Tipe: Koran
Tanggal: 1988-09-08
Halaman: 06
Konten
Kamis, 8 September 1988 KOMENTAR Pasar Obligasi Seret? KEGIATAN Pasar Modal dengan penjualan Obligasi seba- gai instrumen usaha untuk mendapatkan dana, akan menga- lami keseretan. Hal ini dialami PT Papan Sejahtera yang gagal menerbitkan Obligasinya (ke 4) di akhir Agustus 1988. Boleh jadi keseretan itu, akan dialami semua perusahaan yang akan menerbitkan Obligasi, kata Prayogo Mirhard Dirut PT. Papan Sejahtera. Keseretan itu ditudingkan baik oleh Prayogo, maupun peru- sahaan lembaga keuangan non bank pelaku Pasar Modal, karena perlakuan yang tidak fair dalam perekonomian. Di satu pihak bunga deposito dan hasil investasi dana badan tertentu bebas pajak. Dan di lain pihak pasar Obligasi semakin sempit, karena pembeli Obligasi terbatas. Sedangkan penjualan saham-saham perusahaan baru yang go public, hampir tiada sejak deregulasi perbankan 1983. Lembaga keuangan non bank merasakan kini, sukubunga deposito yang tinggi dan bebas pajak, merupakan saingan penjualan Obligasi di Pasar Modal. Begitu pula dalam penjual- an saham-saham perusahaan go public. Saham-saham yang masuk dan diperjual belikan di Pasar Modal harus mampu memberikan deviden kepada pembelinya, minimal sama de- ngan sukubunga deposito, Tabanas/Taska. Ini beban berat perusahaan go public yang kehidupannya sendiri sangat ter- gantung pada keadaan ekonomi dan pasang surutnya kegiatan usaha. Namun begitu, bila kita lihat perkembangan Obligasi di Pasar Modal sejak 1983 cukup memberi harapan. Sudah enam perusahaan menerbitka: obligasi dengan nilai Rp 805.718 mi- liar dan coupon rate (bunga pinjaman obligasi yang diberikan) antara 15,5 18,5%. Hal ini sedikit banyaknya dapat meng- imbangi tingginya sukubunga deposito, sehingga Jasa Marga, Bappindo, Papan Sejahtera, Bank Bumi Daya IBY, UPPINDO dan Astra, berhasil menerbitkan Obligasi, dan ada pembelinya. Di samping berkembangnya penjualan Obligasi di Pasar Modal, mulai tahun ini dikembangkan pula operasional OTC atau Pasar Modal Paralel. Diharapkan pengusaha yang me- merlukan dana, akan dapat memperolehnya melalui instrumen Pasar Modal ini, di samping pula lembaga perbankan. Hasrat dan keinginan dunia usaha menerbitkan Obligasi bagi menda- patkan dana cukup berkembang. Bank-bank pemerintah, bank-bank swasta nasional, Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan perusahaan-perusahaan lainnya antri untuk terjun ke Pasar Modal. Besarnya minat perusahaan itu, mengandung arti positif bagi perkembangan Pasar Modal. Masyarakat pengusaha semakin melihat alternatif Pasar Modal, untuk mendapatkan dana yang menguntungkan bagi usahanya. Bagitu pula bagi pemilik uang atau dana, selain bank atau deposito, membeli saham dan obligasi, adalah juga hal menarik dan mengun- tungkan. Ini perlu dibina dan dikembangkan secara baik. Masalah lain yang dihadapi dalam banyaknya perusahaan menerbitkan Obligasi, juga terlihat pada keterbatasan pasar. Seyogianya pemerintah cq Departemen Keuangan atau Menko Ekuin, tanpa mengorbankan deposito mencari jalan terbaik bagi pengembangan pasar modal, sehingga perlakuan yang tidak adil dirasakan dewasa ini, dapat dikurangi. Paling tidak, segment pasar atau pembeli Obligasi di Pasar Modal bisa diperluas dengan kondisi yang sama dengan Yayasan-yayasan tertentu itu. Dana asuransi, yayasan-yayas- an badan pemerintah, BUMN dan swasta, perlu didorong men- jadi investor pembeli saham dan obligasi di Pasar Modal, de- ngan kondisi yang menguntungkan. Mudah-mudahan keluhan Papan Sejahtera dan perusahaan lainnya, dapat diperhatikan. Peningkatan Ekspor & Investasi USAHA mendorong ekspor non migas dan menggerakkan ekonomi domestik akan dilanjutkan. Langkah-langkah deregu- lasi lanjutan sedang dipersiapkan, demi memberikan iklim usaha yang lebih baik bagi dunia usaha, kata Menteri Perda- gangan Dr. Arifin Siregar pada forum Asosiasi Indonesia- Belanda di Jakarta. Deregulasi lanjutan itu diperlukan, agar daya saing barang- barang Indonesia di luar negeri lebih meningkat, ekspor non migas terlaksana. Namun begitu kata Dr. Arifin Siregar di balik peningkatan ekspor non migas timbul masalah baru, yakni banyak pengusa- ha kita tak mampu lagi memenuhi permintaan ekspor. Hal itu disebabkan karena kapasitas produksi yang dimilikinya sudah penuh seperti untuk 10-12 komoditi makanan, udang segar dan tekstil. Jadi untuk mendorong peningkatan ekspor non migas, diper- lukan adanya investasi tambahan, baik untuk perluasan mau- pun untuk pengadaan kapasitas baru. Ini penting untuk pera- gaman produk yang sudah ada dan produk lainnya yang selama ini belum di buat, tapi pasarannya terbuka luas. Tumbuhnya investasi baru atau tambahan itu, akan memer- lukan sumber-sumber dana murah jangka panjang. Kalau dunia usaha tetap memandang pada kredit perbankan, ini menimbulkan persoalan. Persoalan itu ialah, bahwa dana per- bankan yang ada, masih berada pada struktur yang pincang, yakni lebih dekat pada dana jangka pendek, berupa deposito, Tabanas Taska dan lain-lain. Hal ini tidak memungkinkan dunia perbankan memberikan pinjaman jangka panjang, yang justru sangat diperlukan dunia usaha untuk investasi. Di samping itu bila dunia usaha mengalihkan pandangan- nya ke Pasar Modal atau Pasar Bursa Paralel, keadaannya juga belum memungkinkan. Ini disebabkan karena masih ter- batasnya instrumen Pasar Modal kita. Begitu pula pemasaran Obligasi yang diharapkan dunia usaha sebagai menggairah- kan, kini ikut seret, karena terbatasnya pasar dan pembeli. Ditambah lagi keadaan moneter luar negeri, dengan kenaikan suku bunga pasar uang, juga akan berpengaruh pada perbank- an dan pasar modal kita. Dalam kaitan serba sulit, inilah agaknya diperlukan lang- kah deregulasi dan debirokratisasi lanjutan, seperti yang dijan- jikan Menteri Perdagangan Dr. Arifin Siregar pada INA. Namun langkah yang akan diambil dengan hati-hati itu, se- yogianya menyeluruh, tidak saja disektor perdagangan, tetapi juga disektor perbankan dan debirokratisasi di daerah-daerah. Langkah ini penting, karena di daerah-darah deregulasi dan debirokratisasi dirasakan masih belum berjalan lancar. Ini disebabkan karena Perda yang ada, tidak terikat dengan jaja- ran deregulasi dan debirokratisasi pusat. Artinya dengan Perda, Kanwil-Kanwil sebagai tangan pusat, sulit berjalan sendiri. Untuk itu diperlukan kesepakatan pokok antara Menteri Dalam Negeri dengan departemen operasional, sehingga menimbulkan iklim usaha yang lebih baik, dan tertariknya investor asing ke Indonesia. Lebih penting lagi, dengan deregu- lasi lanjutan itu, diharapkan akan dapat menciptakan kegiat- an dan perkembangan ekonomi dalam negeri, dengan pe- ningkatan ekspor non migas yang terus melebihi US$ 1 milyar perbulannya. Perusahaan Penerbit Pers PT. PERSINDOTAMA ANTAR NUSA Surat Izin Usaha Penerbitan Pers. No. 002/SK/Menpen/SIUPP/ A7/1985 Tanggal 14 Agustus 1985. Bank : BDN Cab. Gambir Jl. Ir. Haji Juanda Rekening Nomor: 30134740 BNI Cab. Kramat Jl. Kramat Raya Rekening Nomor: 0011472 BRI Cab. Khusus Jl. Sudirman Rekening Nomor: 3145.6823.5 Bank Umum Koperasi Indonesia Jl. Letjen S. Parman Rekening Nomor: 04.1508 Giro Pos: A 13350 HARIAN NERACA Pengasuh Pemimpin Umum & Pemimpin Redaksi : Zulharmans Pemimpin Perusahaan: Azwirman Noersal Redaktur Konsultan Staf Ahli Terbit Pagi Harga langganan Tarif iklan Alamat Redaksi Tata Usaha/lkdan Azwar Bhakti, Ferik Chehab, Drs. Peter Tomasoa Ahmad S. Adnanputra Dr. Anwar Nasution, Dr. Alfian, Drs. Abdul Latief, Tanri Abeng MBA, Sanjoto. : 6 X seminggu dalam kota DKI Jakarta Rp 5.000.-/bulan luar kota DKI Jakarta/Daerah Rp 5.000,- /bulan ditambah ongkos kirim *Display Rp 2.000 per mm/kolom * Keluarga Rp 1.000 per mm/kolom *Baris Rp 2.000 per baris. minimal 3 baris Jalan Jambrut No. 2-4 Kramat Raya, Jakarta 10430 323969, 332676. 337441 Tromol Pos No. 386 46000 NERACA 1 A Jakarta P.T. Agrapress Telepon Telex Setting/Cetak Isi di luar tanggungan percetakan Surat kabar ini dicetak di atas kertas produksi dalam negeri. ISSN 0215-3181 Wawasan PENGANTAR Redaksi: Ar- tikel ini diangkat dari makalah penulis yang diajukan di Raker- nas KUKMI belum lama ini. Sebagai suatu kenyataan, pen- duduk yang sedemikian inilah, yang sesungguhnya ikut merusak lingkungan, karena untuk meme- nuhi kebutuhan hidupnya. bagi Pengusaha Andaikan pemerataan pendu- duk antar pulau, dan lokasinya pada daerah industri (pabrik-pa- brik) yang di wilayah pantai, maka mereka sebagai transmigran pantai tentunya tidak akan merusak dae- rah pedalaman (daratan) yang di- tuju. Dalam hal ini KA perlu menda- pat perhatian sesudah jalan-jalan di daratan. Sumber Kekayaan Alam PERANAN sumber kekayaan alam sangat dominan, karena di- pandangnya sebagai sumber yang dapat memenuhi hajat hidup, dan dapat memberikan kesejahteraan la hiriah. Pengelolaan sumber kekayaan alam memerlukan perhatian yang besar, dan terus menerus, terutama tentang meningkatkan kesejahtera- an inilah, sesudah wilayah daratan diexploitasi, maka kita mencoba mengalihkan kepada wilayah la ut. Dan ternyata wilayah laut ini juga mengandung bahan-bahan ha- yati maupun non hayati yang sa- ngat kaya. Hanya eksplorasinya memerlukan keahlian-keahlian atau ketrampilan-ketrampilan khu- sus. Dari hasil pengkajian la ut mem- punyai empat fungsi vital. Yang pertama sebagai faktor integritas Nasional. Laut akan menjamin keutuhan wilayah. Disinilah mulai tampak da di Bisa dibayangkan apabila arma- salnya dapat mencapai 500.000 buah kapal-kapal yang dapat dikelo- la 10 orang saja (berarti 5 juta orang mendapat nafkah dari laut dan apabila KB berhasil, tentunya ada sejumlah keluarga (lebih ku- rang 20 juta rakyat) yang menda-sport, kegiatan kepariwisataan dan pat nafkah dari laut. Maka di wilayah pantai akan lebih berhasil. Wila- yah pantai harus tersusun rapi seba- gai hinter land wilayah laut. Dan wilayah pantai akan lebih mudah, dan lebih murah dilaku- kan rehabilitasi, dari pada wilayah pedalaman, wilayah perbukitan apabila terjadi kerusakan. Namun juga tidak berarti prasa- ra na jalan di wilayah daratan bagi kepentingan mobilitas barang, jasa dan penduduk diabaikan. Yang penting antara lain ialah seberapa keterbukaan pasaran luar negeri, terutama di negara-negara mitra dagang terpenting. Saat ini di Geneva sedang berlangsung puta- ran perundingan perdagangan mul- tilateral dalam rangka GATT (Uruguay Round) yang menurut rencana akan berlangsung hingga akhir tahun 1990. JUMLAH penduduk Indonesia penyediaan bahan-bahan pokok, cebtre ataupun juga disebut seba- dalam semua aspek (ASTA GA- sekalipun terpencil. sangat besar (lebih kurang 165 juta) dan sebagian besar bermukim di Pulau Jawa, Bali, Madura, Lom- bok. Mereka sebagai rakyat yang bermukim di pedesaan, (lebih ku- rang 80%) sebagai petani, yang relatif miskin tertampung sebagai tenaga kerja informal (lebih ku- rang 12,5 juta). Uruguay Round diharapkan akan menghasilkan persetujuan- persetujuan yang intinya ialah le- bih membuka pasaran dan mem- perbaiki aturan_ GATT. FORUM Seandainya pun Uruguay Round tidak mencapai semua sa- saran seperti diharapkan, setidak- tidaknya hasil putaran perunding an ini akan mengerem atau tidak menambahkan kebijaksanaan yang sifatnya membatasi perdagangan di negara-negara anggota GATT. Dengan demikian kemungkin- an meningkatkan ekspor bagi Indo- nesia masih akan cukup luas. ke cuali jika misalnya terjadi lagi rese- si dunia yang parah. Meskipun ekonomi dunia belum akan men- capai pertumbuhan pesat seperti dalam tahun 60-an, tetap ekspor masih bisa ditingkatkan dengan cukup besar, seperti telah terbukti selama resesi yang baru lalu (1982- 1985). Contohnya ialah NICS Asia dan beberapa negara berkembang lain- nya di Asia Tenggara, yang ber- hasil mengembangkan ekspornya selama periode itu. Yang diperlu- kan ialah kebijaksanaan di dalam negeri yang mendukung dan me- rangsang usaha ekspor pada umumnya. adanya kepentingan terhadap laut untuk dimanfaatkan dalam penye- lenggaraan kenegaraan, sebagai wi- la yah. Kelangsungan hidup rakyat dengan menjamin pengadaan dan telah menempatkan laut untuk ke- pentingan distribusi, transportasi. Fakta-fakta tersebut memper- kuat keyakinan bahwa dalam masa pertumbuhan ekonomi dunia yang lambat-pun masih terbuka ke- Ketidak-lancaran angkutan laut akan mengganggu wilayah-wila- yah secara keseluruhan. Dalam upaya peningkatan kese- jahteraan, taraf hidup rakyat, anta- ra lain adalah peningkatan gizi. Ini dapat diperoleh dari ikan- ikan di laut. Potensi ikan di laut sangat besar, bahkan apabila dikelola dengan baik, sumber ikan dari laut dapat lestari. Dari data-data yang ada 50% sumber minyak, berasal dari wila- yah pantai atau lepas pantai. Deposit sebagai bahan-bahan tambang pun, potensinya lebih be- sar dari wilayah daratan. Dari uraian diatas menambah keyakinan kepada kita bahwa ke- giatan di laut semakin lama sema- kin meningkat. Antara lain kegiat- an-kegiatan penangkapan ikan baik dari kapal-kapal dalam nege- ri, maupun kapal-kapal asing. Pembuatan cold storage, pen- geboran minyak, kegiatan peneli- tian ilmiah kelautan, rekreasi, Membangkitkan orientasi terha- dap laut dalam rangka "Negara kepulauan" memang masih me dari kenyataan, sebenarnya tepatlah bahwa pembangunan masih terpu- sat kepada pemenuhan kebutuh- an-kebutuhan yang bersumber di wilayah daratan. wilayah darat dari pada wilayah Sehingga pembangunan melihat laut. Tetapi apabila kita menatap kedepan, telah menuntut agar orientasi terhadap laut dengan sega- la manfaat dan deposit yang di- kandungnya perlu ditingkatkan. Perlu penggalakan orientasi ter- hadap laut dalam memperluas wa- wasan tentang Negara Indonesia, sebagai negara kepulauan baik kon- disi, posisi, dan peranan yang dapat dimainkan secara nasional, regio- nal maupun internasional. Yang penting laut memberi ha- rapan tentang hari depan karena terbuka suatu ruang hidup yang luas dan belum dimanfaatkan se- cara optimal. Orientasi kepada laut, dengan membangkitkan semangat cinta ke- pada laut perlu adanya kegiatan- kegiatan di laut, guna lebih men- dorong kreativitas tentang peman- faatan laut dan wilayah pantainya. GBHN telah mengamanatkan, tentang pendayagunaan daerah/- wilayah pantai, wilayah laut dan perairan darat, dan kawasan udara; dengan demikian ditingkatkan te- tap tanpa merusak mutu dan ke- lestarian lingkungannya beserta sumber-sumber alamnya. Perlu dikembangkan pengelola- an wilayah laut dengan pantainya mungkinan untuk mencapai laju pertumbuhan ekonomi yang me- muaskan, dengan jalan memper- luas dasar ekspor mencakup aneka macam barang hasil industri. HARIAN NERACA Beberapa Tantangan SELAIN peluang yang masih terbuka, beberapa tantangan juga akan dihadapi Indonesia dalam usahanya mengembangkan ekspor dalam masa 5-10 tahun menda- tang ini. - OPINI Nusantara masuki pasaran secara besar-besar- an, misalnya untuk tekstil dan pakaian jadi. Ini tentu berarti persaingan berat bagi ekspor Indonesia. Dalam hal yang dapat dilakukan Indonesia ialah berusaha selalu berada satu langkah di depan RRC. dengan menghasilkan barang yang kwali- tasnya dan disain-nya lebih baik dan harganya kompetitif. dalam mendapatkan manfaat dari wilayah-wilayah tadi. Di sinilah penataan ruang wila- yah, apakah sebagai wilayah growth pole, atau wilayah growth Ini berarti bahwa Indonesia ti- Untuk pakaian jadi, yang sejak dak dapat berhenti dan puas de- tahun 1970 ekspornya memang ngan prestasi yang telah dicapai, telah didominir oleh negara sedang melainkan terus berpacu dengan berkembang, dalam tahun 1986 pangsa negara-negara sedang ber- kembang bahkan tambah mening- kat lagi. gai Pusat-pusat pengembangan wi- layah untuk kepentingan ekonomi. Yang menjadi dasar pemikiran upaya mencapai kondisi keseim- bangan, keselarasan antara wila- yah di seluruh Nusantara dengan dinamika antar pulau. Sehingga setiap pulau di Indone- sia memang berada dalam Kesa- tuan Panca Gatra (Politik, Sosial, Budaya, Ekonomi dan HAN- KAM). Aspek Politik YANG dimaksud dengan Pem- bangunan Politik, secara singkat dapat dikatakan, ialah upaya ber- sama Bangsa Indonesia setelah Pan- casila disepakati sebagai satu-satu- nya asas dalam rangka meningkat- kan Ketahanan Nasional, dan sis- tem Politik Demokrasi Pancasila semakin mandiri, Oleh Poedjo Bintoro Kemandiriannya dalam arti me- miliki keandalan untuk mengem- bangkan kapasitasnya dan kapabi- litasnya, secara kontinoe, sehingga menjadikan sistem politik yang peka terhadap aspirasi masyarakat yang sesuai dengan perkembangan TIDAK ada magic formula dari proses reformasi ekonomi Tai- wan, sejak masih bersifat agraris baru saat ini. Proses reformasi sampai menjadi negara industri ekonominya dilakukan sebagaima- na negara-negara industri melaku- kan sebelumnya, khususnya Je- pang sebagai teladan utama. Yang membedakan Taiwan dari negara-negara dunia ketiga lain nya, menurut Romeo Pefianco, adalah dimensi manusianya (peo- ple dimension) dalam hal kerja keras (hard work), kemandirian (self reliance) dan etika kerja se- cara (work ethics) secara keselu- ruhan. Dalam tulisannya, A Closer Look at Taiwan (Manila Bulletin, 18 Juli 1988), Pefianco menye- but menentukan keberhasilan re- butkan bahwa semua faktor terse- dilakukan secara sistematis dan formasi ekonomi Taiwan, yang bertahap. Pertama, penampilan Republik Rakyat Cina secara meyakinkan dalam arena ekspor hasil industri. Contohnya ialah kayu lapis lu- terutama barang hasil industri pa- nak di pasaran Amerika. Juga di- dat karya. Dengan biaya tenaga sini yang diperlukan ialah upaya kerja yang murah RRC dapat me- untuk seraya terus meningkatkan Oleh Prof. Dr. Suhadi Suatu cara dapat diusahakan ialah menjalin joint operation de- ngan industri di negara maju pasar- an ekspor kita, atau mendirikan usa ha patungan di negara-negara tersebut (strategic alliance) guna menjamin kelangsungan ekspor apabila kuota sudah ditiadakan. Ketiga, fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) akan berangsur dikurangi apabila eks- por Indonesia sudah semakin me- ningkat. "Graduation" akan dite- rapkan terhadap barang-barang yang sudah dianggap mampu ber- saing. zaman. Dapat dikatakan pula bahwa membangun sistem politik dengan mempersiapkan bangsa Indonesia untuk menyongsong tinggal landas ekspor secepatnya dengan meman- faatkan GSP yang ada, sekaligus bersiap-siap untuk "graduation" pada saatnya, dengan jalan me- ningkatkan daya saing industri kita. TRA). Untuk itu juga perlu ditata ter- leibh dulu bahwa wadah bangsa Indonesia ialah ruang wilayah ta- nah air, sebagai suatu kenyataan (anugrah Tuhan Yang Maha Esa) merupakan ruang wilayah tanah air atau disebut sebagai negara kepulauan, (ARCHIPELAGO) yang untuk selanjutnya akan men- dasari kepribadian bangsa Indone- sia dan bagi setiap rumusan mena- (Sambungan Hal IV, tgl 7-9-1988) Beberapa Trend Ekspor dalam Pelita V Ke-empat, kemajuan teknologi akan semakin terasa dampaknya. berupa peningkatan dayat saing industri di negara-negara maju. meskipun upah tenaga kerja disana tinggi. kan efisiensi di negara-negara itu dan menurunkan biaya produksi per unit secara berarti. kehidupannya di semua aspek, juga tata kehidupan politiknya. Untuk itu setiap pola pemikiran, yang bersumber dari kepribadian- nya mencerminkan tata laku da- lam menata wadah dan isi negara kepulauan Indonesia. Sementara bangsa Indonesia si- kap atau ciri-cirinya masih bero- rientasi kepada dimensi wilayah darat. Yang sebenarnya hal sedemi- kian bukan ciri dan sifat yang asli. Hal demikian akibat masa penja- jahan yang terlalu lama. Untuk mengembalikan kepriba- dian bangsa Indonésia, bersikap dengan ciri-cirinya sebagai bangsa yang hidup dalam Negara Kepu- Reformasi Agraria KETIKA kondisi ekonomi ma- sih bersifat agraris di awal tahun 1950-an, Taiwan memulainya de- ngan reformasi agraria pertanian mempunyai luas wilayah secara menyeluruh. Taiwan, yang hanya Meskipun di sekitar tahun 1949, 36 ribu kilometer persegi Taiwan tengah krisis menghadapi atau hanya sepertiga pu- Komoditi Ekspor Potensial BERDASARKAN perkemba- ngan selama lima tahun terakhir peperangan dengan RRC, tetapi lau Jawa, berhasil mem- program land reform dilakukan secara serius untuk pertama kali- buktikan dirinya menjadi nya. batu bara. Tapi di dalamnya banyak juga terdapat hasil industri manufaktur. yang terpenting diantaranya ialah tekstil, pakaian jadi dan plywood. Di samping itu juga benang tenun, kulit, kertas, besi baja, ban kendaraan bermotor dan barang dari aluminium. Data GATT misalnya, menun- jukkan bahwa antara tahun 1980- Kedua, kemungkinan bahwa, 1986 sewaktu ekonomi dunia per- perdagangan tekstil yang sekarang yang sekarang tidak mampu ber- Industri di negara-negara ini Kelompok kedua produk poten- tumbuhannya lambat. negara-ne- diatur oleh Multi Fibre Arrange- saing dengan barang-barang yang sial tersebut diatas (69 macam) gara sedang berkembang berhasil ment (MFA) berangsur-angsur berasal dari negara sedang kuat sebagian besar berupa hasil indus- meningkatkan andilnya dalam per- akan dibebaskan setelah perjanjian daya saingnya karena penerapan tri, seperti radio, TV, telepon, me- dengan dunia untuk tekstil, alat yang berlaku sekarang habis masa teknologi telah sangat meningkat- bel, bahan kimia. barang-barang keperluan rumah tangga, mesin dan alat telekomunikasi dan lain sebagainya. Apabila kuota dalam rangka MFA dihapus, atau dirubah men- jadi kuota global, maka Indonesia harus bersaing di pasaran interna- sional melawan negara-neara se- dog sebagainya, yang dalam tahun dang berkembang pengekspor tek Ekspor barang-barang konsumsi seperti barang dari gelas, saniter, mebel, macam-macam tas. sepatu 1980 masih terbanyak berasal dari stil lainnya, seperti Korea Selatan, negara maju, dalam tahun 1986 Taiwan, Hong Kong, RRC. India pangsa negara-negara berkembang dan sebagainya. sudah lebih besar dari pada negara maju. lauan (ARCHIPELAGO STATE) bali kepada kepribadian bangsa ngan mudah menjawab masalah penataan-penataan kehidupannya Nusantara memerlukan waktu memberikan motivasi pada pilihan memang memerlukan waktu, dan yang serba bahari, berwawasan masalahnya, sekaligus mencoba kehidupan sebagai bangsa Negara yang panjang. Yang penting siapakah kita se- Kepulauan atau bangsa bahari. Sudah menjadi kenyataan da mua untuk menyongsong tinggal di semua aspek, juga termasuk dalam tata kehidupan Politik yang menjabar dalam keputusan-kepu- tusan politik, kebijaksanaan atau strategi pembangunan. landas dengan berwawasan Nusan- lam hidup sehari-hari, bahwa ma- tara, hidup sebagai bangsa bahari syarakat dalam memenuhi kebu wilayah peraiaran dengan hinter menghadapi tantangan-tantangan kepada pilihan-pilihan apakah tu Bangsa Indonesia memandang yang penuh kebanggaan, berani tuhan hidupnya selalu dihadapkan dan hambatan untuk menyongsong juan yang ingin dicapai itu baik atau tidak? landnya wilayah pantai, harus di- hidupkan kembali, harus ditata se- rapi-rapinya sebagai ruang hidup- nya, karena semua usaha atau kegiatan-kegiatan antara pulaulah sebagai jalur dinamika bangsa. cari dan menemukan jati diri (iden- titas), sebabnya ialah untuk dijadi- Sedikit lebih maju cara berfikir. atau tidak? Demikian juga cara. nya dengan memilih bermanfaat BANGSA Indonesia harus men- mencapai tujuan, apakah dengan cara yang baik atau tidak? Bila semua sudah dianggap, dan kan landasan atau arahan dalam difikir adalah baik, dan berman, memahami kondisi masa kini un- faat tentunya akan dilaksanakan. Demikian juga diharapkan cara tuk menghadapi peluang dan ken- dala dalam mencapai masa depan cara berfikir para pengusaha kecil yang penuh hambatan dan tantang dan sebagian pengusaha mene ngah. Untuk mudahnya dapat di ketengahkan suatu matrix: an. Ini juga berarti bahwa wawasan bangsa Indonesia terhadap ruang wilayahnya memang benar-benar SARWA NUSANTARA dan menjadikan bangsa Indonesia akan selalu berwawasan Nusantara, un- tuk menjaga persatuan/kesatuan bangsa yang hidup di pulau-pulau adalah ledakan negara pengumpul devi- duksi di sektor pertanian pada sa kelompok sepuluh be- tahun 1950-an. sar di dunia. dapat di-identifikasikan komoditi ekspor Indonesia yang mempunyai potensi untuk berkembang dengan cepat Departemen Perdagangan te- lah men-seleksi produk-produk ekspor non-migas yang supply-nya adda dan yang sanggup bersaing di pasaran luar negeri. Selain itu pilihan didasarkan juga pada produk-produk yang permintaannya meningkat di du- Oleh Didik J. Rachbini nia. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut Departemen Perdagangan sampai pada daftar 153 produk (4 digit STIC) potensial yang nilai ekspornya telah cukup besar. Atau dalam rangka meningkat- Secara alamiah laut dan pantai/-kan Ketahanan Nasional Bangsa pulau itu memang merupakan wila- Indonesia. yah yang menyatu, sebagai wadah kehidupan bangsa Indonesia. Untuk itu setiap kebijaksanaan yang menata Pembangunan, yang mengatur tata kehidupan masya- rakat harus selalu berdasar tata kehidupan bahari. hidup di wilayah pantai merupa- Sehingga penataan lingkungan kan kegiatan yang beraneka ra- gam, termasuk pemukiman masya- rakat. Kisah Sukses Reformasi Ekonomi Taiwan Dari sini Taiwan berangkat se- hingga sektor pertaniannya, yang moditi di ekspor untuk Berbagai macam ko- tertata dengan struktur yang baik, mampu menjadi landasan bagi pe- ngembangan industri selanjutnya. Proses industrialisasi pun ber- kembang sejak tahun 1960-an sam- meraih devisa sebanyak mungkin. pai Taiwan menjadi "macan" yang amat ganas di pasar internasional saat ini. Di samping itu telah pula di- identifikasi 69 macam produk. yang sekarang nilai ekspornya ma- sih kecil tapi menunjukkan potensi untuk tumbuh dengan cepat. Ini berarti setiap pulau di Indo- nesia bagian pedalamannya sedikit longgar, dan dapat dibebaskan dari kerusakan lingkungan. Karena kerusakan lingkungan pada hakikatnya sebagian besar oleh Manusia itu sendiri. Kelompok pertama produk po- tensial tersebut di atas (153 ma- cam) sebagian besar masih terdiri dari produk industri primer, baik haisl pertanian seperti kopi, teh, ikan, udang, kelapa sawit, maupun hasil tambang seperti tembaga dan ta dari katun. Pasaran utama bagi Indonesia ialah Amerika Serikat. kemudian menyusul Nederland dan Canada. Di Amerika. Indone- sia merupakan pemasok nomor 24 dengan pangsa pasar 0.7%. hari depan yang lebih baik, lebih maju dan sejahtera. Aspek Sosial dan Budaya Pemasok pertama adalah Hong Kong 29.6%, kedua India 16.6%. Trend kenaikan ekspor Indonesia ke Amerika cukup tinggi, yaitu 59% per tahun. Studi tersebut diatas, selain men- cantumkan daftar komoditi dan pasaran utama memuat juga daftar eksportir utama untuk tiap komo- diti di Indonesia, dan juga daftar pembeli terpenting untuk tiap ko- moditi di tiap negara peng-impor. Penutup KEBIJAKAN yang ditempuh Pemerintah selama beberapa tahun terakhir telah banyak mendorong ekspor, termasuk ekspor hasil industri. Identitas hendaknya digali se- cara terus-menerus dan melurus- kan sejarah sebelum kedatangan bangsa Eropa (Belanda, Inggris, Portugis), Jepang yang mencoba merubah identitas bangsa Indone- sia secara asli, dan yang merupa- kan perkembangan bangsa Indone- sia sesudah Perang Dunia II. Panggilan tersebut penting un- tuk perkembangan masa depan bangsa Indonesia dalam mengha- dapi bangsa-bangsa dari berbagai negara, secara regional dan Inter- nasional. industri di Indonesia harus lincah dan harus dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan cepat dalam imbangan kekuatna pasar, Segala peraturan yang akibat- nya membuat struktur industri menjadi kaku harus dihindarkan sebanyak mungkin, bahkan peme- rintah harus menyediakan bantuan kepada industri dalam negeri yang mengadakan restrukturisasi meng- perbaiki dasar menyeluruh. secara senantiasa memperkuat dan mem- hadapi persaingan yang semakin lia, Indonesia adalah pemasok no- mor 10 dengan pangsa 2,2%. Pemasok pertama ialah Pakis- tan 16,7%, kedua Bangladesh tahun mendatang ini. 11.0%, tapi trend kenaikan ekspor Indonesia ke Italia sangat tinggi, diatas 100% tahun. Contoh lain misalnya blus wani- ketat di pasar dan terus mendorong industri dalam negeri meningkat- Dalam hubungan ini sedini kan effisiensinya.. mungkin industri tekstil di Indone- sia harus dipersiapkan supaya-me- reka sanggup bersaing secara bebas apabila saatnya tiba nanti. per Ciri-ciri bangsa Indonesia yang khas pada abad yang lampau sebe lum masa penjajahan sebenarnya telah di kenal sebagai bangsa ba- hari, dimana mobilitas tiap-tiap suku bangsa, diwarnai dengan ke- giatan di laut/antar pulau. Yang pada masa kini harus di- gerakkan kembali, dalam rangka membangun kepribadian sebagai bangsa bahari, dalam rangka me- nyongsong tinggal landas, sekali- gus dalam upaya mewujudkan per- satuan dan kesatuan antar bangsa yang Bhineka Tunggal Ika. Pada uraian selanjutnya dicoba, Hal demikian juga dapat dikata- kan bahwa sistem politik mampu mencegah hambatan-hambatan yang dapat membahayakan ling- kungan hidup. Juga sistem politik dapat meme- lihara terhadap hal-hal yang baik, dan relevan dalam kepribadian bangsa, dan tak kalah pentingnya bahwa sistem politik mampu me- ngembangkan kemampuan bangsa dalam berbagai aspek termasuk tata kehidupan Kabaharian, yang dengan mengetengahkan permasa-sahaan berada di wilayah pantai. penuh dinamika antar pulau tadi. Namun harus diakui untuk kem- megang peranan. pola dan cara berfikir, seperti demi- Apabila dikembangkan pola- kian, maka pemilihan lokasi, teru- tama lokasi-lokasi perusahaan, me- milih tempat yang baik, atau bermanfaat untuk jangka panjang, akan lebih baik bila kegiatan peru- (Bersambung) secara agar pen- dekatan yang digunakan dapat de- Artikel Prof. DR. Suhadi Meng- kusuwondo ini dimuat juga di buletin "Tinjauan Ekonomi" BNI - 1946. (Habis) dari 10 tahun dari program land reform perdana, Taiwan telah sam- pai pada tahap swa-sembada pan- gan, yang dapat dipertahankannya sampai saat ini. Bahkan pada tahun 1987 Tai- wan mencatat surplus sekitar 1 juta ton produksi padinya. Kondisi keagrarisan dan struk- tur ekonomi pertanian secara me- nyeluruh masih begitu buruk da- lam era-era dan masa-masa awal program land reform diberlaku kan. Sewa tanah mencapai 60 persen dari nilai total produksi tanaman, suatu keadaan yang sering dijum- pai di negara-negara agraris pada Cara mencapai tujuan Tetapi semua itu dicapai dengan proses reformasi ekonomi secara sistematis dan bertahap. Sebagai negara agraris di tahun 1950-an, kecukupan pangan (self sufficien- cy) merupakan sasaran utama un- tuk dituntaskan pertama kali, seka- ligus dijadikan landasan pada ta- sektor pertanian. Berikutnya dalam negeri. hap berikutnya. Hanya dalam periode kurang era reformasi agraria, sewa tanah bisa ditekan menjadi hanya 37,5 persen dari nilai total produksi tanaman. ingin dicapai. Baik Diantara sekian banyak tindak- an yang diambil yang terpenting antara lain ialah devaluasi rupiah tahun 1983 dan 1986 dan kemu- dahan yang diberikan kepada industri ekspor untuk mendapat kan bahan-bahan dari sumber yang paling murah, sehingga dapat ber- saing sejajar dengan industri ser- upa di luar negeri. Tahun 1987 merupakan tahun yang baik sekali bagi ekspor non- migas. Total ekspor non-migas nilainya naik 31% dari $6,5 miliar pada tahun 1986 menjadi $ 8.58 miliar pada tahun 1987. Di antara ekspor non-miga, eks- por hasil industri kenaikannya pa- ling tinggi, yaitu 48%. Pewarisan tanah tidak dipecah- Laju pertumbuhan yang amat pecah kepada seluruh pewaris, te- baik ini harus diusahakan untuk tapi dipilih diantara pewaris yang dapat terus berlangsung dalam berniata secara serius untuk aktif di tahun-tahun mendatang. Deregu- sektor pertanian. Sisanya dianjur- lasi perlu terus dilanjutkan, dan kan untuk masuk ke lapangan kurs rupiah terhadap dolar dan industri dan jasa. Dari kebijakan mata uang dijaga seperti ini yang supaya tetap realistis dan jangan memungkinkan menurunnya pro- duksi, bisa dihindari. sampai mengalami apresiasi. Buruk Perbaikan-perbaikan struktur di lakukan tanpa secara langsung memindahkan pemilikan tanah da ri tuan tanah kepada petani penya kap atau petani tak bertahan. In dilakukan dalam tahap kedua sete lah struktur pertanian dan produk tivitas mulai membaik. Kewajiban (compulsary) me miliki para tuan tanah (tentunya nyerahkan tanah berlebih yang di dengan ganti rugi dari pemerintah memang diterapkan pada tahap. Halaman VI Selanjutnya ketika pro- ses industrialisasi mulai berkembang. Sejumlah besar penduduk di sek- tor pertanian di pacu un tuk keluar dalam rang- ka meningkatkan pro- duktivitasnya maupun produktivitas mereka yang masih tinggal di sektor pertanian. Baik Buruk Pola-pola pemikiran yang seder- hana, sebagai penggalian budya dan nilai-nilai dari dalam ini, dapat dikembangkan dalam tata kehidu- pan politik, dan selanjutnya men- jabar sebagai kebijaksanaan-kebi- jaksanaan dalam mengatur kehidup- an dalam berbagai aspek, terutama kehidupan bahari, dimana laut me- Lakukan Tolak Tolak Tolak Baru setelah industri kecil mulai menguat, industri-industri besar di- kembangkan untuk bidang-bidang yang hanya mungkin dilakukan dengan investasi skala besar. Inves tasi luar negeri pun diudang untuk meramaikan "gemah ripah" mo- dernisasi industri di Taiwan. umumnya. Dari data terakhir pada tahun 1987 terlihat bahwa investor-inves- tor Jepang, AS dan negara-negara Tanpa reformasi agraria, masa- Eropa Barat menanamkan tidak. lah pertanian, yang menghambat kurang US$ 7,35 miliar di Taiwan. produktivitas seperti ini, akan sa- ngat sulit dipecahkan. Tetapi meniru begitu saja apa yang pernah dilakukan Taiwan bukan jaminan untuk bisa sukses. Langkah awal proses industria- lisasi yang dikembangkan tidak terlepas kaitan dari reformasi agra- ria yang dilakukan sebelumnya. Industri-industri kecil menjadi perhatian serius di dalam proses transformasi dari masyarakat agra- ris menjadi masyarakat industri agar lapangan kerja terbuka secara luas. Basis industrialisasi Taiwan me- mang bertumpu pada pengembang- an industri kecil yang tersebar di hampir seluruh kawasan. Ini ikut memacu surplus pro- Reformasi agraria pun menjadi duksi barang-barang industri. Teta- pilihan kebijaksanaan pemerintah pi kekuatan utama masih terletak untuk memacu produktivitas di pada dominasi investasi dalam Buktinya, pada tahun 1987, ting- kat perdagangan eksternal Taiwan mencapai nilai US$ 88 milyar de ngan ekspor yang surplus sekitar Patokan seperti ini nampak adil USS 19 milyar dibandingkan im karena petani penyakap diperkira- pornya. kan menginvestasikan sekitar 25 Cadangan devisanya tak tang- persen untuk membeli input-input gung-tanggung dengan jumlah t- pertanian sehingga sisanya bisa dak kurang dari US$ 75 milyar, menjadi keuntungan, yang bisa suatu angka yang tergolong paling menstimulasi produksi. besar di dunia setelah Jepang. Inilah tahap awal dari reformasi agraria Taiwan yang dilakukar ngikuti, atau mungkin mewarisi, Kekuatan ekonomi Taiwan me- dengan menata lebih dahulu kepin- kekuatan ekonomi Jepang. Apre- cangan struktur di sektor pertani- siasi nilai mata uangnya terbukti menguat sekitar 24 persen terha- dap nilai dolar AS, yang merosot terus akhir-akhir ini. an. angin buritan yang baik ketika Taiwan memang mendapatkan orientasi ekspornya mulai digalak- kan sejak awal tahun 1970-an ber- samaan dengan membaiknya per- kembangan ekonomi dunia. Dua pool ekonomi dunia, Je- pertumbuhan ekonomi Taiwan. pang dan AS, ikut serta membantu Untuk itu perlu investasi di bi- dang produksi, terutama dalam industri yang menghasilkan barang eksor, harus segera ditingkatkan dan terus digalakkan selama 5 sebagai negara industri baru, me- (HUHB) mang sangat mengejutkan dunia tantangan dalam dua dekade terakhir ini. Sukses ini ikut mengilhami negara-negara sedang berkembang lainnya untuk mengikuti jejak dari kisah suksesnya. Taiwan berhasil memacu per- tumbuhan dan mengendalikan di- sparitas ekonomi pada saat yang bersamaan. Pada tahun 1952 seki- tar 20 persen kelompok terkaya memiliki pendapatan 15 kali lebih besar dibandingkan dengan kelom- miskin. Saat ini lebih dari 50 persen penduduk dewasa telah dapat di- katakan sebagai kelompok mene- ngah pertanda bahwa peningkatan output yang pesat diikuti oleh ting- kat pemerataan yang sangat baik. Taiwan di bawah partai peme- rintah Koumintang, yang baru menyelesaikan Kongresnya yang ke-13, relatif lebih baik dibanding- kan pemerintahan negara-negara dunia ketiga lainnya. Bahkan kran demokrasi mulai dibuka secara perlahan oleh peme- Semuanya merupakan rangkai- rintah, meskipun pengendalian ma- an dari reformasi agraria secara sih terasa diperlukan. Chiang di- Dalam keadaan pemasaran eks- bertahap, yang nampaknya "diji- plastik, mainan, pena, pita reka- mana dan lain sebagainya. Dalam studi yang dilakukan De- tersebut di- identifikasikan pasaran utama bagi por yang berkembang dengan pe- setiap produk potensial. Juga di- sat, masalah yang mungkin akan cantumkan pangsa produk Indone- dihadapi dalam Repelita V bukan plak" dari Jepang. Tetapi persoal-nilai berhasil dalam melakukan lagi bagaimana mencari pasaran, annya bukan soal jiplak-menjiplak perbaikan-perbaikan ekonomi, te- melainkan bagaimana meningkat- ini, melainkan kisah sukses yang tapi pertumbuhan demokrasinya kan kapasitas produksi, sehingga telah dicapai sampai akhirnya Tai- memang tidak sepesat pertumbu- pertumbuhan ekspor tidak terben- wan muncul sebagai sosok negara han ekonominya. tur pada kekurangan supply ba- dengan perawakan ekonomi yang tinggi staminanya. sia di pasaran tersebut dan negara- negara saingan yang dihadapi. Trend ekspor Indonesia untuk se- tiap produk juga dicantumkan. Sebagai contoh misalnya kulit sapi. Pasaran utama bagi Indonesia ialah Italia, kemudian menyusul rang. Orientasi Ekspor dan Industrialisasi Jerman Barat dan Perancis. Di Ita- pok termiskin. Tiga puluh tahun kemudian ke- senjangan ini menurun drastis de- ngan perbandingan 4:1, yang arti- nya kelompok terkaya hanya mem- peroleh pendapatan sekitar 4 kali dibandingkan dengan kelompok Namun demikian undang-un- dang darurat telah dicabut tahun lalu, yang berarti telah ada titik terang ke arah pembangunan de- mokasi yang lebih baik. Kini pre PERKEMBANGAN Taiwan, siden Lee Teng Hui mengambil alih kepemimpinan dengan dua membangun demok- panan ekonomi. rasi dan mempertahankan kema- Penulis adalah peneliti LP3ES, kini tengah mengikuti program Ph. D di CLSU, Filipina.
