Tipe: Koran
Tanggal: 1993-06-05
Halaman: 09
Konten
Sabtu HARIAN EKONOMI NERACA 5 Juni 1993 T RA N S P 0 RT A S | U K ONST R UKS 1 Tawaran KSO Humpuss Tarif Angkutan Laut Subsidi Perdagangan Padang Dilanda Banjir Besar dan Kelambatan PPD Jakarta, NERACA Tarif uang tambang peng- PPN (Pajak Pertambahan Nilai) sebesar 10% sehingga jumlahnya menjadi Rp11.960/ ton/M3. Banyaknya jumlah peru- sahaan pelayaran ini sangat membantu terhadap kelan- caran angkutan barang an- kurangi Rp 11.960. Sedang kapal menjadi bertambah tar pulau, karena jumlah Pihak pelayaran hanya tambang sebesar Rp 4.040 dibenarkan mengambil uang ton/M3 yaitu Rp 16.000 di- per- mencapai Rp 20.000 lebih. "Murahnya uang tambang pengangkut- an barang tersebut telah memberikan konstribusi terhadap perdagangan," kata ekskutif itu. Sementara itu, peng- operasian kapal ukuran 1500 ton harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 24,5 juta pulang-pergi tianak. Biaya sebesar itu untuk keperluan operasi kapal dan pembelian bahan bakar. Tawaran Humpuss Group yang dilayangkan kepada PPD pada akhir tahun lalu untuk mengoperasikan bus double decker (tingkat) milik BUMN ini ternyata cukup mengejutkan banyak pihak. Tawaran itu juga dipandang sebagai sisi positif yang harus ditangkap PPD tentang bagaimana perusahaan itu berbisnis dan mencari celah dan peluang. dalam surat itu me- nuangkan keinginannya untuk mengelola bus PPD yang perkembangan pelayaran melainkan telah meberi sebagian besar telah rusak. Bus tingkat yang dimiliki PPD memang telah mencapai derajat kerawanan yang tinggi karena terlalu besarnya beban pemeliharaan dan perbaikan. kan konstribusi terhadap perdagangan. Tidak kurang dari 240 bus tingkat buatan Leyland dan Mercy 140 unit diantaranya telah rongsok dan menunggu dibesituakan. PPD tak lagi kuat menanggung biaya renovasi untuk mengaktifkan bus tersebut, karena tidak kuat mengeluarkan biaya sebesar Rp 11,2 miliar agar bus tersebut bisa beroperasi kembali. Padahal, bus tingkat yang memakai tarif ekonomi- merupakan bus pavorit dan mempunyai load factor yang sangat tinggi atau mencapai 90%, yang berarti bahwa bus kategori tersebut digunakan sebagian besar masya- rakat. Tapi BUMN di lingkup Dephub ini ternyata tak bisa mengantispasi semua itu, mereka hanya melongo dan termangu, tanpa bisa berbuat banyak. Sikap diam PPD memang ironis dan menunjukkan ketidakmenger- tian betapa bus jenis itu begitu strategis untuk meng- angkut orang banyak. Dan, sikap itu juga menjadi iro- nis-karena mereka biasa mendengungkan bahwa ke- tidakuntungan mereka selama ini karena memuat beban sosial. Pandangan yang menyebutkan bahwa PPD harus melihat tawaran itu dari sisi positif kiranya sangat rele- van dengan kondisi BUMN itu saat ini. Dan ini bisa dijadikan suatu tolok ukur percontohan suatu perusaha- an yang berorientasi pada profit, tentang bagaimana menerapkan profesionalisme untuk menciptakan renta- bilitas perusahaan. Tawaran ini juga memuat hal yang fundamental yaitu bisa membuka atmosfhir bisnis PPD sebagai salah satu pelaku perekonomian nasional. rus Bahkan Departemen Perhubungan sebagai instansi pembina teknis dari 17 BUMN termasuk PPD sudah mengisyaratkan perlunya badan usaha di departemen ini melakukan KSO sebagai wujud untuk pencarian modal bagi usahanya. Bahkan KSO ini penting guna mengefek- tifkan asset yang tak produktif. Namun sayangnya, imbauan ini tidak bersifat mengikat dan tidak dalam kategori strata instruksi yang dituangkan dalam bentuk surat keputusan kepada unit usahanya. Sehingga imbau- an yang mestinya baik dianggap sebagai "anjing meng- khafilah jalan terus" gonggong Gejala ini bisa terlihat dengan lambatnya PPD mene- rima tawaran KSO. Perusahaan negara yang masih merugi ini seperti tidak cepat dan kurang tanggap meli- hat peluang bisnis yang bisa menguntungkan. Padahal dengan tawaran KSO 10 tahun itu dengan jelas bahwa PPD bisa mengoptimalkan kembali pendapatan atas asset yang semula dianggap telah mati yaitu bus tingkat yang rusak tersebut. Secara matematis, dalam KSO itu modal PPD di samping bus yang rusak itu adalah hanya rute yang ada. Dibanding dengan merenovasi sendiri jelas ini menguntungkan. Karena kalau PPD mengerjakan sendiri, perusahaan negara ini harus mengeluarkan dana sebesar Rp 11,2 miliar plus biaya perawatan. Sementara tingkat resiko yang harus diemban dengan bus yang baru direnovasi itu besar sekali. Kendati dalam KSO yang memakan waktu di atas 5 tahun itu harus mendapatkan persetujuan formal dari Departemen Keuangan sebagai penyerta modal pemerin- tah. Namun lamanya proses KSOitu menunjukan kurang- nya PPD menangkap suatu peluang bisnis. Padahal, studi kelayakan Humpuss tentang KSO yang memakan waktu enam bulan sudah rampung. (Samiaji Wibisono) PA R POSTEL Surabaya, NERACA Kalangan pengusaha per- hotelan di Jawa Timur me- nilai bisnis hotel terutama klasifikasi nonbintang ter- buka lebar, tidak saja di kota Surabaya melainkan di se- luruh daerah yang memiliki potensi wisata maupun ke- giatan bisnis. Atmantoro dan Agoeng Poerbokoesoemo selaku panitia Musda VII BPD PHRI Jatim yang dihubungi Neraca secara terpisah, kemarin, menjelaskan Sura- baya dinyatakan daerah bis- nis selama ini banyak men- datangkan keuntungan bagi dunia usaha bidang akomo- dasi, dan kenyataan itu dapat dilihat dari tingkat hunian kamar setiap tahun rata-rata mencapai 60% ser- ta tambahan kamar hotel baru dan renovasi mencapai 800 kamar selama setahun terakhir ini. Sedangkan ting- kat hunian hotel melati dan nonbintang setiap bulan sekitar 80%. kerucut yang besar adalah menengah dan bawah, golongan ini menjadi pasar potensial hotel nonbintang (melati)," katanya. Dia mengatakan perkem- bangan hotel bintang perlu diimbangi dengan hotel hotel kecil seperti losmen, apartemen dan hotel melati atau nonbintang. Diakui dalam perkem- bangan sekarang hotel bin- tang dan nonbintang makin dihadapkan pada kondisi persaingan yang ketat, namun khusus untuk perho- telan di Jawa Timur per- saingan itu masih dalam batas yang sehat. "Perang tarif sehingga merugikan hotel lain tak pernah terjadi pada hotel kecil. Sisi ini salah satu menjadi kekuatan bisnis hotel nonbintang," kata pemilik satu hotel melati di Surabaya itu. angkutan barang antar pulau oleh perusahaan pelayaran merupakan hasil negosiasi dengan pemilik barang. Namun negosiasi ini tidak mendukung Sementara Atmantoro melihat bahwa banyak ke- kuatan hotel nonbintang yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang pari- wisata nasional. Agoeng memberi alasan mengapa hotel melati me- miliki prospek cerah, karena melihat pasar golongan Dia mengatakan pem- menengah bawah yang be- bangunan sarana akomodasi lakangan makin sering me- hotel di masa datang harus lakukan perjalan bisnis lebih merata, selain kota maupun rekreasi. "Ibarat bisnis juga harus dibangun Tujuan utama negosiasi tarif uang tambang tersebut dimaksudkan agar harga barang di pasaran dapat dikendalikan. Namun, ke- nyataannya tidak demikian. Bahkan harga barang di pasaran semakin meningkat, ujar beberapa eksekutif pe- layaran kepada Neraca, di Jakarta, kemarin. Bisnis Hotel Nonbintang Masih Memberi Harapan Misalnya, ujar eksekutif itu, harga triplek sejak ta- hun 1991 sampai dengan tahun 1993, kenaikannya sebesar 200%. Kenaikan itu sebenarnya tidak perlu terjadi, karena tarif pe- ngapalan barang dari Jakarta ke Pontianak yang hanya sebesar Rp16.000/ton pada tahun 1993. 1.400 Unit Rumah untuk Karyawan Dephub Jakarta, NERACA Sedikitnya 1.400 unit rumah akan dibangun bagi karyawan Departemen Per- hubungan (Dephub). Pem- bangunan itu merupakan kerjasama Induk Koperasi Karyawan (Inkopkar) den- gan Dephub. Dalam penandatanganan kerjasama itu dilakukan Sekjen Dephub, Muchtarud- din Siregar dan Ketua Inkopkar Agus Sudono di Jakarta, Jumat. Sekjen Dephub men- yatakan pengadaan peruma- han bagi karyawan sebagai salah satu upaya guna meningkatkan kesejah- teraan pegawai Departemen Perhubungan. Selain itu, dia berharap, perumahan dalam satu tempat bagi karyawan akan lebih meningkatkan rasa persatuan, kesatuan dan kekeluargaan di lingkungan keluarga besar Dephub. Tarif pengangkutan ba- rang tersebut adalah tarifall- in berdasarkan negosiasi, yang meliputi uang tambang, OPP (Ongkos Pelabuhan Pemuatan), sewa gudang, sewa lapangan penumpukan, dan biaya mekanis. Berdasarkan Paknov 21 Tahun 1988, pihak pelayaran fungsinya hanya sebagai pengangkut. Kegiatan bong- kar-muat barang dilakukan oleh perusahaan lain untuk itu yaitu PBM (Perusahaan Bongkar-Muat). Sesuai ketentuan yang berlaku tarif OPP, sewa gudang, sewa lapangan pe- numpukan, dan biaya me- kanis sebesar RP 10.873 di- ambil oleh PBM ditambah di kawasan pariwisata (re- sort). "Saya melihat masih banyak daerah wisata yang belum memilik sarana ako- modasi hotel, sehingga ku- rang berkembang." Dia mengambil contoh daerah Sumenep, Madura, saat ini boleh dibilang ke- kurangan kamar hotel, pada- hal pusat kegiatan rekreasi jauh dari kota. Dan satu pondok wisata di Pantai Camplong sering tidak mampu menampung luapan wisatawan ke daerah sana. Pengusaha hotel ini meng- harapkan agar pengusaha Jatim selayaknya membuka usaha hotel di beberapa tempat rekreasi, namun perlu dingat bahwa bisnis akomodasi hotel tersebut merupakan investasi jangka panjang karena keuntungan yang akan diperoleh me- makan waktu lama. Sementara Ketua Inkopkar Agus Sudono men- gatakan pengadaan peruma- han tersebut merupakan amanah dari UUD 1945 dan amanah para pahlawan. Karena itu, menurut Agus Sudono, perumahan yang dibangun oleh Inkopkar harus benar-benar memper- hatikan kemampuan para karyawan dengan harga murah dan kualitas bagus. "Rumah karyawan ini lebih murah harganya atau berkisar 35%-40% bila di- banding dengan perumahan yang dibangun developer, "kata Agus Sudono. Komplek perumahan karyawan itu terletak di Desa Pabuaran, Kecamatan Cibi- nong, Bogor, standard BTN. Type rumah yang dibangun terdiri type 21/54 sebanyak 805 unit, type 36/71,5 seban- yak 236 unit, type 45/91 se- banyak 223 unit dan type 70/ 140 sebanyak 38 unit. (43) Pemasangan Kabel Telepon 161 Km di Kandatel Jaktim Jakarta, NERACA Kandatel Jakarta Timur kini tengah melakukan pemasangan jaringan kabel telepon secara besar-besar- an, menyusul upaya me- menuhi kebutuhan masyara- kat akan fasilitas tele- komunikasi. Diperkirakan pemasang- mencapai 161 km yang ma- an jaringan kabel tersebut sing-masing terbentang di enam lokasi Pondok Kelapa, Cibinong, Pasar Rebo, Kela- pa Gading, Bekasi dan Jati- negara. I.Nyoman Punia, Kakan- datel Jaktim, kemarin, men- jelaskan pemasangan jaring- an kabel telepon tersebut tentu akan mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar, namun demikian Telkom Kandatel Jaktim akan berusaha semaksimal mungkin untuk menekan gangguan itu antara lain tidak membiarkan lama tersebut. Saat ini jumlah hotel bin- bekas galian kabel telepon tang dan nonbintang di Ja- tim sekitar 200 dengan ka- pasitas kamar yang tersedia sekitar 2.400 buah. Musda PHRI Jatim yang berlang- sung tadi malam di Hotel Garden Palace, akan mem- bahas berbagai problema termasuk mengenai per- saingan bisnis akhir-akhir ini. (15/Eko). b Dia menjelaskan dalam kabel telepon yang dilaku- proses pemasangan jaringan kan para kontraktor, masa- mengembalikan kondisi ja- lah kerapian kerja termasuk lan seperti semula, akan menjadi perhatian Telkom. Artinya, bekas galian itu tidak akan dibiarkan begitu saja, namun segera dirapih- kan kembali. Pada kesempatan itu di- jelaskan bagaimana proses pelaksanaan pekerjaan gali- an kabel yang dilakukan secara bertahap, panjang galian akan sama panjang dengan kabel yang ditanam, sehingga untuk menutup suatu galian tidak bisa di- lakukan secara bersamaan. Untuk galian aspal dan tanah merapihkan kembali membutuhkan waktu 2 dan 3 hari, karena setiap galian yang baru ditutup tidak bisa saat itu dipadatkan dan di- rapikan seperti semula. Se- hingga dari mulai awal peng- galian dibutuhkan waktu 2 hari untuk pengurukan, 3 hari pemadatan dan 7 hari untuk penyempurnaan se- perti semula. Sehingga selu- ruh proses tersebut mewakan waktu sekitar 12 hari. I. Nyoman Punia pada kesempatan itu minta par- tisipasi masyarakat khusus- nya terhadap galian kabel guna mempercepat pem- MENERIMA HABIBIE : Wakil Presiden Try Sutrisno di Istana Merdeka Selatan, Jakarta Jumat (4/6) bangunan fasilitas telekomu- menerima Menristek/Ketua BPPT BJ Habibie yang melaporkan pelaksanaan tugasnya. (Ant) nikasi. (15). Kerugian tersebut harus ditanggung perusahaan pe- layaran, sehingga akibatnya pelayaran dalam negeri ti- dak bisa berkembang. Diakui, setelah pemerin- tah mengadakan deregulasi di sub sektor angkutan laut jumlah perusahaan pelayar- an bertambah banyak. Tadi- nya hanya sekitar 400 buah, sekarang jumlahnya mem- bengkak menjadi sekitar 2000 buah perusahaan pe- layaran. yang beroperasi di dalam Namun, banyaknya kapal negeri tersebut telah menim- bulkan dampak lain di ka- langan pelayaran. Sebab, Jakarta-Pon- jumlah penambahan kapal adalah kapal carter asing. Menurut keterangan Kepala Humas Ditjen Perhubungan Laut, Drs. Sukardi, dalam tahun 1992 lalu jumlah ka- pal asing yang dicarter pe- layaran dalam negeri se- banyak 2000 unit lebih. Faktor inilah yang menye- babkan terjadinya persaing- an yang memukul pela- yaran yang benar-benar memiliki kapal. Kerena biaya pengangkutan barang de- ngan kapal laut sangat rendah. (40) Jakarta, NERACA Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara member- lakukan tarif terpadu mulai 1 Juni 1993. Pemberlakuan tarif sebesar 90% untuk penumpang yang berpergi- an dengan tujuan dua kota domestik penerbangan Ga- ruda Indonesia, demikian Jurubicara Garuda Indone- sia Jansius Siahaan di Ja- karta, Jumat. Ini merupakan kemuda- lam bentuk tarif multileg han fasilitas pentarifan da- dengan dua kota tujuan. Misalnya, Banda Aceh-Me- dan-Denpasar. Tarif semula kelas ekonomi sebesar Rp 516.000, kini hanya sebesar Rp 465.000. "Berarti penum- pang memperoleh keuntung- an dari potongan harga sebesar 10% atau Rp 51.000, dan penumpang dapat sing- gah di kota Medan." Sedang bentuk tarif mul- tileg dengan tujuan tiga kota atau lebih adalah pember- lakuan tarif sebesar 85% untuk penumpang yang ber- pergian dengan tujuan tiga penerbangan Garuda Indo- kota domestik atau lebih nesia. Misalnya, Banda Garuda dan Merpati Terapkan Tarif Terpadu men barang juga dapat di- luapan air sungai. persingkat, karena secara administratif birokrasi per- izinan di dalam pelabuhan telah dihapus. Menado. Tarif semula kelas Aceh-Medan-Denpasar. ekonomi adalah Rp 849.000. Namun sekarang hanya sebesar Rp 722.000. "Di sini berarti keuntungan yang diperoleh penumpang dapat singgah di kota Medan dan Denpasar. Di samping itu, katanya, Garuda Indonesia juga memberikan kemudahan dalam bentuk tariflangsung penerbangan Garuda Indo- tara, yaitu pemberlakuan nesia dan Merpati Nusan- tarifuntuk penumpang yang mempergunakan kombinasi penerbangan domestik Ga- ruda Indonesia dengan 24 rute Merpati Nusantara ke- las ekonomi. Misalnya, rute Ambon-Ujung Pandang- Denpasar. Tarif semula ada- lah Rp 336.000, kini menjadi Rp 291.000. Anjungan Imbas Sosial Ekonomi Festival Sriwijaya '93 Gelombang air Sungai Musi Palembang pertengahan Juni 1993 mendatang diperkirakan akan lain dari hari- hari biasa. Alur lalu lintas perairan itu pun dari 16 hingga 20 Juni mendatang akan ramai. Bahkan ada kemungki- nan mendadak pesat. Sebahagian besar warga Empek- empek tentu sudah tahu. Selama empat hari itu sebuah event besar akan digelar di Bumi Sriwijaya. Sungai ter- panjang di Pulau Sumatera itu ternyata akan kedatang- an tamu dari dalam maupun luar negeri. Mereka akan mengikuti kegiatan inti Festival Sriwijaya (FS) III'93 yaitu lomba bidar prestasi dan tradisional. Tentunya mereka mati-matian ingin menunjukkan kehebatan masing-maing. Pelaksanaan FS kali ini diperkirakan lebih marak dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tolok ukurnya ti- dak saja dilihat dari aspek aktivitas yang digelar. Tetapi juga didukung dari segi peserta yang bakal memeriahkan event bertarap internasional itu. Selain lomba bidar tradisional dan prestasi, FS III juga dimeriahkan dengan lomba perahu hias serta karnaval seni yang diramaikan oleh berbagai duta dari beberapa propívinsi dan 10 Daerah Tingkat II yang ada di Suma- tera Selatan. Pesertanya, mulai dari masyarakat umum, organisasi kemahasiswaaan dan kemasyarakatan, bahkan menurut Kepala Dinas Pariwisata Tk.I Sumsel, Drs. Aidhil Fitri- syah, dalam jumpa pers belum lama ini, utusan ABRI dan negara ASEAN diharapkan juga dapat berpartisipasi. Festival ini lolos ke dalam kalender promosi wisata Indonesia secara nasional dengan jadwal tetap 16-20 Juni setiap tahun. Agar lebih dikaitkan dengan peringatan Hari Jadi Kota Palembang Moment ini kemudian dijadi- kan sarana promosi berbagai keindahan di Indonesia. Dengan harapkan bisa memikat wisatawan (nusantara maupun mancanegara) supaya berminat mengunjungi provinsi yang memiliki penduduk sekitar 6,3 juta jiwa dan 10 Daerah Tingkat II dengan berbagai senibudaya itu. Titik terang tujua ideal itu sudah mulai tampak. Pihak PHRI setempat, melalui Sekretarisnya, Djon, mengata- kan ada khabar bahwa terdapat 40 wisatawan Amster- dam Belanda ingin menyaksikan langsung event ini. Mungkin, disamping ingin melihat perkembangan pem- bangunan satu wilayah jajahannya dulu, wisatawan mencanegara tersebut ingin mengenang sejumlah dae- rah yang mereka anggap amat bersejarah dalam masa kependudukan mereka di daerah itu. "Bahkan serom- bongan krue televisi Amsterdam memastikan untuk meliput festival berkaliber internasional tersebut," tambahnya. P Jika peluang memasukan wisatawan lebih banyak dunia perhotelan tentunya dituntut mampu menyedi- akan akomodasi sesuai permintaan. Karena itu hanya hotel-hotel yang mampu memberikan pelayanan yang paling baiklah yang berkesempatan menarik mereka dalam jumlah besar. Artinya tetap terpulang pada ting- kat profesionalisme service yang mereka berikan. Kelihatannya kemeganan pelaksanaan FS III tidak saja dapat dilihat dari berbagai kecendrungan insidental ideal tadi. Sebab seperti halnya pelaksanaan-pelaksana- an lomba bidar, baik terangkum dalam aktivitas FS maupun ketika penyelenggaraan secara lokal pada saat perayaan Proklamasi 17 Agustus setiap tahun, kegiatan yang dalam bahasa Palembang Aslinya disebut "Ken- ceran" itu akan dipadaati ratusan ribu penonton dari pelosok tanah air maupun daerah pedalaman di Suma- tera Selatan. Jakarta,NERACA Hujan deras yang meng- guyur Kotamadya Padang delapan jam pada 1 Juni lalu secara terus-menerus selama telah menyebabkan ibukota Provinsi Sumatera Barat besar. Lokasi Perumnas (Sumbar) ini dilanda banjir Penggambiran di hulu Su- menerima Sampai Konsekuensinya tentu bermunculan aktivitas lain yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat setempat secara temporer. Ambil contoh terhadap abang-abang sopir "ketek" (perahu-perahu kecil) di perairan itu. Menurut hail wawancara Neraca dengan sejumlah sopir ketek di Su- ngai Musi, jika ada kegiatan-kegiatan seperti itu pen- dapatan mereka melonjak. Kalau di hari-hari biasa pa- ling-paling dapat Rp. 10 ribu sampai Rp. 15 ribu per hari, dengan adanya FS umumnya bisa mencapai Rp. 25 ribu sampai Rp 35 ribu. (Ajmal Rolian) saat terakhir belum ada lapo- dan kerugian. ran tentang jumlah korban Hujan deras pada 1 Juni sampai 22.00 WIB. Akibat itu dimulai pukul 14.00 WIB meningkat, yakni Sungai nya debit air di tiga sungai Batang Arau (anak sungai Batang Jirak dan Banjir Kanal), Sungai Batang Ku- ranji dan Batang Air Dingin. Saat itu keadaan air laut sedang menyusut. Sabri Zakaria, yang me- Kakanwil PU Sumbar ngutip data stasiun hujan setempat, mengatakan curah hujan rata-rata di sungai Batang Arau, Banjir Kanal dan anak sungaí Batang Jirak mencapai 261 mm. Ini merupakan periode ulang 10 tahunan. Ke-24 rute kombinasi penerbangan domestik Ga- ruda Indonesia dan Merpati Nusantara kelas ekonomi tersebut antara lain, Ambon- Jakarta sebesar Rp 417 ribu, Ambon-Jayapura (Rp 305 (Rp 245 ribu), Bandung-Ba- Lubuk Begalung Paket IV. (Ist) ribua), Banda Aceh-Batam Banjir: Padang dilanda Banjir. Salah satu lokasi banjir terjadi di Batang Arau, sebelum bangunan bagi tam (Rp 228 ribu).(43) Ketimpangan ini ter- utama disebabkan belum adanya tindakan pelaksana- an pembangunan yang ber- wawasan perancangan ter- padu, yakni dalam kerangka pikiran urban design. Demi- kian ditegaskan Djoko Su- jarto, dosen teknik planologi di Fakultas Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung (ITB), di Jakarta baru-baru ini. Tiadanya wawasan urban design yang mantap menye- babkan pula putusnya hubungan sinambung (mis- sing link) antara rencana kota yang bersifat makro dan pedoman teknis pelaksana- annya. ngai Batang Kuranji setinggi periode ulang lima tahunan, 199 mm. Ini merupakan detik di Ulak Karang. dengan debit banjir 670 m3/ Dampak lainnya, sering terjadi penataan ruang dan perletakan berbagai struk- tur perkotaan tidak memiliki kesatuan dan kepaduan yang serasi. Misalnya, massa bangunan, struktur bangun bangunan kota, utilitas umum, struktur penunjang serta perlengkapan jalan, dan karya-karya seni di da- lam tatanan kota seakan- akan masing-masing berdiri sendiri-sendiri. Batang Air Dingin setinggi Sedangkan curah hujan di dengan debit banjir 300 m3/ 114 mm (periode 2 tahunan), detik di Jembatan Padang Bukit Tinggi. Kinerja dan penampilan fisik kota, menurut dia, pada hakikatnya menyangkut tiga aspek, yang satu sama lain saling terkait, yakni aspek normatif, fungsional dan fi- sik. Pertama, aspek normatif, yakni pertimbangan hakiki yang melandasi pengadaan kebutuhan dan tata aturan- nya. Sabri menjelaskan, di bangunan pembagi banjir Lubuk Begalung ke arah Batang Arau direncanakan akan dilakukan pengurang- menjadi 5 pintu, sehingga an 2 pintu skot balok, dari 7 banjir yang melalui Banjir pada waktu banjir, debit Kanal meningkat dari 240 m3/detik menjadi 500 m3/ detik pada periode ulang 25 tahunan. Sedangkan debit banjir ke arah Batang Arau menurun. Aspek ini menyangkut tata nilai, perilaku, peratur- an perundangan, agama, kepercayaan, adat istiadat atau kesepakatan tidak ter- tulis yang ada dalam satu masyarakat, tata aturan yang berwujud ruang, per- syaratan lokasi dan letak, besaran dan modul, serta batas layak keruangan. Kedua, pertimbangan aspek fungsional. Aspek ini mempertimbangkan tingkat keberhasilgunaan dan keber- dayagunaan dari cara atau alat pemenuhan kebutuhan tersebut. Misalnya ekonomi, fungsi pelayanan, kemam- puan, mutu, kesesuaian, kinerja dari suatu benda, kedayagunaan ruang, ke- dayagunaan lokasi, pola dan tata letak ruang, kesesuaian bentuk ruang dengan ke- Dengan kondisi Banjir ujar dia, maka tampungan Kanal yang telah diperlebar, debit banjir lebih besar. Se- jumlah warga masyarakat di pinggir Banjir Kanal merasa cemas, walau air belum meluap ke atas tanggul. "Tingginya muka air di Banjir Kanal dan Batang Arau akibat masih ter- pasangnya kisdam (baja/steel sheet pile atau tanah) di beberapa tempat, sehingga mengurangi luas penampang basah rencana," Sabri men- jelaskan. Diperkirakan banjir Ba- tang Arau 530 m3/detik, sehingga debit banjir Batang Arau di hilir bangunan pembagi Lubuk Begalung mencapai 200 m3/detik dan Banjir Kanal 330 m3/detik. Setelah pertemuan Batang bit air menjadi 350 m3/detik. luapan air sungai di Banjir Arau dan Batang Jirak, de- Data curah hujan di su- Kanal sehingga muka air sanakan. (38) Dengan kondisi tersebut, tidak terdapat tanda-tanda Wawasan 'Urban Design' Lemah Perwujudan Fisik Kota Timpang Jakarta, NERACA Perwujudan pembangun- an fisik di kebanyakan kota Indonesia belum menunjuk- kan keseimbangan. Malahan terjadi ketimpangan. Soal- nya, belum ada pemikiran terpadu dalam pengembang- an unsur-unsur pembentuk fisik kota itu. Ketiga, pertimbangan aspek fisik. Ini menyangkut sumber daya. Aspek ini me- liputi sumber daya alam seperti keberadaan dan ke- tersediaan sumber, mutu, kemampuan, kesesuaian dan kelayakan sumber daya alam untuk menunjang suatu kebutuhan, aspek lokasi, pola tata ruang, tata letak dan tata bangunan, modul ruang, unsur penunjang ruang dan sistem jaringan. "Kesemua ini merupakan pertimbangan esensil dalam perancangan kota atau ur- ban design," kata Djoko da- lam satu acara diskusi di Jakarta. Lima Unsur Pokok Pembentuk Kota Di lain pihak, lanjut dia, penampilan (appearance), kinerja (performance) dan lukisan (picturesque) fisik kota dari struktur dan pola fisiknya merupakan pen- cerminan tata laku serta nilai-nilai kehidupan yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Penampilan dan lukisan inilah yang akan membeda- kan wajah dan citra kota di Indonesia dengan kota New York, London, Paris, Peking atau Tokyo. Struktur dan pola fisik kota tersebut akan memberi perwatakan khu- sus. 197 tetap. Yang tampak hanya- yang masuk ke Banjir Kanal lah luapan air dari drainase karena bangunan gorong- gorong sedang dalam pelak- butuhan kegiatan fungsio- terdapat sejumlah faktor nal, dan kesesuaian standar yang tercakup di dalamnya dengan kebutuhan fungsio- Sedikitnya ada 7 hal. nal. Djoko berpendapat, secara umum komponen perkotaan di mana pun akan terdiri atas lima unsur pokok, yakni wisma, karya, marga, suka, dan penyempurna. sanaan. JOT Penggambiran, yakni di luar hulu di lokasi Perumnas Di Batang Jirak bagian lingkup pekerjaan, kata Sabri, terjadi luapan air sungai. Normalisasi sungai ini masih dalam tahap pe- rencanaan. Sedangkan di Batang Arau terdapat juga luapan air sungai di tempat an namun belum dilaksana- yang dalam lingkup pekerja- kan. Unsur wisma mencakup perumahan dan tempat ting- gal. Karya, meliputi tempat kerja, tempat penduduk kota mencari nafkah. Marga, merupakan jaringan yang di atasnya penduduk kota ber- gerak dari satu tempat ke lain tempat. Suka, berkait- an dengan tempat bersantai dan berekreasi. Di Jembatan Purus sedang di- bangun jembatan rangka Marga. Akibat derasnya arus Banjir Kanal di tempat ini, Purus Baru oleh Ditjen Bina dan sebagian rangkanya jembatan tersebut ambruk Kemarin dilakukan peng- mengalami kerusakan. angkatan dan diharapkan dapat berdiri lagi seperti semula. Sedangkan unsur pe- nyempurna, merupakan tempat di mana penduduk kota melengkapi kebutuhan hidupnya, baik fisik maupun spiritual. Termasuk ke da- lam unsur ini adalah pen- didikan, peribadahan, per- belanjaan, kesehatan, air bersih, telepon, dan lainnya. Substansi Urban Design Sedangkan di Batang Kuranji dan Batang Air Dingin, kata Sabri, tidak terjadi banjir besar, meng- ingat curah hujannya masih relatif rendah. Menyinggung soal sub- stansi yang terliput dalam ruang lingkup urban design, Djoka Sujarto berpendapat Padang ini telah pula mem- Banjir yang melanda buat pekerjaan tambahan. Pihak pelaksana proyek bersama konsultan akan melakukan evaluasi terha kerjaan yang sedang dilak dap berbagai kegiatan per Pertama, hubungan fung si dan perwujudan antara ruang dan massa bangunan kota, antarmassa bangunan antara massa bangunan dan jaringan pergerakan, serta antara massa bangunan dan kawasan sekitar. Kedua, fungsi dan pe nampilan unsur-unsur pe nunjang kawasan kegiatan seperti perlengkapan jalan rambu-rambu dan petunjuk papan reklame, papan nama di kawasan pertokoan ber bagai bangun bangunan kota, berbagai unsur khas Juga perletakan unsur-un sur bernilai seni untuk meningkatkan estetika, se perti penempatan monumen tengeran (landmark), pa tung, ornamen, serta pe warnaan kota. Ketiga, penataan kesera sian fungsi dan unsur jaring- an pergerakan, yakni antara kepentingan pergerakan pejalan kaki, kendaraan bermotor, dan kendaraan tidak bermotor. Keempat, penataan ke- serasian jaringan utilitas umum kota, jalur-jalur pe- meliharaan dan jalur-jalur pengamanan. Kelima, penataan kese- rasian penghijauan, baik yang bertujuan untuk keindahan kota atau pre- servasi wilayah keseim- bangan ekologis. Keenam, pelestarian struktur alami dan binaan yang bernilai historis dalam hubungan keserasiannya di dalam tatanan kota. Ke tujuh, penciptaan unsur- unsur yang akan menjadi identitas kota secara nasio- nal, regional ataupun lokal. Perancangan kota, dalam pandangan dosen ITB ini, secara fungsional berperan sebagai alat untuk mewujud- kan suatu rencana umum pembangunan kota, yang secara rinci sebagai pe ngarah pelaksanaan pem- bangunan kota. Dalam kaitan ini dia me- lihat perancangan kota se- cara rinci merupakan pe-l ngendali pembangunan kota, khususnya yang menyang- kuttata peruntukan (zoning) dan tata bangunan, seperti penetapan Garis Sempadan Bangunan, Garis Sempadan Jalan, ketinggian bangunan, koefisien dasar bangunan (KDB), koefisien fantai bangunan (KLB), syarat kepadatan bangunan, syarat modul bangunan, perletak- an bangunan, pembatasan antarpersil dan bangunan, dan lainnya. (38)
