Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Kedaulatan Rakyat
Tipe: Koran
Tanggal: 2021-02-19
Halaman: 13

Konten


Kaca Nana dan Kotak Misterius Cerma: Shayra Alifyana H JUMAT LEGI, 19 FEBRUARI 2021 (7 REJEB 1954) RAKKK... Suara barang jatuh dari gudang tua di samping kamar membuat Nana terbangun karena tertidur akibat kelelahan menata ulang gudang tua peninggalan kakek. Nana mengerjap dan bergegas memeriksanya. Sebuah kotak tua terjatuh dari atas kardus bekas tempatnya menyimpan mainan masa kecilnya. la memperhatikan kotak itu dengan saksama, seingatnya ia tidak pernah melihat kotak itu sebelumnya, lalu dari mana asalnya? "Nana, mama pulang!" panggil mamanya. Nana keluar gudang dengan membawa serta kotak tersebut lalu menaruhnya di atas meja belajar di kamarnya. Hari ini minggu terakhir di bulan Desember, seperti kebiasaan sebelumnya Nana selalu membersihkan gudang dan menatanya kembali setiap akhir Desember. Warisan itu yang kakek katakan di akhir masa hidupnya. www Nana kembali ke kamar selepas makan malam, kotak tua yang tadi diambil dari gudang sekarang ada di tangannya. la menimang-nimang kotak tersebut sambil melihatnya dengan teliti, kalau dipikir-pikir kotak kayu dengan ukiran motif bunga itu tidak pernah ia temukan saat membersihkan gudang peninggalan kakek di tahun sebelumnya. Saat hari terakhir kakek pun ia tidak pernah sekalipun memberitahukannya kepada Nana, lalu kotak ini milik siapa? Karena penasaran Nana membuka kotak tersebut, begitu melihat isinya seketika alis Nana mengernyit. Kosong? Kotak kosong? Nana masih tidak mengerti. Isinya hanya kotak kayu dilapisi kain beludru berwarna hitam di bagian dalamnya. Lama memandang kotak tersebut akhirnya Nana menyerah dengan kantuknya, mungkin besok ada petunjuk mengenai kotak ini, pikirnya. Nana kembali ke tempat tidur dan meletakkan kotak itu di atas meja belajar. Hujan turun dengan derasnya hingga angin dapat masuk melalui celah jendela kamarnya. KAWANKU ARENA KREASI ANAK Akhirnya libur akhir tahun tiba, mama dan papa Nana cuti kerja dua minggu ke depan. "Mama, apa kakek pernah meninggalkan sebuah kotak di gudangnya?" tanya Nana begitu melihat mama membersihkan sayuran di dapur. "Eh? Mama baru saja tahu dari kamu, memang benar?" ujar mama MARI MENULIS Hati-hati Saat Bersepeda S ke rumah sakit oleh orangtuaku karena tangan kiriku bengkak. Saat diperiksa dokter dan dirongsen tanganku ternyata patah. Lalu dokter bilang aku harus operasi dan opname. Karena situasi Covid jadi aku harus rapid tes. Puji Tuhan hasilnya negatif. Aku takut masuk ruang operasi. Ayah ibu perawat dan dokter memberiku semangat dan semua berjalan lancar. Setelah sadar tanganku sudah digips dan aku sudah berada di kamar rumah sakit. Satu hari kemudian aku sudah boleh pulang ke rumah. ORE itu aku bersepeda sambil membawa layangan berbentuk kapal di tangan kananku. Lalu aku terjatuh saat melewati polisi tidur dan aku dibawa *** Dokter memberiku obat dan harus kontrol. Kini tanganku digips selama 1 bulan lamanya. Semoga tanganku bisa pulih dan baik kembali. Terima kasih ayah, ibu, simbah, kakak, perawat, dokter sudah membantuku. Teman-teman, saat bersepeda perhatikan jalan dan kendarai dengan kedua tanganmu.* Patricia Aura Mohedjatun Putri Kelas 2B SD Kanisius Wirobrajan 1, Yogyakarta Sek MARI MENGGAMBAR Afwan Galang Wibi Putranto Kelas VI SDN Brongkol, Godean, Sleman, Yogyakarta bertanya kembali. Nana hanya mengendikkan bahu sambil berlalu kembali ke kamar. Karena penasaran Nana kembali membuka kotak kayu tersebut, ia membuka kain beludru yang melapisi bagian dalam kotak. Nana terkejut, di sana tertulis: 15 Desember, 17 tahun, pekarangan rumah, di bawah pohon. Apa maksudnya? ujarnya. 15 Desember tepat hari ini, dan usia Nana sekarang 17 tahun, lalu pekarangan rumah? CERNAK ILUSTRASI JOS Nana bergegas ke pekarangan rumah, di sana hanya ada pohon bougenvile, pohon kesukaan kakek. Seakan dibawa pada kenangan lama Nana menggali tanah di bawah pohon mangga. la mendapatkan sebuah botol berisi kertas yang sudah agak menguning. Nana membuka kertas tersebut, di sana tertulis harapan- harapan yang dulu pernah Nana tulis sewaktu kakek masih hidup. Akhirnya Nana mulai mengingat semuanya, saat itu ia berusia 7 tahun dan Ilustrasi : Arko Ayo Kirimkan Karyamu ! Ayo kirim karyamu di Rubrik KACA - Kedaulatan Rakyat, edisi Jumat untuk siswa-siswi SLTP - SLTA. Kiriman naskah bisa berupa: Opini tema aktual - Siswa Bicara, puisi - Parade Karya, cerita remaja, profil siswa-siswi berprestasi. ONI, sudah malam, ayo tidur!" Suara Bunda terdengar jelas "J di telinga anak Kelas III SD itu. Namun, ia tidak menjawab ataupun beranjak dari kursi. Matanya hanya melirik jam dinding di tembok. Jarum panjang menunjuk angka 10 dan jarum pendek pada angka 9. Ia menghela napas dan terus bermain HP. Game yang dimainkan lagi seru-serunya, sayang untuk ditinggalkan sebelum ia menang. Joni mengucek matanya. Ia menguap. Sebenarnya ia juga sudah mengantuk. @Cantumkan identitas diri, nama penulis, sekolah, kontak HP/WA, email dan nomor rekening. @Materi tulisan - foto difile sendiri-sendiri. Naskah yang dimuat ada honorarium. @Materi dikirim ke kedua email: jayadi.kastari@gmail.com, jayadikastari@yahoo.com. Terima kasih. (Redaksi KACA - KR) "Jon, kamu nggak tidur? Sudah malam lho," kata Kak Tia. la mengingatkan adiknya. "Jangan mainan HP terus, nanti matamu sakit lho." Joni manyun. "Ih.. Kak Tia kayak Bunda saja," batinnya. "Kamu sudah menggosok gigi? Yuk, bareng sama Bunda." Joni diam. Tidak berapa lama, terdengar suara dari kamar mandi. Jarum jam berputar. Ia kaget. Jam 11. Pantas saja suasana sepi. Joni segera masuk kamarnya. la malas untuk gosok gigi. Karena tidur malam, Joni bangun kesiangan. Ia heran tidak ada yang membangunkannya. Memang, selama belajar dari rumah (BDR) ia bangun jam 6 pagi. Ia heran, sudah jam 6.30, tidak ada yang menyuruhnya bangun. Joni menarik selimutnya, tidur sebentar lagi. Toh, biasanya BDR dimulai jam 8 pagi. Joni tergagap. Rupanya ia tertidur lagi selama satu jam. la bergegas mandi. Giginya terasa tebal akibat tidak gosok gigi semalam. sedang bermain menimbun harapan di dalam botol. la menuliskan mimpi- mimpi yang harus ia capai saat umurnya 17 tahun. Tidak lupa foto kakek yang menggendong Nana diselipkan di sana. Nana membawa botol berisi kertas dan foto itu ke kamar. "Selamat pagi. Joni," sapa Kak Tia. "Nyenyak banget tidurmu ya?" Joni tersipu. "Kenapa Kak Tia tidak membangunkan aku?" tanya Joni. "Sudah. Tapi kamu saja yang tidak mau bangun," kata Tia. "Bunda ke mana, Kak?" tanya Joni. "Ada kok. Paling baru menyapu di halaman. Sudah, sekarang sarapan dan bersiaplah untuk BDR," kata Kak Tia. Nana tersenyum sembari menatap kertas dan foto tersebut. Ternyata semesta mengingatkannya untuk menggapai mimpi-mimpinya. lewat kotak tua tersebut. Di akhir Desember Nana mencatat mimpi- mimpinya untuk perlahan bisa ia wujudkan saat pergantian tahun. la berterima kasih kepada Tuhan atas penemuan kotak kayu di gudang peninggalan kakek. Di tengah Nana tersenyum tiba- tiba mama masuk membawa sesuatu untuknya. "10 tahun lalu kakek menitipkan kotak ini kepada mama untuk diberikan kepada kamu, kakek ingin kamu menyimpan foto-foto ini sebagai kenang-kenangan," ujar mama sambil menyerahkan kotak kayu yang sama persis dengan miliknya yang ia temukan di gudang. Saat Nana membuka kotak dari mama isinya hanya foto-foto masa kecilnya dengan kakek, barang- barang kesayangan kakek, dan lainnya. Kalau kotak kayu yang ia temukan di gudang bukan milik kakek maupun kedua orang tuanya, lalu. milik siapa? Kenapa ada di gudang rumahnya dan apa alasan kotak kayu tersebut jatuh dan ditemukan Nana? *) Shayra Alifyana H/SMA 7 Joni malas sekali. Ia merasa aneh. Tidak ada bunda yang membangunkan, menyuruhnya makan dan mengerjakan tugas BDR. la manyun. "Lho, kok diam saja? Ayo makan lalu kerjakan tugasmu. Tugas harian sudah ada to?" tanya Kak Tia. "Kakak juga mau mengerjakan tugas." a g Kak Tia memang rajin. Tidak pernah Joni melihat atau mendengar bunda berulangkali untuk mengerjakan sesuatu. Joni jengkel. N 6 Rutinitas Hangatnya mentari pagi Menyelimuti bilik kamarku Hatiku berseri-seri Siap menyambut lembaran baru "Joni, kecilin suaranya dong. Kakak lagi mengerjakan tugas nih," kata Kak Tia dari dalam kamar. Joni tidak juga mengecilkan volume. Tia menghampiri dan mengecilkannya. "Kamu tidak mengerjakan tugasmu?" "Bunda tidak menyuruhku, kok," jawab Joni. Usaiku membersihkan diri Kucomot sepotong roti gula Lalu lari ke teras dan melambai Untuk papa yang hendak bekerja "Tidak menyuruh bukan berarti kamu tidak mengerjakan tugas. Itu sudah kewajibanmu. Memang kamu mau nilaimu kosong? Kamu harus bertanggung jawab atas tugas itu," kata Kak Tia. Joni terdiam. Jam pun berdenting Menunjukkan angka tujuh Kurogoh gawai yang berdering Menyuguh notifikasi yang gaduh Sepertinya bunda sengaja membiarkannya. la tidak mau makan. Perutnya melilit kelaparan. Padahal sarapan sudah tersedia "Bunda sudah tidak sayang aku lagi, Kak," kata Joni. Kurapikan rambut dengan terburu Dan menekan tautan yang dibagi Tampil wajah teman dan guru Yang saling menyapa "selamat pagi" "KEDAULATAN RAKYAT" Kuhabiskan hariku di kamar Menatap tumpukan tugas di layar Oh, ingin kuputar waktu Kembali belajar di balik dinding biru Parade Puisi *keterangan: dinding biru sekolah stella duce Bunda Tidak Sayang Aku Lagi Oleh: Yudadi BM Tri Nugraheny ampun adikkku sayang. Kamu ingat perkataan Bunda kemarin?" Jon menggeleng. "Kamu harus bertanggung jawab atas dirimu sendiri. Mau bangun tidur, mau makan, mau mengerjakan tugas, mau apa saja, kalau kamu tidak lakukan, ya artinya kamu tidak bertanggung jawab." *) Karya, Louise Victoria Agustinus SMP Stella Duce 1 Yogyakarta di hadapannya. Tapi bunda tidak menyuruhnya makan. Bahkan, bunda tidak tampak di hadapannya. Joni menyerah. Ia mengambil nasi dan makan dengan lahap. "Sudah selesai sarapan?" Tetiba bunda ada di dekatnya. Bunda mengacungkan jempolnya. Ia mengangguk dan menunggu Bunda menyuruhnya mengerjakan tugas seperti biasanya. Tapi ucapan itu tidak ada. Joni menghidupkan televisi dan menonton film kartun kesukaannya. la masih jengkel karena tidak dibangunkan. Bunda membawa tas belanja dan keluar. Abwabu ILUSTRASI JOS Ilustrasi Arko "Lho, kok bisa kamu berkata seperti itu?" tanya Kak Tia. "Bunda tidak menyuruh-nyuruh aku lagi," kata Joni. Kak Tia tertawa terbahak-bahak... "Ya Mendadak terasa samar Masa depan rasanya terang Sumir yang hanya sejengkal Lalu sempurna lenyap, hilang merayap Keadaan memaksa Meringsek, lalu membunuh Menyebar racun Semuanya hancur lebur Masih adakah masa depan? Majunya teknologi HALAMAN 13 Atau nirwana esok hari? Kita berada dalam ambang- ketidakpastiaan *)Sabrina Nurul Izza, siswi SMAN 1 Bumiayu - Brebes Jawa Tengah Ilustrasi Arko Joni terdiam. Ia berusaha memahami arti ucapan kakaknya itu. Ia ingat bunda pernah mengatakannya. Dan sekarang benar-benar mewujudkannya. Dari tadi pagi bunda tidak membangunkannya, tidak menyuruhnya makan, dan tidak menyuruhnya mengerjakan tugas. la merasakan akibatnya. Jam menunjukkan pukul 10 lebih. Ia merasa Joni berusaha untuk menyelesaikan tugasnya. la bertekad untuk mewujudkan rasa tanggung jawabnya. Bunda baru saja kembali dari berbelanja. "Bagaimana Joni? Sudah selesai tugasmu?" Beliau meneliti hasil kerja Joni dan memberi sedikit masukan. "Hebat." Tetiba Joni memeluknya. "Bunda, maafkan aku ya." "Kenapa?" tanya Bunda. "Tadi aku menganggap Bunda tidak sayang aku karena tidak lagi menyuruhku melakukan apapun," kata Joni terisak. "Aku merasa Bunda sudah tidak peduli aku." Bunda tersenyum sambil mengelus rambut Joni. "Tidak anakku. Bunda lakukan itu agar ILUSTRASI JOS Joni bisa bertanggung jawab atas diri sendiri. Bangun pagi, mandi, sarapan, juga mengerjakan tugas, apakah bisa Bunda lakukan diri sendiri?" Joni menggeleng. "Bunda sangat sayang kalian. Bunda ingin anak Bunda bertanggung jawab." Joni memeluk erat ibunya.*** Yudadi BM Tri Nugraheny Durungan RT 05 RW 09, Wates, Kulonprogo, Yogyakarta.