Tipe: Koran
Tanggal: 2021-05-22
Halaman: 13
Konten
SABTU PON, 22 MEI 2021 (10 SAWAL 1954) "Ini yang bergaya China, sebenarnya bagian belakang. Yang depan bangunan yang satunya yang bergaya Indisch," ujar Bayu dari Pusat Informasi Pariwisata Parakan (Pippa) ketika menerima rombongan Koordinator Staff Khusus Presiden Ari Dwipayana beberapa waktu lalu. Rumah Marga Siek Dua rumah yang berbeda style, saling berpunggungan dan dipisahkan courtyard dengan meja kursi batu. Yang pertama bergaya Indische, disebut Bayu sejak 1890 sudah berdiri megah. Dari teras bangunan di sisi Utara ini, bisa dinikmati pemandangan Gunung Sindoro yang indah. Sementara rumah bergaya China hadir belakangan. Dimana tetangga banyak yang masih kerabat pemilik zaman dulu. Pesona 'Rumah Gambiran' Parakan MASYARAKAT mengenalnya sebagai Rumah Gambiran. Karena lokasinya berada di Jalan Gambiran Parakan Temanggung. Rumah unik dan menarik. Karena sejatinya Rumah Gambiran ini merupakan dua rumah bergaya sangat berbeda, yang sudah berusia lebih dari seabad. tahun 1821. Siek Hwie Soe yang menikahi anak perempuan majikannya mewarisi bisnis gambir yang kala itu dibutuhkan sebagai pewarna kain. Perjalanan panjang keluarga Marga Siek inilah yang kemudian menjadikan rumah ini diwariskan pada Siek Tiauw Kie, ayah dari Siek Oen Soei. Dalam laman Pippa.id disebutkan, ini adalah rumah marga Siek dengan pemilik Siek Oen Soei, pengusaha beras dan tembakau yang sukses di Parakan zaman dulu. Sejarah panjang bermula dari pemuda asal Shanxi, Tiongkok bernama Siek Hwie Soe yang merantau ke Parakan pada Pry ANGGAPAN miring masih saja disematkan kepada pehobi senapan angin kaliber 4,5 milimeter. Mereka dianggap sebagai perusak lingkungan dan hanya gemar memburu aneka binatang yang dilin- dungi. Hal itu membawa keprihatinan bagi pengge- mar olahraga berburu di Kabupaten Purworejo. Mereka pun bersatu mem- bangun komunitas bema- ma Purworejo Sniper Community (PSC) sekitar tahun 2015. Namun sejak 2006 rumah tersebut dimiliki Ekayana Buddhist Centre yang dikepalai Bhante Aryamaitri. Karena Bhante Arya berada di Jakarta, ada kerabat yang mengelola rumah dengan dibantu beberapa penjaga rumah. Rumah ini pun kini acap digunakan semacam tempat retreat pada bhante. Dan menurut Santi, salah seorang penjaga, setahun sekali digunakan acara sebuah bank. Ketua PSC Ali Sadewa mengatakan, organisasi dibentuk dengan tujuan utama mengedukasi ma- syarakat tentang aktivitas berburu. "Kami sepakat untuk tidak memburu bi- natang yang dilindungi dan burung-burung liar. Kami mengajak pemburu dari berbagai pelosok Purworejo, agar sosialisasi kepada masyarakat lebih luas jangkauannya dan mudah," katanya kepada KR, Kamis (20/5). Menurutnya, pelan-pelan sosialisasi tersebut mem- buahkan hasil. Terlebih, lanjutnya, setelah masyara- Lebih Mudah Berdiri kokoh dengan keindahan arsitektural China, rumah yang berada di belakang ini seakan kini menjadi pintu masuk ketika orang berkunjung. Sebab seperti disebut Bayu, menjadi tempat yang lebih mudah untuk masuk karena akses jalannya. Sementara rumah Gaya Indisch yang berlokasi di Jalan Bambu Runcing dengan pintu masuk yang kecil juga menjadi jarang dibuka. Memasuki Rumah Gambiran kita akan 'disambut' lantunan lembut kidung doa Agama Budha. Dan di balik rana akan kita temui ruang dengan 4 bantal sebuah Salah satu sudut ruang di rumah style China. 雨水子山得资本 Masyarakat banyak yang menghubungi anggota ko- munitas ketika merasa la- han pertaniannya diganggu hama. "Warga menghubungi kami, misal- nya ketika kebun mereka diganggu tupai. Anggota PSC setempat dan daerah lain yang waktunya seng- gang, ikut berburu di desa itu," terangnya. Permintaan berburu, biasanya datang tiga kali dalam setahun yakni saat musim durian, awal musim hujan, atau saat kemarau panjang. Biasanya saat musim durian, sebab buah itu nilai ekonomisnya tinggi dan petani kerap kesulitan mengatasi masalah hama tupai. Petani biasanya menggantung pakaian di atas pohon untuk mengusir tupai, tapi seringnya tidak efektif. Pemburu akan datang ke desa dan berko- ordinasi dengan perangkat setempat. Mereka menun- jukkan jalan ke kebun yang diganggu hama. Dikatakan, tupai hasil buruan biasanya ASKER RAGAM Komunitas PSC, Tepis Anggapan Miring Pemburu kat tahu bahawa komunitas PSC fokus memburu hama kecil seperti jenis Tupai Gendhu. sudah ada yang menam- pung. "Biasanya ada yang sudah pesan untuk obat tradisional, tapi terkadang ada juga anggota yang mengolahnya," katanya. Tidak hanya stigma soal berburu, adanya organisasi juga bertujuan untuk menghilangkan anggapan pemburu lekat dengan tin- dak kriminalitas. Dikatakan, dalam beberapa kasus, pencuri menyamar sebagai pemburu dengan membawa senapan. "Ada pencuri menyamar sebagai pemburu, bawa senapan dan bisa blusukan ke pelosok kampung, tapi mereka mencuri. Situasi itu menurunkan kepercayaan masyarakat, maka adanya organisasi, kita bisa kroscek, apakah anggota organisasi atau bukan," paparnya. PSC memiliki kurang lebih 200 anggota aktif. Mereka adalah penggemar senapan angin khusus kaliber 4,5 milimeter. Perizinan senapan angin jenis tersebut, katanya, belum diatur pemerintah. Namun, komunitas tetap berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait data ang- gota dan jenis senapan yang dimiliki. Ditambahkan, organisasi tetap eksis kendati ada pembatasan aktivitas akibat pandemi Covid-19. "Tidak ada pertemuan anggota dalam jumlah besar, karena tidak boleh berkerumun. Tapi untuk aktivitas berburu masih berjalan saat ada per- mintaah, hanya saja tidak semua anggota, tapi perwa- kilan saja, paling lima sam- pai sepuluh orang," tandas- nya. (Jarot Sarwosambodo)-d KR - Jarot Sarwosambodo 「開書格詡詡去 Anggota PSC siap berburu hama pengganggu. WISATA KR-Fadmi Sustiwi Meja batu di antara rumah gaya China dan gaya Indisch. tempat berdoa dimana pada altar terdapat patung Budha. Ketika masuk, di ruang sebaliknya terdapat altar Dewi Kwan Im dan kemudian ke luar langsung memandang ke rumah Indisch yang di depan yang di tengahnya terdapat meja kursi dari batu. Ada yang mengisahkan, di meja kursi batu itulah pada zaman dulu keluarga Siek bermain mahjong. Indisch dimana sisi kiri kanan terdapat kamar dan beberapa ruang duduk yang perabot dan hiasannya masih barang-barang kuna. Semua lukisan, hiasan atau pun furniture kuna baik di rumah China maupun Indisch, terawat dengan rapih dan indah. Bahkan di kamar dengan tempat tidur, meja kuna juga terdapat pispot kuna. Kemudian ada jalan panjang yang menghubungkan ke rumah Rumah gaya China dari depan. Kenikmatan Dunia Ruang ini, ungkap Bayu saat 院釋法圆 S ETELAH sepekan libur akibat penutup- an seluruh objek wisata (obwis) guna mene- kan penyebaran Covid-19 saat libur Lebaran 1442 H, para pengelola wisata bersi- ap membuka kembali usaha di bisang wisata. Salah satu kawasan wisata alam Gu- KR-Fadmi Sustiwi MENYEBUT nama Wa- duk Kedung Ombo (WKO) ingatan kita 'melayang' pa- da kisah tahun 70-an, di- mana upaya bedol deso oleh pemerintah saat itu (Orde Baru) tidak semulus yang diharapkan. Warga yang tinggal di seputaran Waduk Kedung Ombo di beberapa kabupaten bersikukuh ti- dak mau meninggalkan tanah kelahirannya, meski risikonya bisa tenggelam oleh air waduk. Sebagian warga yang tidak 'berdaya' karena berbagai hal, pada akhirnya mau mengikuti anjuran pemerintah untuk bertransmigrasi. memasuki rumah bergaya Indisch, sangat istimewa. Bukan karena ada meja panjang dengan banyak kursi sebagai ruang makan keluarga. "Ini disebut ruang kenikmatan dunia. Kenapa? Itu semua dari lukisan sulam di empat sudut dinding ini. Ada yang menggambarkan ketika telinga gatal, ada yang mengoreknya. Ketika kaki pegal ada yang memijit, ketika hidung kotor ada yang ngupil dan ketika nguap Nama Waduk Kedung Ombo baru-baru ini menyi- ta perhatian publik sebagai wisata air, akibat terbalik- nya kapal yang memakan 9 (sembilan) nyawa wisata- wan yang terjadi di wilayah Kabupaten Boyolali. Sete- lah kejadian tersebut, sela- ma beberapa hari objek Teras rumah gaya Indisch. KR - Istimewa Awang-awang, Spot Baru Wisata Alam Telomoyo nung Telomoyo di Keca- matan Ngablak, Kabupaten Magelang. Usai libur Le- baran, pengelola menam- bah spot baru. Sebenarnya, spot baru ini akan dibuka saat menjelang libur Le- baran, namun tertunda aki- bat penutupan seluruh wisata di wilayah ini karena Setelah penyelidikan dan penyidikan mengenai terba- liknya kapal tersebut sele- sai, kini Wisata Kedung Ombo kembali (di wilayah Kabupaten Grobogan) dibu- ka dengan persyaratan ha- rus mematuhi protokol ke- sehatan (prokes). Baik itu dari pengelola maupun pen- gunjungnya. Antara lain, pemakaian masker, adanya tempat cuci tangan dan sa- bun, serta dicek suhu tu- buhnya. Salah satu pertim- bangan dibukanya lagi wi- sata Waduk Kedung Ombo (di wilayah Kabupaten Gro- bogan) karena pesona wisa- ta air di Waduk Kedung Ombo menyita perhatian banyak wisatawan. "Selain itu, lokasi antrean Pandemi Covid-19. "Rencana kami, spot baru itu akan kami buka menje- lang libur Lebaran. Namun batal, akibat penutupan se- luruh wisata di Kabupaten Magelang, mulai 6 hingga 17 Mei. Spot baru ini, kami namakan awang-awang," kata Owner Awang-awang Telomoyo, Mul Budi Santoso yang akrab dipanggil 'Bodrek', Senin (17/5). Spot baru di kawasan wisata alam Telomoyo di perbatasaan Kabupaten Magelang dan Semarang ini, berupa teras kaca yang dipadukan dengan coffee corner, sky deck view dan spot foto kaca. Untuk lokasi- nya, dipertengahan perja- lanan menuju Puncak Gu- nung Telomoyo. "Tepatnya di kilometer 4 sebelum pun- cak yang berjarak 7 kilome- "KEDAULATAN RAKYAT" HALAMAN 13 sambal ngulet disediakan bantal. Rumah Gambiran adalah rumah pribadi dan bukan tempat wisata. Namun bisa dikunjungi dengan permintaan serta akan diizinkan masuk, bila diizinkan dari wakil pemilik. "Biasanya Cik Yen juga ikut menemui tamu. Tapi hari ini ada kesibukan lain, sehingga tidak bisa menemui. Dan kami memang biasa dimintai tolong untuk memandu tamu," ungkap Bayu. (Fsy) Meski wisata Waduk Ke- dung Ombo diperbolehkan HAAPUNG XX-XXXE KR-Fadmi Sustiwi Spot baru di kawasan wisata alam Telomoyo. Waduk Kedung Ombo, Pesona Wisata Air wisata (obwis) Waduk Ke- dung Ombo ditutup untuk wisatawan. Dari kejadian itu, tentu mempengaruhi penghasilan warga sekitar yang biasa melayani wisa- tawan. diberi jarak satu meter agar tidak terjadi kerumunan, dan jumlah pengunjung di- batasi 30 persen dari kapa- sitas yang ada," ungkap Ke- pala BPBD Grobogan yang sekaligus Ketua Gugus Tu- gas Percepatan Penangan- an Covid-19 Grobogan En- dang Sulistyoningsih ST MT, Kamis (20/5). KR-Fadmi Sustiwi Grafis: Arko ter, dari parkiran wisata Dusun Dalangan, Desa Pandeyan, Kecamatan Nga- blak," jelas Bodrek. Untuk Harga Tiket Ma- suk (HTM) ke lokasi awang- awang ini, pengelola mena- rik Rp 15.000/orang. "De- ngan HTM Rp 15.000, pe- ngunjung bisa berswafoto di teras kaca dan menikmati pemandangan alam serta keindahan awang-awang. Waktu tidak dibatasi, na- mun agar pengunjung puas berswafoto diteras kaca, di- batasi maksimal 8 orang bergantian. Untuk ber- swafoto di teras kaca itu, pe- ngunjung wajib menggu- nakan sandal khusus yang kami sediakan. Untuk ka- pasitas dilokasi awang- awang sendiri, muat se- banyak 70 orang," ungkap- nya. (Bagyo Harsono)-d buka, namun perahu wisata untuk sementara dilarang beroperasi, sambil menung- gu evaluasi. Hal ini dilaku- kan karena pada insiden be- berapa hari lalu pihak awak perahu tidak menaati perat- uran, kapasitas penumpang overload, dan tidak adanya alat keselamatan seperti pelampung untuk penum- pang. (M Taslim)-d KR-M Taslim Wisata air Waduk Kedung Ombo, memiliki pesona tersendiri bagi wisatawan.
