Tipe: Koran
Tanggal: 2015-01-18
Halaman: 04
Konten
? opini SINGGALANG MINGGU » 18 Januari 2015 (27 Rabiul Awal 1436 H ) » Halaman A-4 RANCAH CERITA SILAT KARANGAN DAFRIANSYAH PUTRA 16 Tersangkanya Tangan-tangan Alam Tukang Tersangka ALWI KARMENA pikiran khu Rokin berjalan mirip dengan perlakuan di lapangan. Pandai benar dia berkira-kira langkah. Bahkan dengan mudahnya dia kini masuk ke dalam ruangan singasana Raja Umboa. aman se TERSANGKA? Tak usah gelisah. Tak usah merasa rendah Aning sajalah. Kalau nasib baik. mah..Ya. Sebenatnya, secata haki- maupun filsafat, kita semua kat.. adalah tersangka para Sungguh " Di dalam istana, Raja Umboa tinggal sendiri dan dia mondar-mandir resah. Beruntung dia telah memerintahkan keluarga dan kerabat dekatnya termasuk di dalam untuk pergi dari Umboa, rombongan itu adalah anak semata 19 terdekatnya sejauh mungkin. Demi keselamatan! Itu saja. Ketika raja Umboa menanyakan sebab Pal Hulolo mengatakan demikian, Pal Hulolo tidak menjawab. Hanya sampai di situ dan Pal Huloto menyerah dalam ketidakmampuannya membaca kejadian selanjutnya yang akan terjadi. Sekuat tenaga dicobanya menerawang, namun hanyalah gelap yang melulu dia lihat. Seperti ada yang menganggu penerawangannya. Dan benarlah, Khu Rokin telah mempelajari betul akan tindak-tanduk lawannya sebelum dia me- ngambil tindakan. Dia benar-benar cerdik. Tak salah Raja Paghoz menjadikannya anak emas'. Dia tahu, Raja Umboa amat percaya pada peramal istana yang pincang tersebut. Maka agar serangannya tidak diketahui, Khu Rokin telah lebih dulu beradu ruh dengan Pal Hulolo. Dia berhasil memberikan nuansa pekat ke dalam penerawangan Pal Hulolo. Buk! Pintu... Tapi, tersangkanya bukan semata untuk kesalahan saja Tersangka untuk kebaikan juga ada, hakikatnya, hidup ini berkisar antara satu sang Pun, pada. ka ke sangka sangka selanjutnya. Sangka, sama dengan ketidak pastian. Entah tidak, entah iya. Yang pasti, hanya mati. Orang bergerak hidup karena dia menyangka ada harapan. Di ada rasa. Di sana timbangan akal dan ada keinginan, rindu dan. cinta. Kalau hidup tanpa sangka.. tanpa harapan, artinya kita sudah “mati aka".. wayangnya, Putri Kriya. Bahkan rombongan itu dipaksa berlayar jauh menuju Selatan Benua. Adalah Pal Hulolo, peramal kerajaan yang memberi bayang-bayang dan memberitahukan penglihatan batinnya kepada Raja Umboa. sana Kata tersangka banyak dipergunakan oleh penyidik, Polisi dan Jaksa. Merekalah "biang" yang membuat seorang yang mereka curigai menjadi tersangka, Tentu saja dan petunjuk dan bukti bukti yang mereka yakini. mereka kira kira dalam sangka juga Episode 3 - Peralihan Kekuasaan Walhasil, apa-apa rencana yang dipaparkan Khu Rokin kepada Raja Paghoz adalah tepat adanya. Strategi yang jitu. Apa-apa yang ada di Selama ini, apa yang dikatakan Pal Hulolo benar- benar menjadi kenyataan. Dan keberadaannya seringkali menjadi pertimbangan raja Umboa dalam bersikap dan mengambil keputusan. Namun untuk kali ini Pal Hulolo hanya dapat mengatakan agar raja Umboa melayarkan keluarga -Bersambung Kerinci dengan Seribu Sapa mena Persisnya. Hanya saja, kadang kala, seorang yang jadi tersangka, sering pula yakin, bahwa dirinya tidak patut disangka seperti yang diyakini "tukang sangka".Pengadilanlah nanti yang akan memtuuskan dua pihak › penyangka dan pesakitan.Hakim yang menimbang benar tidaknya, Kemaren ini, Calon Tukang Sangka nomor sati di Indo- nesia, biarlah kita sebut saja jelas jelas Calon Kapolri, kalau tidak ada :keajaiban" akan yang resmi dilantik penghormatan. Penentu Nomr Satu dengan Tukang Tersangka. Betapa tidak, Presiden benar yang mengusulkan namanya. Penguasa yang punya hak Preogratf. Hitam kata Presiden, hitam jadinya. Putih kata Presiden, putih matanya. Тарі, КРК (Komisi Pemberantasan Korupsi) Institusi yang Berkekuatan tak bertara, berkuasa di bidang sangka menunjuk Calon Kapolri, Hukum Khussus Anti Korupsi, yang ditunjuk Presuden, nantinya menjadi :Biang tukang mentersangkakan orang- Eh? Ditunjuk KPK jadi tersangka. Cilaka. Bagak benar KPK ini. Siapa beking di belakangnya ? Kata Presiden yang disolangnya. Apalah kesudahannya IKE REVITA MINGGU yang lalu tepatnya tanggal 10 Januari 2015 saya kembali diundang untuk memberikan kuliah umum di AMIK Depati Prabo, sebuah perguruan tinggi swasta di Kota Sungai Penuh Kerinci. Kuliah umum diberikan sebagai penutup perkuliahan di semester ganjil. beri kuliah sekitar pukul 9. Pagi sekitar pukul 5 saya bangun untuk shalat shubuh. Suasana masih terlihat gelap di luar. Saya coba membuka lap top untuk memastikan materi yang akan diberikan. Sekitar pukul 6 cuaca sudah mulai terang. Saya kebetulan menginap di daerah kaki bukit menuju Bukit Kayang- an. Dari lokasi penginapan, saya merasakan segarnya udara dan indahnya peman- dangan Kota Sungai Penuh. hanya tersenyum karena sur- prise pertama terbukti. Feno- sedikit berbeda yang ditemukan pada mahasiswa saya di Padang. Biasanya, di minggu pertama atau ter- akhir perkuliahan, maha- siswa istilahnya 'mengambil jatah jumlah libur'. Jadi, mahasiswa yang mengikuti perkuliahan tidak sebanyak biasanya. di adalah arah Ka pasa? Jika menuju ke bawah, penyapa digunakan adalah yang ka baruah? Fenomena seperti itu kem- bali saya temukan di Kota Sungai Penuh Kerinci dan di kampus AMIK. Masyarakat dengan ramah menyapa di saat saya menghirup udara pagi sambil berjalan di ha- laman depan tempat pengi- napan. Mereka bertanya tem- pat saya menginap. daerah asal, dan tujuan berkunjung ke Kerinci. sebagian besar wilayah Ke- Menurut rinci. mahasiswa sudah saya, saya mengun- sudah jungi keseluruhan Kerinci Hilir. Pemandangan yang sama saya temukan, sapaan dan kata penyaра. Adanya keramahan terhadap tamu dan orang baru (asing). Tidak ada suudzhon tetapi tetap ada kontrol sosial ber- dasarkan sapaan dan pe- nyapa yang digunakan. ini ? Segan pula awak pada Joko Wi. Keras benar tadinya Liaw menegakkan benang basah Rupanya terpakai Piring Pacah. Sedangkan ke BG si calon tunggal itu..., iba juga awak.. Sangka awak Liaw akan dilantik Tapi sangkaan awak bisa tebalik. Jalan nasib bagi Liaw bisa licin. Sangka awak Liaw akan duduk memimpin.. Eee rupanya terancam masuk ke kandang Si Tumbin? Barisan Bukit dan Gunung Kerinci terpapar indah. Sub- hanallah! Indahnya ciptaan- Mu ya Allah', saya bergumam dalam hati. Begitu saya sampai kampus AMIK, saya sudah disambut dengan sapaan dan senyuman mahasiswa. Saya tidak mengetahui apakah mereka akan menjadi bagian dari perkuliahan yang akan saya berikan Yang jelas, senyuman dan sapaan itu memberi arti sendiri bagi saya. Sebelum mengiyakan per- mintaan itu, dua pertanyaan muncul dalam pikiran saya. Pertama adalah apakah ma- hasiswa masih tetap mau hadir di pertemuan terakhir. Kedua, materi apa yang te- patnуа diberikan karena mahasiswanya bukan ber- latarbelakang linguistik perti bidang ilmu yang saya pahami Bagi sebagian orang. per- tanyaan yang diajukan ter- kesan kepo atau ingin tahu urusan orang lain. Saya meli- hat semuanya adalah wujud keramahan. Keramahan ke- pada orang yang baru datang dan kepada tamu. KOLOM Politisasi Anggaran se- ERIZAL Sapaan yang sedikit ber- beda digunakan untuk me- nyapa ketika saya di kampus, yakni Buk. Sapaan ini lazim dan umum dipakai bila ditu- jukan untuk perempuan yang dianggap lebih tua dan dihor- mati. Ada juga beberapa yang menyapa saya dengan kakak. Saya hanya tertawa geli kare- mungkin mereka melihat saya seperti mahasiswa dan dianggap seniornya. Saya segera bersiap untuk memberi kuliah karena rupa- nya ada banyak agenda yang sudah dipersiapkan oleh (mantan) mahasiswa saya yang berdomisili di Kerinci. Kembali saya ingat penga- laman di Vietnam. bagai- mana agenda didisain sede- mikian rupa sehingga waktu terisi sangat efektif dan efi- sien. Meski capek, tapi saya menikmati. Saya meyakini bahwa hal sama akan yang saya alami di Kerinci Jumlah maha- siswa, pasca yang cukup ba- nyak di sana menjadikan mereka memanfaatkan keha- diran saya baik untuk kon- sultasi tesis. pelajaran, atau hanya sekedar sharing. Fenomena ini mungkin akan sulit ditemukan di kota besar. Bahkan di domain pendidikan sekalipun Tidak jarang siswa atau mahasiswa hanya cuek ketika bertemu muka dengan guru atau do- sen yang tidak langsung me- ngajar mereka. Bagi mereka, guru atau dosen adalah ang yang masuk ke kelas dimana mereka belajar. Jika tidak, orang itu tidak perlu di- sapa meski batumbuak iduang dijalan atau koridor kampus. Mindset seperti harus dirubah. Perlu merevitalisasi nilai-nilai budaya yang se- sungguhnya sudah berurat akar di daerah yang berfi- losofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabbullah ini Inilah tantangan bagi orang tua, dunia pendidikan, dan pemerintah. Semuanya harus berintegrasi dalam satu tindakan Mengajarkan nilai-nilai kebaikan, salah satunya 'tradisi menyapa'. na SEMUA Bentuk Bantuan APBD Dicoret Habis! Begitu berita Singgalang, 31 Desember, di penghabisan tahun, 2014. Artinya, tak sekadar bansos. pembelian barang. promosi keluar daerah, konsultasi buat kabupaten/kota, semuanya dihapus! Totalnya di Sumbar mencapai Rp300 miliar. Lalu, buat apa Permendagri Nomor 32 dan 39 tentang Hibah dan Bansos itu ada? Artinya, semuanya sudah dihapuskan. Tak ada lagi mekanisme pencairan dana hibah bansos karena sudah dilarang. Sebaiknya. kartu-kartuan Jokowi itu juga dihilangkan saja! Mirip-mirip bansos juga itu. Buat Perda, masih bisa konsultasi. Asyik. Tinggal dibuat saja Perda sebanyak-banyaknya. Soal penerapan, sekian. Bertentangan dengan peraturan lainnya, biar sajalah. Kemendagri mungkin ingin jalan-jalan ke daerah. Atau, DPRD konsultasi pakai saja duit sendiri? Bilo juo lai! Mirip-mirip dengan larangan acara di hotel, makan ubi, baralek undangan harus dibatasi Dikira baralek, makan itu cuma soal baralek dan makan saja Itu juga persoalan budaya. Acara di hotel bisa jadi lebih murah, kok? Entahlah, ingin kemana dengan kebijakan-kebijakan seperti itu? Akhirnya, bukan sekadar kerja, tapi kurang kerjaan! Lihatlah, belum 2 bulan dinaikkan, lalu BBM harga diturunkan lagi dengan alasan harga minyak dunia jatuh. Padahal, saat menaikkan itu, harga minyak dunia juga sudah terkapar. Prediksi harga minyak dunia, jauh di bawah APBN Senyuman dan sapaan mereka mengingatkan saya akan kampung halaman dan masa kecil. Di sebuah daerah di Kecamatan Batipuh, Na-2 gari Bungo Tanjung, masya- rakat akan menyара dan melemparkan senyuman ke- pada setiap orang yang mere- ka temui. Mereka tidak meng itu hiraukan apakah orang sudah dikenal atau belum. Bisanya sapaan yang sering digunakan berdasrkan usia dan jenis kelamin. Untuk laki- laki, sapaan Tuan akan men- jadi pilihan karena dianggap netral. Pak jarang dipakai karena sapaan itu biasanya ditujukan pada saudara atau keluarga laki-laki ayah. Un- tuk perempuan, biasanya digunakan Tek (Bibi). Kata penyapa yang lazim digunakan adalah arah atau tempat. Misalnya, jika tempat bertemu di jalan menuju pasar, maka penyapanya Karena sudah pernah ber- janji untuk memberikan ku- liah di sana. saya akhirnya memenuhi permintaan itu dengan asumsi bahwa saya akan menemukan suasana dan situasi berbeda. Seperti halnya ketika memberi liah umum di Vietnam (Sing- galan, Desember 2014), saya ber-positive thinking bahwa akan ada surprise di sana meskipun ada setitik ragu. Keberangkatan saya tidak terlalu didukung oleh situasi karena saya mengalami ma- buk perjalanan. Saya sampai dini hari sekitar pukul 2 di Su ngai Penuh Saya segera isti- rahat, memanfaatkan wak tu beberapa jam untuk tidur. Se suai jadwal, saya akan mem- nomor Sekitar pukul 8 saya sudah siap untuk dijemput. Sebe- lumnya saya sempat dikabari bahwa kemungkinan maha- siswa yang akan mengikuti kuliah akan lebih banyak dari perkiraan awal karena saat itu adalah ming- gu terakhir kuliah. Saya Dalam lebih kurang 2 hari berada di Sungai Penuh, Kerinci, saya menemukan surprise kedua, yakni sapaan dan kata penyapa. Saya me- rasa hidup di masa kecil lagi. Saya melihat masih terper- tahankannya nilai-nilai peng- hormatan, penghargaan, dan budaya tradisional masyara- kat. Saya mencoba mencari tahu lebih jauh dengan ber- jalan menelusuri hampir Sulit memang. Tidak akan ada yang sulit jika diawali dengan nawaitu yang baik. Selalu ada rasa optimis. InsyaAllah! umum Penulis adalah Dosen Jurusan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Unand Budaya Upeti UNDRI mencari daerah jajahan memberikan upetinya untuk menyenang- kan hati рага penguasa Walaupun secara tidak lang- sung hal tersebut menunjuk- kan suatu bentuk pemberian dari tanah jajahan kepada penguasaa namun telah ngindikasikan suatu bentuk pemberian secara ilegal "me- rasa takut" bila tidak mem- berikan upeti tersebut ke- pada penguasa. cara Ke depan pemerintah akan punya banyak uang. Apalagi, harga premium mengikuti harga keekonomian. Bisa jadi semua bentuk bantuan akan dipusatkan. APBD dilarang ikut serta bantu-bantu masyarakat. Bantuan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, dipegang oleh pusat. Jika benar demikian, itu baik juga! APBD fokus untuk membangun infrastruktur. Tak ada aparat daerah yang terkena getah korupsi, kecuali itu dimainkan juga. Kepala daerah tak bisa lagi memainkan segala bentuk bantuan itu untuk terpilih pada periode berikutnya. Habislah politisasi! Kepala daerah harus cara lain, untuk berde- katan dengan masyarakat. Pakai dana sendiri, dilarang pakai APBD! Bila tak pandai-pandai, habis! Pemerintah untuk sepertinya serius mengendalikan daerah lewat anggaran sesuai dengan strategi Jokowi saat debat dengan Apalagi Mendagrinya kader PDIP, Tjahjo Kumolo. Pernah jadi Sekjen PDIP dan anggota DPR sudah berurat-berakar, bahkan sejak tahun 1987-1998 bersama Golkar. Dan pilkada melalui Perppu, juga sudah di depan mata. Bukan mustahil ini strategi partai penguasa menguasai daerah. Rencana pengunduran pilkada serentak dari 2015 ke 2016 dengan berbagai alasan adalah klop dengan pencoretan semua bentuk bantuan dalam APBD itu. Kepala daerah pusat lewat APBN me- suatu lindungan dari orang yang menerima uang tersebut. Terlihat dari si pemberi dan si penerima ada semacam ikatan perlindungan. Karena biasanya segala sesuatu yang akan terjadi pada si pemberi akan dapat diselesaikan oleh si penerima. Kadang kala si pemberi memberikan uang tersebut hanya sebagai untuk pelapas rasa takut semata. Sebut saja dari paling kecil. hal yang seorang dan sopir kenektur mobil memberikan uang ta- kut kepada bagak" "orang ditengah jalan. Mungkin ke- dengarannya agak aneh bagi kita namun begitulah ke- nyataannya. Belum lagi untuk mendi- rikan usaha, usaha agar tersebut berjalan dengan baik salah satu caranya mem berikan uang kepada orang yang memiliki otoritas ter- hadap berkaitan hal yang dengan usaha apalagi yang lebih besar, proyek misalnya. Kecenderungannya karang ini menunjukkan masih bahwa budaya upeti tetap dijalankan, dengan berbagi macam modus atau bentuk. Tapi ada ganjalan dalam pikiran penulis yakni ketika tersebut upeti akan kita lakukan, mungkinkah kita tidak pernah berpikir bahwa suatu saat upeti yang berikan kita akan menjadi masalah baik bagi si pemberi maupun si penerima. Bisa saja berdampak psikologis bagi kita, merasa takut atau bahkan lebih dari itu. Ha- kita rapan adalah mudah- mudahan terpikir. Wassalam Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang Proses pemberian upeti begitu lama dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. sampai ini tradisi sekarang seperti itu masih dilakukan, atau istilah sekarang ini uang takut. 20 Menurut penulis ada be- berapa hal yang tidak dapat pungkiri bahwa lagi. upeti sudah menjadi suatu proses yang sudah mendarah daging dalam kehidupan masyara- kat Indonesia. Kalau kita mau melirik sedikit ke masa lam- pau, upeti atau kawan-kawan BAGI kita kata-kata upeti koleganya tidak lagi menjadi agak aneh kedengarannya, hal yang baru dalam masya- tapi dalam kehidupan kita rakat Indonesia. kita sering lakukan baik itu Nampaknya, jauh sebelum secara sengaja maupun se- merdeka kita upeti tersebut tidak Secara sengaja. sudah dilakukan, walaupun harpiah upeti sama artinya bentuk, wak- besar maupun pemberian sesuatu kepada tunya berbeda. seseorang dengan tujuan Terutama di dalam kha- tertentu baik itu berupa zanah literatur sejarah Indo- benda atau uang Mungkin nesia menyebutkan bahwa tujuan tersebut untuk me- para pedagang pada zaman minta perlindungan, sebagai kolonial telah melakukan penakut uang dan sebagai- pemberian upeti kepada pe- nya. Upeti mungkin saja merintah kolonial dalam dilakukan kecil oleh orang rangka keberlangsungan maupun orang "gede" sekali- terutama dalam usahanya pun. segi keamanan. Begitu juga dengan pemberian upeti Mungkin istilahnya saja pada masa kerajaan-kera- berbeda namun prakteknya jaan yang ada di Indoensia hampir sama. takut Uang misalnya merupakan salah tersebut diberikan kepada satu bentuk bagaimana si- seseorang yang pada umum pemberi upeti (biasanya) nya untuk mendapatkan per- Pemimpin Umum: H. Basril Djabar wakil Pemimpin Umum: H. ME Djabar, Robby Irwanto Penasehat Hukum: H. Amiruddin, SH Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Khairul Jasmi Pemimpin Perusahaan: Hj. Rilianty Dewan Redaksi: H. Basril Djabar, Khairul Jasmi, Widya Navies, Sawir Redaktur Pelaksana: Widya Navies, Sawir Pribadi Asisten Redaktur Pelaksana: Edwardi, Korlip: Gusnaldi Saman, Soesilo Abadi Piliang Koordinator Mingguan: A.R. Rizal Redaktur: Syafrizal, Hartono, Metrizal, Adi Hazwar, Lenggogeni, Eriandi, Effendi, Yuniar, Sidang Redaksi: Khairul Jasmi, Widya Navies, Sawir Pribadi, Soesilo Abadi Piliang, Hartono, Syafrizal, Metrizal, A.R. Rizal, Lenggogeni, Eriandi, Edwardi, Gusnaldi Saman, Yuniar, Adi Hazwar Reporter Padang: Syawaldi, Guspayendri, Dede Amri, Hendri Nova, Bambang Sulistio, Reporter Jakarta: Eri Satria Dharma, Yusman Mahyuddin, Koordinator Daerah Pasaman: Ibnu Hayat, Pasaman Barat: Nefran, Danau Tanah Datar: Musriadi Musanif (Korda), Bakhtiar Bukittinggi: H. Chun Masido (Korda), Martiapri Yanti Padang Panjang: Jasriman (Korda), Ananda Utama Pesisir Selatan: Marlison (Korda), Alek Sander Hek, Sijunjung: Nasrul Rasyad (Korda) Solok: Wannedi Saman (Korda) Kabupaten Solok: Rusmel Dt. Sati (Korda), Waitlem Sawahlunto: Armadison (Korda), Subandi Pariaman: Damanhuri, Darmansyah (Korda). Indra Sakti, Tommy Syamsuar, Agam: Mursyidi, Asril Gindo (Korda), Ahmad Sumardi Payakumbuh: Edward D.F (Korda), Jefri Ricardo Magno Limapuluh Kota: Muhammad Bayu Vesky (Korda) Solok Selatan: Hendrivon- (Korda) Dharmasraya: Yasrizal (Korda) Sekretaris Redaksi: Putri Juita Pracetak: Atria Effendi Kabag Percetakan: Dasril. M Kabag Iklan: Pemasaran Hj. Rika Yosmeri Kabag Personalia: Lin Iriani Kabag Iva Tureyza Idroes (Daerah), Osmarwan (Padang) Kabag Keuangan, Akutansi dan Pajak: Dessi Yanti Kabag Umum: Jumal Sekretaris Pemimpin Umum: Rosnelly Kepala Perwakilan Usaha Jakarta: Soeparto Har. meredup. Kekuatan masih dominan di tangan oposisi. Alamat Redaksi/Perusahaan: Jl.Veteran No.17, Padang. 25116 Telepon: (0751) 25001, 36923, 38338, 37306 Faxs: (0751) 33572 e-mail: hariansinggalang @Yahoo.co.id Website: www. hariansinggalang.co.id Program kartu-kartu akan semakin meningkat, ditambah Alamat Perwakilan Jakarta: Maya Indah Building, Jalan Kramat Raya No. 3-G, Senen, Jakarta, 10450 Telepon Iklan dan Sirkulasi: (021) 3904751,3904752, 3903112, 3929631 Facs: (021) 3929630 Harga bantuan-bantuan pada kelompok masyarakat yang langganan: (termasuk Edisi Minggu): Rp90.000 Luar Kota Padang / Luar Provinsi Sumatra Barat: tambah ongkos kirim Harga eceran: Rp.4000/eksemplar Tarif Iklan: Halaman satu Black and dibuat. Tapi, masyarakat telah pintar, banyak kepala daerah white @ Rp32.000/mmk Spot colour Rp60.000/mmk Full colour @ Rp72.000/mmk Halaman 2 s/d Halaman 28 black and white @ Rp16.000/mmk Spot colour @ Rp30.000/mmk Full colour @ yang memberi bantuan, tapi pemilih tetap tak berpengaruh. Rp36.000/mmk Iklan keluarga @ Rp 15.000/mmk Iklan mini: Tinggi maksimal 50 mm) Rp250.000/muat Iklan duka cita: Rp12.500/mmk Iklan Baris (Min. 3 baris Maks 5 baris) @ Rp 15.000/baris Dewan Perusahaan: H. Me Djabar (Ketua), Hj. Rosdiaty, H. Amiruddin, SH Supervisi Personalia: H. Amiruddin, SH. Karena itu, tak sedikit pula, petahana yang gigit jari. Pencetak: Unit Percetakan PT. Genta Singgalang Press (Padang) (Isì di luar tanggung jawab percetakan). Direktur Eksekutif InCost Penerbit: PT Genta Singgalang Press (Anggota SPS) Izin: SK Menpen RI No.007/SK/MENPEN/SIUPP/A/1985, Tanggal 24 Oktober 1985. sukses dijauhkan dari masyarakat, bantuan dari dengan segala bentuknya datang menghinggapi. Politisasi anggaran di daerah yang biasa dimainkan kepala daerah, beralih ke pusat lewat APBN. Sekali merengkuh dayung dua tiga pula terlampaui. Malah, sasarannya bisa tembus 2019. masyarakat berpikiran bahwa yang peduli pada mereka, hanyalah peme rintah pusat. Partai penguasa akan diuntungkan. Bukan semua yang tergabung dalam KIH, tapi hanya PDIP seorang. Pengalaman SBY dan Demokrat telah membuktikan. Bahkan, suara Demokrat meningkat jauh tiga kali lipat pada pileg 2009. Itupun tanpa pengendalian anggaran, hingga daerah Artinya, PDIP bisa menjadi mayoritas pada pileg 2019. Apalagi, pileg dan pilpres serentak pada tahun itu. Mustahil pemerintah pusat menghapus segala bentuk bantuan tanpa menggantinya dalam bentuk lain. Mau dikemanakan yayasan-yayasan, ormas-ormas, lembaga- lembaga, mesjid-mesjid dan rumah ibadah lainnya bantuan? yang terbiasa menerima daerah Mau dibiarkan saja bergolak, sementara di akan Nanti SINGGALANG Pribadi Kota pusat ketegangan belum mau омоqeld -727 tu- -nx -ноҳ -әш -10 -as
