Tipe: Koran
Tanggal: 1992-01-12
Halaman: 06
Konten
Color Rendition Chart 2cm 6. MINGGU KLIWON, 12 JANUARI 1992 GEMA Tetoria Siap Manggung SMA DE BRITTO & SANTA MARIA - Tetoria (Teater De Britto - Santa Maria) akan mengikuti Festival Teater SLTA DIY 1991/1992 yang diselenggarakan Sanggar Kesenian Peranserta (Sangkerta) di Pura Wisata. Waktu pelaksanaan festival ini dibagi tiga, masing-masing 15-20 Januari 1992 Penyisihan I, 24-26 Januari 1992 Penyisihan II, dan 15 Februari 1992 Final. Tetoria menurunkan 15 orang aktor/aktris dan telah mengintensifkan latihan sejak Desember lalu (GEMA 15/12), dibimbing oleh Rm Baskoro dan Ibu Puji Lestari, dari De Britto dan Santa Maria, selain Mas Aris Lemu sebagai pelatih sekaligus sutradara. Persaingan ketat diperkirakan terjadi antara grup dari SMA I, MAN I, SMA 11, dan Tetoria sendiri. Tetoria yang telah meraih gelar juara umum empat kali berturut-turut, dihentikan langkahnya oleh MAN I pada festival tahun lalu. Sepanjang Januari ini, latihan Tetoria ditingkatkan jadi setiap hari sepulang sekolah di SMA De Britto. Kegiatan latihan sampai pementasan dikoordinir oleh A Budi Priantoro dan A M Lisa S, dari De Britto dan Santa Maria. Festival dengan tiket tanda masuk Rp 1.000 ini akan mementaskan: Bengong (AM Trajutisna), Tengul (Arifin C Noer), Enam Watak Mencari Pengarang (Luigi Piraudello), Aum (Putu Wijaya), dan Perampok (WS Rendra). (kristupa) Dari Porseni Hingga PPPK SMA MUHAMMADIYAH I- Lomba Porseni SMA-SMA Muhammadiyah se-DIY diadakan tanggal 18-19 Desember 1991 di SMA Muhammadiyah I Prambanan. MUHI yang mengirimkan wakilnya berhasil meraih berbagai prestasi, antara lain juara I tenis meja putri: Azizah Ridlo M, juara HI tenis meja putra Nugroho Jati S, juara I puisi putra Dian Setyo Pambudi; juara 1 puisi putri, Mazia Permata Fakih Sedangkan dalam Lomba Pidato yang diadakan dalam rangka Dies Natalis Sarjana Wiyata Yogyakarta, yang masing- masing juara I diraih SMAN I, juara II diraih SMAN 8, juara III diraih SMA MUHI yang diwakili oleh Luki Aulia. Masing-masing pemenang menerima sebuah trophy dan piagam. Di samping itu, dalam Lomba P3K yang diadakan oleh DKP Kodya Yogyakarta, Pramuka Gudep 406 dan 407 SMA MUHI meraih juara III dan menerima penghargaan trophy Gubernur provinsi DIY tahun 1991. (luki) Mental Siswa Digembleng SMA BOPKRI 1- Baru-baru ini, SMA BOSA Yogyakarta mengadakan Kemah Prestasi yang diikuti oleh semua siswa- siswi SMA BOSA yang dianggap kurang trampil dalam kehidupan berprestasi dan bermasyarakat. Dalam acara ini diadakan berbagai macam kegiatan yang bertujuan menggembleng mental masing-masing siswa. Antara lain Lomba Sangar-sangaran dengan biawak, Lomba memancing buaya. Lomba Misuh, Lomba Singsot, Lomba Terjun bebas tanpa bantuan alat dari ketinggian 7 meter, Lomba Mejengin Singa, Lomba Berenang di air dangkal, dan lomba masak. Semuanya dimenangkan dengan sukses oleh siswa kelas tiga, Florence Immanuela P, kecuali lomba masak. Sementara itu tanggal 25 Desember yang lalu dalam rangka memperingati Natal 91 dan tahun baru 92, SMA BOSA Yogyakarta mengadakan pentas mode dan Lomba Mejeng n'Top model BOSA 91. Keluar sebagai juara umum dan juara tunggal adalah Florence Immanuella P Siswa kelas tiga Sosial. (david) Sukses Pesantren dan Drum Band SMAN I PURBALINGGA - Pesantren kilat yang dilaksanakan di SMAN I Purbalingga telah sukses mengisi liburan semester diikuti oleh siswa kelas I, II, III. Pelaksanaan dimulai 24 s/d 26 Desember 1991. Salah satu faktor keberhasilan pesantren kilat ini, karena dukungan bapak, ibu guru yang secara langsung terjun memberi ceramah. Masih dalam liburan semester, personil Drum Band SMAN I di bawah bimbingan Bapak Sudrajad dan Ibu Widayanti Luthfiani Kodari mencapai sukses dalam pertandingan Festival Drum Band se kabupaten Purbalingga, hasil yang diperoleh adalah sebagai juara II dilihat dari penampilan keseluruhan, juara II Display, dan dalam The Best mayoret meraih juara II yang dibawakan oleh mayoret utama Wahyu Toro. (neny) Tahun Baru ala SHC STM PEMBANGUNAN - Menyambut tahun baru 1992, 35 siswa yang tergabung dalam Stembayo Hiking Club (SHC) STM Pembangunan Yogyakarta mengadakan pendakian ke puncak Merapi. Acara dimulai dengan api unggun dan renungan menjelang pergantian tahun di Kali Adem Bebeng. Tepat pukul 12.00 WIB pesta tutup tahun ala SHC dengan terompet dan segala macam bunyi-bunyian yang mendapat dukungan dari para pecinta alam lain yang merayakan tahun baru di jurang itu. Setelah saling mengucapkan selamat, dilanjutkan pendakian ke puncak Garuda yaitu puncak gunung Merapi, diikuti oleh semua peserta sebagai tanda pembuka kegiatan SHC di tahun 1992. (suwarjono) Rekoleksi di Gamping SMA SANTO THOMAS - Mulai Selasa 7 Januari hingga Sabtu 11 Januari 1992, SMA Santo Thomas menyelenggarakan rekoleksi di Griya Monica, Mejing, Ambarketawang. Gamping, Yogyakarta. Program rutin setiap tahun OSIS ini hanya diperuntukkan bagi siswa-siswa kelas III. Bahkan merupakan program wajib bagi mereka -- siswa kelas III - tanpa pengecualian, seperti diungkapkan oleh Kepala Sekolah SMA Santo Thomas, Bapak Rafael Sjurana Cri Inderaputra SH. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, rekoleksi kali ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesiapan mental dan wawasan masa depan siswa kelas III, sebelum dan sesudah melaksana- kan ujian terakhir. Rekoleksi ini dibimbing oleh Bapak Willy Pramudya, Bapak Herujati, Bapak Jarot Kaptono dan sebagian guru SMA Santo Thomas. (cko susanto) Damayanti Sukses di KIR SMA SANTA MARIA Sebagai salah satu peserta Perkemah- an Ilmiah Remaja Lanjut 1 salah satu duta Stama, Damayanti yang mengetuai kelompok jurnalistik pada lomba reportase KIR keluar sebagai juara pertama. Damayanti mengkoordinir teman- teman dari SMA lain yang menjadi anggota-anggotanya. "Wah berkesan tuh KIR-nya, jadi juara dapat kaos lho!" celotehnya Yanti gembira. (emmy/didi) "SINTA, mungkin tak lama la- gi aku akan keluar dari sekolah kita ini." Aku tidak menyangka ia akan mengatakan kalimat yang keras kucerna itu. Aku ter- cenung. Kuamati dia. Dia me- runduk seakan pedih memeluk duka. "Kamu bergurau ya?," tanya- ku sedikit menggoda. Padahal aku tahu selama ini dia selalu serius memaparkan apa yang ada di hatinya. Dia menggeleng. "Aku serius Sin!," katanya mantap. la masih merunduk. "Kamu kan sudah kelas dua, masak mau keluar apa sudah kamu pikirkan masak-masak?" "Sudah Sin. Sudah saya pikir- kan jauh sebelumnya. Ibu dan kakak-kakakku sepakat jika aku droup out saja." Mendengar kata-kata itu, se- bagai teman dekatnya, aku iba. Kami terdiam. Aku sendiri bing- ung harus berkata apa. Hanya pikiran dan perasaanku membe- rontak tidak rela jika anak se- pandai Faiz ini harus droup out BERNAS Gaya Bisnis Anak SMA "saya tidak puas" kemudian ia beralih ke pembuatan stiker. Edward yang siswa SMA Kolose de Britto ini mengakui dana yang diberikan orangtuanya un- tuk kebutuhan pribadi sudah cukup tapi ia masih merasa belum puas juga. Lain lagi yang dilakukan se- kelompok siswa 3 Fisika 1 SMA Stella Duce, Yogya. Penghasilan sampingan yang mereka dapat adalah dengan membuat parcel untuk hari-hari khusus seperti Natal yang baru lalu. Pekerjaan yang dilakukan secara keroyo- kan ini selain diedarkan di ling- kungan sekolah, juga dikeliling- kan ke BCA, Atmajaya, tetang- ga, saudara, maupun relasi lain. Pengantar: ARUS perkembangan yang serba cepat, semakin menuntut orang bekerja keras guna mencukupi kebutuhannya. Demikian pula remaja. Banyak pelajar yang karena kebutuhannya, atau karena dorongan minat, mencoba berusaha pencari penghasilan. David R Adhi, Kristupa W Saragih, Emmy Kuswandari dan F Ria Susanti dari GEMA, menghubungi rekan- rekannya sesama siswa yang berusaha mencari tambahan penghasilan. Laporan mereka, disusun oleh Florence Pattipeilohy dalam dua tulisan berikut. AK dapat dipungkiri lagi jika kita sebagai remaja pun punya kebutuhan yang makin meningkat seiring dengan perkem- Mulai bangan zaman. dari pakaian, sepatu, sarana hiburan, barang-barang pribadi, dan sebagainya. Yang dulunya cuma bersepatu kets hitam, sekarang menuntut sepa- tu kets warna-warni buatan luar negeri. Para cewek juga kayak- nya lebih merasa asyik kalau diperhatikan lawan jenis karena berbagai pernik yang mereka pakai cukup 'mengundang per- hatian!" Yah, kebutuhan kita sebagai remaja seperti nggak pernah habis. Jika dibuatkan dalam de- ret mungkin akan jadi panjang merahasiakannya". Kelihatannya dia berpikir; "Begini Sinta, terpaksa harus menerima kenyataan ini," ia ber- kata sangat hati-hati. "Maukah kau menghargai ka- ta-kataku yang jelek ini?" Tanya- nya tiba-tiba. Aku mengangguk. "Sejak kedatangan surat tera- khir ibuku, jiwaku seakan lum- puh seketika, setelah kurenung- kan ternyata sudah jadi pilihan yang tepat bagi ibuku. Surat itu menerangkan, ibuku sudah ti- dak mampu lagi membiayaiku belajar di kota Yogya. Ia me- nyerahkan semuanya padaku sendiri. Kalau aku masih punya niat sekolah dipersilakan men- cari biaya sendiri, tapi kalau pu- tus sekolah, itu merupakan pi- lihan terbaik." Dia berhenti. "Kapan rencanamu keluar?." DARI sekian banyak usaha yang mereka jalani, dikemana- kan saja hasil yang mereka peroleh? Edward Purba sambil tertawa menjawab, "berbekal modal sendiri, keuntungan yang saya dapat bisa dipakai untuk nonton atau nraktir teman..." Hal yang sama disetujui pu- la oleh Natalia. Melalui bakat- nya itu ia dapat memenuhi ke- butuhan sendiri bahkan Nata- lia sudah mampu membiayai sekolahnya sendiri. Hebat, ya? Demikian pula halnya dengan Ari yang mengandalkan bakat sebagai pelatih roda maupun Basuki yang penjaja koran itu. Kesemuanya pada akhirnya toh untuk memenuhi kebutuh- an pribadi juga. Bagi kelompok pembuat parcel seperti yang dilakukan anak-anak SMA Stece keun- tungan yang mereka dapatkan digunakan untuk dana perpi- sahan kelas. "Walau kami nggak memungkiri terkadang bagi pesanan yang tidak sam- pai disebabkan alamat yang tidak jelas -- harus kami ganti dengan uang" demikian penje- lasan Lulu, salah satu personil yang bertindak sebagai juru bicara. Sedangkan Chandra, kurang begitu jelas menerangkan ke mana perginya laba yang ia dapatkan melalui bisnis yang Kemana Tuh Labanya? giatan guna memenuhi kebu- tuhan pribadi. Masing-masing dengan berbagai cara yang di- tempuh. Rosadi SMAN 9 Yogyakarta Tunjukkan Dirimu Cermin Aris Fauzan dari sekolah. "Apa alasanmu Faiz?." Ia me- mainkan jari jarinya yang kekar. Aku yakin pasti dia malu meng- ungkapkannya. "Jangan malu Faiz. Aku siap eh, tak tahunya tak mampu lagi. Bagaimana alter natif pemecahannya? Kita masih muda dan masih kuat, kita ha- rus putar otak di celah keingin- an terus belajar (sekolah) demi menggapai masa depan dan per juangan hidup berupa kerja. Atur tatanan mainnya, cari siasat supaya antara belajar (sekolah) dan bekerja tidak tercecer. Pada dasarnya hidup adalah bekerja. Kita pasti sanggup, kenapa ti- dak? Yang terbentur biaya lantas tak bisa melanjutkan, itu nama- nya malas. Kita jangan mudah menye- rah. Memang kadang-kadang ki- "Entah, mungkin dua ming- gu lagi..." "Dua minggu lagi?!," resahku. Kusandarkan badanku pada po- hon di belakangku. Aku tidak mengerti mengapa semua bisa terjadi begitu mudah. Padahal tanpa rencana apapun. *** BEL berdering. Pertanda pe- lajaran 7 dan 8 akan dimulai. "Masuk dulu Iz!" Ia tergagap mendengar ajakkanku. Pasti Fa- iz melamun. Perlahan ia meng- angkat badannya. Kami melang- kah bersama. Faiz gontai dan ia lebih banyak diam. sekali. Nah, kalau sudah begini apakah kita mampu mencukupi kebutuhan kita hanya dengan mengandalkan subsidi orangtua? Toh orangtua kita juga punya kebutuhan yang lebih penting daripada sekadar memenuhi ke- inginan dan kebutuhan kita te- rus menerus. Selama ini Faiz kukenal seba- gai sosok pemuda yang periang, cerdas, lincah, suka bergurau dan lucu. Wajahnya pun cakep. Waktu kami sama-sama kelas Satu banyak teman cewek Faiz berlomba-lomba mendapatkan nya. Faiz menjauh dari mereka, malah memilihku. Ketika aku tanyakan mengapa dia memilih- ku. Jawabnya, katanya aku tidak sombong, selalu rendah diri; Oleh sebab itu remaja seka- rang kayaknya tidak mau ke- tinggalan pula untuk ikut serta mencari tambahan dana guna memenuhi kebutuhan mereka KERABAT KERJA: KOORDINATOR: KRISTUPA W SARAGIH, TIM INTI REDAKSI: DAVID RADHI (SMA PKRI 1), EMMY KUSWANDARI (SMA SANTA MARIA), F. RIA SUSANTI (SMA STELLA DUCE), KRISTUPA W SARAGIH (SMA KOLESE DE BRITTO), LUKI AULIA (SMA MUHAMMADIYAH 1), MMZ DAMAR P(SMANI). STAFF: DIAH RESTU MARINI (SMA SANTA MARIA), FLORENCE PATTIPEILOHY (SMA BOPKRI 1), SIDIK PRAMONO (SMAN 1), WIDAYA NDARU (SMA KOLESE DE BRITTO), YANWAR (SMA MUHAMMADIYAH 1), YOSEFA (SMA STELLA DUCE). SEKRETARIAT, GEMA DIA HARIAN UMUM BERNAS JALAN JENDRAL SUDIRMAN NO. 52, TELEPON 61211 YOGYAKARTA. pribadi. Hal ini diakui Edward Purba (19) cowok berkacamata yang mencari penghasilan sam- pingan lewat pembuatan stiker. Usaha ini bermula dari tahun 1989 ketika Edward bersama te- mannya pada mulanya - mem- buat kaos. Tapi dengan alasan, Redaksi GEMA menerima kiriman berita kegiatan, tulisan opini, cerita pendek, sajak, foto, laporan perjalanan atau segala macam karya tulis. Pokoknya, hasil karya asli pelajar, tentang dunia sekolah berikut kegiatan ekstranya dan dunia remaja secara umum. Kalau mau dimuat, tulisan itu mesti layak, menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, ringkas, jelas, tangkas, bernas, lugas, akrab dan tak bikin dahi berkerut. Karya atau berita boleh dikirim per pos, bisa juga dikirim langsung. Suka-suka, deh. Asal diketik dengan spasi ganda alias dua spasi. Boleh juga ditulis tangan, asal bisa dibaca. Nah, tunggu apalagi. dari pelajar, oleh pelajar dan untuk pelajar ia jalani itu. Menurut pengaku- annya sih, keuntungan selu- ruhnya diserahkan pada sang kakak yang empunya modal. Mungkin ada kebijaksanaan sendiri bagi sang kakak untuk memberi sebagian laba yang diperoleh untuk Chandra per- gunakan memenuhi kebutuh- an pribadi. Demikianlah sedikit gam- baran yang memotret kegiatan remaja Indonesia sekarang yang aktif mencari tambahan penghasilan. Masih banyak te- man-teman lain, yang tersebar di seluruh Nusantara ini, me- ngisi hari-harinya dengan ke- BITTU JBC.161 1983- JBCIGI ta yang muda terkesan mudah. marah, reaktif, dan takut dikata- Kehidupan kan malas. Kita kira bahwa kita kita menggelin- akan hidup pada masa depan, ding begitu saja. sehingga tak perlu melakukan Bisa saja kita apa-apa pada masa kini. Pada- berbuat se- semula hal kita justru har yang mampu membi- karang, kita harus berarti bagi masa kini bukan masa depan. ayai sekolah, Harus ditumbuhkan kesadar- an bahwa hidup adalah perju- angan. Untuk bekerja perlu was pada. Sepintas bekerja untuk menghasilkan uang adalah me- ngasyikkan, tetapi dibalik itu ia adalah ibarat tambang emas yang sewaktu-waktu mengintai diri kita. Saking asyiknya lama- lama kita meleng dan akhirnya sekolah kita terbengkalai. Sekolah dan bekerja adalah kegiatan tubuh kita yang me- merlukan jiwa kritis terus mene- rus. Kalau itu kita jalani niscaya jalan mulus dan seimbang akan tercipta. Tuhan menciptakan waktu dan me edakannya da- lam siang dan malam. Dua pu- dan mudah memahami keadaan orang lain. DEBITO JB:161 ACGYAKART TSD.1-3 JBC.161 WAKENY RITT DE BRITTO JBC. COLLEGE DE BRICIO COLLEGE LIVING CHANCE LOVIN KILLING BY Tidak terlampau jauh dengan kegiatan yang dilakukan Chan- dra, siswi Stella Duce kelas 3 Bahasa. Chandra yang ketua ke- las ini punya bisnis Shirt, T-shirt dan Baby-doll. Modal yang di- dapat dari kakaknya ini mema- cu kreativitas Chandra untuk berkarya. "Taktik biar barang laku, pu- ra-puranya kita jual mahal. Ka- lau konsumen 'nggak mau, tu- runin aja dikit, pasti deh, mau. Dan tentu saja kita masih un- DE BRIT Edward dengan sebagian produksinya lumayan..." SELAMA jam terakhir berlang- sung aku tidak berkonsentrasi penuh. Pikiranku terbagi de- ngan apa yang barusan dikata- kan Faiz. Cobalah kita sadari potensi yang ada dalam diri kita ma- sing-masing. Mungkin melalui bakatmu di bidang tulis me- nulis, seni, ilmu pengetahuan dll dapat kita gali dan kita per- gunakan sebagai tambahan penghasilan. Siapa sih, yang tidak bangga jika kita dapat memenuhi kebutuhan pribadi dengan usaha sendiri? Mung- kin lewat cara ini kita dapat menghargai sekaligus mengerti lika-likunya mencari uang. Di rumah pun aku tidak bisa belajar. Beban mental yang sela- ma ini menekan semakin man- tap. Aku berpikir keras mencari pilihan untuk mempertahankan Faiz tetap belajar dan menyele- saikannya di sekolah yang kami tempati sekarang. Tidur tidak nyenyak duduk gelisah. Karena tidak tahan, aku bangkit. Tanpa disengaja mataku menangkap sebuah benda hitam di pojok kamar. Mesin ketik. Siswa Bicara elajar Mandiri, Apa Salahnya Dari mesin ketik itulah aku menemukan gagasan. Mesin ke- tik itu akan kujadikan pengha- lang atau penahan Faiz. Perasa- anku tenang kembali. Kini, ada perasaan optimis bisa melepas- kan kesulitan Faiz. Pagi berikutnya, kusapa dia ketika baru datang di sekolah. Wajahnya masih terlihat berdu- ka. Langkahnya pelan. Aku me- ngikutinya dari samping. Keya- kinanku terhadap kegalauan ha- tinya semakin mantap. "Oh ya, bagaimana mengenai keputusanmu kemarin?," tanya- ku setelah memberesk buku- buku yang aku keluarkan. "Su- dah pasti?!" Faiz diam. Namun dari gela- gatnya, ia kelihatan berat dan ragu-ragu menyatakan sesuatu. Aku bersabar menanti jawaban. Faiz membenahi duduknya, ta- ngannya ditaruh di atas meja te- pat di depan dada. Kepalanya disandarkan di atas meja pula. "Sinta, saya harus keluar," ja- wabnya ngambang. JBU.TOTT YOWAKABA DEBETTO JBC.161 YOU BAKARTA BRITTON C.161 ORKARTA BRITION C.161 15 GEMAKnstupa TOYO luh empat jam bagi kita, waktu yang longgar. Bisa membagi ra- ta antara kerja, sekolah, istira- hat, dan makan. Kesimpulannya? Kerja sambil belajar itu dapat dilakukan. Dan jangan lupa berdoa kepada Tu- han. Pupun Widodo Klas III SMP 8 Yogyakarta KERJA sambil sekolah bisa kita lakukan, tapi jangan sampai mengganggu sekolah kita. Ba- nyak pekerjaan yang dapat kita lakukan, contohnya adalah para penjual koran di persimpangan jalan. Saya tahu mereka ada yang masih se- kolah. Mereka berjualan, di- samping untuk biaya sekolah juga bisa mera- sakan betapa sulitnya cari uang. Contoh lainnya masih banyak. "Apa tidak ada jalan peme- cahan yang lain?" "Rasanya tidak ada, semua buntu, sulit ditembus." tung," jelasnya lagi. Lain halnya yang dilakukan Natalia Erna S. dalam hal men- cari tambahan sampingan. Tidak seperti yang dilakukan teman- temannya di atas tadi, siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta ini mencoba menjual suara emas- nya sebagai pekerjaan sambilan. Gadis 17 tahun ini kerap me- nyanyi di pub-pub seputar kota Yogya. Ia mengakui jika apa yang di- lakukannya ini banyak mengun- dang tanggapan negatif dari berbagai pihak tapi toh ia cuek saja menanggapi omongan-o- mongan itu. Cewek yang me- mulai pekerjaan sambilan sejak kelas 2 SMP ini, mengatakan ka- rena bermula dari coba-coba ikut band di sekolah. "Pertama kali saya dapat honor waktu ke- las satu SMA" tambahnya lagi. Senada dengan yang Natalia lakukan dalam menambah peng hasilan dengan mengandalkan bakat dan kemampuan, Alberta Budi Khristiari pun melakukan hal yang sama. Melalui bakat- nya di bidang sepatu roda, ce- wek yang akrab dipanggil Ari ini dipercaya sebagai salah satu pelatih Top Teen Roler Discotic Yogya. Walaupun sibuk dan su- lit membagi waktu, Ari masih bisa 'unjuk gigi' dalam prestasi sekolah. Ini terbukti jelas saat penerimaan raport semesteran lalu, Ari berhasil menduduki peringkat ke-3 di kelasnya. Bayangkan saja kesibukan- nya: Ari harus stand-by mulai dari pukul 15.00 hingga 20.00 bahkan bisa lebih larut pada ha- ri libur. Toh, ini tak mengurangi semangat cewek berkacamata minus ini untuk terus meliukkan tubuh dengan lincah bahkan berajojing-ria dengan sepatu roda. GN'R Tapi bagaimana dengan yang dilakukan Basuki (18)? Penjual koran yang saban hari berope- rasi di sekitar halaman HERO Supermarket ini hanya jebolan SD tahun 1986. baginya menjual koran bukan lagi hanya sekadar pekerjaan sampingan tetapi su- dah merupakan pekerjaannya sehari-hari. Ia sendiri hidup terpisah jauh dengan orangtua- nya. Ibunya bekerja sebagai bu- ruh gendong di Semarang se- dangkan ayahnya bekerja seba- gai petani di Solo. "Saya sudah sebulan tinggal di Yogya. Hasilnya lumayan bi- sa mencapai Rp 3.000,00 sehari" katanya. "Sebelum di Yogya, sa- ya di Semarang jualan koran se- kitar 2-3 tahun. Tapi di sana banyak saingan, sih jadi saya pindah ke Yogya karena peng- hasilannya lebih besar" tuturnya lebih lanjut. Walaupun hanya jual koran, Basuki mengaku ia juga gemar nonton di Bioskop walaupun tidak terlalu sering. *** Dengan mulai bekerja sejak muda, entah itu bekerja di ru- mah untuk orang tua, atau be- kerja untuk mencari uang, akan membuat kita berpengalaman dan membangun pribadi kita. Bekerja sambil sekolah merupa- kan salah satu persiapan untuk menghadapi masa depan kita. Biasanya bekerja sambil seko- lah, banyak dilakukan oleh me- reka yang kekurangan. Mereka bekerja sekadar untuk membia- yai sekolah dan untuk mencu- kupi kebutuhan hidup mereka. Sehingga bila mereka kelak hidup menderita mereka tidak terkejut, sebab sejak kecil mera- sakan hidup yang berat. Bagi anak orang kaya, beker- ja mencari uang untuk biaya se- kolah jarang dilakukan. Jangan- kan untuk itu, menyapu lantai saja ogah. Apa-apa dilakukan oleh pembantu. Kebiasaan ini saya harap jangan dirawat. Ber- latihlah bekerja sejak kini. Ja- ngan malas, masa depan negara Aku mengalami kesulitan untuk memulai memberi nase- hat, seperti yang telah kurenca- nakan malam tadi. "Faiz aku tidak rela kalau kamu keluar dari sekolahan ini. Aku yakin kau punya kemam- puan untuk membiayai tanpa harus mengharapkan orang tua." Tanpa kusadari kalimat ini muncul dari mulutku. "Menurutmu mudah Sinta, ta- pi. Bagi aku, sulit Sin!," la me- ngambil nafas dalam-dalam. "Aku tak punya keahlian apa- apa kecuali hanya minta dan minta saja Sinta. Tidak ada yang lain. Berbeda dengan kamu..." Pandangannya kali ini jernih se- Perlahan dia mengangkat wa- jahnya diarahkan kepadaku. "Apanya yang beda?," aku memotong kata-katanya. Rasa- nya tak sabar ketika Faiz me- ngatakan kata beda. Janggal ke- dengarannya. "Orang tuamu kaya, dan ka- mu bisa melanjutkan kuliah se- sukamu. Kalau aku?" "Walau orang tuaku kaya, cu- kup harta dan mereka sanggup membiayaku belajar sesuka ha- tiku, sikapku tidak seperti apa yang kamu bayangkan Faiz..." patma TETANGGA Sebagai pemula di bidang model, Okstri sudah memiliki modal yang cukup, berupa aneka penghargaan atas prestasi- nya. Padahal, ia mengaku, semula tertarik ke bidang ini karena kebetulan" punya tetangga yang bergerak di bidang desain. FAIZ merunduk mendekap perasaan. Dia diam tidak me- ngeluarkan sepatah kata pun. Aku takut dia tersinggung. Dia marah. Okstri, Belajar Mandiri BOLEH jadi, saat ini Okstri Windia Sarli baru dikenal di Yogyakarta, tempat kelahiran- nya, 8 Oktober 1974. Sejumlah gelar di bidang model dan foto, sudah disandang pelajar SMA Sang Timur ini. Sebut saja, di antaranya seba- gai Remaja Sport '90, Berbusana Trendy, Putri Batik, Putri Batik Bellel, juara harapan festival jeans casual, putri Top Model Akhir '90 dan juara harapan cowok-cewek trendy. Ia juga terpilih sebagai Putri Wisata '90, nominasi Putri Me- kar Sari '90, masuk sepuluh Sulung dari empat bersaudara besar Top Model Wanita '90 lu- keluarga A Bambang Yulianto, lusan GMC (Glamourette Mo- dan Ny Wiwik ini memang su- dah tertarik ke dunia modelling del's Club). Ya, gelar-gelar itu diperoelhnya tanpa meninggal- sejak awal. Dari keempat sauda- kan aktivitas dia sebagai pelajar. ranya dialah yang paling berba- "Semula saya bertetangga de-kat soal busana dan merias diri. ada di tangan kita. Bekerja sambil sekolah meru- pakan cara menyongsong masa depan yang baik. Asal jangan sampai mengganggu sekolah. Kita tunjukan, bahwa sambil bekerjapun kita masih dapat memperoleh hasil yang baik di sekolah. ... Suharyanto SMAN Sewon, Bantul Kalau kita dapat kesulitan keuangan seko- lah, wah itu cu- kup menggang- Orang tua memang tak bisa kali. Rona cerah di wajahnya mulai tampak. Kekhawatiranku tentang ketersinggungannya le- nyap. Aku gembira sekali. "Apa yang harus saya laku- kan Sin?" Dia mulai bicara lagi. Hatiku plong lepas dari himpit- an mental. Banyak sekali sebenarnya yang bisa kita kerjakan, untuk memperoleh uang. Misalnya sa- ja, loper koran, sales buku, sales pakaian dan lain-lain, yang pen- ting halal. Hendaknya kita sela- lu dilandasi kejujuran, cekatan, gu konsentrasi gigih dan punya sikap mental belajar. Mana baja. Tapi sebagai pelajar kita pun harus pandai membagi esok harinya ha- rus menghadap waktu. wali kelas, ke- "Kamu bisa memberi les ba- hasa Inggris?," tanyaku gembira. "Tidak...," jawabnya agak se- dikit lemah seraya menggeleng- kan kepalanya. "Seandainya kamu bisa, akan kuajak menemaniku memberi les di tempat yang sudah ma- pan. Bisa membuat cerita...?" Wajahnya cerah mendengar pertanyaanku yang terakhir. Matanya berkaca-kaca, menda- dak wajahnya cemberut kemu- dian merundukkan kepala. "Tapi Sin," suaranya terputus, seakan tenggorokannya tersum- bat. "Tapi apa?!" "Aku tidak punya mesin ke- tik..." katanya melemah, ung- kapnya jujur. "Tak apa, biarlah nanti me- makai mesin ketikku dulu. Yang penting tunjukkan kalau dirimu sebagai seorang pemuda yang tidak mengandalkan orang lain, tapi mampu menepakkan kedua kakimu tanpa bantuan orang lain," kataku mantap. ngan perancang busana. Terta- rik, lalu ya ikut" kata Okstri. Anak kelas II ini mengaku pe- ngalamannya belum seberapa, tapi dia bangga karena sudah bisa mencari duit sendiri. pala sekolah ataupun guru BP. Dalam belajar, kita terus dikejar- Zainudin kejar persoalan ini. Apakah kita harus menyalahkan orang tua kita? "Sinta...," Faiz mengulurkan tangan kanannya ke arahku, aku membalasnya dengan ta- ngan kanan pula. Tanganku di- genggam erat-erat. Telapak ta- ngannya dingin sekali. Kelihat- annya ia ingin mengucapkan se- suatu. Soal untung rugi memang be- lum terpikirkan, tapi ia kadang merasa bahwa risiko jadi seo- rang peragawati itu ternyata berat. "Selesai show, kadang ha- masuk hotel, pandangan masya- rus pulang malam. Harus keluar rakat mungkin bisa macam-ma- cam," ungkapnya. Bel berdentang. Kami cepat- cepat melepaskan genggaman tangan. Aku gembira mampu menggebrak semangatnya. ) CERMIN, Cerita Minggu Ini Aris Fauzan, Siswa MAN I Yogyakata berbuat banyak dalam hal ini, karena mereka juga harus mem- biayai saudara-saudara kita yang lain. Memang bila orang tua kita kaya hal ini no problem, tapi ingat 20 persen dari penduduk Indonesia masih hidup dalam garis kemiskinan. Lalu bagaimana agar sekolah lancar dan tidak merepotkan orang tua. Tidak lain kita harus nyambi bekerja, minimal untuk membiayai sekolah kita sendiri, syukur bisa membiayai adik- adik kita. *** SPbMA PGRI Sleman KITA harus realistis, sekarang ini kebutuhan sekolah semakin banyak dan perlu uang tidak se- Gadis berbintang libra ini menyatakan ada perbedaan mencolok antara peragawati ibu kota dan daerah. "Peragawati. daerah kadang ada yang tinggi badannya nggak memadai," kata Okstri yang juga tidak tergolong tinggi ini. Ia hanya 161 cm de- ngan berat 45 kg. Okstri mulai mandiri sejak ikut dalam kontes-kontes kecan- tikan, walaupun masih dikawal kedua orang tuanya. Dalam ke- giatan sehari-hari Okstri adalah gadis muda yang tak beda de- ngan remaja sebayanya. "Sebenarnya, saya ingin jadi seorang publik relation tapi su- dah tertarik ke dunia model ya, nyebur saja. Soal berhasil atau tidak, gimana nanti," ujarnya da- tar. (patma, SMA Marsudi Lubur) dikit, hal ini tentu saja harus di- imbangi sumber dana yang da- pat mencukupi kebutuhan ter- sebut. Tidak ada kata lain, kita harus berusaha mandiri untuk mencari uang sendiri, karena di- samping akan membantu orang tua juga akan membantu kita untuk mengenal hidup dan ke- hidupan yang sesungguhnya, sehingga mata kita akan terbuka tentang sulitnya mencari uang, tidak hanya menuntut ini dan itu seenaknya perutnya sendiri pada orang tua. Lalu apakah kita mampu be- kerja di satu pihak dan di lain pihak sekolah tetap lancar ber- jalan. Hal ini tentu butuh pro- porsi waktu yang seimbang an- tara keduanya, tapi tidak cukup ini saja, kita harus punya resep atau kiat kerja yang jitu dalam bidang yang kita tekuni. Misalnya, sebagai penjual atau loper koran maka harus pandai bicara, sopan, ramah, punya mental baja, tidak putus asa, dsb. Dengan demikian usa- ha akan sukses dan sekolah lan- car, dengan catatan kita tidak melupakan tugas utama kita ya- itu belajar!... Buat Ka Mu KaMu Joice Natalia Yudhaswara, SMA Stella Duce, Cerminnya udah masuk non, kirim dong artikel yang lain atau berita sekolah. *Anung Pribadi, SMA ST Thomas, aduh kenapa telat itu Pecinta alamnya, tapi trims ya. *Nurmaningsih, SMA Tirtonirmolo, makasih ya artikelnya, lebih banyak kirim besar kemungkinan dimuat, selama liburan kamu sibuk buat artikel ya. Agus N Hidayat, SMAN 1 Yk, artikel kamu menarik lho tunggu aja masanya. Lainnya mana? kami tunggu kiriman kamu, salam dari awak GEMA Susanti Widyaningrum, SMA 5 Yk, komentarnya udah nyampe non, kritis juga kamu ya. Anna W di, SMP Pangudi Luhur II, Achmad C di SMA 3 Al-Islam, Wiwid SMA 1 Sleman, juga Hartoyo SMA Muh 2, trims berat atas partisipasinya kalau berbobot pasti kita muat kok, jangan khawatir deh. *Buat semua teman, tolongin Kinanti nih, doi yang penggemar berat New Kids On The Block. Lewat GEMA minta tolong sama sesama penggemar NKOTB supaya mau ngirim alamat idolanya itu ke sanggar doi di Jalan Cemorojajar 27 Yogyakarta 55241. *Neny di Jalan Jendral Sudirman 198 (Blk) Purbalingga, terima kasih atas kiriman kontak dan cernak nya ya! Kirim lebih banyak lagi. Tapi identitas kamu kok, nggak ada, sih?! Anas Aminudin, STM Negeri Pembangunan Semarang. Wah, komentar mu sa'ik juga 'tuh! Lain kali jangan lupa pake foto copy identitas diri kamu, ya! Afiati, SMAN 1 Purwokerto! Terima kasih ya, atas partisipasi kamu buat komentar. Eh, kirim berita tentang sekolah kamu, dong. Kami tunggu lho! *Setyo Wibowo, Jalan Kemiri 1/777 A Salatiga, 'makasih banyak lho, buat masukan naskah MADING-mu itu. Tunggu aja deh, giliran nongolnya! Darno Prasetyo SMEA Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, Cermin kamu udah baik, kok! Banyak-banyak berlatih dan jangan lupa kirim ke GEMA, ya! Oh iya, identitas kamu 'tuh seharusnya di foto copy, kirim lagilah.... kami tunggu! Hesti Widuri, SPK Karya Husada, Mangkubumen Yogya terima kasih atas kiriman Cermin dan puisinya. Harap bersabar ya, untuk giliran pemuatan- nya! Oh iya, kirim lagi dong, identitas kamu dalam bentuk foto copy. Gema 26 Januari 1992 Apa Kabar Teater Remaja Komentarmu? Kamu boleh mengomentari apa saja. Tulis komentar itu dan kirimkan ke Markas GEMA. Tulisan nggak usah panjang-panjang. Cukup satu halaman folio ditik dua spasi. Boleh juga tulis tangan, asal jelas. Sertakan identitas. Kalau mau, bisa juga disertai foto diri. Buat mejeng, gitu. Paling lambat harus sudah diterima redaksi tanggal 21 Januari 1992. 4cm BEL Bambina, Anc SEPANDAI-pandai orang tercium juga. Tahu kan adik pandai orang menyembuny juga. Misalnya saja seorang nyikan curiannya, pasti keta perbuatan yang sangat tak t Cerita kali ini berasal dar Perachora di Yunani bagian istri, Mary dan Dimitri. Hidu orang-orang di Perachora m kaya. Penduduk di sana hidup- kedamaian. Setiap tetangga pun demikian. Mereka disa- berdua memang lemah lem Karena hidup mereka ya keras untuk memenuhi keh ke ladang pagi-pagi dan pu menyayangi Mary, hingga p anak domba betina untuk M "Mary, semoga anak dom bekerja. Peliharalah baik-ba kita pakai untuk baju peng biak, kita bisa buat jaket bu Dimitri. Mary berjanji memelihara dengan baik. Setiap pagi di rumah. Dan pada petang ha rumah. Pada hari Minggu sepula jalan menikmati pemandang Desa Perachora. Mary dan Domba kecil itu seperti ana dan Mary memang belum d NAMUN kebahagiaan ru lang dari pasar, didapatinya hilang. Sambil menangis, M pada Dimitri. Dimitri segera pulang da tahu mereka mengetahui d. Bambina tetap tak ditemuk sementara Mary menangis istrinya, walau ia berjanji al Genap seminggu Bambi sepulang dari gereja, Dimit dikabarkan mempunyai an dan bertanya, "Aleko, kude sebelum Bambina hilang, Dimitri. Aleko marah dituduh m Dimitri. Memangnya, cuma di belakang, anak dombak berang. Mereka berdua beranjak Benarlah, di sana tampak s mengkilat. Dimitri minta m nya mencuri Bambina, "Kali ini kumaafkan, tap dilan di Athena," suara Ale Athena adalah ibu kota Yu Dimitri kemudian pamil sedih. Ia tak tahu lagi baga saja ia beranjak, tiba-tiba berniat menyelamatkan an mencegahnya, tapi gagal. Di tengah hujan deras, warna, jadi putih. Rupany: kembali ke warna semula, menatap Aleko. Pandanga Wajah Aleko merah pa dan mohon agar tak dilap diadili dan diasingkan. Di tak melakukan hal tercela Nah, adik-adik, intisari boleh berbohong dan men bat pada diri sendiri. Sama dari "Mary had a little HA KAAR TE CUAL 6 KA HAR MELEY CUA MAHI: Н
