Tipe: Koran
Tanggal: 1993-01-02
Halaman: 04
Konten
4 P ER DA GA NGA N SNS GROUP Telp. : 3865776, 367158, 366991, 367286, 3850078 Fax. :367286, 366991 KEPERCAYAAN ADALAH ASSET KAMI Padang, NERACA Ekspor PT Semen Padang diversifikasi produk yang (SP) pada 1992 berhasil melampaui target, yaitu dari target hanya 260.000 ton berhasil direalisasikan jenis I, II, III dan V, oil well cement dan super masory cement. mencapai 692.800 ton. "Realisasi ekspor semen yang kami lakukan tiga kali lipat dari target yang telah dicanangkan pada tahun itu," kata Direktur Utama PT Semen Padang, E.H. Nizar Datuk Kayo, kepada pers, pekan lalu di Padang. Semen tersebut, kata dia, diekspor ke tujuh negara yaitu Bangladesh, Myanmar, Maldives, Filipina, Singapu- ra, Srilangka dan Papua Nuigini. Menurut dia, data rinci hasil ekspor tahun 1992 yang naik tiga kali lipat tersebut belum diperoleh. PT. SATRIA NUGRAHA SEJATI Jl. Ir. H. Juanda III No. 20 Jakarta Pusat Tapi dia memperkirakan sedikit lebih baik ketimbang tahun lalu. "Pada 1991 penjualan senilai Rp 233 miliar dan keuntungan bersih setelah dipotong pajak sebesar Rp 38 miliar.' -2 SP Ekspor Semen Melongok Pasar Pakaian Jadi di Amerika Serikat Didalam pembahasan studi 692,8 Ribu Ton, Lampaui Target pasar pakaian jadi di Amerika Serikat ini produk yang ter-cover adalah produk-produk tekstil da- lam kategori group HS 62 yaitu : produk pakaian jadi dan keleng- kapannya dari bahan bukan rajut- an atau sulaman (articles of appa- rel and clothing accessories, not knitted or crocheted). Target produksi terlampaui tigakali lipat kenaikan tiga kali lipat dari rencana," kata dia. Menurut dia, selama 1992 produksi mencapai 2.320.584 ton semen yang berarti 70.584 ton di atas kapasitas produksi dan 120.584 ton di atas target produksi. Berhasilnnya peningkat- an produksi yang melampaui kapasitas produksi tersebut, dikatakan Datuk Kayo seba- gai telah terlaksananya op- timalisasi kepada semua komponen produksi. Kapasitas Sementara itu, kapasitas produksi dan target produk- si pada tahun 1992 juga ter- lampaui sebanyak tiga kali lipat dari yang direncanakan. Menurut dia, mulai "Dari kapasitas produksi Januari 1993, PT SP akan sebanyak 2.250.000 ton/ta- menggunakan logo baru, hun dan target produksi yaitu "Padang Cement 2.200.000 ton/tahun terjadi Indonesia". Sedangkan Situasi Pasar Buah Kalengan di Arab Saudi Dewasa ini di Arab Saudi masih lebih menyukai buah segar daripada buah kaleng- an, karena semua buah ka- lengan rasanya sama. Na- mun buah-buahan kaleng masih diimpor karena tidak semua konsumen berpenda patan tinggi dan hanya mampu membeli buah-buah- an kaleng. "Selain itu, PTSP sedang berusaha merampungkan pembangunan pabrik In- darung III/C yang diha- rapkan selesai Maret 1993 sehingga kapasitas ter- pasang bertambah 600.000 ton lagi," katanya. Buah-buahan: Perlu difersifikasi agar mendapatkan nilai tambah Buah-buahan kaleng yang Impor termasuk dibahas disini adalah buah-buahan yang diolah dengansirup berkadar gula rendah atau tinggi dan dikemas dengan berbagai ukuran. Buah-buahan ka- léng yang biasanya diimpor negara ini adalah nenas, peach, anggur, cheri, mang- ga, apricot dan buah-buahan cocktail. Biasanya berisi 33% dari berat bersih, 2/3-nya air gula, pengawet dan dikemas dalam kaleng ukuran 3-7 kg. Disamping konsumen untuk produk ini selain dari penduduk asli berpendapat- an rendah, tetapi juga imigran dari berbagai negara (tahun 1990 terdapat 705.679 orang) dan penda- tang musiman (waktu haji, umroh dan sebagainya) yang pada tahun 1989 mencapai 5,3 juta orang yang terdiri dari orang-orang dari nega- ra-negara Timur Tengah lainnya, Asia Eropa, Afrika, Amerika dan Australia. Ti- dak kalah pentingnya ada- lah konsumen penyedia ma- kinan seperti pesawat, hotel, asrama, dan sebagainya. Peluang Pasar Buah Kaleng di Saudi Arabia Karena tidak ada produk si lokal, otomatis seluruh kebutuhannya harus diim- por. Impor selama tahun 1990 hanya 0,04% dari total nilai impor Arab Saudi atau sejumlah 35-40 juta SR. Dan yang paling banyak diimpor adalah nenas kaleng, PT. SAHATI DANA PERSADA Gajahmada Tower 17 th Fl. Suite 1701 Jl. Gajahmada No. 19 - 26 Jakarta Telp. :380-4108, 366070 ext :1701 - 1705 Fax.:(021) 3807511 Telex:45483 LOMAS IA Arab Saudi merupakan pasar bebas menerima buah kaleng dari seluruh negara, asal memenuhi standar Arab Saudi. Amerika Serikat dan Eropa memasok 50% dari pasaran buah kaleng, se- dangkan negara-negara Asia 40%. Indonesia hanya me- masok 1,1% dibanding pang- lainnya (39%) pada tahun sa pasar negara-negara Asia 1990. Memenuhi Standar Soal kualitas, kata Datuk Kayo, semua produksi PTSP kualitasnya selalu meme- nuhi standar mutu yang di- tetapkan pemerintah. "Bahkan, oil well cement class G-HSR sudah mendapat pengakuan mutu dari Ame- rican Petroleum Institute. Pertumbuhan pangsa impor per negara, Amerika Serikat ekspornya selalu meningkat, 12% tahun 1987 menjadi 21% tahun 1990, sedang Malaysia, Indonesia dan Singapura menurun. India ekspornya melonjak 1.300% dari tahun sebelum- Di samping itu, kata Da- tuk Kayo, PT Semen Padang selaku BUMN juga diperca- ya menjadi Bapak Angkat. Sekitar 400 usaha kerajinan dan industri kecil di Sum- bar, Riau dan Jambi telah dibina melalui anak peru- sahaan PT SP yaitu PT Igasar. (fe) nya dan baru dua kali ekspor tahun 1989 dan 1990. Ini berarti negara mana saja, baru ekspor atau lama ter- gantung negosiasi dapat mudah naik atau turun eks- pornya ke negara lain. Dari ASEAN, Thailand adalah pemasok terbesar tahun 1990 (1.353 ton), Ma- laysia 940 ton, Philipina 762 ton, Singapura 105 ton. Negara-negara pemasok lain adalah Italia, Australia, ke RRC, Spanyol, Taiwan, Yunani, Inggris, Swiss, Per- ancis, Korea Selatan, Hong Kong dan Jepang. Tingkat pertumbuhan impor menurun dari tahun 1987-1990 yaitu 4% tahun 1988, minus 16% tahun 1989 dan minus 15% tahun 1990. Saluran Distribusi Diperkirakan terdapat 10.000-15.000 pengecer di setiap kota yang terdiri dari Tokyo Serba Ada Pusat, Toko Serba Ada Kecil, pengecer bebas, dan pasar. Pedagang Besar Senior yang berhubungan langsung dengan banyak importir dan Pedagang Besar Yunior yang kurang fasilitasnya hanya tir terbatas. Pedagang Besar berhubungan dengan impor- bisa juga mempunyai toko pengecer sendiri. Dalam periode kurang dari 20 tahun Indonesia ternyata juga te- lah menjadi suplier yang penting terhadap permintaan tekstil dan pakaian jadi dunia. Disamping itu banyak pabrik-pabrik tekstil di In- donesia yang sudah setaraf kelas dunia sebagaimana halnya pabrik- pabrik di Eropa, Asia Pasifik dan Amerika. Demikian juga banyak Berbagai kemajuan me- mang telah dicapai PT SP ini, selain telah menyerap tenaga kerja sebanyak 2.398 orang, BUMN ini juga telah berhasil pula mengendalikan perusahaan di Indonesia yang jadi dan produk-produk tekstil Perkiraan trend impor pakaian telah mampu memproduksi jenis debu. Baik dengan perala- tan buatan luar negeri mau- pun dengan menggunakan peralatan sendiri. menurut kelompok jenis produk tahun 1991 adalah sebagai ber- ikut 1.pakaian pria US$ 10.171,0 juta 2. pakaian wanita US$9.224,0 juta 3. pakaian anak US$ 5.046,7 juta 4.lain-lain US$ 5.046,3 juta Menurut dia, alat pengen- dali debu yang dibuat sen- diri, kadar debu sudah jauh menurun. Dari 14,507 gram sampai 22,9211 gram/mm3 fashion garment serta produk- produk bernilai seni yang tinggi. Dari data impor Amerika Seri- kat untuk produk group ini, Indo- nesia menempati urutan ke 10 setelah Cina, Hong Kong, Taiwan, Korea Selatan, Meksiko, Philip- ina, Republik Dominika, Italia dan India. Faktor penting untuk me- ningkatkan ekspor Indonesia ke pasaran Amerika Serikat adalah Indonesia harus dapat mening- katkan perolehan kuotanya yang sepadan dengan negara-negara pemasok utama tersebut. Disam- ping itu upaya pendekatan dan promosi perlu ditingkatkan. menjadio,350 gram/mm3. "Hal itu, berarti lebih ren- dah dari ambang batas yang ditetapkan Menteri Negara KLH seba- nyak 0,4 gram. Kemajuan teknologi dalam industri pakaian jadi dan produk- produk tekstil telah menitikberat- kan pada dua hal, yaitu cara-cara yang lebih tepat dalam penentuan produk untuk menjawab pilihan konsumen dan komputerisasi untuk pengolahan, desain, pemo- tongan kain dan pembuatan gar- men dan produk-produk lain. Negara-negara pemasoknya untuk pakaian jadi dan produk- produk tekstil pada tahun 1990 adalah sebagai berikut : - Kanada 1.508 (6,2) Produk-produk yang termasuk dalam group HS 62 antara lain adalah sebagai berikut HS 62034-49-men/boy trousers, etc. - Masyarakat Eropa 1.646 (6,7) - Jepang 272 (1,1) -Asia Timur NICS 14.014 (57,2) - Amerika Selatan 56 (2,3) - Lain-lain 6.429 (26,5) Sementara itu supplier utama untuk tahun 1991 adalah Hong Kong (14,2%), Cina (12,4%), Ko- rea Selatan (12,1%), Taiwan (9,9%) dan Meksiko (4,9%) yang hampir mencapai sebagian dari total impor pakaian jadi dan pro- duk-produk tekstil Amerika Seri- kat. Supply Resources/Negara Pe- masok Importir dapat sebagai agen dari eksportir atau importir bebas. Eksportir dengan agen sendiri bia- sanya lebih stabil ekspornya negara ini. Promosi Konsumen tidak begitu loyal pada satu merk, tetapi biasanya merk yang dipasar- kan bisa merk importir, merk eksportir, produsen sendiri atau kerja sama dengan merk-merk yang sudah ter- kenal.Pasar ini sangat sen- sitif terhadap harga, artinya siapa yang dapat mena- warkan lebih murah akan lebih kuat bersaing. Sumber Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah PT. SATRIA NUGRAHA SEJAHTERA Chase Plaza Tower 12 nd Fl. Suite 1206 Jl. Jend. Sudirman Kav. 21 Jakarta Telp. :5208284, 5705207, 5706373 Fax. :5705207, 5782268 Telex :62277 GSEWU IA Penitikberatan pada group HS 62 tersebut karena produk-pro- duk ini mempunyai potensi pasar yang paling besar dibandingkan dengan produk-produk tekstil lain- nya. Impor Amerika Serikat untuk produk group ini mencapai US$ 13.752.181 juta pada tahun 1990 dan naik menjadi US$ 14.280.216 juta pada tahun 1991. Sementara itu ekspor Indonesia ke Amerika Serikat baru mencapai sekitar 2,96% dengan nilai sebesar US$ 423,2 juta pada tahun 1991 yang merupakan penurunan bila diban- dingkan dengan ekspor tahun sebelumnya sebesar US$ 439,4 juta. 6206-women/girls blouses 6205-men/boys shirts 620461-69-women/girls trousers, etc. 6201 men/boys overcoats, ski jacket, etc. 6202-women/girls overcoats, ski jacket, etc. 620440-49-women/girls dresses 6211-track suits, ski suits, swim- wear 620430-39-women/girls suit type 620450-59-women/girls skirts 6208 women/girls underwear/ nightwear 6212-bras, girdles, corsets 6210-garments, rubberized, plas- tic coated jackets 620310-19-men/boys suits 620330-39-men/boys type jack- ets 620410-19 women/girls suits Keadaan Pasar Produksi pakaian jadi dan produk-produk tekstil dalam neg- eri pada tahun 1991 tidak menga- lami perubahan, sementara nilai impornya dalam beberapa tahun menurun. Meskipun nilai ekspor- nya relatip masih kecil dibanding- kan dengan nilai impornya, tetapi pertumbuhannya mencapai 25% lebih. Hal ini dikarenakan produser Amerika Serikat mempunyai ke- unggulan dalam memasuki pasar- an baru di luar negeri. Terjadinya penurunan impor produk-produk tekstil dan pakaian jadi pada tahun 1991 adalah se- bagai akibat dari keadaan resesi yang berkepanjangan, kondisi perang teluk dan kekacauan yang terus-menerus pada industri ecer- an, serta permintaan konsumen yang lambat. Persediaan barang-barang meskipun cukup tinggi namun permintaannya menurun bila di- bandingkan dengan tahun sebe- lumnya. Produksi pakaian jadi dan produk-produk tekstil pada tahun 1990 dan 1991 mengalami penu- tahun 1985. Bahkan awal tahun runan yang paling rendah sejak 1991 penggunaan kapasitas yang tersedia hanya sebesar 72% dan baru pada tahap-tahap berikutnya mulai meningkat dalam penggu- naan kapasitas terpasangnya. Industri pakaian luar laki-laki dan anak-anak serta pakaian dalam yang merupakan 1/4 jumlah ke- butuhan pakaian jadi pada tahun 1991 juta tidak ada kenaikan, bahkan terjadi penurunan lebih awal akibat menurunnya kegiatan ekonomi. 108 1.1030 1.156 1.116 Negara Thailand Cina Korea Taiwan Hong Kong 1.966 Philipina 235 Indonesia. 233 Malaysia 156 Japan n/a Singapore 204 Total Asia Total AS 1987 1988 117 975 1.251 1.125 1.936 297 268 202 Pakaian jadi produksi Indonesia. Siap masuk pasar AS. (ist) juta, kemudian naik menjadi US$ 24.498 juta pada tahun 1990 dan tahun 1991 turun menjadi US$ 23.824 juta. Sementara itu eks- pornya pada tahun 1989 menca- pai US$ 2.354 juta, kemudian naik menjadi US$ 2.849 juta pada ta- hun 1990 dan naik lagi menjadi US$ 3.587 juta pada tahun 1991, dimana pasaran utamanya ditu- jukan ke Kanada, Meksiko, Asia Pasific, Jepang, Costa Rica dan Republik Dominika. n/a 231 Pada periode 6 tahun terakhir (1986-1991), alokasi kuota untuk produk pakaian jadi ke Amerika Serikat didominasi oleh negara- negara Pasifik (Pacific Rim). PT. RIMBADANA SAHATI Mulia Tower Lt. 12 Suite 1201 Jl. Gatot Soebroto Kav. 11C Jakarta Telp. :5210052, 5210053, 5210054, 517993 Fax. :(021) 517993 Telex :45483 LOMAS IA Gambaran perkembangan negara pemasok selama 5 tahun terakhir untuk produk kategori 62 adalah seperti tabel berikut : (Lihat Tabel 1) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa impor Amerika Serikat se- lama periode 1986-1991 untuk produk pakaian jadi (kategori 62) selalu menunjukkan adanya pe- ningkatan. Pada tahun 1991 impor Ameri- ka Serikat terbesar adalah Cina, yaitu sebesar US$ 2.284 juta atau meningkat sebesar 9,3% jika dibandingkan dengan tahun 1990. Peranannya adalah sebesar 15,4% dari total impor Amerika Serikat. Kemudian berturut-turut Hong Kong berperan sebesar 14,8%, Taiwan sebesar 8,4%, Korea sebesar 8,2%, Philipina sebesar 4,3% dan Indonesia ber- peran sebesar 2,9%. Impor pakaian jadi dan pro- Dari ke 16 jenis produk terse- tahun 1989 sebesar US$ 22.704 sia pada tahun 1991 yang domi- duk-produk tekstil lainnya pada but, nilai share impor dari Indone- (Tabel 1) Impor Amerika Serikat untuk Kategori 62 dan Negara Pemasoknya Tahun 1987 - 1991 Indonesia untuk tahun 1991 me- nurun, sedangkan dari beberapa negara pesaing lainnya mening- kat, antara lain dari Cina. Penurunan impor Amerika Serikat terhadap produk Indone- sia ini akan mempengaruhi kegia- tan industri pakaian jadi di Indone- sia. Secara infrastruktur industri pakaian jadi di Indonesia tidak ada masalah, namun apabila Indone- sia akan meningkatkan kuota sampai 26%, pemerintah Indone- sia harus selalu mengadakan lob- bying dengan pemerintah Ameri- ka Serikat yang terkait dengan masalah patent, copy right dan trade mark (intellectual property). Didalam group kategori 62 yang merupakan jumlah terbesar dari total impor Amerika Serikat untuk produk-produk tekstil, terdapat 16 top jenis produk-produk tekstil yang tergolong nilai impornya besar (di atas US$ 200 juta). 6.203 6.403 10.357 9.764 1989 158 1.368 1.288 1.094 2.049 383 386 250 n/a 263 7.239 11.602 1990 7. Women/Girls Dresses Impor Amerika Serikat tahun 1991 terbesar dari Cina, yaitu sebesar US$ 171 juta, kemudian berturut-turut Korea, Hong Kong, Taiwan dan Indonesia mitra da- gang yang ke 4 dengan peranan sebesar 2,4%. Import Amerika Serikat dari 8. Track Suits, Ski Suits, Swim- wear PT. RABUHAN DANA SAHATI Gedung Patra Jasa Lt. 5 Suite: 505 Jl. Gatot Soebroto Kav. 35 Jakarta Telp. :520-3058, 511969, 510503 :2175 ext Fax. :(021) 511-969 1991 206 245 2.090 2.284 1.355 1.209 1.227 1.245 2.198 2.190 661 631 439 423 310 281 103 260 89 237 8.822 14.266 8.863 14.806 nan adalah untuk jenis produk : women/girls blouses dengan sha- re sebesar 6,7%, women/girls trou- sers sebesar 4,9% dan men/boys trousers sebesar 3,4%. Secara keseluruhan perkem- bangan impor Amerika Serikat dari 16 jenis top produk tersebut sela- ma dua tahun terakhir serta share Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut: (Lihat tabel 2) 1. Men/Boys Trousers Tahun 1991 impor Amerika Serikat untuk jenis produk ini meningkat sebesar 6,2% jika di- bandingkan dengan tahun 1990. Negara pemasok utama adalah Hong Kong, Cina, Meksiko sedang- kan Indonesia menduduki posisi ke 5 sebagai negara pemasok dengan peranan sebesar 3,4% dari total impor Amerika Serikat. 2. Women/Girls Blouses Impor Amerika Serikat untuk jenis ini juga meningkat sebesar 1,8% (1991). Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya jumlah wanita pekerja di Amerika Serikat sehingga permintaan akan blus ini juga meningkat. Pesaing-pesaing Indonesia adalah Cina, Hong Kong, Korea sedangkan Indonesia adalah sebagai negara pemasok ke 4 dengan peranan sebesar 6,7%. 3. Men/Boys Shirts Tahun 1991 impor Amerika Serikat adalah dari Hong Kong, kemudian berturut-turut dari Cina, Korea dan Taiwan (6,2%), sedang- kan Indonesia berperan sebesar 2,6%. 4. Women/Girls Trousers Impor Amerika Serikat menu- run pada tahun 1991 sebesar 1,2%. Hal ini disebabkan karena wanita di Amerika Serikat lebih menyenangi casual dress. Impor terbesar Amerika Seri- kat adalah dari Hong Kong dan Indonesia menduduki posisi ke 5 sebagai negara pemasok dengan peranan 4,9%. 5. Men/Boys Overcoat, Ski Jackets Impor Amerika Serikat untuk jenis ini terbesar adalah dari Ko- rea, sedangkan Indonesia hanya berperan sebesar 1,2% dari total impor Amerika Serikat. Dalam hal ini Indonesia harus selalu mem- perhatikan kualitas dan harga. 6. Women/Girls Overcoat, Ski Jackets Jenis produk ini juga menga- lami penurunan impornya pada tahun 1991 yaitu sebesar 13% jika dibandingkan dengan tahun 1990. Hal ini disebabkan karena harga yang relatip tinggi. Negara pema- sok utama adalah Cina, sedang- kan Indonsia hanya berperan sebesar 1,4%. 2 Januari 1993 HARIAN EKONOMI NERACA Impor terbesar tahun 1991 adalah dari Hong Kong sebesar US$ 88 juta, kemudian berturut- turut dari Cina US$81 juta, Taiwan sebesar US$ 79 juta, Korea sebe- sar US$ 52 juta, Meksiko US$ 11 juta dan Indonesia mengimpor sebesar US$ 10 juta. 11. Women/Girls Underwear Total impor Amerika Serikat untuk jenis ini, 54% adalah berasal dari Hong Kong, Cina, Korea dan Taiwan, sedangkan Indonesia berperan sebesar 2,8%. Untuk jenis ini Indonesia harus memper- hatikan selera wanita Amerika Serikat. Pada umumnya jenis ma- terial yang disukai untuk pembua- tan jenis underwear ini adalah rayon, nylon, silk dan cotton. 12. Bras, Girlles dan Corsets Pangsa impor Indonesia tahun 1991 adalah sebesar 2,7%, se- dangkan untuk Hong Kong, Cina, Korea dan Taiwan adalah sebesar 11,8% dari total Impor Amerika Serikat. PT. SATRIA NUGRAHA SEJATI Lippo Centre Lt.2 Room .201 (Samping Gedung Patra) Jl. Gatot Soebroto Kav. 35 Jakarta Telp.: 5201020, 5200310 (Direct.), 5200202 ext. :2606-2607 - 2608 Fax:(021) 5201020 13. Garment, Rubberized Plas- tic Coated Untuk jenis ini yang paling dominan adalah dari Meksiko, yaitu sebesar US$ 164 juta, sedangkan Indonesia menduduki posisi ke 6 sebagai negara pemasok. Untuk jenis produk ini Indonesia masih harus memperhatikan quality con- trolnya. 14. Men/Boys Suits Impor Amerika Serikat dari negara-negara Hong Kong, Cina, Taiwan dan Korea adalah sebe- sar 23% dari total Impor Amerika Serikat. Impor Amerika Serikat terbesar adalah dari Italia, Inggris dan Perancis. Indonesia hanya berperan sebesar 1,3%. 15. Men/Boys Suit type Jackets Impor Amerika Serikat mening- kat sebesar 20%, dibandingkan dengan tahun 1990. Peningkatan ini disebabkan karena semakin meningkatnya permintaan untuk produk ini yang digunakan seba- gai blazer oleh para kaum pria di Amerika Serikat khususnya. Pe- ranan Indonesia untuk jenis ini masih kecil. Demikian halnya untuk produk women/girls suits peranan Indonesia masih sangat kecil. Peraturan Impor dan Tata Cara- nya PT. RIMBADANA SAHATI Sampoerna Plaza 6 th Floor Suite: 606 Jl. HR. Rasuna Said Kav. X7 Jakarta Telp. :8508065, 8508068, 8508158 Fax. (021) 8508068 1 Ekspor pakaian jadi dan produk- produk tekstil Indonesia ke Ameri- ka Serikat sebagian besar telah dikenakan pembatasan jumlah/ kuota yang ditentukan dalam bila- teral agreement dalam ketentuan MFA tekstil dan pakaian jadi Indo- nesia dikenakan pembatasan jumlah. 2. Bea masuk (custom duties) se- bagaimana tercantum dalam GSP 3. Pengiriman sample dalam jum- lah besar dikenakan peraturan yang sama dengan impor biasa. 4. Pengiriman barang dalam rang- ka GSP dilengkapi dokumen COO Form A. Visa diperlukan sebagai pengganti Form A dengan mem- bubuhkan stempel pada Commer- cial Invoice. 5. Standar tanpa melalui kerja sama seperti ini. Beberapa retailer Amerika Serikat seperti K-Mart, Wall-Mart, May Co., Sears, J.C. Penney, dan lain-lain mempunyai kantor perwak- ilan di Hong Kong, Singapura, Bangkok, Taipeh, Seoul, Manila dan kemungkinan di masa yang akan datang juga akan membuka perwakilannya di Jakarta. Upaya lain untuk melakukan promosi dan penjualan ke Amerika Serikat adalah dengan mengikuti kegiatan-kegiatan pameran dagang yang diadakan di kota-kota seperti Los Angeles, Chicago, Miami, New York dan Boston serta melakukan misi penjualan/misi dagang. Komentar Pembeli Standar industri yang diberlaku- kan di Indonesia, spesifikasinya juga diperoleh dari standar inter- Upaya yang penting dalam nasional dan dipakai sebagai perolehan kuota tekstil dan produk jaminan kualitas untuk pasaran tekstil yang lebih besar (3-4 kali domestik. Dalam hal pasaran posisi kuota sekarang) adalah Amerika Serikat pada umumnya terletak pada berhasilnya negosi- masing-masing pembeli memiliki asi yang dilakukan dalam perun- standar dimana dalam hal kontrak dingan bilateral Indonesia - Ameri- pembelian, maka biasanya impor- ka Serikat. tir di Amerika Serikat akan mela- Strategi Memasuki Pasar kukan pengawasan kualitas de- ngan mengirimkan tenaganya ke pabrik pengekspor selama proses produksinya serta menganalisa kualitas contoh-contoh yang dibe- rikan oleh eksportir. 6. Packaging & Labelling Peraturan Federal Trade Commis- sion 1984 meminta agar setiap produk pakaian jadi dan produk- produk tekstil yang memasuki pasaran Amerika Serikat harus dilengkapi dengan label yang ber- isikan instruksi bagaimana cara pemeliharaan terhadap produk tersebut. Instruksi pada label ber- isikan komposisi serat yang digu- nakan, bagaimana pencucian dan penyetrikan yang diperkenankan dan lain-lainnya. Label ini dapat dilekatkan pada produknya atau di-print pad packingnya, sehingga dapat dengan mudah dilihat oleh konsumen pada waktu akan membelinya. Tahun 1991 Impor Amerika Serikat untuk jenis ini meningkat sebesar 26% jika dibandingkan dengan tahun 1990. Hal ini dise- babkan karena bertambahnya permintaan dari fitness centre Amerika Serikat. di 9. Women/Girls Suit type Jackets Peminat pakaian jadi ini juga semakin bertambah, sehingga impor Amerika Serikat untuk jenis ini juga mengalami peningkatan. Impor tahun 1991 meningkat cu- kup besar, yaitu 41,4%. Negara pemasok utama yaitu Hong Kong, sedangkan Indonesia hanya ber- peran kurang dari 1%. 10. Women/Girls Skirts 7. Harga Tingkat harga secara umum mengalami penurunan bila diban- dingkan dengan tingkat harga pada tahun 1982. Sementara un- tuk produk pakaian jadi dan pro- duk-produk tekstil tingkat harganya 1-2% di atas angka inflasi. 8. Sistem Pembayaran Harga negosiasi antara penjual dan pembeli yang berupa sales contract mencakup spesifikasi bahan/material, mutu & standar, harga, waktu penyerahan dan cara pembayaran. Penggunaan usaha L/C dalam perdagangan dengan AAS masih lazim dipakai. Promosi dan Usaha Penjualan Usaha untuk memasuki pasar- an Amerika Serikat bagi suatu perusahaan/eksportir baru, diper- lukan suatu kantor perwakilan yang dapat memasarkan produk-pro- duknya ke Amerika Serikat baik kepada retailer, wholesaler, im- portir dan lain-lainnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjalin kerjasama dengan suatu kantor pemasaran yang independent (marketing agent) dengan sistem komisi yang besarnya antara 3- 15% dari nilai ordernya. Sebagai langkah awal dari perjanjian pemasaran ini, perusa- haan dapat mengundang kantor perwakilan pemasaran/agen ke Indonesia untuk mengetahui secara menyeluruh gambaran kemampuan perusahaan. Suatu perusahaan baru pada umumnya akan mengalami kesu- litan dalam melakukan ekspor pertamanya ke Amerika Serikat Dalam hal industri pakaian jadi dan produk-produk tekstil, Indone- sia adalah negara yang dipertim- bangkan sebagai State of the-Art. Para pembeli utama Amerika Serikat cenderung menyukai be- kerjasama dengan perusahaan perusahaan dagang dari Hong Kong untuk pasaran Amerika Seri- kat. Dengan tingkat upaya di Indo- nesia yang relatip rendah serta workmenship yang sudah dapat diterima bagi konsumen Amerika Serikat, maka Indonesia dapat diharapkan sebagai sumber sup- ply bagi Amerika Serikat terutama untuk segment pasar dengan kualitas menengah. Pembeli Amerika Serikat ber- pendapat bahwa Indonesia masih kekurangan kuota produk pakaian jadi dan tekstil yang disebabkan kurangnya pendekatan/lobby dan usaha-usaha promosi yang konti- nyu yang dilakukan oleh pemerin- tah Indonesia. Sementara itu negara-negara yang relatip baru dalam memasuki pasaran Amerika Serikat seperti Cina, jumlah perolehan kuotanya sudah mencapai 6 kali lipat kuota Indonesia untuk kategori yang sama. Kemampuan Indonesia mening- katkan volume ekspor ke Amerika berarti telah dapat memperbaiki kualitas, waktu pengiriman, harga maupun prosedur lainnya. Kriteria ini menunjukkan bahwa tenaga kerja kita sudah terampil, baik dalam proses produksi maupun pemasarannya. Apabila mendapatkan order dari USA berarti itu adalah pengalaman yang berharga sebab akan menambah keterampilan dalam pengawasan mutu serta proses produksi secara langsung. Pada kenyataannya USA tetap mendukung Jepang, Taiwan, Korea serta Hongkong dalam bidang strategi, dan beberapa tahun terakhir membuktikan bahwa negara-negara kapitalis sangat efisien dalam mencari sumber- sumber, sedangkan negara-nega- ra komunis hanya Cina yang dapat diandalkan. Peluang Indonesia disini mung- kin bisa dimulai bila USA mengha- puskan perlakuan khusus kepada Cina, bergabungnya Jerman serta runtuhnya komunis di Uni Soviet. Cina sangat gencar sekali menawarkan berbagai produknya ke USA seperti: toys, garment, dan sebagainya. Dalam hal ini Indonesia harus aktif merangkul mereka baik Pe- merintahnya maupun dunia usa- hanya karena neraca perdagang- an USA dengan Cina sekarang (Tabel 2) No Kategori PT. NATASATYA KARSA Jl. Ir. H. Juanda III No. 20 Jakarta Pusat Telp. :3865776, 367158, 366991, 367286, 3850078, 3861889, 367268 1. m/b trousers, etc 2. w/g blouses 3. m/b shirts kurang lebih 15-20 Billion, US$. Kita harus mengetahui sikap maupun keinginan buyer USA agar tertarik menjalin hubungan dagang maupun menanamkan modalnya. Langkah pertama tentunya konsolidasi ke dalam serta memperbaikinya terutama bidang industri dan selanjutnya baru mengenai prosedurnya. Beberapa hal yang perlu diper- hatikan dalam bidang industri : Kejelian dalam mencari pasar - Apakah fasilitas yang ada di In- donesia bisa menjamin kualitas, pengiriman, harga yang bersaing (terutama dengan Cina, Thailand, Philipina), sedangkan disain harus bersaing dengan Hongkong dan Singapura. Total top 16 kategori Total impor Amerika Serikat Penggunaan bahan baku lokal harus semaksimal mungkin Proses produksi harus dapat menghasilkan kualitas barang ekspor serta terus menerus meng- adakan perbaikan sesuai dengan tuntutan masyarakat. Tinjauan dalam rangka pe- ngembangan pasar Tinjauan ini memperlihatkan bahwa biaya untuk pengembang- an pemasaran cukup mahal. Ini baru salah satu biaya yang dike- luarkan untuk membuka kantor pemasaran. Memberikan komisi kepada agen penjualan, tetapi ti- dak terikat Dalam berbagai kasus dimana calon pelanggan tidak menggunakan berbagai macam agen untuk menekan biaya teru- tama jika berhubungan dengan eksportir Asia. Sedangkan lang- kah pertama untuk dapat menjalin bisnis dengan USA adalah dengan menggunakan berbagai sarana diatas. Usaha-usaha dalam memasar- kan barang Industri Perkiraan dari biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pemasaran yakni usaha untuk dapat meyakinkan calon pembeli yang meliputi keterampilan, teknologi, barang-barang yang spesifik. Hal ini diperlukan karena banyak sekali penawaran yang ditujukan ke pasar USA. Biaya pemasaran untuk barang-barang industri tergantung dari jenis barang tersebut, dan uang saja tidak cukup untuk meraih kesuksesan. Buyer USA umumnya teliti sekali dalam membelanjakan uangnya untuk itu perlu pelayan- an yang terbaik yang dapat diberikan kepada mereka. Untuk itu diperlukan berbagai hal yang tentunya telah kita punyai seperti Upah buruh, Sumber alam yang melimpah, Kestabilan politik, Jum- lah penduduk, dan Kita harus bangga dengan buatan Indonesia. Dan hal lain yang juga diperlukan yakni memaksimalkan fungsi ITPC, membuka kantor Agen Penjualan, serta survey ke negara- produsen negara seperti Hongkong, Singapura, Korea, Taiwan dan Thailand untuk membuat study perbandingan, disamping itu juga mengaktifkan asosiasi. Rencana Memasuki Pasar Memperbaiki kemampuan ber- -Menawarkan barang yang mem- punyai daya tarik. produksi. -Membuka kantor agen penjualan atau bekerjasama dengan Peru- sahaan-perusahaan USA. Segera menggunakan tenaga ahli USA bila dianggap perlu. - Pasar USA sangat selektif de- ngan barang yang ditawarkan. - Banyak perusahaan di Hongkong yang memindahkan lokasinya ser- ta banyaknya Top Manager yang pindah. - Indonesia harus lebih agresif untuk menyusul Malaysia, Philipina yang sudah lebih mapan. Proses pembelian mungkin agak berubah-ubah untuk itu perlu di- perhatikan hal-hal sebagai berikut. - Pengendalian mutu. Prosedur dan jangka waktu pembayaran. - Perusahaan USA biasanya akan menyelesaikan administrasi 14 hari setelah menerima dokumen pengiriman. - Sebaiknya menggunakan L/C dan Asuransi. Impor 16 Top Jenis Produk Tekstil Amerika Serikat (US$ Juta) 1990 1991 - Umumnya buyer USA hanya mau berhubungan dengan eksportir yang bonafid. Perusahaan USA juga akan melihat ketentuan tenaga kerja. umur, emansipasi, jam kerja serta kondisi kerja di negara pro- dusen.*** Sumber Pusat Informasi dan Analisa Pasar (PIAP), Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) 1.999 2.124 1.782 1.815 1.628 1.702 1.524 1.506 4. w/g trousers, etc 5. m/b overcoats, ski jackets, etc 937 900 6. w/g overcoats, ski jacket 7. w/g dresses 913 794 727 545 8. track suits, ski suits, sweamwear 9. w/g suit type jackets 10 w/g skirt 467 695 687 660 612 432 469 366 444 624 11. w/g underwear/nightwear 12. bras, girdles, corsets 13. garment, rubberized plastic coated 330 332 0,32 14. m/b suits 15. m/b type jackets 16. w/g suits 304 319 239 207 200 165 12.349 14.266 12.917 14.806 % Ind. Share 3,4 6,7 2,6 4,9 1,2 1,4 2,4 2,9 0,45 1,611. 2,8 2,7 1,3 0,42 0,24 u D m n d K n pe se
