Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1989-07-23
Halaman: 04

Konten


4cm HALAMAN IV Teror Modernisasi pada Kesenian Remaja Kitais memang ogah belajar. Tak per- nah ikut ekstra menari. Apalagi ikut ekstra tari tradisional yang rumit dan menantang disiplin. Tari Balet juga tidak, yang wa- laupun status ekonomi bapak- nya memungkinkan ikut rame- rame les tari Balet. Lalu dari mana ia, mereka bisa gituan?. ma- Pendidikan itu tak hanya ber- langsung di sekolah. Maka je- las di sana, Nanci, Hesti dan Nani memanfaatkan syarakat sebagai Lab. la men- coba apa yang menarik perha- tiannya. Mereka mencoba dan mencoba. Lalu ketika celah ada, seperti di saat perpisahan di sekolahnya, itu kesempatan baik menampilkan ketertarikan pada mode yang dewasa ini banyak digandrungi oleh ka langan mereka. Di Banjar ketika perayaan dan bazar, juga banyak yang menampilkan atraksi seperti yang ditampilkan Nanci dkk.. Cuma saja di Banjar itu aroma tradisi yang sangat kuat mem- bikin hadirin, termasuk Kelian Banjar dan orang-orang tua, yang sering punya sakit kaget mencemoh atau mengatakan mereka jorok. Paha dan betis menyibak rok, itu soalnya. Ke- mudian pinggul bergoyang- goyang ke kiri dan ke kanan, atau ke depan dan ke belakang lalu membuat lingkaran berira- ma. Bukankah ini cukup mem- bikin kaget ortu (orang tua) yang berharap nanti akan me- warisi kebesarannya Ni Ca-. wan, atau Odah Reneng yang legong dari Banjar Kedaton itu? ebuah tradisi yang ber- kungan sekolah. Seperti se- buah kehidupan, ini bisa men- jadi suatu yang amat berharga atau semacam peristiwa biasa- biasa saja. Bisa juga semacam prelud dari proses pendidikan untuk berangkat ke sekolah yang lebih tinggi. Atau sebuah interlud, sebuah acara yang ti- dak lebih karena dipaksakan adanya karena memang se- baiknya diadakan. Demikian- lah kira-kira. Dan jika si Polan duduk di deretan kursi panjang, menyaksikan atraksi di hari perpisahan sekolahnya, itu bu- kan karena ia berpikir seperti itu. Atau, barangkali lebih jauh. Karena perpisahan (dengan spanduk besar dengan ucapan kapital itu) menyangkut batas keberadaannya untuk beranjak ke suatu perjuangan yang lain. Apakah yang dilakukan Hes- ti, Nani, Nanci dan Mona, se- macam kegenitan prematur??. Orang boleh punya pikiran be- gitu. Sebabnya sederhana sa- ja. Mereka menyeruak di te- ngah panggung dilatari dengan musik disco lalu menggerak- gerakkan pinggulnya. Atau adakah ini sebuah teror dari modernisasi?. Modern, kata teman si Polan dkk, mengandung makna yang lain dari yang lain. Modern bisa mengandung arti yang tidak peduli pada kadar kemampuan namun lebih menonjolkan ke- beranian. Modern bisa berarti syur; paha dan betis tersibak di antara gaun atau rok mini war- na menyolok. Modern bisa di- artikan suatu yang berbeda de- ngan yang dilakukan | Nendri Si Nanci, Hesti, Nani dan. lain-lainnya yang menampilkan gerak pinggul sangat keras itu O Sugesti dan Suasana korden, singgah dipipi dingin menusuk kalbu, hatipun ter- asa dipacu gelisah. Sementara, di- beranda terasa senyap, sesekali ditingkah suara dedaunan, seperti penari digoyang angin malam, lalu melayang jatuh digenting swara- nya nyaring disunyi malam. Oleh Nyoman Wirata dengan tarian Belibis atau Ter- unajayanya. Atau suatu yang membikin shok. meningkapantang Aha, tanpa terasa malam me- rayap pelan membuai mimpi; lelap memang sangat terasa. Sementa- ra jangkrik tak henti menyanyi,nya nyian alam abadi. Adakah kita da- patkan dari kesunyian seperti ini terkadang menyergap hati. Suasa- na seperti ini menumbuhkan per- asaan yang berbeda, terkadang hati yang muram menemukan Ke cocokan ditengah kesunyian. Sua- sana sunyi hati muram, terasa pas. Hati muram bisa bertambah me- ram di tengah sunyi. Tetapi tak se- lamanya suasana sunyi membuat hati muram jadi tambah parah, bi- sa juga suasana sunyi bisa hilang ditengah kesunyian, bahkan bisa tumbuh kegembiraan. Jadi tergari- tung orang pada saat suasana me nimpanya. 20 Akan tetapi apapun juga adanya toh kehadiran Nanci, Hesti, Nani atau penampilan- nya I Nendri sama-sama pen ting artinya. Paling tidak keha- diran mereka memberi gam- baran tentang warna kehidup- an dalam sekolah, misalnya anak-anak SMA atau SMP, atau dunia remaja. terasa anggap dan menjadikan sugesti kesunyian pada dirinya, Sugesti akan terasa mempengaruhi diri- nya tergantung dari sang hati dari segi mana suasana yang dihadapi 'mensugesti keadaan dirinya saat itu. Apabila hati sedih, muram di tem- pat sunyi dan menganggap sunyi menimbulkan sugesti bagi muram, sudah tentu muram akan jadi ber- tambah muram bahkan bisa timbul, perasaan yang tertekan dan se- makin menjadi-jadi. Pabila kesunyian menimbulkan sugesti bagi muram dan muram berubah jadi keceriaan sudah ten- tu orang akan menganggap kesu- nyian obatnya muram. Jadi boleh dikatakan suasana tertentu bisa mengubah rasa hati seseorang, muram jadi muram sedih ceria, ter- SESUNGGUHNYA minat mereka berkesenian patut di- hargai. Jika antusias begitu mereka, agaknya guru keseni- an tak perlu keras-keras men- diktekan kehendak agar mau mereka itu belajar kesenian. Misalnya saja guru musik (yang jadi bidang studi bergan. dengan dengan bidang studi seni rupa) agaknya tak repot memotivasi. Sebab mereka pu- nya minat besar naik panggung dan menyanyi, walau suaranya agak sumbang dan tertatih- tatih. Jika demikian halnya ma- ka guru musik, (guru me- nyanyilah) agaknya perlu di- pertanyakan; kenapa suara mereka begitu rupa? Kurang dilatihkah? Atau gurunya lebih suka menonton kesumbangan daripada mengajar agar tak sumbang?. Ini suatu pertanya- an jika kitapun jadi penonton, atau yang mau memikirkan pendidikan dari luar panggung pendidikan. D.S.U. nya Sang Ilham Timbul tanya dalam hati kita. apa sunyi memang tempat yang sunyi, atau bisa kita dapat dari tempat yang lain?. Kembali kita pada sang hati, tergantung pada sugesti yang ditimbulkan. Bisa sa- ja tempat ramai, penuh sesak de- ngan lalu lalang, keramajan mam- pu menimbulkan kesunyian pada Nanci, Hesti, Nani adalah re- maja yang wajar-wajar saja. Contoh lain yang dapat diung-. kapkan, seseorang yang mempu- nyai perasaan romantis, atau kata- kanlah orang yang senang mem- buat sajak, cerpen atau karya sas- tra yang lain, mereka menganggap. 'kesunyian' merupakan keadaan yang tepat bagi keadaannya seka- rang. Kesunyian mereka anggap mampu membuat terang pikiran- nya, mampu memperlancar kepe- nulisannya. Kesunyian mensuges- ti dirinya, atau menimbulkan su- gesti bagi dirinya sehingga idenya tumpah dengan lancar, seperti air bah tanpa penghalang. Bahkan dengan kesunyiarkaryanya begi- tu lahcar. Makanya tak jarang se- AGI seorang penyajak jala- Aimonsonbaja mencari tempat sutin merupakan suatu ilham yang i- ran mood yang menyesaki ba- nyi, berdiang ditungku kesunyian, barat embrio lahirnya suatu un- itu memang tak mustahil, karena taian sajak, Sajak merupakan tempat sunyi mempercepat proses wahana cetusan ekspresi batin penciptaan, mereka mendirikan gubuk, bahkan vila. Mereka berse- yang menggelitik getar-getar reso- nansi jiwani penyajak, baik dalam medi seperti seorang pertapa. Ka- rena timbul sugesti dalam dirinya. skala besar maupun kecil, berat a- kesunyian meshperlancar bangkit-taupun ringan. Sajak-sajak yang Oleh IGB. Wisata BA tercetus melalui daya evokasi yang kuat serta dukungan kematangan pengalaman dan keluasan intelek- tualisme akan melahirkan suatu karya sajak yang intens dan prima. Dalam sajak, panjang atau pen- deknya untaian kalimat bukanlah ukuran mutlak untuk menilai bah- wa sajak itu baik atau buruk. Sajak yang pendek belum tentu jelek-- DISH UKURAN 9 S/D 25 FEET Service Gratis 1 Tahun Show Room & Service Station: RUDY ELECTRONICS SERVICE Jalan Thamrin No: 20 A Telp. 22314 Denpasar Bali. NIKMATI DUNIA INI DENGAN SANTAI BERSAMA KELUARGA. hati kita, mereka menganggap ke- ramaian itu sebenarnya kesunyi- an. Bahkan tempat seperti itu bagi mereka adalah tempat yang paling sunyi. Yah sudah tentu secara ba- tiniah tempat seperti itu sunyi teta- pi secara lahiriah tetaplah ramai, gilalah orang itu bila menganggap keramaian lahir bathin sunyi. Jadi, apakah yang kita dapatkan dari 'kesunyian dan Sugesti'. Kem- balilah kita pada pribadi masing- Mereka generasi yang hadir dengan elusan dua tangan alam; antara tradisi dan moder- nisasi. Kepala mereka diberi asoseri dan ornamen seperti tarian penari yang menarik bi- natang (yang laris dan kadang nyaris). Lalu badannya mema- kai busana modern, rok mini berekor kaya Kelinci. Guru tari mereka tidak bisa di- salahkan sebab mereka bela- jar teori dan praktek di kamar dan ngumpet. Lalu siapa yang bertanggungjawab terhadap mutu, aktivitas mereka?. Putu Waicaka MT Jika sampai ke masalah per- tanyaan tentang mutu, mung- kin segala aktivitas manusia yang bersekolah pada akhir- nya akan menghadapkan pada sekolah dan guru-guru. Akan tetapi orang sesungguhnya arif. Banyak kemampuan ter- masuk kemampuan memper- gunakan organ sensitif yang menjurus pada hubungan de- wasa bisa dilakukan anak se- kolah yang di bawah usia. Dan sekolah dengan guru Biologi- • nya boleh mengurut dada jika terjadi hal-hal yang di luar ba- tas sehingga lancung dan ben- cana. Lalu orang-orang boleh juga berharap, kenapa tak di- ajarkan mereka menjadi manu- sia tangguh dengan pendidi- kan moral dan agama? Guru PMP dan guru Agama meng- urut dada, persis seperti guru kesenian yang melihat aktivitas Nanci, Hesti dan Nani itu. Akan tetapi aktivitas kesenian Nanci dkk itu sesungguhnya prestasi dan wajar jika mau ditatap dari gejala yang kini muncul di per- mukaan. Namun agak lancung I masing, bagaimana kita menang- kap rasa yang ditimbulkan oleh keadaan di sekeliling kita. Rasa seorang pedagang sudah tentu berada dengan rasa seorang pe- nyair misalnya. Rasa saya dengan rasa anda pasti berbeda, kalaupun ada persamaan tanggapan pasti berbeda dari sudut pandang. Teta- plah dari segi mana 'Suasana mensugesti kan. (Putu Wicaka MT, Brimobki 5124 KPG). Sorotan Sajak Kompetisi: "Dengan Sajak", SPESIALIS ANTENA PARABOLA KELAS TERSENDIRI Sri Ardhini Sukanthi HANYA DENGAN DSU ANTENA ANDA AKAN MERASAKANNYA DENGAN SEMPURNA Bali Post C1045 C Ag dan terlanjur bahwa etik berke- senian dan menggerakkan org-- an tubuh itu belum dipahami. Etik itu termasuk ketrampilan mengolah, menyetilir gerakkan eksotik dan jorok menjadi lebih halus dan estetis. Bukankah kemampuan menyetilir itu sua- tu proses di mana kebiadaban dan kebinatangan bisa menjadi beradab dan manusiawi?. Isti- lah hubungan biologi" menja- di beradab ketika menjadi "ber- senggama", Padahal praktik- nya adalah sama rupa. Etik dalam kesenian terma- suk di dalamnya mampu mem- pergunakan kompenen dan eleménnya. Eksotik atau erotis bisa saja menjadi ladang dan dasar. Akan tetapi kemampuan Menggugat tak berarti memusu- hi keberadaan. Ada batasan esteti- ka yang menjauhkan kesan negatif daripadanya. Kewajaran mence- cap suatu eksistensi objek merupa- kan hakikat nilai sebuah fenome- na: kebenaran penginderaan yang dipancarkan terasa lebih punya ni- lai tangkap, ihwal yang menjadi- kan menggugat' berkonotasi seba- gan sentuhan langsung yang akan mengundang reaksi pro-kontra, Sokiranya penikmatan atas sa- jak-sajak Ketat Boping Suryadi yakni: Kata (BPM. 23 April 1989) dan Doa (BPM, 14 Mei 1989) mén- dekatkan kita pada keberadaan ke- yang panjang belum tentu baik, dia sekitaran kita yang terus melaju tetap saja disebut sajak. Yang jelas mengimbangi anus zaman, sebe- sajak adalah suatu wabana meng- narnyalan eksistensi kedua sajak ekspresikan gejolak batin yang kami stale mampu merekam objek dangkala bagi seorang seniman su-kesahana dalanwaction tak hanya ht diungkapkan melalui buhusamal pedvajakthig dominan me- verbal, yusup ke areal sajak-sajaknya. Ardhini Sukanthi untuk menuang- Realitas di atas mengundang Sri Pada "Doa ikita dihadapkan de- kan greget jalaran moud dirinyu tentang eksistensi sebuah saiak le- wat karyanya Dengan sajak Chenta bertalu asap dupa meliuk- (BPM, 4-6-1989). Lewat sajak ini, liuk berbusana mantral beralas se- sang penyajak mendeskripsikan sajen warna warni diusung angin dayaguna sebuah sajak dari berba-herpacu memainkan telabuhan di- gai sudut dimensional. Sajak, baik pasung hasrat langkah dan katall yang terdiri atas beberapa kalimat Penuturan Boping Suryadi menja- maupun yang beruntai panjang. di agak tersendat-oleh keasyikan- kesemuanya adalah wahana ung- nya sendiri bermain kata-kata. Ke- kapan geriat-geriat momen yang sendirian memang membuat ide ja- sebelumnya sudah diserap melalui di berkembang, ning ini agaknya mengobsesi penyajak untuk seka- (Bersambung ke Hal VIII kol 2) dar memperpanjang dan memper- jelas misi sajaknya t ngan tabir halus yang langsung me- nampakkan makan rangkaian diksi yang dipajang penyajak. Di depan gerbang menjilat langit bersimpuh mengasah pedang ha- nya diri yang tahal kemana akan menikam jantung yang ditaburkan Tuhan di sana sini jadi benih pa- hala dan kutak!! Atau yang agak berjarak dari per- tautan judul sajaknya: menyetilir, mentransef menja- dikannya tidak lurus dan ver- bal. Agaknya di sini kurangnya si Nanci dkk. Dan tentu saja tanpa kesadaran akan adanya etik dalam kehidupan akan mengakibatkan kebrutalan. Komentar Sajak Ketut Boping Suryadi: Kekhusyukan Doa Menyeret Arus Modernisasi Kuta Oleh Bahrun Hambali chadiran sebuah sajak ada- menggugat sesuatu yang terasa mengganjal da- lam benak sang penyajak. Lintas peristiwa sekecil apapun dapat menggerakkan arus bawah sadar- nya untuk menuangkan dalam re- kaman berupa baris-baris bermak- na. Dan komunikasi sajak dengan penikmatnya menjadikan suatu mata rantai causalisasi yang mena- warkan kedinamisan berpikir. Da- ripadanya akan terangkum nilai- nilai yang diamanatkan sajak (oleh sang penyajak) untuk dicecap oleh penikmat. Candi menyaput bumil bersila memainkan janji menyimpan ingkarl 'Doa' Boping Suryadi terasa kental melarutkan kesendiriannya. Dari beraneka kehadiran yang meniup- kan nafas pengheningan diri, terla- koni cuma sebagian kecil saja; dan penyajak menyadari arti keterba- tasan manusia, hingga dia pun kembali ke Hening suasanal angin tak kenal matil jadi duta meraba panca indral 1 ..... Semuanya kembali pada sepil sepi yang teramat mahall sepi yang sejuk! sepi yang damaill Lain halnya dengan 'Kuta', sa- jak yang nyaris utuh merekam lin- tas Kuta yang dijejali sentuhan- sentuhan beragama pesona; mua- sal tanah leluhur dalam gambaran berupa ambak, jerami, penjor, sajen, kulkul. dsb-pun juga oleh sentuhan tanah asing yang berakul- Ambillah misalnya seorang pe- main musik rock yang paham benar akan kompenen dan alat yang dimainkan dan mampu mengarahkan hingga efektif. Namun apabila teman si Polan dkk memainkan alat musik elektriknya pada hari perpisa- hannya mohon dimaafkan. Di benaknya saja yang mungkin ada Mick Jangger, atau tokoh super star, namun yang keluar hanya gedebar-gedebur de- ngan lengkingan kacau serta ampli yang menggaung-gaung tidak pas setelannya. Inipun wajar. Mereka lebih cendrung spontanitas dan inilah barisan yang penuh keberanian. Jika si Oni belajar gitar mulai dari awal dengan petikan-petikan dasar, segera mereka latalam kuno. Keberanian mereka yang lain- nya adalah juga mencemoh yang tidak sehaluan dengan mereka. Ini yang harus dibim- bing oleh setiap orang. Sebab cemohan mereka cendrung membangun sikap fanatis. HAMMER turisasi dengan tanah leluhur. Bo- ping Suryadi membuka sajaknya dengan fragmen : Hammer adalah kualitas & warna, kelas tersendiri Ombak gemuruhi ada yang ber. simpuhl di atas jerami kering.!! Begitu banyak perubahan yang te- lah terjadi, seiring modernisasi Ku- ta yang merambah ke pedalaman, wy T TIARA DEWATA I KOMANG BERATA: ANDA TIARA DEWATA Pawai Empat Sajak, I Komang Berata : PENANTIAN kucumbu penantian kauberíku bayang-bayang nanah lukaku darimu mimpiku dibawa angin jauh mimpiku jadi mimpi haruslah kita akui keberadaan se- suatu yang baru pasti akan memba- wa dampak, hingga Boping Surya- di mesti melukiskan dengan Wayan menari naril senam re- jang berlagu discoll Ada penjor/ menikam ladang keter- asingan/ kulkul bertalu talul me- manggil yang tersungkuri sajen dan kemenyan ditabur di atas papan se- lancarll I Komang Berata : MEMBURU RINDU di bawah gapura matahari aku melangkah mencari hati kau paut di kangkang janji di ujung lingkaran bumi basah berembun kukecup rerumputan kau. kau itu sepenuh hati! kujalani tonggak gelanggang mengikis peluh jatuhanku Ada pertarungan langkah/ mencari kesucian/ dimana darah tumpah/ asal usul akar menjilat puing-puing & Kunjungi Saksikan!! PENUTUPAN PENYERAHAN KUPON BERHADIAH TANGGAL 25 JULI 1989 「讓路 Minimal berbelanja Rp.3.000,- saja ! Lebih baik belanja di.... TIARA DEWATA OI Komang Berata : silsilah./l Ironis tercecap dari pemaparan sa- jak Boping Suryadi ini, bagaimana suatu akulturisasi telah membuat sesuatu yang lain yang tidak lagi berpijak pada budaya leluhur, pun tak lagi punya kaitan dengan mua- sal yang memberi sentuhan budaya asing. I Dengan kocak penyajak mampu menyeret arus penikmatan kita un- tuk sekadar ikut beropini dalam menyikapi kederásan modernisasi ini. Kuta, entah apa yang mem- OI Komang Berata: Pasar Swalapan & Toserba TIARA DEWATA Jl. Mayjen Sutoyo. Telp. (0361) 28626 - Denpasar DAUN HIDUP daun-daun memucuk lagi memberkati keputusanmu seluas pulau melayari perjalanan tepinya gerimis terputus-putus mataku senja hari kemenangan Di Lapangan Niti Mandala RENON DENPASAR BALI Tgl. 22 Juli % 5 Agustus 1989. MINGGU, 23 JULI 1989 ΚΑΤΑ kata-kata di rambutku menjadi hutan basah mempelajari hujan aku risau kerinduan terluka basah kata-kata remang hari KUPON UNDIAN BERHADIAH (khusus pembelian di Dept. Store & Stationery) UANG UNTUK MERI buatnya mampu menyeret dolar- dolar para bule mancanegara ke koceknya, dan yang jelas mampu mencipratkan rejeki ke anak-anak pribumi. Agaknya hal ini luput dari tangkapan penginderaan Boping Suryadi, atau dia memang meng- khususkan sajaknya itu untuk 'menggugat' eksistensi akulturisasi yang terjadi di Kuta? Boping Suryadi pun menjawabnya ; Pada gemuruh ombakl kita dija- (Bersambung ke Hal VIII kol 4) 27 JULI '89 Penarikan Periode 1 H Tampil mempesona... 28415 Bali M Suzuki Forsa Suzuki Pick up Vespa P 150 XL Citra Pusat Penbelanjaan terlengkap di pulau Dewata PAMERAN HAMMER dalam kejuara an Terjun Payung International 1989 J M'A Jl. Diponegoro 50- • DEPARTMENT STORE Denpasar Bali MINGGU H ri tempat p empat colt anak-anak reka. Rasanya w kemahan ter lama perjala mandang ke pemandang- dan hijau. D hon-pohon biruan. Bel mencari ma padinya sua rumah gubw antara pepo an. Bocah- rumput di p Semua ya hatnya itu, m ayah, ibu, da ka kini telal sa, jauh da yang sederh tup. Rumah wah-sawah kong dan pagi ia bang kabut tipis yang masih hijau. Kem yang namp embunnya yang bersin. Colt yang 1 Denpasar. asing. Mesk dah ia temp hun ia kenal dengan ber Denpasar m Anak-anal run. Masing runkan tas d nya cerita ter sih dibicarak "Pukul ben pada salah s "Pukul mengejapka mandang b terminal. Ru ri mereka tuanya. Untuk sesaa gu ayahnya. mereka lebih ujan g teman Perkenala rah dingin cita pingim nitip salam keluarga Maha Kua Bunga Ken nyanyi dan ratman 35 D ter. Melalui Mama di ru muda-muda ULANG TAH kesenian, pala aan semarak Color Rendition Chart