Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1992-08-24
Halaman: 07

Konten


24 AGUSTUS 1992 is called market day. The market to sell and se beef cattle. ly busy and crowded me calendar. on their shoulders or es or trucks but some et day for their daily ang-bincang; kali ini sted in going to tradi- ow what a traditional 1 what sorts of markets 4 ainly two kinds : the In the first they sell Clothing and hard wa- articles, such as vege- , second hand things, eryday, Made. It has a " n town do their busi- ally open every three to the market to sell et they buy their daily eeds. ry their goods to the arried their things on are buses and trucks 's much handier and 67 ad crowded then with ng area with people of things, too. You may go and see one of them like to experience it. It opping in a supermar- One day? men you want to do it. w beforehand. n Anda pergi ke pasar apula. Pasti menarik A rves Kick lian sides that have lost positions like Sri Lanka m. So I know exactly what re going through." It has nd to me on three occasion's s the first time I've won. So to write it down as one of st victories," said the delig aptain. s amazing how your mood es. We were outplayed for ays probably. But we end h a victory by really wer- hard on the lat 1-1/2 ms. stfallen Sri Lanka Arjuna unga blamed both his bat- and bowlers for losing a test was well within their batted badly, irrespon- and like madmen and our rs gave away too many ex- bowling 34 no-balls. (Rtr). dsudes umah baru atau li Hukum dan BUNGA si Jiwa. ga. lan maka dalam a Rp 50.000,- dan bunganya atu kali setoran wa uang sebesar ainya C. 1363 ⋅ SENIN, 24 AGUSTUS 1992 Harian Untuk Umum Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila Terbit Sejak 16 Agustus 1948 Tajuk Rencana TKA Asal RRC dan Masalah "Transfer of Knowledge" PERUSAHAAN kertas, PT Indah Kiat di Riau, meminta izin kepada pemerintah RI untuk mempe- kerjakan 1.000 tenaga kerja asing (TKA) berkebang- saan RRC. Perusahaan itu akan mengoperasikan beberapa mesin uap yang dibeli dari RRC sehingga pemasangannya diperlukan tenaga ahli dari negeri itu. Sebuah perusahaan lain, dari kelompok Sinar Mas, juga mendatangkan 700 TKA asal RRC untuk dipekerjakan dalam pembangunan PLTU swasta di Serang dan Mojokerto. Pemasukan TKA sebanyak itu dari RRC menda- pat tanggapan dari berbagai pihak. Menteri Pertam- bangan dan Energi, Ir. Drs. Ginandjar Kartasasmita, misalnya, sangat kecewa karena jumlah itu terlalu banyak. Sebagai contoh, ketika PLN membangun PLTU Gresik dengan kapasitas 1.500 MW, hanya digunakan sekitar 180 TKA. Kemudian ketika mem- bangun PLTU Suralaya III dan IV dengan kapasitas 800 MW, hanya dibutuhkan 42 TKA. Masih dalam kaitannya dengan contoh sebagai perbandingan ini, Menteri Ginandjar juga mengatakan, untuk memba- ngun PLTU Muara Karang (300 MW) hanya 42 TKA yang digunakan. PLTU Bukit Asam (130 MW) hanya menggunakan 29 TKA. Reaksi lain datang dari Lembaga Pengembangan Tenaga Kerja Nahdlatul Ulama (LPTKNU). Menurut lembaga ini, pemerintah kurang bijaksana jika mengizinkan 1.000 TKA dari RRC, sementara di da- lam negeri masih terdapat angkatan kerja yang sulit memperoleh pekerjaan (Bali Post, 20/8). Reaksi menentang masuknya TKA ke Indonesia tentu harus dilihat dahulu dari beberapa aspek lain. Dalam UU Penanaman Modal Asing memang diizin- kan masuknya tenaga ahli yang berkaitan dengan bidang penanaman modal tersebut, tetapi jumlah- nya dibatasi dan melalui prosedur yang cukup ketat. Tenaga ahli tersebut oleh pemerintah Indonesia diharuskan mengalihkan pengetahuan keahliannya itu (transfer of knowledge) kepada tenaga-tenaga Indonesia secara bertahap sehingga sedikit demi sedikit tenaga-tenaga ahli TKA itu digantikan tenaga-tenaga Indonesia. Pada saat masa PMA berakhir, keahlian yang berkaitan dengan pena- naman modal itu seluruhnya atau sebagian besar- nya berada dalam tangan ahli-ahli Indonesia. Kebijaksanaan ini dapat juga kita pahami jika me- lihat data berikut. Menurut data BPS tahun 1985, se- banyak 35,3 juta atau 55,2 persen angkatan kerja Indonesia, belum tamat SD. Jumlah angkatan kerja yang menamatkan perguruan tinggi (sarjana muda dan sarjana) hanya sekitar 841.200 orang, atau ha- nya 1,4 persen. Angka ini tentu semakin meningkat sampai sekarang tetapi menurut hemat kita ting- katan sarjana, sarjana muda atau yang berdiploma, belum sampai tiga persen dari seluruh angkatan kerja. Kendala lain yang dihadapi Indonesia adalah se- tiap lulusan, dari jenjang kejuruan sekali pun, belum tentu memiliki keterampilan yang dibutuhkan se- 715 hingga masih perlu waktu untuk menyesuaikan diri di pasaran kerja. Rendahnya tingkat pendidikan dan keterbatasan keterampilan angkatan kerja Indone- sia mengakibatkan produktivitas kerja rendah. Masuk akal apabila PMA yang dikejar jangka waktu beroperasi di Indonesia (menurut ketentuan hanya 20 tahun) berupaya sungguh-sungguh agar produksinya bisa mengejar profit yang dijanjikan pe- nanaman modalnya. Tinggi-rendahnya produksi sa- ngat bergantung pada kecakapan dan keterampilan sumber tenaga manusia. Oleh karenanya syarat tenaga kerja ahli juga ma- suk dalam butir kesepakatan PMA di Indonesia. Su- paya sebagian besar hasil yang ditanam di Indone- sia dapat kembali memasuki negerinya sendiri, pi- hak asing dalam PMA bisa berdalih dengan cara apa saja agar sebagian tenaganya dapat dipekerjakan di proyek PMA di Indonesia. Pengalihan pengetahuan dari TKA kepada te- naga kerja Indonesia dapat ditempuh melalui berba- gai cara. Cara yang paling biasa dan murah adalah tenaga kerja Indonesia menjadi magang pada TKA dalam proyek PMA itu. Magang bukan sekadar ma- gang, tetapi ia harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar yang dibutuhkan agar mudah menyerap dan menerima keterampilan yang dimaksud. Cara ini akan berhasil apabila tenaga Indonesia ini diberi wewenang untuk mengikuti dan memasuki bidang apa saja dalam bidang teknologi dan peng- etahuan yang menjadi sasaran. Tanpa itu peng- alihan pengetahuan hanya berlangsung setengah- setengah atau asal jadi. Soalnya menjadi lebih rumit lagi apabila TKA dari negeri asal PMA itu berdalih bahwa demi rahasia perusahaan pengetahuan dan keterampilan tertentu tidak dapat dialihkan kepada tenaga Indonesia. Cara lain adalah dengan mengikuti BLK yang di- Bali Post Halaman 7 Tugas Sejarah Indonesia KABAR & KOMENTAR Dalam Gerakan Nonblok Transformasi ke Arah and "THE role we are going to play in the NAM is the implementation of the mandate stipulated by the Preamble to the 1945 Constitution, namely we should take part in the efforts to establish an orderly world based on independence, lasting peace social justice. Hopefully we can make a better performance in our role, because we have managed to put our own house in order and to develop our economy". (Peran yang berada di pundak kita dalam GNB merupakan pelaksanaan dari Amanat Pembukaan UUD 45 agar kita ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Peran itu mudah-mudahan dapat kita laksanakan dengan lebih baik, karena di dalam ne- geri kita dapat mengatur rumah tangga sendiri dan mengembangkan perekono- mian kita). Pidato Kenegaraan Presiden Soeharto di depan DPR 15 Agustus 1992. Amanat Konstitusi tingan nasional. Sedangkan ter- Dasar dan tujuan politik luar hadap kedua antagonis Perang negeri kita memang dirumuskan Dingin dengan blok militer dalam Pembukaan UUD kita, masing-masing, kita menegas- yaitu selain dasarnya ialah Pan- kan bahwa kita tidak bersedia casila, maka tujuannya ialah: menjadi anteknya salah satu ikut melaksanakan ketertiban blok militer. Kita pun mengan- dunia yang berdasarkan kemer- jurkan ko-eksistensi damai an- dekaan, pertamaian abadi, dan tara kedua ideologi dengan sis- keadilan sosial, Tujuannya diru- tem politik dan ekonominya yang muskan secara luas sekali. Boleh berbeda-beda itu. Ini demi per- damaian dunia dan tuntutan ke- dikata sangat idealistis sekali; malahan mungkin berunsur utopia. Namun demikian yang pokok ialah, bahwa Pembukaan UUD kita yang ditetapkan sehari sete- lah Proklamasi Kemerdekaan kita pada tanggal 17 Agustus 1945 dahulu itu, harus kita lak- sanakan. Terutama yang me- nyangkut kemerdekaan nasional kita. Kita memang cinta perda- maian, tetapi kita lebih cinta ke- merdekaan. Itulah sebabnya, maka kita berani bertempur dan adilan sosial. Nonblok Ketegasan rumusan politik luar negeri kita ini berhasil me- mobilisasi negara-negara AA yang baru merdeka ke dalam ba- risan Konferensi Bandung pada tahun 1955; dan yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Nonblok (GNB) atau dalam ba- hasa Inggrisnya Non Aligned Movement (NAM) pada tahun 1961. Jelas GNB adalah anak- kandung Konferensi Bandung. Kini GNB itu sudah 31 tahun Oleh Dr. H. Roeslar, Abdulgani namun perlu diperkembangkan terus dalam kerangka G-15, yaitu yang sudah dirintis oleh PM Malaysia Dr. Mahathir dan oleh mantan Presiden Tanzania Nyerere. Kerja sama Selatan-Selatan dang berada dalam suatu tran- ini tidak hanya di bidang eko- sformasi dan transisi yang nomi, tetapi juga perlu di bidang fundamental sekali. Beranta- informasi dan komunikasi. Se- kannya komunisme di Eropa Ti- bab tidak dapat disangkal, mur dan di Uni Soviet membuka bahwa dewasa ini berlaku ketim- problem-problem baru, yang pangan arus informasi. Pemberi- sangat mempengaruhi fungsi se- taan negara-negara maju di pers jarahnya GNB. Pertumbuhan dan media negara berkembang dunia ke arah suatu uni-poler jauh lebih banyak dibanding de- world, di mana Amerika Serikat ngan pemberitaan dunianya sen- dapat menguasai Dewan Keam- diri. Itu pun kalau ditinjau dari anan PBB, menimbulkan kepri- kualitas berita yang dimuat. Se- hatinan baru di berbagai ka- luruhnya adalah pemberitaan langan anggota GNB. yang bernada tidak mengun- tungkan kita. Demikian pula, pencemaran lingkungan hidup secara global oleh negara-negara industri maju, sangat mencemaskan. Di- tambah dengan masih lebarnya, jurang pemisah antara minori- tas negara kaya di Utara dengan mayoritas negara miskin di Selatan. Oleh karena ini memang perlu kiranya tiga masalah tersebut dijadikan acara pembicaraan da- lam KTT GNB nanti, yaitu: ma- salah dunia-berpola tunggal, kungan hidup dalam konteks ke- tegangan Utara-Selatan. Informasi & Komunikasi Oleh karena informasi dan ko- munikasi merupakan the life line, yakni garis hidup dari Utara untuk mempengaruhi Se- latan, maka KTT GNB nanti ba- rus memusatkan perhatian ke- pada masalah ini. Syaratnya ha- nya satu, yaitu struktur ekonomi lama di dunia harus ditinggal- kan, dan itu berarti urat nadi eksploatasi ekonomi paska- kolonial dan dalam abad ink- selenggarakan pemerintah. Cara ini kita sangsikan berperang melawan tentara Je- karena BLK belum tentu mampu mencapai tingkat pang, Inggris dan Belanda pada grad, Kairo, Lusaka, Aljir, Ko- masalah PBB, dan masalah ling- masi sekarang ini harus ditata tahun 1945-1950 dahulu itu, ka- rena dengan jalan damai kita ti- dak akan memperoleh kemerde- keterampilan yang benar-benar dibutuhkan. Masih ada cara lain yakni memberikan beasiswa untuk be- lajar secara khusus di negeri asal penanam modal atau negeri lain dalam bidang yang sama itu. Kasus di Riau, Serang, dan Mojokerto, tentu ha- rus diamati dengan cermat supaya tidak terjadi pe- nyalahgunaan fasilitas PMA untuk kepentingan lain. Penyeberangan warga RRC secara ilegal ke Indo- nesia cukup banyak memusingkan aparat Indone- sia. Tanpa menggelitik prasangka, kewaspadaan harus tetap ditingkatkan. Masalah TKA tidak terbatas pada lingkup keah- lian dan kebutuhan akan pengetahuan semata- mata. Ia juga mencakup soal yang akhir-akhir ini juga peka yaitu kerawanan sosial karena kebutuhan mendasar untuk memperoleh pekerjaan di negeri sendiri semakin tertutup. Belum lagi gaya hidup yang mudah meletupkan sentimen ras dan mengutik-utik rasa keadilan. Status TVRI sebagai Yayasan Dipersoalkan TANGGAL 24 Agustus 1962. Langit di atas kota Jakarta cerah, tak secarik awan Ba- nyai kaitan dengan menjual acara atau sponsor, mi- kaan kita. Bandung Dengan kemerdekaan kita itu- lah, kita kemudian membantu negara-negara Asia-Afrika lain- nya, yang masih dijajah, untuk memperoleh kemerdekaannya. Tujuannya ialah tidak lain ikut melaksanakan ketertiban dunia, berdasarkan kemerdekaan, per- damaian abadi dan keadilan so- sial, sesuai UUD kita. usianya. Melalui ibu kota Beo- lombo, Havana, New-Delhi, Ha- rare dan Beograd, maka kini kita di ambang pintu KTT GNB X di Jakarta. Kita akan menjadi tuan-rumah KTT GNB X ini. Se- lain itu kita akan menjadi Ketua KTT selama enam hari, yaitu mulai tanggal 1 September sam- pai 6 September yang akan da- tang. Sesudah itu kita akan men- jadi pemimpin GNB selama tiga tahun, sampai nanti KTT XI, di mana masih belum kita ketahui. Dalam hubungan inilah kita harus memahami pidato Presi- den Soeharto, seperti yang saya kutip di atas. Sewaktu Perang Dingin pecah sekitar tahun 1947, maka kita mempertegas rumusan tujuan Transisi Global politik luar negeri kita itu seba- gai politik luar negeri yang Memang situasi politik inter- bebas-aktif, berlandasan kepen- nasional global sekarang ini se- kembali. Ini tidak lain dari mencipta- Selain itu masih saja ada konflik-konflik lokal dan regio- kan Tata Baru Informasi dan Ko- nal. Yang merupakan tragedi ia- munikasi Dunia. Ini tidak mu- lah, bahwa kebanyakan konflik dah, karena tidak hanya me- regional dan lokal ini berbentuk dalam perang antara negara- negara sesama GNB; seperti per- ang Iran-Irak, Kuwait Irak, per- ang Afghanistan, perang di Kam- boja. Apabila konflik-konflik demikian ini sampai masuk ke KTT GNB nanti, maka akan se- ret jalannya pembicaraan. nyangkut life-line kepentingan ekonomi Utara, tetapi juga me- nyangkut penguasaan iptek ko- munikasi mutakhir yang tidak begitu saja akan diserahkan oleh Utara ke Selatan. Demikianlah kira-kira yang perlu diperhatikan Indonesia se- laku Ketua KTT GNB X nanti. Pembatasan acara serta penyu- Selatan-selatan sunan prioritas masalah- Dalam pada itu penting diusa- masalah yang harus didahulu- hakan kerja sama Selatan- kan merupakan langkah per- Selatan. Sekalipun ini akan me- tama kearah musyawarah nyangkut porsi yang kecil dari kolektif yang akan menyukses- persoalan umum Utara-Selatan, kan KTT GNB X nanti. Otonomisasi dan Beban salnya dengan penyorotan nama perusahaan ter-word door insmammor nyak, orang, berduyun-duyun menuju ke Senayan, tentu, di tengah-tengah, berlangsungnya suatu sebuah kompleks olah raga yang baru saja diba- ngun di atas 270 hektar tanah. Sore hari itu Presiden Soekarno meresmikan pembukaan Asian Games IV. Akan tetapi sebagian lagi tidak ingin keluar ru- mah. Mereka bersimpuh di depan layar kaca karena sore hari itu untuk pertama kalinya siaran televisi mengudara di Jakarta. Meskipun masih hitam-putih, dan terkadang terlihat gerimis mencabik-cabik siaran yang lagi asyik ditonton, tetapi sejarah telah terpahat. Itulah hari lahir TVRI. Tidak terasa, TVRI sudah berumur 30 tahun. Ber- kat kemajuan teknologi, media massa itu boleh dika- takan sudah menjangkau sebagian besar penduduk Indonesia. Dari pendekatan populasi, TVRI mampu menjangkau 70 persen penduduk Indonesia. Akan tetapi dari lingkup geografis, tayangan TVRI hanya bisa menjangkau 37,5 persen wilayah Tanah Air. Dengan demikian, semboyan yang dikumandang- kan setiap hari: TVRI menjalin persatuan dan kesa- tuan masih harus diuji lagi. Kemajuan yang dicapai itu tidak hanya mencakup jumlah jam siaran, data penerima siaran, dan atau luas wilayah, melainkan juga dalam kualitas siaran. Kualitas siaran tidak saja menyangkut mutu peneri- maan secara teknologis melainkan juga menyang- küt materi dan bobot acara yang ditayangkan. Masih dalam kaitan itu, perlu juga dipertanyakan apakah kualitas berbobot itu disukai atau tidak oleh pemirsa di Indonesia. Terus terang, bobot siaran TVRI sekarang sangat dipacu oleh persaingan yang tak terelakkan dengan siaran nonpemerintah, se- perti RCTI dan SCTV, serta siaran luar negeri yang mudah ditangkap dengan menggunakan antene pa- rabola atau sistem penerimaan lain. Tanpa berusaha menyamakan isi dan kualitas siaran, sekurang-kurangnya membandingkannya dengan siaran-siaran televisi nonpemerintah itu, mustahil TVRI memaku pemirsa bersimpuh di depan acara yang ditawarkannya. Siaran-siaran se- perti Dari Desa ke Desa, dan Negeri Tercinta Nusan- tara, makin tidak menarik bagi pemirsa di kota-kota yang dibanjiri siaran televisi nonpemerintah. Kita juga bisa mengerti mengapa tiap bulan TVRI défisit sebesar Rp 5 milyar, seperti diutarakan Dirjen RTF, Alex Leo Zulkarnain, (Bali Post, 19/8) karena peningkatan mutu siaran memerlukan dana yang ti- dak sedikit. Hal ini disebabkan karena biaya siaran televisi milik pemerintah ini semata-mata diandalkan pada iuran televisi. Dahulu TVRI pernah berjaya dengan siaran niaga (iklan), tetapi ditentang keras masyarakat karena berbagai alasan. Setelah itu iklan hengkang dari layar TVRI. Alasan ini tidak seluruhnya dapat diterima. Ada dugaan kuat bahwa acara siaran musik tertentu di- biayai secara terselubung oleh perusahaan re- kaman kaset. Malahan tersirat dugaan bahwa ada beberapa kiat yang oleh pengamat diduga mempu- acara. TVRI sebetulnya berpotensi meraup iuran tele- visi sebagai tempat menggantungkan nasibnya. De- ngan perkiraan sekitar 12 juta pesawat penerima di Indonesia, TVRI bisa menangguk Rp 200 milyar se- tahun dengan tarif lama. Setelah tarif disesuaikan dan menimbulkan heboh awal tahun ini, iuran yang bisa ditangguk menggelembung menjadi Rp 430 mi- lyar. Perhitungan di atas kertas inilah yang menjadi- kan PT Mekatama Raya menghembuskan ambisi- nya untuk menyetor Rp 90 juta setahun kepada TVRI, asal diberi hak menarik iuran. Oleh karena masalah TVRI selalu terpulang pada soal dana itu, beberapa pertanyaan mulai muncul. Sebetulnya tidak lagi tepat jika status TVRI adalah sebuah yayasan. Yayasan memberikan citra bahwa badan hukum itu tidak berusaha mencari laba. Pa- dahal, secara terselubung ada juga usaha menjual acara atau mencari sponsor. Budaya Pemda Bali SEPERTI diketahui bahwa proses terjadinya suatu desa di Indonesia mengikuti dua pola. Pertama, pola geneologis, yang pada intinya menggambarkan pola menetap ma- syarakat secara geneologis (berkelompok, seketurunan, dst.). Kaum pendatang diang- gap unsur baru yang harus tunduk pada kebiasaan-kebiasaan kelompok yang kelak terlegalisasi menjadi hukum adat dan pemerintahan adat berikut kelengkapannya. Pola yang kedua terjadi di daerah seperti zelfbesturende landschappen. kan desa yang bersifat teritorial. Ciri utama daerah teritorial ada lah masyarakat yang sekadar menjadi penghuni. Ciri-ciri lain yang melengkapi nya. 1) Sumber pendapatan ma- 2012 tahan daerah yang mempunyai organisasi pemerintah terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan ru- mah tangganya sendiri. Dalam hasil penafsiran yang komparatif itu, segera dapat di- ketahui adanya perbedaan an- tara daerah otonom dan desa. Daerah otonom adalah "kesa- tuan masyarakat hukum", se- yang tiap-tiap warga masyara- dangkan desa adalah "suatu wi- kat diharapkan menghayatinya, layah". Ini berarti yang dianggap sedangkan hukum adat mengan- pokok dalam pengertian daerah dung peraturan dan larangan otonom adalah "masyarakat yang diperkuat dengan "an- yang telah menjadi masyarakat caman" hukum serta memerlu- hukum". Sampai di sini, timbul Dengan semakin berkembangnya pandangan ke arah otonomi dan dengan demikian ruang gerak le- menetap sebagai penduduk di syarakat desa adalah pada peng- kan peradilan yang melembaga. pertanyaan "prinsip macam apa- bih leluasa, dan lebih-lebih lagi dapat berdikari da- lam pengelolaan dana, muncul keinginan agar TVRI dapat dialihkan statusnya menjadi semacam badan usaha milik negara. Dengan menyandang status se- bagai perusahaan, TVRI mempunyai sanggeman terhadap bidang bisnis dan dengan itu memasuki dunia laba, hal yang tidak lagi diharamkan dewasa ini. Mengherankan, bahwa statusnya milik pemerin- tah tetapi untuk membiayai dirinya TVRI harus men- cari dana lewat iuran, bukan dana tetap yang keluar dari anggaran pemerintah. Mulai beberapa hari lalu, TVRI mengumumkan akan menurunkan pasukan penarik turan. Hal ini juga dapat kita persoalkan. Sebagai milik pemerin- tah, TVRI harus didukung aparat pemerintah dari tingkat pusat hingga ke desa. Penarikan iuran da- pat dilakukan melalui kerja sama antara TVRI de- ngan aparat pemerintah daerah, tidak harus dilaku- kan sendiri oleh TVRI. Menurut hemat kita, melalui prosedur ini masalahnya relatif lebih gampang. Pe- merintah daerah memiliki data, memiliki aparat, dan menguasai medan. Jika Menteri Penerangan dapat menunjuk per- usahaan swasta seperti PT Mekatama Raya untuk menarik iuran televisi, meskipun kemudian dibatal- kan karena reaksi masyarakat, tentu lebih beralasan jika Menteri Penerangan dapat menunjuk aparat pe- merintah daerah menangani soal ini. Iklim persaingan dengan televisi nonpemerintah telah membawa perubahan monumental pada organ pemerintah tersebut. Mudah-mudahan hal itu hanya bersifat merangsang semata-mata. Per- ubahan, terutama kemajuan, hendaknya lebih ber- tumpu pada keinginan untuk selalu memberikan yang terbaik kepada masyarakat, sekalipun yang terbaik itu belum tentu disenangi. Dirgahayu TVRI pada ulang tahun ke-30 hari ini. Surat Pembaca Persyaratan: Sertakan fotokopi Identitas Karya di Semeru Agung Jatim yang Selo Sumardjan menyebut daerah yang terbentuk atas pola yang kedua tersebut sebagai dae- rah istimewa, di mana tanah di- kuasai raja dan dinyatakan seba- gai miliknya. Setiap orang yang daerah itu mengakui hak raja olahan tanah atas tanah dan atas pengakuan dimanfaatkan dengan sistem Kebijakan yang Ragu kah yang digunakan pemerintah itu harus membayar pajak pertanian. 2). Kemampuan dan Kebijakan yang ditempuh pe- suatu daerah?" pusat untuk mengotonomikan (upeti) berupa kerja tanpa upah teknik berproduksi terbatas merintah pusat melalui paket Dari berbagai kajian ihwal de- otonomisasi desa di Indonesia, ngan otonomisasi, dapat diketa- atau hasil bumi kepada raja me- pada subsistensi (produksi un- lalui para pembantunya yang tuk keperluan hidup keluarga ternyata masih memperlihatkan hui bahwa prinsip yang agaknya tersebar di daerah. Selama me- sendiri, tidak untuk dipasar- keragu-raguan, di samping digunakan adalah prinsip sosio- nempuh pengalaman hidupnya, kan). 3). Tata hidup dan tata hu- mengedepankan "emosi trauma- logis. Prinsip sosiologis bahkan tata hubungan antara keluarga kat desa berhubungan dengan dari pengalaman kesejarahan bertolak belakang dengan per- masyarakat itu menciptakan bungan sosial di dalam masyara- tik" yang agaknya bersumber demikian jelas tekanannya yang dan tata hubungan antarwarga social subtence (keperluan sosial bangsa semasa berhadapan de- sepsi ke arah akar sejarah bu- sendiri) dengan menggunakan ngan politik kolonial Belanda. daya daerah, terutama terhadap Dari "Anggaduh" kekuatan pengalaman hidupnya sendiri. Perkembangan ini men- Oleh Jiwa Atmaja ciptakan adat yang di dalam be- masyarakat. ke Pemilikan Untuk mempermudah hu- berapa hal menguat menjadi Hal ini dapat dilihat dengan jelas bungan antara pemerintahan hukum-hukum adat dan menjadi dalam Undang-undang Nomor raja dengan masyarakat atas landasan pemerintah desa de- prakarsa pemerintah itu, sejum- ngan segala kelengkapannya. lah daerah atau kampung diga- 4). Karena isolasi budaya yang bungkan menjadi desa dan di- dialami dalam waktu yang cu- tempatkan di bawah kekuasaan kup panjang, maka sistem sosial lurah desa yang dipilih para ke- masyarakat desa lebih kuat si- luarga secara bersama. Hak ta- fatnya daripada individualistik. Proses terjadinya suatu kesa- nah yang dahulu dipegang selu- ruhnya oleh raja kemudian, ter- tuan hukum adat, yang dalam utama pada tahun 1918 ilmu etnologi zaman Belanda di- dilimpahkan kepada desa yang sebut adat gemeenschap (kesa- kemudian diberi kekuasaan tuan masyarakat adat), yang da- mengatur penggunaannya oleh lam perkembangan selanjutnya masyarakat yang bertempat meningkat menjadi adat recht- tinggal tetap di daerahnya. sgemeenschap (kekuatan masya- Dalam perkembangan selan- rakat hukum adat). Kedua ter- jutnya, hak "anggaduh" tanah minologi ini mengandung arti (hak memelihara dan menem- bahwa masyarakat dalam dae- patkannya) yang dipercayakan rah istimewa itu, termasuk dae- pada kepala keluarga membeku rah Bali, mengandung tata hi- menjadi berturun-temurun kepada anak bahkan berdasarkan hukum "hak anggaduh" dup yang berdasarkan adat atau cucu dalam masing-masing ke- adat. luarga. Pola perkembangan yang Dalam hal itu, adat berisi demikian cenderung mencipta- berbagai pedoman hidup sosial Soal Kebakaran akar "hukum adat" di pedesaan wilayah Bali. Masalahnya seka- rang, dalam kedua undang- undang tersebut, yang dinama- kan "kesatuan masyarakat hu- kum" bukan didasarkan atas realitas sosial dan budaya, me- lainkan karena semata-mata undang-undang yang menentu- kannya demikian. 5/1979 tentang pemerintahan desa. Agar penafsiran kita men- jadi lebih jelas tentang maksud Undang-undang tersebut, perlu dihubungkan dalam beberapa Keragu-raguan pemerintah hal dengan Undang-undang No- mor 5/1974 tentang pemerin- pusat itu tidak hanya tampak se- tahan daerah (daerah otonom cara konseptual, namun juga se- cara fisik yang menyangkut ke- tingkat I dan tingkat II). Dalam UU Nomor 5/1974, pa- perluan pusat-daerah. Sekadar sal 1(e) disebutkan bahwa "dae- contoh, berbagai propinsi di Su- rah otonom (tingkat I dan II) matera dan Sulawesi, sebelum yang selanjutnya disebut daerah menjadi bentuknya seperti seka- adalah kesatuan masyarakat hu- rang ini telah mengalami per- kum yang mempunyai batas wi- ubahan berkali-kali, tanpa me- layah tertentu yang berhak, ber- nimbulkan reaksi apa pun dari wewenang dan berkewajiban daerahnya. Kesan bahwa proses pertum- mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri". Sedangkan buhan daerah otonom tingkat I UU Nomor 5/1979. Pasal 1(a) me- dan II, dimulai dari atas dan di wilayah yang ditempati oleh se- nya tidak dapat dipungkiri. Bah- netapkan bahwa "desa adalah luar urusan pemerintahan agak- jumlah penduduk sehingga per- kan kalau boleh ditafsirkan se- satuan masyarakat termasuk di bagai suatu paket yang belum dalamnya organisasi pemerin- (Bersambung ke Hal. 12, kol 1) yang ditempati kedua mertua bukanlah sin-she, namun biasa saya malam itu bersebelahan de- kami ajak di rumah oleh karena ngan kamar Sarini. suatu saat saya pergi ke luar Jadi, tidak benar dugaan sum- kota mencari obat-batan. ber berita seperti dikutip Bali Post; yang memperkirakan api itu berasal dari ruangan di mana mendiang mertua saya tertimpa malapetaka. Plus disebut dalam berita tersebut kamar yang pe- nuh dupa dsb.nya. Mertua saya Demikian agar menjadikan khalayak maklum. Terima kasih kepada Bali Post memuat penje- lasan saya ini. Wong Po Hwa, Jalan Plawa Gang XIII/5 Denpasar. Rp 92.528.807 untuk Pura Mandharagiri Semeru Agung di Jatim Berita berjudul "Seorang Ne- Menghindari praduga yang ti- nek Tewas Terbakar" (Bali Post, dak pada proporsinya, dapat 19/8) halaman pertama di kiri saya jelaskan sbb: maaf, bila tenaga sudah mencu- bawah saya anggap kurang se- Rumah yang terbakar pada kupi atau malahan melebihi mi- suai dengan keadaan saat itu dihuni 6 orang. Terdiri atas Siauw Eng Tjhian (mertua Di Pura Mandharagiri Semeru mendatang. Di lain waktu pun salnya, perlu sekali kita membe- sebenarnya. reskan suatu tugas yang mung- Pada alinea terakhir, tertulis: lelaki saya), mendiang Lie Goen Agung telah sukses dilaksana- nanti akan ada lagi upacara se- kan upacara karya pada Hari rupa di pura-pura Kahyangan kin perlu diambil. Maaf sekali "Sampai berita ini diturunkan, Nio (mertua perempuan), Siauw Raya Galungan bulan Juli 1992 Jagat atau Sad Kahyangan yang lagi, kami bukan menggurui, mi- penyebab kebakaran itu belum Giok Khing (istri saya) dan dua lalu. Itu berkat kerja sama yang lain. Nah, di sinilah perlunya salnya pelataran dapurnya, ling- diketahui karena masih diseli- perempuan penyewa rumah baik dari bapak-bapak/ibu yang kerja sama yang baik dan ter- kungan MCK (toilet dan kamar diki pihak yang berwajib. Na- (Putu Sarini dan Gasni). mun, sumber berdekatan mem- Pada saat terjaga dari tidur, berwenang, parisada, panitia be- padu dari semua pihak. Tentang mandinya) perlu dipelihara ber- serta semua pihak. Kita sangat jalannya persiapan, jalannya sama, agar tidak ada yang ber- perkirakan api itu berasal dari saya benar-benar panik. Api ruangan kakek Siauw Eng saya saksikan sendiri berkobar Bali Post menerima titipan Sumbangan Dana Punia untuk Pura bersyukur kepada Tuhan Yang upacara dalam waktu itu dan bau, becek dsb. Sekian dan ter- Tjhian yang penuh dupa yang dan telah membesar dari sebelah Mandharagiri Semeru Agung di Jatim dari; Mahaesa atas hal itu. Demikian lainnya. Di sini kami imbau, ter- ima kasih kepada semua pihak. biasa digunakan praktek sin- barat, di ruangan yang dihuni I Komang Citra, S.H., Kr. Wanasara, Cakranegara Lobar Rp 5.000 lah hendaknya di tahun-tahun utama tenaga kebersihan dan te- she."....dstnya. "anak" kos kami, Putu Sarini. Jumlah penerimaan sebelumnya Rp 92.523.807 Api membesar merembet ke arah Jumlah penerimaan seluruhnya timur dan dengan cepat melu- deskan rumah beserta isinya. Termasuk tempat "praktek" yang biasa saya manfaatkan membantu orang untuk berobat. Letak ruangan yang terakhir ini adalah di kamar yang masih ber- Bali Post naga "pasucian" (dapur). Tetapi W. Sinarja Blahbatuh Gianyar Anggota Redaksi: Denpasar Made Sugendra, Sri Hartini, Ida Bagus Geriawan, Nengah Srianti, Wayan Suja Adnyana, Wayan Wirya, Wayan Suana, Dwi Yani, Komang Suarsana, Djarot Suprajitno, Ema Sukarelawanto, Daniel Fajry, Nyoman Sutiawan, Legawa Partha, Gianyar: IB Álit Sumertha, Bangli Nikson, Semarapura: Made Sueca, Singaraja: Made Tirt hayasa, Putu Mangku, Amlapura: Wayan Su- darsana, Tabanan : Gst Alit Purnatha, Negara: Eddy Asri, Jakarta: Muslimin Hamzah, Suhendra Usmaya, Bambang Hermawan, Sahrudi, Surabaya: Endy Poerwanto, NTB : Agus Talino, Iszul Kairi, Ryanto, Ruslan Efendi, NTT: Saparudin Maksum, Hilarius Laba, Wartawan Foto: IGN Arya Putra, Djoko Moeljono. Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan dua spasi (spasi rangkap) Rp 2.020.500 Rp 92.528.807 untuk Pura Ranget di Lobar Bali Post menerima titipan sumbangan dana punia untuk Pura Ranget di Lobar dari: sebelahan beberapa kamar lagi I Komang Citra, S.H., Kr. Wanasara, Cakranegara Lobar Rp 5.000 di sebelah timur dari kamar se- Jumlah penerimaan sebelumnya waan Sarini. Sedangkan kamar Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 2.015.500 Rp 2.020.500 Indonesia Industrial mendatang. PROF. DR. EMIL SALIM Perubahan-perubahan yang (dalam prosiding Simposium diakibatkan oleh keberhasilan Nasional ICMI, 1990) mene- pembangunan itu telah meng- ngarai bahwa perkembangan geser masyarakat Indonesia kependudukan di samping tradisional agraris ke arah teknologi, ekonomi, ling pola masyarakat modern- kungan hidup, dan politik.. industrial. Proses industriali- mempunyai pengaruh besar sasi dalam masyarakat kita terhadap proses transformasi saat ini telah merangsang tum- masyarakat Indonesia mema- buhnya beragam permintaan suki abad XXI atau Pemba- baru (rising demands) yang ngunan Jangka Panjang Ta- perlu dikaji secara seksama. hap II. The rising demands ini di- Sampai kira-kira perte- tandai oleh keinginan akan ke- ngahan abad XXI mendatang, terbukaan yang lebih tran- dunia masih akan mengalami sparan, adanya sikap kritis peningkatan jumlah penduduk dan rasional yang lebih permi- dari 5,3 milyar jiwa sekarang, table dalam gerak kehidupan menjadi 10 milyar jiwa nanti masyarakat maupun kemam- nya. Bagian terbesar dari per- puan mempergunakan perkem- tambahan penduduk ini akan bangan sains dan teknologi. ditemui di negara berkembang. Beranjak dari perkem- Baru pada pertengahan abad bangan yang lagi terjadi terse- XXI diperkirakan bakal terca- but, diperkirakan dalam PJPT pai kondisi kependudukan (po- II yang akan dimulai pada pulation) yang stabil. 1994, akan terjadi perubahan- Keadaan seperti inilah yang perubahan yang banyak dipe- mewarnai persoalan kependu- ngaruhi oleh kemajuan iptek. dukan dunia dalam Transformasi dan strategi dasawarsa-dasawarsa dalam penerapan iptek untuk mentransformasikan masyara- Indonesia pun masih akan kat Indonesia menjadi bangsa mengalami pertambahan pen- yang maju teknologinya dan duduk terutama akibat penu- industrinya dalam episteme runan tingkat kelahiran (ferti- pembangunan bangsa, bisa di- lity) yan g lebih lambat diban- berlakukan pentahapan yang dingkan penurunan tingkat sebenarnya sudah lazim dipa- kematian (mortality). Sebab kai; sebagaimana dipaparkan itu Indonesia dihadapkan oleh Ir. Y.Sugiharto --staf pada tiga tantangan kependu- BPPT-- pentahapan ini meli- dukan yang signifikan, yakni puti empat tahap yang saling (1) pengendalian pertambahan tumpang tindih, yakni per- penduduk, (2) peningkatan tama, melalui penggunaan kualitas penduduk, (3) masa- teknologi yang telah ada, diha- lah penyebaran penduduk an- rapkan muncul nilai tambah tar daerah. dalam rangka produksi barang yang telah ada di pasaran. Pro- ses nilai tambah dilakukan de- ngan mentransfer teknologi dari luar negeri dan berpro- duksi atas dasar lisensi. Penggunaan lisensi ditempuh mengingat investasi untuk pe- nelitian dan pengembangan teknologi di tanah air hanya akan menduplikasi teknologi yang sudah ada di luar negeri. Sehingga mesti diterapkan rencana produksi progresif (progresive manufacturing plan) untuk menjamin teralih- kannya teknologi itu secara ter- atur, yaitu dengan mengaitkan tingkat pengalihan teknologi berdasarkan jumlah barang/ produk, bukan berdasarkan sa- saran waktu. Juga dikembang- kan kemampuan untuk mema- hami desain, teknik, dan cara produksi yang lebih maju. Di samping itu juga dikembang- kan keterampilan produksi, or- ganisasi, dan manajemen; disi- plin dan standard kerja; pene- rapan dan pemeliharaan standar mutu. Inti upaya pengendalian jumlah penduduk terletak pada tercapainya tingkat ke- luarga dua anak, sebagai hasil dari program merencanakan tingkat kelahiran yang menu- runkan jumlah anak dari em- pat anak tiap keluarga seka- rang. Di samping itu, harus di- turunkan secara lebih besar lagi tingkat kematian pendu- duk, khususnya tingkat kema- tian bayi. Semua ini mengakibatkan perubahan komposisi usia pen- duduk. Kelompok usia anak anak akan mengecil sedangkan kelompok usia tua membesar. Apabila tingkat keluarga dua anak tercapai --yang diperkira- kan akan terpenuhi dalam da- sawarsa pertama abad XXI maka satu generasi kemudian pada dasawarsa keempat da- pat terwujud kondisi pendu- duk tumbuh seimbang dengan jumlah sekitar 300 juta jiwa. Jumlah penduduk yang be- sar ini memaksa kita untuk mulai dari sekarang mencu- rahkan perhatian pada peng- embangan segi kualitas pendu- duk, meningkatkan kemam- puan prestasi penduduk kita yang bakal membludak itu. Pe- ningkatan kualitas penduduk mencakup segi fisik dan segi nonfisik. Dalam meningkatkan segi fisik penduduk, perhatian perlu dipusatkan pada segi ke- sehatan dan kebugaran jas mani, pada usaha perbaikan gizi, meningkatkan kemam puan penduduk berprestasi. untuk Kedua, tahap integrasi tek- nologi di mana teknologi diin- tegrasikan ke dalam desain dan produk barang yang baru sama sekali dan belum ada di pasaran. Di sini, komponen atau teknologi yang sudah di- kuasai melalui tahap I diman- faatkan secara optimal guna mewujudkan desain & blue print sendiri dan selanjutnya memproduksi barang baru. Še- lain itu juga dikembangkan ke- mampuan menciptakan dan memilih desain yang optimal, kemampuan pengujian, simu- lasi, manajemen, dan pemasaran. Ketiga, dalam tahap peng- embangan teknologi, teknologi yang ada disempurnakan lebih lanjut untuk merancang pro- duk masa depan agar tak kehi- langan daya saing di pasaran internasional. Oleh karena itu diperlukan penciptaan tekno- logi yang baru sama sekali se- bagai skenario sehari-hari. İsu sentral di tanah air seka- rang adalah Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua (PJPT II). Tidak ada jeleknya jika dalam PJPT II nanti, kita prioritaskan pembangunan sumber daya manusia, karena di samping hal ini strategis juga sejalan dengan dinamika masyarakat kita akhir-akhir ini, apalagi bila dikaitkan de- ngan trend global dimana konflik-konflik bersenjata se- makin bergeser menjadi per- Keempat, dilakukan pene- saingan ekonomi. Dalam belu- litian dasar secara besar- kar persaingan, yang mampu besaran untuk mengembang- bertahan adalah bangsa yang kan teori-teori baru menyang- produktif, yakni bangsa yang kut sains dan teknologi guna sanggup mengembangkan melengkapi kekurangan teori- ilmu pengetahuan dan tekno- teori yang ada. Juga dikem- logi (iptek) dan budayanya se- bangkan informatika, tekno- cara seimbang. logi pengendalian, dan kompu- Agaknya bisa disepakati ter. Untuk Indonesia ini bisa bahwa PJPT I telah membawa direalisasi secara koordinatif dampak yang cukup strategis, dengan lembaga penelitian di yaitu sebagai peletak dasar dalam maupun luar negeri ka- pembangunan berkelanjutan rena menghendaki investasi (sustainable development). yang besar dan waktu yang Secara keseluruhan PJPT I lama. menitikberatkan pemba- Dari keempat transformasi ngunan pada sektor ekonomi teknologi yang digunakan se- dengan parameter pemerataan lama ini untuk mengejar keter- dan pertumbuhan. Secara fisik tinggalan dan meningkatkan dan kuantitatif hasil pemba- kemampuan dan kualitas sum- ngunan itu amat mengesan- ber daya manusia tadi, tiga ta- kan, misalnya perkembangan hap pertama adalah refleksi industri manufaktur, swasem- dari negara berkembang ter- bada pangan, kependudukan, masuk Indonesia, sedangkan dan usaha perbankan. Secara yang keempat adalah jalan real, pembangunan ekonomi Indonesia cukup berhasil. (Bersambung ke Hal. 12, kol 8) Catatan Dekadensi moral dan pelecehan hukum sedang terjadi di mana-mana dalam skala besar dan kecil. Kata Ketua Mahkamah Agung. Prihatin, aparat hukum jangan mau dilecehkan dalam penegakan kedaulatan hukum. Kata Kapolda Nusra, tidak tertutup kemungkinan Kam- tibmas di Bali bergeser ke pola modern. Tentunya aparat keamanan tidak boleh ketinggal- an. Gubernur Bali mengatakan, Pemda Bali menertibkan pendatang yang tidak punya keahlian dan melakukan keributan, dengan kerja sama daerah tempat asalnya. Kerja sama dalam artian saling memberi dan mene- rima kembali. Bang Podjek Color Rendition Chart 2cm