Tipe: Koran
Tanggal: 1996-03-27
Halaman: 09
Konten
Bali Post S BALI Prajaniti harus Sungguh-sungguh U UMANIS,17 MARET 1996 at, Membentengi Iman cita? ahwa pada ma Bali "yang kini". Retrospeksi paling tidak akan mem- kin memojokkan beri peluang munculnya nuansa kebijaksanaan dalam up- enentukan pilihan ya kita menentukan langkah dan perilaku kekinian. Retro- satu yakni amb geksi adalah sikap Lubdaka ketika tersesat dan terpaksa bermalam di hutan, berlindung dan merenung di atas po- ng penuh berkah on Bila sambil menghitung daun-daun yang diluruhkan ma kasih karena pa ke telaga jernih di bawahnya. Kita tak ubahnya "Lub- ah pulau dengan ka-Lubdaka modem" yang tengah "tersesat" di belant- engan kehidupan kehidupan material yang ironisnya "pohon-pohon" spir- ikatakan, kompi alitasnya justru makin kerdil, layu, tandus dan gersang. an masyarakanya Kedua, introspeksi. Dalam dimensi ruang dan waktu yang tos adat dan tra bersifat nisbi ini, kebenaran absolut-kecuali Tuhan, mungkin ai sepiritual yang sangat sulit dicari. Karena itu introspeksi tidak bisa dinafi- masyarakat Baian. Dengan melakukan penilaian diri dan menumbuhkan skap korektif akan menumbuhkan kearifan hidup. Tanpa Dunya cukup wakita hanya akan dipenuhi oleh arogansi dan cenderung ga, dengan bang adigang-adigung plus "buta, tulis" dan memongol. latif utuh bahkan Vertikal-Horizontal Dengan berlandaskan pada pemikiran di atas maka kita awab mengurus mungkin bisa menemukan pola pencerahan umat sekali- kita semua. Kita gus menghindarkan kita dari pemikiran-pemikiran "radikal" nikmat, atau sedan tidak apresiatif. minya di sana-sini Secara sederhana maka pola itu harus mengacu pada ngeksplorasi dan dua posisi, yakni secara horizontal dan vertikal yang dise- san hanya untuk suaikan dengan budaya masyarakat Bali pada umumnya. -malu lagi. Dia- Secara horizontal, sebenarnya "pencerahan" itu sudah r siapa pun sela terjadi dalam masyarakat Bali. Ada yang bersifat individu- al, orang per orang yang punya kapasitas dan kepedulian, Bercermin juga yang kolektif seperti komunitas banjar dan desa adat, jukkan, ada satu kelompok pesantian, sekeha teruna-teruni dan lain-lainnya. ma sebelum kita Didukung pula oleh apa yang disebut local-genius. Kemam- ang" yang penuh puan genial alamiah untuk menghadapi setiap kondisi bu- alpa pada kewa daya. Bukan hanya di pedesaan tetapi masyarakat Bali yang cucu ini. Sudah hidup di kota-kota pun masih memiliki faktor dominan ini. kan pencerahan Di samping itu "sekat-sekat" primordial yang dibangun waannya adalah, para leluhur dahulu, secara horizontal bisa saling melengkapi nlightening) itu dan menjadi reinforcement sehingga kita mampu bertahan a hal yang patut bahkan relatif sampai sekarang. Hal ini memang masih bisa h kita coba me kita andalkan sebagai bendungan agar luapan elemen bu- kembali flash daya asing tidak menggerus "akar-akar" iman manusia Bali. lu". Melakukan Namun dalam kondisi kekinian yang makin sulit dipredik- angkah surut ke si, dimana benturan sosial budaya ibarat air bah melanda an perenungan, bangunan budaya Bali mengakibatkan sekat-sekat makin menghayati mak banyak yang bobol. Akibat lebih jauh adalah ikut terce- Sudaya, dan Sistem ruang dan sebab bhuah loka) satu hari sama dengan 30 hari manusia, menu- dan hukum ni rut peredaran bulan yang terdiri dari 15 hari tanggal (menuju ahyu yang dity purnama) adalah siangnya para pitara dan 15 hari panglong (menuju bulan gelap) adalah malamnya. Di tempat para emperhitungkan dewata (swah-loka) tempat yang lebih mulia dan lebih suci arma masuk ke dibanding tempat pitara. Satu hari para dewa sama dengan mengikuti hu satu tahun waktu manusia, mengikuti gerak atau perjalan- da Yang Maha an (yana) matahari siang para dewa selama 6 bulan per- ma (tyaga) tekun jalanan matahari di utara katulistiwa (utara yana) dan n swadharman malamnya adalah 6 bulan waktu manusia yaitu selama per- man bersatu den jalanan matahari di selatan katulistiwa (daksina yana). Uraian lebih rinci terdapat dalam Manawa Dharmasas- tra 1.64-73. Dalam Bhagawadgita VIII. 17 dan Manawa a, dan Niskala Dharmasastra 1.73 dinyatakan satu hari suci Brahman ad- i kembali men alah 1.000 yuga untuk masing-masing siang dan malam- tahun budi daya Nya. Hari suci siang dan malam Brahman sebagai pern- lam kitab-kitab yataah proses terciptanya dan leburnya jagad masing-mas- la tanpa dikait- ing lamanya 1.000 yuga yang diperkirakan sama dengan at. Ruang, wak- 4.320.000.000 tahun manusia. Dalam Bhagawadgita XI, satu sistem un Arjuna mendapat rahmat-Nya untuk dapat secara langsung n yang mempu dengan mata dan pengalaman mistik akan kemaha-kua- em kalimat yang saan-Nya serta keagungan-Nya, sehingga meningkatkan ke- hilangkan salah sadaran dan keyakinan (ke-sradha-an) Arjuna. tkan maknanya Sebagai ilustrasi, bila seorang berumur 60 tahun men- tu, dan sebab inggalkan bumi (bhuh loka) menuju tempat para dewa (swah-loka) dan berdiam selama 100 tahun waktu manusia di, menghayati (1996-2096) kemudian kembali ke bumi, maka setelah sam- matahari dise pai di bumi (tahun 2096) pada dirinya hampir tidak ada satu tahun dan perubahan tetap seperti umur semula (hanya bertambah 100 jam, menit dan hari) sedangkan cucunya yang tinggal di bumi telah lama meninggal karena tua. Demikianlah proses perubahan ar meter, untuk sebab-akibat serta persepsi waktu. as dengan du Bagaimana pula di maha loka; kondisi menjadi ma- ang dan waktu hakuasa, maha mengetahui, maha pengasih dan penyay- ngikuti hukum ang. Di sini tentu hampir tidak ada perubahan dapat dikata li kembali dan kan abadi, sedangkan waktu mendekati nol atau niskala. upan yang kita. Selanjutnya tak terbayangkan di jnana loka, tapa loka dan logi (iptek). akhimya di satya loka. agama) ruang Semua ini untuk membuka wawasan kita bersama un- elatif menurut tuk meningkatkan kesadaran siapa diri kita yang berdiam dak dapat dica di bumi dalam jagad raya yang berjarak berjuta-juta tahun wa melalui per cahaya. h atas rahma Hi dunia manu oh leluhur atau bahwa dampak "erosi" pada satu lokal ternyata juga marnya ruang-ruang" yang lain. Kita bisa melihat berpengaruh secara "global Bali". Menghadapi situasi seperti ini nampaknya grass-root budaya Bali tidak mampu berbuat apa-apa, tanpa daya. Karena tidak bisa berinteraksi penuh secara horizontal akibat terbiasa ting- gal dalam "kapling-kapling" primordial di samping adanya sikap paternalistik yang masih kuat maka akhim- ya kita mesti menggantungkan harapan kepada hirarki di atas kita. Secara vertikal, pencerahan itu bisa berupa sikap keteladanan, uraian moralitas yang bukan sekadar hi- asan bibir, arahan, bimbingan, bishama, perhatian dan kepedulian serta pemecahan masalah yang tidak mam- pu dipecahkan oleh umat dari kelompok "akar rum- put" ini. Dari siapa? Tentu saja dari mereka atau kel- ompok masyarakat yang berposisi "di atas" umat ke- banyakan. Dari suprastruktur kalau kita menyinggung guru wisesa (pemerintah), ya bapak gubernur, bapak bupati sampai ke bapak camat yang punya wewenang di sawewengkon Bali. Lalu dari lembaga-lembaga umat, baik yang formal seperti Parisada dari daerah sampai pusat yang diyakini sangat tahu dan "memahami" sekali apa yang tengah terjadi. Juga dari forum umat baik yang berlabel cendekiawan seperti FCHI atau yang berupa yayasan-yayasan. Tentu saja tak boleh ketinggalan para sulinggih yang secara langsung berada di front depan bersama umat. Jika mereka memberikan kontribusinya bagi pencerahan umat maka beban-beban pelik yang ditanggung umat pasti menjadi lebih ringan. Dengan membangun kedekatan secara vertikal den- gan umat maka potensi konflik, baik yang bersifat lahi- riah maupun bathiniah akan lebih cepat terdeteksi se- belum menimbulkan keresahan umat. Kita pun akan merasa lebih "aman" dan "tenteram" dalam memban- gun dan memperkokoh keimanan kita. Potensi-potensi ini bisa menjadi tempat bertanya, berkeluh kesah dan mengadu. Sebagai umat yang sering tidak berdaya menghadapi kekuatan modal dan kekuasaan maka ma- rilah kita berdoa agar kita dan mereka yang "di atas" kita masih punya sisa bekal kekuatan moral di "kan- tong" nurani masing-masing agar iman kita tidak terla- lu banyak "dilacurkan", tidak sekarang dan tidak juga nanti. Dewa Made Ragawa Perjuangkan Kepentingan Umat PRAJANITI, konon, lahir dari perjuangan dan kesadaran umat Hindu terhadap tantangan yang akan dihadapinya. Akan tetapi, dalam perjalanan, Prajan- iti pernah terlibat dalam kancah politik praktis. Pada kurun wak- tu 1968-1980, Prajaniti pernah diklaim sebagai underbow suatu kekuatan sosial politik dan men- jadi anggota Sekber Golkar. Terlepas dari "masa lalu" itu, kini Prajaniti telah lahir kemba- li. Ini artinya harus memiliki pe- ran untuk kelangsungan hidupn- ya. Lantas peran apa yang bisa diambil oleh Prajaniti dalam kon- teks kekenian? Apa saja yang bi- asanya menghalangi peran ini? Menurut Drs. Nengah Sudar- ma, Sekjen Prajaniti, terbentukn- ya Prajaniti Hindu Indonesia di- latarbelakangi oleh situasi poli- tik di Indonesia yang berkembang pada kurun waktu sebelum tahun 1966. Saat itu di Bali, konstelasi politik diwarnai opini nasakomisasi di segala bidang kehidupan, termasuk lem- baga-lembaga tradisional seper- ti lembaga adat. Melihat kondisi yang demikian, untuk kejayaan perjuangan bangsa Indonesia diperlukan kesadaran nasional dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Dengan rasa sujud bakti, lan- tas dibentuk badan perjuangan umat Hindu atas dasar keagam- aan Hindu dalam bentuk organ- isasi massa sebagai wahana per- juangan umat dalam menunaikan tugas pengabdian terhadap bang- sa. Organisasi ini bernama Pra- janiti Hindu Indonesia, disingkat Prajaniti dibentuk tanggal 19 Juni 1965, Sabtu Paing Warigadian dengan berasaskan Pancasila dan agama Hindu. Organisasi ini ber- tujuan menggalang persatuan dan kesatuan umat Hindu di Indone- sia untuk mewujudkan satu masyarakat adil dan makmur se- suai yang tersirat dalam Pembu- kaan UUD 1945. Organisasi ini, kata Sudarma, adalah wahana perjuangan dan pengabdian umat Hindu dalam menunaikan dharmanya terhadap Sang Hyang Widhi Wasa, bang- sa dan negara, sesuai tugas suci dan kamar mandi. Madya akan dibangun candi bentar, tem- pat air pembersih, bale kulkul, joglo (ge- dung serba guna) dilengkapi dengan WC Dana yang terkumpul lewat rekening Bali Post nantinya akan ditransfer ke reken- ing panitia pembangunan Pura Sono Panca Giri: Bank Bumi Daya Swanday- ani, Surabaya a/c 034037-12677. Pura Jati Pramana, Kotamadya Cire- bon, memerlukan dana sebesar Rp dua ratus empat belas ribu dua ratus 98.214.281 (sembilan puluh delapan juta delapan puluh satu rupiah). Pura yang isme adalah tubuh manusia dan yang mendekati sempur- na adalah organisme lainnya. Organisasi dalam tatalaksa- na sebenarnya meniru kerja organ dari organisme. Dari teria sistem yang intinya meliputi keselarasan, keserasian, pola tatakerja organ tersebut dapat diangkat beberapa kri- keseimbangan dan hubungan yang padu serta runtut. Suatu sistem adalah berkesinambungan berupa suprasistem, sistem dan subsistem, sesuai wawasan dan sudut pandang. Di dalam pola tersebut diletakkan sasaran, tujuan dan goal yang selaras, posisi yang serasi, fungsi yang seim- bang dalam hubungan yang saling terkait (inter-relasi), yang diwajibkan oleh ajaran Hin- saling mempengaruhi (interaksi) dan saling ketergantun- gan (interdepedensi). Itulah kira-kira sebagian persyara- tan sistem, semua kriteria dalam keadaan runtut dan padu, sehingga kalau salah satu lemah, keseluruhan akan men- jadi lemah. Bagaimana halnya dengan agama dan budaya bila di- lihat dari sudut sistem? Sulit diletakkan dalam satu sistem, baik suprasistem maupun subsistem, karena tidak padun- ya tujuan dan tidak saling keterkaitan. Seperti telur, apabi- la cukup umur bila saatnya kuning telur (agama) menetas kulitnya (budaya) harus pecah berantakan dan selesailah tugasnya, dan bila kulit telur terlalu kuat, telur sulit men- etas dan lama-lama tentu terjadi pembusukan. Dapat pula diandaikan seperti dua sisi dari satu mata uang, tinggal dua pilihan antara mayi (agama-manurut kitab suci) atau dibangun di atas tanah sertifikat Hak Milik maya (budaya-upaya di mayapada) antara siwe (roh uni- Nomor 532 dengan luas 1.184 m2 terle- versal) atau sawe (jagad) antara sifat manawa dengan si- tak di Jalan Kalijaga Permai Kelurahan fat danawa. Hanya ada satu pilihan, bila membuka siwe Larangan Kecamatan Harjamukti Kota- dware maka siwe dware sebaiknya ditutup (sange dware- madya Cirebon. Tanah tersebut hasil sembilan pintu atau lubang jasmani) analog antara agama pembelian swadaya umat Hindu di dan budaya tidak bisa diletakkan dalam satu sistem, mana wilayah Cirebon. Bangunan pura yang yang suprasistem dan mana yang diberi posisi sebagai akan dibangun mencakup padmasana, subsistem. Keduanya tidak dapat diperbandingkan dalam kori agung, bale pagongan, tempat gan- satu ukuran. ti, penyengker, dan pintu masuk. Dana punia Anda dapat dikirimkan mela- Arjuna yang terkenal ahli dalam tapa-brata untuk lui Rekening Nomor 037.1.01135.3, atas mendapatkan senjata anugerah para dewa juga bingung nama Panitia Pembangunan Pura di PT akan kondisi yang serta dua atau rwabhineda atau bipolar Bank Dagang Nasional Indonesia Ca- ini (Bhagawadgita III.2). Namun semua sloka dalam bab bang Cirebon dan Rekening Nomor 33- ini merupakan petunjuk pemecahannya. Dualisme ini 20-7122.8, atas nama Panitia Pemban- tidaklah untuk dijadikan pertentangan (Bhagawadgita gunan Pura di PT Bank Rakyat Indone- sia Cabang Cirebon. tahuan suci, bebas dari hati terikat atau apriori. du. Selain itu, terbentuknya or- dengan proses berpikir. "Ini ran seluruh umat dan organisasi mas ini karena umat Hindu men- yang kurang dilakukan Hindu. "Di sinilah seharusnya yadari sedalam-dalamnya dan masyarakat yang malas," tegas- semua organisasi dan umat Hin- yakin terhadap tujuan suci yang nya. du mengambil peran." dibebankan oleh ajaran agama Menurut dia, manusia-manu- untuk berbakti dan mengabdi sia yang malas berpikir biasanya kepada perjuangan bangsa Indo- nesia mencapai moksartham ja- gathita yang bersih dari segala bentuk penindasan dan pengisa- pan. Dalam menunaikan kiprah- nya, kata Sudarma lebih lanjut, Prajaniti mendukung dan beker- ja sama dengan PHDI sebagai majelis tertinggi umat Hindu di Indonesia. Susunan organisasi ini terdiri atas: untuk tingkat nasional dip- impin oleh dewan pimpinan pu- sat; tingkat propinsi atau yang setingkat dipimpin oleh dewan pimpinan daerah; tingkat kabu- paten dipimpin dewan pimpinan cabang; tingkat kecamatan dip- impin dewan pimpinan anak ca- bang; untuk wilayah desa dip- impin dewan pimpinan ranting. Sedangkan di wilayah banjar atau setingkat dipimpin oleh pemimpin anak ranting. Kekuasaan tertinggi dalam organisasi ini ada di tangan se- luruh anggota yang dijalankan sepenuhnya oleh Majelis Per- musyawaratan Anggota (MPA). Secara singkat dapat ditarik kes- impulan, lahirnya Prajaniti di- dasari oleh semangat perjuangan keumatan. Lalu bagaimana im- plementasinya di masa kini? Pemurnian Pendiri Asrham Gandhi Canthi Dasa, Candidasa, Nyon- ya Gedong Bagoes Oka men- jelaskan, masyarakat pada zaman sekarang diwarnai oleh manipu- lasi besar-besaran. Manusia yang tidak menemukan jatidirinya akan termakan oleh manipulasi tersebut. "Karena itu setiap manusia harus berusaha mene- mukan jatidirinya." Organisasi-organisasi Hindu, tandas dia, bisa juga diandaikan dengan manusia. Jika organisa- si-organisasi yang lahir ingin berperan dalam perjuangan umat Hindu, mereka harus menemu- kan jatidirinya. Proses penemuan jatidiri ini akan dapat diperoleh Dana punia Anda dapat dikirim dengan pos wesel melalui bank dialamatkan ke- pada Drs. Dewa Ketut Mudhita, BRI Ca- bang Dompu-NTB, rekening nomor 002 016850 M272. sangat suka menggunakan piki- ran orang lain. Pikiran orang lain ini terkadang terkontaminasi oleh kepentingan individu atau kelompok yang sempit. Jika piki- ran ini disadur oleh organisasi Hindu atau umat Hindu maka mereka bisa terjebak. "Karena itu berusahalah menemukan ja- tidiri," katanya berulang-ulang. Jika dalam proses berpikir tersebut telah ditemukan jati diri, tandasnya, umat Hindu atau or- ganisasi Hindu harus berani men- jalankan apa yang diyakininya itu. Untuk berani ini, lanjutnya, memerlukan spirit yang ampuh. Bagi umat Hindu, mantra meru- pakan spirit yang ampuh. "Kare- na itu mulailah belajar mengha- falkan mantra-mantra yang vital bagi kehidupan manusia," saran- nya. Menurut cendekiawan Hindu ini, mantra yang paling cocok untuk konteks kekinian adalah mantra abhayam". "Ab- hayam" artinya jangan takut. Mantra ini diambil dari kitab Yajur Weda. Jika mantra ini diu- capkan terus-menerus, umat Hin- du akan mendapatkan anugerah berupa perasaan yang tak men- genal takut. "Perasaan ini san- gat berguna bagi perjuangan di masa kini dan masa depan," te- gasnya. Tokoh generasi muda Hindu, Agus Indra Udayana juga sepa- kat dengan hal itu. Dijelaskan, kemunculan organisasi-organisa- si Hindu selama ini pertanda positif. Tetapi pertanda ini harus diwujudkan dalam bentuk reali- ta. Artinya, agar pertanda itu tidak sekadar pertanda, organisa- si-organisasi ini harus mewujud- kannya dalam bentuk peran yang lebih nyata. Peran-peran seperti ini, katan- ya, menuntut suatu kesungguhan hati untuk berjuang demi membe- la kepentingan umat. Dalam per- an-peran seperti ini akan diuji se- jauh mana komitmen dan keseri- usan umat Hindu atau organisasi Hindu membela kepentingan Hin- du. Organisasi atau individu yang tak memiliki komitmen seperti itu, tambahnya, tidak akan mem- punyai peran apa-apa dalam perkembangan Hindu lebih jauh. Organisasi yang tak punya komit- men seperti ini biasanya pemben- tukannya didasari oleh kepentin- gan politik yang sempit. Seperti ingin memperoleh kedudukan politik dan lain-lain. Jika semua organisasi Hindu seperti ini, sia- pa yang akan diharapkan untuk mengantisipasi tantangan umat Hindu di masa depan? Berangkat dari argumentasi seperti itu, Agus Indra, meng- harapkan pemurnian yang terus- menerus dalam tubuh organisasi atau dalam diri sendiri. Pemurnian ini akan mengantarkan organisasi atau manusia Hindu ke jatidirin- ya atau ke misinya semula. Nyonya Gedong menambah- kan, pemurnian ini harus dimu- lai dengan melakukan tindakan- tindakan yang sederhana. Misal- nya tidak berbohong dan se- bagainya. Tindakan yang seder- hana ini perlahan-lahan akan membentuk pribadi yang jujur. "Dalam organisasi, tindakan sederhana harus mulai dilakukan dengan selalu ingat pada misin- ya," tegasnya. Biasanya, lanjut dia, misi or- ganisasi banyak hanyut oleh ke- pentingan yang sempit. Seperti kepentingan ekonomi, kepentin- gan politik dan kepentingan sem- pit lainnya. Mengatasi hal ini, or- ganisasi Hindu atau umat Hindu Ditegaskan, masalah-masalah harus melakukan pemurnian se- keumatan belakangan ini sangat cara rutin. Jika dalam organisasi banyak. Dia mencontohkan kasus atau dalam masyarakat tidak ada laba pura, kasus BNR dan isu kemurnian, maka mereka akan penggusuran Pura Aditya Rawa- musnah. "Jangankan dalam or- mangun. Kasus-kasus dan isu-isu ganisasi dalam agama pun ini memerlukan perhatian dan pe- demikian," ujarnya. (tar/lun) berapa pelinggih. Dana yang diperlukan ri, Kedampal Penebel. Pura Penataran Ped Nusa Penida, Klungkung memerlukan dana punia Anda untuk merampungkan renovasi be- sekitar Rp 100 juta, selain untuk meren- ovasi, juga untuk pembangunan wanti- yang dilengkapi ruang ganti pakaian, lan serba guna termasuk bale pamedek juga akan dibangun kamar mandi. Pura Manik Geni Arya Pengalasan Br. Tegal Tulikup, Gianyar memerlukan bantuan umat sedharma untuk men- dukung Gaya renovasi pura tersebut. Anggaran yang diperlukan sebesar Rp 44.750.000 akan dipergunakan untuk merenovasi pengaruman, gedong peny- impenan, sanggaran, meru, pajenengan, bale kulkul, gedong Hyang Dewa-Dewi, bale piyasan dan candi bentar. Pura Argha Bhadra Dharma, Desa Ngargoyoso, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Surakarta, Jawa Tengah, yang saat ini sedang dalam proses pembangunan masih me- merlukan dana punia Anda. Keseluruhan dana yang diperlukan pura seluas 407 Daerah NTB, Rek. No. 14.0001-07793.9 berupa tembok penyengker, apit surang. Termasuk biaya pemlaspas. Keseluru- untuk biaya penimbunan lokasi dan ren- ra Barat memerlukan dana punia umat han dana yang diperlukan sebesar Rp ovasi pura tersebut. Dana keseluruhan 111.000.000 (seratus sebelas juta rupi- yang diperlukan sebesar Rp 34.900 (tiga melalui BRI Unit Penebal No. Rekening piah), untuk pembuatan tembok peny- ah). Dana punia Anda dapat disalurkan puluh empat juta sembilan ratus ribu ru- 33-21-1380 atas nama I Wayan Putu, engker, kori agung, padmasana, penglu- dengan alamat Pura Luhur Siwa Pakusa- rah, pelinggih G. Rinjani, pelinggih R. Lingsar, pelinggih T. Gangga, bale pi- Pura Luhur Sad Khayangan An- yasan dan vaping block. Bagi umat Hin- dakasa Angantelu, Karangasem mer- du yang ingin berdana punia dimohon antara lain tembok penyengker keliling Manuaba pada Bank Pembangunan encanakan kelanjutan pembanguann mentransfer ke rekening IB. Suamba kan, dan balai kulkul. Jumlah dana yang atau ke Karang Baru, Narmada. lk. 200 meter, dua buah balai pesande- diperlukan Rp 255.712.000 (dua ratus Pura Jagat hita Karana, Kota Madya lima puluh lima juta tujuh ratus dua be- Samarinda memerlukan dana revovasi las ribu rupiah). Untuk proses pemban- sebesar Rp 48.200.000 (empat puluh gunan tersebut masih memerlukan dana delapan juta dua ratus ribu rupiah). punia Anda. Dana tersebut akan digunakan panitia Pura Melanting Pesanakan Pura pembangunan pura tersebut untuk Agung Pulaki, Desa Banyupoh, Keca- membangun padmasana, apit lawang matan Gerokgak, Buleleng, yang 9 pel- dan pagar. Bagi umat Hindu yang akan inggihnya rusak akibat kebakaran 5 Ok- mengulurkan dana punianya dapat tober lalu, segera dipugar. Panitia pe- mentransfer ke rekening atas nama mugaran pura tersebut menganggarkan Panitia Renovasi Pura Jagat Hita biaya yang diperlukan sebesar Rp 80 Karana, PT Bank Rakyat Indonesia juta (delapan puluh juta rupiah), untuk Cabang Samarinda, Jl.Gajah Mada merehab pengaruman istri (Rp 20 juta), No.1 Samarinda, Rek. No.33-20-5444- pengaruman lanang (Rp 20 juta), kori agung (Rp 6 juta), bale kulkul (Rp 3,5 1. IV.22) namun dicermati dengan hati yang suci dan penge pura Agung Setya Dharma Dompu- pembangunan padmasana (1), meru (2), meru (Rp 13 juta), bale pemegat (Rp 4 Sragi, Kecamatan Songgon Kabupaten Mencermati Zaman Kali Kita ungkap kembali cita-cita zaman kali. Kalau tidak ikut gila (edan) tidak kebagian (keduman) atau kalau tidak Wawasan Sistem ikut mabuk (kekuasaan) tidak empuk (posisinya). Sistem yang paling utuh dan sempurna di antara organ- (Bersambung ke Hal 12 Kol 1) ranata, Jl. Letda Reta 45 Dps 2.000 langan, antara lain. bangunan pelinggih pen- Komang Mardika penderita tumor mata, Ariyawan penderita yawang, pembangunan dapur 10.000 tumor, Wiliawan penderita kanker tulang, IGP Cakra penderi- dan ruang makan. Gede Astawa, DPL DA arno-Hatta Rp17 Bima NTB yang dimuat han ini Denerimaan sebelumnya Denerimaan seutuhnya Rp Rp Rp. 12.000 ta kaki gajah, Aryanti penderita kepala membesar, Maulana Pembangunan Pura Segara Rp 573.500 penderita kepala membesar, Kt. Raka penderita tangan pun- 585.500 tung, Gd. Wardana penderita tumor, I Nyoman Rapa pender- Tawangalun, Desa Sumbera- Rp 276.000 untuk Pura Agung Segara di Bitung aramita, Pakan Baru Riau penerimaan sebelumnya Denerimaan seluruhnya Utara Rp 50.000 Rp 226.000 Rp 276.000 03.500 untuk Pura Bukit Indrakila Dusun Dausa, Kintamani Bangli dhi Sudhana, Danau Tamblingan Semawang San enerimaan sebelumnya enerimaan seluruhnya ita perut mengeras, Wayan Kari penderita kanker rahang, gung, Kecamatan Pasangga- Wayan Mubagia penderita kepala membesar, Ely Saputra ran, Kab. Banyuwangi, Jawa penderita kulit bersisik. Timur yang rusak berat akibat Sumbangan Anda dapat dikirim langsung ke bagian Sekretar- gelombang tsunami, dan kini iat Redaksi Bali Post 67 A Denpasar atau dengan weselpos hanya tinggal bangunan pad- dan rekening Bali Post di BRI Cabang Denpasar No. 31-45, masana. Dana yang diperlu- 1065.4. Rp 1.522.500 untuk Maulana Penderita Kepala Membesar Wayan Kerti Kuta Kadek, Tanjung Pinang Jumlah yang dimuat hari ini Rp 55.000 Rp 648.500 Rp 703.500 171.500 untuk Pura Ananta Tirta Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya kan seluruhnya Rp 37 juta. Pura Ponjok Batu, Kecama- tan Tejakula, Kabupaten/Daer- ah Tingkat II Buleleng, yang Rp 5.000 pembangunannya sudah dim- Rp. 5.000 ulai 18 Desember lalu, Rp 10.000 diperkirakan memerlukan Rp 1.512.500 dana Rp 1 milyar dengan wak- Rp 1.522.500 tu membangun sekitar 3 Rp 3.864.650 untuk Komang Mardika Penderita Tumor Mata tahun. PHDI Tingkat Desa Karya Makmur di daerah transmi- grasi memerlukan dana untuk mewujudkan cita-cita umat memiliki seperangkat gong. Dana punia Anda dapat dikirim Rp 3.844.650 langsung ke bagian Sekretar- Dharma Sragen Jateng IAN Denpasar ma Rp 25.000 enerimaan sebelumnya Kadek, Tanjung Pinang Rp Rp 146.500 enerimaan seluruhnya Kel. I Ketut Kerta, JI. Sakura IV/3 Dps Rp Rp 171.500 Jumlah yang dimuat hari ini Rp Rp 10.000 5.000 5.000 20.000 Jumlah penerimaan sebelumnya 95.500 untuk Pura Adya Dharma sta di Salatiga Monang Maning, esimuka XI No.165 Dps enerimaan sebelumnya enerimaan seluruhnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 3.864.650 lat Redaksi Bali Post di BRI Rp 1.273.800 untuk Aryawan Rp 25.000 Penderita Tumor Rp Rp 970.500 995.500 Kel. I Ketut Kerta, JI. Sakura IV/3 Dps Rp Kadek, Tanjung Pinang Rp Jumlah yang dimuat hari ini Rp .916.100 untuk Pura Petitenget di Krobokan Kuta dewi, Dps awan Denpasa awan, Denpas Br. Umalas Kargin dra, Br. Taman da, Br. Umala Kangin awi, Br. Umala Kangin na, Br. Umalas Kangin a, Br. Batu Belg Sendra, Br. Unalas Kauh dra, Br. Umalas Kauh Br. Umalas Kingin wi, Br. Umalas Kangin wa, br. Umalas Kauh tini, Br. Batubelg ng dimuat harin nerimaan sebelumnya nerimaan sekuhnya SIMPATI ANDA Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya சசசசச Cabang Denpasar No. 31-45, 1065,4. Pura Hargo Loka, Desa Ba- long, Kecamatan Jenawi,, 5.000 Kabupaten Karanganyar, 5.000 Jawa Tengah, yang diren- 10.000 canakan dibangun di lereng Rp 1.263.800 pegunungan berlokasi di Rp 1.273.800 Dukuh Gununganten, Desa Rp 1.304.000 untuk Komang Eli Saputra, Penderita Kulit Bersisik Kadek, Tanjung Pinang Balong. Untuk lancamya pem- bangunan pura tersebut, dana punia Anda bisa langsung dikirim kepada bendahara 5.000 panitia pembangunan Pura 5.000 Hargo Loka, Sunardi, d.a. 10.000 Kantor BKK Kecamatan Karanganyar, Rp 1.294.000 Jenawi Rp Rp Rp 3.000 3.000 3.000 Rp 10.000 Rp Rp 5.000 Kel. I Ketut Kerta, Jl. Sakura IV/3 Dps Rp Rp 5.000 Jumlah yang dimuat hari ini Rp Rp 10.000 Jumlah penerimaan sebelumnya Rp. 5.000 Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 10.000 Rp 10.000 Rp 20.000 MASIH PERLU DANA Rp 3.000 Rp 2.000 Rp 3.000 Rp Rp Rp 1.304.000 Surakarta 57795, Jawa Ten- gah. Pura Sono Panca Giri, ber- NTB memerlukan dana Rp 124.600.000, untuk merehabilitasi dan melengkapi bangunan pura tersebut, terdiri dari pem- bangunan candi kurung (sedang dalam di bentar, dan bale banjar. tahap pembangunan), bale kulkul, can- MAN OF ALAM m2 itu sebesar Rp 30.832.500; untuk juta), bale ongkara (Rp 4,5), pelinggih Pura Pucak Giri Raung di Desa bale banjar (1), bale persiapan dan per- juta), bale peninjauan (Rp 4 juta) dan pustakaan, candi bentar (2), candi ku- lumbung (Rp 5 juta). Untuk itu panitia rung (1), kulkul dan bale kulkul. mengharapkan bantuan dana punia Pura Luhur Siwa Pakusari Kedamp- umat Hindu di mana pun berada. al, Penebel masih memerlukan dana Pura Tirtha Gangga, Karang Baru, punia umat untuk pembangunan fisik Desa Punikan Narmada-Nusa Tengga- kan sekitar Rp 35.000.000. PURI GADING JIMBARAN BALI Banyuwangi, memerlukan dana punia umat untuk pembangunan bale pase- lang, bale gong, bale pesanekan, per- antenan suci, bale kulkul, dan sarana penunjang lainnya. Dana yang diperlu- HALAMAN 9 BONDRES "Cicing Borosan" SEORANG teman, kebetulan aktivis organisasi politik tertentu, marah setengah mati ketika teman lain mengejeknya dengan seb- utan cicing borosan. "Sebenarnya kau tak lebih dari sekadar cicing borosan," kata sang pengejek sambil memencongkan bibirnya sedemikian rupa, sehingga menambah seru muatan ejekannya. Maksudnya, menjelang pemilu mereka digerakkan kesana-kemari guna memperoleh dukungan. Sementara kalau pemilu sudah usai, sang bos akan "menempuh hidup baru" di lembaga perwakilan, sedangkan para pekerja partai kembali kepada suasana kehidu- pannya semula. Petani kembali bertani. Para usahawan, kembali dengan kegiatan usahanya. Demikian halnya dengan abdi negara dan guru. Semuanya kembali seperti suasana semula. Bangun pagi terus mandi, tidak lupa menggosok gigi, kemudian berangkat ke tempat tugas, kadang-kadang tanpa sarapan pagi. Kiasan cicing borosan biasanya dialamatkan kepada golongan pekerja partai yang berjuang habis-habisan menjelang pemilu dan ternganga-nganga begitu pemilu usai. Tetapi, haruskah marah kalau dijuluki cicing bo- rosan. Cicing borosan artinya anjing buruan. Sesuai namanya, anjing yang satu ini memang disiapkan oleh bosnya yang melancarkan proses perburuan atas binatang buruan tertentu. Oleh karena itu, jangan heran kalau melihat kenyataan bahwa tidak semua anjing bisa masuk dalam jajaran keluarga anjing buruan. Sebelum masuk di "eselon" ini, anjing-anjing itu harus melewati berbagai latihan. Katakanlah semacam diklat penjenjangan karier, kalau dalam or- ganisasi pemerintahan. Penampilan bodi, kesehatan, dan keter- ampilan, tidak luput dari perhatian tim penyeleksi. Dan yang tak kalah penting adalah apa yang selama ini dikenal dengan PDLT atau pengabdian, dedikasi, loyalitas dan tak tercela. Sulit? Memang tidak gampang. Namanya juga cicing borosan. Makanya jangan main-main dengan anjing yang satu ini, apalagi mau mempermain- kannya. Bisa gawat akibatnya. Para pemburu tradisional biasanya memanfaatkan anjing lokal se- bagai anjing buruan. Walau demikian, penampilan mereka rata-rata lebih besar dari anjing-anjing pada umumnya. Jenis anjing yang selama ini dikenal dengan cicing kacang, sampai kapan pun sulit dibayangkan bisa naik peringkat menjadi anjing buruan, karena bod- inya sangat kecil. Walaupun bodinya terbilang besar, kalau ternya- ta anjing itu kudisan, juga tak mungkin lolos seleksi. Yang lainnya, soal keterampilan. Anjing buruan yang terlatih, mam- punyai cara tersendiri dalam menggigit lawannya, dalam hal ini bi- natang buruan itu. Sehingga, biar bagaimana pun, hebatnya per- tarungan yang dilakukan, tidak akan menyebabkan binatang buru- an menjadi hancur oleh giginya, karena keterampilan yang khas. Soal penciuman juga jangan tanya. Sangat tajam. Lebih dari itu, anjing buruan juga mampu membedakan secara dramatis antara perilaku menggonggong dengan menyalak. Luar biasa. Lalu soal PDLT. Pengabdian seekor anjing buruan, betul-betul tan- pa pamrih. Terbukti, anjing buruan tak pernah mempersoalkan bi- natang buruan yang diperoleh. Dia juga tak mengenal komisi. Pun- cak keasyikan bagi anjing buruan yang baik dan benar, bukannya di saat menyantap hasil buruan, justru pada saat menangkap bina- tang buruan. Dia juga berada dalam kondisi siap sergap selama 24 jam. Kapan saja sang bos mengisyaratkan buru dan sergap, dia pun akan berangkat memburu dan berusaha menyergap mati atau hidup buruannya. Jadi dedikasinya tak perlu diragukan. Demikian juga halnya dengan loyalitas. Bos anjing buruan akan berkomuni- kasi dengan anjingnya, bukan pakai bahasa anjing, melainkan den- gan bahasa ibu sang bos. Kadang-kadang juga pakai bahasa Indo- nesia atau bahasa Inggris. Karena keterampilan dan ketajaman in- sting masing-masing pihak, dengan bahasa apa pun perintah diu- capkan, tak ada masalah. Yang lain soal "tak tercela". Anjing buru- an tak boleh kiul/malas, dan jaruh/suka mencuri makanan. Kalau ketahuan, risikonya bisa dipecat secara tidak hormat oleh bosnya. Atau kalau nasib lagi apes, bisa dihukum mati. Kalau para pekerja partai yang rajin harus dijuluki cicing boro- san, sebenarnya saya pun layak juga mendapat julukan seperti itu, karena saya sempat menjadi pekerja partai yang aktif. Namun tidak lama. Kurang lebih hanya sepuluh tahun. Selain menerima sindiran cicing borosan, banyak juga yang mengirimkan salam den- gan ucapan sinis, ngalih gae memocol. Tetapi saya belum pernah tersinggung, apalagi harus marah setengah mati, seperti teman di atas. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, kehadiran saya dalam lingkungan "keluarga besar cicing borosan", memang bukan dalam rangka ngalih gae mebati, melainkan sekadar untuk melihat dengan mata kepala sendiri "medan buru" dalam artian yang sebenarnya. Kedua, lontaran ejekan cicing borosan, umumnya be- rasal dari kalangan cicing kacang, yang terkenal kiul, lengkeng dan jaruh, sehingga tak perlu dirisaukan. Ketiga, sebagaimana telah disinggung di atas, sebenarnya tidak gampang untuk masuk dalam jajaran cicing borosan. Perlu berbagai syarat, termasuk sehat jas- mani-rohani, dan PDLT yang tak diragukan. Maka, saya tak pernah marah. Entah kalau kemudian duduk soalnya beda. sons Wayan P. Windia PURI GADING JIMBARAN DITENGAH KEINDAHAN ALAM PULAU DEWATA KAMI HADIRKAN Hunian Ideal Keluarga Bahagia Harga mulai dari Rp 20.000.000 lokasi di Jl. Kupang Baru III Rp 40.000.000 Umat Hindu di beberapa daerah masih memerlukan dana pu- Surabaya, yang akan diban- nia Anda untuk membangun pura dan sarana pendukung lain- gun memerlukan dana sebe- 1.000 nya untuk ibadah. sar Rp 15.971.750. Pura yang 93.000 Pura Luhur Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri akan dibangun di atas tanah Rp 5.823.100 Kabupaten/Daerah Tingkat II Tabanan, memerlukan dana Rp seluas 325 m2 itu nantinya ter- Rp 5.916.100 205.730.000 untuk pelaksanaan upacara Karya Agung Mamu- diri dari Mandala Utama dan ngkah, berlangsung 14 Juni 1995, serta untuk pembangunan Mandala Madya. Pada Man- dan perbaikan fisik. Dari dana tersebut, sebesar Rp 125 juta dala Utama akan dibangun nantinya untuk biaya Karya Agung Mamungkah, selebihnya padmasana, panglurah, bale untuk pembangunan dan perbaikan fisik meliputi: perbaikan pemiosan dan kori agung. Se- meru dan piyasan, perbaikan undag, pelebaran natar pura, pem- dangkan pada Mandala menerima titip sumbangan pembaca untuk sau- ara kita yang tengah menderita dan ditimpa kema- TERSEDIA TYPE 21, 27, 36, 45 Siap Huni BUKA SENIN- JUMAT jam 9.00-17.00 Sabtu - Minggu Jam 10.00 - 14.00 Bergegaslah jumlah unit sangat terbatas Hubungi Pengembang: PT. MITRASURYA CEMERLANG Kantor Perwakilan JI. Imam Bonjol No. 336F Telp.483482 REI No.00.01089 Denpasar - Bali 1 BALI - PAM 24 jam FASILITAS : - Sarana Pendidikan - Sarana Peribadatan - Taman yang Asri - Jalan dengan Hotmix dan paving Lebar Jalan : - Jalan Utama 18 m - Jalan Sekunder 12 m - Jalan blok 10 m -Jalan lingkungan 7m-8 m - Sarana Olahraga Lapangan Tenis Lapangan Basket Lapangan Bulutangkis - 10 menit dari Airport - Lokasi dikawasan elit pariwisata - 200 m dari kampus Udayana - Security 24 jam - Bangunan dengan -Tersedia jaringan Telepon anti rayap C 82 4cm
