Tipe: Koran
Tanggal: 1998-10-04
Halaman: 09
Konten
4cm 2cm 4 Oktober 1998 S er טות as, rat de- Drs. Darmasutapa man yang Anda ren- adalah karena cinta manya berbeda. Lagi angtua pacar Anda menyetujuinya. Ini perberat lagi karena da belum benar-benar ngan first love-nya. li LS hanya mencintai a atau karena tergiur nda, sehingga ia terle- ak dan lupa terhadap à lalu lengket dengan lau hatinya telah ter- i, bisa jadi ia akan be- r meninggalkan diri ra Gina, kalau Anda nar mencintai LS dan u bukan masalah be- Anda, mungkin jalan ling mudah adalah ngikuti kehendak LS gtuanya, yaitu Anda gama seperti agama reka anut. Itu jalan ng gampang. Karena alah seorang laki-laki, ra di negara kita ini masih disarankan enjadi kepala rumah asanya agak janggal keluarga Anda kalau ndah agama hanya ingin menikahi LS. yang agak sukar dan endaki atau naik-naik Anda mempertinggi hidup Anda baik dit- ■ri segi pendidikan, moral dan tanggung ehingga Anda diberi agai pemuda idaman uarga LS, sehingga akan dengan serta merelakan anaknya ada ajak berumah tang- na Anda sebagai pemu- an tentu saja agama da peluk bukan men- ghalang bagi keluarga ikian juga dalam men- ak-anak di kemudian ara Gina, demikianlah saya terhadap per- nda, semoga Anda da- buat sebagai pemuda dalam keluarga LS keluarga besar Anda ehingga memudahkan nda di kemudian hari. י ANAK? AN 381 B 1/08/97 ni) ap kencing manis. i Hotel 681 Denpasar ap hari buka). J C49751 yak beban pikiran dan menumpuk. Aturlah dan tenaga untuk esaikan semua itu. Jan- enerima tugas baru se- lan, satu per satu asal Bersakit-sakit dahulu, dihati, segera utarakan. sud hati ingin memeluk g, apa daya tangan tidak i. Kalau ada rencana, berharap terlalu besar. baru menanam jangan an kerja keras dan per- banan. Tabahlah. keputusan. Jangan beri yang iri hati dan suka asut. Anda harus kuat an percaya diri. Renca- g sudah matang jangan i terpengaruh. Hindari Caannya. Jika berakibat r jika diurus sendiri. mangkan. Usahakan jan- sib dan rezeki itu berbe- la, kalau sudah waktun- a enak dan lancar-lancar adi tak usah iri jika me- eman atau saingan yang mangat dan hemat. Beru- sembahyang. Sabar. sil dengan baik. Jangan wi Fortuna atau Bintang juran belum berpihak ke- Anda. Sabar saja. Panik atus asa, hanya akan me- ah beban penderitaan. tan dengan senyum, nis- kung. Yang penting kerja dah wataknya sukar di- ndisinya kurang begitu Rezeki seret, kesehatan arun. Bertahan pada po- tau apa yang dikerjakan, termasuk baik. Jangan ar, tugas terbengkalai. foya atau keluar rumah ngan hanya akan memb- L Minggu Paing, 4 Oktober 1998 SEWINDU RAJER BABAT - PURNAMANING KAPAT 1998 Sabtu s.d Selasa, 3-6 Oktober 1998 di Aula Madrasah Aliyah Negeri Jln. Ngurah Rai Negara. ●Penyair Bali dan publiknya Diskusi Budaya I WAYAN JUNIARTHA Diskusi Budaya PUTU FA- JAR ARCANA Diskusi Budaya HALIM HD Dis- kusi Budaya D. Zawawi Imron TEATER HITAM PUTIH Negara TEATER GAR Negara Teater ABDI Jakarta Teater API Surabaya Teater PI- LOT Negara TEATER ANGIN Denpasar Teater TIANG Jember BALI EXPERIMENTAL TEATER Musikalisasi MAS YASUDAH + BLI YUDANE Musikalisasi AGUS BING Surabaya Antologi CER- PEN BAWAH BANTAL Nanoq da Kansas Antologi SERAMBI HENING AG Pramono PS Musikalisa- si KELOMPOK PENYANYI SAKIT JIWA Negara, Musikalisasi PRANA SUNDARI atawa GUS ARSA- NA Musikalisasi RAH ADIL WIDANA GENJEK Banjar Tengah Antologi PUKAT 14 Penyair Jem- brana Lomba Majalah Dinding Antar Sekolah Di Negara Parade PENYAIR JEMBRANA dan selan- jutnya kami mengundang dengan hormat teman-te- man pecinta seni-budaya di seluruh Bali. Catatan Budaya Minggu Ini NUSA BALI :beli wayan metekap sambilanga megending nusa bali, ngudiang inguh nusa bali, ngudiang renget nusa bali, ngudiang lelor nusa bali, ngudiang ngeling napine ilang semengan matanaine barak kaliaga buntil gulem akelamaran bawang beli wayan paling ngalih rurung lakar metekap (carike nika gelah pengacara -i juru ngundukang wicara- carike ane binihan telung catu baanga beli wayan nyakap pemupunne mepah lima ane binihan limang catu beli wayan ngayahang pemupunne bungkula teken ane ngelahang) "timang aidupan beli kajakan beli dogen maan abetekan pianak somahe jumah mekenta!" beli wayan ngeplugang langite ane pelung wayah langah pejagatane mireng matanaine ane barak kaliaga ten ja ulap beli wayan nelektekang masih ten ja sanget kebus nututin tindakan sampine mungkah suargan tanah celepanga ka ungsengan getihne ●Komang Berata LABIRIN SENI BUDAYA JEMBRANA Di Tengah RAJER BABAT PUKAT '98 MASUK wilayah Jembrana dari sisi seni budayanya, kalau diibaratkan memasuki ruang dalam konsep teori Relativitas, sama dengan masuk zona tanpa batas, atau sebuah ruang yang relatif! Ruang menurut definisi teori tersebut diatas adalah sebuah kekosongan'di- antara dua buah benda. orang-orang yang tidak ada pe- kerjaan- itu dari sudut pan- dang mereka yang begitu aneh. Menilai keberadaan seni budaya, kekosongan dalam ar- fiah bukanlah: kosong-tidak ada apa-apa, sebuah kawasan yang hampa, hening dan sepi. Tapi, kekosongan yang berisi! Begitu (baru) masuk, suasa- na mencekam, berliku, memb- ingungkan menanti didepan. Sebuah labirin 'terbuka pintu nya: kita terjebak masuk, berkutat disana, berputar-pu- tar mencari pinu keluar yang tak ujung nampak, atau bah- kan tidak pernah bisa ditemu- kan. semua Menurut dari atas kebawah (up-down), polanya nyaris sama, begitu jauh dan sekundernya seni budaya dari kehidupan sehari-hari pemega- ng hegemoni seni budaya Jem- brana, contoh pola up-down yang populer: Pak Bupati senang wayang, maka wayang akan sering digelar tanpa paksaan, tiba-tiba senang wayang! Dari Kabag, camat, lurah, tukang sapi di- jalan, ojek, makelar sepeda da- yung, anak sekolah, nenek yang mau masuk kubur-jadi senang wayang. Pak Bupati menyukai atraksi makepung, tiba-tiba semua ada diarena makepung! Ndak tahu karena apa? Apa karena ingin nonton, ingin apresiatif atau sekadar 'mejeng' biar kelihatan! Wah, ini model patron apa? Bagaimana kalau Pak Bu- pati doyan ke kafe!? Labirin adalah sebuah ru- ang berpintu masuk dan dia- khiri dengan sebuah pintu (jalan) keluar. Ruangannya bersekat membentuk lorong OLEH oknum-oknum ber- berliku, saling berhubungan perangai 'aneh' yang katanya atau bisa juga buntu. Masukn- sebagai pembina, ketua, pengu- ya gampang, tinggal masuk rus, pelatih atau makelar saja, begitu akan keluar, sudahkah seni budaya Jembra- jalan keluarnya sulit ditemu- na diperkenalkan kepada kan. Apa boleh buat, hanya masyarakatnya sendiri (paling keberuntunganlah yang tidaklah)? Kalau pernah, bera- membuat kita menemukan pa kali dalam setahun? Dima- pintu keluarnya, jika tidak, na? kita berkutat abadi didalam- nya. Agaknya mereka telah membuat labirin: dengan cara kerja yang tidak populer, itu- itu saja, selalu berpatokan gugon tuwon' dan pakem yang sudah masa lalu, usang dan konservatif - akhirnya seni budaya menjadi wilayah yang keramat. Memasuki wilayah seni budaya Jembrana, sebuah la- birin siap mencengkeram! RUANG dalam konsep Relativitas tidak dugunakan untuk mengapresiasi 'ruang' seni budaya Jembrana, han- Lewat rembug bernafas ya sebagai ibarat. Ketika ru- ang adalah kekosongan dian- kan seni budaya Jembrana tara dua buah benda, maka murni (tanpa ada maksud Jembranapun berada diant- untuk mencari keuntungan ara benda-benda; ada hutan, pribadi) yang akan diadakan gunung, bukit, sungai, ju- oleh generasi muda kreatif rang, lautan, pasir, ikan, dan sangat peduli dengan udara, tanah, kabut dan lain perkembangan seni budaya Jembrana, mari kita saling sebagainya. Apa yang tidak ada di Jem- menghargai, memberi jalan brana? Hampir semua ada dan pengertian kepada peran terwakili dan termanifestasi masing-masing pelaku seni dalam susunan benda-benda-budaya. sama dengan kabupaten lain- nya di Propinsi Bali atau daer- ah lain di muka bumi. Di Gian- yar ada jurang, di Jem- branapun ada. Di Bangli ada pancuran air, di Jembranapun ada. Di Denpasar ada trotoar, di Jembranapun banyak! Atau di Banyuwangi ada lokalisasi pelacuran, di Jembranapun .....ada!? Bali Post Halaman 9 LOKASI SEWINDU RAJER BABAT PUKAT '98 Pajangan Spektakuler Lhoksukon, Gilimanuk.... Rembug Apresiasi Jembrana Bali Barat - Purnamaning Kapal 1998 Ke Terminal JI. Sudirman Ke Denpasar LOKASI RAJER BABAD PUKAT'98 SMU Negeri Aula Madrasah Aliyah Negeri Patung Adipura Negara Jalan Ngurah Rai Ke Terminal KANTOR POS Agenda Kantong Apresiasi '98 S Siang Ini PD Versus PD di Bulak YASA Kata... Karang Awake Tandurin Aksaramla.....KATA, Ya Kukuruyuk Bintang Bali Timur'98 Minggu SIANG ini 4 Oktober '98, pukul 12.30 WITA di Yayasan YASAKERTI Muka SMUNSA Jln. Ngurah Rai 56 Amlapura "MENYELAMI BULAK atawa PD versus PD versi Sanggar KATA...." (Evaluasi KE DALAM KEDUA, Absensi MUTLAK, Red) SEGERA hubungi IA Wahyuni (0363-22606) Siti Isminah, IK Jenek Ariyanta. Komang Berata, IDK Raka Kusuma, Wayan Arthawa dkk Sanggar KATA Karangasem.. Lomba MADING Sekota Negara Rajer Babat Pukat '98 Lomba Majalah Dinding (MADING) Antar Sekolah di Negara RAJER BABAT PUKAT'98 Segera HUBUNGI Sekretariat RAJER BABAT PUKAT'98 di PONDOK SENI Prabagita Jln. Arjuna Empat No. 16 Negara 82213, telepon 40031 atau PADUKUHAN SENI TIBUBUNTER (PST) Jln Kutilang 29 Negara atau LANGSUNG ke Jalan Ngurah Rai, Aula/Halaman Madrasah Aliyah Negeri 3 Oktober sampai 6 Oktober 1998. Lomba SENI Baca Puisi SLTPN-1 Denpasar Lomba Seni Baca Puisi Sumpah BULAN BAHASA SLTPN-1, 22 Oktober'98 Aula SLTPN.... Pendaftaran 21 September sampai 21 Oktober '98 di SLTPN-1 Setiap Hari KERJA Pukul 08.00 sampai 12.00 WITA... Ibu Guru dan Pak Guru, TOLO00000NG Ke Denpasar '98 Apresiasi SASTRA di SEKOLAH dan Upaya Pengajarannya, Spesial PARA GURU.... Para pak Guru dan ibu Guru se-Bali, SEGERA daftarkan diri di SLTPN-1 Denpasar dari tanggal 21 September sampai 16 Oktober '98, Acara APRESIASI Sastra untuk Para GURU oleh Prof. DR Sumarsono, MEd dan Drs. IGP Antara, MPd di Aula SLTPN-1 Denpasar 21 Oktober '98, PAGI Pukul 08.00 WITA... Menjelang SEGI-EMPAT, Jineng SMASTA dkk Pemanasan KEDUA Jineng SMASTA, Menjelang SEGI-EMPAT Pelangi TABAN kota'98 Sebelum ANJANG "SENSASI" KREATIF Jukut ARES Marga Taban dan SAnggar KATA Karangasem, Jineng SMASTA menggelar PEMANASAN KEDUA, Jumat PAGI pukul 10.00 WITA, 29 Oktober '98. SEGERA hubungi JINENG SMASTA Mahaputri dkk jln Gunung Agung Tabanan, Telp 811164 (0361) Pelangitaban..... Anjang "SENSASI" Kreatif MARGAkataKATA '98 Greget Ilham SUMPAH PEMUDA (70) Tahun, Sang KATA GANGSANG di Amlapura'98 Selepas ULANGAN Umum/Pembagian RAPOR... adalah ANJANGSENI Jukut ARES Marga Taban dan Sanggar KATA di Amlapura 25 Oktober'98, pukul 12.30 WITA Minggu SIANG di Bulak YASAKERTI, Muka SMUNSA jln Ngurah Rai 56 Amlapura.... Nostalgia dan Antisipasi RENON Retreat '98 ●Perbatasan Renon dan Panjer, Tukad Yeh Aya Ujung Selatan, di Tengah SAWAH'98 Pesta SNEI Kambing GULING membakar 70 Tahun SUMPAH PEMUDA versi Retreat RENON, para Laskar SENI Denpasar dan sekitarnya JAGA Jagalah "Wenten-Play...." ala Ngurah Harta dan para timpal" delapan-puluhan" nostalgia PLUS Bali PARADOKSAL.... 70 Tahun SP, Amarah SUCI Sebuah Angkatan !!! Tujuhpuluh (70) tahun SUMPAH PEMUDA, Edisi KHUSUS Tahun SENIBUDAYA'98 ESAI Pilihan, SAJAK Terbaik, CATATAN CATATAN BUDAYA spesial, ya BPM 25 Oktober. Ya Padma dan Ya Padmi Sanggar SARASWATI '98 Pemanasan KE-EMPAT Sanggar SARASWATI, SMEA.SMK Saraswati PADMA Tabanan 98 SETIAP Jumat Minggu pertama, SETIAP bulan itulah detik detik Sanggar Saraswati Tabanan dan Untuk NOVEMBER jatuh pada 6 November '98, pukul 11.00 wita di Aula SMEA/SMK Saraswati, jln Pahlawan No. 2, segera HUBUNGI Ibu Dra IA Karang Adnyani Dewi, telepon 811267 (0361) setiap JAM Kerja.... Memanjat Antena SATELIT 40 Sajak, KartaRUHBUDSura.... Pas MANIS Galungan'98, RUHBUD Bali Mangsi 17 Memanjat November 40 Sajak.... Anda pernah jadi saksi NOVEMBER 1828 Teguh Karya, maka inilah November 1998 Putra Kartasura yang akan MEMANJAT SATELIT dengan 40 (empatpuluh) SAJAK.... ya Kamis MALAM 12 November '98, pukul 20.00 WITA... (ada UNDANGAN Khusus bagi Anda dan istri Anda dan satu anak, Red). ●I Gusti Putu Windya Anaya: Geguritan Sang Cangak dan Bidan Perupa Jembrana tumbuh di bumi Makepung ini. Pandangan kosong dan pikiran kosong mereka itu karena mereka tidak menemui referensi tentang kehidupan di Bali Barat. AWAL 1998 ini, seorang untuk bertandang. Clemen berbagai kesenian khas yang berkebangsaan Jerman berna- Emmler adalah seorang war- ma Clemens Emmler bersama tawan foto dan istrinya adalah istri datang ke Jembrana den- seorang penulis lepas (free- gan pikiran kosong. Pandan- lance writer) bagi banyak me- gannya kosong mengarah dia di Eropa. Kedatangan Samudra Indonesia. Mereka mereka ke Jembrana adalah datang ke Jembrana untuk untuk memotret dan menulis pertama kali. Bukan untuk potensi daya tarik alam, ke- berlibur, bukan juga untuk hidupan sosial budaya serta menghibur. Bukan untuk ber- tempat tinggal atau sekadar Gde Shuta Parwata LEPAS Di ujung sunyi heningku memanggilMu aku rindu hening yang memabukkan kulihat kematian: seperti tiruan upacara pemakaman sedang hidup selalu dalam samaran baru yang aneh mengukur dan memahami nilai kediaman dan kesunyian wahai dataran-dataran berbintang berupa diam dan sunyi digerbangmu aku mengetuk seperti pecinta kuserahkan rinduku sampai tiba waktuku sedikit paham makna nafasmu ya aku tak ingin lebih aku hanya ingin menari dalam irama sederhana percintaan sesederhana mimpi masa kanak Ali F. Krisna MUSIM Menyalami waktu di perbatasan bulan dan matahari Ombak mengantar arah cahaya ke kaki langit sendiri Toh mereka juga berbicara Seperti angin memburu tentang Jembrana. Jembrana di hutan berbintang, masuk media koran tidak me- segala musim meniadakan ruang lulu dari pemberitaan: Dan warna darah yang pekat kerusuhan, perselingkuhan, pada tetesan mata dunia pejabat meresmikan bale ban- mengumbar sepi kasmaran jiwa yang kau renungi jar, atau masalah sembako. Tapi kepedulian merekapun berbicara tentang Jembrana di media massa dari ruang ⚫Issayudhi AR lingkup seni budayanya. Bah- wa di Jembrana tidak sema- ANGIN Nah apa beda Jembrana dengan daerah lain? SUASANA kesamaan-kes- amaan potensi inilah tidak per nah disadari oleh oknum pe- megang hegemoni seni budaya Jembrana, bahwa: seni budaya Jembrana begitu dahsyat po- tensinya! Siap meledak suatu saat. Tapi prilaku mereka begitu tertutup, introvert dan sok menggurui. dan senantiasa mengambang Prilaku ini jelas terlihat tif untuk mencari kata sepa- pada apresiatif masyarakat kat bahwa: Jembrana berpo- di permukaan luka-luka Jembrana sendiri terhadap tensi! Untuk itu diapresiasi potensi seni budaya daerah nya begitu pasif. Sepertinya bukanlah 'sesuatu yang sifat- nya primer, mendesak dan merupakan kebutuhan. Seni budaya terpinggirkan karena digali, dilakoni, diapresiasi oleh ta-mata ada pembangunan layang-layangku yang tersangkut fisik saja, tapi pembangunan gerimis rohaniahpun berlangsung jadi cuaca di matamu seiring. Aktivitas rembug seni bu- sampai kapan kuulur kesetiaan daya itu adalah Rajer Babat jika angin acapkali Pukat VIII (Rembug Apresia- menghalau permainan ini? si Jembrana Bali Barat Pur- namaning Kapat VIII) diada di atas pematang dari rindu kan dari 3-6 Oktober 1998 kita saling membentang oleh orang-orang muda krea- dalam air mata dalam kesamaan persepsi ra- ketika reruntuhan senja him bumi Jembrana siap mengembalikan permainan ini melahirkan seni budaya yang kita pun angin pegunungan yang menggulung benang mengagumkan kelak. Selamat berembug dan sepanjang angan di tangan kendati bimbang salam apresiatif! Ngurah Adil Widana menyeret cuaca Pengakuannya itu disam- paikan kepada saya di Pantai Delod Berawah saat Hari Nur Wahida Idris SOLITUDE BUNGA Malam yang mengajikan tembang padang pasirnya membawaku ke penjara sebagai pada wangi bunga Di balik jendela kaca aku jengah menerima buah apel yang ditawarkan burung tanganku hanya meraba angin menggapai bening yang mengeras aku terasing di muara yang menenggelamkan waktu yang tak pernah menyapaku Dalam keterasingan bunga-bunga hausku mengklimaks di alir sungai yang membeku. mengupas matahari yang sembunyi di balik tembok peristirahatanku : kamar yang tak pernah pagi Anom Suastika SUNGAI-SUNGAI MENGAYUH IRAMA sebagian jiwa kami milik sungai sejarahmu meliuk memapah kayuh semak nadi muara berpulang dan engkau sempat titipkan padaku nyanyi perempuan berkebaya menyapa sudut gerbang sayangku pancuran dibelah paras bertapa laku lembut sangsaimu menjemput riak air bebatu kali dipesisir rambut indah kubelai perjamuan siang melangkah dari keringatku sebagian jiwa kami mengembara hingga kesungai yang lain EA. Haris Fadilah LOLOAN *Buat: Nin pagi di loloan DARI segi manakah pa- jangan luar biasa ini sang- gup mendebarkan jantung masyarakat Internasional? Jiwa raganya bergejolak set- elah mengetahui genoside terselubung setelah ber- tahun-tahun ditutup rapat tanpa satu media massa be- rani mengungkap, tiada satu mulut berani men- gungkap agar tidak ikut iku tan menjadi mayat. Ribuan manusia dibunuh, di kubur dalam kuburan masal tersembunyi dari kehidupan dunia ramai, ribuan lagi hi- lang tak tentu rimbanya, janda jandanya diperkosa. Sungguh tak terbayangkan di bumi Tanah Air yang ber- landaskan Pancasila. Rakyat Aceh dibunuh den- gan dalih DOM oleh ABRI dengan Kopassus sebagai pelaksananya. Ini sangat melukai umat beradab, sua- sana hati mereka jauh ber- beda apabila mendengar BKR TKR TRI TNI di masa masa 1945 dan pasca-pasca. Sanggup menghibur hati mereka yang juga sedang dilanda kemiskinan dan ke- laparan. Mereka menden- garkan lagu mars penuh akrab: Riang dan gembira 2 Menjadi Tentara Republik Indonesia Bersatulah padu Membikin benteng Negara Indonesia Harapan kita tercapai Meliputi semuanya Kepulauan Indonesia Apa mau dikata karena kini seakan-akan begitu nonsen, rakyat Aceh di- bunuh secara sistematis, ki- lat, kejam, tak berperi ke- manusiaan, tak perlu ber- pikir tentang kaidah hu- Minggu di mana ada "shoot- ing" atraksi makepung untuk program Bali Vision TVRI Denpasar. lalu mereka nik- mati suguhan kesenian Bali Barat itu. Kesulitan bahwa Jembrana belum memiliki 'etalase'infor- masi bagi para pelancong dan pecinta seni mancanegara itu, bukan saja dialami oleh Clem- ens Emmlers. Puluhan bah- kan ratusan orang yang per- nah saya bantu tentang kesu- litan mereka itu. Sejak saya ada di Bumi Jegog tahun 1980, saya selalu berusaha memberi jawaban. Hari terakhir kunjungan nya, mereka menanyakan ten- tang kehidupan seni lukis yang menurutnya hanya berkembang di Ubud. "Ada pe- lukis di wilayah tuan?", tanya Clemens Emmlers. Pertan- yaan ini agak sulit untuk di- jawab. Karena kehidupan seni lukis di sini agak samar-sa- mar, antara ada dan tiada. Dengan mengingat-ingat cata- tan kecil di buku saku yanh dikutip dari hasil pelacakan saya di pelosok-pelosok desa, terdapat nama I Gusti Putu Windya Anaya seorang pelukis tinggal di Desa Yeh Embang, Mendoyo. Lahir tahun 1930 berpendidikan hingga sekolah Sepuluh SAJAK tangan kanan dialog mengagumi penghor- matan yang diberikan pada waktu ía mati. Ceret dengan hiasan variasi lebih indah dari caratan gotra sekarang. Gelang perunggu penghias tangan dan kaki, manik- manik dan batu calsedon merah kecoklatan, spiral perunggu penghias telinga. Bekal kubur pada beberapa belanga berisi bekas ikan laut, darat, alat tukar mata uang dari kerang. Dan yang sangat menarik beberapa teracota bunga bintang putih kuning muda diameter- sekitar satu cm sangat in- dah dan unik. Barangkali masih banyak tersimpan di pesisir Gilimanuk. Inilah orang penting yang rupa- rupanya sempat ditangisi seandainya mereka boleh bersedih pada saat pengubu- ran. Mungkin suara tong- tong nekara berdentam den- tam bertalu-talu, galung- gang petung dan galung- gang gangsa cikal bakal je- gog Jemberana menggetar- kan dada-dada mereka. kum. Degradasi bangsa dib. penuh harap di kuburan rak ini nakal tak injak ke- iarkan hampir setengah masal dekat Lhoksukon. palanya." Kami serasa ber- abad. Serambi Mekah negeri Gilimanuk punya alam mur umat beradab, sebagian dari ni teluk damai tenang telah rangkaian Mutiara Timur, banyak orang tahu. Pengga- rakyat dan Sultan berikrar lian sekitar 1964 segera bisa dihadapan Sri Ratu Eliza- mengungkap peradaban beth abad 16 bahwa Negeri manusia pada masa itu ber- Aceh Raya senantiasa akan dasarkan penemuan pulu- diliputi hari hari cemerlang han kerangka manusia dan sepanjang zaman. Bagaim- aneka ragam benda seni bu- anakah cara kita menebar dayanya. Katakanlah pandang terhadap rangka lubang penggalian beruku- ian mutiara ini agar tidak ran 3 kali 3 meter nomor 17 terburai lepas, cara pandang 18 19 sangat kaya akan pen- kebijakan terhadap keaneka inggalan purba. Mendekati ragaman, dengan sendirinya kedalaman sekitar 2 meter menuntut kearifan begitu kelihatan tulang besar murni. Sebagaimana yang menyembul setelah pasir dilakukan oleh pemerintah halus dipindah. Dengan pel Republik Indonesia 1952 ahan tetapi cermat sudip Daerah Istimewa Propinsi dan sikat kami menemukan Aceh 1959 sehingga bisa kalau tulang itu adalah lu- menikmati pengelolaan ha- tut melipat kaki kiri mem- sil kandungan buminya bujur berupa pupuk semen kayu dan hasil hutan gas alam minyak bumi lada merica demi kesejahteraan sebesar besarnya bagi rakyat Aceh dan Rakyat Indonesia pada umumnya. Seperti pengelo- laan seni budaya wisata pre- histori histori bagi rakyat Bali dan rakyat Indonesia pada umumnya. Berlaku adil dalam arti tanpa men- gorbankan menjadi rasa ket- akutan kebencian rangka ian mutiara yang lain kare- na dilandasi kejujuran yang berperikemanu- siaan, beradab. Kini kekua- tan Orde Baru telah mempo- rak porandakan gagasan tersebut di berbagai tempat jauh sebelum 1989 dengan cara menghisap kekayaan alamnya untuk kepentingan pribadi kroni konco, pemak- saan, perkosaan berlanjut. menggenggam pisau besar dari besi. Dr R.P. Soejono boss dan Bapak Basoeki yang baik hati itu bersuka cita. Bersama kami berem- pat di dalam lubang bergem- bira karena terbukti kebu- dayaan megalith muncul bersama sama kebudayaan perunggu dan besi dan emas. Lubang 19 diketemu- kan tajak perunggu terbesar Asia Tenggara, dan perhi- asan dari emas. Kami semua memberi aplaus, rekan Rob- in, ini sambil mengumpam- akan reuni masa lalu, san- gat bangga karena lubang- nya nonmor 19 paling kaya. Dengan antusias kami ber- empat Suharto yang Pur- wokerto, Dayu Made Dewi, Lanus melanjutkan peker- jaan. Dalam lubang panas sekali. Akhirnya menemu- kan sebuah batok kepala Kerangka manusia Gili- "dalam keadaan sangat ten- manuk rentang usia sekitar teram" tetapi Dayu melen- 2000 tahun lebih sebelum gos cemas." Jangan takut" kejadian kerangka manusia kata Suharto" kalau tengko- rakyat. Kini, ia aktif di berbagai ak- tivitas seni baik sebagai pembina mau- pun bidang penjurian. Selalu tak abs- en sebagai panitya Pesta Kesenian Bali Kabupaten Jembrana, aktif di List- ibiya, juga Badan Pertimbangan Pari- wisata Daerah (Bapparda) Tk. II Jem- brana sejak tahun 1992. I Gusti Putu Windya Anaya dalam berkesenian sering menciptakan geguritan. Dua di antaranya adalah Geguritan Keluar- ga Berencana (KB) dan Geguritan Sang Cangak. Yang disebutkan tera- khir ini telah direkam dalam bentuk kaset yang mudah didapat di toko- toko. Geguritan lainnya banyak yang tercecer bahkan hilang sama sekali karena tak dicetak maupun disimpan dengan baik. Dalam karya sastranya itu, ter- kandung banyak makna dan petuah kehidupan. Ni Putu Rusmawati dari Fakultas Sastra Universitas Udayana Denpasar menulis "Analisis Struktur Dan Nilai Geguritan Sang Cangak". Skripsi ini mengantarkannya menja- di sarjana sastra. Ia berasal dari Pro- gram Studi Bahasa dan Sastra Bali. Masih dari Jurusan Sastra Daerah, Fakultas Sastra Universitas Udayana, pada tahun yang sama, Ni Nyoman Putrini menulis skripsi bertitel "Ge- guritan Keluarga Berencana Karya I Gusti Putu Windya Anaya Sebuah Pendekatan Sosiologi Sastra". Me- mang baru dua mahasiswa yang me- neliti karya-karya sastra I Gusti Putu Windya Anaya. Namun seorang mahasiswa dari IKIP Saraswati Tabanan juga meneli- ti karyanya. Cuma, kajiannya terfokus pada seni rupa. Kenapa seni rupa? I Gusti Putu Windya Anaya adalah pe- Rajer BABAT Pukatrupa otodidak, juga sebagai pendidik 91-98 AD Riyanti BIARKAN BERJALAN biarkan segalanya berjalan dalam pergantian yang semestinya seperti angin, berhembus sendiri seperti siang dan malam lalu ke waktu berikutnya tanpa dikejar atau ditunggu karena tak pasti arah duniawi biarkan segalanya berjalan seadanya karena kita perjalanan itu jua Ahmad Tauwafi MALAM PURNAMA Betapa letihnya merangkul kenangan jika waktu yang kita layari tak menemukan pantai dan muara Sementara lidah gelombang di samudra makin liar menampar lambung jukung pengembaraan kita Di langit malam kita bercermin meneliti wajah purnama yang resah menyimpan potret sejarah dan pekat warna rahasia percintaan ini Masih adakah sebaris percakapan yang bisa kita tangkap di balik sepi Ketika bulan menangis melewati awan yang sebentar lagi menenggelamkan kerinduan ●Muhammad Iqbal Baraas JALAN SAJAK maka dengan basah hujan januari tak lagi lorong kusebut kakimu anak dara lesu ditingkapan sehabis lesung ditalu disitu memilih jatuh senja di loloan maut terbuka sebagaimana tuhan membuat langit matahari lembut berisik suara daun antara pulang pencari pasir dan bumi malam di loloan burdah dan pantun beriring antarkanmu keatas ranjang inilah loloan malam hari kumimpikan untukmu menghadap Kau (selamat datang) aku tak akan gagap memanggilmu menepis cemas di hutan rindu Kaplur Semara PN TARIAN LEKO DI PANCARDAWA menghirup aroma bunga jati jalanan setapak berbukit-bukit dipeluk hijau kuning udara sunyi daun dan padi abadi berikan salammu pada senja! - bisikmu seperti anak-anak, kita pun berlari menembus irama gamelan yang dipukul para petani air mengalir waktu menyongsong malam kesederhanaan mencair di dalam jiwa menyisakan tarian di tanah kelahiran perupa (patung, ukir dan lukis). Ia pun mendirikan sanggar seni rupa dengan nama Sanggar Nirartha tahun 1968. Sanggar ini diyakini sebagai sanggar tertua di Jembrana, sebagai tonggak awal perkembangan keseni-rupaan. Dari sinilah lahir perupa-perupa an- dal Kabupaten Jembrana. Malah mereka ada yang mendirikan sanggar baru setelah belajar pada sanggar ter- tua itu. Rupa-rupanya, Putu Windya Anaya telah berhasil memberikan im- bas pengembangan kehidupan kese- nian di wilayah yang terlalu jauh dari pusat kebudayaan maupun pusat pen- didikan seni dan budaya. Putu Windya Anaya, karyanya ter- simpan di Museum Bali, Taman Bu- daya dan segelintir kolektor. Ada yang membanggakan hatinya, yakni den- gan terbangnya 30 karyanya ke Jer- man dibeli dan dikoleksi oleh Peter' Rump, seorang penulis dan pecinta seni. Reproduksi karya-karyanya itu dapat dilihat pada buku Bali Und Lombok', edisi Bahasa Jerman oleh Peter Rump. Karya lukisan pun per- nah dipamerkan beberapa kali di Jerman bersama pelukis-pelukis Jerman ternama. Suatu saat di stu- dionya, ia pun berseloroh: "Lebih di kenal di Jerman ketimbang di Jem- brana". Perjalanan panjang dan san- gat melelahkan ini sempat memberi- kan kebanggaan lain yakni adanya Penghargaan Dharma Kusuma Madya di bidang seni rupa yang diberikan Pemda Bali tahun 1991. Masuklah ia dalam katalogus kum- pulan seniman yang kecipratan penghargaan sejenis. Dunia publika- si baginya sudah mulai dicicil. Berhentilah kita berpikir hingga di pintu? Tidak! The Show Must Go On! Seperti pengalaman wartawan foto, Clemens Emmler pada awal tulisan ini, pada saat tiga dekade pengabdian seni Putu Windya Anaya terjadi stagnasi informasi. Malah boleh dibilang kosong. Membuat or- ang-orang berpikiran kosong dan pandangan kosong. Terhadap ke- hidupan seni rupa kita. Dalam menutup tulisan ini bukan maksud saya beromong kosong, tetapi meng- isi kekosongan informasi para seni- man kita. Putu Windya Anaya pe- karya sastra dan kanvas. Juga bidan perupa. Perlu propaganda. OI Ketut Lanus Sumatra Namun mereka yang mati di kuburan masal dekat Lhok- sukon dari jauh ditangisi oleh kaum kerabat dan seluruh bangsa Indonesia yang berjiwa moderat yang meresapkan har- kat kemanusiaan bersama- sama Masyarakat Internasion- al menuding karena telah ter- jadi perbuatan siksa semena- mena tiada tara. Kami hanya bisa mensitir ucapan sang pemimpin Ir. Soekarno dalam konteks kekinian, bersama Aceh di dalam Indonesia pergi ke sorga, bersama Aceh di dalam Indonesia pergi ke ner- aka. Menurut gaya retorik Arabi Pasha. ●I Ketut Suwidja 1091998 Tiga POSBUD JEMBRANA Sajak Achmad Saichu Imran MUARA KUMBADING Dari ekor sungai yang mana mesti kudayung sampan jiwa ini memasuki mulut pantaimu? Pada gemuruh laut senja yang tenggelam dimakan arus memanggil-manggil senyap dalam relung sunyiku Sementara di halaman terbuka pohon-pohon karang menggugurkan dedaunan musim yang tak pernah selesai dikumpulkan buih gelombang Sebab camar-camar terluka telah menancapkan ranting-ranting udara ke tengah lapisan cahaya Dan sebentar lagi malam menidurkan tarian gelombang yang turun dari perahu-perahu jaring nelayan Ke saat mana kabut merapatkan lambungnya ke muara mengaburkan jalan-jalan terang sepanjang hamparan laut lepas itu Dari ekor sungai yang mana mesti kudayung sampan jiwa ini memasuki mulut pantaimu? Berpuluh perahu tertambat mengerami bulir-bulir purnama Ngurah Adil Widana RITUS BALI Dijalan tanah tembok tanah alang alang kering terbang ditiup angin tenggara bercampur serbuk cendana dan bau dupa menerpa ketergesaan langkah pasang laut purnama, surut hati tilem darah bumi dibadan masih siklus apa adanya' Bahtera pertama yang tercatat dalam lontar tua telah mendarat memuat sepi dan tirta Wisnu untuk memerciki gundahmu 'Pasang laut purnama, surut hati tilem darah bumi dibadan masih siklus apa adanya' Saat tabuh rah membahana seorang gadis kecil menari di altar pura mengulangi lagi tari kesurupan leluhur yang jelas; ketergesaan langkahmu hanya yadnya CAG Pramono PS PADUKUHAN SENI TIBUBUNTER Pada bundaran mata air kita menebar mimpi pada cuaca yang sedang berkemas memahat bayangan bulan di antara nasib pepohonan liar dan segerombolan kunang-kunang menebar cahaya, memeluk akar-akar sunyimu yang merambat pelan-pelan dalam wilayah percakapan musim Dan kita lahir dari pecahan yang lain sambil berkumpul pada secangkir kopi agar seyogyanya kata cinta tertanam pada nasib yang lain dan mengalir dari ujung rindu ke ujung bunga dalam kanak-kanak kita Tebarlah, wahai kunang-kunangku penebar cahaya hingga desir rahim ini tak lagi menyimpan rahasia di atas batu-batu agar arus di dasar ini jadi jiwa-jiwa yang lain Color Rendition Chart
