Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bernas
Tipe: Koran
Tanggal: 1992-10-18
Halaman: 06

Konten


Color Rendition Chart 2cm 6.MINGGU KLIWON, 18 OKTOBER 1992 GEMA Bulan Bahasa di SMP 5 SMPN 5 YOGYAKARTA - Menyan but bulan bahasa, SMPN 5 Yogya mengadakan lomba puisi, ge guritan, dan telling story. Khusus untuk juara umum lomba telling story, disediakan piala bergilir dari SMPN 5. Sementara untuk lomba geguritan dan lomba puisi, disediakan hadiah berupa plakat. Lomba ini telah diadakan sejak pekan lalu, diikuti 40 peserta. Panitianya diben- tuk OSIS, pada 30 September silam. Ha sil lomba diumumkan seusai upacara bendera, Senin (12/10). Menurut Ketua OSIS SMPN 5 Yogya, Mareta Ayuningtyas, peringatan bulan bahasa ini merupakan program tahunan OSIS. (david) Meliput Pesisir Gunung Kidul SMA BOPKRI I - Pengurus kegiatan ekstra kurikuler jurnalis- tik di SMA BOPKRI I Yogyakarta, akan diganti. Selain pergan an pengurus, peserta kegiatan ekstra kurikuler jurnalistik juga mengadakan kegiatan seperti melihat, me ngamati, dan meng- ungkap kembali lewat tulisan maupun foto, kehidupan sehari- hari para nelayan dan obyek wisata di Gunung Kidul. Kegiatan ini akan diadakan 25 Oktober 1992 pagi hari di Pantai Baron, Krakal, Kukup dan Pantai Sundak Gunung Kidul. Kegiatan yang juga diikuti oleh beberapa guru, siswa kelas 1, kelas 2, kelas 3 dan sebagian alumnus SMA BOSA yang mengikuti kegiatan jurnalistik ini diketuai Endah. (david) Pengajian Akhiri Kegiatan SMAN I YOGYAKARTA - Rangkaian kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang dilaksanakan seksi Keroha- nian Islam Osis Bhinneka Teladan Bhakti, Sabtu (10/10) diakhir dengan pengajian dan ceramah agama. Acara yang berlangsung di di aula SMAN I ini penampilkan Drs Hasan Basri sebagai penceramah. Dalam ceramahnya ia menjelaskan tentang ketela- danan Nabi Muhammad. Pengajian diikuti oleh siswa-siswa muslim kelas 1, 2 dan 3 serta para guru. (tutut) Retret Bagi Kelas III SMAK STELLA DUCE I- Retret yang merupakan program tahunan di SMAK Stella Duce I bagi siswi-siswi kelas 3, tahun ini dibagi dalam empat gelombang. Gelombang pertama oleh kelas III Bio2 dan IIISos2. Gelombang kedua kelas III Budaya dan IIIFis2. Gelombang ketiga, kelas IIIFisl dan IIISos1. Kegiat- an diadakan di Wisma Syantikara yang dibimbing oleh Rm Willem SJ, Rm Waji PR dan Sr Annunsia CB. Terma retret adalah caritas (cinta sejati). Bagi siswi-siswi yang bukan kristiani diberikan gladi rohani oleh Rm Bernard di Wisma Souverdi AU Adisucipto dengan tema segala sesuatu ada waktunya. Retret yang diselenggarakan Kelas IIIBiol dan IIISos3 berlangsung Jumat sampai dengan Senin (9-12/10). (*/tutut) Pelantikan Pengurus IPM SMAM KASIHAN, BANTUL - Pengurus Baru Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Ranting SMA Muhammadiyah Kasihan Bantul, Kamis (8/10) dilantik dan disyahkan oleh IPM Cabang Kecamatan Kasihan dengan SK (Surat Keputusan) Nomor: I/Kpts/PC IPM/1992. Acara diselenggarakan di aula SMA Mu- hammadiyah Kasihan. Pare pengurus itu diambil sumpahnya untuk taat kepada pimpinan, taat kepada garis kebijaksanaan perjuangan perserikatan, dan sanggup melaksanakan amanat warga IPM dengan iklas dan penuh tanggung jawab. (sutrisno, SMA Muhammadiyah Kasiban, Bantul) Tonti Putri Ikut Lomba PEP SMA BOPKRI I - Peleton inti (tonti) putri SMA BOSA ikut serta dalam lomba baris-berbaris Purna Eka Paskibraka (PEP) antar SLTP/SLTA se-DIY, Minggu (18/10). Siswa yang dikirim berjumlah 33 orang, terdiri 29 siswa kelas I dan sisanya siswa kelas II, dengan Sari Maharani (254) sebaai danton (komandan peleton). Tim pelatih, Sonny, Indra, dan Erika, mengatakan persiapan untuk menghadapi lomba ini berlangsung sekitar satu bulan, agar tonti SMA BOSA bisa jadi yang terbaik. Lomba ini diselenggarakan untuk memperingati HUT PEP dan Sumpah Pemuda. Start dari Balai Kota dan berakhir di Stadion Mandala Krida, memperebutkan hadiah dan sejumlah trofi tetap dan bergilir. (dyah e, SMA BOPKRI I Yogyakarta) Musyawarah Ambalan Gudep 491-492 SMTKN YOGYAKARTA - Laporan pertanggungjawaban Badan Pengurus Harian Ambalan Rasuna Said Gerakan Pramu- ka Gugus Depan (Gudep) 491-492 masa bakti 1991-1992 ber- langsung 12-13 September 1992 di pangkalannya, di SMTKN Nitikan 60 Umbulharjo dalam musyawarah ambalan. Musya- warah ini juga berhasil membentuk Badan Pengurus Harian masa bakti 1992-1993 yang terdiri dari Pradana, Wakil Pradana, Juru Adat, Juru Uang, dan Bidang Giat operasional. (w marli- ana farida ns, SMTKN Yogyakarta) Pengurus OSIS Dilantik SMKK PIUS X MAGELANG - Pengurus OSIS SMKK Pius X Magelng, Sabtu (10/10) dikukuhkan lewat upacara bendera di halaman sekolah tersebut. Pelantikan pengurus OSIS Periode 1992-1993 ini dilakukan wakil Kepala Sekolah SMKK Pius X Magelang. Pengurus baru ini dipilih melalui beberapa tahap yang dimulai bulan September yang lalu. Kampanye yang diadakan sejak awal Oktober, mencalonkan lima ketua OSIS. Sedangkan pemilihan pengurus baru OSIS, dilaksanakan 3 Oktober 1992 lalu. (1 kekek apri, SMKK Pius X Magelang) 'Cisya' Juara Harapan II SMA MARSUDILUHUR I- Majalah dinding Cisya SMA Marsudiluhur I jadi juara harapan II dalam Lomba Mading dan Reportase 1992 yang diselenggarakan Dinas P & K prop DIY, 27 September 1992 di Bugisan yang hasilnya diumumkan awal Oktober. Dalam lomba ini Cisya beresaing dengan 25 SLTA lain. Tampil sebagai juara I dan II dari SMSR, Juara III dari SMA I dan juara harapan I dari SMA BOSA. (purnama hadi, SMA Marsudilubur I Yogyakarta) MOJOK Tayangan, Wayangan * Esti Rahayu PERNAH nonton wayang? Pasti semalam suntuk kan? Nah, karena wayang dimainkan semalam suntuk, ceritanya pasti tuntas dari A sampai Z. Entah karena memang panjang, atau dipanjang-panjangkan agar se- malam suntuk, saya tak tahu persis. Yang jelas, cerita satu malam itu bisa jadi merupakan satu dari ratus- an episode yang di-pakem-kan. Itu memang ciri wayang tradisional. Karena itu, masa tayang wayang yang diperpendek jadi 3-4 jam, tak akan memuaskan pada pecandunya. Kini, 'wayangan' banyak ditiru pela- KATA orang, masa remaja itu paling indah, mengasyikkan dan Itu kata penuh romantika. orang. Kenyataan membuktikan lain lagi. Setidaknya, potret re- maja kita masa kini tak semua indah seperti kata orang. Itu, terungkap dalam diskusi antar- pelajar SLTA Se-DIY yang dige- lar di Purna Budaya Yogyakarta, Minggu (11/10). jar. Mereka yang suka ngebut belajar semalam suntuk, mengisti- lahkannya 'wayangan' meski mungkin saja ia tak suka nonton wayang. Apalagi pada bulan-bulan September dan Oktober, ketika SMP maupun SMA banyak mengadakan ulangan untuk nilai mid semester. Seperti biasa, ada guru yang sudah memberitahu jauh hari sebelumnya, bahwa akan ada ulangan. Tapi tak kurang pula yang mendadak menggelar ulangan. Banyak siswa berpenda- pat, ulangan itu sebaiknya diberi tahu-dulu, jadi mereka bisa bersiap-siap sehingga hasilnya bisa lebih baik. Ada pula yang lebih setuju ulangan itu diadakan mendadak, sehingga para siswa akan selalu belajar tanpa tergantung pada momentum ulangan. Memang, pengikut paham' terakhir ini sangat sedikit. Padahal - tak kurang- orangtua, guru, selalu mengajari agar siswa membiasakan diri belajar nyicil. Artinya, tak tergantung pada ada tidak ulangan. Belajar ya belajar. Toh, kenyataan selalu beda dengan harapan dan keinginan. Pelajar masa kini telah terlalu terbiasa dengan pola belajar menjelang ulangan. Karena itu, ketika musim ulangan tiba, mereka baru kelabak- an belajar, menghapal ini dan itu, fotokopi ini dan itu. Lalu, ngebut bersuntuk-suntuk semalaman, memaksa menjejalkan catatan-catatan ke dalam kepala. Padahal, dengan kondisi yang dipaksakan itu daya serap otak kian mengendur karena kita kurang istirahat. Kita juga akan selalu gelisah dalam belajar, sebab konsentrasi terpencar-pencar. BERNAS Diskusi "Potret Remaja Masa Kini" Lernyata Tak Seindah Kata Orang Hampir seratus peserta dari sekitar 30 SLTA di Yogya dan sekitarnya yang hadir dalam dis- kusi ini, boleh jadi terhenyak 'memandang' potret lain kehi- dupan remaja di Yogyakarta. Satu di antara dua narasum- ber yang tampil siang itu, Adr Dananta yang dikalangan anak- anak Girli (pinggir kali) dikenal dekat dengan panggilan Mas Di- dit, menyodorkan potret lain itu, sekaligus menjungkirbalik- kan tatanan dan nilai-nilai ideal yang selama ini dianut. Ada yang bilang, dengan cara 'borongan' itu, pelajaran akan gampang diingat. Maksudnya, ketika ulangan tiba, bahan-bahan itu masih hangat di otak. Betulkah begitu? Tak jelas. Yang terang, hukum Jost menguraikan: 1x7 lebih baik daripada 7x1. Artinya lebih baik belajar 1 jam tiap hari selama 7 hari daripada kita belajar 7 jam selama 1 hari. Bayangkan, katanya, seorang anak ditinggal begitu saja di tepi jalan oleh ibunya - karena bisa jadi tak jelas siapa bapaknya - lalu anak itu bergabung dengan masyarakat jalanan. Ikut berge- landang, ikut mengemis, ikut merokok, mabuk, main perem- puan dan berbagai tingkah laku lain yang tercipta oleh desakan keadaan. "Apa jadinya sosok anak itu dalam usia remaja? ujar Mas Didiet, sementara seba- gian besar peserta masih terpu- kau, terheran-heran, oleh ke- nyataan yang diuraikannya. Boleh jadi, ada yang mampu menyerap sekaligus semua pelajaran dengan memelototi buku-buku selama tujuh jam sekaligus. Tapi, seberapa lama hasil rekaman' yang dipaksakan itu bisa bertahan. Karena itu, kalau ada yang hasil ulangannya bagus berkat 'wayangan', saya yakin cuma kebetulan. Ilmu yang diperolehnya secara borongan itu tentu nggak akan bertahan lama. Di lain kesempatan, tidak lagi. *** Esti Rabayu, Siswa SMP Stella Duce I Yogyakarta Memang, ia hanya coba me- lukiskan bahwa nilai-nilai yang REMAJA di- pergunjingkan, itu lumrah. Su- ba- dah rang baru men- dengar baik dari orangtua, guru, pejabat sampai ke masyarakat luas, bahwa re- maja brengsek. Anehnya, remaja sendiri kalau ditanya atau tampil dalam forum, dengan perasaan berdosa mengakui semua tu- duhan ini. Sekurang-kurangnya inilah kesan saya mengikuti dis- kusi antar-SLTA se DIY di Pur- nabudaya tanggal 11 Oktober 1992 yang lalu. diyakini sekelompok orang, be- lum tentu berlaku bagi kelom- pok lain yang juga ada di te- ngah masyarakat. Melalui ilus- trasinya itu Mas Didit melukis- kan, seseorang yang sejak kecil hidup dan berkembang di ling- kungan gelandangan, misalnya, hanya akan mengenali kebenar- an, baik-buruk dan nilia-nilai lain yang berlaku di masyarakat tersebut sebagai nilai-nilai yang memang semestinya berlaku. "Potret Remaja Masa Kini" se- bagai tema menampilkan ung- kapan klise yang sudah sering dibaca dari tulisan para pendi- dik, orangtua maupun pejabat di koran atau majalah. Dua ma- kalah berjudul Betulkah Remaja Nakal dan Remaja di Tengab Modernisasi yang disampaikan rekan dari SMA Muhammadiyah I dan SMA Negeri 3 hampir se- rupa memperkuat pandangan bahwa remaja masa kini me- mang nakal, konsumtif suka hu- Bisa jadi, para pelajar yang hadir dalam diskusi itu tak per- nah membayangkan ada "roman tika remaja seperti yang di-lu- kiskan Mas Didit. Buktinya, s bagaian peserta masih berkutat pada soal 'sekolah ini lebih baik dari pada sekolah itu' atau 're- maja menyimpang karena ku- rang perhatian orangtua'. Atau, remaja adalah cerminan sistem kemasyarakatan, jika sisteminya buruk maka bayangan yang di- pantulkan cermin itu pun akan brengsek Catatan dari Purna Budaya Klise, Mengapa Orangtua Tak Diusik? DIBUKA dengan pembacaan ayat-ayat Suci Alquran berikut terjemahannya, Malam Pentas Seni SMA PIRI I Yogyakarta di- gelar di Auditorium IKIP Yogya- karta, Sabtu (10/10) malam. Ke- giatan ini sekaligus menutup rangkaian perayaan Lustrum IX SMA Perguruan Islam Republik Indonesia (PIRI) I Dibanding remaja yang dipot- ret Mas Didiet, apa yang dilon- tarkan peserta maupun pemra- saran pada diskusi itu, jauh se- kali. Ya, mana bisa menyalah- kan orangtua, sekolah, atau sis- tem sementara remaja Girli tak tahu siapa orangtuanya, tak per- nah bersekolah dan mereka ber- kembang dalam sistem kemasya rakatan yang khas yang sekali- gus mereka kembangkan juga. "Begitulah. Potret yang disaji- kan dalam dua makalah (disam- paikan empat pemrasaran SM- AN 3 dan SMA Muhammadiyah Rangkaian kegiatannya sendi- ni dimulai sejak Minggu (4/10) ditandai perlombaan baris-ber- baris yang diikuti siswa-siswa SLTA se Kotamadya Yogyakarta dan Kabupaten Sleman di hala- man Stadion Mandala Krida. Pentas seni ini antara lain menyajikan pantomim (Andi ke- las IIA3.5) yang melukiskan ke- hidupan remaja masa kini yang polahnya serba tergesa-gesa dan malah nekat. Semuanya meng- undang gerr penonton, rata-rata siswa SMA PIRI I dan alumus. Alexandra Ide ra-hura, dan itu karena mereka tidak kuat iman, cari perhatian, gampang terpengaruh dan seba- gainya. Acara-acara yang mengadung lelucon tampaknya paling dimi- nati walau kadang tidak meng- gigit. Misalnya, operet dengan lakon Jaka Tarub. Ceritanya sa- Begitu naifnya remaja masa kini karena hanya sekadar mampu menerima dan meng- ungkapkan kembali semua ke- caman yang mereka dengar dari orangtua, guru atau pejabat tan- pa bisa membela diri dan berpi- kir kritis, mengapa kami - rema- ja - sampai berada pada posisi yang selalu dipersalahkan? Mendengar penerimaan te- man-teman ini, dalam hati saya marah sekali kepada penyeleng- gara diskusi. Mengapa yang di- tampilkan adalah tema yang je- las menyinggung remaja pada semacam "pengakuan dosa" pa- dahal belum tentu kami bersa- lah. Mengapa diskusi remaja ti- dak pernah bertema "Pengaruh Keberengsekan Orangtua terha- dap Remaja. Mengapa hanya remaja yang ditelanjangi, se- mentara orangtua dan pendidik seolah "santo" yang tidak per- nah bersalah. Ngomong-ngomong buat ngrayain Sumpah Pemuda 1992 ini, GEMA punya rencana apa? Trus, salam buat Non Em- my Nursanti, SMAN 8, yang kemarin ke- cewa berat ama GEMA (DKBK 11/10). Ja ngan ngambek ya non. Toh GEMA udah minta maaf. Dan kru GEMA kan juga manusia biasa (nggak pakai telur) yang tak luput dari salah. I), memang belum berangkat dari gambaran yang selama ini ada. Bahwa, berkaitan dengan keadaan kejiwaan dan kepriba- diannya yang masih labil, re- maja sering bersikap "nganeh- nganehi. Bahwa tudingan ma- syarakat selalu memojokkan re- maja sebagai biang masalah atau biang keributan. Bahwa masyarakat hanya melihat sisi negatif remaja tanpa memper- dulikan sisi positifnya, dan bah- wa-bahwa yang lain. Tapi dengan demikian, ma- kin lengkaplah potret remaja yang coba direkam dalam dis- kusi tersebut. Misalnya, keber- hasilan remaja di dunia masing- masing antara lain ditentukan oleh kebanggaan dirinya. Ma- syarakat remaja yang bergerilya dari pinggiran kali, yang mung kin tak tak memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan - me- nurut nilai umum - pun punya kebanggaan Sutrisno SMA Muhammadiyah Kasihan Jalan Bantul Km 5 (Mrisi) Yogyakarta 55181 - Selamat datang lagi kami sampaikan buat Sutrisno. Kami salut atas perjuangan kamu membantu simbok Kita dukung itu. Pokoknya, selamat produktif lagi lah! ma seperti yang sudah ada. Tapi karena seluruh audio yang mem bingkai operet ini berupa play- back, maka nuansanya jadi ber- kurang. Terutama karena tidak semua pemain bisa menyelaras- kan gerak bibir dengan bunyi sound audio-nya itu. Sajian lain adalah tari modern Black or White, sebelumnya ada dua sajian tari daerah garapan siswa, tapi acara ini tampaknya disepelekan penonton. Ada lagi suguhan operet Hancurnya Ke- rajaan Hollywood, tapi saat itu sebagian penonton sudah me- ninggalkan kursinya. DARI KAMU BUAT KAMU Aktif Logi Assalamu'alaikum w w. Salam jumpa lagi kusampaikan buat GEMA Maaf Iho MA, kalau kemarin saya nggak muncul dan kontak sama GEMA Lagi sibuk bantu simbok itu lho usaha produksi kecil tempe kedelai. Maklum un- tuk nyambung hidup. Tapi syukur seka- rang saya dapat kontak dengan GEMA lagi. Dan ini saya ngirim berita dan opini. Apa tulisan itu layak GEMA? Menurut Bapak Drs Samsudin selaku ketua panitia, pentas seni ini untuk meningkatkan kesa- daran siswa akan budaya. Ini juga diakui Nanang Indratno, siswa kelas IIA3.2 SMA PIRI I, "Acara kayak gini cukup mena- rik, soalnya mengeluarkan tari- tari tradisional dan modem." "Penghargaan kita secara ma- nusiawi dalam bentuk persaha- batan sejati, akan bisa memba- ngun kebanggaan mereka," jelas Mas Didiet. Ini memperkuat lon- taran bahwa remaja bertingkah laku aneh-aneh itu antara lain untuk memperoleh kebanggaan, atas diri sendiri maupun kelom- poknya. Pentas Seni SMA PIRI I Ditatar, Calon Terganggu "Sound System" Pemimpin IPM IKATAN Pelajar Muhammadi- yah (IPM) Cabang Kecamatan Kasihan Bantul, Kamis dan Jum- at (8-9/10) menyelenggarakan Penataran Kepemimpinan IPM untuk Pengurus Baru tingkat Ranting atau sekolah menengah Muhammadiyah di wilayah Ka- Sayang pentas ini agak ter- ganggu sound systemSejak aca- ra dimulai, kwalitas suara yang dihasilkannya sudah tidak mu- DIAKUI, peran keluarga sa- ngat penting bagi remaja. M Asyrofi dan Iting S pemrasaran dari SMA Muhammadiyah I men coba menguraikan teori itu. Sebab, kata mereka lingkungan GEMA Kurang Menarik Assalamualaikum wr wb Bravo GEMA pertama yang dijumpai remaja adalah keluarga. Karena itu upa ya pencegahan kenakalan rema- ja pun harus dimulai dari kelu- arga. Justru pemrasaran yang tidak remaja lagi, Mas Didit (koordi- nator Girli), lebih wajar men- dudukan posisi remaja. Gambar- an bagaimana anak-anak Girli di tengah orangtuanya yang ram- pok, tetangganya yang rampok, dan teman-teman yang juga rampok menjadi tidak yakin ka- lau dirinya bukan rampok, ada lah gambaran dari situasi remaja masa kini. Tapi, teori ini tampaknya sa- ngat bertolak belakang jika kita tahu ada remaja yang sama se- kali tidak mengenal lingkungan keluarga dalam artian normatif. Contohnya, ya itu tadi, remaja yang dilukiskan Mas Didiet. Bahwa remaja macam ini per lu diajak dialog dalam posisi yang lebih horisontal dan bersa- habat, bukan sekadar menge- cam atau memberi petuah, ada- lah perlakuan yang jauh lebih masuk akal. Mas Didit membuktikan bah- wa pendekatan ini baik. Men- ciptakan suasana lain yang kre- atif, lebih berguna daripada mempertontonkan potret borok remaja yang terjadi bukan kare- na sekadar kesalahan remaja. Orangtua, pendidik, sistem si- tuasi jelas ikut bersalah. Kalau yang kita lihat tiap hari gambar seronok reklame bios- kop atau majalah; kalau yang kita dengar lihat dan alami ba- pak-bapak kita yang kawin dua- lus. Bahkan acara tari modem sempat diulang, karena suara musik bercampur denan 'de- ngung' feed-back audio. Niken, siswi kelas IIIA2 SMA PIRI I, yang sempat jadi vokalis, mengomentari "Selaku vokalis, saya kecewa dengan peralatan sound yang jelek. Mungkin ini karena persiapan yang kurang." Lebih parah lagi ketika band (tiga grup SMA PIRI I) mulai tampil. Setiap pergantian grup band, sekitar 20 menit mereka harus berkutat memperbaiki peralatan sound Yang jelas, seperti dikemuka- kan Pak Drs Singgih S, staff pengajar Fakultas Psikologi UGM, remaja tak akan mempan hanya dengan nasehat. "Mereka lebih memerlukan keteladaan yang akan lebih efisien daripada kekerasan," katanya. Dalam hal keteladanan ini, dua potret yang berbeda itu ba- ru klop. Artinya, ada kesamaan antara remaja yang hidup dalam lingkungan norma umum, dan remaja yang tersisih seperti ke- lompok Girli itu. Mas Didit menguraikan, pembinaan terdahap remaja Gir- li baru akan lancar jika kita jadi bagian dari mereka. Setelah itu, barulah kita melakukan hal-hal yang mengarah pada tingkah la- ku wajar menurut norma umum. Biasanya, secara bertahap mere- ka mengikuti jejak sang teladan itu. Memang, hal ini tidak bisa begitu saja dilakukan. Apalagi hanya melalui sekadar diskusi dan omong-omong. Luki Aulia, Laporan - Emmy, Dian, Yudit, dibantu Eko (SMA Santo Thomas) Esti (SMP Stella Duce D dan *** Setya (SMA Marsudi Lubur D M Arief Hakim, Demangan Kidul GK 179 Yogyakarta 55221. Maaf Mas A- rief, kami belum bisa memuat tulisan An- da, karena tak disertai kartu identitas Bi- sa disusulkan kok Hawwid R, Mahasiswa Sastra Pe- rancis UGM Yogyakarta. Mas Hawwid, sementara ini GEMA baru menerima kar- ya dari teman-teman SMTP dan SMTA GEMA yang manis dan canggih, mat Maaf jika kami tidak bisa memuat tulisan bertemu dan berkenalan dengan saya. anda. Terimakasih atas perhatian Mas Oh ya GEMA lewat surat saya yang per- dana ini, saya ingin memuji dan sekaligus *V Sri Harsilowati Cicil Harsono, J Mayor Suryotomo No 1 Yogyakarta saran mengkritik GEMA. Nah kritik dan Mbak Sri, maaf kalau kami belum bisa dan saya adalah agar GEMA lebih akrab dan lebih menarik dalam penyajian-pe- memuat puisi-puisi anda. Karena rubrik "Pesta Puisi itu berada di halaman GE nyajian naskah supaya lebih menarik mi- nat pelajar untuk membaca dan aktif di MA Sedangkan GEMA hanya menerima dalamnya. Nah itulah saran dari saya se- karya pelajar usia sekolah menengah. moga GEMA tidak marah dan tersing- gung Tapi, terimakasih atas perhatian Mbak Alsmunanto, Pendidikan Matemati ka IKIP Sanata Dharma Yogyakarta. Sa- yang sekali puisi anda tidak bisa dimuat Salah seorang personil meng- akui mereka baru diberitahu soal pertunjukan Rabu (7/10). "Latihan hanya tiga hari. Pas GR bagus kok alatnya. Tapi yang sekarang kok jelek banget," kata seorang personel band. Namun, seperti dikemukakan seorang pentonton, Nuha Rifqia, siswi MUHI, "Secara keseluruhan, secara ini sudah cukup baik." Kalau pun ada kekurangan, itu- lah risiko satu upaya. (yudit & eko) KERABAT KERJA-KOORDINATOR: LUKI AULIA (SMA MUHAMMADIYAH 1), TIM INTI REDAKSI: DAVID RADHI (SMA BOPKRII), EMMY KUSWANDARI (SMA SANTA MARIA), KRISTUPA W SARAGIH (SMA KOLESE DE BRITTO), LUKI AULIA (SMA MUHAMMADIYAH 1).MMZ DAMAR PANDU (SMANI TELADAN), YOSEFA (SMA STELLA DUCE), STAFF :ALFONSA KRISTIANT (SMA STELLA DUCE), DIAH RESTU MARINT (SMA SANTA MARIA), TANAYA(SMA BOPKRII), MIETAKHUL KHASANAH (SMA MUHAMMADIYAH 1),HAPPY (SMANITELADAN), YUDITYA PURWOSUNU (SMA KOLESE DE BRITTO). SEKRETARIAT, GEMA DIA HARIAN UMUM BERNAS JALAN JENDRAL SUDIRMAN No. 52, TELEPON 61211 YOGYAKARTA Redaksi GEMA menerima kiriman berita kegiatan, tulisan opini, cerita pendek, sajak, foto, laporan perjalanan atau segala macam karya tulis. Pokoknya, hasil karya asli pelajar, tentang dunia sekolah berikut kegiatan ekstranya dan dunia remaja secara umum. Kalau mau dimuat, tulisan itu mesti layak, ringkas, jelas, tangkas, bernas, lugas, akrab dan tak bikin dahi berkerut. Karya atau berita boleh dikirim per pos, bisa juga dikirim langsung. Suka-suka, deh. Asal diketik dengan spasi ganda alias dua spasi. Boleh juga ditulis tangan, asal bisa dibaca. Nah, tunggu apalagi dari pelajar, oleh pelajar dan untuk pelajar GEMA, dalam kesempatan ini pula saya ingin memberikan informasi menge- nai kegiatan-kegiatan di sekolah saya di GEMA karena GEMA baru menerima Cukup sekian informasi dari saya dan karya dari rekan-rekan SMTA dan SMTP. apabila ada kesalahan-kesalahan dan ke- Maaf, dan makasih atas perhatian Mas kurangan, saya mohon maaf yang sebe- Kumia AP, SMPN III Yogyakarta sar-besamya Thank's atas kiriman puisimu. Cuma, ka- Wassalamualaikum wr wb mu tau kan, karyamu itu musti ikut antre? W Marliana Farida Noor Kita tunggu lho berita ultah sekolahmu. SMTKN Nitikan 60, Umbulharjo Kalo butuh bantuan kita, bilang aja Yogyakarta 55162 Isidorus Anung Prabadhi, SMA -Terimakasih atas pujian dan kritikmu. Santo Thomas Yogya, Ha..ha..ha..., kamu tiga kali atau punya simpanan; kalau yang kita alami guru kita yang bolos dan malas mengajar! Kalau yang kita lihat film pukul- pukulan, tusuk-tusukan dan pa- meran kemewahan, bagaimana kita bisa tidak meniru semua itu. Padahal kalau meniru se- mua itu dipersalahkan. Sudah kita ini lemah karena masih tergantung orangtua, jadi korban keadaan, masih dipersa- lahkan pula. Sebetulnya inilah potret remaja masa kini. Tinjauan Pak Singgih juga hanya sepotong benarnya. la se- bagai psikolog dan orangtua perlu menjaga statusnya. Tapi tak ada yang baru dari ungkap- an ungkapannya. Artinya, orien- tasinya tidak beda dengan pen- dapat klise lainnya. Remaja per- lu kebanggaan dan sebagainya. Tapi bagaimana kebanggaan dapat dimiliki oleh mereka yang miskin, karena bahkan dirinya sendiri seolah sudah bukan mi- liknya, tidak jelas diuraikan. Meskipun begitu saya senang mengikuti diskusi ini karena sa- ya mulai mengerti juga situasi kami. Hanya, menyajikan tema lebih kreatif dan menggigit saya rasa perlu daripada sekadar ber- klise-klise. Alexandra Ide, Siswa SMAN 9 Yogyakarta, peserta diskusi Potret Remaja Masa Kini sihan. GEMA hangy KLISE-Diskusi antarpelajar SLTA Se-DIY di Puma Budaya Yogyakarta, Minggu (11/10) mendapat perhatian hampir seratus peserta dari sekitar 30 SLTA di Yogya dan sekitarnya. Ada yang berpendapat, apa yang dikemukakan para pemrasaran adalah masalah klise Ayun dan Prima dari SMAN 3 sebagai pemrasaran duduk di samping Sapto (SMA De Britto) yang jadi moderator. Di sebelahnya adalah Asyrofi dan Iting dari SMA Muhammadiyah I juga sebagai pemrasaran. Mereka sedang menyimak pertanyaan peserta. Diskusi ini disemarakkan hiburan dari SMAN 6 dan pembagian door prize bagi sejumlah peserta yang beruntung. KIR Bosa Meneliti, Lokasi Wisata Deles Klaten "Bersinar" Tapi Bersampah BERBEKAL sifat selalu ingin tahu dan rajin mengamati, para aktivis Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMA BOPKRI I (Bosa) Yogyakarta Minggu (11/10) berpraktek meneliti di obyek wisata Deles, Lereng Gunung Merapi, Klaten, Jawa Tengah. Sejak pagi hingga sore hari, 45 sebagian besar klas 1 Penataran ini berlangsung di SMAM Kasihan, diikuti 30 peser- ta utusan dari IPM Ranting SMA dan MTs Muhammadiyah Kasih- an. Materi penataran meliputi masalah organisasi, kepemim- pinan, administrasi, sekretariat, kebendaraan, ibadah praktis, ki- at belajar efektif, diskusi tentang kenakalan remaja dan sebagai- nya. siswa dan II didampingi empat guru pembimbing, larut dalam pene- litian ini. seneng MOJOK, ya? Kirimanmu itu su- dah diterima atas jasa Eko. Sekali thank's berat lagi, Endah S, Eko R, Rita, SMA Bopkri I Yogya. Selamat datang di dunia pers abu-abu. Jangan lekang karenanya 'L Kekek Apri, SMKK Pius X Mage- lang. Kamu jeli sekali. Kebetulan GEMA sedang mencari karya-karya dan SMKK dan sejenisnya. Jadi, kita tunggu kiriman- mu yang lain Pumama Hadi, SMA Marsudiluhur Yogya. Terimakasih buat kiriman berita yang kedua. Tentu saja diikuti kiriman kinman yang lain. Harpin Rivai, SMAN 9 Yogya. Sori banget lho atas jawaban kami kemarin. Bukan maksud kami untuk menghilang- kan beberapa kata dan suratmu. Ada kesalahan teknis Deles memang ideal jadi ob- yek pengamatan dan penelitian. Berbagai tumbuhan berbiak su- bur di tengah panorama alam yang indah alami. Ini cocok un- tuk penelitian biologi misalnya. Masyarakat yang coba menye- suaikan diri dengan alam sekitar itu yang berkembang jadi obyek ca mata lingkungan hidup, sosi- al, ekonomi, dan sebagainya. wisata, juga membuka peluang untuk digarap. Dampak per- kembangan kawasan wisata itu misalnya bisa diteliti melalui ka-bagai upaya menyadarkan war- ganya untuk menjaga kebersih- an wilayah. Slogan itu terpam- pang di berbagai tempat strate- "Dalam praktek penelitian ini, siswa bebas menentukan obyek gis di sepanjang jalan menuju dan arah penelitiannya. Bekal lokasi wisata ini, juga di daerah- DUNIA sastra remaja kini ma- kin mekar dan semarak. Ini bisa dilihat melalui media massa ce- tak yang menyediakan ruang khusus untuk menampung kar- ya mereka. Ternyata keberada- an sastra remaja cukup diperha- tikan. Tentu saja, semuanya tak terlepas dari kritik dan berbagai pendapat, terutama tentang mu- tu karya-karya tersebut. Memang, hampir tiap remaja yang aktif bersastra sebenarnya masih dalam taraf belajar. Masih dalam proses ini pula, remaja- remaja itu memunculkan karya sastra yang menurut saya tak lebih dari sekadar 'eksperimen'. Dengan karya 'eksperimen' inilah mereka mulai menceburi dunia sastra yang lebih luas. Maka tak ayal lagi, kritik pun datang. Di situlah awal kebi- Sebab menurut mereka, mereka ngungan sastrawan remaja itu. telah menggarapnya sesempur- na mungkin. Mengapa masih ada celaan? Dari dasar itulah lalu timbul pertanyaan, salah siapa? Yang pasti, bukan salah remaja dan media massa yang mengekspos 'eksperimen' itu. GEMA Minggu kemarin (20/- 8) pernah memuat tulisan seo- rang pelajar SMAN 2 Wates. Isi- nya cukup menarik. Di situ pe- nulis menerangkan panjang le- bar soal mutu puisi remaja. Sat- moko BS, penulis itu secara ga- ris besar menyebutkan, keba- nyakan puisi remaja yang sering dijumpai di media massa ternya- Instruktur dan para pemberi materi dari IPM Cabang Kasihan dan IPM Daerah Bantul. Pena- taran itu untuk meningkatkan kualitas pimpinan IPM Ranting ta bermutu rendah! dalam menjalankan roda organi- sasi dan merealisasikan amanat warga menuju terbentuknya pe- lajar Muslim yang berakhlak mulia. (sutrisno, SMA Muham- madiyab Kasihan Bantul) teori telah diberikan sebelum- nya. Di lapangan inilah mereka berkesempatan mempraktekkan bekal tersebut sekaligus mem- perkaya pengalaman meneliti," jelas Mas Adjie, pembimbing KIR SMA BOSA. Praktek peneli- tian yang melibatkan seluruh siswa KIR ini merupakan kegiat- an rutin setiap tahun. Selesai praktek, mereka wajib membuat laporan ilmiah dan mempre- sentasi-kannya di depan kelas. Satu tong sampah Apa saja yang dilakukan anak -anak KIR itu di sana? Ada yang meneliti pinus yang tumbuh di lokasi wisata tersebut, ada yang meneliti cara pedagang tradisio- nal di sana memasarkan dagan- gannya, ada pula yang terusik mengungkap kebersihan yang kurang diperhatikan penduduk dan wisatawan. Sastra Remaja: Eksperimen nya usia dan pengalaman, para sastrawan remaja itu pun akan dapat menghasilkan karya yang baik, bermutu dan diakui orang. Dan ketika remaja itu telah da- pat mencapai puncak kreatifitas karya sastranya, di belakang mereka akan muncul sastrawan- sastrawan remaja lain yang akan mengalami nasib sama dengan pendahulunya. Berjuang untuk mencapai kematangan dan mendapat pengakuan. Hal semacam ini berlangsung terus menerus hingga siklus ini pun seolah telah mentradisi. *** Padahal, Pemda Klaten pu- nya slogan "Klaten Bersinar se- GEMA BERHAS Permono Aji Ini, karena sastrawan remaja itu tak memenuhi syarat-syarat pokok dalam berpuisi. Begitu menurut Satmoko. Memang be- nar. Demikian pula cerpen re- maja. Kalau kita jeli mengamati, rasanya penilaian di atas hampir tak berbeda dengan penilaian di sini. Mulai dari tema sampai tu- juan, cerpen remaja tak menyi- ratkan apa pun. Kosong. Yang ada hanya rentetan kalimat-ka- limat panjang, berjajar rapi tan- pa misi, tanpa isi. Jika dua penilaian contoh di atas kita anggap cukup mewa- kili penilaian tentang sastra re- maja itu sendiri, lalu apakah re- maja yang karyanya mendapat penilaian seperti itu berarti ia tak mampu bersastra dengan baik dan benar? Belum tentu. Karena sekali lagi mereka masih dalam tarap belajar. Hal itu sebenarnya hanya sebagian kecil dari suatu proses yang alamiah. PESTA PUISI Satmoko Budi Santoso: Langitlangit Kesadaran Ketika matahari membenam Langitlangit kesadaran, orangorangku Ramai memasuki kanvaskanvas peristiwa Tertulis agendaagenda kesaksian Kita ambil contoh. Ada seo- rang sastrawan senior. Ia selalu menghasilkan karya yang sangat baik dan bermutu. Tiap orang pun mengakuinya. Tapi apakah untuk menghasilkan karya yang baik dan bermutu itu ia lang sung dapat begitu saja? Tentu tidak. Pasti memerlukan proses. Juga sastra remaja. Dengan semakin bertambah- Agus Marwoto: Kepercayaanku Aku menginjak tempat ini batiku rawan meja Redaksi hari Rabu 21 Okto- Yogyakarta, Mei 1992 ber 1992. Bergegaslah sebelum di- dahului orang lain. Ya, orangorangku ramai menulis diri mereka Di trotoar, bangunan bawah tanah, menaramenara Kebekuan, sisasisa barum bunga Dan kutulis kembali puisipuisiku dalam Catatancatatan doa Sang Pendamba Hingga beramairamai orangorangkau Meneriakkan jamjam tersisa, di bawah Langitlangit kesadaran, bayangbayang Sang Pendamba Padang Datar tamantaman kotaku membuka malam membetur pilar terpampang abadi lilitan waktu yang mengalir seperti mengalirnya air mata menetes tangantangan hampa Topik Komentar (Siswa Bicara) GEMA Edisi 25 Oktober 1992 Wajah Pemuda Kita Menyongsong Peringatan Sum- pah Pemuda, so pasti kamu punya komentar tentang sosok pemuda kita masa kini. Menurutmu, kayak penjejak abadi cerita manusiamanusia bergelantungan apa sih, atau gimana tuh semesti- nya. Terserah deh, pokoknya apa tamantaman kotaku cerita padang yang datar komentarmu, tulislah. Lalu kirim ke GEMA. O ya, tersedia 5 (lima) tersusun kemegaban belahan mahluk cenderamata bagi penulis yang ko- berjalan menyusur koridor lampu mercury mentarnya terpilih untuk disiarkan. yang meramai di tengab lembab Syaratnya, biasa. Ringkas saja, tapi dentang panjang Sang Malam bernas, alias mentes. Cukup satu diam dan tenggelam halaman kuarto, ditik dua spasi. Tulis tangan juga boleh, asal jelas dan bisa dibaca. Terus, lampirkan fotokopi identitasmu. Lebih baik lagi kalau menyertakan foto diri bi- gontai menjejaki langkah kaki tergerab ar mejeng sekalian. Paling lambat, yang terakhir komentarmu harus sudah tiba di tamantaman kotaku cerita padang yang datar tentang peristiwa turunan berbagai bahluk daerah lain sekitar Klaten. "Masa di obyek wisata sera- mai Deles ini, dari tempat parkir mobil hingga jalan setapak me-. nuju Pring Cendani kami hanya menemukan satu tong sampah? tutur seorang siswa Kelas I yang bersama kelompoknya berenca- na mengangkat masalah sadar bersih di kalangan penduduk desa Deles sebagai topik pene- litian. Nyatanya, memang ba- nyak plastik, bungkus makanan dan kotoran lain terserak di se- panjang jalan setapak berbatu yang banyak dilewati itu. Selain praktek penelitian, pa- da saat beristirahat di lokasi wisata itu diadakan pergantian pengurus KIR. Untuk kepengu- rusan periode 1992/1993 ini ter- pilih Insyah Ratna Sulistyorini dari kelas II Fisika 2 sebagai Ke- tua Umum menggantikan Rah- mad Parmadi Wibowo. Kepe- ngurusan ini dilengkapi dua wakil ketua, sekretaris dan ben- dahara yang masing-masing di- dampingi wakilnya. (eko raharjo, endah suryaning- rum dan rita merry lbs, SMA Bop- kri I Yogyakarta) Siswa SMAN 2 Wates Kulonprogo ATAS hal-hal di atas itulah sa- ya coba menarik kesimpulan: Pertama, rendahnya kualitas sas- tra remaja yang dihasilkan bu- kan merupakan jaminan, bahwa sastrawan remaja itu tidak mam- pu. Kemampuan mereka masih akan mengalami beberapa pro- ses untuk mencapai kematang- annya. Ternyata, waktu sangat berperan di sini. Kedua, hanya karya terbaik- lah yang dapat diterima pemba- ca. Respon pembaca akan mem- buat remaja menyadari hal itu. Untuk itu remaja dituntut tekun. Dengan banyak membaca dan berlatih, saya yakin mereka akan berhasil. Nah, kita sebagai remaja pun kenapa tak mencobanya? Tak perlu ragu, sebab mencoba toh lebih baik daripada mengira- ngira. *** Permono Aji SMA'Marsudi Lubur Yogyakarta nyaliku bimbang kudengar di dalam suara bergemurub melebur angin berkali-kali aku gagal berkali-kali aku runtub Diatas, matahari bersinar semangatku berkobar dan tekatku maju ke depan mencapai kenyataan dengan kepastian Kelam Malam ini kelam sekelam batiku bulan bintang tak tabu itu Aku ini dari kumpulan pendendam mereka tak tabu kaupun tak tabu banya rasa yang tabu Yogya 1992 *STM Pembangunan Yogya Anis Rosyidah MS : Sebenarnya Aku pun.. Sebenarnya aku pun ingin bungkam serta membiarkan segalanya ditelan perut sejarab Namun malam terus mengimbau agar aku menjemput rembulan yang mungkin juga merasa sepi Sebenarnya aku pun.... Satu Lagu Baru Akan lagu itu aku telab jemu Mungkin juga kamu Satu lagi lagu baru takut aku bosan duduk dekatmu Pati 1992 • Madrasah Raudlatuth Thalibin, Pati 4cm BELIA Kliping BEL sekolah berbunyi. M galkan sekolah. Sebagian ac bang sekolah, sebagian ke yang menuju kantin. Kantin tutup. Sebab Pak Parjan ada Lo ini nggak pada pular Dadi, Dipa, Joko dan Wante "Nggak, pak!" jawab mer "Nanti nggak dicari ibun "Kebetulan kami sudah Dipa. tanya Joko. "Ya kalau begitu, silakan nemani. Bapak masih harus Pak Parjan seraya meningga an mengambil tempat dudu "Sialan, sudah tak ada m buka-buka kaleng kerupuk "Jadi bagaimana soal klip "Rasanya berat ya. Bagi koran dan majalah, tentu in tidak berlangganan, ini kan "Berat apa pun, ini tuga: Atau kamu ingin nilai sejar "Kalau aku sih nggak ma pekerjaan bakal beres sema yang kebetulan tidak berla Dadi. "Kalau kamu merasa ka sebagian majalah dan kora timpal Joko. Boro-boro nyumbang, pusing," jawab Dadi. "Iya ya, tugas kita itu m dan berita tentang Hari Pa matematika setumpuk, tug Rabu depan. Kalau sudah sekolah, keluh Dadi. "Kamu ini bagaimana ta lah kok mengeluhkan tuga Saya kira dibanding denga lebih beruntung. Kamu pu lesaikan tugas kliping, pun dan membuatkan prakarya "Enak apa? Setiap peker aku harus menyiapkan bo "Ya masih untung, kami tan kliping," kata Wanto. "Sudahlah, pokoknya s untuk mengerjakan tugas banyak protes. Jadi bagain rumah Dipa, untuk menge "Oke, jam berapa tany "Jam lima sore bagaima "Wah jam lima aku mas mana kalau jam enam saja "Jam enam bagaimana "Wah jam enam aku su guru prifat matematika," s "Jadi jam berapa enakm "Jam tujuh malam saja, "Jam itu aku harus suda ada arisan," kata Joko. "Rasanya kok susah sel mana kalau kita kerjakan "Aku belum pamit orar an. "Gampang itu, nanti tel "Wah kamu ngejek ya. tetapi hingga sekarang be "Kamu tadi juga menge tahu, kalau aku tidak pun tetapi telepon umum di di tawa rekan-rekannya. "Sudahlah kalau begitu Joko, Wanto dan Dadi un CHINMI SI TANGAN BAJA KANFFA FOR BELEPO LEN