Tipe: Koran
Tanggal: 1995-06-17
Halaman: 07
Konten
Sabtu Paing, 17 Juni 1995 Paing, 17 Juni 1995 Bali Post HALAMAN 7 Tingkatkan angi Polusi ngkatkan upaya menanggu- ingkatkan keefektipan mas- ta guna mengatasi masalah Kuala Lumpur. Malaysia, Law Hieng Ding Carena polusi tidak memiliki k, namun pengaruhnya bisa luruh, seperti insiden asap bukaan Pertemuan ASEAN Datasan di Kuala Lumpur. ia, Malaysia, Thailand, Fil- man minyak di kawasan itu, asan bersama akan merasa- EAN harus merealisasikan ng dalam menyediakan ban- saat menghadapi bencana si Penanggulangan Tumpa- ia, Filipina, Singapura dan k menanggulangi pencema- ina Selatan, merupakan con- itu. agaimana negara anggota koordinasi bersama dalam ASEAN, AS, Kanada dan emuan empat hari itu. usul Malaysia untuk mem- ur aman dan mengatakan eh anggota ASEAN, teruta- g dengan jalur perairan tina mungkin tau November iselenggarakan bulan Okto- ael dan PLO mencapai per- , kata Menteri Lingkungan Jalur Gaza, Kamis. in dicapai dalam beberapa akan bagian dari persetujuan can bulan Oktober atau No- kemungkinan mundur guna katanya kepada wartawan. n PLO Yasser Arafat selama eskipun dalam pembicaraan Di bagi semua tujuan praktis lihatkan keluwesan dan tang- ngkungan hidup Israel terse- baik persetujuan sebagian srael di Tepi Barat kalau in- Dagi tercapainya persetujuan Palestina. juan menyeluruh, yang men- si, 1 Juli bukan tanggal se- emerintah. mungkinan untuk mencapai i semuanya tapi memungkin- dalam empat bulan. berdasarkan Deklarasi Prin- kembali militer Israel harus haath mengatakan semuanya Ant/AFP R ) 423602 ilayani di : m) 9 (8 lines) n Rp 25.000,-) n Rp 10.000,-) DIBATASI Harian untuk Umum Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila Terbit Sejak 16 Agustus 1948 Tajuk Rencana PKB tetap Diselenggarakan karena Terbukti Bermanfaat TIAP memasuki hari pertama penye- lenggaraan Pesta Kesenian Bali (PKB), seperti pada pembukaan PKB ke-17 hari ini, kepada kita senantiasa ditiupkan kembali ingatan akan latar belakang pemikiran dan tujuan hakiki penyelenggaraan PKB sejak tahun 1979. Kita diimbau merenungkan kembali latar belakang dan tujuan itu dengan harapan agar penyelenggaraan PKB, dari tahun ke tahun, tetap mengacu padanya tanpa menutup rapat-rapat pemikiran- pemikiran kreatif dan inovatif dalam upaya implementasinya. Hal ini penting buat generasi penerus, sebab pesta tahunan tersebut ditengarai akan menjadi tradisi, suatu tradisi yang penuh dinamika, dalam proses panjang perjalanan dan perkem- bangan kesenian di daerah ini. Apa yang ditegaskan Gubernur Ida Bagus Mantra pada acara pembukaan PKB 1, 17 tahun yang lalu, sebenarnya telah menyi- ratkan, walaupun barangkali di sana-sini masih perlu dijabarkan dan diaktualisasikan, apa latar belakang pemikiran tersebut. IB Mantra waktu itu menyatakan, kontak budaya antarbangsa tidak dapat dihindari. Akan tetapi budaya yang datang dari luar jangan sampai memusnahkan identitas budaya bangsa. Dengan demikian kehidupan seni sebagai wujud nyata budaya Bali harus dapat digali, dipertahankan, dilestarikan, dan dikem- bangkan. Menggali, mempertahankan, melestarikan dan mengembangkan kesenian pada hakikatnya adalah menggali, memper- tahankan, melestarikan dan mengem- bangkan tiang penyangganya, yang tidak lain adalah para senimannya. Oleh karena itu yang patut dipertanyakan terus-menerus adalah sampai di mana PKB telah mampu menggali, mempertahankan, melestarikan dan mengembangkan sumber daya manusia yang bernama seniman itu. Kita telah maklum bahwa gebyar kesenian di Bali dari waktu ke waktu telah mendatangkan hikmah positif yang tak ternilai, termasuk hikmah kese- jahteraan. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah sampai di mana PKB dari tahun ke tahun itu juga telah mampu me- ngangkat derajat kesejahteraan seniman di daerah ini. Dalam kaitan inilah kita me-man- dang perlu adanya tim yang harus me- ngevaluasi PKB, suatu tim independen, bukan hanya pada saat penyelenggaraannya, juga mengevaluasi imbas dan dampaknya. Untuk itu faktor seniman harus dijadikan salah satu tolok ukur. Data ini penting bagi generasi penerus agar dalam melanjutkan penye- lenggaraan PKB mereka bukan mendasarkan diri pada pemikiran sekadar melanjutkan tradisi, tetapi mendasarkan diri pada kenyataan yang rasional bahwa PKB memang bermanfaat, besar imbas dan dampak positifnya bagi kehidupan dan perkembangan kesenian di daerah ini. Kita mengamati dan meyakini bahwa PKB n/neums: nast.gun selama ini telah berimbas dan berdampak positif bagi kreativitas dan kesejahteraan seniman. Terutama hal itu dirasakan seniman yang memang kreatif dalam memanfaatkan PKB sebagai ajang berkreasi. Jika di sana- sini masih ada keluhan atau kritik, adalah wajar, karena keluhan atau kritik adalah sebagian unsur suatu dinamika. Masalahnya bagaimana kita menempatkan keluhan dan kritik itu sebagai hal yang wajar secara proporsional. Munculnya kritik terhadap kehadiran STSI dan SMKI yang dilukiskan mendominasi tiap pagaleran, misalnya, juga harus diterima dengan kepala dingin. Itu yang seketika tampak. Peranan seniman SMKI atau STSI beserta alumninya di tiap kiprah sekeha- sekeha kesenian di daerah ini, meskipun sebagai perorangan, sebenarnya juga cukup dominan. Kenyataan ini menurut hemat kita menggembirakan. Yang belum sepenuhnya menggembirakan karena ada mekanisme lain yang belum berjalan dan belum berke- sinambungan. Tiap kreasi dan inovasi dari "laboratorium dunia ilmiah" itu sudah sepatutnya dikomunikasikan, misalnya lewat forum serasehan, yang juga melibatkan sekeha-sekeha kesenian yang dapat dikatakan datang dari "laboratorium dunia alamiah". Yang positif secara terbuka harus dikembangkan, yang dinilai kurang patut secara terbuka pula harus dikoreksi. Untuk itu diperlukan tolok ukur yang jelas. Tolok ukur itu harus mengacu pada latar belakang pemikiran dan tujuan penyelenggaraan PKB sejak 17 tahun lalu. Banyak komentar terhadap penyelenggaraan PKB yang seolah- olah merefleksikan polemik yang tanpa akhir, hanya karena faktor komunikasi yang belum berjalan sebagaimana mestinya. MAR T INDONESIA MERDEKA Megatrends Asia Melakukan kajian terhadap APAKAH ANDA SUDAH MEMBAWA SURAT IZIN UNTUK MENCARI IZIN? MOHON אובן Megatrends Asia dan Tantangan Nasionalisme HARI ini Sabtu, 17 Juni 1995, kita berada pada "titik" waktu, yang meru- Dengan tolok ukur yang jelas pula, kita pakan bagian dari "himpunan" waktu, dari sebuah "garis panjang" waktu, di dapat memilah-milah materi sajian selama mana fenomena umum manusia dicirikan mendunia, sehingga masyarakat PKB berlangsung, mana yang merupakan sajian utama dan mana yang sebenarnya kecenderungan-kecenderungan manusia dalam istilah kontemporer berada di era global. Pada simpul "garis sekadar meramaikan atau sebagai pe- besar (Megatrends) terhadap panjang", yang juga bermakna "lingkaran", pada "titik" hari ini, 2 (dua) nunjang. Sajian penunjang ini dalam banyak masyarakat manusia, menarik hal perlu justru untuk menjadikan PKB pendapat yang disampaikan oleh bulan lagi negara-bangsa Indonesia akan merayakan hari ulang tahun prokla- sebagai arena yang tidak monoton. Oleh pengamat, kecenderungan (trend masinya yang kelima puluh. Kemudian timbul pertanyaan, bagaimana dalam karena itu kurang tepat rasanya jika materi watcher) global John Naisbitt fenomena "mendunia" di atas, nasionalisme paham nation state Indonesia sajian penunjang dikomentari dengan tolok dalam ceramahnya tentang pelu- dirumuskan kembali tanpa tercabut dari "vitalitas akarnya", dan kemudian ang bisnis tahun 2020 dengan topik "The Next Boom 2020", Rabu 7 Juni 1995 di Jakarta 20 mampu menjawab tantangan-tantangan global kehidupan yang merupakan ke- niscayaan sejarah. vention Center. ukur materi sajian utama. Kebebasan Mimbar dan Nilai Keilmiahan MENURUT anggota DPR RI Novyan Ka- Masalahnya, penolakan semboyan itu bisa man dan Andi Mattalata, kebebasan aka-demis membawa dirinya berurusan dengan dan kebebasan mimbar akademis cen-derung penguasa. disalahgunakan pihak-pihak tertentu. Oleh karena itu, demikian tokoh wakil rakyat kita itu, sebaiknya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menegaskannya lagi demi diperolehnya persepsi yang sama mengenai hal tersebut. Novyan Kaman menengarai banyak orang yang belum memiliki kualifikasi ilmuwan atau intelektual berbicara dalam forum yang dise- but forum ilmiah, atas nama kebebasan mim- bar dan kebebasan akademis. Andi Mattalata dengan lebih lugas mengatakan dewasa ini ada kecenderungan forum ilmiah atau kebe- basan mimbar disalahgunakan untuk menya- lurkan emosi tanpa dilandasi data dan hasil penelitian akurat dan memadai. Dia mempe- rtanyakan ukuran sebuah forum ilmiah, yang kemudian dijawabnya sendiri: Forum ilmiah biasanya bersifat terbatas. berkepanjangan Kertas Surat pari Ibukota berkurang. Kalau tidak segera dapat diatasi, lampu kuning lalu lintas pers nasional akan berubah menjadi lampu merah. Ini berarti fatal. Bukan rahasia lagi, kalau dulu antara produsen kertas koran dan penerbit surat kabar hubungannya sangat baik, am- bil barang (kertas koran) dulu bayar (dengan uang) belakan- gan. Tetapi sekarang (belum ambil barang) harus bayar dulu. "Ada uang ada barang", begitu tegas "money is my busi- ness". Bagi perusahaan penerbitan surat kabar, hanya ada alterna- DAPAT dibayangkan sean- tif sangat terbatas. Menguran- dainya koran tidak lagi terbit, gi jumlah halaman sambil dan surat kabar dihentikan dari menaikkan harga koran akibat peredarannya karena kertas ko- harga kertas terus meningkat, ran tidak bisa lagi diperoleh di atau kalau memang krisisnya pasaran. Mungkinkah hal ini makin gawat terpaksa gulung terjadi? Di ibu kota Metropoli- tikar alias membredel diri tan Jakarta, kemungkinan koran sendiri karena tidak sanggup tidak lagi terbit, rasanya belum lagi hidup merana, walaupun terbayang. Tetapi di daerah per- pepatah mengatakan ayam soalannya lain. mati di lumbung padi" penuh sarkasisme pahit. Masalah kertas, yang dimak- sud kertas koran tentunya, be- Bagi orang awam seperti lakangan ini menjadi serius Nenok, Bulbul, Untung dan En- karena harganya akhir-akhir ini tong perkara kertas koran ini membubung tinggi, dari harga mula-mula tidak menarik per- Rp 1.700 per kg menjadi Rp hatian. Tetapi kalau memang 4.500 per kg. Tidak itu saja, koran terancam sampai tidak konon persediaannya sangat ter- terbit akibat krisis kertas yang batas. Ini membikin pusing para berkepanjangan, tentunya ada penerbit harian di daerah-daer- yang tidak beres. Mereka lalu ah. Karena harganya mahal, dan menjadi prihatin walaupun diperoleh dengan sukar, lalu tidak langsung memahami per- program koran masuk desa soalannya. Sederhana saja, ka- (KMD) menjadi terancam. Ber- lau tidak ada koran yang diba- bagai koran daerah terpaksa ca, apa jadinya dunia ini mengurangi halaman terbitnya, nantinya. Semua orang jadi dan terpaksa pula menaikkan buta berita, buta informasi, ya harga ecerannya, sampai den- buta segalanyalah walaupun gan 50% mata melek. Belum lagi mereka Dikarenakan situasi masalah memikirkan bocah-bocah pen- kertas koran ini menjadi begitu jual koran di seputar perapatan serius, maka Bapak-bapak yang jalan di ibu kota metropolitan terhormat di DPR-RI mulai bic- Jakarta yang tidak sedikit jum- ara, mendesak pemerintah su- lahnya, yang dalam kenyataan- paya segera memberlakukan pa- nya merupakan penunjang jak ekspor atas kertas, dan pendapatan suatu keluarga un- menghentikan ekspor kertas ser- tuk bertahan hidup di tengah- ta mengutamakan terpenuhinya tengah masyarakat berperike- kebutuhan dalam negeri paling hidupan yang sangat keras. dahulu. Bila perlu membubar- Terbetik juga berita di ten- kan saja Asosiasi Pulp dan Ker- gah-tengah berita krisis suplai tas Indonesia (APKI) karena di- kertas koran ini, yang menya- nilai tidak bermanfaat. Sikap takan bahwa kaum pemulung di APKI oleh Bapak-bapak di DPR ibu kota metropolitan Jakarta dinilai tidak lagi loyal terhadap sanggup mengumpulkan kertas program pemerintah. Padahal bekas yang dibuang ke bak sam- Presiden sudah mencanangkan pah sebanyak 250 ton setiap bulan buku dalam kaitan menc- harinya. Ini dinyatakan oleh erdaskan bangsa, tetapi seba- Koperasi Peduli Jakarta (KPJ) liknya APKI justru menghilang yang menghimpun pemulung- kan kertas dari peredaran se- pemulung di ibu kota metropol- bagai bahan buku perusahaan- itan Jakarta. Mereka berharap perusahaan penerbitan di negeri pihak produsen kertas seperti ini. APKI memang dinilai terla- PT Kertas Leces dan PT Aspex lu mementingkan diri sendiri, Paper mau membeli hasil pen- mengorek untung terlalu bany- gumpulan kertas bekas ini den ak dengan berbagai fasilitas gan harga yang pantas. dari pemerintah. Lebih suka Sungguh penting artinya menjual produknya di luar kertas dalam kehidupan negeri dengan untung besar masyarakat modern dewasa ini. sebab harganya jauh lebih ting- Orang Indonesia tentunya ingin gi. Hasil olahan bubur kertas menjadi orang modern, gemar (pulp) dalam negeri dengan fa- membaca koran dan menjadi- silitas pemerintah dikuras APKI kan koran kebutuhan sehari- dari keuntungannya mengekspor hari, ibarat sarapan sebelum ke luar negeri. Pencanangan bu- mulai bekerja setiap harinya. lan buku untuk mencerdaskan Perusahaan penerbitan koran bangsa sepertinya dilecehkan perlu kertas, bukan untuk mem- saja oleh pihak APKI. Ini tentu buat "macan kertas", melain- tidak adil. kan untuk memasak "'hidangan Dari Ujungpandang, Band- informasi" untuk mencerdaskan ung dan Surabaya dengan sant- bangsa. Kalau tidak ada kertas er diberitakan betapa penerbi- koran, ya uang kertas juga tan surat kabar dan majalah boleh. Apapula kalau ada gam- merasa sangat terpukul. Krisis barnya Sri Sultan Hamengku kertas koran yang terjadi Buwono IX atau gambar Pres- sekarang ini sangat memberat- iden RI. Dalam perkembangan terakhir banyak pengamat menyoroti makna penting PKB ini berkaitan dengan peradaban baru globalisasi. Hal ini sudah diisyaratkan IB Mantra dalam Sebagaimana diberitakan oleh sambutannya pada pembukaan PKB I. Di sebuah media massa ibu kota, da pertimbangan individualistik. anggap prediksi yang "over due" nya kita menjadi sadar, akan ko- mitmen bersama dari "anak-anak pihak lain kesenian sebenarnya hanyalah Naisbitt mempredikasikan akan Keenam, peranan sektor perta- (telah lewat waktunya). bangsa" yang mendiami bumi Namun kemampuan salah satu unsur saja dari aset nasional yang terjadinya 8 (delapan) perubahan nian sebagai penampung tenaga bernama kebudayaan. Kehidupan dan di Asia (Megatrends Asia), dalam kerja terbesar akan makin mero- pukau" yang dimiliki oleh Nais- Nusantara, akan kesejahteraan bersama, keadilan ekonomi, perkembangannya niscaya besar sahamnya kurun waktu yang makin nyata sot, dan makin digantikan oleh bitt adalah prediksi yang disam- demokrasi politik dan demokrasi bagi upaya pembinaan dan pengembangan dalam 50 tahun yang akan datang, sektor industri. Ketujuh, peran paikannya, untuk sebagian ge- kebudayaan. Kiranya perkembangan dan dan kecenderungan perubahan itu an wanita dalam bisnis di Asia jalanya telah dirasakan oleh ekonomi. Semestinya kita menja- kenyataan ini kita jadikan bahan renungan telah mulai dirasakan dewasa ini. akan meningkat. Kedelapan, masyarakat, dan bahkan telah di sadar apa yang diwanti-wanti dan kita sadari. Oleh karena itu gaung PKB Naisbitt mengklarifikasikan 8 masyarakat Asia makin bosan ter- menjadi bagian dari kehidupan oleh Hatta di waktu mudanya, pada masa-masa mendatang masih harus (delapan) perubahan yang akan hadap budaya Barat yang selama masyarakat itu sendiri, disadari pada awal dasa warsa 1930-an, lebih digemakan lagi. terjadi di Asia. Pertama, domi- ini mendominasi. Dalam bahasa atau tidak oleh masyarakat yang perubahan ekonomi anak bangsa tanpa dilandasi oleh demokrasi nasi ekonomi Asia oleh Jepang Naisbitt, "ini pandangan objektif bersangkutan. Nekonomi dan politik yang semakin akan beralih ke perekonomian saya, tetapi saya menilai dengan Tantangan Nasionalisme yang didominasi Cina dan orang- modernisasi di Asia, maka budaya Kalau kita merunut "akar vi- menjadi matang, akan melahirkan ketidakadilan ekonomi yang orang Cina perantauan. Kedua, Asia akan makin mempengaruhi talitas" nasionalisme dalam nega- berkurangnya peranan pemerintah perilaku orang-orang Asia, dan ra-negara Indonesia, sudah tentu Dari pemikiran brilian Sjarir, dalam pengaturan perekonomian, mereka bosan terhadap budaya kita diingatkan dan kemudian Kini muncul kembali masalah kebebasan yang dalam bahasa Naisbitt "Per- Barat". sampai kepada pergulatan pemiki- yang merupakan Perdana Menteri pertama negeri ini, semestinya mimbar atau kebebasan akademis. Ada pra- anan pemerintah akan makin pu- kita menjadi semakin sadar bah- duga bahwa kebebasan akademis telah disa- dar, sementara peranan mekanis- Oleh I Gde Sudibya wa nilai-nilai kemanusiaan yang lahgunakan pihak-pihak tertentu. Akibatnya, me pasar makin berjaya". Keti- ada diskusi ilmiah yang pembicaranya bukan ga, pertumbuhan ekonomi Asia Sebenarnya tidak ada sesuatu ran-pemikiran besar dari Bapak- universal (humanisme universal) ilmuwan, walaupun diselenggarakan di tidak lagi didukung oleh srategi yang baru yang disampaikan oleh bapak pendiri republik ini, yang hendaknya semakin menjadi lan- lembaga akademik. Menurut Novyan Kaman yang berorientasi ekspor, tetapi Naisbitt tentang kedelapan predik- merupakan founding fathers nega- dasan, dalam demokratisasi, se- buah proses yang semakin men- dan Andi Mattalata, hal itu suatu penyalah- akan bertumpu kepada daya beli si perubahan tersebut, karena ra bangsa Indonesia. gunaan. Mungkin istilah yang lebih beken lagi, dari masyarakat Asia yang kemak- Megatrends Asia yang dikemuka- Dari pemikiran Soekarno, se- jadi ciri masyarakat global dew- pelecehan kebebasan mimbar. murannya terus bertumbuh. Ke- kannya merupakan pengulangan, mestinya selalu kita diingatkan asa ini. Berangkat dari pemikiran- Pembicaraan dalam forum ilmiah sebe- empat, terjadi urbanisasi: perpin- penegasan kembali, klarifikasi akan komitmen bersama tentang narnya tidak selalu harus dilakukan tokoh- dahan penduduk dari desa ke kota lebih jauh dari pemikiran-pemiki- kesatuan dan persatuan bangsa, pemikiran besar founding fathers tokoh ilmu. Seorang petani dusun pun bisa yang makin intens, peranan sek- ran Naisbitt dalam bukunya ter- nation and character building, tersebut, yang untuk sebagian diundang ke kampus untuk menceriterakan tor modern seperti industri yang dahulu: "Megatrends 2000" dan meminjam istilah Soekarno. Ke- merupakan "akar vitalitas" dari pengalamannya menghadapi hama wereng. didominasi oleh industri teleko- "Global Paradox". Sedangkan satuan dan persatuan dalam kon- nasionalisme negeri ini, maka tan- Ini namanya kampus menimba informasi dari munikasi dalam menyerap tena- dari studi-studi ekonomi, predik- teks kepentingan rakyat, bukan tangan revitalisasi nasionalisme di tangan pertama. Untuk menentukan nilai keil- ga kerja akan makin besar. Keli- si Naisbitt tentang terjadinya ur- dalam konteks kepentingan lain era global, untuk menjawab di- miahannya, tergantung analisis yang dibuat ma, pola pengambilan keputusan banisasi yang intens, merosotnya yang mengatasnamakan kepentin- namika perubahan sebagaimana diprediksikan oleh John Naisbitt Dahulu, kita pernah mengamati sebuah dosen atau mahasiswa terhadap informasi di Asia tidak lagi didasari oleh tr- peran sektor pertanian dalam gan rakyat. universitas atau lembaga pendidikan tinggi yang diterimanya. Demikian juga, seorang adisi setempat, tetapi lebih kepa- menyerap tenaga kerja, sudah di- Dari pemikiran Hatta semesti- (Bersambung ke Hal 12 Kol 1) usul dengan "Political National- dan dalam era berantakannya ko- isme" dan "Islamic Nationalism" (munisme internasional, timbul lainnya, merupakan sebuah negara kecil yang paranormal bisa juga diundang ke kampus dalam bentuk "Indische Partij" tiga kubu kapitalisme baru. Yang terpisah dari masyarakat dan memiliki pera- untuk bicara tentang pengaruh bintang ter- dan "Muhammadiyah"; kedua- satu di Benua Amerika Utara, turan maupun penguasanya sendiri. Lemba- hadap kehidupan manusia. Nilai keilmiahan- duanya pada tahun 1912. yang kedua di seluruh Benua Ero- ga ini merupakan lembaga yang mandiri, nya bukan semata-mata terletak pada apa bebas dari tekanan luar, termasuk penguasa, yang dikatakannya, tetapi pada bagaimana manusia, golongan atau suatu Dalam perkembangan kemudi- pa, dan yang ketiga di kawasan karena memang memiliki tujuannya sendiri, mahasiswa dan dosen serta pendengar SAYA akan mencoba mengupas masalah nasionalisme dalam konteks politik, dengan bangsa untuk memperoleh kekua- an, sampai pada zaman Jepang, Asia-Pasifik. Proses globalisasi yaitu pengetahuan dan kebenaran yang an- mencerna, menganalisis dan mengambil pendekatan historis-empiris. Artinya dengan mendasarkan kepada penglihatan realita saan. Rangkaian ikhtiar itu dapat nasionalisme Indonesia dengan ini dengan paham supra-multi- tara lain diperolehnya melalui penelitian. kesimpulan informasi yang disampaikan itu. perkembangan sejarah. Tidak semata-mata dengan pendekatan teoretis belaka; sekalipun kita kupas secara ilmiah, yaitu berbagai coraknya itu, disatukan dan trans-nasionalisme-nya, ingin Namun dalam perkembangannya, lembaga Mantan penjahat dapat juga diundang pendidikan tinggi akhirnya tidak bisa mele- fakultas psikologi untuk menjelaskan liku-liku saya akan mengaitkannya pula dengan pandangan-pandangan kontemplatif penuh dengan yang menyangkut arti hakiki pow. oleh Bung Karno dalam muara menjebol pagar-pagar nasionalis- kum-hukum perkembangannya gal 1 Juni 1945. paskan diri dari masyarakat di sekelilingnya, kejahatan yang pernah mereka lakukan. renungan akan perkembangan masalah nasionalisme dan politik masa sekarang dan proyek- er, atau "kekuasaan", serta hu- Pancasila, dalam pidatonya tang- me negara-negara Dunia Ketiga. sehingga menambahkan satu tujuan lain, Termasuk di dalamnya adalah perasaan, si-strategis masa depan. yaitu pengabdian sosial. Walaupun demikian, getaran emosi, motivasi atau pendorong yang pengetahuan dan kebenaran yang akhirnya memungkinkan rencana kejahatan mereka dipersembahkan pada masyarakat tetap me- miliki ciri aslinya, yaitu bebas dari rekayasa pihak mana pun, kecuali dirinya sendiri. Belakangan ini, lebih-lebih di negara-nega- ra yang menempatkan demokrasi hanya dalam label, lembaga pendidikan tinggi harus mengakui kekuasaan lain, yang lebih perkasa karena sejumlah alasan, seperti dana dan senjata. Akibatnya, muncul slogan-slogan yang pada gilirannya kebenaran yang semula ditemukan dan dimiliki perguruan tinggi, kini harus diadu atau dihadapmukakan pada kebenaran politik praktis. Kita sering mendengar istilah-istilah baru seperti pemasungan kebebasan ilmiah, pe- ngebirian kebebasan mimbar, rekayasa ter- hadap kebenaran ilmiah demi kepentingan politik. Dahulu, ketika sebagian rakyat Indo- nesia dirundung kelaparan, ada semboyan, makanlah jagung, karena jagung tidak kalah mutunya dari beras. Ilmuwan mungkin terse- nyum, tetapi terpaksa disimpan di perut. Nasionalisme Dalam Catatan Historis - Empiris Oleh Dr. H. Roeslan Abdulgani kan beban kehidupan pers di negeri ini. Pemasokan kertas konon dari sejumlah produsen kertas makin hari makin Nyoman Malahan ada yang meramal- secara kausal, dan segala sebab- Memang dalam perkembangan kan, bahwa, nasionalisme sudah musabab serta siklus akibatnya. sejarah dunia kemudian masalah usang, dan konsep nation-state Tetapi politik juga menyangkut politik, ekonomi dan budaya sulit sudah tidak dapat dipertahankan ikhtiar memperoleh, dan merebut dipisah-pisahkan. Antara tiga lagi. John Naisbitt dan Patricia kekuasaan, melalui pemilu, par- bidang ini ada ikatan saling ter- pol, propaganda pers, agitasi mas- kait. Karena itu dalam dunia ilmu Aburdene dengan gagasan sa dan sebagainya. Di samping humniora lahir istilah political "trend" dan "megatrend", yaitu politik sebagai teknik, orang tidak economy dan political culture. kecenderungan dan kecenderun- boleh lupa bahwa politik juga etik. Jelasnya baik ekonomi maupun gan besar; serta Alvin Toffler den- yaitu gagasan tentang pergeseran Globalisasi dan gelombang perubahan global, Kini di dalam era globalisasi, (Bersambung ke Hal 12 Kol 1) Nasionalisme Eropa dan imperialisme. Dorongan uta- menjadi kenyataan. Apakah yang semacam Bagi saya nasionalisme adalah manya adalah kekuatan ekonomi ini bukan forum ilmiah? Masalahnya kembali suatu fenomena sejarah, yang di yang kapitalistis, dan kekuatan bagaimana mahasiswa dan dosen menjabar- Eropa bangkit pada pertengahan politik yang dominatif-agresif, kan informasi yang mereka terima menjadi abad ke-19 sebagai reaksi ter- dilengkapi dengan kekuatan kul- pemikiran ilmiah. hadap paham feodalisme dan tural yang infiltratif. Bagaimana kalau sebuah universitas klerikalisme. Lahirlah pada wak- Itulah sebabnya maka kolo- mengundang tokoh yang memiliki aspirasi tu itu negara-negara kesatuan na nialisme Barat yang masuk dan wan aktivitas kolonialisme Barat Etik yang bermoral dan berjiwa budaya ikut menjiwai tingkah laku gan gagasan "shifts and waves", politik lain dengan aspirasi pemerintah atau sional di Jerman dan di Italia, mencengkeram Asia dan Afrika di tiga bidang di atas, yaitu di sportif. Hal terakhir ini sering di- politik setiap bangsa. penguasa? Masalahnya kembali, bukan se- menyaingi negara-negara feodal menampakkan diri di tiga bidang, bidang politik, ekonomi dan ke- lupakan. Kebangkitan Nasionalisme mata-mata pada isi pembicaraan itu, tetapi Inggris, Habsburg-Austria, Czar- yaitu dominasi di bidang politik, budayaan. Nasionalisme Asia-Af- Indonesia pada bagaimana mahasiswa dan dosen isme Rusia. Perkem-bangan na- eksploatasi di bidang ekonomi dan rika, termasuk nasionalisme Indo- menerima informasi yang mereka terima. Kita sionalisme Eropa itu adalah kelan infiltrasi di bidang kebudayaan. nesia, bertujuan: Kalau kita sekarang meneliti tidak perlu terlalu khawatir, seorang pembi- jutan dari Revolusi Amerika pada Nasionalisme AA kebangkitan nasionalisme Indone- cara yang "vokal" otomatis akan membuat tahun 1776 dan Revolusi Prancis Sebagai reaksi terhadap kolo- sia, maka jelas bahwa "Budi Uto- pendengarnya berpikir dan bertindak seperti 1789, yang melahirkan benih-be- nialisme Barat, yang berakar ke- mo" yang didirikan pada tahun 1908 dulu itu adalah penjelmaan dia apabila diberi kesempatan berbicara, oleh nih nasionalisme Amerika dan pada nasionalisme agresif Barat itu, lahir nasionalisme Asia-Afri- karenanya ia harus "dicekal". Mahasiswa, Prancis. dari cultural nationalism; dari apalagi dosen, adalah manusia-manusia de- Nasionalisme Eropa ini kemu- ka (AA), termasuk nasionalisme Kalau kita merenungkan se- nasionalisme kebudayaan. Kemu- wasa, yang patut mendapat kehormatan un- dian berkembang menjadi suatu Indonesia. Nasionalisme Asia- jenak apa arti politik itu; maka dian diikuti dengan lahirnya eco- tuk dinilai dan dikondisikan sebagai mampu kekuatan agresif memasuki dan Afrika, yang bangkit pada abad nampak politik adalah ya ilmu, ya nomic nationalism dalam bentuk menentukan kebenaran, kecuali jika mereka menaklukkan benua Asia-Afrika. ke-20 ini bergerak juga di tiga teknik, ya etik. Politik dalam ke- Sarekat Dagang Islam dan Sarekat melakukan tindak kriminal. la melahirkan nafsu kolonialisme bidang, sebagai kekuatan mela- seluruhan mencakup ikhtiar Islam pada tahun 1911/1912, dis- Surat Pembaca Persyaratan: Sertakan Fotokopi Identitas 1. Berdaulat di bidang politik, 2. Berdikari di bidang ekonomi, dan 3. Berkepribadian di bidang kebudayaan. Meninggalkan Rumah Pernyataan Sikap MGPSSR Catatan Rapat paripurna DPR-RI menyetujui RUU perubahan susunan dan kedudukan MPR, DPR dan DPRD. - Jadilah lembaga yang benar-benar berkedau- latan rakyat. *** Untuk mengadakan seminar, panitia tak perlu menga- jukan izin, cukup memberitahukan kepada aparat, kata Mendagri Yogie SM. merintah melalui Menteri Nega- pembangunan perumahan di ra Perumahan Rakyat, dan inves- Jambe dan Kediri Tabanan, tor/developer khususnya yang masalahnya terbentur kurangnya tergabung dalam REI adalah konsumen dan kebetulan juga partner pemerintah di samping pada saat yang sama sedang Perumnas. Untuk terwujudnya dibangun 500 unit (tahap I) Pe- Tanggapan atas Pernyataan Kepala BPN Tabanan rencana perumahan di suatu daer- rumnas di Sanggulan. Jadi rupan- Menanggapi pernyataan Bap- menimbulkan salah tafsir bagi memenuhi kebutuhan perumah- ah, minimal harus memenuhi 4 ya kebutuhan perumahan bagi ak Kepala BPN Tabanan di Bali pihak-pihak yang berkepentingan an bagi masyarakat di daerah (empat) hal, yaitu ada lahan/ Tabanan saat ini masih cukup Post, 9 Juni 1995 dengan judul dan menurut kami pendapat terseb Hal ini sehubungan den- tanah, konsumen, izin dan dana. dilayani Perumnas Sanggulan. Jika salah satu di antara 4 kri- Kami sendiri sebetulnya "Investor yang tidak Menunjuk- tersebut tidak pantas diucapkan gan adanya pertambahan pen- duduk, urbanisasi dan lain-lain. teria tersebut tidak terpenuhi, sudah menurunkan perskot dan kan Aktivitas, Izin Lokasinya Di- seorang kepala BPN. batalkan", maka kami meman- Masalahnya begini, pemban- Misi ini bukanlah kemauan in- sudah pasti pembangunan peru- perskot tersebut tidak kami min- dang perlu untuk meluruskannya, gunan perumahan di suatu daer vestor/developer semata-mata, mahan tersebut akan mengalami ta lagi dari pemilik tanah di Jam- lebih kurang 154 cm, rambut sosoh wa upaya warga Pasek di Sang- pendek. Saat meninggalkan rumah kan Buana menobatkan salah se- karena tulisan tersebut dapat ah/wilayah dimaksudkan untuk tetapi merupakan program pe- hambatan. Dalam kasus rencana be yang jumlahnya cukup besar. memakai daster rompi dan kaos tan- orang warganya menjadi Suling-sis semen belum tuntas muncul krisis kertas. Anggota Redaksi: Denpasar: Agustinus Dei,Dwikora Putra, Dwi Yani, Ida Bagus Geriawan, Legawa Partha, Bali Post Nyoman Mawa, Nikson, Palgunadi, Ida Bagus Pasma, Made Sugendra, Sri Hartini, Nengah Srianti, Wayan Suja Adnyana, Komang Suarsana, Made Sueca, Nyoman Sutiawan, Wayan Sudarsana, Wayan Wirya, Gianyar: IB Alit Sumertha, Bangli: K. Karya, Semarapura: Daniel Fajry, Singaraja: Made Tirthayasa, Amlapura: Wayan Suana, Tabanan: Gusti Alit Purnatha, Negara: Edy Asri, Jakarta: Muslimin Hamzah, Bambang Hermawan, Sahrudi, Alosius Widhyatmaka, Dadang Sugandi, Sura- baya: Endy Poerwanto, Bambang Wiliarto, NTB: Agus Talino, Izzul Kairi, Ryanto, Ruslan Effendi, Suharto, Nur Haedin, Siti Husnin, DP Raka Akriyani, Wayan Suyadnya, NTT: Hilarius Laba, Wartawan Foto: IGN Arya Putra, Djoko Moeljono. Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan dua spasi (spasi rangkap) Akan tetapi dengan adanya ken- Telah men- Setelah mempelajari dengan inggalkan rumah seksama peristiwa Sangkan Bua- sejak 15 Juni 19- na Klungkung yang dimuat ber- 95 pukul 14.00 turut-turut dalam Bali Post tang- wita seorang ber- gal 3/5, 9/5, dan 24/5-95 Maha nama Ni Made Gotra Pasek Sanak Sapta Resi Citriani, umur 22 (MGPSSR) Pusat menyatakan tahun dengan sikap sebagai berikut: ciri-ciri: tinggi 1. Menyesalkan anggapan bah- yataan konsumen seperti ini, ad- gan panjang putih garis-garis mer- gih Hindu (Mpu) sebagai suatu alah suatu hal yang mubazir jika ah, dalam keadaan hamil muda. Yang kebetulan menemukan kita harus membangun rumah. yang jumlahnya melebihi kebu- mohon menghubungi I Wayan War- ka, Br. Sakih, Guwang, Sukawati tuhan, padahal masih ada daerah lain yang membutuhkan. Sebagai Gianyar, telp. (0361) 298661, pengusaha real estate tentunya (Bersambung ke Hal 12 Kol 1) I Wayan Warka Br. Sakih, Guwang Sukawati, Gianyar "aliran baru". Gelar Mpu adalah gelar Sulinggih Hindu yang sudah ada sejak zaman dinasti War- madewa hingga kini. 2. Menyesalkan anggapan bah- wa desa adat memiliki otonomi tanpa batas yang dapat membuat (Bersambung ke Hal 12 Kol 1) - Asal saja petunjuk dan pelaksanaannya di lapangan tidak berbeda. *** Kata Menteri Perindustrian Ir. Tunky Ariwibowo, kri- - Rupanya ini perjuangan hidup. Bang Podjok C. 2098 2cm Color Rendition Chart
