Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1989-09-08
Halaman: 11

Konten


MBER 1989 Reuter n. Keadaan angan gem- atkan tekno- rus. Itu tak sama seka- fisik, usaha yelamatkan in diberikan tara forum D di Tokyo ndengarkan amah meng- ang disertai at yang me- Reuter ang lewat di adap mereka -ul ancaman- yelundupan ind C 1497 MINGGU, 10 SEPTEMBER 1989 Setiap Habis Makan Disodori "Racun" BEOGRAD, sehabis makan yang harganya bisa mencapai "juta- an" dinar (satu rupiah sekitar 17 dinar), setiap orang disodori "racun" dan tidak seorangpun bisa menolaknya, kecuali jika ia ingin berurusan dengan polisi. "Racun" Yugoslavia ini tidak mematikan seperti di Indonesia atau membuat orang bimbang seperti yang diungkapkan dalam lagu "madu dan racun" "Racun" adalah bahasa serbocroatia yang dalam bahasa Indone- sia berarti "rekening". Habis Minun, Unta Ditinggal LAIN lagi dengan pemimpin Libia Moammar Al Qaddafi, yang pada hari Rabu meninggalkan Beograd setelah sehari sebelumnya menyampaikan pidato di depan KTT ke-9 Gerakan Nonblok (GNB). Qaddafi pergi dengan meninggalkan banyak kenangan bagi war- ga kota Beograd karena penampilannya yang selalu menarik per- hatian, antara lain berkat bodyguard wanitanya, tenda warna-warni dan enam ekor unta yang dibawanya dari Tripoli ke Ibukota Yugos- lavia ini sebagai sumber susu minumannya. Keenam ekor unta tersebut, setelah memberikan susu segar mere- ka kepada "Sang Pemimpin," ditinggalkan untuk kemudian dise- rahkan kepada kebun binatang Beograd sebagai tanda kenang- kenangan. Demam contoh adalah Kanada, Kanada merupakan negara emigran, malahan pemerintahnya telah mengesahkan undang-undang kebudayaan dengan beragam coraknya, pihaknya menganjuri berbagai suku atau etnis penda- tang, agar mempertahankan ke- budayaan serta bahasa leluhur- (Sambungan Hal I) nya. Departemen salah sebuah propinsi menentukan, bahwa kalau saja terdapat 25 keluarga menggunakan salah satu jenis bahasa, yang bersangkutan di anggap memiliki hak untuk me- minta kepada pemerintah agar mengeluarkan dana membuka kursus, guna mempelajari dan memperdalam bahasa tersebut. Akhir-akhir ini, dikarenakan jumlah imigran yang datang da- ri Taiwan, Hongkong dan Tiong- kok Daratan semakin banyak, sehingga mendorong perkem- bangan pada bidang edukasi "Bahasa leluhur" Tiongkok menjadi semakin pesat saja. Mahkota del seperti itu memudahkannya untuk nge-rock. Ini pun cocok untuk gadis-gadis SMA yang ingin bertingkah semaunya. Potongan seperti rambut saya ini (lihat foto-red) membuat saya leluasa bergerak ke sana ke mari," tuturnya. Cara pemotongan Rambut bagian belakang di- turunkan selapis. Panjang ram- but di bawah punggung lantas kita gunting dengan cara datar. Berikutnya rambut bagian atas kita turunkan setiap lapis hing- ga sampai ke bundaran kepala seperti cara pertama. Selanjut- nya kita potong rambut di sam- ping kiri dan kanan, kita ambil di sebelah pelipis lantas kita ta- rik ke arah atas, tepatnya ram- but yang ada di pelipis kita po- tong pada pertengahan dahi. Dari potongan ini kita gun- ting selanjutnya dengan teknik pemotongan gaya Farra, jadi pemotongan ini intinya rambut semakin ke bawah semakin pan- jang meruncing. Bila ditata mo- del yang di pelipis kita tarik ke belakang kesannya lembut yang di ujung bawah rambut di tarik kedepan agar ada kesan tersendiri. Penataan gaya ini bi- kin orang kelihatan muda dan katakan saja seperti rambut Ayu Laksmi. Bisa saja tataan bagian belakang biarkan terge- Penyanyi --- bemo kota Ampenan Lombok Barat. Nama Kurniawati, kini sudah mulai membuka tabir pulau Lombok, karena ia sering show keliling khususnya di pulau ini. Seperti ia pentas di Ampenan Risiko- (Sambungan Hal III) pasien mereka. Scheiber juga mengatakan li- pat duanya risiko depresi pada wanita ketimbang pria muncul dalam suatu studi baru-baru ini terhadap lima komunitas. Meski tidak diambil sampel secara nasional, namun hasil survei itu merupakan perkiraan terbaik yang tersedia mengenai tingkat depresi pada pria dan wanita, katanya. Hingga detik ini, aksi belajar bahasa Mandarin yang dica- nangkan pemerintah Singapu- ra, telah menginjak tahun ke- 10. Meski bahasa resminya Si- ngapura adalah Inggris, namun di rumah masing-masing pendu- duknya pada menggunakan ber- bagai bahasa daerah Tiongkok, antara lain Hokkian, Tiociu, Hakka, Hailam dan Kanton. ma- "Pemerintah memperluas ak- si penggunaan bahasa nasional Tiongkok (Kuo I) lantaran ku- rang komunikatifnya syarakat Tionghoa di sini," seo- rang W.N. Singapura mengana- lisis. Di samping, masih terda- pat sebab musabab timbulnya demam bahasa Mandarin, seba- gaimana yang diutamakan Men- teri Industri dan Perdagangan Singapura, Lee Hsien Lung se- bagai berikut; "Pada sektor ekonomi, oleh karena RRT secara terus mene- rus melakukan politik pintu ter- (Sambungan Hal VII) rai itu menunjukkan sifat usia mudanya. Rambut yang ada di atas dahi sedikit kita ambil,agar ada kesan kruisnya lebih me- manjang ke arah hidung, ram- but yang lainnya hingga hampir ke bundaran kepala kita gun- ting panjangnya pertengahan hidung, guntingan ini dengan cara ditrap dengan-kemiringan rambut 45 derajat. Yang sebelah samping kiri dan kanan bagian pipi kita gun- ting dengan kemiringan 30 de- rajat, semakin ke bawah cukup 15 derajat. Cara penataan Untuk menatanya, anda perlu bantuan foam styling yang nor- mal. Di bagian-bagian tertentu yang kita inginkan. Kita perlu juga berikan obat rambut yang tahan lama. Penataan rambut di bagian belakang kita blow na- mun jangan terlalu masuk (atau keras). Rambut di belakang ujung samping kiri dan kanan, diberikan kesan yang merun- cing dengan cara diblow tetapi ditarik ke depan. Rambut di bagian pipi dan kanan, kita ber- ikan style yang terbalik agar tampak lebih lunak. Di bagian atas, blow rambut dibalik saja, dan rambut yang kruis kita ber- ikan jelly agar helaiannya lebih tampak. Selamat mencoba. Mr. Rommy). (Sambungan Hal IX) malam itu mendapat tepukan hangat dari para pengunjung begitu disebut namanya. Demi- kian juga setelah ia usai mem- bawakan sebuah lagu dangdut Sasak yang berjudul nasib penge- rakat, yang digubah dan diramu sang pencipta Al-Mahsyar. - "Kubelauk dateng angin gu- nung, segare jau' wah pedas gati. Kerisa' tadah pade berjap- japan. Angkat pose lampak sa- ling beriringan", lagu yang menggambarkan kehidupan na- sib nelayan itu didendangkan dengan penuh perasaan. Kemu- dian ia menyambungnya de- ngan sebuah lagu dangdut me- layu. Ibu yang hobi makan bakso ini ingin meniti karirnya seba- gai penyanyi yang berprestasi. (Saparudin Maksum). bukanya, hingga mana posisi para pedagang Singapura yang paham akan bahasa Mandarin akan lebih menguntungkan, ke- timbang mereka yang tak meng- erti." Faktor Pendorong Sesungguhnya, faktor yang mendorong rakyat berbagai ne- gara dalam mempelajari bahasa Mandarin adalah perniagaan. Bagi rakyat berbagai negara, belajar bahasa Mandarin me- rupakan jalan untuk mengenal Tiongkok. Chou Zeping, asisten dosen pada fakultas Sinolog di Princeton University, Amerika Serikat, mengatakan, bahwa ka- rena belakangan ini RRTtelah melaksanakan politik luwes- nya, sementara laju perkem- bangan ekonomi di Taiwan sungguh mengguncang bumi, sehingga daerah Pasifik pada abad ke-21 nanti akan besar pengaruhnya terhadap situasi dunia dan bahasa Mandarin me- rupakan kunci utama dalam mengikuti arus zaman tersebut. Padahal tak usah menanti abad ke-21, saat sekarang pun bela- jar bahasa Mandarin telah keli- hatan adanya masa depan yang cerah. "Dewasa ini, calon pega- wai yang diterima di beberapa perusahaan raksasa Korea, hampir semuanya mengusai ba- hasa Mandarin," demikian war- ga Korea yang tengah menuntut ilmu di Taiwan, menerangkan kepada reporter Reader'd Di- gest. Chao Zhe Chen, seorang pria yang bekerja pada perusahaan pengelola barang bekas di To- ronto, Kanada mengatakan; "Belakangan ini, pemerintah Kanada amat memperhatikan pendidikan bahasa Mandarin, meski pada hakikatnya yang di- incer adalah sektor perdagang- an pada wilayah Pasifik, antara lain Tiongkok Daratan, Taiwan, Hongkong, Singapura dan lain sebagainya." Gara-gara "rangsangan" Tai- wan yang memiliki cadangan devisi sebanyak 7,5 milyar dolar Amerika, hal tersebut telah me- nyebabkan bursa tenaga ahli di berbagai tempat berge- ser. Sejak Taiwan (R.O.C.) membuka bundelannya atas pengendalian devisa, maka baik bank-bank luar negeri, Menara.... (Sambungan Hal V) mun Eiffel tidak menerima be- gitu saja. Ia menjelaskan bah- wa sesudah Pekan Raya nanti- nya menara itu masih dapat di- gunakan untuk kepentingan teknologi masa mendatang. Selain itu dapat juga dijadikan objek pariwisata. Karena perjuangan Eiffel cu- kup gigih, maka konsepnya bi- sa diterima. Pada awal tahun 1887 dimulailah pembangu- nannya. Tanah seluas lebih da- ri 1000 meter persegi telah di- sita untuk pembangunan me- nara. Ia menjulang keatas de- ngan kaki-kakinya yang dihu- bungkan dengan beberapa lan- tai. Lantai pertama berada 58 meter di atas landasannya. Lantai kedua 116 meter dan yang terakhir 276 meter di atas landasannya. Menara ini berbentuk kerucut dan selesai tepat menjelang. Pekan Raya Sedunia diresmikan. Walau- pun menara ini menelan biaya lebih dari 600 juta frank emas, namun orang-orang menjadi takjub. Akhirnya pada tanggal 31 Maret 1889 menara Eiffel ini diresmikan. Dua puluh satu dentuman meriam terdengar menyambut peresmiannya. Dan untuk pengerekan bende- ra kebangsaan Perancis di- lakukan sendiri oleh Eiffel. Pe- kan Raya itu berlangsung de- ngan sukses. Lebih dari 28 juta orang manusia menghadiri- nya. Mereka naik ke puncak menara itu untuk menikmati keindahan kota Paris yang ter- kenal. Sejak saat itu, pemerintah menetapkan nama Eiffel sang pembuat sebagai nama menara itu. Tahun demi tahun berjal- an, para wisatawan membanjir terus ke sana, untuk melihat kemegahan menara Eiffel dan keindahan kota Paris. Kiriman : Sri Rahayu Jln. Sakura 11/4 Denpasar maupun perusahaan investor dan asuransi segera mencari ka ryawan/wati keturunan Asia, di antaranya, yang bisa berbahasa APM SAM EXTRA Mandarin paling di "welcome". "Tadinya, kami paling banyak ditolak gara-gara berbahasa In- ggris pasif. Akan tetapi siapa pun tak menyangka, bahwa ka- rena kami dapat berbahasa Mandarin, kesempatan kerja pun terbentang luas, benar- benar kebalikan zaman," seo- rang Tionghoa yang saat ini be- kerja di salah sebuah bank di New York berkisah. Akhir-akhir ini, karena jum- lah emigran Hongkong yang mengalir keluar negeri mele- dak, turis Taiwan yang meng- adakan perjalanan wisata ke berbagai negara juga memblu- dak, sehingga mau tak mau, biro perjalanan berbagai negara, bea cukai, imigrasi dan lain se- bagainya, pada menganggap perlu pandangan tersebut, yak ni memerlukan tenaga yang mengerti bahasa Mandarin. Bahkan putra Profer Lee Yen Che dan Yang Chen Ning, ke- duanya warga negara Amerika pemenang hadiah Nobel, telah dikirim ke Taiwan guna mempe- lajari bahasa Tionghoa; Salah seorang putra Alexander Sol- zhenitsyn, pemenang hadiah Nobel bidang kesusasteraan ju- ga pernah belajar bahasa Tiong- hoa di A.S. Lagi Mode Bagaimana cerita awalnya orang-orang luar Tiongkok bela- jar bahasa Tionghoa? Seorang ibu guru kelas Mandarin pada "Punahou High School", Hawai, mengatakan; "Anak-anak bela- jar bahasa Mandarin, kadang- kala mempunyai alasan yang unik." Antara lain; "Ayah dan ibu saya pernah tinggal di Tiongkok, apabila ada sesuatu hal yang tak boleh dike- tahui anak-anaknya, mereka lantas membicarakannya pakai bahasa Mandarin," seorang sis- wa kelas dua berkisah, sehingga untuk memenuhi raa ingin tahu- nya, siswa tersebut memutus- kan ikut mata pelajaran bahasa Tionghoa. Ibu gurunya, Mada- me Gova menambahkan; "Anak-anak kulit putih yang dapat berbicara dalam bahasa Spanyol tidaklah heran, tetapi kalau bisa bahasa Mandarin, ba- ru dianggap istimewa." Bagi siswa Barat, menulis hu- ruf Tionghoa dan mengucap- kannya bukanlah hal yang mu- dah, karenanya sebagian seko- lah di Amerika mengatur suatu ketentuan, bahwa hanya siswa yang nilainya baik baru diper- bolehkan mengikuti mata pela jaran bahasa Mandarin. Chao Zhe Yu, guru pada "Iolani School" di Hawai mengatakan; "Adalah kebanggaan tersen- diri, seorang dapat belajar ba- Lahar setiap dinding penginapan, merem- beti kaki-kaki dipan besi tempat ti- durku. Dan akhirnya memuncak pada saat kuputuskan untuk me- lompati jendela kamarku. Ya, aku kabur, ingin melepaskan diri dari sebuah keterasingan yg barangkali telah sekian lama kuhadapi. Aku berlari ke entah tak tahu tujuan. Be- nakku hanya memikirkan, aku ha- rus lari dari sebuah penyekapan yang terang-terangan dilakukan. Bali Post hasa Mandarin! Dengan de- mikian, di dalam masyarakat Barat, bahasa Tionghoa telah mereka anggap mode." "Tadinya, seseorang belajar bahasa Tionghoa adalah untuk mengamati masa lalunya Tiong- kok, sebaliknya pada saat ini adalah untuk melihat masa akan datangnya Negeri Langit. Kalau di masa lalu, yang dipen- tingkan adalah penelitian pada bagian budaya, namun seka- rang ini lebih menitikberatkan bahasa, di samping dalam men- capai maksud serta tujuan lain, seperti dijadikan alat - mencari uang," demikian Prof. Lee Yin- gzhe yang dosen pada Hawaii University, jurusan bahasa Asia Tenggara. Kendatipun begitu, ada se- mentara orang yang beranggap- an, bahwa bahasa dan budaya, satu sama lain tak dapat dipi- sahkan. Kala seorang mempela- jari suatu bahasa, dengan sendi. rinya akan dapat menikmati ke- lebihan bangsa yang bersang- kutan, berikut pola pemiki- rannya. Untuk itu, Chris Terfloth yang pernah menekuni bahasa Tionghoa di San Francisco Uni- versity beranggapan, bahwa se- tiap kali pedagang membicara- kan masalah bisnis dengan ne- geri lain, hal "penyesuaian diri" tak dapat dielakkan. Oleh ka- renanya, saat ini ia tengah me- neliti metode agar orang asing lebih mudah mempelajari huruf Tiongkok klasik dan tulisan yang sudah jarang diperguna- kan: "Harapan saya, agar meto- de baru tersebut nantinya dapat menghapus garis pemisah antar kedua belah pihak." Apabila kita perhatikan seki- an banyak orang yang berpikir dan berbuat seperti itu, maka demam bahasa Tionghoa atau juga disebut Mandarin, masih akan berlangsung lama. "Kini, mereka yang belajar bahasa Tionghoa tak usah kha- watir tak memperoleh pekerja- an," Robert Allan Jones ber- ucap lega; "Dahulunya, orang Barat yang belajar bahasa Man- darin, setelah pulang ke negeri- nya takut tak mendapatkan pe- kerjaan, sedangkan kalau ting- gal di Taiwan jarang digunakan, malahan diminta mengajar ba- hasa Inggris." Untuk menekuni bahasa Mandarin, Jones tinggal di Taiwan selama delapan ta- hun, memperoleh gelar M.A pa- da "Taiwan University" (Daita) jurusan Antropologi. Dewasa ini, di Amerika, Jones me- nyelenggarakan berbagai tours ke wilayah Asia. Sebagian besar mahasiswa dan mahasiswa yang memilih jurusan bahasa Tionghoa atau Mandarin, pada membidik seca- ra tepat bahwa bahasa tersebut bermanfaat sekali bagi bisnis- nya sendiri. Akan tetapi, alasan. (Sambungan Hal VI) seragam penginapan yang masih saja kukenakan. Ada yang mulai berani menarik rambutku. Aku ada yang menyepak pantatku. Aku tak tahan dengan perlakuan mere- ka. Bangsat! Kuambil debu dan ba- tu-batu kecil, kulempari mereka se- mua sambil berlari, ya, aku mulai berlari. Tak tahu kapan aku harus berhenti. Aku hanya menuruti ke- jengkelanku, darahku seperti men- didih setiap melihat orang yang ku- lewati. Lalu dengan serta-merta sa- ja aku lempari mereka. Aku senang melihat mereka lari terbirit-birit. Aku berjalan terus menyusupi ja- lanan tak peduli siang atau malam, yang penting bagiku kini menghin- berlari aku tertawa keras-keras de- mi melihat mereka lari. dar dari sebuah penginapan yang Kadangkala tanpa sadar sambil sungguh-sungguh membuatku ter- siksa. Sebuah penginapan yang ter- lanjur kuanggap bagai sebuah pen- jara. Memenjarakan kebebasanku, mengasingkan aku dari orang- orang yang kusenangi. Aneh! Sungguh Aneh, di sepanjang jalan yang kutelusuri, yang kulewati, se- tiap orang seperti menolak kehadi- ranku, mereka mencibirkan mulut- nya mengejek. Bahkan bebelpa anak kecil dengan berani melempa- ri aku dengan kerikil jalanan. Aku jengkel, aku marah, aku muak, aku ingin melabrak mereka, tapi apa yang dapat kulakukan, untuk menghadapi orang demikian ba- nyak. Tak bisa aku berbuat apa- apa! Tak ada jalan lain bagiku, me- reka semua tak kuacuhkan. Aku tak pedulikan mereka. Bangsat! Melihat sikapku yang tak meng- acuhkan mereka, justru mereka se- mua semakin berani. Mereka dipe- lopori oleh seorang pemuda, mulai berani menarik-narik bajuku. Baju Hingga tak kusadari, tiba-tiba aku kembali tiba di tempat yang dua minggu lalu kukunjungi bersa- ma Pak Puncak. Pak Puncak? Hah, aku benci setiap kali ingat akan lelaki itu. Jika ada lelaki yang paling kubenci di dunia ini dialah orangnya. Dia telah memperdaya- kan aku. Dia membohongiku, de- ngan mengatakan akan tinggal be- berapa hari saja di penginapan itu. Tapi nyatanya seminggu berlang- sung tak pernah kulihat batang hi- dungnya. Kubenturkan kepalaku pada sebuah kayu. Aku tak kuat lagi menahan emosiku yang me- lu, aap. Aku menangis. Kugu- lingkan tubuhku sepuasku. Kuhen- tak-hentakkan kakiku sekuat te- nagaku. Ketika kuraba kepalaku ternyata berdarah, aku semakin tak peduli, kembali kubenturkan di bagian yang berdarah itu berulang- apa pun yang mendorong anak- anak pada S.D. dan sekolah lan- jutan belajar bahasa Mandarin? Adapun demam bahasa Manda. rin itu dimulai sejak tahun 1972, di mana mantan Presiden A.S., Nixon, berkunjung ke Bei- jing. Bagi rumah tangga yang orangtuanya menitikberatkan pendidikan anak, paling sensi- tif terhadap gejala cerahnya masa depan bagi minat belajar bahasa Tionghoa. "Sekolah kaum elitenya Ame- rika dan sekolah swasta lebih mementingkan pendidikan Mandarin ketimbang yang lain. Di antara warga negara Ameri- ka keturunan Tionghoa yang ba- ru dan berpendidikan baik, akan lebih menuntut putra- putra mereka mempelajari ba- hasa Tionghoa dengan sungguh- sungguh," tutur Lee Chen Ching, direktur pada Pusat Ilmu Pendidikan Bahasa Nasional di Taiwan. Ia memang pantas ber- kata begitu, karena telah berta- hun tahun lamanya melakukan riset. (Willy Tambajong). Panggung- (Sambungan Hal II) detik ke detik melalui laporan pandangan mata oleh reporter yang berada di mobil. Tentu sa- ja mobil yang digunakan itu di- lengkapi dengan pemancar mi- ni. "Itulah, sistem peliputan siaran langsung yang belum pernah dilakukan sebelumnya oleh stasiun RRI yang lain," tu- tur Harmyn Husein. Menurut bapak tiga anak itu, pihaknya akan mengusahakan laporan langsung tentang peris- tiwa tertentu selama beberapa menit. "Rencananya, kami akan menurunkan reporter di pasar atau tempat tertentu melakukan siaran pandangan mata secara langsung menggunakan telepon atau HT", katanya tanpa me- nyebut tanggal pasti dimulai- nya rencana itu. RRI, seiring dengan bertam- bahnya usia media elektronika ini, memang sudah sepantasnya melakukan terobosan baru un- tuk mengimbangi kemajuan masyarakat. Tentu teramat su- lit memuaskan semua khalayak pendengar dengan latar bela- kang usia, pendidikan dan sta- tus sosial yang berbeda dalam waktu yang sama. Namun upaya melayani sebanyak-banyaknya keperluan pendengar, betapa pun adalah suatu usaha terpuji. Nampaknya persaingan antar- Tur. terus-menerus dan temperatur tinggi pada bagian tengah Nep- tunus, akan membusuk dan membentuk karbon dan hidro- oleh air dan metan cair (gas alam). Kemudian semuanya itu ulang. Terus berulang-ulang, hing- ga aku puas. Dan darahku juga de- ngan puas menetes ke bagian muka- ku. Ketika aku merasa puas betul. orang-orang telah ramai di sekeli- lingku. Di antaranya terdapat wa- jah-wajah yang kuhapal benar. Ayah dan Pak Puncak! "He, Puncak sapi jantan kau! Ke- napa kau begitu lancang berani memperdayakan aku, Hah! Tam- paknya kali ini kau perlu menda- patkan ganjaran yang setimpal." Sambil berkata begitu kudekati Pak Puncak, dan kuangkat lehernya. Aneh, ia diam saja. Tetapi ketika aku berusaha membanting tubuh- nya, ayah menepiskan tanganku. Ayah memegang tanganku kuat- kuat. Aku melepaskannya. Tapi ayah memeluk tubuhku. Aku meronta, mohon mengerang, bantuan kepada setiap orang yang kebetulan menyaksikan peristiwa itu. "Bedebah! Cepat tolong aku, mengapa kalian diam saja. Cepat, tolong aku. Cepat...." Beberapa ka- li ku pukul tangan ayah. "He, mengapa kau ikut-ikutan membekukku. Ini keterlaluan. Awas, jika aku berhasil lolos, aku habisi kalian semua!" Aku mulai tak berdaya, tenagaku habis. Aku lemas. Aku tergeletak di tanah karang pinggiran danau yang keras. Tapi aku sempat melihat ayah bersama-sama dengan Pak Puncak memborgol tanganku. Me- reka membimbing aku ke sebuah mobil. Dan tiba-tiba kembali kuda pati tubuhku di penginapan bebe- rapa minggu yang lalu. April Juni 1989 Minggat "Silakan masuk pak!" kata Dian lagi. Beberapa saat ke- mudian bik Ning muncul de- ngan lima gelas minuman ha- ngat. Dan sesuai permintaan pak polisi tadi, maka keempat anak itu menceritakan kejadi- an dari semula. Bik Ning juga ikut mendengarkan. Pak polisi sangat kagum akan keberani- an anak-anak itu. Kalian memang benar-benar hebat, aku senang bersahabat dengan kalian," kata pak poli- si. "Wah, sudah pukul tiga pa- gi, aku tidak bisa lebih lama lagi bersama kalian karena aku harus mengurus penjahat- penjahat itu. Lagi pula kalian lelah. Nah, aku permisi dulu, sampai di serbu wartawan besok," kata pak polisi itu sam- bil meringis jenaka. Mobil poli- si itu keluar halaman rumah itu Dian. Setelah menghilang di tikungan keem- pat anak itu kembali masuk ke dalam rumah. "Ni, sebaiknya kamu tidur di sini saja bersama kami," kata Dian. "Baiklah aku nurut saja apa dur di tempat tidur empuk pun yang kalian mau. Di suruh ti- aku mau," kata Dini sambil ter- senyum jenaka. "Ah, dasar konyol kamu, je- las saja kamu mau, aku aja mau buanget," croscos Santi sambil menjitak Dini. "Din, lebih baik manusia- manusia ini kita masukin saja ke kandang kelincimu, supaya aman," kata Lia yang langsung lari ke kamar diikuti oleh keti- ga sobatnya. Baru saja mereka menyentuh bantal, tahu-tahu mata mereka serasa ketiban benda yang amat berat, sampai media elektronika semakin se- ru dengan semakin banyaknya bermunculan peralatan canggih hasil teknologi modern -- antena parabola untuk televisi, mi- salnya. Memang tidak ada alasan un- tuk berkecil hati menghadapi persaingan itu, juga bagi media radio termasuk RRI. Masalah- nya, seperti diyakini oleh para pakar komunikasi massa, setiap media mempunyai karakteris- tik dan keunggulan tersendiri. Tinggal bagaimana memanfaat- kan keunggulan itu seraya ber- bekal kepekaan "membaca" ke- perluan masyarakat. Itu saja. (Gede Wicaksana). (Sambungan Hal III) dikelilingi udara yang mengan- dung hidrogen dan helium de- ngan gas metan dan etan dalam jumlah kecil. Para astronom berspekulasi bahwa kemungkinan gas metan yang berada di bawah tekanan ngah planet Neptunus. Lebih Kasar Dengan ditemukannya ling- karan-lingkaran yang mengeli- lingi Neptunus, bagian peda- laman susunan tata surya ter- nyata jauh lebih kasar dibandi- ngkan bagian luarnya. Para ahli fisika memperkirakan, lingkar- an-lingkaran tersebut merupa- kan peninggalan zaman purba ketika terbentuknya asteroid dan batu-batu bintang terhem- pas ke planet-planet dan ke- mudian menghancurkannya. Pecahan-pecahan ini kemudian tertangkap oleh gravitasi pla- net-planet yang masih ada dan terkumpul menjadi suatu ling- karan atau yang lainnya berga- bung membentuk generasi pla- net kedua. Namun para astro- nom belum yakin mengapa itu terjadi. Voyager juga berhasil me nemukan perbedaan- perbedaan yang terdapat di an- tara keluarga planet. Merkuri, Venus, Bumi dan Mars relatif le- bih sepi, tidak lebih dari 2 pla- net. Sedangkan planet-planet di luarnya memiliki banyak kum- pulan. Saturnus memiliki 23 planet, Yupiter memiliki 16 pla- net. Semuanya itu kemungkin- an terbentuk melalui satu cara atau lebih. Menjelang akhir penemuan Neptunus Oktober mendatang, misi Voyager akan mengolah le- bih dari 5 triliun data ilmiah. Ini suatu jumlah yang akan cukup memenuhi 6.000 unit ensiklope- dia Britanica. TERIMA KASIH ATAS PUJIANNYA TERIMA KASIH ATAS KEPERCAYAANNYA HADIAH-HADIAH TETAP KAMI SEDIAKAN PELAYANAN SENANTIASA KAMI TINGKATKAN widg UNTUK TABUNGAN, DEPOSITO DAN KREDIT PELAYANAN KAMI PALING MEMUASKAN LOKASI YANG STRATEGIS DI JANTUNG KOTA BANK PASAR PELITA KENCANA JA Jalan Surapati No. 27-29 telp. 24848-24849-27151-27152-27153 Denpasar - Bali (Sambungan Hal V) nggak bisa diangkat barang sedikitpun. Keesokan harinya keempat anak itu mendapat telpon dari sahabat baru mereka, pak poli- si, yang mengatakan bahwa se- mua wartawan yang ingin menjumpai mereka tidak di- ijinkan, jadi pak polisilah yang gantian diserbu. Esok harinya berita penang- kapan penjahat itu telah ber- edar di koran-koran. Setelah sarapan pagi keempat anak itu membaca berita itu. "Wah, ternyata penjahat- penjahat itu pula yang meram- pok bank tempo hari itu," kata Lia sambil menunjukkan kor- an yang dibacanya kepada ke- tiga sahabatnya. "Kalau gitu kita nangkep penjahat besar dong," komen- tar Santi. Tiba-tiba bel berbu- nyi. Dia cepat pergi ke ruang tamu untuk melihat siapa yang datang. Lia membaca koran yang ditinggalkan oleh Dian. Lagi asyik-asyiknya ia membaca, Dian datang meng- hampiri. "Li, ada tamu yang mau kete- mu kamu, tuh mereka sudah nunggu di ruang tamu." "Siapa sih, palingan warta- wan, wah nggak nyangka kita top sekarang," "LIa berceloteh seenaknya sambil berleng- gang menuju ruang tamu. Ta- pi sampai di ruang tamu ia ter- kejut setengah mati, di ruang tamu telah duduk mama dan papanya. Begitu melihat Lia, mamanya langsung menu- bruk dan memeluknya sambil berbisik, "Maafkan mama, Lia. Mama telah berbuat salah padamu." Bondres. dresan dalam khasanah seni per- tunjukan Bali, sah saja mandiri. Apalagi pemisahan dirinya itu tidak tercerabut dari identifika- si dan esensi seni muaranya. Ta- ta busana dan ciri-ciri drama ta- ri topeng Bali tetap ada. Hanya cerita dan temanya yang me- luas. Bebondresan tidak harus berkisah soal-soal masa lampau. Ia bisa berceloteh masalah KB, wajib helm, bahaya narkotika, darwis, darkum, darling, dan lain-lainnya. Pokoknya diusaha- kan tema yang sedang aktual dan yang perlu diketahui dan dijelas-terangkan kepada umum, terutama bebondresan yang ditumpangi misi pene- rangan. Kalau di masyarakat umum, di desa misalnya, tentu dicari tema yang pas dengan kondisi setempat. —— Populer Bebondresan biasanya diawali dengan pemunculan penari pembuka. Sambil menyanyikan suatu tembang ia memasuki arena sembari menari sejenak, diiringi dengan tabuh batel. Pe- nari yang memakai tapel (to- peng) warna gelap, rambut lu- rus kasar inilah, menjadi tokoh sentral dan tukang memberi umpan di samping mengendali- kan alur cerita. Tokoh ini bisa saja sebagai kelian (kepala du- sun) perbekel (kepala desa, pe- mimpin dan ketua anu, dan se- bagainya. Setelah menyinggung tema yang akan dibawakan se- cara singkat lewat monolognya, mulailah tampil tokoh-tokoh lain dengan topeng yang lucu- lucu, aneh, dan menggelikan di- sertai serba-neka tingkah dan polahnya. Tokoh-tokoh kocak yang diiri- ngi dengan gending kale dari gambelan Gong Kebyar inilah menjadi daya tarik seni pentas bebondresan. Ada tokoh giginya mancung yang lagaknya sok ta- hu, sinis, dan suka mengejek. Ada tokoh yang tidak punya hi- dung sehingga suaranya jadi ti- dak jelas. Ada juga tokoh yang mulutnya super dower dan te- bal bagai badak tapi gagap, se- hingga yang nyerocos dari mu- lutnya hanya bap bip bup. Ada lagi tokoh yang pipinya benjal- benjol, tapi, aduh, budek-nya ba- gai manusia minus kuping. Dita- nya tentang keadaan sawahnya, dijawab tentang anaknya tertua sudah masuk SMP. Ditanya mengenai anaknya, dijawab tentang tajen (sabungan ayam) yang diuber-uber polisi. Dita nya kegiatan gotong royong, di HALAMAN XI "Sudahlah ma, Lia juga min- ta maaf telah membuat mama dan papa bingung." "Lia, kami harap kamu pu- lang sekarang, kami sudah ka- ngen. Oh ya, papa ucapkan se- lamat untuk sang pahlawan kita," papa dan Mama berganti- an menciumi Lia. "Horee hidup pahlawan kita," Dian, Santi, dan Dini bertepuk tangan menghampiri mereka. "Oh ya, di mana Om dan Tante tahu Lia ada di sini?" tanya Santi. "Wah, soal itu rahasia dong," kata mama Lia. "Lia, kamu nanti pukul sepu- luh harus sudah ada di rumah ya. Kalau gitu Om dan Tante pulang dulu ya," Mama dan Pa- pa Lia lalu pulang. Lia cepat- cepat memberesi pakaiannya karena sekarang sudah pukul setengah sepuluh. Setelah se- mua siap, termasuk si Manis, lalu Lia pulang. Sesampai di rumah, rumah kelihatan sepi. Dengan ragu- ragu ia mengetuk pintu dan langsung disambut oleh ma- ma. Sesampainya di ruang te- ngah ia diserbu, entah darima- na datangnya. Setelah meng- uasai diri barulah ia tahu kalau yang menyerbunya itu adalah Om, Tante, dan semua saudara sepupunya. Setelah suasana te- nang, kak Nia muncul memba- wa sebuah hadiah. Nia menciu- mi adiknya sambil berbisik, "Lia kakak sayang kamu." Lia sangat terbaru sekali. Kedua adik kakak itu saling berpelukan. Mereka merasa- kan damai dihati yang paling dalam. (Tamat). AYU IRMA Jl. Kenyeri no. 95 X DENPASAR (Sambungan Hal VIII) jawab tentang sapinya yang se- dang hamil hilang. Tokoh ini biasanya juga digambarkan mu- dah tersinggung Selain itu, da- lam bebondresan, seperti umumnya seni lucu, sering me- nyelipkan sense of humor yang menyerempet hal-hal yang ber- bau porno. me- Kekuatan bebondresan mang tertumpu pada topeng- topengnya yang lucu-lucu serta karikatural itu. Banyak di anta- ra topeng bondres itu berbentuk tanpa dagu atau tanpa jidat. Maksudnya di samping memu- dahkan penari berdialog, juga agar pengekspresian watak- watak stereotif tertentu lebih realistik dan hidup. Keberhasil- an dalam menggambarkan sua- tu tokoh, tergantung dari ke- pekaan penari dalam mengin- terpretasikan topeng yang di- kombinasikan dengan gerak dan dialog. Apakah topeng lucu dan dika- raterisasikan dengan baik oleh seorang penari, menjamin ke- suksesan penampilan suatu ke- lompok bebondresan? Belum ten tu. Sebagai permainan sebuah tim jelas dituntut suatu kerja sama, interaksi dan improvisasi para pemain. Selain itu, peng- ungkapan pesan yang luwes le- bih komunikatif daripada di- sampaikan secara propaganda vulgar. Namun bagaimanapun, pe- munculan topeng "sempalan" ini merupakan fenomena yang me- narik dalam dialektikanya de- ngan gerak serta dinamika ma- syarakatnya. Dan, tampaknya, kehadiran bebondresan ini me- mang patut disambut sebagai pernyataan pengakuan, seni bu- daya memang kodratnya terus berkembang. Nyatanya bebon- dresan memang mulai populer khususnya dalam masyarakat Bali. Tapi karena seni pentas yang selalu diwarnai gelak tawa ini, di samping memperguna- kan bahasa Bali, juga kadang- kadang menyelipkan bahasa In- donesia bahkan bahasa asing, mempunyai kemungkinan me- lebarkan entitasnya, dapat di- nikmati oleh saudara-saudara kita lainnya di seluruh Indone- sia. Apalagi topeng-topeng bon- dres yang banyak dijual pada to- ko-toko kesenian di Bali, ba- nyak dijadikan souvenir yang unik oleh para wisatawan do- mestik yang mengunjungi Bali. Hal ini bisa merupakan jembat- an untuk mengapresiasi seni yang semakin kece ini, he he he he.*** C 1076 4cm Color Rendition Chart