepeda motor (curanmor) berhasil dibekuk Tim Satreskrim Polresta Yogya. Polisi menangkap 8 orang yakni RT alias Aris (34), YK (21), GN alias Sigun (17) warga Gamping, FH alias Komeng (22) warga Bantul, FN (28) warga Garut, AS (21) warga Gunungkidul, DA (20) warga Lampung dan IH alias Riyan (37) warga Cianjur Jawa Barat. Selama di Yogya, komplotan lintas provinsi ini setiap harinya berhasil memetik 3-5 motor. Diduga sudah ratusan motor dicuri dan dijual ke Jawa Barat dengan harga Rp 2 juta-3,5 juta per motor. Motor yang baru berhasil disita seki- tar 21 unit. KOMPLOTAN PELAKU CURANMOR DIBEKUK Beraksi 1 Menit, Sehari Gasak 5 Motor pai satu menit. Setiap harinya, komplotan ini bisa memetik 3 sampai 5 motor karena ker- janya berpencar. Para tersang- ka memiliki peran masing-ma- sing seperti pemetik, dan pen- jual," jelasnya. Kapolresta Yogya Kombes Pol Tommy Wibisono SIK, Selasa (3/10) mengungkapkan, terungkapnya kasus curanmor ini berawal dari laporan polisi. Bahkan dalam kurun waktu Agustus-September 2017, ter- dapat 30 laporan polisi. Tim kami bekerja keras un- tuk mengungkap aksi curan- mor. Hampir setiap hari ada la- poran kehilangan sepeda mo- tor di wilayah Yogya. Dan akhirnya kami mencurigai segerombolan orang," ungkap Kapolresta didampingi Kasat Reskrim Kompol M Kasim Akbar Bantilan SIK. Setelah mengantongi bukti yang kuat, Tim Satreskrim Polresta menggerebek sebuah rumah di wilayah Balecatur Gamping Sleman dan me- nangkap para pelaku. "Rumah itu milik Aris yang digunakan NGGUAN K SLEMAN (KR) - Lagi-lagi peredaran gelap pil koplo diungkap petugas Satuan Reserse Narkoba Polres Sleman. Tiga tersangka yang berperan sebagai bandar dan pengedar, berhasil ditangkap petugas. Salah satu pengedar biasa menjajakan pil terlarang ini ke teman-te- mannya kalangan mahasiswa. Tiga tersangka yang berhasil ditangkap, DO alias Tambul (23) dan FK alias Acong keduanya warga Moyudan, Sleman serta DS alias Nyot Nyot (30) warga Danurejan, Yogya. Tersangka DO dan FK berperan sebagai pengedar sementara DS berperan sebagai bandar yang mendistribusikan pil ke belasan pengedar lainnya. "Awalnya ka- mi tangkap DS karena kepemilikan sabu dan alat isap yang disem- bunyikan di balik gitar. Setelah digeledah di rumahnya kami da- patkan 10.330 pil Trihexyphenidyl, 15.000 pil Hexymer, 210 pil Alpra- zolam dan 230 butir Riklona," terang Wakapolres Sleman Kompol Heru Muslimin didampingi Kasat Narkoba Polres Sleman AKP Tony Priyanto saat jumpa pers di Mapolres Sleman, Selasa (3/10). Tersangka DS mendapatkan pasokan ribuan obat keras tersebut dengan cara memesan melalui online. Selanjutnya barang dikirim melalui jasa ekspedisi. Sekali beli DS menghabiskan Rp 12 juta hing- ga Rp 14 juta. Kompol Heru menerangkan, oleh DS pil tersebut ke- mudian diedarkan lagi dengan dijual per toples berisi 1.000 butir se- harga Rp 1 juta. (R-2)-f Komplotan Begal Ajak 2 Perempuan BANDAR OBAT DITANGKAP DUGAAN KORUPSI PASAR KRENDETAN Polisi Sita Puluhan Ribu Pil Koplo 3 Orang Ditetapkan Tersangka WONOSOBO (KR) - Jajaran Resmob Polres Wonosobo mem- bekuk Ek (24) alias Cebong, salah satu anggota komplotan begal sepe- da motor yang telah melakukan aksi perampasan disertai pemba- cokan terhadap korban Surahman (24) di Jalan Jlegong-Wonosobo. Selain membawa lari sepeda motor korban, pelaku bersama 4 rekan- nya yang masih buron juga membacok kepala korban hingga luka sobek. 1.613 KR-Mahar Prastiwi Kompol Heru dan AKP Tony menunjukkan barang bukti Anopama Yogya Sum. ribuan pil dari tersangka DS. Kapolres Wonosobo AKBP M Ridwan didampingi Kasatreskrim AKP Edy Istanto saat gelar kasus, Selasa (3/10), mengungkapkan ak- si pembegalan dilakukan Ek bersama keempat rekannya, yaitu M, A, dan dua perempuan S dan X. Pelaku Ek sendiri adalah residivis yang sudah 5 kali keluar-masuk penjara. Modus kawanan begal ini adalah dengan menyuruh 2 pelaku perempuan untuk merayu korban dan mengajak ke tempat yang sepi. Setelah korban terperdaya dengan rayuan, kemudian mereka berboncengan tiga menggunakan sepeda motor korban menuju tem- pat sepi. Setelah sampai jalan sepi, mereka kemudian dicegat 3 pela- ku lain yang sebelumnya terus membuntuti dari belakang. "Saat sepeda motornya hendak dirampas, pelaku melawan. Sampai akhirnya pelaku jatuh tersungkur berlumuran darah setelah kepalanya dibacok menggunakan sangkur. Para pelaku berhasil membawa lari sepeda motor korban," jelasnya. Resmob Polres Wonosobo membekuk pelaku Ek bersama barang bukti sepeda motor milik korban maupun milik rekan pelaku di kawasan Kampung Kalianget Wonosobo. Untuk mempertanggung- jawabkan perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 365 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan, dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara. HUKUM DI BUKIT IMENOPE Karya SH Mintardja sebagai 'save house' mereka. Di dalam rumah itu, kami mene- mukan 8 motor beserta kunci T, gerinda, nopol kunci motor dan lainnya," terangnya. Berdasarkan pemeriksaan, komplotan yang dipimpin Aris ini dibagi menjadi beberapa tim. Sistem kerjanya patroli di wilayah Kota Yogya. Ketika ada kesempatan, para tersang- ka beraksi menggunakan kun- ci T yang sudah disiapkan. Sementara motor yang diincar merupakan motor keluaran di atas tahun 2014. "Mereka beraksi tidak sam- LUSTRASJOKO SANTORO Motor yang dicuri, dalam waktu dua hari sudah dijual ke wilayah Jawa Barat. Atas in- formasi itu, polisi melacak mo- tor yang dijual ke Jawa Barat dan menyita 3 motor. "Dugaan kami, komplotan ini beraksi lintas provinsi. Kemungkinan sudah ada ratus- an motor yang dicuri di bebera- pa Polres lainnya. Sekarang masih kami kembangkan. Bagi masyarakat yang merasa kehi- langan, dapat mengecek de- ngan membawa bukti kepemi- likan," paparnya. (Sni)-f Kapolresta Yogya menginterogasi para tersangka. PURWOREJO (KR) - Kejaksaan Negeri (Kejari) Purworejo menetapkan tiga orang seba- gai tersangka dugaan korupsi revitalisasi Pasar Krendetan, Bagelen Purworejo. Penetapan ter- sangka dilakukan setelah gelar perkara oleh Kejari. "Tiga orang yang sudah ditetapkan seba- gai tersangka," kata Kepala Kejari Purworejo Abdul Qohar Afandi SH MH, Selasa (3/10). Ketiga orang yang ditetapkan sebagai tersang- ka adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) SM, rekanan pelaksana pekerjaan Kepala Cabang PT Syarif Maju Karya (SMK) Semarang Ads dan konsultan pengawas dari CV Wastu Dari hasil pemeriksaan saksi-saksi dan gelar perkara katanya, Kejari menemukan dua alat bukti yang cukup. Penyidik menemukan adanya dugaan tindak pidana korupsi dan tiga orang ditetapkan sebagai tersangka. "Dalam waktu dekat tersangka akan diperik- sa. Ditahan atau tidak nanti tergantung pertim- bangan penyidik. Prinsipnya berkas kasus ini YOGYA (KR)-Petani berinisial SM alias Mbah Geger (56) warga Kulonprogo, mengaku sebagai dukun yang bisa menggandakan uang Rp 10 juta menjadi Rp 6 miliar. Untuk meyakinkan korban, tersangka dibantu YS alias Asun (58) warga Purwokerto. Ritual penggandaan uang dilakukan di Goa Sriti Samigaluh Kulonprogo. Kasat Reskrim Polresta Yogya Kompol M Kasim Akbar Bantilan SIK, Selasa (3/10) mengungkap- kan, pada April 2016 tersangka Asun mendatangi rumah korban Sukamtoyo warga Wirobrajan. Tersangka menceritakan, bahwa dirinya barusan mendapatkan uang Rp 350 juta dari seorang sakti yang bernama Mbah Geger dari Kendal. "Setelah mendengar cerita tersangka, korban merasa ter- tarik. Kemudian tersangka Asun dan korban men- datangi tersangka Mbah Geger," ungkapnya. Dalam pertemuan itu, tersangka Mbah Geger yang merupakan dukun palsu ini mengaku dapat menggandakan uang dari Rp 10 juta menjadi Rp 6 miliar dengan cara menarik dari alam gaib. Bahkan tersangka juga mengaku dapat berbicara dengan makhluk gaib. Selain itu tersangka juga memperlihatkan emas batangan palsu. ERJALAH DENGAN IKHLAS UKAN KET EKI ITU DI PRESS POLR "Korban disuruh bicara dengan makhluk gaib. Setelah yakin, korban diminta membeli dupa dan MBAH GEGER MASUK BUI Mengaku Bisa Gandakan Uang Rp 6 Miliar akan diselesaikan secepatnya agar bisa segera dilimpahkan ke pengadilan tindak pidana ko- rupsi," jelasnya. AGUNG SEDAYU segera melangkah masuk ke halaman. Halaman banjar padepokan itu kini su- dah tampak lebih bersih dan terang. Beberapa buah obor dipasang di sudut-sudut halaman dan sebuah lampu minyak yang cukup terang tergan- tung di tengah-tengah pendapa. Beberapa orang masih tampak duduk bercakap-cakap di pendapa itu. Sedang beberapa orang yang lain, yang terluka berbaring-baring sambil bercakap-cakap satu sama lain. Menurut Abdul Qohar Afandi, dari hasil pe- meriksaan saksi dan barang bukti yang ada diketahui, bahwa program revitalisasi Pasar Krendetan ini dibiayai APBN tahun 2015. Total nilai pekerjaan fisiknya sebesar Rp 5,5 miliar. Sedangkan pekerjaan pengawasannya sebesar Rp 138 juta. "Penyidik melakukan pemeriksaan dan menemukan adanya pekerjaan yang tidak sesuai dokumen kontrak," jelasnya. Mereka memanda: .gi Agung Sedayu ketika anak muda itu naik tangga dan berjalan di antara mere- ka, di tengah-tengah pendapa itu. Salah seorang yang telah mengenalnya dengan baik bertanya, "Apakah kau akan menemui kakakmu?" "Ya," sahut Agung Sedayu. "Ia berada di pringgitan." Agung Sedayu sebenarnya sudah tidak memer- lukan keterangan itu lagi. Ia tahu pasti bahwa Sedang spesifikasi bangunan atau volume yang tidak sesuai dengan kontrak, penyidik telah mengantongi bukti-bukti kesalahan itu. "Atas proyek itu, penyidik mengajukan audit ke Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) wilayah Yogyakarta, diketahui adanya nilai kerugian negara sebesar Rp 253 juta," pa- parnya seraya menambahkan, nilai kerugian itu ada pada pelaksanaan pekerjaan fisik maupun pengawasan. (Nar)-f minyak wangi sebagai syarat ritual untuk menarik uang gaib, serta menyerahkan uang Rp 10 juta," terangnya. Sementara ritual sendiri dilakukan tersangka di Goa Sriti Samigaluh Kulonprogo. Mbah Geger mengaku ritual penarikan uang gaib gagal dan kor- ban diminta menyetorkan uang kembali. Setelah memberikan uang beberapa kali hingga terkumpul Rp 135 juta, September 2017 korban baru sadar hanya ditipu oleh kedua tersangka. "Merasa tertipu, korban melapor ke Polresta Yogya. Setelah dilakukan penyelidikan dan memi- liki dua alat bukti, akhirnya polisi menangkap Mbah Geger di Kulonprogo. Kemudian dilanjutkan menangkap Asun di Purwokerto," ucapnya. Dalam pemeriksaan, kedua tersangka mengaju sebenarnya tidak dapat menggandakan uang. Penipuan ini dilakukan secara tim yakni Mbah Geger mengaku sebagai dukun sakti dan Asun meyakinkan korban. Uang dari korban dibagi dua untuk membayar utang dan memenuhi kebutuhan hidup. DESSOEN AS "Pengakuannya baru satu orang korban. Saat ini masih kami dalami dan jika ada masyarakat yang merasa tertipu dapat melapor ke Polresta Yogya," pungkasnya. (Sni)-f (Art)-f Kasat Reskrim menunjukkan barang bukti dan kedua tersangka. KR-Saifullah Nur Ichwan Kapolsek Ngaglik Kompol Danang Kuntadi mengatakan, setelah beraksi di sebuah res- toran Korea di daerah Lem- pongsari, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, sindikat ini juga berak- si di Solo, Jawa Tengah. Tak lama kemudian, mereka berha- sil diamankan kepolisian setem- pat. Tiga tersangka JH (41), AS (32) dan JH (38) ketiganya asal Lampung ditahan di Solo. Se- mentara tersangka lainnya EF (42) asal Lampung serta AA (16) dilimpahkan ke Polsek Ngaglik. "Dua tersangka yang dilim- Diringkus, Sindikat Pencuri Spesialis Restoran SLEMAN (KR) - Sindikat pencuri spesialis restoran me- wah diungkap petugas Polsek Ngaglik belum lama ini. Aksi para tersangka sangat rapi, da- lam sekejab tas berisi 2 HP, uang tunai Rp 10 juta dan uang 100 dolar milik Susilo (50) war- ga Pemalang berhasil dibawa kabur. Aksi yang sudah direnca- nakan matang ini terekam ka- mera CCTV restoran. pahkan ke Sleman, tidak ikut beraksi di Solo. Saat beraksi di wilayah kami, tersangka EF ini berperan sebagai eksekutor," te- rang Kompol Danang Kuntadi di ruang kerjanya, Selasa (3/10). Para tersangka sengaja menyewa mobil Xenia B 1427 SOZ untuk melancarkan aksi mereka. Sebelum beraksi di Sleman, mereka dua kali men- curi dengan modus yang sama di Magelang. Kompol Danang menerangkan, saat beraksi, para tersangka memiliki peran masing-masing. Mereka masuk ke restoran dengan dandanan necis dan berkeliling restoran sembari mencari calon korban. "KEDAULATAN RAKYAT" HALAMAN 24 KARANGANYAR (KR) Pengendara sepeda motor asal Dusun Mranggen Desa/Keca- matan Polokarto, Sukoharjo, Ahmadi (47) meninggal tertim- pa dahan di Jalan Solo- Tawangmangu Km 8,7 tepat- nya di depan SPBU Dagen, Jaten, Senin (2/10) pukul 19.30. "Saat itu korban dalam perja- lanan naik motor. Dari arah timur atau Karanganyar ke barat atau Solo. Tiba-tiba se- buah dahan pohon mahoni patah dan menimpa mengenai kepala," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Karanganyar, Bambang Djatmiko kepada KR, Selasa (3/10). KR-Mahar Prastiwi Kompol Danang Kuntadi menunjukkan 2 HP hasil curian. Korban merupakan pengurus Pondok Pesantren Tahfizhul Quran (PPTQ) At-Taqwa Suko- harjo. Sebelum kejadian, ia kakaknya berada di pringgitan. Mungkin dengan beberapa orang perwira pembantu- pembantunya. Mungkin bahkan sendiri sambil menunggunya. Tetapi ia menjawab, "Terima kasih." KR-Saifullah Nur Ichwan Dengan dada yang semakin berdebar-debar ia melangkah menuju ke pintu pringgitan. Pintu lere- gan itu masih terbuka sedikit. Sepercik sinar dian di dalam pringgitan itu sempat meloncat keluar. Hati-hati Agung Sedayu mendekati pintu. Kini ia sudah berada tepat di muka pintu. Tetapi keragu- raguannya ternyata membuat ia tertegun. Tanpa disengajanya ia berpaling, memandangi orang- orang yang berada di pendapa banjar itu. Agung Sedayu itu terkejut ketika tanpa disang- ka-sangkanya orang yang sudah mengenalnya dan memberitahukan kepadanya bahwa Untara ber- ada di pringgitan itu berbicara lagi, cukup keras, "Buka saja. Pintu itu tidak pernah dislarak." "Terima kasih," sekali lagi Agung Sedayu men- "Mereka mencoba mengalih- kan perhatian korban, bebera- pa di antara tersangka ada yang pura-pura sedang tele- pon. Saat korban lengah, ter- sangka EF langsung mengam- bil tas milik korban yang dile- takkan di belakang," jelas Kompol Danang. (R-2)-f Usai Pengajian, Meninggal Tertimpa Dahan menaiki sepeda motor Honda Supra X AD 4190 GT usai mengisi pengajian bakda isya di masjid dekat rumahnya. Belum sampai di tempat mengisi pe- ngajian lainnya di wilayah Karanganyar, maut telah men- jemputnya. Berdasarkan infor- masi yang dihimpun, dahan po- hon mahoni selain menimpa korban sampai tewas juga men- jatuhi sebuah mobil. Hanya saja kondisi mobil tak terlalu parah sehingga masih bisa melan- jutkan perjalanan. Kapolsek Jaten AKP Suryono mengatakan, korban menghem- buskan napas terakhirnya di RS. Terdapat luka parah di bagian kepala. "Meninggal dunia di RS. Karena termasuk bencana alam, jadi kami serahkan ke instansi terkait," katanya. (Lim)-f jawab. Kini tangannya telah memegang wengku pintu yang dibuat dari anyaman bambu wulung. Perlahan-lahan ia mendorong ke samping. Dan pintu itu pun terbuka. Dada Agung Sedayu berdesir. Di dalam pringgi- tan itu duduk hanya dua orang saja. Kakaknya, Untara dan seorang lagi, Wuranta. "Masuklah," terdengar suara kakaknya berat tetapi dingin. Sedingin angin pegunungan yang bertiup semakin kencang. "Terima kasih, Kakang," sahut Agung Sedayu. Suaranya pun tiba-tiba bernada berat. Tetapi terasa sebuah getaran di dadanya terpercik di an- tara kata-katanya. Tetapi begitu ia melangkahkan kakinya, Agung Sedayu itu tertegun. Ia melihat Wuranta tiba-tiba berdiri dan berkata, "Untara, aku akan keluar sebentar. Udara terlampau panas di pringgitan ini." (Bersambung)-e 4cm 4cm