Tipe: Koran
Tanggal: 1988-09-08
Halaman: 03
Konten
Kamis, 8 September 1988 PERHUBUNGAN-PARPOSTEL Masyarakat Sering Menilai: Museum Hanya Tempat Menyimpan Benda Kuno Jakarta, NERACA MASYARAKAT sering meni- lai museum hanya sebagai tempat menyimpan benda-benda kuno dan mati. Karena itu museum se- ring sepi dari pengunjung. Oleh karena itu guru sebagai tenaga pendidik, perlu menjadikan museum sebagai "laboratorium" sejarah, agar usaha pemerintah me- nyediakan museum tidak sia-sia. um), museum ialah bukti material manusia dan lingkungannya, yang membicarakan berbagai macam il- mu pengetahuan dan seni. Oleh karena itu, menurut Effen- di, museum bisa dijadikan sebagai tempat pelajar menimba ilmu, se- perti misalnya "Mau tahu sejarah tentang Jakarta, datanglah ke mu- seum sumpah pemuda," tambah- nya. Menjawab pertanyaan Antara, Rabu di Jakarta, Kepala Museum di Jalan Fatahila, Effendi, mengata- kan menurut definisi dari ICOM (International Council of Muse- Jakarta, Cirebon, NERACA GILIRAN Kotamadya Cirebon kini mendapat kesempatan untuk membangun terminal peti kemas (dryport), yang lokasinya menurut rencana di stasiun Kereta Api Parujakan. Gagasan pembangunan terminal peti kemas tersebut muncul dari Menteri Perhubungan Ir. Azwar Anas pada saat kunjungan kerja selama dua hari di Kotamadya Cirebon belum lama ini. Museum sejarah Jakarta yang biasa disebut museum Fatahillah, termasuk salah satu dari delapan museum yang dikelola Pemda DKI Terminal Peti Kemas Cirebon Mendorong Ekspor Nonmigas pendapatan daerah tapi juga nan- tinya jelas bakal dapat memper- luas kesempatan kerja. Yang lebih penting lagi dengan dibangunnya dryport Parujakan diharapkan akan bisa mendorong perkembangan industri terutama yang memproduksi komoditi eks- por sehingga aktivitas ekspor non migas dari Cirebon mengalami peningkatan yang berarti. Untuk sekarang ini kegiatan ekspor non migas dari daerah Cirebon yang menggunakan peti Menteri Perhubungan Azwar kemas secara kontinyu diantara- Anas yang begitu antusias untuk segera merealisir gagasan pemba-nya industri kerajinan rotan Tegal ngunan terminal peti kemas itu, Wangi yang tiap bulannya rata- rata mencapai 100 container de- tentu saja beralasan lantaran po- tensi pemakai jasa angkutan peti ngan nilai sekitar 700 ribu dolar kemas di Cirebon dan daerah seki- tarnya cukup memiliki prospek yang cerah. Di samping Menteri Ir. Azwar Anas berkehendak dengan ada- nya terminal petikemas di Cirebon akan dapat mengalihkan pemakai- an jasa angkutan lewat jalan raya ke jasa angkutan kereta api, se- hingga kepadatan arus lalu lintas jalur Cirebon Jakarta segera ber- kurang. Komoditi lainnya meliputi ba- wang merah gorengan, sumpit, rumput cemara, sirip ikan, udang windu yang hingga saat ini meman- faatkan angkutan peti kemas truk menuju Pelabuhan Laut Tanjung Priok Jakarta. Walikota Cirebon Drs. H. Ku- maedhi Syafrudin ketika menja- wab pernyataan NERACA men- jelaskan, bahwasannya pembangun an terminal peti kemas sama sekali tidak akan mengganggu dan men- Walikotamadya Cirebon Drs. H. Kumaedhi Syafrudin sangat gurangi fungsi pelabuhan Cirebon. menyambut baik gagasan Menteri Perhubungan Ir. Azwar anas yang secara spontan dilontarkan pada saat kunjungan kerja di Cirebon belum lama ini, Bahkan justru sebaliknya kelak bakal dapat menunjang kemajuan dan peningkatan aktivitas bongkar muat bila saatnya fasilitas pelabu- han Cirebon tersebut dapat diguna- kan untuk mengangkut peti kemas. dengan bangunan rumah liar," menggunakan peti kemas lantaran tutur Drs. H. Kumaedhi Syafrudin. dermaga muara jati baru bisa dila- Bagi Pemda dengan dibangun- buhi kapal dengan bobot 7.000 nya dryport di kodya Cirebon DWT. menurut Walikota Kumaedhi sa- Menelusuri liku-liku perja- lanan karir Udin memang agak unik. Udin kerap berganti per- usahaan. Dari yang satu ke perusahaan lain. Begitu pun di Sinar Dempo, akhirnya ia ke- luar. Tetapi kemudian ia kem- bali lagi mengemudikan bus Sinar Dempo. Sebab secara jujur di akui bah- wasannya fasilitas pelabuhan Ci- rebon sekarang ini belum mampu Sedangkan mengangkut peti ngat menguntungkan bukan saja kemas membutuhkan fasilitas yang lantaran bakal dapat menambah dapat menampung kapal berbobot Hanya kali ini tugas yang dibebankan Udin tak seperti sebelum ia keluar. Ia diharus- kan membawa bus dengan tra- yek Jakarta - Palembang, hing- ga kini tugas tersebut masih ditekuni. "Jadi saya bawa bus Sinar Dempo trayek Jakarta - Palem- bang baru tiga tahun sejak saya kembali ke perusahaan ini. Dan sekarang tekad saya tak mau Pindah lagi. Biar apa pun yang terjadi saya akan setia di peru- sahaan Sinar Dempo," tandas- nya semangat. Sejak didirikan 30 Maret 1974 ujar Effendi. hingga 1981. Jumlah pengunjung mencapai 30 hingga 40 ribu orang setiap tahunnya dan jumlah ini menurun pada periode 1982-1984, menjadi sekitar 20 ribu orang se- tiap tahunnya. Baru pada tahun 1985, meningkat lagi menjadi 35 hingga 46 ribu orang setahun. Meski ia membawa bus non AC ini, tapi servis terhadap penupang selalu diutamakan. Misalnya, kalau ngerem hati- hati sekali, agar penumpang yang tidur tidak terganggu. Lalu, lanjut Udin, menjalani kendaraan tidak terlalu ngebut. Dikatakannya, kenaikan pe- ngunjung itu terjadi akibat diber- lakukannya kembali "Wajib kun- jung museum" bagi pelajar. "Ini sebenarnya tak menolong banyak, karena mereka hanya datang pada saat-saat mendekati kwartalan," Hiburan UDIN mengatakan, walau- pun mengemudikan bus dur duran (terus-terusan) Jakarta - Palembang pp, tapi tidak dirasa- kan capek atau memusingkan képala. Karena dalam perjalan- an selalu ada hiburan terhadap 10.000 DWT. Rencana pembangunan terminal peti kemas di Cirebon ternyata membawa angin segar para pe- ngusaha eksportir yang biasa me- makai atau menggunakan jasa angkutan peti kemas dengan truk ke pelabuhan laut Tanjung Priok Jakarta. Seperti yang dikemukakan se- orang eksportir kerajinan rotan Tegal Wangi H. Halim bahwasan- nya dengan dibangunnya terminal peti kemas di Cirebon diharapkan akan dapat menekan biaya trans- portasi yang selama ini dirasa masih berat. Diakui, biaya angkut peti kemas dengan menggunakan mobil truk dari cirebon ke pelabuhan Tanjung Priok Jakarta mencapai Rp 500.- 000 tiap container. Barangkali yang melegakan bagi para pengusaha hkususnya, yakni adanya janji Menteri Perhubungan Ir. Anwar Anas yang akan mengu- payakan menekan biaya angkut peta peti kemas melalui terminal Parujakan nanti. Mengenai masalah pengha- silan Udin mengaku mendapat komisi 15 persen dari penum- pang yang ada. Misalnya, tari- kan Jakarta - Palembang ter- kumpul uang Rp 400.000 atau Rp 500.000, potong solar, ba- yar TPR ini dan itu. Bersihnya misalkan Rp 300.000, lalu 15 persen dari itu adalah hak sopir. "15 persen itu dibagi dua dengan sopir serep. Kalau buat kondektur saya berikan Rp 7.000. Uang rokok, dan minum kondektur ditanggung sopir. Kalau makan kita gratis di se- tiap restoran yang disinggahi," urai Udin yang asli Sekayu itu. Kadang, kata Udin, uang rokok dapat di Jalan bila ada penumpang yang naik dan du- duk di bangku sopir. Menurut- nya, setiap perjalanan sopir di- berikan satu bangku. Artinya, kalau jatah sopir itu dijual kepa- da penumpang, uang tersebut GERAK JALAN: Dalam Acara "HEALTH WALK '88" yang diikuti oleh Anggota PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) tanggal 4 September 1988, tampak dalam gambar Eddy Rosadi - Sek. Jen. PHRI Pusat diapit oleh Arman Rachman Iskandar-General Manager (kanan) dan Thalib Rizal - Marketing Manager (kiri) Hotel Wisata International tengah menyusuri jalan di perkebunan teh sepanjang 15 km. di daerah Cipayung Bogor. (Foto: Humas HWI). "Pokoknya dijamin biaya akan lebih murah dibanding bila meng- gunakan angkutan jalan raya. Asal para pengusaha jangan minta dite- kan terlalu rendah sehingga pihak PJKA harus menanggung rugi," tutur Menteri Azwar Anas kepada para pengusaha pada saat perte- muan di Patrajasa Cirebon. kan masih dalam tahun ini. "Kini kami tengah melakukan penggodokan dan kordinasi den- gan berbagai instansi terkait ter- masuk pihak PJKA Cirebon," ujar Kumaedhi. (K.11). Jam kerja Udin dan kawan- kawannya ini cuma istirahat satu malam. Besok siang antara pukul 14.00 atau 15.00 berang- kat lagi bertugas. Namun kalau penumpang ramai biasanya menjelang Idul Fitri atau libu- ran anak sekolah, Udin dkk. pun tak ada istirahatnya. Gedung Balaikota MUSEUM ini menempati ba- ngunan kuno bergaya gothik, bekas kantor Kodim 0503 Jakarta Barat, yang kemudian dipugar Pemda DKI tahun 1973. Bangunan dengan arsitektur ku- no tersebut, diresmikan menjadi museum sejarah Jakarta, 30 Maret 1974, bertepatan dengan berlang- sungnya Konperensi PATA Tahun 1974 di Jakarta. "Artinya, tiba di Palembang cuma ngaso dua jam, lalu kami tancap lagi ke Jakarta. Pada masa pemerintahan Hin- dia Belanda atau pemerintah VOC masih berkuasa, Gubernur Jende- ral Jan Pieterzoon Coen memba- ngun gedung ini tahun 1626, seba- gai gedung Balaikota atau "Stan- dhuis". Saat-saat seperti itulah yang kami harapkan. Karena peng- hasilan lebih besar, Capek pun tak terasa benar," ucap Udin sambil tertawa kecil. Kendala RASANYA setiap pekerja- an apa pun selau ada gang- guannya. Begitu juga dialami Udin dalam menunaikan tugas- nya. Ia menguraikan, hamba- tan yang paling mengganggu adalah jalan rusak antara Kota Bumi-Bukit Kemuning - Batu Raja-Tanjung Enim. Apalagi Sebelum ditetapkan sebagai mu- seum, gedung ini berkali-kali meng- alami pemugaran, yaitu tahun 1710 oleh Gubernur Jenderal Abraham Van Riebeeck, kemu- dian tahun 1973 dipugar Pemda DKI Jakarta, dan terakhir, pada pertengahan Februari 1988 yang masih berlangsung hingga kini. "Karena upaya pemugaran ti- dak mengganggu pengunjung, mu- seum telah dibuka sejak Juni lalu," kata Effendi. (15) "Pemda siap mendukung sepe- munnya terutama membantu da- lam menertibkan tanah milik PJ- KA yang akan dijadikan lokasi Kapan kiranya pembangunan ter- bon ini terwujud? Jawab Walikota minal peti kemas Parujakan Cire- frudin kepada NERACA yakni, Cirebon Drs. H. Kumaedhi Sya- terminal tersebut yang kini penuh untuk mengangkut barang yang awal pembangunannya diharap- tar tunggu sebanyak 12.145 calon dapat dikatagorikan cenderung ke- Soewandi, Bctt. kian Kepala Witel VIII Denpasar, Di hadapan jajaran Kodam IX Udayana se garnizun Denpasar, Soewandi menjelaskan, sentral te- tinggalan dibandingkan dengan Jadi Indonesia masih jauh ke- negara Asean lainnya. Misalnya Thailand dengan kepadatan 1,1 telepon, Filipina 1,4 telepon, Ma- laysia 15 telepon dan Singapura Komisi Sopir Itu 15% (II) penumpang. Kemudian bisa melihat suasana berbeda-beda. "Pagi kita di daerah anu misalnya. Siang sudah di dae- rah lain. Malam juga di tempat yang berbeda. Kan senang jadi- nya. Walaupun penumpang se- pi, itu tak jadi pikiran," tutur Udin yang menikah 1980 dan kini mempunyai anak dua, menjadi milik sopir. Sedangkan penggunaan so- lar untuk sekali pergi Jakarta - Palembang, menghabiskan 260 liter. Begitupun sebaliknya rata-rata sekitar itu, kalau mau lebih paling banter mencapai 270 liter solar. berkapasitas 7.000 satuan sambu- lepon otomat (sto) Denpasar yang terisi. Sedangkan yang ngan (ss), 6.903 ss di antaranya masuk daf- Gedung ini juga dipakai sebagai pengadilan, atau disebut juga "Ge- dung Bicara" karena di dalam ge- dung tersebut terdapat sel-sel tahan- an bawah tanah dan ada pula sel-sel yang sengaja terendam air. Pada tahun 1629, bangunan mu- seum pernah terbakar, karena men- jadi sasaran penyerbuan pasukan Sultan Agung Mataram rusak berat. Sultan Agung Mataram sehingga Pameran Alih Teknologi Perkeretaapian pelanggan. STO Kuta dengan kapasitas 1.000 ss, terisi 997 ss dengan daftar tunggu 1.446 calon pelanggan, se- dangkan sto Sanur yang berkapasi- tas 1000 ss, terisi 898 ss dan daftar tunggu 1.167 calon pelanggan. Sen- tral telepon digital Indonesia (STDI) Nusa Dua berkapasitas 1.448 ss, terisi 398 ss, dengan daf- tar tunggu 441 calon pelanggan. Dengan demikian, kata Soewan- di, sisa kapasitas sto Denpasar, Sanur dan Kuta dewasa ini secara teknis sudah kritis untuk dapat dipasarkan lagi. Sedangkan sto di loka wisata Nusa Dua dengan sisa kapasitas masih cukup, namun kendala lain yang dihadapi pada umumnya ca- lon pelanggan berlokasi di luar lingkaran pelayanan lokal atau be- lum terjangkau saluran perumtel. Kepadatan telepon di Denpasar dan sekitarnya ini akan bisa di- tingkatkan lagi menjadi sekitar tiga telepon per 100 penduduk pada akhir 1989. HARIAN NERACA Kepadatan Telepon Denpasar di Atas Rata-rata Nasional Denpasar, NERACA KEPADATAN telepon di Den- 30,1 telepon per 100 penduduk. SOEWANDI mengungkapkan, Peserta dalam negeri, termasuk pasar dan sekitarnya mencapai 1,8 kondisi sentral berupa EMD Sie- PJKA, PT INKA, Barata, dan PT per atau lebih mens Denpasar tipe F6 yang di- (Persero) Pindad, memamerkanje- nis hasil produknya antara lain bantalan rel, kerangka gerbong, di samping maket dan poster rencana pengembangan sistem transporta- sinya. Kalau dilihat secara nasional dengan jumlah pelanggan di selu- ruh Indonesia 950.000 ss, berarti baru 0,5 telepon per 100 pen- duduk. Samarinda Kembangkan Obyek Wisata Mahakam Samarinda, NERACA PEMERINTAH daerah (Pem- da) kotamadya Samarinda, dewa- sa ini berupaya mengembangkan obyek wisata Mahakam, yang kini mulai disukai turis dalam dan luar negeri. musim hujan jalan sering putus. Akibatnya, perjalanan ter- hambat dan penumpang ba- nyak mengeluh tiba di tempat tujuan. Menurut Udin, dampak- nya bukan itu saja. Petugas bikin kesempatan, boleh lewat Jalan Beringin asal ada imba- lan Rp 15.000. Walikota Samarinda Drs. H.A. Waris Husain mengatakan hal itu ketika menerima pengurus Kamar Dagang dan Industri Daerah (Ka- dinda) Samarinda yang di pimpin ketuanya H. Akhmad Bahtar di Samarinda, Selasa. dari 0,5 telepon per 100 penduduk, demi- operasikan sejak 1962 dengan ka- ss menurun. Ironisnya, sudah membayar Rp 15.000, pengemudi kena lagi sama petugas yang menung- gu di depan. "Ya, kadang- kadang memang sampai habis Rp 30.000," tegas Udin anak ketiga dari 7 bersaudara itu. Udin pun mengeluh terha- dap kerja petugas TPR di Batu Raja. Misalnya, TPR itu harus bayar Rp 300, dibayar dengan uang Rp 500, lalu tak dikem- balikan dan tak memberikan karcis restribusinya, Waris mengatakan, untuk me- ngembangkan obyek wisata Maha- kam tersebut, sangat diperlukan peranserta para pengusaha di dae- rah ini, karena dalam pengelolaan obyek wisata tersebut di lakukan secara propesional dengan meman- faatkan alur sungai Mahakam yang berada di wilayah kota Samarinda. Bukan itu saja, polantas pun selalu menanyakan surat-surat. Padahal, kata Udin, busnya selalu lewat daerah itu. Lagi pula mobil yang berani menye- berangi Selat Sunda sudah da- pat dipastikan surat-suratnya lengkap. "Nah. Kalau ternyata surat kami lengkap, petugas mencari alasan macam-macam", tam- bahnya. Ia menghimbau kepada anggota Kadinda Samarinda untuk me- ngembangkan obyek wisata itu di samping berbagai kegiatan pem- bangunan lainnya yang dapat di- usahakan oleh anggota Kadinda di daerah ini. Dalam pengembangan obyek wisata Mahakam tersebut di uta- makan bagi wisatawan domistik yang datang dari berbagai daerah khususnya para pelancong dari luar kota Samarinda. Jakarta, NERACA PAMERAN Indorail II dibuka Sekjen Departemen Perhubungan Dr. Djunaedi Hadisumarto di are- na PRJ Jakarta, melibatkan 24 peserta luar dan dalam negeri. Djunaedi Hadisumarto menga- takan, pameran yang berlangsung Obyek wisata di sepanjang alur sungai Mahakam di wilayah kota Samarinda diantaranya daerah pemukiman penduduk yang ting- gal di kiri kanan alur sungai di rinda. Kapasitas sentral ditambah 1.000 ss tahun 1973 dan empat tahun berikutnya ditambah lagi 2.400 ss, menyusul 2.000 ss tahun 1983. Begitu pula pada sto Sanur dan Kuta, terus diadakan penam- bahan kapasitas. A Pada saat ini sentral Denpasar X pada padatnya lalulintas jaringan telepon, disamping keandalan per- alatan mulai menurun atau menua. Begitu juga di Kota Bumi, (jika bus lintas Sumatera lewat daerah itu, polantas selalu me ngejarnya. Kadang menyalah- kan mengemudi karena penum- pangnya berlebihan. Sampai anak-anak kecil yang dipangku pun dihitungnya. samping terdapat puluhan industri pengolahan kayu yang terbesar di Kaltim. "Kalau razia resmi kami tak keberatan. Ditilang pun kami tak mengeluh. Ini tidak, tujuan mereka cari uang. Tapi kalau mereka terus terang minta uang rokok, dengan tidak memper- sulit macam-macam, ya kami berikan. Kan perjalanan kami tak terlambat," cetus Udin polos. Ia mengakui obyek wisata Ma- hakam itu bagi masyarakat Sama- rinda biasa saja, ujarnya namun bagi masyarakat luar daerah Sama- rinda sangat menarik, menjadi kenangan yang tak terlupakan. Untuk mengembangkan obyek wisata tersebut, kata Waris para pengusaha tinggal menyediakan sejumlah sarana transportasi angku- tan air berupa kapal motor, atau sejenis sarana angkutan khusus, dengan demikian dapat menarik bagi wisata domistik yang berkun- jung ke daerah ini. Di kotamadya Samarinda de- wasa ini terdapat sekitar sepuluh uah tempat rekreasi dan obyek wisata alam yang dapat di kun- jungi para pelancong. Ketua Kadinda Samarinda H. Achmad Bahtar sebelumnya me- laporkan maksud kunjungannya tersebut, sehubungan dengan ter- bentukannya kepengurusan Kadin- da Samarinda yang merupakan hasil musyawarah pengusaha dae- rah Kadinda Samarinda. Untuk itulah, Udin mengim- bau pada pihak berwenang agar petugas yang sering diha- dapinya dapat dijewer telinga- nya. Udin juga mengharap, da- pat melewati Jalan Beringin manakala menjelang Hari Raya Idul Fitri. Selain itu melaporkan kegiatan Kadinda Samarinda untuk masa mendatang, terutama yang berkait- an dengan kegiatan pembangunan di daerah ini, serta hal-hal yang perlu mendapat dukungan dari Pemda. Semua itu agar penumpang yang ingin berlebaran di Jakar- ta atau Palembang bisa cepat sampai di tujuan. Karena Jalan Beringin adalah jalan pintas Jakarta - Palembang. Semoga harapan Udin dan, mungkin, pengemudi bus luar kota atau truk lainnya dapat terwujud Setidaknya, jalan ru- sak dan petugas iseng dapat segera dikontrol. Syukur-syu- kur jalan rusak kembali mulus, dan petugas di jalan pun men- dapat citra baik di mata para pengemudi. (is) (Habis) Pertemuan itu di hadiri sejum- lah kepala dinas dan instansi peme- rintah di lingkungan Pemda Sama- (Ant) sampai 9. September itu, bertujuan terutama untuk alih teknologi di bidang perkereta-apian. Melalui pameran itu, perusaha- an-perusahaan pembuat kereta uta- ma di dunia diharapkan dapat memainkan peranan penting se- cara bersama dibidang industri ke- reta api dalam negeri, serta me- ningkatkan kecanggihan perke- reta-apian Indonesia. Sebanyak 15 peserta asing, an- tara lain Perancis dan Belanda, yang ikut dalam pameran itu, mem- peragakan berbagai bentuk kereta dan sistem transportasinya dalam model dan foto serta poster kereta api. Hal tersebut dapat dipantau se- cara praktis pada jam-jam sibuk, sering sulit mendapatkan nada pi- lih, sehingga tingkat keberhasilan rasio panggilan rendah atau belum Sejak empat tahun terakhir ini, dapat memenuhi tolok ukur yang kereta api telah ditingkatkan atau sepanjang 1000 kilometer jalan ditetapkan, ucap Soewandi. Sentral yang sudah tua bahkan diperbaiki, termasuk renovasi 199 komponen/spare part yang sudah lokomotif, 562 gerbong, 56 KRL, tidak diproduksi lagi dan sulit di 28 kereta diesel dan 289 jembatan pasaran, sehingga akibat semua itu dan rambu lalulintas kereta-api. Dalam periode yang sama, pe- disadari terjadi penurunan mutu keandalan pelayanan telepon di ngadaan 100 lokomotif diesel, 1.087 gerbong, 120 KRL (kereta Denpasar, katanya menegaskan. rel listrik) dan 164 kereta diesel. kereta tahap kedua antara Pasar Kini sedang dibangun pula jalan Dalam upaya mengatasi meluap- nya permintaan sambungan tele- pon baru, perumtel akan menam- bah kapasitas sentral, disamping Minggu dan Depok di luar kota memperbanyak dan memasang te- lepon-telepon umum pada lokasi ramai dan strategis. Jakarta. (Ant) Di Bali sedang diadakan pem- bangunan atau perluasan sentral telepon baru yang diharapkan di- operasikan akhir pelita IV. Misal- nya penambahan STDI di Den- pasar 5000 ss, penggantian sto ke STDI Kuta menjadi 3.000 ss, peng- gantian sto ke STDI Sanur men- jadi 2.000 ss, pembangunan STDI kota Tabanan 1.000 ss dan pem- ss. bangunan STDI Klungkung 600 Disamping pembangunan STDI Gianyar dengan kapasitas 1.000 ss yang diharapkan beroperasi akhir 1989, demikian Soewandi. (Ant) Pameran Indorail I diadakan tahun 1986 lalu, bersamaan de- ngan pertemuan tahunan pemim- pin umum kereta api ASEAN di Jakarta. Sejak pameran itu, kata Sekjen Deperhub Dr. Djua nedi, Indone- sia telah memberi perhatian besar kepada pengembangan kereta api dalam negeri, yang kini dijalankan oleh PJKA dan perusahaan-per- usahaan industri kereta api yang mendukungnya. Gerhana Matahari Cincin Yogyakarta, NERACA SUATU fenomena alam yang menarik berupa "gerhana mata- hari cincin" akan terjadi pada hari Minggu, 11 September 1988, kata Drs. H. Abdurrahim, dan Sie hab dan ruyat lembaga pengabdian pa- da masyarakat (LPPM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Su- nan Kalijaga (Suka) Yogyakarta. Ia mengatakan, lintasan gerhana itu, bermula dari pantai timur Somalia lintang 0 derajat bujur timur (bt). 45 derajat menyusur khatulistiwa hingga lintang Odera- jat bt. 60 derajat. Sesudah itu membelok ke teng- gara dengan memotong lintang pa- rarel belahan bumi bagian selatan, di kawasan Lautan India hingga lintang selatan (ls) 50 derajat bt. 130 derajat. Dengan kata lain, gerhana mata- hari cincin itu hanya dapat disak- sikan oleh penerbang dan pelaut yang bergerak di kawasan itu. Abdur Rahim yang juga pem- bantu rektor (purek) I IAIN Suka Yogyakarta ini menjelaskan pada ANTARA Yogyakarta, gerhana itu bermula pada pukul 09.59 wib dan berakhir pukul 13.29 wib. Dari tanah air, kecuali Kaliman- tan bagian utara dan Sulawesi bagian utara, masyarakat akan me- nyaksikan gerhana matahari seba- gian (partial exlipse of the sun) saja. Sedangkan Sumatera dan Jawa akan menyaksikan separuh bagian matahari tertutup bulan. Untuk Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan akan menyaksi- kan gerhana sebagian mulai pukul 09.30 wib, Jawa Barat mulai pukul 10.00 wib, Jawa Tengah pukul 10.15 wib, Jawa Timur pukul 10.30 wib, Bali pukul 11.15 wita dan NTB pukul 12.00 wita. "Sayang memang, gerhana ma- ta hari cincin itu tidak dapat disak- sikan di tanah air kita secara me- nyeluruh, hanya sebagian saja," katanya. RATA-rata pemeran anta- gonis dalam film, kurang di- sukai karena peran antagonis itu selalu bertentangan dengan kepribadian pemain itu sendiri. Seperti peran pembunuhan, perampokan dan kejahatan dan lainnya. HIBURAN & REKREASI Hendra Cipta, Aktor Film Antagonis ia perankan dengan sukses. Tak terasa 35 tahun berlalu sudah membintangi lebih dari 50 buah film. Hendracipta aktor ka wakan, selalu tampil dalam film de- ngan peran seperti itu. Oleh karena itu ia sering jadi sasaran kebencian masyarakat. Hendracipta menyadari akan hal itu sebagai resiko pemeran yang bertentangan dengan wa- tak pribadinya sendiri. "Padahal peran seperti itu paling sulit dilakukan" ujar Hendracipta pada Neraca ke- tika ditemui di lobi TVRI belum lama ini. Secara persis peran itu hanya diketahui oleh orang-orang yang mengerti film. Teguh Karya sutradara yang sering meraih pila Citra, malah me- muji Hendracipta. "Teguh Karya pernah mem- beri ucapan selamat dan me- muji akting saya dalam film Telaga Air Mata. Hal ini ka- rena keberhasilan saya meme- rankan peran antagonis," ujar Hendracipta. Diakuinya, sejak bercita-cita ingin main film, tak pernah membayangkan jadi aktor yang selalu berperan antagonis. Namun ia katanya selalu siap dengan peran apa pun. Pernya- taan itu memang bukan tanpa dasar. Menurutnya, ia adalah lulusan Akademí Seni Budaya Film Yogyakarta, tahun 1973. Lulus tahun 1973, langsung melamar ke Akfadara Film. Kebetulan saat itu Akfadara JANE Seymour, gadis Ja- mes Bond yang bermain dalam beberapa film serial 007 anta- ranya "Live and Let Die" kini membuat film di Malaysia ber- sama bintang asal Malaysia. Film produksi bersama Ame- rika-Malaysia ini berjudul "Keys to Freedom". Film ini akan dibintangi juga oleh bin- tang bintang kaliber dunia lain- nya seperti Omar Shariff dan Nancy Kwan yang terkenal dengan world of Suzie Wong. Bintang film Malaysia yang akan turut membintangi film patungan ini adalah mantan Ratu Kecantikan Jacinta Lee MALAM itu di Gedung, Wisma Seni Nasional agak sepi, hanya satu dua orang saja me- ngamati lukisan terpanjang kar- ya Hardi Marah Djibal, Abas Ali Basyah dan GM Sudarta. Jane Seymour yang ayu berdampingan dengan 'orang Kuat' Malek Noor yang akan membintangi film 'Keys to Freedom' (NST) Sedang di luar gedung tepat- nya di taman para pelukis tenar itu asyik mengobrol ngalor-ngi- dul diselingi cekikikan tawa riang di antara mereka. Gadis James Bond di Malaysia Ke empat sosok pelukis yang pekan akhir Agustus itu ber- pameran bersama, tujuannya hanya satu ingin memajukan karya karyanya menjadi se- buah komoditi yang menggai- rahkan. Lalu andaikan laku sebiji lukisan saja cukup lumayan. Coba bayangkan dari lukisan yang terpanjang rata-rata harga- nya di atas satu juta, bahkan Hardi yang memberanikan diri melukis "Presiden Soeharto se- cara spiritual" memasang harga Rp 17.500.000,- MILIK MONUMEN PERS NASIONAL SURAKARTA Wah! Kalau begitu enak dong jadi pelukis tenar, banyak duit dan gampang mencarinya. Apalagi pelukis tenar sering mondar-mondir ke manca ne- gara, malah karyanya banyak di pajang di istana negara-nega- ra kaya. Sebenarnya itu hanya kesan dan pandangan bagi orang awam yang tak lebih tahu ha- nya segi-segi hahirnya saja. Mereka tidak tahu hakekat di balik keindahan paduan warna di atas kanvas itu. Hendracipta berjanji akan main film terus hingga usia lanjut. Katanya film akan dijadikan tempat berkarya untuk mengh- ibur masyarakat. (foto: Ist/Neraca). Orang awam hanya mau ta- hu nasib kekiniah Affandi, Ba- suki Abdullah dan kawan- kawannya. Mereka tak mau merenung apa sebenarnya le- kok-liku jalan panjang yang pelukis lalui. Padahal umum- nya para pelukis tenar itu tak bisa menghindar dari kepahit- an yang amat getir. Masih kelabu hendak memproduksi film Ka- but Hitam Manis yang disutra- darai oleh Kurnaen. Sutradara Kurnaen tak begitu saja mene- rima Hendracipta yang baru kali itu dikenalinya. "Waktu itu juga saya dites oleh Kur- naen, lalu saya lulus dan dite- rima," ujarnya bangga. Dan peran yang diteirma pun tak tanggung-tanggung se- bagai peran pembantu utama. Sebagai peran utamanya W.D Muchtar. Cita-cita Yang Terkabul IA mengaku main film su- dah cita-citanya sejak ia kecil. Cita-cita itu katanya tanpa pe- ngaruh dari siapa pun. Prestasi dalam film meram- bat terus. Film demi film telah dan juara Binaraga Asia atau yang lebih terkenal dengan se- butan "Mr Asia,", Molek Noor. Film "Keys to Freedom" ini mengisahkan upaya beberapa orang warga Cina yang akan melarikan diri ke Amerika. Ja- ne Seymour bintang ayu ini memerankan seorang dokter yang jatuh cinta pada seorang pelaut muda yang diperankan oleh Jim Youngs. Apa kesudahan film ini, per- lu kita saksikan sendiri jika ia diputar di Indonesia. Produser film ini menjanjikan suatu film yang bermutu. (NST/Bernama). an berbincang-bincang dengan NERACA di ruang pameran tersebut. Pelukis kelahiran Blitar 26 Mei 1951 sampai saat ini sudah 38 kali berpameran, diantara- nya 4 kali di luar negeri. Se- dangkan kini sudah memiliki studio representatif di Komplek Joglo Blok Y No. 16, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Kata Hardi yang selama ini hanya mengandalkan priuk nasi- nya mengepul dari karya seni ini, ternyata bisa hidup. Namun yang jadi beban pemikiran saat ini adalah masih menggumpal- nya awan pekat pada kehidup- an pelukis muda. Padahal menurutnya potensi pelukis Indonesia sangat besar dan amat mengagumkan, asal ada dukungan yang memadai. Potensi seni lukis ini tidak kalah hebat dengan olah raga dalam rangka mengharumkan nama bangsa kita di mata Internasio- nal. Tapi sayang potensi tinggal potensi, peluang tak memberi. Halaman III Katakanlah para pelukis pe- mula ini diberikan kesempatan tampil di TIM atau tempat lain dengan biaya sewa rendah, ten- tu mereka akan sangat senang dan punya dampak positif. Tapi selama ini justeru yang menda- patkan keringanan hanya ka- langan pelukis tenar tertentu. Sehubungan dengan ini ia mengusulkan agar pelukis tenar seharusnya membayar sewa tempat pameran dengan harga tinggi, dengan maksud membe- rikan subsidi bagi pelukis muda yang akan memamerkan karya- nya. Sebagai bandingan, Hardi menyebutkan biaya sewa ge- DALAM mengupas seluk- dung di TIM, khusus Ruang beluk kehidupan pelukis ini Utama Rp 300.000,- per hari, Hardi memberikan kesempat- Ruang Lama Rp 150.000,- dan Meski begitu ia mengaku sampai saat ini ia belum merasa puas main film. "Film sampai kapan pun akan saya jadikan tempat berkarya dan menghi- bur masyarakat. Dan film akan saya jadikan sumber kehidup- an bagi saya," ujarnya. Namun ternyata keberhasil- an dalam film tak sejalan de- ngan keberhasilan dalam ru- mah tangga. Menurutnya, ia telah tiga kali ganti isteri. Dari isteri pertama telah menghasil- kan dua anak. Setelah itu ia dilanda ketidak cocokan, lalu bercerai. Dengan isteri ke dua. lebih parah lagi. Tanpa mem- peroleh keturunan, bahkan ka- rena perbedaan kepercayaan akhirnya terputus. Setelah itu ia menduda be- berapa tahun lamanya. Men- duda sekian tahun membuat ia harus banyak berfikir tentang rumah tangga. Kedewasaan pun akhirnya terbentuk, rumah tangga jadi bagian yang penting dalam hidupnya. Dengan isteri ke tiga yang dinikahinya, ia merasa cocok untuk pendamping selamanya. "Kini yang paling membahagia- kan dan mengesankan dalam hidup saya bukan sebagai aktor saja, lebih dari itu saya bahagia membesarkan anak-anak" ujar- nya. Dunia film adalah dunia seni yang sering membawa resiko. Salah satunya adalah gosip. Karena isu gosip sering mem- bawa rumah tangga artis atau aktor, jadi berantakan. Contoh tentang kasus ini sudah banyak, cuma tak enak untuk disebut- kan siapa-siapanya. "Bagi saya gosip dianggap biasa saja. Karena sekarang saya sadar, masuk ke dunia film harus siap dengan segala resikonya," katanya lagi. Film Nasional Lesu HINGGA saat ini masih su- lit menjadikan film nasional menjadi tuan rumah di negeri- nya sendiri. Pada hal banyak film nasional yang bermutu tapi tak laku di masyarakat. Keba- likannya, film yang kurang bermutu, tetapi laku di masya- rakat. Banyak alasan mengapa hal itu terjadi dalam pemasaran film nasional. Menurut Hen- dracipta, hal itu karena banyak faktor terkait di dalamnya. "Hal ini saya kira sangat ruwet. Selain itu masyarakat kita masih awam soal film. Bagi mereka film itu cuma me- nangis, sedih, gembira, lalu selesai," ujar Hendracipta yang kini sedang menyelesaikan film Selubung Hitam produksi TVRI. Hardi: Pelukis Muda Masih Diliputi Mendung Banyak kalangan yang me- nyalahkan produser yang mem- produksi film asal laku, tanpa memikirkan segi pendidikan bagi masyarakat. Mereka hanya berfikir kepada bisnis saja, hingga mutu itu sendiri ter- abaikan. "Produser itu sendiri bukan seniman. Mereka hanya men- cari pasaran film yang kira-kira laku di masyarakat. Mereka itu hanya membuat film secara bis- nis, minimal modal bisa kem- bali. Tapi kita tak boleh me- nyalahkan mereka," ujar Hen- dra. Jadi bagaimana caranya agar film nasional bermutu tapi di- tonton masyarakat? "Gampang". Cari saja orang yang mau memproduksi film bermutu tanpa memikirkan mo- dal harus kembali," katanya mengakhiri percakapan dengan Neraca". (WELL) di Gedung Wisma Seni Nasio- nal ini cuma Rp 100.000,- Dengan demikian mana mungkin biaya tersebut terpikul oleh pelukis-pelukis muda; be- lum lagi harga cat yang 3 kali lipat dari harga di negara pro- dusen, mengingat belum ada proteksi dari Pemerintah. Di samping itu harga kanvas juga melangit. "Jadi wajar banyak pelukis khususnya yunior yang tak ya- kin dapat hidup dari karya lukisnya. Lihat saja berapa jum- lah lulusan ASRI tiap tahun- nya, mereka jarang menerjuni ke profesi melukis. Mereka ba- nyak melarikan diri ke bidang desainer," ujar Hardi. Agaknya mereka sudah ter- bayang oleh pengalaman pahit seniornya. Hardi sendiri menu- rut pengakuannya tidak lepas dari pengalaman pahit ini. Modal utama kata Hardi di- samping bakat, tekun dan sa- bar. Prinsip Hardi 'berbuat, berdo'a dan tawakkal tanpa demikian katanya dirinya tak bakal bertahan sampai kini. "Lho mas, apa enggak gila pekerjaan seperti saya ini, yang hanya mengandalkan dari lukis- an saja. Hingga di rumah saya tulis' Ini rumah tentara Allah, yang artinya ya tidak ada yang menggaji selain menunggu rizki Allah SWT," katanya berse- loroh. Sehubungan dengan pamer- annya ini Neraca tanya sudah laku berapa buah, Hardi men- jawab dengan pasrah, hingga saat ini belum ada satupun yang laku. Padahal Hardi masih punya hutang Rp 1.500.000,- untuk menambah biaya pem- biayaan pameran yang mene- lan Rp 7.000.000,- (Affan Madjrie)
