Tipe: Koran
Tanggal: 1992-08-15
Halaman: 07
Konten
15 AGUSTUS 1992 SABTU, 15 AGUSTUS 1992 reaten um nay at least kill some of roaches there. The state ment says it has no money irs. ten months ago, the was closed for several fter radio reporters clai- upper tier was vibrating. given the green light but ryone was convinced. ing is going to fall," a lo- porter as the press box aring a recent game. More People arly every match, Brazi-, wspapers make allega- "gate receipt evasion" That there were more peo- e stadium than officially ced. the attendance was gi- ring recent games, the ould jeer. know who the fraud- re or how the evasion But the authorities are y omission and the clubs ty as well, because they mplain," Calazans said. rowd for the first leg of zilian championship fi- en only a few gaps on the s were visible, was an- as 117,000, leading one per to ask: "Has the Ma- shrunk? Where could you t another 80,000?" The Jornal do Brazil new- the accident was symbol mat as wrong with Brazil he carefree attitude for life, the generalised rob- e lack of security... to the Onsibility of the authori- tr). Events Gianyar held by Ide Anak Agung Grand Palace in a cere- event planned to be on ceremony ("Pengastian" ptember '92. Within con- would join a processison one million people would llowing is the schedule of '92 playing at Jeroning An- cer. ance At Jeroning Ancak alem in Beng, north Gia- d (ngandeg ceremony) at ciated by High Priest of at Gianyar. ach at Lebih (7kms away) ra (God of the Sea) for the ung) and incense to wel- ansteulex-xx the Semanggen, in the manggen. from the Pemaksan Me- ajan Agung arrive at Su- the offerings. gans (carved effigies) at holy water to the effigies. cremated. lance at Jeroning Ancak Se going to be cremated at Derformance at Jeroning 92 cing of the effigies in the Sumanggen. Jeroning Ancak Saji. At Jeroning Ancak Saji. Dance at Jeroning Ancak (Kajang Sinom) and coco- ed at Merajan Agung ragons) are brought from bale (house) at Sumang- manggen. ar offerings from Langon. r the start of the Nyawa Parwa Dance at Jeroning Sumanggen. ce. '92 t Jeroning Ancak Saji ) at Jeroning Ancak Saji. at Jeroning Ancak Saji. shaped sarcophaguses at an Pura Penataran Agung ver Ayaban (offerings for ren. dance at Jeroning Ancak eroning Ancak Saji. Town NOVA ESIA 2 B.10 Harian Untuk Umum Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila Terbit Sejak 16 Agustus 1948 Tajuk Rencana Falsafah Kemerdekaan menurut Pembukaan UUD 1945 SETIAP memasuki bulan Agustus tiap tahun, pi- kiran dan hati kita selalu saja terarah pada kemerde- kaan. Kemerdekaan, kebebasan, dan keleluasaan merupakan kata-kata indah yang selalu dikuman- dangkan, disimak, dibicarakan, dan dituturkan. Bah- kan nilainya bagi kita sedemikian tingginya sehingga untuk mengorbankan nyawa sekali pun kita rela, asal kemerdekaan itu tidak direnggut dari kita. Tanggal 17 Agustus merupakan hari keramat bagi bangsa Indonesia karena pada hari itulah Indo- nesia menyatakan kemerdekaannya. Nilai kemer- dekaan itu sedemikian tingginya bagi bangsa Indo- nesia, sehingga kata "merdeka" dan atau "kemer- dekaan" itu disebutkan hingga tujuh kali serta kata "bebas" dicantumkan satu kali dalam Pembukaan UUD 1945. Selama 350 tahun dijajah menjadikan kemerde- kaan itu sebuah obsesi dalam diri manusia Indone- sia, sehingga tak henti-hentinya bangsa Indonesia mencari jalan keluarnya. Oleh karena itu ketika ada kesempatan untuk membuat pernyataan bahwa bangsa ini merdeka, maka momentum itu menjadi begitu penting, begitu indahnya. Membangun dan merekonstruksi peristiwa bersejarah itu saja dalam hati sudah dapat menggetarkan, apalagi ikut seba- gai saksi yang mengalami sendiri peristiwa penting tersebut. Kemerdekaan atau kebebasan berakar pada ke- mampuan manusia untuk menentukan dirinya sen- diri. Oleh para filosof, kemerdekaan yang berakar pada kemampuan untuk berpikir, berkehendak, dan mewujudkannya dalam tindakan itu disebut kemer- dekaan eksistensial. Dalam bahasa filsafat, kemer- dekaan ini bersifat positif karena terarah ke luar. Ke- merdekaan baru ada artinya, baru mencapai peme- nuhannya apabila ia diwujudkan dengan tindakan nyata yang terarah ke luar diri manusia sendiri. Oleh karena itu kemerdekaan juga menjadi tanda dan ungkapan martabat manusia. Nilai kemerdekaan bagi manusia baru terasa apa- bila ia tidak berada dalam situasi yang merdeka itu. Oleh karena itu manusia akan menjadi sangat ma- rah apabila ia diperkosa, dibelenggu, karena ia tidak bebas menentukan tindakannya sendiri. Sebagai suatu realitas, kemerdekaan dapat di- ambil secara paksa, di luar keinginan manusia itu sendiri. Konsekuensi sebagai pihak yang kalah ber- perang, misalnya, menjerumuskan si kalah itu da- lam situasi tidak bebas. Eksistensinya sebagai ma- nusia bebas dilanggar dan jadilah ia manusia yang tertindas. Inilah salah satu bentuk paling jelek bagaimana kemerdekaan eksistensial itu dirampas atau direng- gut sehingga manusia atau suatu bangsa harus ber- juang membebaskan dirinya merebut kembali posisi yang merdeka itu. Membebaskan diri dari belenggu penjajahan ini secara teoritis disebut kebebasan sosial. Perjuangan bersenjata untuk melepaskan diri dari belenggu penjajah yang kita sebut kemerdekaan so- sial, dan dengan itu mewujudkan kemerdekaan ek- sistensial, tentu tidak dapat dijelmakan secara tepat dewasa ini. Musuh kita masih tetap ada tetapi tidak lagi dalam bentuk seperti halnya pada perang kemerdekaan. Dalam Pembukaan UUD 1945 kata "perikea- dilan", "adil", dan "keadilan sosial", juga dicantum- kan lima kali. Menurut hemat kita, ada alasan kuat mengapa kata-kata ini sering dimunculkan. Sama halnya dengan kata "merdeka" atau "kemerde- kaan" yang telah kita tuturkan itu, para penyusun UUD 1945 mengalami sendiri betapa bangsa Indo- nesia diperlakukan tidak adil, berada dalam masya- rakat yang tidak berperikeadilan, karenanya dalam keadaan yang dicita-citakan, yakni di seberang ger- bang kemerdekaan harus dibangun masyarakat yang adil dan berperikeadilan. Suasana traumatis pada masa lampau menjadi ilham agar dalam sua- sana merdeka yang diciptakan sendiri keadaan ti- dak adil itu tidak boleh ada. Suasana tidak merdeka dan tidak adil melahirkan antara lain kemiskinan dan kebodohan. Oleh karena itu kemiskinan dan kebodohan juga merupakan tema sentral dan menjadi ide dasar dalam per- juangan untuk mencapai kemerdekaan. Sebenar- nya orang tidak dapat mengerti apalagi menghayati Pancasila tanpa mengerti dan merasakan apa itu kemiskinan. Oleh karena itu falsafah yang terkandung dalam Pancasila, dalam Pembukaan UUD 1945 adalah fal- Bali Post Proklamasi Kemerdekaan: Sumber Elan Vital Nasional "OUR National reconstruction can only be done in National Freedom. Theretore to struggle for National Independence should be our first target!" (Rekonstruksi Nasional kita hanya dapat dilaksanakan dalam situasi Kemerdekaan Nasional. Oleh karena itu Perjuangan Kemerdekaan Nasional harus merupakan sasaran pertama bagi kita). Manifesto pemuda-pemuda Indonesia, yang tergabung dalam "Indonesia Muda" di Surakarta-Hadiningrat, Tengah Malam 31 Desember 1930- 1 Januari 1931. Retro dan Introspeksi HARI Proklamasi Kemerde- kaan kita berada lagi di depan kita. Mau tidak mau, kita semua sebagai bangsa akan berhenti se- jenak dalam "long march"-nya Perjuangan Kemerdekaan dan Bangsa kita. Maksudnya ialah Pembangunan Negara dan tidak lain daripada sejenak me- nengok ke belakang; sambil me- nyadari posisi kita masa seka- rang; dan untuk bersama-sama menatap masa depan. Renungan sejenak Proklamasi Kemerdekaan kita 47 tahun Hikmah retrospeksi, yaitu seje- yang lalu mengandung hikmah. nak menengok ke cita-cita Prok- lamasi dulu itu, sambil mena- nyakan kepada diri kita semua: mana yang sudah tercapai, mana yang belum. Renungana demi- kian itu berhikmah juga sebagai introspeksi, yaitu mawas diri ke Amanat Leluhurnya dan Ama- nat Penderitaan Rakyatnya. Kemerdekaan melawan kolonia- Bagi kita sejak Perjuangan lisme Belanda dan militerisme gara Oleh Dr. H. Roeslan Abdulgani boleh menutup mata atas ada- minoritas kaya dengan mayori- nya ketimpangan sosial antara tas miskin dalam masyarakat kita. Demikian pula tumbuhnya berbagai konglomerat raksasa dalam masyarakat kita yang ma- kin menguasai jalannya sistem ekonomi nasional kita. Malahan ada yang menaksir kekayaan mereka hampir dua kali budget Negara kita. Mengingat keadaan koperasi rakyat kita dan juga situasi umum perusahaan-perusahaan negara kita dewasa ini, maka je- las bahwa rekonstruksi nasional kita dimasa mendatang ini harus kita pusatkan dibidang penyem- purnaan pelaksanaan pasal 33 UUD kita. Potensi sumber ke- kayaan alam kita yang melimpaah-limpah itu harus terus dapat kita kelola secara ef- fisien dan efektif. Antara lain dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita, serta Rekonstruksi nasional kita di- penguasaan iptek mutakhir. bidang sosial-ekonomi ini harus positif dibidang "Nation- and terus kita galakkan, sambil memperkokoh terus hasil-hasil Character-building" kita, serta dibidang "state-building" kita. Jepang, maka kemerdekaan na- sional bukan tujuan terakhir. Bukan tujuan final. Melainkan "halte di tengah jalan". Sekali- tujuan "intermediate". Sekadar pun sekadar halte, namun pen- ting dan mutlak. Sebab tujuan fi- nal ialah mengadakan rekons- truksi nasional. Rekonstruksi kan belenggu penjajahan pada nasional dalam arti kata; mem- hari Jumahat Legi dalam bulan bangun Negara kesatuan dari Suci Ramadhan, 47 tahun yang kerakyatan; Negara yang ber- Kemerdekaan kita dulu itu yang Sabang sampai ke Merauke; Ne- lalu. yang demokratis- Sebab detik-detik Proklamasi daulat, khususnya dengan tiga membangkitkan elan-vital ra- atribut kedaulatan yang pokok, kyat kita, untuk dapat merebut yaitu mempunyai Tentara Na- kekuasaan dari tangan 300.000 sional sendiri, hubungan luar ne- tentara Jepang; kemudian mem- geri sendiri dan mata keuangan belanya terhadap 100.000 ten- tara Inggris dan 150.000 tentara Selain itu, rekonstruksi nasio- Belanda, yang ingin menjajah harus menyadari, bahwa situasi makmur, dengan mendorong 1945-1950, yang merupakan fase ngun masyarakat adil-dan- periode 5 tahun dari tahun arah pembangunan perekono- revolusi fysik dan dua kali Per- mian kita dari masyarakat yang ang Kemerdekaan. agraris-dominan kearah masya- rakat industri yang berimbang dengan situasi agraris. Rekons- truksi casional mengandung arti juga meningkatkan Jiwa, Sema- ngat dan Nilai-nilai bangsa kea- rah yang lebih tinggi lagi, sesuai dengan apa yang terdapat dalam sendiri. Situasi Internasional Generasi kita sekarang pun safah liberasi, falsafah pembebasan. Pembebasan dalam hatinurani dan pikiran nal mengandung arti memba- kita kembali. Ini terjadi selama regional dan internasional de- dari cengkeraman eksploatasi politik, ekonomi, so- sial, dan kebudayaan. Pancasila adalah cetusan ga- gasan dari suatu bangsa yang miskin di tengah ke- kayaan alamnya yang melimpah, dan yang hanya berfungsi sebagai produsen kemakmuran orang dan bangsa lain. Oleh karena situasi dan kondisi yang berlainan, maka strategi yang kita pilih dewasa ini untuk meng- kita, sambil bertanya-tanya: apa yang perlu kita koreksi dalam diri kita masing-masing, agar kita dapat terus secara mening- kat dapat membaktikan diri kita kepada Rakyat, Tanah Air dan Negara kita. Apabila kita melakukan re- artikulasikan perjuangan kita mewujudkan kemer-trospeksi itu tidak hanya sampai dekaan eksistensial itu harus disesuaikan dan dise- laraskan. Penjajahan oleh bangsa lain sudah kita enyahkan tetapi masih ada sejumlah penjajahan lain yang masih juga membelenggu eksistensi kita seba- gai manusia. Belenggu itu terletak dalam bidang po- litik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan sehingga ma- nusia tidak berdaya apa-apa, menyerah saja pada nasib. Itulah sebabnya pembangunan yang berdasar- kan Pancasila adalah pembangunan yang ingin membebaskan bangsa dan rakyat dari kemiskinan, berorientasi dan berkriteria pembangunan pada nasib si miskin. Tatkala kita dengan penuh haru mengenangkan peristiwa proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus, gagasan-gagasan pokok mengenai ke- merdekaan, ketidakadilan, dan kemiskinan kita ang kat sebagai bahan renungan. Makna pembangunan hanya dapat diresapi apabila suasana yang mengil- haminya dan yang melatarbelakanginya juga kita pahami. Ilham dan latar belakang itu sebagian be- sarnya tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Sentra Konflik Bergeser ke Wilayah Timur SELAMA lebih dari tiga dasawarsa Palestina merupakan kawasan konflik yang menyeret kekuatan-kekuatan internasional secara intens, ter- masuk di dalamnya berbagai kegiatan terorisme yang berkaitan dengan upaya pembebasan Pales- tina dari cengkeraman Israel. Kalau kita berpikir de- ngan menggunakan titik-tolak pola-pola kebijakan politik dari para perdana menteri Israel sebelum Yitzshak Rabin sekarang ini, sulit bagi kita untuk mempercayai bahwa Israel pada akhirnya akan ber- sedia berunding dan mendengarkan keinginan ra- kyat Palestina di wilayah-wilayah pendudukan Is- rael. Sebagaimana kita ketahui, hingga masa kepe- mimpinan Yitzshak Shamir - pemimpin bertubuh kecil dan pendek tetapi bersikap keras -- Israel ma- sih mempertunjukkan sikap keras dan nonkompro- mis terhadap tuntutan-tuntutan rakyat Palestina, ka- rena dengan memberikan mereka kemerdekaan dan wilayah tersendiri di Tepi Barat, hal itu akan ber- arti meninggalkan pandangan lama tentang apa yang disebut Israel "batas-batas alami" yang menja- min keamanan Israel. Akan tetapi apa yang kita lihat sekarang ternyata sangat mengejutkan. Yitzshak Rabin, melakukan loncatan politik yang sangat berani, dan pada waktu yang sama juga memberikan harapan yang lebih be- sar buat pemecahan masalah Palestina secara lebih realistis dan adil. Sebaliknya, apa yang terjadi di Afghanistan dan Nagorno-Karabakh bisa kita sebut pusat-pusat kete- gangan baru, yang diperkirakan akan berlangsung lama. Suka atau tidak suka, Rusia -- atau lebih tepat- nya bekas Uni Soviet -- harus mengakui bahwa kete- gangan baru yang muncul kembali sejak minggu lalu pada hakikatnya "hasil karya" penguasa lama Uni Soviet dahulu yang kini menjadi borok etnis yang bersangkutan. Kebijakan Stalin yang memasukkan wilayah Nagorno-Karabakh ke dalam wilayah Azerbaijan -- dengan tujuan-tujuan politik tertentu -- kendati dae- rah itu dihuni orang-orang Armenia sebagai mayori- tas, bisa diberikan sebagai memasang bom-bom yang siap meledak kapan saja lantaran penyebab kecil. Hancurnya Imperium Dunia Uni Soviet -- yang diprakarsai Yeltsin -- seakan-akan merupakan bunyi sangkakala sebagai tanda dimulainya kerusuhan et- nis di wilayah yang dahulunya dikenal sebagai wi- layah yang dikuasai roh komunis yang mampu ber- fungsi sebagai perekat kokoh buat mempersatukan berbagai ras dan suku. Begitu tentara Uni Soviet me- ninggalkan wilayah Nagorno-Karabakh yang men- jadi wilayah sengketa antara orang-orang Azeri dan Armenia, bom-bom Uni Soviet itu meledak betul. Konflik terakhir ini dicatat para pengamat politik se- bagai satu awal perang habis-habisan antara kedua kobok bangsa yang berbeda budaya dan agamanya itu. Yang menjadi pertanyaan kita sekarang adalah seberapa jauh Yeltsin atau pemerintah Rusia seka- rang ini merasa mempunyai kewajiban moral untuk membantu penyelesaian konflik Nagorno-Karabakh yang telah menelan korban ribuan nyawa penduduk 47 tahun ke belakang, tetapi juga sampai 61-tahun ke belakang, sewaktu pemuda-pemuda Indo- nesia pada peralihan tahun 1930 ke tahun 1931 mengeluarkan Manifestornya di kota Solo se- perti yang saya kutip di atas, maka makin jelaslah kiranya Dasar dan Tujuan Kemerdekaan kita sekarang ini. Apalagi, kalau kita juga meng: adakan retrospeksi ini sampai pd permulaan abad ke-20 seka- rang, sewaktu Nasionalisme kit secara modern mulai merangkak dan bangkit kembali, maka ma- kin jelaslah kiranya bagaimana Generasi kita sekarang harus terus mengantarkan Negara, Rakyat dan Tanah-Air kita ini dalam meninggalkan abad ke-20 dan memasuki abad ke-21 nanti. Rekonstruksi Nasional Ini, kalau generasi sekarang mau tetap setia kepada cita-cita Pancasila kita. Sekali lagi: tujuan pokok ada- lah Rekonstruksi Nasional. Yaitu: pembangunan Persatuan dan Watak Bangsa; atau "Nation and Character-building"; pemba- ngunan Negara dengan atribut kedaulatannya, yaitu "State- building"; dan akhirnya pemba- ngunan sosial ekonomi; atau "socio-economy building". Fungsi Vital-Strategis maka jelas fungsi vital- Mengingat semua di atas, strategisnya Proklamasi Kemer- dekaan kita dahulu itu. Kita pa- tut mensyukurinya, terutama karena berkat Rakhmat Tuhan yang Maha Kuasa bangsa kita di- karuniai kekuatan lahir-batin yang luar biasa untuk mematah- Sesudah itu antara tahun 1950 sampai tahun 1967 elan- vital kita dapat melawan berba- gai gerakan subversi dan separa- tisme, serta dapat membebaskan Irian-Jaya. Dan setelah elan vi- tal kita dapat menumpas kudeta G-30-S/PKI, maka kita dapat menggerakkan pembangunan sosial-ekonomi secara besar- besar-an sampai sekarang ini. Rekonstruksi Nasional kita di mental sekali. Dengan menghi- wasa ini sedang bertransisi dan bertransformasi secara funda- langnya Perang Dingin, maka se- dang tumbuh suatu Dunia global berpola tunggal, dengan kecen- derungan didominasi oleh Ame- rika. Tetapi di samping itu telah muncul pula kekuatan-kekuatan baru, baik dibidang ekonomi maupun dibidang politik. Blok kompak di Amerika Utara, ding ekonomi kapitalisme sedang nua Eropa dan di Jepang sekitar Asia-Pasifik. Di kawasan Asia-Pasifik ini Jepang dan RRC sedang berkem- kekuatan yang sangat berpenga- bang menjadi kekuatan- ruh, di samping Amerika, Ka- bidang sosial-ekonomi berhasil menciptakan masyarakat indus- tri yang didukung oleh dan men- dukung pertanian. Infrastruktur dibidang perhubungan darat, nada, Australia, dan lain-lain. udara dan laut terus meningkat. Islam dari Timur-Tengah masih Sedangkan pengaruh spiritual Swasembada beras dapat terca- pai sekalipun jumlah penduduk terus berjalan juga. kita dari 70 juta pada waktu Proklamasi Kemerdekaan kini juta. GNP per kapita menaik dari sudah bertambah menjadi 180 300 menadji 600 US$. Sedang kan garis kemelaratan menurun dari 40% dahulu menjadi di ba- wah 30%. Ketimpangan Sosial Namun demikian kita tidak militer dan sipil dari kedua belah pihak? (Ada petun- Latar Belakang Historis Gerakan Nonblok (II-Habis) juk bahwa Yeltsin kurang merasa bertanggung ja- wab atas akibat yang ditimbulkan oleh "Bom Stalin", dengan dalih bahwa pemerintah Rusia sekarang ini bukanlah pemerintah Uni Soviet dahulu, dan justru pemerintah Rusia sekarang inilah yang memberikan kemerdekaan lebih luas kepada republik-republik bekas anggota Uni Soviet dahulu). Di Afghanistan kepergian militer Uni Soviet me- ninggalkan bom serupa, yakni "Bom Brezhnev". Be- danya, kalau Bom Stalin melibatkan konflik antara dua bangsa yang berbeda agama dan budayanya, maka Bom Brezhnev menyeret fraksi-fraksi etnis da- lam tubuh satu bangsa ke dalam adu kekuatan fisik. Afghanistan sekarang kembali mengalami guncangan-guncangan keamanan yang hebat se- bagai akibat serangan-serangan senjata kelompok Mujahiddin berhaluan keras pimpinan Gulbuddin Hekmatyar yang menuntut agar pemilu diselengga- rakan secepatnya serta semua milisi asing Uzbek dikembalikan ke asalnya. Perbedaan kedua dari kasus Bom Stalin, di Af- ghanistan Bom Brezhnev harus dijinakkan oleh negara-negara seputarnya, seperti Pakistan, Iran dan Uzbekhistan. Peran Rusia memang besar, te- tapi ia bukan satu-satunya kekuatan yang harus mempertanggungjawabkan kemelut negeri ini. Soalnya, karena Pakistan, Iran, Uzbekhistan -- de- mikian juga Arab Saudi dll -- terlibat dalam pembe- rian bantuan senjata kepada tiap-tiap fraksi yang di- botohinya. Masalah Afghanistan harus dipecahkan dengan lebih dahulu menghentikan segenap pasok senjata dan bantuan keuangan dari luar terhadap fraksi-fraksi yang bertikai, baru kemudian kekuatan- kekuatan yang terlibat berunding bersama. Ditilik dari unsur-unsur yang terlibat dalam konflik, mestinya soal Afghanistan bisa diselesaikan de- Semua itu harus diperhatikan oleh generasi kita sekarang da- nasional kita seperti yang dicita- lam melanjutkan rekonstruksi citakan oleh Amanat Proklamasi Kemerdekaan kita dengan elan- vital yang disumberi oleh Prokla- masi itu sendiri. Inilah tugas se- jarah kita bersama dalam meng- antarkan Ibu Pertiwi kita meninggalkan abad ke-20 dan memasuki abad ke-21 nanti. Dasa Sila Bandung Sumber Inspirasi GNB KONFERENSI Asia-Afrika Bandung, yang dihadiri utusan dari 29 negara dimulai 18 April 1955. Tokoh-tokoh yang berperan dalam konferensi itu, antara lain: Ketua Mr. Ali Sastroamidjojo, selaku Perdana Menteri yang didampingi Mr. Sunario selaku Menlu RI, Sekjen Konferensi Asia-Afrika Dr. Roeslan Abdulgani. Adapun yang merupakan "link" an- tara GNB dan Konferensi Asia-Afrika, adalah "Dokumen Historis" hasil konferensi, yaitu: "Dasa Sila Bandung", yang memuat Lima Dasar Kerja Sama Persahabatan dan Lima Dasar mengenai hidup berdampingan atau "Co-eksistensi secara damai". Singkatnya, Dasa Sila Ban- tuk menjalankan missinya, yaitu janjian "Start", tidak dapat dung itulah yang kemudian dipa- meredakan ketegangan interna- dipisahkan dari perjuangan kai GNB sebagai landasan stra- sional sebagai dampak perang GNB. tegis untuk meredakan dingin. Untuk mencapai tujuan ketegangan internasional seba- tersebut pemerintah dari AS dan tip Bung Karno, yang berbunyi, Ada pepatah yang sering diku- gai dampak dari "Perang Di- Uni Soviet terus-menerus dide- "One cannot escape history". Ar- ngin". sak agar mengadakan saling tinya, sejarah telah menentukan Oleh karena "Dasa Sila Ban- pendekatan untuk merunding- bahwa di samping tercapainya dung" merupakan sumber kan masalah-masalah mengenai keberhasilan, perjuangan GNB inspirasi bagi para peserta KTT perlucutan senjata, khususnya juga mengalami pasang surut, GNB di Beograd (1961), dapat di- meniadakan persenjataan nuk- Misalnya, sejak KTT GNB di Ha- simpulkan bahwa ada keter- lir. vana (1979) yang diketuai Fidel Castro, oleh para pesertanya yang berhaluan Marxis, di- upayakan untuk menanamkan sikap "radikalisme" di kalangan kaitan antara Konferensi Asia- Afrika dengan GNB. Jika perkembangan politik seusai perang dunia ke-2 kita kaji, nampak jelas bahwa terja- dinya "perang dingin" itu dise- babkan karena Amerika Serikat dan Uni Soviet menerapkan "Po- Oleh Hardi Kebetulan, tuntutan GNB itu para peserta GNB. Jelasnya, oleh kelompok Marxis- Leninis diupayakan agar supaya GNB bertambah dekat dengan namun "NATO" dan "Blok Ba- rat" tetap dilestarikan. Bahkan dalam era "Pasca-Perang Di- turan politik internasional, ma- ngin" peranan AS, dalam perca- lahan tetap dominan, hingga upaya mewujudkan "Internatio- nal Independence Peace and Jus- tice" tetap mengalami kendala. Dengan tumbangnya ke- kuatan komunis di Eropa Timur, para pemimpin GNB, memperki- rakan bahwa suasana baru da- lam percaturan politik interna- juangan GNB mewujudkan sional, akan mendukung per- "Tertib Dunia Baru" Sebaliknya, "NATO" dan "Blok Barat" tetap dilestarikan. Artinya, dekolonisasi di Afrika Selatan belum terwujud; tun- tutan rakyat Palestina, belum terpenuhi dan pembentukan suatu "Tata Dunia yang Adil dan Sederajat" belum terlaksana. Demikian itulah masalah- masalah politik - militer yang masih dihadapi GNB. Halaman 7 Tanah & Konglomerat surat Dari Ibukota urusan MUNGKIN tidak ada soal yang lebih pelik dari urusan ta- nah. Soalnya adalah urusan tanah di ibu kota metropolitan Jakarta. Urusan ini paling ba- nyak menjadi persoalan. Atau dibalik, persoalan ini paling banyak melibatkan urusan. Ya, urusan duit, urusan waktu, urusan prosedur, urusan kong- kali-kong,, suap, urusan dokumen, urusan ok- num, urusan pengadilan, ya se- gala macam urusan yang jika dirinci satu per satu tidak akan habisnya. Yang paling runyam adalah kalau soal tanah ini jadi urusan politik. Ini yang paling tidak dikehendaki. Di masa-masa lampau, soal ta- nah diangkat ke permukaan politik lewat undang-undang pokok agraria. Urusan men- jadi pelik, runyam dan fatal. Dí ibu kota metropolitan Ja- karta masalah tanah merupa- kan urusan yang tidak akan habis-habisnya. Begitu kesim- pulan orang awam yang ter- kena urusan tanah ini. Meng apa begitu? Sebab di ibu kota memang banyak jenis' tanah, walaupun dalam ungkapan sastra dan puisi, tanah dilukis- kan sebagai ibu pertiwi', tetapi tidak demikian dalam kehi- dupan sehari-hari. Tanah ada- lah hak milik, tanah adalah warisan, tanah yang diibah- kan, tanah wakaf, tanah ne- gara, tanah milik departemen ini-itu, tanah milik pemda, ta- nah milik pertamina dan sete- rusnya dan sebagainya. Belum lagi jenis lokasinya. Di ka- wasan pertokoan, kawasan elit, kawasan kumuh, kawasan pe- mukiman, kawasan rawa- rawa, kawasan hutan' lindung dan sebagainya. Akhir-akhir ini, paling penting adalah ka- wasan segi tiga emas. Belakangan ini, paling ru- wet adalah tanah-tanah untuk real estate, untuk lapangan golf, pertokoan, perkantoran, pusat-pusat perbelanjaan, de- partment store, supermarket, plaza ini-itu, bank ini-itu, yang membutuhkan areal tanah sa- ngat luas. Karena begitu luas- nyanya tanah dibutuhkan, ha- rus ada pemindahan dan peng- gusuran. Lain daripada itu jalan-jalan harus dibangun demi melancarkan lalu- lalangnya kendaraan. Yang ke- cil diperlebar, yang lebar diper- luas, yang mentok harus ditem- bus, yang belum ada harus dibuat baru. Di bawah tanah, di atas tanah yang melayang, agak ke pinggir dibuat bypass, arteri dan sebagainya. Pokok- nya harus ada penggalian, pe- mindahan dan penggusuran, sebab semuanya ini membu- tuhkan tanah. Demi pemba- ngunan! Tetapi tanah tentunya bu- kan sembarang tanah. Tergantung pada 'jenis' dan 'pemilik'-nya. Kalau yang tidak jelas juntrungnya, harus digu- sur habis-habisan karena ini menyangkut undang-undang dan hukum. Tetapi kalau jenis dan pemiliknya jelas dengan dokumen dan bukti-bukti yang sah tentu harus diperlakukan dengan hormat. Dibeli kalau memang dijual dengan harga yang disepakati. Kalau me- mang dibutuhkan demi 'pem- bangunan' tentu ada uang pembebasan dan ganti rugi yang wajar atas dasar pertim- bangan keadilan yang dipan- dang layak. Kalau toh tidak de- ngan uang pembebasan atau uang ganti rugi, sekurang- kurangnya dipindahkan ke lo- kasi lain yang dapat diartikan sebagai tempat baru yang lebih baik dan mempunyai indikasi masa depan lebih cerah. Ini tentu menyangkut urusan idealnya. MENGENAI urusan 'tanah negara', jangan main-main dan tidak kompromi. Sampai-sampai Presiden me- nyatakan: "Tanah-tanah ne- gara harus dijaga dan dikua- sai sehingga tidak dimanfaat- kan oleh mereka yang tidak berhak". Dan Gubernur DKI Jakarta bilang "Pemda DKI akan terus menindak pendu- duk yang masih memanfaat- kan tanah negara sebagai tem- pat tinggal mereka". Mengapa begitu? Sebab banyak kasus ta- nah negara belum dan tidak terselesaikan. Tindakan apa lalu harus diambil penguasa di ibu kota Jakarta? Pertama, Pemda DKI meminta kepada instansi-instansi pemerintah, seperti Ditjen Pajak, PJKA, Pertamina, Departemen ini-itu supaya menjaga miliknya masing-masing, jadi jangan se- muanya jadi urusan Pemda DKI dengan Gubernur sebagai kepalanya. Kedua, "kalau me- reka tidak mau tunduk kepada peraturan, ya apa boleh buat, terpaksa masalah mereka di- abaikan saja". Kasus-kasus paling tipikal adalah pembebasan tanah, pe- nertiban gubug-gubug 'liar', penggusuran tanah dari peng- huni 'yang tidak sah'. Juga penggusuran gubug-gubug liar yang baru' yang diorgani- sir 'oknum-oknum' Pemda DKI atau 'perorangan' dengan me- mobilisir warga masyarakat yang tidak memiliki tanah un- tuk mendirikan gubug atau ru- mah di atas tanah negara. Pa- ling menonjol adalah kasus ta- nah di Tanah Merah Pelumpang di Jakarta Utara. Masyarakat di sana kena gu- sur. Penggusuran ini mencuat karena ada sinyalemen urusan-urusan manipulasi, "memancing di air keruh", pe- merasan, penipuan, intimi- dasi, kekerasan, dan sederet urusan yang tidak jelas yang meresahkan masyarakat kena gusur. Developer terus menggu- sur, walaupun ada putusan Pengadilan Tata Usaha Ne- gara (PTUN) untuk menunda sampai ada vonis akhir. Kasus lain adalah tanah kavling No. 33-A Jl. Jend. Sudirman. Pe- milik tanah telah ke PN Ja- karta Pusat dan PTUN Ja- karta, DPR-RI, Menteri Dalam Negeri, Sesdalopbang untuk urusan tanah miliknya, tetapi belum berhasil. 16 tahun ia su- dah berusaha untuk menyela- matkan tanah warisan orang tuanya seluas 4.320 m2. Tanpa kehendak dan persetujuannya tanahnya dikuasai oleh kong- lomerat, berkat skandal yang melibatkan oknum-oknum penguasa DKI. Urusan tanah belum selesai, gedung mewah pencakar langit milik sang konglomerat sudah berdiri me- gah. Tanah milik atau tanah negara bukan lagi ibu pertiwi. Tanah konglomerat menurut orang awam. Nyoman Demikian itulah kenda- negara-negara maju dan negara- lebih mengingat bahwa tindakan negara berkembang, adalah se- itu diambil untuk mengatasi bagai berikut; Pertama, meng- kesulitan-kesulitan negara- ingat bahwa masalah pemba- negara yang bersangkutan, ka- ngunan masyarakat dunia ke-3, rena terjadinya rangkaian kri hingga kini, diremehkan negara- ekonomi sejak tahun 1980-an, negara maju," maka baik "Gene- yang ditandai oleh inflasi, resessi ral Agreement on Tarrifs and dan timbulnya kekacauan dalam Dimensi Ekonomi Trade (GATT) maupun "Organi- nilai tukar mata uang interna- Gerakan Nonblok zation of Economic Cooperation sional, tanpa mengingat kepen- Sejak tahun 1974, Majelis for Development", lebih banyak tingan di negara-negara berkem- berhaluan Marxis-Leninis itu - mewanya ke-6, telah memutus- "Regional Economic Spheres", la-kendala bagi upaya me- Kelompok dalam GNB yang Umum PBB, dalam sidang isti- melayani kebutuhan negara- bang. negara industri. Kedua, adanya dengan sendirinya -- ditentang kan tentang "Deklarasi Tata keras anggota GNB lainnya yang Ekonomi Dunia Baru", yang di- seperti "Pasific Rim", "Masyara- wujudkan gagasan "Tata Eko- hendak menegakkan "identitas sertai "Program Aksinya". kat Ekonomi Eropa", "European nomi Internasional Baru". GNB", seperti Julius Nyere dari Free Trade Area", yang mene- Meskipun demikian, perwu- Dinamika Intern Tanzania, Myint Maung dari judan dari "Tata Ekonomi Dunia rapkan sistem perdagangan dan Revitalisasi GNB Birma, utusan-utusan dari Indo- Baru" itu hingga kini, masih yang merugikan kepentingan negara-negara berkembang. nesia, Liberia, Malaysia, Singa- menghadapi tantangan berat. Mengingat rumitnya dan kom- pura dan Yugoslavia. Ketiga, diterapkannya sistem pleksnya permasalahan di ber- Sebab, negara-negara berkem- proteksi di bidang perdagangan bagai bidang sebagai dampak Demikian itulah gambaran bang -- dalam era globalisasi -- juangan GNB yang pernah nasi kekuatan ekonomi negara- gangan antara Negara yang era "Pasca-Perang Dingin", dan mengenai pasang surutnya per- masih tetap menghadapi domi- oleh negara-negara maju, dan di dari perkembangan politik, eko- berlakukannya "Sistem Perda- nomi, sosial dan budaya dalam mengalami "Crisis of Identity" negara industri, hingga terjadi- Seimbang" oleh negara-negara "Era Globalisasi", lewat ka- dan "Crisis of Unity". Tegasnya, lah jurang perbedaan antara kapitalis termaksud. Sehu- rangan ini disarankan agar GNB mengalami keretakan da- negara-negara maju yang kaya bungan dengan itu, GNB seha- GNB, sebagai wadah perjuangan lam tubuhnya. raya, dengan negara-negara ber- Sejak terjadinya pendekatan kembang yang rakyatnya mis- rusnya menentukan sikap yang dunia ke-3, perlu didorong me- antara George Bush dengan Mi- kin. tegas. Artinya, negara-negara khail Gorbachev, maka perang Keadaan yang demikian itu kapitalis itu perlu dicela. Lebih- (Bersambung ke Hal. 9, kol. 5) dingin, telah usai. Hal itu me- dengan sendirinya, menimbul- nimbulkan perkiraan bahwa dlm kan benturan kepentingan an- era "Pasca-Perang Dingin" sua- sana politik internasional akan memudahkan upaya mewujud- kan "International Indepen- dence, Peace and Justice". Seba- liknya, perkiraan itu tidak ter- wujud. dilakukan pada waktu yang ber- samaan dengan lahirnya Gelom- bang Pembaharuan di Eropa Ti- wer Politics". (Frederick mur, yang diprakarsai Mikhail Uni Soviet. Schuman, "International Poli- Gorbachev lewat gagasan "Glas- tics," Mc. Graw-Hill Book Coy, snost" (pembaharuan) dan "Per- New York, 1948). Artinya, ne- estroika" (restrukturisasi). Je- gara adikuasa yang satu ingin lasnya, pada waktu itu, Presiden ngan cara yang gampang dan cepat. Akan tetapi ke- mengungguli negara adikuasa Uni Soviet yang sedang mencari nyataannya tidak demikian. Bahkan ada dugaan, yang lain, baik secara politis jalan terobosan untuk memper- bahwa kemelut di Afghanistan akan bisa berlang- maupun secara militer, demi un baiki ekonomi Uni Soviet, juga sung lebih lama ketimbang kemelut di Nagorno- tuk mengejar Supremasi dalam ingin melakukan pendekatan de- Karabakh. Di Nagorno-Karabakh, keterlibatan ke- Percaturan Politik Internasio- ngan pemerintah Washington. nal. Oleh karena para pemimpin Singkatnya, sejak tahun kuatan CIS, atau sekurang-kurangnya Rusia, sa- kedua negara adikuasa meng- 1985-an telah terjadi dialog- ngat dibutuhkan. Jika ini pun gagal, maka PBB harus turun tangan, seperti halnya di Bosnia- "Charter of The United Nations" hington dengan pemerintah abaikan prinsip-prinsip dari dialog antara pemerintah Was- hingga timbul rivalitas antara Kremlin dan dialog-dialog itu "North Atlantic Treaty Organi- akhirnya membuahkan perjan- zation (NATO)" dan "Pakta War- jian mengenai pengurangan sen- sawa", terjadilah ketegangan in- jata nuklir jarak menengah dan ternasional. senjata konvensional di Eropa. Singkatnya, penerapan Akhirnya, pada tanggal 31 Juli "Power Politics", ditambah de- 1990, di Kremlin diselenggara- ngan terjadinya "Arms Race", kan KTT antara George Bush de- melahirkan ancaman bahaya ngan Mikhail Gorbachev, dan perang. Perkembangan politik KTT itu telah menghasilkan pe- yang demikian itulah yang men- nandatanganan "Strategic Arms dorong para peserta konferensi Reduction Treaty" (START). di Beograd (1961), untuk mendi- rikan wadah perjuangan yang Nonblok. terkenal dengan nama Gerakan Herzegovina. Akan tetapi, jalan mana pun yang ditempuh serta bagaimana pun serunya konflik-konflik di kedua wi- layah ini, yang amat mencolok untuk kita tengarai sekarang yakni bergulirnya sentra konflik dari Timur Tengah (Palestina) ke wilayah Timur, dengan ca- tatan bahwa ketegangan antara Irak dan Amerika Serikat sekarang ini hanyalah ketegangan yang ku- rang berarti, karena ia tak lain dan tak bukan "per- mainan politik" Saddam Hussein dan George Bush yang keduanya tengah dilanda kesulitan masing- masing. Dalam hal ini bisa kita katakan bahwa se- sungguhnya George Bush dan Saddam merupakan pasangan yang seimbang dalam percaturan politik internasional di Timur Tengah, walaupun harus di- katakan bahwa kekuatannya amat tidak seimbang. Surat Pembaca Mohon kepada dermawan di seluruh Indonesia, harap was- pada dalam memanfaatkan sum- bangan yang diberikan. Mahmudin Temukus Kec. Banjar Singaraja Persyaratan: Sertakan fotokopi Identitas Yayasan Masjid Al Ikhlas Menanggapi informasi kan, yang pengelolaannya hanya Yayasan Masjid tertanggal 22 dikuasai Sdr. Moh. Nasir, terle- Juli 1992 dan berita Bali Post 20 bih lagi sebagai badan pendiri dan 21 Juli 1992, sebagai Badan yayasan saya merasa terkejut Pendiri Yayasan Masjid Al Ikh- bahwa Yayasan Mençaplok Pro- las tersebut membenarkan dan gram Masjid, menyantuni Mas- menguatkan informasi tersebut. jid, namun kenyataannya itu ha- Sebagai badan pendiri nya kebohongan belaka. Kami informasikan hal ini yayasan sampai saat ini saya ti- dak tahu menahu tentang ke- kepada semua pihak, karena te- giatan program lah banyak penyimpangan- yayasan, yayasan, berapa uang yang ma- penyimpangan, dalam AD ART- suk dari seluruh Indonesia, ber- nya seharusnya semua bentuk jujur. apa jumlah pengeluarannya. Se- kegiatan yang tidak diatur AD bagai pendiri yayasan kami me- ART harus ada persetujuan rasa kecewa sebab saya hanya badan pendiri, dan badan pen- dijadikan simbol dan diperalat diri mendapat laporan dari untuk dipinjami KTP, namun ke- badan pengawas hal itu juga ti- nyataan yayasan yang saya diri- dak ada. Kaca Mata Tertinggal itu, GNB merasa terpanggil un- Mengingat situasi yang gawat Tabrak Lari Berdasarkan kejadian kejadian secara kronologis itu, jelaslah kiranya, bahwa terjadi- nya pendekatan antara pemerin- tah Washington dengan peme- rintah Kremlin dan lahirnya per- mur, tertabrak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, se- hingga mengakibatkan kerusa- Saya adalah karyawan Kanwil kan yang cukup parah pada ba- Dep. Pertanian Propinsi Bali. gian lampu depan kanan. Saya Pada tanggal 5 Agustus 1992 tidak jelas siapa pelakunya. Hal mengikuti pertemuan teknis da- ini disebabkan karena peserta lam rangka penyelenggaraan rapat (baca: pertemuan teknis) pertandingan olah raga HUT tidak bersamaan meninggalkan Pemda Tk. I Bali ke-32 bertem- tempat rapat, dan saya kebe- pat di Sekretariat DPD Golkar tulan pulang belakangan (lk. pu- Tingkat I Bali Jl. Melati Denpa- kul 13.00 Wita). Perkiraan saya, sar, Kendaraan saya (sedan co- pelaku penabrakan terhadap rola DK. 781 AA) diparkir di se- belah barat menghadap ke ti- (Bersambung ke Hal. 9, kol. 1) Sudirman, dengan membawa a.l. kaca mata tersebut, yang sudah sebuah kaca mata baca, yang tentu tidak bermanfaat bagi pe- saya taruh di dalam suku baju nemunya, saya sangat mengha- (blous). rapkan kebaikan dan kesediaan Kepada yang baik hati dan Setelah saya sampai di kam- nya untuk mengembalikan ke- pus Unud, saya baru mengetahui pada Ny. Hardini, Jl. Soetoyo 28 Saya penumpang bemo roda-4 bahwa kaca mata baca saya ter- Denpasar, atau telepon 23771. Atas kebaikan dan kejujuran- jurusan Suci-Sesetan Pesang- sebut tidak ada di saku; kemung- garan, pada hari Kamis, tanggal kinan jatuh di dalam bemo atau nya, kami akan menyampaikan 13 Agustus 1992 jam 17:30 Wita; di jalan jurusan Soetoyo- terima kasih Saya naik di Jl. Soetoyo dan tu- kampus Unud. run di muka kampus Unud Jl. PB Kepada yang menemukan Ny. Hardini, Jl. Soetoyo 28 Denpasar. Catatan tara negara-negara maju dengan negara-negara berkembang, hingga perjuangan GNB mewu- judkan "Tata Ekonomi Dunia Baru" hingga kini, masih tetap Kata Ketua DPR Kharis Suhud, idealisme jangan sampai menghadapi tantangan- erosi oleh globalisasi. Karena itu semangat dan jiwa Meskipun Pakta Warsawa Tamansiswa yang berlandaskan kebangsaan sangat di- Faktor-faktor yang menyebab- perlukan. dan Blok Komunis sudah buyar, kan jurang perbedaan antara tantangan. Rp 25.740.850 untuk Pura Pengubengan Besakih Pengubengan Besakih dari; Bali Post menerima titipan sumbangan dana punia untuk Pura Nyoman Suwandha, Jl. Padma No. 5 Penatih, Dps. Rp 2.500 Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 25.738.350 Rp 25.740.850 Rp 17.299.775 untuk Pura Blambangan di Banyuwangi Bali Post menerima titipan sumbangan dana punia untuk Pura Blambangan di Banyuwangi dari; 2.500 Rp 17.297.275 Rp 17.299.775 Nyoman Suwandha, Jl. Padma No. 5 Penatih, Dps Rp Jumlah penerimaan seluruhnya Jumlah penerimaan sebelumnya Rp 1.717.000 untuk Pura Waikabubak di Sumba Barat Rp Bali Post menerima titipan sumbangan dana punia untuk Pura Waikabubak di Sumba Barat dari; Suciwati, Jl. G. Agung Gg. Gangga IV/91 Dps 2.000 Jumlah penerimaan sebelumnya Rp 1.715.000 Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 1.717.000 (Bersambung ke Hal. 9, kol. 1) - Dengan kata lain harus pandai-pandai meniti buih agar selamat badan ke seberang. Harapan Mendagri Rudini kepada para pemimpin men- datang: jangan teruskan budaya "minta petunjuk" atau "bungkuk-bungkuk". Apalagi berperilaku: menjilat ke atas dan mengin- jak ke bawah. Kemarin HUT Pemda Bali, besok HUT Bali Post dan keesokan harinya HUT Proklamasi Kemerdekaan RI. Dirgahayu dan doa restu kami minta: agar kami bisa tampil lebih baik lagi. Bang Podjok Color Rendition Chart 2cm
