Tipe: Koran
Tanggal: 1992-10-18
Halaman: 02
Konten
Color Rendition Chart 2cm 2. MINGGU KLIWON. 18 OKTOBER 1992 UTAMA Pemakaian Obat Tak Rasional Bikin Sengsara PENGGUNAAN obat secara salah, menyangkut beberapa pihak. Misalnya dokter, tenaga paramedis, awam, kekeliruan atau ikut-ikutan tetangga, apotek, serta iklan dan propaganda dari pabrik obat. Pasien sebagai kosumen, satu pihak yang terlibat, bisa ikut merasionalkan pemakaian obat. Dan, yang dimaksud obat di sini adalah obat modern, untuk membedakan dengan obat tradisional (jamu) yang pemakaiannya dalam masyarakat juga tidak jarang. Dari laporan yang ada, kesalahan itu bermacam-macam. Dari vitamin hingga antibiotik, analgesik, hipnotik-sedatif, kortikosteroid dan hormon. Perilaku orang Indonesia relatif kurang terkontrol dalam pemakaian obat karena tingkat pendidikan, pengawasan kurang ketat, mudahnya masyarakat terpengaruh mode dan rendahnya tingkat sosial ekonomi. Alasan lain adalah harga yang murah dan dapat dibeli sesuai dengan daya beli konsumen, orang menebus separuh resep misalnya. Tarip dokter yang tinggi, menyebabkan seseorang lebih suka datang ke tenaga paramedis (mantri/bidan) dan umumnya mendapat suntikan penstrep yang relatif murah. KEHIDUPAN kota besar yang hiruk-pikuk, mudah menjadikan seseorang hidup dalam keadaan tidak tenang, mudah terserang stres. Oleh karena itu, mereka cenderung lebih banyak berkenalan dengan obat penenang dan hipnotik-sedatif. Pengalaman mereka menggunakan obat penenang dan obat tidur yang diberikan dokter pada waktu mereka konsultasi akibat konflik, stres dan kesukaran tidur serta hasil yang mereka rasakan akibat mengonsumsi obat penenang, mengakibatkan penderita mencari obat-obat golongan ini tanpa berkonsultasi lagi kepada dokternya. Salah stau sebabnya tentu karena tarif dokter yang ingin mereka hindari. Seperti golongan obat lain, obat hipnotik-sedatif dan penenang pun mudah diperoleh tanpa menggunakan resep di toko obat mau pun di pedagang kaki lima. Obat antihistamin biasanya diindikasikan untuk mengatasi keadaan sebagai akibat reaksi alergi. Karena obat ini mempunyai efek samping sedasi (mengantuk), oleh orang awam digunakan sebagai obat tidur dan penenang. Penggunaan obat ini tanpa pengawasan dokter berbahaya. Karena dapat menimbulkan efek samping, bersifat meracuni serta mematikan. Antihestamin yang belum lama ini ditarik dari peredaran ialah siproheptadin dan pizotifen. Karena obat ini disalahgunakan penderita sebagai alat bunuh diri, dengan cara itu bunuh diri bisa berlangsung secara nyaman. Penduduk Indonesia dikenal sosial dan suka gotong royong. Dua sifat ini, selain sifat baik lainnya, diterapkan secara keliru dalam kehidupan segari-hari yang menyangkut pemakaian obat. Misalnya, karena didorong rasa belas kasih melihat anak- tetangga yang terkena batuk, seseorang akan memberikan sisa obat batuk yang manjur yang diperoleh atas resep dokter untuk putranya. Padahal penyakit batuk yang diidap anaknya belum tentu sama dengan jenis batuk yang menjangkiti anak tetangga itu. ... YANG tidak kalah berbagaya daripada kejadian-kejadian di atas ialah resistensi kuman dan gangguan organ tubuh. Barangkali di antara kita ada yang terbiasa memakai bubuk pinisilin atau sisa larutan suntikan pinisilin untuk mengobati luka-luka koreng. Kebiasaan seperti itu dapat mempertinggi risiko terjadinya syok anafilaktik yang menyebabkan kematian si pemakai serbuk pinisilin, yakni pada saat si penderita betul-betul membutuhkan serbuk tersebut. Tetrasiklin yang kadaluwarsa bisa menyebabkan gangguan ginjal. Apabila antibiotika tidak tepat dosisnya, akan mempercepat terjadinya resistensi. Artinya kuman-kuman tidak mempan atau sensitif lagi dengan antibiotika tersebut. Bisa juga mengakibatkan resistensi silang, yakni kuman tersebut menjadi kebal terhadap antibiotika sejenis yang harganya lebih murah. Beberapa jenis analgesik-antipiretik dapat dengan muda didapatkan di apotek atau toko obat. Padahal seperti antibiotika, analgesik-antipireptik seharusnya hanya bisa dibeli dengan resep. Mungkin, konsumen justru beranggapan suatu apotek telah berbaik hati dengan memberikan obat-obatan tersebut, walau kita tidak pernah memegang sesobek resep dari dokter. Memang, sebagai penghilang rasa nyeri dan penurun suhu obat-obat itu sangat manjur khasiatnya. Tetapi hendaknya selalu diingat, bahwa yang hilang hanya gejalanya saja. () Wartel Plus Layanan Prima MENPARPOSTEL Soesilo Soedarman memberi istilah resmi Warung Telekomunikasi (Wartel) atau Warung Pos dan Teleko- munikasi (Warpostel). Maka ketika Drs Yahya Ombara, Direktur Utama Cemara Tujuh Group, pengelola Wartel Cemara Tujuh di Jalan Kaliurang Km 5,8 Yogya, menyatakan rencananya untuk mengembangkan unit usaha Wartelnya menjadi plazatel, Ka- kanwil Deparpostel DIY melalui Kakandatel Telkom Yogya mengharap kejelasan penggunaan istilah itu. Semuanya itu dimaksudkan agar masyarakat tidak bingung dan salah tafsir Apa itu plazatel Dalam konsep Yahya Ombara, dari segi semantik, istilah plazatel menunjuk pada singkatan dari plaza dan telekomunikasi -menggunakan cara pemendekan serupa. seperti dilakukan terhadap kata Warung Telekomunikasi menja- di Wartel. Dalam kamus Inggris-Indonesia tulisan John M Echols dan Hassan Shadaly, plaza diterjemahkan sebagai alun-alun. Dalam pengertian sehari-hari, plaza menunjuk pada bangunan besar dan luas. Misalnya Borobudur Plaza di Jalan Magelang, Yogya. Menggunakan pengertian itu, plazatel bisa diartikan sebagai bangunan besar dan luas tempat pelayanan telekomunikasi diselenggarakan. Karena pengertian telekomunikasi (kata "tel" dan Wartel) masih melekat pada istilah plazatel, maka peng- gunaan istilah plaza adalah untuk menggantikan istilah Warung (kata "War") pada istilah Wartel. Merujuk pengertian di atas, menurut pria kelahiran Telukbe- tung 18 Mei 1955 ini, plazatel tidak merubah fungsi Wartel di bidang telekomunikasi, tetap sama seperti yang dilakukan Wartel-wartel lain. Perubahan dari Wartel menjadi plazatel hanya menyangkut penambahan fasilitas fisik bangunan dan penunjangnya, peningkatan jenis produk dan mutu layanannya. jadi bukan hanya melayani jasa sistem Pesawat Telepon Umum Swalayan (PTUS), faksimili, telegram dan teleks, tapi juga melayani jasa pos, ticketing pesawat udara, kapal laut, kereta api dan bus malam serta jasa informasi pariwisata. Dengan demikian, plazatel merupakan Wartel plus layanan prima, yang juga meliputi produk jasa pos dan pariwisata. "Nama adalah soal kedua. Tetap dengan nama Wartel, Warpostel atau Warparpostel, atau apa pun namanya, tidak pakai plaza juga tak apa-apa. Pada saatnya nanti konsep plaza- tel ini akan kami kemukakan kepada pihak yang berkompeten secara resmi, bila perlu diseminarkan. Yang penting, pengem- bangan Wartel Cemara Tujuh ini kami maksudkan untuk me- ningkatkan aksesibilitas dan diversikasi dan peningakatan mutu pelayanan Wartel kami kepada konsumen. Tentu saja tanpa harus meningkatkan tarif dan tidak menyalahi aturan yang ada," jelasnya sambil mengatakan, trend saat ini bukan hanya pe- nambahan Wartel secara kuantitatif, tetapi lebih kepada pening- katan dan pengembagan Wartel yang ada sekarang ini secara kualitatif dan antisipatif. *** YAHYA OMBARA yang Ketu I APWI Pusat dan Ketua APWI DIY mengakui, konsep plazatel yang dikembangkan pada Wartel miliknya didorong oleh akses-akses informasi yang diperoleh karena pergaulannya dengan sumber-sumber infor- masi yang cukup kompeten. Akses informasi itulah yang me- nyebabkan ia berusaha melakukan antisipasi terhadap prospek bisnis Wartel. Keyakinan Yahya Ombara yang dalam kesibukan bisnisnya masih aktif di berbagai organisai--saat ini juga Ketua Generasi Muda Kosgoro DPD Tk I DIY- pada prospek bisnis Wartel ini didasarkan kenyataan, masih adanya kesenjangan pemenuhan kebutuhan fasilitas telekomunikasi bagi masyarakat umum. Meskipun pelayanan telekomunikasi pada akhir Pelita VI terda- pat sekitar 7 juta SST sehingga rasio telepon per 100 penduduk menjadi 3,4, tetapi fasilitas telekomunikasi itu terutama masih tetap dikonsumsi kalangan bisnis dan industri serta golongan menengah ke atas. Sehinnga pelayanan telekomunikasi melalui Wartel merupakan alternatif bagi masyrakat umum menengah ke bawah, yang paling efektif dan murah. Sebab, fungsi teleko- munikasi pada dasarnya merupakan komoditi rakyat, "Kondisi obyektif menunjukkan bahwa permintaan masyara- kat konsumen yang meningkat terhadap layanan jasa Wartel, khususnya di Wartel Cemara Tujuh, membutuhkan tempat yang tidak sekadar 'warung', tapi gedung yang memadai, nyaman dan representatif dalam bentuk plaza," tambahnya. (dhi) BERNAS okter pun Terpengaruh Iklan Obat Jangan Bangga karena Minum Banyak Obat KESEHATAN merupakan sa- lah satu karunia, kenikmatan sekaligus kebutuhan vital manu- sia bahkan bagi segenap makh- luk hidup di dunia. Sedangkan batasan pengertian sehat untuk manusia, mencakup dimensi yang sangat luas dan beraneka ragam, karena kehidupan kita memang mencakup banyak as- pek sekaligus dengan segala macam variasi interaksinya. Sehingga batasan pengertian sehat di sini mencakup antara lain sehat susunan anatomi dan fungsi tubuh, sehat jasmani, rohani dan seimbang lingkung- an. NDONESIA bagaikan ke- rajaan obat. Badan Kese- hatan Dunia (WHO) ha- nya menetapkan 250 je- nis obat esensial bagi negara berkembang se- perti Indonesia. Namun kenyataan yang ada, di Indone- sia telah beredar 1.200 jenis. obat dengan 1.500 nama. Kondisi demikian ini akan menjadi lebih hebat lagi setelah ditambah dengan gencarnya i- klan radio dan televisi. "Iklan- iklan itu sudah masuk di bawah sadar masyarakat kita. Sehingga dalam membeli obat-obatan su- dah tidak rasional lagi," kata Dra A Nunuk Prasetyo Murniati MA, Sekretaris YLK Yogyakarta. Menurut dia, tujuan iklan perobatan di Indonesia sudah terlalu over "Karena tujuannya sudah ingin mengubah perilaku masyarakat. Dari masyarakat produktif menjadi konsumtif," katanya. Kondisi semacam ini, katanya pula, sangat memrihatinkan. Se- bab obat-obatan itu berhubung- an dengan kesehatan manusia. "Celakanya lagi, masyarakat kita tidak tahu dampak apa yang a- kan terjadi. Tidak jarang kita justru menjadikan diri kita seba- gai kelinci percobaan, Berbagai nama obat ditenggak, pada saat penyakitnya tidak sembuh ju- ga," katanya. Keganjilan lain yang sampai kini bisa ditemui di kios-kios khusus obat atau kios-kios u- mum yang juga menjual obat, bahkan di apotek sekali pun, tidak sedikit obat-obatan yang menyantumkan sampai kapan obat tersebut layak dikonsumsi. "Untuk masalah batas kadalu- warsa ini, kami bekerja sama dengan Depkes dan Depdag. Kalau langsung ke produsen, paling keluhan-keluhan itu di- anggap angin lalu saja," kata- nya. Menurutnya, bukan hanya i- klan obat-obatan saja yang dini- lai sudah keterlaluan. "Hampir semua iklan. Terlebih iklan yang sering didengar dan dili- hat, itu berpengaruh sekali ter- hadap image masyarakat," kata- nya. Jangankan masyarakat awam, dokter saja bisa terjebak oleh data yang diberikan oleh produ- sen obat. Sehingga sedikit ba- nyak hal itu akan mempenga- ruhinya, manakala dokter mem- berikan resep pada pasien. De- mikian kata dr JB Soebroto dari Komisi Pelayahan Masyarakat Fakultas Kedokteran UGM. BATUK PILEK Muse MINUMLAH WARUNG Telekomunikasi (Wartel) Cemara Tujuh di jalan Kaliurang Km 5,8 Yogyakarta tampil serba mengejutkan. Baru sekitar setahun beroperasi, War- tel ini telah mampu membukti- kan dirinya sebagai salah satu Wartel terbaik tingkat nasional tahun 1991. Menjelang usia 3 tahun, Wartel ini kembali me- ngejutkan publik Yogya dengan mengembangkan dirinya seba- gai sebuah "plazatel". Manajemen Cemara Tujuh Group (CTG) menyediakan in- vestasi baru sebesar Rp 100 juta guna menambah bardware unit usaha Wartelnya. Selain itu CTG juga "menyulap" bangunan lama Wartel itu menjadi sebuah plaza BAD MEDICINE BAGON 1 Soebroto mengakui, adakala- nya jebakan yang terjadi pada dokter itu juga disebabkan oleh kelihaian produsen obat, yang tidak sekadar memberikan data yang berlebihan tetapi juga ka- rena adanya bonus tertentu bagi dokter yang "meresepkan" obat produksinya. Sehingga bisa ter- jadi dokter memberikan obat yang tidak tertera dalam DPHO (Daftar Plafon Harga Obat), se- bagaimana dikatakan oleh Di- rektur PT Askes dr Sulastomo MPH dalam seminar tentang penggunaan obat rasional bagi peserta Askes di Cisarua, Jabar, Jumat (9/10). OBAT Akibat kejadian di atas, ba- nyak peserta Askes (Asuransi Kesehatan) yang terpaksa mem- beli obat sendiri karena tidak mendapat penggantian dari a- suransi. Dalam DPHO yang di- keluarkan PT Askes Indonesia, sebenarnya sudah tercakup 450 jenis obat yang dianggap sudah lebih dari cukup untuk menga- tasi berbagai penyakit umum yang ada di Indonesia. Angka 450 itu sudah merupa- kan pengembangan yang cu- kup. WHO memutuskan 250 je- 7 berlantai dua yang luas (masing- masing lantai 200 m2) dan re- presentatif. Lantai satu akan digunakan untuk pusat layanan "plazatel", sedangkan lantai dua digunakan sebagai pusat mana- jemen CTG yang mengendali- kan seluruh jaringan bisnisnya. Langkah pengembangan menjadi "plazatel" merupakan terobosan inovatif kreatif se- kaligus berani, yang dilakukan manajemen CTG di bidang bisnis Telekomunikasi oleh pi- hak swasta. Tujuannya untuk meningkatkan aksesibilitas dan mutu layanan Wartel Cemara Tujuh kepada konsumennya, tanpa harus meningkatkan tarif. Jika renovasi bangunan lama BERNAS Pemimpin Redaksi: Abdurrachman Wakil: AM Dewabrata, R. Subadhi Redaktur Pelaksana: Trias Kuncahyono, J. Roestam Afandi Wakil: Bambang Sigap Sumantri, Y.B. Margantoro, Sulaiman Ismail Manajer Produksi : Yusran Pare Sekretaris Redaksi : Ny. Arie Giyarto. Penerbit: PT Bernas ISSN: 0215-3343 "PLAZATEL"- Gambar rencana "Plazatel" Cemara Tujuh. Drs Yahya Ombara (inset). Pemimpin Umum: Kusfandi Wakil Pramono BS CL SIUPP: SK Menpen No 110/Menpen/SIUPP/A.7/1986, tanggal 22 Maret 1986. Redaktur: Agoes Widhartono, Baskoro Muncar, Giyarno MH, Hari Budiono. Ireng Laras Sari, LB Indrasmawan, Putut Wiryawan, Rs Rudhatan, Sigit Setiono. Staf Redaksi : Anis Suryani, Anggit Nugroho, A. Tavip Pancoro, Basili, Bambang Sukotjo, Daniel Tatag, Dedi H Purwadi, Eddy Hasby, Endah Saptorini, Farid Wahdiono, Handoko Adinugroho, Herry Varia Deriza, Krisno Wibowo, Mantoro FX, Nuruddin, RHR Sarjana BS, Rr. Susilastuti, Suroso, Suryanto Sastroatmodjo, Sugeng Prayitno, Tertiana Kriswahyuni, T. Poerya Langga, Tarko Sudiarno, Wineng Endah Winarni, Yuliana Kusumastuti. 156 LAMPUH 205 TOYO MANY nis obat, kemudian oleh peme- rintah dikembangkan menjadi 350 dan dikembangkan lagi menjadi 450 jenis. "Apalagi, saat kuliah dokter- dokter itu kan tidak diajari obat ini kasiatnya begini obat itu kasiatnya begitu, tetapi pengeta- huan tentang obat-obatan itu di- pelajari sendiri," kata Soebroto. Sulastomo mengakui, penuli- san resep oleh dokter itu me- mang merupakan kebebasan dokter sesuai dengan diagnosa- nya, namun tetap perlu diken- dalikan. Iklan pada umumnya, khu- susnya iklan obat memang su- dah membentuk masyarakat menjadi semakin lemah, kata Nunuk. "Hanya sedikit yang me- nyadari, kesalahan pemberian atau mengonsumsi obat sehing- ga mengakibatkan kematian, masih bisa disebut mati merga kersaning Allah," katanya. Dan, lanjutnya, memang konsumen tidak bisa berbuat apa-apa. "Soal layanan kesehatan, masya- rakat kita memang belum suka mengadu," katanya. Menurut Sulastomo dan para pembicara dalam seminar itu, selesai (kini sudah lebih dari 50 persen), "plazatel" tersebut akan menjadi yang pertama di Yogya --bahkan mungkin yang perta- ma di Indonesia. Drs Yahya Ombara, Direktur Utama Cemara Tujuh Group, kepada Bernas mengatakan, "plazatel" itu sudah bisa berope- rasi menjelang Natal tahun ini. WARTEL Cemara Tujuh sen- diri mulai beroperasi pada Mei 1990. Wartel yang didirikan dengan investasi Rp 60 juta (nilai bangunan dan hardware sistem Pesawat Telepon Umum Swalayan/PTUS, termasuk pesa- wat telepon dan komputer, faksimili, teleks dan telegram, Pemimpin Perusahaan : A. Kardjono Wakil: Bimo Sukarno toio gerakan nasional sudah waktu- nya dilaksanakan, karena anju- ran penggunaan obat secara rasional ilmiah sudah 20 tahun dilontarkan tetapi hasilnya ma- sih seperti sekarang ini. Menteri Kesehatan RI, dr Adhyatma MPH, ketika membu- ka Kongres Nasional VIII Ikatan Farmakologi Indonesia di Pa- dang, Sumbar, menegaskan bahwa penulisan resep yang tidak rasional umumnya ber- sumber pada informasi obat yang kurang obyektif yang di- péroleh dari produsen. (Kompas 12/10). "Keyakinan pada obat tertentu umumnya terbentuk karena promosi yang gencar. Tetapi tidak jarang juga terjadi, penulisan resep suatu obat atas permintaan pasien," katanya. Sedangkan dalam hal obat yang diperoleh tanpa resep dokter, penyebaran informasi yang kurang obyektif dari pro- dusen dapat menciptakan ke- percayaan yang berlebihan dan selanjutnya dapat mengarah ke- pada penyalahgunaan penggu- naan atau kesalahan pemakaian obat. () Alamat Redaksi/Tata Usaha : Jl Jend. Sudirman 52, Yogyakarta 55224 Telepon Semua Bagian: 61211 (PABX) Fax: 64062 merupakan satu dari 5 unit usaha di bawah bendera CTG. Selain Wartel, dalam grup bisnis Cemara Tujuh juga berna- ung unit usaha yang mengelola agen majalah dan koran, depart- ment store dan supermarket, grosir swalayan, toko perleng- kapan ibadah muslim (Igra Cor- ner) dan properti. Wartel Cemara Tujuh kini memiliki 6 Kamar Bicara Umum (KBU) dengan luas standar (1 m x 1 m), 1 unit faksimili dan 1 unit teleks yang dikelola oleh 11 karyawan. Pengembangan menjadi "pla- zatel" merubah aset. Dari sisi fasilitas, KBU, ruang tunggu (lobi) dan ruangan-ruangan BANK: Lippo Bank Sudirman Yogyakarta AC 787.30.0386.5. Bank Niaga AC 211.2078.2 BANK BNI 46 Rek No. 008561001 Yogyakarta, Rekening Dinas & Giro Pos: J 11848 Percetakan: PT Muria Baru Offset Yogyakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan Menelepon pun Jadi Lebih Nyaman HA Pelaksana Pemimpin Perusahaan : Bambang Trisno Manajer Sirkulasi: Sugeng Hari Santoso, Iklan: Bimo Sukamo, Gunawan Wibisono (Wakil), Promosi: Indro Suseno, Keuangan: Daryono, Umum: Gunawan Wibisono, Personalia: Isnu Hardoyo. Tarif Langganan: Rp 9.000/bulan (7 x seminggu) Tarifiklan: Warna Rp 3.000/mmk (minimal 1.215 mmk). Umum Rp 2.000/mmk, Keluarga Rp 1.300/mmk, Kolom Rp 2.000/mmk (minimal 1x30 mm, maksimal 1x150 mm), Mini Rp 1.500/baris (minimal 3 baris, maksimal 15 baris). Semua ditambah PPN 10% Ist Dari batasan pengertian sehat tersebut, tercermin persyaratan- persyaratan untuk menuju se- hat, antara lain: 1. Kontur/type tubuh tertentu (termasuk kejiwaan) yang di- bawa sejak lahir. Ini berarti masing-masing manusia me- mang diciptakan oleh Tuhan dengan berbagai tipe, yang ternyata masing-masing mem punyai sifat ketahanan mau- pun kepekaan/kecenderu- ngan terhadap penyakit ter- tentu. Biro Jakarta: J'Soetardjo (Koordinator), Marcel Weter Gobang (Sekred), Manuel Kaisiepo, Richardus Satrio Hutomo, Ferdinand Matita, Arief Sofiyanto, Doddy Barnas, Josef Umarhadi, Rochyati, Yosef Suhirno, Alex Palit, Ries Mariana, Herryanto Prabowo, Heroe Baskoro, Budi Purnomo, Ermansyah Rachman, Nanik S Deyang, Andy Pribadi, Ratih Prahesti Sudarsono, Drajat Wibawanto, Daryadi Pribadi, Tatang Suherman, Paulus Sulasdi, Victorawan M Sophiaan, Tonnio Irnawan, Sugiyanto, A M Putut Prabantoro, Yan Supriyatna, Agus Setyabudi, Waris S Haroen, Antonius Bramantoro. (Jalan Palmerah Barat 33-35, Jakarta 10270, Telepon: 548363, 5495359, 5483008, 5490666 (ext: 4340-4341), 5494999, 5301991, 5495077, 5495006, (ext: 300-3005). Fax: 5495360 Semarang: Yupratomo Dwi P (Koordinator), Suherdjoko, Heru Prasetya, Yohanes Agus Ismunarno (Jalan Menteri Supeno No. 30 Telp. 319659) Solo: Mulyanto (Koordinator), Joko Syahban Panggih (Jalan Slamet Riyadi No. 284 Telp. 42767) Purwokerto: Sigit Oediarto. 2. Penjagaan kondisi tubuh agar susunan anatomis dan fungsi- onal fisik dan mental spiritual tetap optimal. 3. Menjaga keseimbangan de- ngan lingkungan baik ling- kungan biologis khususnya mikroorganisme dan orang di sekitarnya, alam, cuaca, polu- si, sosial ekonomi, pekerjaan dan lain-lain. Di dalam prakteknya, faktor- faktor di atas saling berkaitan dan berinteraksi secara aktif, sehingga pada dasarnya apabila kondisi tubuh dan mental kita optimal akan mampu beradap- tasi dengan pengaruh-pengaruh negatif, dalam arti tubuh akan tetap tegar sehat atau setidak- tidaknya kalau terpaksa jatuh sakit, kemudian akan terkendali dan menyembuhkan sendiri tan- pa pertolongan obat-obatan. Baru dalam keadaan tertentu di- butuhkan bantuan intervensi o- bat. Itupun harus secara hati- hati, dalam arti dibutuhkan pi- lihan dan dosis obat yang tepat. Sehingga falsafah penggunaan obat mestinya berbunyi "Guna- kanlah obat apabila diperlu kan, itu pun harus secara rasi- onal, sesuai aturan yang telah dibakukan, mengingat penggu- naan obat yang tidak rasional dan berlebihan justru dapat be- rakibat sebaliknya yakni mem- bahayakan kesehatan. Namun mengapa iklan pro- mosi obat dan penyembuhan a- khir-akhir ini semakin semarak? yang digunakan pengelola Wartel serta ruangan lain dise- jukkan oleh AC. Di tengah lobi, yang dilengkapi dengan buffet, pesawat televisi dan sound system, ada air mancurnya, se- hingga lobi itu merupakan ru- ang tunggu yang nyaman (lihat gambar sket). Selain diperluas, direncana- kan jumlah KBU ditambah dari 6 buah menjadi 12 buah. KBU akan dibuat non-standar dalam ukuran single room (1 mx 1,25 m) dan family room (1,5 mx 2 m). Halaman parkir juga ditam- bah kapasitas tampungnya men- jadi 20 mobil dan 30 kendaraan roda dua. Sangat beda dengan Wartel di mana pun, "plazatel" Cemara Tujuh akan dilengkapi dengan mushola. Telah terbukti bahwa pemakai jasa Wartel kami juga terdiri dari mereka yang sedang 'transit'. Misalnya wisatawan (domestik dan asing) dan mere- ka yang sedang menjalankan bisnis di kota Yogya. Juga para keluarga yang menengok anak- nya studi atau wisuda di Yogya. Dari sisi mutu layanan, "pla- zatel" Cemara Tujuh akan di- lengkapi dengan layanan ticket- ing pesawat terbang, kapal laut dan bus malam, informasi wisa- ta (misal informasi kamar hotel), agen pos --selain layanan yang dilakukan selama ini berupa layanan sistem PTUS, teleks, faksimili dan telegram. "Dari pengembangan dua sisi itu, Wartel Cemara Tujuh akan berubah menjadi Wartel plus tanpa harus mengubah fungsi Wartel di bidang layanan komu- nikasi," kata Yahya Ombara. Yahya Ombara mematok tár- get-target baru kepada "plaza- tel"-nya. Omzet yang saat ini mencapai Rp 1,5 juta/hari dipro- yeksikan naik menjadi Rp 3 ju- ta/hari. LANGKAH inovatif manaje- men CTG mengembangkan Wartelnya menjadi "plazatel", menurut sumber Bernas, telah mengundang tanggapan dari Kantor Wilayah Departemen Pariwisata, Pos, Telekomunikasi DIY. Hal ini bisa disimak dari siaran radio, televisi, surat kabar, bro- sur detailer, plakat spanduk/ba-, liho di pinggir jalan /tempat strategis. Peningkatan tersebut tampak jelas baik secara kuanti- tatif/frekuensif maupun kuali- tatif (metode dan isi pesan yang "berlebihan"). Hal ini diperkuat oleh survai sementara Yayasan Lembaga Konsumen bahwa se- bagian besar iklan promosi obat telah melanggar kode etik peri- klanan, bahkan diperoleh kesan telah terjadi image bahwa obat identik dengan modernisasi hi- dup. Hal ini antara lain tampak pada sebagian masyarakat yang dengan bangga dan puas ber- cerita bahwa telah minum ber- bagai macam obat dengan dosis yang dilipatgandakan. Kakanwil Deparpostel D'Y H CHR Tetaley SH dalam suratnya kepada Kakandatel Telkom Yogya Sofyan Asfawi menyata- kan, "plazatel" merupakan isti- lah baru yang bukan istilah resmi pemerintah cq PT Tel- kom. Sementara itu Kakandatel Telkom Yogya dalam suratnya kepada pengelola Wartel Ce- mara Tujuh selain menyatakan penghargaan atas prakarsa dan inovasi pengelola Wartel Ce- mara Tujuh dalam pengemba- ngan pelayanan jasa Telekomu- nikasi di DIY, juga memper- tanyakan penggunaan istilah "plazatel". Surat Kakandatel tersebut minta agar pengelola Wartel itu mengkonfirmasikan lebih dulu istilah "plazatel" kepada PT Telkom atau Deparpostel, sebe- lum diumumkan di surat kabar. Kalau begitu, di mana letak kekeliruannya dan kemudian bagaimana cara mengatasinya? Marilah kita semua, baik instan- si/profesi yang terkait maupun masyarakat luas merenungkan nya! *** SALAH satu dari bahan renu- ngan banding, berikut ini disa- jikan ulasan dan pendapat re- kan-rekan yang terlibat dalam pertanian yang masalahnya mungkin mirip dengan proses- /trend di bidang kesehatan ter- sebut. Keberanian para petani me- nyemprotkan racun kimia di la- han pertanian semakin kuat ka- rena didorong dan didukung o- leh slogan, poster promosi yang tersebar luas secara efektif di mana-mana, mulai dari toko penjual pestisida, media massa sampai ke kalender-kalender. Para petani itu merupakan kor- ban dari kuasa bisnis yang terus mengontrol sistem pertanian. Image pertanian modern harus menggunakan bahan kimia kini mulai tumbuh di tengah masya- rakat. Dan petani merasa bang- ga kalau menemukan formula baru yang dirasa lebih efektif, hasil oplosannya sendiri dengan mencampur bahan kimia yang satu dengan lainnya. Belum lagi image lain yang berkembang di pedesaan, seolah-olah petani yang menyemprotkan dengan peralatan dan bahan kimia ada- lah pahlawan desa yang patut diteladani. Di lain pihak formulator dari pabrik-pabrik pestisida, tidak henti-hentinya mempengaruhi para petani. Bahkan, mencipta- kan suasana perasaan bersalah pada para petani apabila sampai tak menggunakan pestisida atau insektisida atau bahan kimia lainnya. "Maka lengkaplah sudah ke- pentingan bisnis bahan kimia ini menguasai, mempengaruhi seluruh pandangan petani ten- tang cara menyelamatkan panen mereka yakni satu-satunya jalan adalah menyemprotkan racun kimia yang punya kekuatan sekeras-kerasnya," katanya. Beberapa indikasi faktual dari pengalaman mereka menunjuk- kan bahwa penyemprotan racun berakibat serius pada tubuhnya, Muntah-muntah, perut mual, urat terasa kaku-kaku, gatal- gatal pada tubuh mereka sam- pai ada yang pingsan dan amsal bukan gejala yang patut dire- mehkan. Dalam kadar penim- bunan racun yang parah maka seorang petani dapat mengalami semacam kelumpuhan pada tu- buh mereka. Orang sering bi lang bahwa menggunakan ra- cun kimia di bidang pertanian ibarat menggunakan pisau ber- mata dua. Risikonya sangat tinggi apabila terjadi kesalahan pemakaian maupun cara mema- kainya. Di lain fihak secara tak lang- sung sekaligus telah terjadi pembunuhan predator (pemang sa hama alami), pencemaran kimiawi pada hasil pertanian/- perkebunan dan ketergantung- an tanah/tanaman akan bahan- bahan kimia tersebut. Demiki- anlah seluruh lingkungan ini seakan-akan dalam bayang- bayang racun. Di sini petani tak bisa dipersalahkan begitu saja. Karena mereka terlampau se- derhana. Untuk itu semua perlu kebi- jaksanaan drastis untuk mema- syarakatkan sistem yang dapat mencegah pencemaran berlan- jut. Penanggulangan Hama Terpadu (PHT) terus mulai berhasil. Tetapi masih perlu upaya-upaya baru untuk mem- produksi pupuk dan pembasmi hama yang non kimia. ails2 Uraian dan ajakan renungan di atas dirangkum dari informasi pra seminar Iklan Promosi Obat dan informed Consent yang akan diselenggarakan Fak Ke- dokteran UGM bersama Yayas- an Lembaga Konsumen dan Perhimpunan Hukum Kesehat- an, Rabu (21/10-92) sekaligus sebagai pengantar seminar de- ngan harapan para si/profesi yang terkait dan ma- syarakat luas dapat memanfaat- kannya sebagai peserta, mengi- ngat pada seminar tersebut sekaligus juga akan dibahas cara-cara pengobatan mandiri yang tepat. (Dituturkan dr JB Soebroto dari Komisi Layanan Masyarakat Fakultas Kedok- teran UGM kepada Bernas) instan- Ist WARTEL TERBAIK- Ny Rina Ombara (istri Yahya Ombara) menerima penghargaan Wartel Terbaik Tingkat Nasional Tahun 1991 dari Menparpostel Soesilo Soedarman. tidak bingung dan salah tafsir. Tujuannya agar masyarakat antrean panjang calon konsu- men. Tentunya situasi ini ku- Ini karena Menparpostel hanya rang memberi kenyamanan memberikan istilah resmi Wartel kepada calon konsumen. Dalanı atau warpostel. bentuk "plazatel", antrean calon konsumen tidak akan panjang lagi. Yang terpaksa harus me-t nunggu pun memperoleh ke- nyamanan total. Lalu apa jawaban Yahya Ombara? Ia menegaskan kepada Bernas, apa pun nama yang akan diberikan PT Telkom Yog- ya atau Kanwil Deparpostel DIY, baginya bukan merupakan suatu masalah. "Kami hanya melakukan sesuatu yang baru dan antisipatif dibandingkan dengan Wartel lainnya, sesuai Yahya Ombara juga meng- ungkapkan, ia sering menyaksi- kan calon konsumen Wartelnya. keluarga. "Sekeluarga gantian tidak hanya individu tapi juga menelepon. Karena KBU sem- dengan tuntutan stratifikasi kon- sumen Wartel Cemara Tujuh," pit, mereka terpaksa berdesak- desakan di KBU. Kondisi ini katanya. Yahya Ombara berha- rap pihak PT Telkom Yogya dan Kanwil Deparpostel mem- berikan nama yang tepat. Dijelaskan, pengembangan Wartel Cemara Tujuh menjadi sebuah "plazatel" tidak merubah fungsi Wartel di bidang Teleko- munikasi. "Tapi hanya me- nyangkut penambahan fasilitas tertentu, mutu dan jenis layan- annya Sekaligus sebagai antisi- pasi kami terhadap prospek bisnis Wartel," katanya. "Dalam bentuk 'plazatel', pro- duktivitas pulsa bisa ditingkat- Pengembangan menjadi "pla- kan. Kami sengaja membangun zatel", katanya, didasarkan pada pengalaman Wartel Cemara Tujuh selama dua tahun terakhir mengalami peningkatan permin- taan. Perkembangan pesat ini membutuhkan tempat yang tidak sekadar "warung" tapi gedung yang memadai dalam bentuk plaza. 'plazatel' ini karena kami ingin mempertahankan citra dan penghargaan sebagai salah satu Wartel terbaik tingkat nasional tahun lalu," kata Yahya Ombara. Menurutnya, pengembangan Wartel menjadi "plazatel" juga merupakan bukti bahwa konsep Menparpostel Soesilosoedarman Menurut Yahya Ombara, tentang Wartel ditanggapi peng- pada jam-jam reduksi, di Wartel usaha swasta secara positif dan Cemara Tujuh sering terjadi kreatif (dhl) tentu tidak membuat nyaman para pelanggan," katanya. Berdasarkan pengalaman ini telnya sudah tidak memung- Yahya berpikir, kapasitas War- kinkan lagi untuk mengikuti perkembangan permintaan konsumen. Maka masuk akal kalau kemudian dia memba- ngun Wartelnya menjadi sebuah "plazatel". 4cm ETALA Sejuk Ta INGIN udara sejuk tanp dari Laboratorium Sumber memberi jawabannya. Penggunaan energi seca untuk disadari, tak terkecu pada suatu bangunan. Jen baik, kata Jerrino, akan m- Sebab masukan panas aka mengakibatkan kenaikan insinyur kini tengah berlor ngunan yang hemat energ Beberapa jenis kaca da terusan' (transmittance ve nilai koefisien perpindaha dipakai. Itu semua tidak la panas ke ruang dalam. Ka adalah proporsional, maka lui jendela kaca atau pem yang lebih kecil akan mer (visible light transmittanc digantikan oleh panas lam bekerja pada kapasitas ya Adalah salah jika mema dungi dari pancaran matal nilai estetika, pemasangar secara dinamis dan sesuai dan matahari. Radiasi matahari yang faktor luar utama yang me daerah tropis. Karenanya yang masuk agar potensi secara alami dapat dimant Itu sebabnya, Jerrino m adanya hubungan yang sa dan geometri surya sebelu perencanaan. Hal ini men dari geometri surya yang waktu tertentu. Dengan a- proporsi, dimensi, teknik. control-nya pun berbeda. Menurut Jerrino, meng- nya terhadap suatu lokasi sangat membantu dalam tur secara keseluruhan. Sekitar tanggal 21 Mare di equator dan perlahan mencapai titik zenith "tro Selanjutnya matahari berg equator kembali pada tan caknya di selatan akan di sebelum bergerak kemba Namun perlu diingat, terhadap struktur tertentu dari informasi itu saja. Tem seperti ketinggian dan azi incident angle surya. Hal sinar tiba di jendela dan merusak. Dengan memblokir ma pada bangunan ber AC al diperoleh masukan cahay yang menyilaukan. (rma) MIRIP KALKULATOR-Rupany dengan kalkulator Baru-baru ini pesawat telepon yang dilengkap kalkulator HARI IN They Live For T The Live For T And They Live 17 TH STEPHEN SLEEPWE The first Stephen King story wri HARI INI LIU TEKHUA U Ce Siung Gleria Yip CO TH PASUKAN KOMA UNTUK MENGE
