Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bernas
Tipe: Koran
Tanggal: 1992-01-12
Halaman: 01

Konten


Color Rendition Chart 2cm Dewi Haryani Susilastuti Pengalaman Mbak Dewi MASALAH tenaga kerja di Indonesia saat ini bagaikan lingkaran setan. Setiap ada lowongan, bisa dipastikan ribuan , orang mau berdesak-desakan untuk mengadu untung. Padahal yang dibutuhkan hanya segelintir saja, itupun buat mereka yang sudah berpengalaman. Yang tak berpengalaman, jangan terlalu banyak berharap. Hal ini memang tak adil, karena merupakan sesuatu yang tidak realistis menuntut seorang yang baru saja lulus perguruan tinggi atau sekolah menengah sudah punya pengalaman kerja. Itulah sebabnya perlu ada skala prioritas. Yang paling mendesak untuk ditangani, haruslah segera dibuatkan kebijaksanaannya. Ini semua demi mencegah gejolak yang bakal timbul. "Karenanya saya menyarankan, agar tenaga kerja yang muda dan terdidik terutama di daerah perkotaan diberi prioritas utama," kata pengamat masalah tenaga kerja wanita UGM, Dra Dewi Haryani Susilastuti MA kepada Bernas, di kediamannya, Sabtu. Sebab, orang muda yang terdidik biasanya mempunyai aspirasi tinggi dan kritis. Kalau aspirasinya tak terpenuhi, mereka bisa frustrasi. Dan keputusasaan kaum muda yang kritis inilah yang membahayakan. Meledaknya kasus Dili adalah salah satu bentuk kefrustrasian yang diakibatkan gejolak tenaga kerja anak muda ini. Hal tersebut memang merupakan suatu dilema. Di satu sisi, kalau angkatan kerja itu tidak tertampung bisa menimbulkan kerawanan. Dan di sisi yang lain, ribuan angkatan kerja itu tidak mempunyai kualitas yang sesuai dengan lapangan kerja. "Hasil penelitian saya menunjukkan, dari 10 pencari kerja untuk dua tenaga yang dibutuhkan, ternyata yang diterima hanya satu. Hal ini karena dari 10 pelamar, yang memenuhi kriteria sesuai yang dibutuhkan hanya satu orang. Padahal lowongannya untuk dua orang," tegas alumnus Florida State University ini. 485884 Sehingga, menurut dosen Jurusan Sosiologi Fisipol UGM ini. ketidakseimbangan antara jumlah tenaga kerja dengan lapangan kerja tak boleh dikambing-hitamkan sebagai penyebab meluapnya pengangguran. Karena adalah hal yang logis dan wajar kalau sebuah perusahaan atau instansi menginginkan tenaga yang siap pakai. Rekruitmen tenaga baru tak boleh disusul dengan turunnya produktivitas, karena tenaga yang baru belum siap. KALAU persoalannya adalah kualitas manusia, apakah perlu perbaikan sistem pendidikan? Inipun persoalan yang sulit. Sebab menurut wanita kelahiran Solo 31 Maret 1960 ini. motivasi seseorang untuk sekolah atau kuliah itu berbeda-beda. Tidak semuanya menginginkan sekolah sebagai tempat menempa ketrampilan, tetapi menimba ilmu pengetahuan. Apalagi tujuan sekolah (pendidikan) memang bukan menyiapkan tenaga yang siap pakai, melainkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. "Kalau menginginkan setelah lulus langsung dapat pekerjaan. ya kita harus menjadi sarjana "plus". Dan untuk memperoleh predikat itu, harus menimba pengalaman di luar sekolah. Seperti magang di perusahaan, kursus-kursus dan lain-lain," tambah istri Sumedi Nugroho, dosen Universitas Terbuka ini. Diapun lalu menceritakan pengalaman pribadinya. Semasa masih mahasiswa, untuk mendapatkan nilai "plus" dia nyambi kerja sebagai guide. Dengan jadi guide, tak hanya uang dan pengalaman yang didapat tapi juga bahasa asingnya semakin lancar. Sehingga dengan kemampuannya itu sulung dari lima bersaudara ini berkesempatan untuk ikut pertukaran mahasiswa AFS. **** Selepas kuliah tahun 1987, tanpa harus melamar dia ditarik untuk jadi dosen. Dan tak menunggu terlalu lama, wanita yang saat ini sedang hamil lima bulan ini, dikirim ke Amerika Serikat untuk mengambil gelar master. Bekal untuk meraih gelar itu memang memadai. Di samping bahasa Inggrisnya cukup fasih, dia juga salah satu lulusan terbaik UGM alias cumlaude dengan Indeks Prestasi komulatif 3,5. Kuliah sambil kerja menurutnya memang merupakan alternatif untuk mengantisipasi masa depan. Tak perlu malu atau rendah diri. Dan yang penting, jangan uang atau penghasilannya yang dijadikan ukuran tetapi pengalaman yang diperoleh. "Seperti di luar negeri. Mahasiswa asing yang mengambil S-2 saat libur atau akhir minggu bekerja cuci piring di restoran, hotel atau tempat lain adalah hal yang biasa. Bagi mereka, pekerjaan itu bukan sesuatu yang merendahkan. Toh sifatnya hanya temporer dan bukan untuk seumur hidup," imbuhnya. Meski harus diakui juga, lanjut staf peneliti Pusat Penelitian Kependudukan (PPK) UGM ini, penghargaan terhadap pekerja serabutan di luar negeri berbeda dengan di Indonesia. "Di sana upah minimumnya cukup lumayan. Kalau tak salah 3 dolar AS per jam, jadi bisa untuk nambah uang saku" tandasnya. (ria) ✔ PESTA DISKON TOKO "VIVA" Jl. Pemuda Tengah 17 KLATEN Bernas/dys UNTUK PELANGGAN PASTIKAN !! Untuk berlangganan BERNAS sekarang juga, dan anda akan mendapat kesempatan DISKON BELANJA di : Rumah Mode GITA BUSANA Jl. Pemuda Tengah 21 KLATEN granado FANON SEPATU, TAS, FASHION Jalan Raya 8 DELANGGU Bobo Toko Buku & Alat Tulis Jl. Pemuda Utara 68 KLATEN Amisc SEPATU, TAS, FASHION Jl. Raya Timur, Pedan KLATEN Sviziy UNTUK KLATEN & SEKITARNYA DYNASTY FASHION Jalan Raya PRAMBANAN bimbo MOON SEPATU, TAS, FASHION Klos Stanplat 33-34 DELANGGU TELEPON LANGGANAN: 61211 No. 057 TAHUN KE-46. MINGGU KLIWON. 12 JANUARI 1992 BERNAS MEMBANGUN BERDASAR PANCASILA Diperlukan Antisipasi terhadap Ledakan Tenaga Kerja Pengantar: Pengangguran merupakan api dalam sekam di berbagai wilayah negara kita. Kalau tidak secara dini diperhatikan bisa tercipta kerusuhan seperti misalnya terjadi di Dili, Timor Timur November tahun lalu. Untuk mengetahui masalah tenaga kerja ini secara lebih jauh Bernas, menurunkan wartawan Anang Kusbandianto, Sujarwo, Herry Varia dan Suroso yang kemudian dituangkan dalam 2 tulisan di halaman ini dan sisanya di halaman 2. Redaksi. SEJALAN dengan pertumbuh- an penduduk yang tinggi, laju pertumbuhan angkatan kerja di Indonesia juga meningkat de- ngan pesat. Menurut data dari Depnaker angka pertumbuhan akan bertambah dari 77,2 juta orang tahun 1990 menjadi seki- tar 101,6 juta pada tahun 2000. Berdasarkan trend pertumbuhan angkatan kerja tersebut, maka untuk Pelita V saja angkatan kerja akan bertambah dengan 11,9 juta orang atau tiap tahun- nya akan meningkat 2,1 juta orang lebih. Dari pertambahan angkatan "Selama ini, sikap politik Mu- hammadiyah bersifat pasif," ka- tanya di Jakarta, Sabtu, sehu- bungan dengan pelaksanaan Tanwir Muhammadiyah yang berlangsung mulai 12 sampai 16 Januari 1992 di Jakarta. Tanwir yang merupakan fo- rum tertinggi setelah Muktamar itu akan dibuka oleh Mendagri Rudini i Granada, sedang acara sidang-sidangnya berlangsung Pondok Gede Jakarta. Sementara itu DPP Ikatan Keppres Pemilu 1992 PRESIDEN Soeharto dalam Keppres Nomor 8 Tahun 1992 yang dikeluarkan tanggal 9 Januari lalu antara lain menetap- kan, dalam penyelenggaraan kampanye Pemilu 1992 yang berbentuk pawai dilarang me- nggunakan segala bentuk ken- daraan. Demikian siaran pers Biro Humas Lembaga Pemilihan Umum, Jakarta, Sabtu. Selain itu ditetapkan, dalam pelaksanaan kampanye, selain petugas keamanan, semua pi- hak yang hadir dilarang memba- wa segala bentuk senjata tajam dan/atau bahan peledak, benda yang dapat diperkirakan akan menimbulkan gangguan keama- nan dan ketertiban umum serta dilarang pula membawa/meng- gunakan gambar atau lukisan ataupun lukisan yang meng- gambarkan perseorangan. kerja sebanyak 11, 9 juta terse- but, menurut Direktur Penyalur- an dan Penempatan Tenaga Kerja Depnaker, Soepono, 19 persen berpendidikan SMTP, 25, 2 persen SMTA serta 8, 6 persen berpendidikan Diploma dan Strata-1. Dalam penyelenggaraan kam- panye yang berbentuk rapat umum, pawai, keramaian u- mum, pesta umum, penyebaran kepada umum atau penempelan di tempat umum serta segala macam bentuk pertunjukan u- mum, semua pihak yang hadir dan yang melaksanakan kampa- nye hanya membawa atau me- nggunakan tanda gambar Orga- nisasi Peserta Pemilu (OPP) ser- ta alat peragaan seperti pos- ter, spanduk, slogan, brosur dan lainnya. Meningkatnya pendidikan angkatan kerja biasanya diikuti meningkatnya aspirasi dan ha- rapan akan pekerjaan yang memiliki nilai sosial serta eko- nomi yang tinggi, sehingga mereka lebih selektif. Bila pe- kerjaan yang diinginkan terse- but belum diperoleh mereka lebih senang menganggur atau lebih tahan menganggur. Adapun yang dimaksudkan dengan kampanye Pemilu me- nurut Keppres tersebut adalah kegiatan Organisasi Peserta Pe- milu di seluruh wilayah Indo- nesia untuk mempengaruhi pe- milih dalam rangka usaha mem- peroleh suara sebanyak banyak- nya dalam Pemilu Anggota DPR, DPRD I dan DPRD II. Akibatnya sudah bisa diduga, tingkat pengangguran angkatan kerja berpendidikan SMTA dan perguruan tinggi menunjukkan peningkatan cukup tinggi. Ke- cenderungan meningkatnya pengangguran angkatan kerja muda terdidik tersebut perlu mendapat perhatian sungguh- sungguh. Muhammadiyah Pasif K ETUA Umum Pemuda Mahasiswa Muhammadiyah di anak muda yang mempunyai nah menjadi politik, sejak 1952 Muhammadiyah Dr Yogyakarta mengharapkan agar Din Syamsuddin meng Muhammadiyah merumuskan harapkan agar Mu- konsep politik yang dapat dija- hammadiyah mengem- dikan pedoman bagi seluruh bangkan sikap netral warga Muhammadiyah. politiknya secara aktif. Berdasar rapat pleno tanggal 8 Januari 1992, DPP IMM juga memandang perlu meninjau dan merumuskan kembali konsep profesionalisme dalam Muham- madiyah, terutama yang berkait- an dengan profesionalisme bidang dakwah. Kampanye Pemilu 1992 akan berlangsung selama 25 hari dari tanggal 10 Mei - 3 Juni 1992 dan masa tenang lima hari dari tang- gal 4-8 Juni 1992. Dalam melaksanakan kampa- nye di seluruh wilayah Indone- sia, Golkar, PDI dan Partai Per- satuan mempunyai kedudukan, hak, kewajiban yang sama dan Bersambung ke hal 11 kol 3 Sebab, sebagaimana dikata- kan pengamat tenaga kerja dari UGM Dr Tadjuddin Noer Effen- di, pengangguran terbuka, atau pengangguran angkatan kerja muda terdidik tersebut bila tidak disalurkan, mobilitas sosial mereka terhambat akan bisa mengakibatkan terjadinya ledak- an sosial. Tadjuddin menunjukkan Bersambung ke hal 11 kol 6 Rusak Selama Ini Sikap Politik Angin Puyuh Landa Kendal Situasi baru Pada bagian lain Ketua PP Pemuda Muhammadiyah meni- lai, di kalangan pemuda Mu- hammadiyah kini sedang terjadi logika situasi baru. Gejala baru ini adalah semakin banyaknya Yuliani melangkah tegar ke final setelah menumbangkan pemain tak terkenal dari Je- pang, Aiko Miyamura dua set langsung 11-2, 12-10. Di final perhatian besar terhadap dunia politik. Taipe Terbuka Dilarang, Pawai dengan Kendaraan Ardy BW, Hermawan dan Yuliani Maju ke Final PERANG saudara di tunggal putra terjadi antara Ardy BW melawan Hermawan Sutanto di babak final setelah keduanya mengalahkan lawan-lawannya di semifinal Kejuaraan Bulu tangkis Taipe Masters di Munici- pal Stadium, Sabtu. Sementara di tunggal putri pemain asal Semarang, Yuliani Sentosa, juga ke final. Namun menurut Din Syam- suddin, dunia politik yang di- perhatikan oleh anak-anak mu- da ini, tidak harus selalu diarti- kan, seperti ingin masuk dalam parpol atau menjadi anggota DPR. Perhatian politik yang di- maksudkan adalah peran dan partisipasi politik. Dengan reali- tas itulah, maka Muhammadiyah sudah saatnya melakukan peran politik secara aktif. "Selama ini peran politik Muhammadiyah, sangat pasif," ujar Din. Dalam sejarahnya, antara politik dan Muhammadiyah, memang belum satu, seperti Nahdlatul Ulama (NU). NU per- M hari ini Yuliani Sentosa yang akrab dipanggil Yubing itu akan menghadapi pemain hitam le- gam dari Swedia, Christine Mag- nusson, yang di semifinal kema- rin menang dua set atas pemain Belanda, Eline Coene 11-2, 11-5. Bagi Yubing pertemuannya dengan Christine Magnusson ini adalah yang pertama kalinya. Sehingga dia tidak bisa mera- malkan sebelumnya. Tapi dia berjanji akan tampil baik. "Mu- dah-mudahan bisa mengalah- kannya," kata Yubing. Unggulan utama Ardy B Wi- EMANG beda. Pementasan ketoprak kolosal Bedbah Kartasura yang dipra- karsai PWI Cabang Surakarta bekerja sama dengan Maesenas kondang, Setiawan Djodi, di Pendapa Pura Mangkunegarán, Solo, semalam benar-benar sarat dengan MILIK MONUMEN PERS NASIONAL SURAKARTA HARGA ECERAN RP 350,00 gagasan baru. Warna-warna baru penggarapan sebuah pentas ketoprak yang bertebaran di tengah Pendapa Pura -- yang disulap menjadi panggung dengan setting tunggal --benar-benar merupakan tawaran yang segar di tengah kebekuan seni ketoprak yang di mata masyarakat pinggiran sekali pun kini tampaknya telah semakin luntur pamornya. Meskipun tema cerita yang diketengahkan Bram Setiadji - yang empunya ide ceritera -- sudah lazim diangkat dalam pertunjukan ketoprak, namun pengambilan sudut pandang yang berbeda dengan keberanian mengolah konflik dalam alur ceritera yang jitu menjadikan pementasan Bedbah Kartasura yang diawali dengan pembacaan doa, dengan aroma dupa dan tebaran kembang warna-warni oleh 11 sosok putri gemulai, mampu menghanyutkan pemirsanya ke dalam sebuah tualang ke masa lalu. DAN ketika cerita dimulai dengan peperangan antara Adipati Cakraningrat melawan prajurit Mataram, sebagai simbol betapa kacaunya masa-masa menjelang peralihan yang dihadapi Kerajaan Mataram waktu itu, tak kurang dari 3.000 penonton yang memadati serambi selatan Pendapa Pura Mangkunegaran, seakan menjadi saksi mata dari sebuah peristiwa yang pernah melanda sampai 1971 dan bergabung de- ngan PPP hingga 1984. Sedang Muhammadiyah, di Masyumi anggota istimewa, kemudian ngan dan menimbulkan keru- gian puluhan juta rupiah. Sejauh para tokoh-tokohnya seperti Lukman Harun dan Djarnawi, ini belum ada laporan jatuhnya korban jiwa. mendirikan Parmusi. Ini semua adalah aktivitas orang-orang Muhammadiyah, bukan organi- sasi Muhammadiyah. Gemuh, pusaran angin yang Di Desa Tlahab Kecamatan membawa serta sampah deda- unan di dalamnya menyebab- "Hubungan-hubungan seperti ini. kurang jelas. Karena itu, Tanwir diharapkan mampu me- rumuskan politik Muhammadi- yah secara jelas," tegasnya. Peran politik Lebih lanjut staf pengajar IAIN Jakarta ini mengatakan, Bersambung ke hal 11 kol 7 ranata maju ke final setelah mengalahkan rekannya sendiri Fung Permadi dua set langsung 15-11, 15-12. Sedang juara ber- tahan Hermawan Sutanto me- langkah ke final setelah me- numbangkan musuh bebuyutan- nya dari Denmark yang diung- gulkan di tempat kedua Poul- Erick Hoyer Larsen dalam perta- rungan sengit tiga set 15-10, 8-15, 15-2. Pertemuan Ardy B Wiranata melawan Hermawan Sutanto di Bersambung ke hal 11 kol 6 Arab-Israel Berunding Hari Ini Washington, Sabtu WIB Pembicaraan perdamaian Timur Tengah, yang dihadiri perunding dari Arab dan 23.35 Israel, dimulai lagi hari ini. Menurut pejabat resmi, ketua-ketua perunding Israel, Yordania dan Palestina sudah berbicara melalui telepon Jumat dan setuju melakukan pembicaraan hari ini. Para perunding dari Yordania, Palestina dan Syria sudah berdatangan di Washington sejak Kamis lalu. Ketua perunding dari Syria, Mowaffaq Allaf, yang tiba Jumat lalu mengatakan, delegasinya akan tinggal Washington selama dibutuhkan guna mencapai hasil- hasil yang konkret. -- Reuter/AFP ANGIN puyuh disertai suara kan sekitar 27 rumah rusak. Me- gemuruh yang sempat membuat nurut penuturan Jariah (35) panik penduduk, Jumat sore yang ditemui di rumahnya, Sab- sekitar pukul 18.00, melanda tu, pada waktu kejadian dia sedikitnya empat desa di Kabu- bersama dua anaknya tengah paten Kendal, Provinsi Jawa duduk di dalam rumah. Mende- Tengah. Akibat musibah ini ra- kati Maghrib, dikejutkan suara tusan batang pohon tumbang, gaduh yang berasal dari sisi puluhan rumah rusak berat-ri- barat laut. Tahu-tahu tempat tinggalnya yang terbuat dari bambu sepertinya digoyang oleh kekuatan raksasa. "Rumah ini hampir saja me- toh sampai angin ini berlalu ngubur seluruh penghuninya mereka masih selamat. Pasal- nya, rumah tersebut kebetulan MEMBURU HARAPAN -Entah, berapa jumlah warga dela yang bersepeda, berbondong ke satu tujuan, kota. Mereka dari Kabupaten Bantul yang setiap pagi menyesakkan Jalan Parangtritis, Yogyakarta. Semuanya dalam rangka bekerja Ada pelayan toko, buruh bangunan, pegawal swasta, hingga pegawai negeri. Bagi mereka, harapan hidup lebih baik hanyalah di kota. Jenderal TNI (Purn) Soemitro iap OPP Harus Punya Calon Presiden Sendiri "Anggota DPR-MPR juga ja- ngan merasa digaji pemerintah sehingga tak berani mengemu- kakan nuraninya. Karena kalau mereka digaji, itu memang ke- wajiban pemerintah. Bukan me- ngemis pada pemerintah. Itu keliru," kata mantan Pangkop- kamtib Jenderal TNI (Purn) Soemitro dalam Dialog Tiga Ge- nerasi dalam rangka Dwi Win- du Majalah Arena, di Auditori- um IAIN Sunan Kalijaga, Sabtu. PARPOL dan Golkar harus Hari pertama dialog yang akan punya kepercayaan dan harga berlangsung selama dua hari diri kalau ingin menentukan tersebut juga menampilkan kekuasaan. Karenanya, pada pembicara Prof Sutan Takdir Pemilu 1992 mendatang mereka Alisyahbana. harus punya calon presiden sendiri sebagai refleksi rasa tanggung jawab yang diberikan rakyat. Jangan sampai justru kekuasaan ditentukan oleh yang berkuasa sekarang. GLADI RESIK-Suasana gladi resik ketoprak "Bedhah Kartasura" Kamis. Kerajaan Mataram, menjelang masa surutnya, sekitar tiga abad silam. Lakon yang ditampilkan di pentas, seakan menghisap seluruh perhatian mereka. Tak ada kesan kita akan menonton sebuah pertunjukan ketoprak, ketika kita menatap panggung yang menganga. Tetapi, manakala adegan demi adegan tersaji, sebuah rub perlahan Lebih lanjut Soemitro menga- takan, sudah selayaknya genera- si 45 tidak lagi bercokol pada pimpinan-pimpinan kekuasaan. Mereka harus ditempatkan pada posisi tut wuri handayani, se- hingga generasi berikutnya bisa menggantikan pimpinan kekua- saan. "Bedhah Kartasura" Sarat Gagasan Baru mengisi ruang pentas, sebuah panorama eksplusif mampu dihadirkan. "Tapi yang terjadi sekarang masih ada generasi 45 yang tut wuri bamedeni (menakut-naku- ti). Padahal, kalau generasi 45 sudah tak bercokol, saya jamin 90 persen pimpinan kekuasaan ada di tangan generasi muda. Bersambung ke hal 11 kol 6 Barndaldys Bemasmu menggeliat dari kehampaan. Merebut seluruh ruang kognisi di benak penonton. Rupanya, penata artistik, Bambang art - Hengky Syafrudin cukup jeli memanfaatkan perbawa Pendapa Pura. Hingga hanya dengan beberapa lembar kain berwarna merah-putih sebagai latar belakang dan sedikit pernik-pernik berwarna hitam yang dipoles dengan tata lampu yang profesional bersebelahan dengan rumah tembok milik tetangganya, se- hingga gubuk milik Jariah ber- sandar di tembok itu. Kalau saja tidak ada bangunan tembok. mereka akan terkubur hidup- hidup di gubuknya," katanya. Di samping 27 rumah yang rusak berat-ringan, puluhan batang pahon pisang, mangga, jambu, tumbang. Di depan RS Bersalin "Aisyiyah misalnya. sampai Sabtu sore, pohon waru tidak terurus. Warga yang terke- yang tumbang masih tergeletak Bersambung ke hal 11 kol 3 PENGUMUMAN Hari terbit tabloid Citra diundur. Sehubungan de ngan itu, mulai minggu kedua Januari 1992 Citra akan kami kirim bersama- sama dengan Bernasedisi hari Rabu. Harap para pelanggan maklum. Penerbit. PEMBETULAN Berita berjudul "Penelepon Bilang Bush Wafat (Bernas, 11/1, halaman 1) pada alinea pertama tertulis Sultan Hamengku Buwono X, seharusnya Sultan Hamengku Buwono X. Dengan demikian kekeliruan telah dibetulkan dan mohon maaf kepada Sultan Hamengku Buwono X. Redaksi Ringkasnya, meski namanya tetap pementasan ketoprak, namun bau pentas teater terasa kuat. Dan itu pula rupanya yang mampu menjadi obat mujarab, sehingga para pemain bintang seperti, Murti Sari "Lasmini" Dewi, Okky Irvina Savitri, GPH Herwasto, dan lain- lain, seakan tenggelam dalam totalitas pentas. Tak ada yang mampu meningkahi kekuatan artistik ruang pentas, yang nota bene, bukan sebuah panggung. Satu hal yang kemudian rasanya perlu di pertanyakan kembali, adalah ketika kita kembali kepada ide semula yang melatar belakangi pementasan ketoprak kolosal "mewah" yang menyerap puluhan juta rupiah dari kocek Setiawan Djodi ini. Adakah ia benar- benar telah mampu mengangkat -atau barangkali lebih tepat memindahkan - porsi hiburan ketoprak yang selama ini dianggap hanya menjadi konsumsi kalangan masyarakat pinggiran menjadi lebih luas ruang gerak hidupnya? Barangkali, dari pentas yang disaksikan WS Rendra, Umar Kayam, R Hartomo dan beberapa kalangan selebriti baik budayawan maupun pejabat teras dan juga berbagai lapisan masyarakat tua muda dari berbagai daerah itu, memang merupakan sebuah bukti yang nyata. Tetapi, bagaimana jika pentas ketoprak yang menyerap unsur tetrikal begitu kompleks semacam itu dilaksanakan di tempat lain dan diprakarsai oleh orang lain pula? Akankah ia tetap mampu menerobos jala-jala pentas panggung yang kini semakin murah dan mudah tersaji lewat layar kaca dan layar bioskop tancap? (ptg) 2cm 4cm