Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1998-10-04
Halaman: 01

Konten


4cm MINGGU PAING, 4 OKTOBER 1998 NOMOR 49 TAHUN KE-51 Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila Roeslan Abdulgani: MILIK NOREN PERS NASIONAL SURAKARTA Mega Punya Lawan Besar Rebut Kursi Presiden Jakarta (Bali Post) - Kendati kong es belum mulai; aspirasi pencalonan Megawati menjadi presiden terus menggulir. Kalangan elite PDI pun siap mati-matian memenangkan sang calon. Tak heran, jika salah seorang fung- sionaris DPP PDI Aberson Sihaloho me- ngatakan, jabatan ketua umum partai terlalu kecil untuk Mega. "Dia harus jadi presiden," ujarnya, belum lama ini. Arus politis itu ternyata rajin diamati tokoh tua, di antaranya Roeslan Abdul- gani. Ketika wartawan mengkonfirmasi- kan pencalonan Megawati, tokoh tiga za- man ini tak henti-hentinya mengumbar senyum. Sesekali ia menyelipkan per- nyataan simbolis dan diplomatis. "Orang besar itu selalu memiliki tantangan be- sar," ujarnya, Sabtu (3/10) kemarin, di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Len- teng Agung 99, Jakarta Selatan. Roeslan mengidentifikasi orang besar tersebut sebagai presiden pasca-Habibie. Presiden mendatang, katanya, harus dari orang besar. Ini dikarenakan tan- tangan kenegaraan dan kebangsaan pas- ca-Habibie tidak lebih ringan dari sebel- umnya. "Setelah Habibie itu kan Indo- nesia masuk abad ke-21. Abad ini tidak main-main tantangannya. Makanya, presidennya harus dari orang besar," tutur Roeslan. Apakah Cak Roes (panggilan Roeslan- red) menempatkan Megawati sebagai or- ang besar? "Kalian sudah tahu jawaban- nya. Tidak perlu tanya lagi," ujarnya sembari melempar senyum. Menjadi orang besar, menurut Cak Roes, tidaklah mudah, apalagi orang be- sar yang dicalonkan untuk merebut kursi presiden. "Musuh dan lawannya juga be- sar," ucapnya lugas. "Artinya, untuk menjadi presiden, Megawati memiliki lawan besar?" pan- cing wartawan. Cak Roes langsung me- lempar senyum. Lagi-lagi ia menjawab dengan pernyataan diplomatis. "Pokok- nya yang namanya brang besar, ya... pas- ti punya lawan besar," tuturnya. Kendati tidak langsung, pernyataan- nya itu mengarah kepada Megawati. Ini terbukti, saat Cak Roes mengaku sependapat dengan pemikiran bahwa presiden mendatang harus mempunyai dukungan massa real. Cak Roes setuju, presiden pasca-Habibie perlu memiliki legitimasi dan kepercayaan penuh dari rakyat. Lantas, siapa lawan Megawati? Cak Roes belum bersedia menyebut. "Tunggu perkembangan dulu," ucapnya. Namun yang pasti, jika Megawati mela- ju ke arena persaingan kursi presiden, lawan dan tantangannya lebih cepat mengemuka. Kendati demikian, ia me- minta Megawati tidak mundur. Jangan takut, karena di dalam tan- tangan, pasti ada jawaban, pasti ada ker- inganan. Itu hukum alam," katanya. "Bagaimana kalau Habibie ingin jadi presiden lagi?" tanya wartawan. Cak Roes menjawab lugas, "Kalau dia jadi presiden lagi, keadaan bangsa ini masih tetap seperti sekarang ini. Ya... (pam) terus begini-begini saja." Besok, Polri Resmi Pisah dari ABRI *Wiranto: Jarak Kami Sama untuk Semua Kekuatan Politik Jakarta (Bali Post) - Mulai Senin (5/10) besok, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dipisahkan dari ABRI. Menhankam/Pangab Jende- ral TNI Wiranto menegaskan, ABRI se- pakat kedudukan Polri di masa depan harus mandiri. "Tetapi, tentu saja kami tidak ge- gabah membuat suatu perubahan yang justru nanti dampaknya negatif," kat- anya seusai menyaksikan geladi bersih HUT ke-53 ABRI di Mabes ABRI Ci- langkap, Sabtu (3/10) kemarin. Hadir dalam kesempatan itu ketiga kepala staf angkatan dan Kapolri. Menurut Pangab, mulai 5 Oktober nanti Polri sementara berada di bawah Departemen Pertahanan dan Keaman- an (Dephankam) selama enam bulan ke depan, termasuk berbagai perangkat pendukungnya. Setelah itu, kata Wiranto, pihaknya akan mengupayakan suatu saat Polri betul-betul mandiri. "Untuk ini mem- butuhkan reorganisasi yang menyelu- ruh," tandasnya. dari ABRI Menurut Pangab, kemandirian Polri tersebut diperlukan untuk menjawab tuntutan kondisi masa depan dan me- nyikapi perkembangan global. Meski demikian, katanya, upaya memisahkan Polri dari ABRI itu perlu tahapan- tahapan. Ia menyatakan pentahapan tersebut tidak bisa dipotong. "Nanti ada perubahan doktrin, ada perubahan sistem pendidikan, sistem pembinaan organisasi dan perangkatnya. Ini semua membutuhkan waktu dan sudah kami atur," ujarnya. Wiranto juga mengatakan, ABRI kini tengah melakukan reorientasi, reposisi dan reaktualisasi peran ABRI, terma- suk menyangkut dwifungsi ABRI. Itu berdasarkan berbagai masukan dari masyarakat, termasuk para pakar dan kelompok-kelompok lainnya. Dikatakan, aktualisasi dwifungsi ABRI antara masa laluan sekarang akan sangat berbeda, karena ABRI menggunakan paradigma baru. ABRI menyadari, perannya dalam rangka partisipasi di bidang sosial politik jelas tidak bisa dipertahankan seperti yang dulu. Jarak kami sama untuk semua kekuatan politik dan dengan partai poli- tik," ujarnya. dhoyono mengatakan, paradigma baru peran sospol ABRI tersebut sebetulnya merupakan komitmen kesediaan dan niat ABRI untuk menyesuaikan diri. Jadi, katanya, ABRI akan menghindari peran yang kurang proporsional. "Seba- liknya ABRI akan menuju pada peran yang tepat zaman, tepat porsi sesuai dengan fungsi dan tugas kami," tandas- nya. Ditanya soal adanya usulan me- ngubah bentuk negara kesatuan ke negara federal, Kassospol mengatakan, sikap ABRI cukup jelas, tetap memper- tahankan negara kesatuan RI. Dikatakan, pikiran-pikiran memben- tuk negara federal merupakan pikiran atau ide dari sekelompok lapisan masyarakat saja. "Banyak hal yang masih melemahkan kalau kita tergoda atau ingin mengubah bentuk negara kita ini," katanya. Menurutnya, pengalaman selama 32 tahun memang terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, baik menyangkut per- imbangan keuangan pusat-daerah, de- Dikatakan, setelah masa enam bu- sentralisasi sumber daya manusia lan itu, pihaknya akan memikirkan di (SDM), pemberdayaan putra daerah mana posisi Polri yang tepat atau di maupun keadilan pembangunan. Se- bawah departemen mana sebaiknya mua itu, katanya, secara jujur harus Polri berada. Apakah langsung di bawah dijadikan pengalaman untuk perbaikan presiden, Depdagri atau Dephankam. sistem dan penyelenggaraan pemerin- Hal itu, katanya, merupakan tahapan Di tempat yang sama, Kassospol tah pada waktu yang akan datang. terakhir dari upaya memisahkan Polri ABRI Letjen TNI Susilo Bambang Yu- (yum) Niat ABRI Kasal Hargai Semangat Marinir Masuk PDI demi kepentingan bangsa dan negara," katanya kepada war- tawan di Mabes ABRI Ci- langkap, Sabtu (3/10) kemar- in, seusai mengikuti geladi ber- sih upacara Hari ABRI Jakarta (Bali Post) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Madya TNI Widodo AS meng- hargai semangat para pur- nawirawan marinir yang ma- suk ke PDI Perjuangan. "Wa- Ia juga menghargai sikap laupun beliau-beliau purnatu- para purnawirawan marinir gas, ternyata masih punya ko- tersebut. Kasal hanya ber- mitmen besar untuk berjuang harap sebagai purnawirawan SAJIAN Mertha Sutedja Menyoal Soekamoisme Siapa yang Layak Dampingi Megawati? Tanggulangi Kekerasan pada Perempuan Hal.2 Hal.3 Hal.4 • Cerita Pendek: Sepasang Mata Tua Kelopak: Seks, Cinta, Kontrol Diri Hal.5 Hal.8 Home page Http//www. Bali Post. co. id bpdps @indo. net. id BP net E-mail ABRI, hendaknya jiwa Sapta Marga dan Sumpah Prajurit masih melekat di hati mereka. Di mana pun mereka berju- ang, katanya, tentu harus se- lalu berorientasi bagaimana tetap menegakkan Pancasila dan UUD 1945, serta persatu- an dan kesatuan nasional. Perjuangan para marinir di PDI nanti, katanya, harus diorientasikan kepada kepen- tingan yang terbaik bagi bang- sa. Ditanya, apakah tindakan mereka tersebut merupakan indisipliner, Kasal menyata- kan tidak. "Saya kira tidak," tandasnya. marinir masuk PDI Perjua- ngan. 'Ah, ngawur itu," ujar- nya saat ditanya wartawan. Dikatakannya, para pur- nawirawan marinir tersebut karena sudah pensiun berarti telah menjadi warga sipil. Se- bagai warga sipil, mereka mempunyai hak-hak seperti layaknya masyarakat sipil yang lain. Kepada para marinir terse- but, Suharto mengingatkan agar tetap menjaga persatu- an dan kesatuan. Dalam melaksanakan reformasi, ka- tanya, mereka jangan sampai kebablasan. "Jadi, silakan saja (mereka masuk PDI Per- juangan-red). Itu hak mere- ka," katanya. Yang penting, katanya, mereka tidak boleh melepaskan kepentingan Di tempat yang sama, Ko- mandan Korps Marinir TNI Angkatan Laut Mayjen TNI (Mar) Suharto membantah bahwa pihaknya yang menyu- bangsa. ruh para purnawirawan Roeslan Abdulgant MEGA PUNYA LAWAN BESAR BPM/raj Megawati, Lanjutkan Cita-cita Bung Karno. FIGUR Megawati mampu 660, tetapi 500 orang belum ada ke PDI Perjuangan. Bersama menembus batasan kelas dan koordinasi-red) dan tiga pensi- mereka juga terdapat 38 pe- status sosial. Ketua Umum unan angkatan darat. Dari 161 ngusaha, di antaranya investor DPP PDI Perjuangan ini bu- purnawirawan marinir, empat jalan tol Mailono Suwondo dan kan hanya populer di kelom- di antaranya berpangkat Agus Hari Subagio. Orang baru di PDI Mega juga muncul dari pok arus bawah. Karismanya brigjen. ternyata juga menghinggapi Selain itu, Mega menerima unsur ormas. Ada lima tokoh kelompok menengah dan atas. Ini terbukti, ketika ia me- nerima secara simbolis ma- suknya sejumlah anggota masya-rakat dari beragam kelas dan status ke kubu PDI Perjuangan. Bertempat di hala- man Kantor DPP PDI Perjua- ngan, Sabtu (3/10) kemarin, Mega mengucapkan selamat Lima pengacara Ikadin tu- datang kepada 161 purna- wirawan marinir (semestinya rut menyatakan diri bergabung empat pemuka agama di ant- aranya Hasyim Wahid (adik kandung Gus Dur) dan pende- ta Eka Darma Putra (Ketua PGI). Megawati juga meneri- ma tokoh pejuang Pamoe Ra- hardjo. Dia yang juga Ketua Umum Yapeta ini adalah man- tan ajudan Bung Karno, se- masa jadi presiden. ormas yang siap memperjuang kan kiprah politik Megawati, di antaranya mantan Sekjen DPP Gema MKGR Imam Nusanto. Sementara dari unsur pemuda terdapat 20 pemuda, satu di antaranya keponakan Mega- wati, Putih Guntur Soekar- noputri (putri Guntur Soekar- noputra). Hal.11 Partai Terbuka Pangdam tak Datangkan Pasukan dari Luar Denpasar (Bali Post) - Kodam IX/Udayana dipastikan akan me- nerjunkan 1.400 prajurit atau 14 SSK (Satuan Setingkat Kompi) untuk mengamankan jalan- nya penyelenggaraan Kongres PDI Perjuangan, 8-10 Oktober mendatang. Janji tersebut disampaikan Pangdam IX/ Udayana Mayjen TNI Adam R. Damiri seu- sai menyerahkan sembako bantuan pemer- intah Singapura kepada masyarakat pra-KS di Wilayah Nusra, Sabtu (3/10) kemarin. Prajurit tersebut, lanjut Panglima, didatang- kan dari satuan-satuan yang ada di Bali. Artinya, tidak perlu didatangkan personel dari luar Bali, karena keamanan kongres (yum) didukung masyarakat dan warga PDI sendi- Dari Peluncuran Buku Karya Dr. George Adhitjondro (1) Soeharto Kencing Berdiri, Habibie Kencing Berlari? didaulat" untuk mengapresiasinya masing-masing Dr. Albert Hasibuan dan Dr. Todung Mulya Lubis. Albert yang juga Koordinator Gem- pita sampai harus menghadirkan" Mahatma Gandhi ke hadapan peserta peluncuran buku, yang terdiri atas para aktivis sosial dan sekitar 200 wartawan. Tentu bukan jazad Gandhi melainkan ucapannya. "Satu orang saja yang diinspirasikan oleh kebenaran, dapat meruntuhkan suatu rezim," demikian ucapan pencinta damai dari India itu yang dikutip Dr. Albert un- tuk Dr. George Aditjondro. PAKAR sosiologi dari Universi- tas Newcastle, Australia, Dr. George Aditjondro melukiskan pola relasi politik Soeharto-Habibie sebagai hubungan edukatif, antara guru dan murid. Artinya, segala yang dita- nam" Soeharto juga "dipanen" dan dinikmati Habibie. Konsekuensinya, telah menjadi keniscayaan bagi Habi- bie untuk ikut bertanggung jawab terhadap segala ekses tindak-tanduk Soeharto selama berkuasa 32 tahun. Logika semacam itulah yang men- ginspirasi Aditjondro untuk memberi judul yang agak sakrastis pada buku- nya yang Kamis (1/10) lalu diluncur Sementara itu, dengan meminjam kan di Ekspose Cafe, bilangan Iskan- motto sebuah mingguan ibu kota, prak- darsyah, Jakarta Selatan. Judul uta- tisi hukum Dr, Todung M. Lubis me- ma buku setebal 160 halaman itu nilai buku karangan mantan dosen "Dari Soeharto ke Habibie". Dibubu- Universitas Kristen Satya Wacana, hi anak judul yang cukup panjang, Salatiga ini bisa dijadikan referensi "Guru Kencing Berdiri, Murid Ken- bagi praktisi hukum, khususnya mere- cing Berlari: Kedua Puncak Korup- ka yang tengah menangani kasus har si, Kolusi, dan Nepotisme Rezim ta Soeharto. Orde Baru" Delapan Yayasan Penulis buku yang diterbitkan George membagi isi buku dalam dua MIK Pijar Jakarta ini mendapat bagian besar, yakni (1) Sang Guru: pujian dari dua pakar hukum yang Jend. (Purn) Soeharto dan (2) Si Mu- rid: Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie. Walau TMII adalah proyek awal George mengupas tuntas kekayaan Yayasan Harapan Kita, dalam keluarga Soeharto dan kroni-kroninya. perkembangan selanjutnya, setelah Soeharto, digambarkan George sebagai proyek mercusuar itu menghasilkan kepala gurita yang mempunyai dela- banyak duit, sebagian keuntungan- pan belalai, berupa yayasan-yayasan nya dialihkan ke yayasan baru yak- raksasa yang mencocor kekayaan In- ni TMII. Tahun 1990, Yayasan donesia. Kedelapan yayasan raksasa Taman Mini berpatungan dengan PT itu, masing-masing diketuai Soeharto Humpuss Madya Pratama (HMP) sendiri, Ibu Tien Soeharto (alm), sau- milik Tomy Soeharto. dara kandung/tiri/famili Soeharto/ibu Di PT Radio TMII, PT HMP me- Tien, anak/menantu/cucu Soeharto, miliki 65% saham, sedangkan TMII para besan Soeharto, sanak-saudara 35% saham perusahaan. Dengan in- Soeharto/ibu Tien, orang kepercayaan vestasi Rp 600 juta, perusahaan Soeharto dalam kabinet dan yayasan- kongsi ini mengganti total peralatan yayasan ABRI yang terlibat dalam bis- radio FM yang kini mengudara pada nis keluarga Soeharto. gelombang FM 105,8 meter dari Ge- Dalam kelompok pertama, dapat dung Sakti Plaza, Jalan Gatot Sub- dihimpun tidak kurang dari 13 yayasan roto, Jakarta. Baru setahun berop- antara lain Supersemar, Dharma erasi, radio swasta niaga tersebut Bhakti Sosial (Dharmais), Amal Bakti bisa meraih keuntungan Rp 55 juta Muslim Pancasila, Dakab, TVRI, Triko- sebulan. ra dan Yayasan Ibu Tien Soeharto. Kelompok kedua mencakup sembilan yayasan antara lain Taman Mini In- donesia Indah (TMII), Kartika Jaya, Purna Bhakti Pertiwi dan Yayasan Dana Gotong-Royong Kemanusiaan.. Adhitjondro juga melukiskan bagaimana keluarga Soeharto "mem- perdaya" masyarakat; seolah-olah in- gin membantu ternyata mencekik. Hal. 11 Menetralisasi Advokasi 0 ri. "Inilah yang menjadi kekuatan kami," paparnya. Dikatakannya, jumlah tersebut diyakini mampu mengamankan jalannya perhelatan akbar PDI pimpinan Megawati itu. "Mereka punya komitmen dan siap untuk menga-man- kan Kongres PDI," katanya. Kendati jumlah tersebut tergolong luma- yan besar, lanjut Panglima, bukan berarti akan ada riak dalam penyelenggaraan kon- gres. Menurutnya, kesiapan ini merupa kan bentuk antisipasi. "Insya Allah tidak akan ada riak selama penyelenggaraan kongres," ujar jenderal berbintang dua ini. BPM/as-10 SUNGGUH repot jadi figur publik macam Desy Ratnasari. Segala sisi kehidu- pannya selalu tak luput dari sorotan ba- nyak pihak, terutama media massa. Soro- tan paling gres menyangkut menurun drastisnya berat badan artis kels Sukabumi, 12 Desember 1973 ini. Sebe- lumnya dia 50 kg, kini susut jadi 47 kg. Benarkah penampilan artis bertinggi badan 160 cm ini kurus dan berwajah pu- cat lantaran stres berat terkait kasus syair lagu "Takdir"? Atau akibat terlalu memikirkan hubungannya dengan Abdul Latief, duda kaya mantan Menaker itu? Desy yang biasanya bersikap dingin dan selalu menjawab no comment, kini men- jawab semua dugaan tersebut tak benar. Hal. 11 Jangan Libur HARIAN PAGI TERBIT 12 HALAMAN ECERAN Rp1.200 Mahathir: Anwar Berencana Gulingkan Saya Kuala Lumpur (Bali Post) - PM Malaysia Mahathir Mohamad menuduh mantan Deputi PM Anwar Ibrahim bersekongkol untuk menggulingkannya sambil berpura-pura menunjukkan wajah yang bersahabat. Dimikian dikatakan sejumlah surat kabar setempat, Sabtu (3/ 10) kemarin. Mahathir, Jumat (2/10), untuk pertama kalinya melontar- kan tuduhan terperinci mengenai adanya rencana Anwar un- tuk menggulingkannya. Ia mengatakan, mantan putra mah- kotanya itu merencanakan untuk mengambil alih kendali atas beberapa bagian dalam tubuh partai Organisasi Nasional Me- layu Bersatu (UMNO) sebagai salah satu upayanya untuk merebut kekuasaan. "Dia (Anwar) tampaknya sangat baik terhadap saya, tetapi dia sebenarnya tengah merancang cara untuk menurunkan saya. Semula saya tidak percaya ketika orang-orang menyam- paikan hal ini kepada saya, tetapi sekarang saya mengetahui bahwa ini benar," kata Mahathir di Kedah sebagaimana dikutip kantor berita Bernama. Menurut Mahathir, Anwar juga memegang catatan para pemimpin yang dapat digunakan untuk menggulingkan mere- ka dalam pemilu tiga tahunan partai UMNO, tahun depan. "Ini merupakan persekongkolan nyata," katanya. Anwar dipecat sebagai Deputi PM dan Menteri Keuangan Malaysia, 2 September lalu, dan sehari sesudahnya dipecat sebagai anggota UMNO. Mahathir mengatakan, Anwar secara moral tidak cocok memimpin Malaysia. Dia dipecat sebagai menteri dan dikenai lima tuduhan menyangkut sodomi dan lima tuduhan lain ber- kaitan dengan penyalahgunaan kekuasaan. Sementara itu Anwar membantah semua tuduhan tersebut dan berulang kali menuduh adanya persekongkolan di antara para pejabat tinggi UMNO untuk menggulingkannya. Mahathir adalah pemimpin UMNO, yang merupakan par- tai dominan dalam tubuh koalisi berkuasa Front Nasional. Ketua UMNO secara tradisional akan ditunjuk sebagai PM. Mahathir menganggap Anwar telah berbohong ketika me- nyatakan keengganannya untuk mencalonkan diri sebagai ke- tua UMNO. Sementara gelombang kritikan atas tindakan pe- merintah yang menggunakan Peraturan Keamanan Dalam Negeri (ISA) untuk menangkap Anwar dan para mitra terde- katnya hingga kini terus berlangsung. POSKO laPOran Seputar Kongres (ant) PDI "Jeg" Mega Mega "Bli" RATUSAN simpatisan PDI Perjuangan di Banjar Balun, Sab- tu (3/10) sore kemarin tumpah-ruah. Mereka melakukan up- acara pemlaspas Posko Gotong Royong di depan balai ban- jar setempat. Upacara dipimpin Jro Mangku Reteg. Selama tiga jam Jalan Setiabudi macet total, karena posko yang dibuat tak menampung semua simpatisan PDI Perjua- ngan. Di samping itu, para pengendara kendaraan banyak mengarahkan perhatian ke posko itu dengan pemandangan massa sedang pesta di pinggir jalan. Menurut Koordinator Posko Gotong Royong I Made Sutama alias Minggik didamp- ingi wakilnya Dewa Putu Ngurah alias Dewa Saraf, posko ini termasuk paling sering mengadakan pesta rakyat. Dalam ar- tian, makan bersama dengan dana swadaya. "Untuk posko saja kami habiskan dana Rp 15 juta lebih," ujar Minggik yang juga donatur utama di posko itu. Administrasi dan adanya papan pegumuman yang berisi seruan Megawati agar massa PDI tidak rusuh pada kongres mendatang, adalah langkah yang bisa ditiru posko lain. Di samping tiap minggu melakukan kebersihan di lingkungan banjar. Yang menarik di posko ini, mereka memiliki yel-yel bemu- ansa Bali. Jika kita tanya bagaimana situasi politik sekarang, semuanya akan menjawab, "Jeg Mega, Bli (pasti Mega, Mas)." Menurut simpatisan PDI Perjuangan di banjar ini, yel-yel itu akan menjadi kenyataan bahwa pada pemilu mendatang PDI pimpinan Mega menjadi pemenang. Yel-yel itu, menurut Ming- gik, bukan tanpa alasan, karena memang saat ini 90 persen anak muda di Banjar Balun sudah didaftarkan sebagai anggo- ta PDI Perjuangan. "Keinginan itu menjadi menggebu-gebu karena sejak lama ditekan rezim Orba," ujamya. (sue) S POSKO Desy Ratnasari BPM/wan Kurus karena "Takdir" atau Abdul Latief? "Semua itu gosip yang ngaco. Yang benar, dara Slamet Raharjo ini. saya kurus karena sedang getol-getolnya Bagi Desy, untuk apa lagi gelar sarja- cari uang. Sementara wajah pucat bisa jadi na? Bukankah profesi artis sudah mem- akibat capek syuting maupun rekaman, atau tekanan darah saya lagi drop alias rendah," jelas Desy Ratnasari kepada Bali Post, saat preview sinetron "Kado Istime wa" yang dibintanginya, di markas Multi- vision Plus Jakarta, baru-baru ini. beri seabrek popularitas sekaligus kepua- san materi? Desy yang memulai karier dari gadis sampul majalah ibu kota itu berko- mentar, "Baginya gelar pendidikan formal tetap penting. Selain untuk memenuhi jan- ji kepada almarhum papa saya yakni tetap Getol cari uang? Untuk apa, Des? menyelesaikan studi, gelar sarjana tetap Menurut artis pemeran pembantu terbaik saya butuhkan guna mengimbangi Festival Sinetron Indonesia (FSI) 1997 ketidakmampuan saya dalam berbisnis. dalam sinetron "Bukan Perempuan Biasa" Jadi, bila kelak profesi artis maupun nya- ini, hal itu dilakukan dalam rangka mem- nyi tak lagi menghasilkan, saya bisa men- persiapkan bekal dana untuk cuti semen- jual jasa sebagai psikolog." tara dari dunia akting. "Setelah syuting sin- Dalam sinetron "Kado Istimewa" yang etron "Melati" rampung, saya akan lang- disutradarai Enison Sinaro- belum di- sung cuti dari kegiatan akting. Selanjutnya, tayangkan di televisi namun sudah ma- berkonsentrasi penuh dalam studi, khusus suk nominasi sinetron drama lepas pili- nya merampungkan skripsi," ujar maha- han FSI 1998 ini-Desy berperan sebagai siswi tingkat akhir di Fakultas Psikologi Wawuk, putri Bu Kustiyah (Rima Melati) Universitas Atmajaya, Jakarta ini. mantan sukarelawati pada zaman perang . Diakui Desy, padatnya kegiatan kemerdekaan, Sinetron yang skenarionya mulai dari syuting film, sinetron, iklan, pre- ditulis Jujur Prananto ini mengungkap senter televisi, sampai menyanyi makna mendalam seputar perjuangan dan menyebabkan skripsinya mandek. keluguan seorang wanita desa yang ngo- "Mudah-mudahan dengan cuti di jalur tot ingin memberi kado istimewa kepada keartisan dan memprioritaskan bidang anak mantan komandan gerilya yang san- studi, skripsi saya bisa rampung tahun gat dihormatinya. Kado tersebut berupa depan," harap Desy yang juga main dalam tiwul, makanan tradisional Jawa yang ter- film layar lebar "Telegram" arahan sutra- buat dari tepung gaplek. (As-10) 2cm Color Rendition Chart 2cm