Tipe: Koran
Tanggal: 1992-11-29
Halaman: 02
Konten
Color Rendition Chart 2cm 2. MINGGU PAHING, 29 NOVEMBER 1992 UTAMA Penjahat Yogya 9 Tahun Lalu MESKIPUN sudah terjadi hampir sepuluh tahun yang lalu, masyarakat masih mudah mengingat peristiwa OPK, yang antara lain ditandai dengan tewasnya beberapa penjahat yang diidentifikasikan sudah sulit dibina untuk dikembalikan ke masyarakat umum menjadi orang baik-baik. Mereka yang tewas, rata-rata karena berani melawan petugas, atau melarikan diri ketika dibekuk, sehingga aparat terpaksa menembak mere- ka. Salah satu ciri menonjol dari kejahatan pada masa itu, adalah pemerasan. Kasus-kasus seperti ini hampir terjadi di semua sisi kehidupan. Malah, tidak sedikit masyarakat kecil yang menderi- ta karena jadi sapi perahan para penjahat itu. Contoh sederha- na, tukang parkir. Ia setiap hari dikutip oleh oknum yang mengaku sebagai gali. Penagih utang, banyak memanfaatkan jasa mereka. Jadinya, mereka yang kuat selalu menang. Yang agak memudahkan aparat, seseorang yang spesial dalam jam- bret, hampir selalu berbuat kriminal dengan menjambret, tidak ke jenis perbuatan kriminal lain seperti curat atau curanmor. Keadaan ini sangat berbeda dengan situasi yang terjadi sekarang. Pelaku kriminal sekarang cenderung berbuat aneka jenis tindakan kriminal. Mereka yang menjambret, juga mau mencuri motor atau menyatroni rumah malam hari. Mereka semak serba bisa. Tidak ada spesialisasi lagi. Ini agak menyulit- kan petugas dalam mengidentifikasikan pelaku kejahatan. Untungnya, kalau seorang penjahat tertangkap, banyak kasus yang dapat terkuak. Daftar berikut ini adalah sebagian nama-nama tokoh yang dijaring OPK pada sekitar 1983 lalu. Di antara mereka memang ada yang lolos dari kejaran petugas. 1. Drs Sun (40, ketika itu) alamat Kotagede, Yogyakarta. Ia adalah otak pelaku perampokan, pemerasan, pencurian dengan pemberatan dan penjambretan. Bahkan, ia mendirikan organi- sasi dengan pengikut hampir 100 orang. 2. Kto (25) Umbulharjo, Yogya, pelaku spesial penjambretan dan pemerasan, ia 7 kali masuk ke LP. 3. Pri al Jino (35) Badran, Yogya. Dikenal sebagai pelaku spesial Curat. Sudah 7 kali keluar masuk LP. 4. Tnl al Pokrol (40) Wirobrajan Yogya, melakukan 5 kali pe- rampokan dan 2 kali pemerasan di Yogyakarta, masuk LP 7 kali. 5. Wyu (28) Mergangsan, Yogya, melakukan 7 kali peram- pokan, penjambretan dan pemerasan, 6. Pon (32) Badran Yogya, melakukan perampokan, peme- rasan dan curat 13 kali di wilayah Yogya. 7. TDM (32) Bantul, spesial copet dan jambret, sudah 19 kali perbuatan. Pernah masuk LP Wirogunan. 8. Ynt al Gareng (23) Sleman, spesial curanmor 16 kali, pernah dihukum di LP Wirogunan. 9. Slm al Gajah (40) Sleman, 7 kali merampok di wilayah Polwil Yogya, pernah masuk LP Wirogunan. 10. Why (40) Bantul, 5 kali merampok, 2 kali memeras di wilayah Polresta Yogya. 11. Bdi Cakil (24) Tegalrejo, Yogya, pelaku serba bisa. Sembilan kali mencuri dengan pemberatan, pernah masuk LP. 12. Mji al Gondes (22) Badran, Yogya, 16 kali mencuri dan merampok. 13. Ttr (24) Kasihan, Bantul, 7 Kali melakukan curat dil Yogya dan Bantul. Pernah masuk LP. 14. Irin (28) Kasihan, Bantul, 9 kali memeras, 2 kali meram- pok dan 3 kali melakukan curat. Pernah masuk LP. 15. Dno al Bogok (24) Kotagede, 11 kali melakukan curat, 5 kali jambret dan 7 kali memeras di wilayah Yogyakarta dan Bantul. Pernah masuk LP 15 kali. 16. Peno (28) Badran Yogya, 5 kali memeras, 3 kali meram- pok dan 3 kali curat di wilayah Polresta, Polres Bantul dan Polres Sleman, dan pernah masuk LP Wirogunan 6 kali. 17. Jikan (35) Gedongtengen Yogya, dikenal sebagai peram- pok, pemeras yang berdarah dingin dan penjudi serta peminum kelas berat. Ia keluar masuk LP Wirogunan. 18. Slm Gaplek (32) Ngadiwinatan, Yogya, sering merampok dan memeras, serta sering keluar masuk LP. Ia juga dikenal sebagai pelaku dan penggerak pelaku-pelaku perampokan dan pemerasan di Yogyakarta. () Awalnya "Ngebrik" Hobi ngebrik dan mengutak-atik barang- barang elektronik yang dilakukan sejak tinggal di kota kelahirannya itu menjadi modal utama Jhonny Gunawan dalam mengawali bisnis peralatan komunikasi di Yogya pada tahun 1978.. Jhonny Gunawan Bernas/dhi BANYAK orang berho- bi ngebrik Tapi masih sedikit yang mampu memanfaatkan hobi ber- komunikasi dengan radio amatir itu menjadi sebuah peluang bisnis yang me- nguntungkan. Jhonny Gunawan, pria kelahiran Bandung 30 November 1961, mungkin termasuk salah satu yang sedikit itu. "Semula saya hanya menjual peralatan pemancar radio amatir yang saya rakit sendiri. Itu pun sebatas memenuhi pesanan teman atau tetangga," kata Jhonny kepada Bernas, Kamis (26/11) di rumah yang sekaligus tempat usahanya, di Jalan Letjen Suprapto, Jlagran III/225 Yogya. Jhonny mengaku memperoleh "banyak" dari bisnis kecil- kecilannya itu. Pesanan alat pemancar radio amatir buatannya makin banyak. Ia akhirnya menemukan bahwa bisnis peralatan komunikasi itulah sumber penghasilannya. Bukan hanya itu. Dari hobi ngebrik, Jhonny Gunawan juga memperoleh nama Doel Sumbang. Nama ini memang diguna- kan Jhonni sebagai call sign ketika ia ngebrik Nama yang akhirnya digunakan YB 2 DSB sebagai nama panggilan sehari-hari di masyarakat, sekaligus nama "perusahaannya". "Tidak banyak yang tahu nama asli saya. Tetangga saya, bahkan pelanggan saya, tahu namanya ya Doel Sumbang. Bahkan ada teman saya ngebrik selama 10 tahun tidak pernah tahu nama asli saya," kata Jhonny. "Panggil saja saya Doel Sumbang," katanya. Doel Sumbang, yang masih aktif ngebrik, kini mengelola bisnis perakitan berikut pemasangan dan perbaikan radio Komunikasi, antena parabola, telepon paralel, pesawat peman- car dan segala bentuk antena komunikasi --dari yang sederhana sampai ke bentuk lower (menara) dengan ketinggian ratusan meter. Antena parabola rakitan Doel Sumbang merupakan salah satu yang diminati. Doel lupa berapa jumlah antena parabola yang telah dirakitnya selama ini. Selain terkenal sebagai perakit antena parabola, keahlian Doel Sumbang juga digunakan sejumlah perusahaan untuk memasang antena komunikasi dalam bentuk tower. www JHONNY GUNAWAN, eh Doel Sumbang bercerita, pada awalnya hobi ngebrik dilakukannya secara sembunyi-sembunyi. Orangtuanya melarang, apalagi mengutak-atik barang-barang elektronika, dianggap hanya menghambur-hamburkan duit. Mereka berharap si Doel ikut membantu usaha keluarga di bidang konveksi pakaian wanita. Tapi si Doel, yang mengaku sudah mencari nafkah sendiri sejak usia 15 tahun, tetap menekuni hobinya. Kegemaran di bidang elektronika dan ngebrik itu dilakukan bukan hanya di Yogya, tapi juga ketika tinggal bersama paman-pamannya di Bandung, Jakarta dan Surabaya. "Bakat saya di bidang elektronika mungkin turunan. Papa saya gemar mengutak-atik benda-benda elektronik. Saya ba- nyak belajar darinya," cerita Doel. "Tapi karena semuanya serba sembunyi-sembunyi, papa tidak pernah tahu dari mana saya memperoleh uang". Ketika televisi swasta di Indonesia mulai mengudara, lang- kah inovatif Doel Sumbang merakit antena parabola juga mirip dengan ketika ia mulai merakit peralatan radio komunikasi amatir. Pada awalnya hanya mencoba membuat untuk keperlu- an sendiri, atau pesanan teman dan tetangganya. "Pada awalnya saya berpikir, jika saya buat antena parabola sendiri, saya bisa menikmati siaran RCTI, SCTV atau siaran televisi dari negara lain. Dan saya tidak harus nonton film layar lebar setiap malam," kata Doel yang juga berhobi berat nonton film itu. "Ketika saya bujang, hampir setiap malam nonton film. Kebiasaan ini berkurang setelah menikah, dan hobi itu kini sebagian telah terpenuhi dengan nonton siaran televisi swasta," kata ayah dua anak ini. (tor/dhi) BERNAS Vonis. Kembali ke Dunia Bebas asalnya, dan dana untuk keper- luan ini mencapai jutaan rupian. Setelah susah-susah ditang- kap, hakim memutuskan mem- beri ganjaran hukuman dua bulan sepuluh hari. mah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, jika harga barang yang dicuri tidak lebih dari Rp 250. SEORANG purnawirawan po- lisi akhir September lalu me-" ngirim surat ke redaksi Bernas Dengan nada agak jengkel ia mempertanyakan bagaimana bi- sa terjadi, Dhani Kurniawan (19) yang mengaku sudah sebelas kali menjambret hanya dihukum dua bulan penjara. Maknanya, begitu vonis dibacakan, begitu terpidana kembali ke dunia. bebas. Protes ini disampaikan nya karena purnawirawan terse- but sebagai warga masyarakat melihat dan merasakan keresah- an yang dialami masyarakat sekitamnya terhadap berbagai aksi kejahatan. Ada yang lebih 'sakit' lagi mendengar kabar tersebut. Me- reka adalah aparat keamanan yang terlibat dalam penyelidik- an dan penggerebegan terhadap terpidana dalam suatu "serangan fajar". Berita paling baru yang sama. menyentaknya bagi kalangan aparat keamanan di lapangan, adalah vonis dua bulan sepuluh hari bagi Chaerul Saleh, terpi- dana dalam kasus penjambretan wisatawan mancanegara di Jalan Laksda Adisutjipto, Depok, Sleman. Oknum mahasiswa dari Fa- kultas Hukum sebuah PTS ini sebenarnya tertangkap tangan ketika menjambret bersama temannya Rah, (yang kini masih buron, juga mahasiswa PTS). Malah, mereka sempat berkelahi dengan tamtama anggota TNI- AD yang menangkapnya. Ketika dibawa ke kantor Polsek, dua jambret ini melarikan diri. Usaha memburu keduanya memakan waktu lama dan dana yang tidak kecil. Chaerul Saleh. tertangkap di Palembang tempat Dengan enteng si wisatawan mengatakan, bahwa secarik la- poran yang diperolehnya akan dapat digunakan untuk menca- irkan klaim asuransi di negara asalnya. Pengakuan ini terung- kap tanpa sengaja. Sebab, keti- ka si guide berusaha bertanya lebih jauh, sang tamu ternyata mengalihkan pembicaraan. Agaknya ia sadar, terpeleset omong. Dan kebetulan pula, si guide Doel Sumbang: BISNIS alat-alat elektronik tampaknya memiliki karakteris- tik khusus. Cepat mengalami boom karena permintaan tinggi dan cepat menjadi jenuh pasar- nya akibat dibanjiri oleh begitu banyak produk sejenis. Ini merupakan keniscayaan dari kemajuan teknologi pera- latan komunikasi yang cepat. Sebuah peralatan komunikasi cepat menjadi populer atau mudah usang dan tak laku di pasar ketika produk lain yang lebih modern muncul menggan- tikan. Contoh paling aktual adalah antena parabola. Munculnya siaran televisi swasta ikut menyuburkan bisnis antena parabola di Yogya. Bis- nis peralatan komunikasi ini segera marak, sehingga --di luar toko-toko elektronika yang sudah ada di hampir semua badan jalan di kota ini penjual antena parabola, baik produk impor maupun hasil rakitan dalam negen. Tapi bisnis ini segera surut ketika siaran RCTI bisa dinik- mati masyarakat Yogya tanpa menggunakan antena parabola. Meski hanya sebentar, peman- caran ulang siaran televisi swas- ta itu menurunkan tingkat pen- jualan antena parabola. "Ringannya hukuman inilah, yang membuat mereka tidak je- ra dan 'terpanggil' menggeluti dunia kriminal. Pikiran mereka tentu ingin cepat mendapat uang. Kalau pun tertangkap, mereka sudah dapat menduga hukuman yang bakal diterima. Apalagi selagi di dalam LP sindi- kat mereka tetap menjamin da- na yang diperlukan. Lepas dari hukuman, mereka dengan enak kembali lagi," tutur seorang aparat keamanan yang minta namanya tidak disebut. Padahal, menurut KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) pasal 365 ayat 1 dise- butkan, pencurian yang didahu- lui, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman keke- rasan terhadap orang dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pencurian itu, atau bila tertangkap tangan, untuk memungkinkan diri sen- diri atau peserta lainnya untuk melarikan diri, atau untuk tetap menguasai barang yang dicuri, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun. DOEL SUMBANG, misalnya. Usaha perakitan antena parabo- la beserta jasa pemasangan dan perbaikannya ini sempat menik- mati masa "keemasan" bisnis antena parabola. Dalam sebu- lan, Doel Sumbang minimal menjual 70 antena parabola segala ukuran. Bahkan dalam sehari Doel Sumbang pernah menjual 3 buah antena parabo- la. Pasal-pasal dalam KUHP yang mengancam soal pencuri- an, memberikan gambaran an- caman pidana penjara maksimal antara lima tahun sampai hu- kuman mati, kecuali pencurian ringan yang diancam hukuman maksimal tiga bulan. Yang di- maksud dalam pencurian ring- an, adalah pencurian yang dila- kukan tidak dalam sebuah ru- "Saya harus bekerja sehari penuh untuk memenuhi pesan- an itu," kata Jhonny Gunawan, pemilik Doel Sumbang, kepada Bernas, Kamis (26/11) di rumah mengisahkan pengalaman lucu- nya ini kepada kawannya seo- rang aparat keamanan, sehingga terungkaplah salah satu peristi- wa nyata yang terjadi di balik laporan penjambretan wisata- wan. Atau yang lebih konkrit, ada tindak kejahatan di balik tindak kejahatan. Kenyataan tersebut, makin memperkuat dugaan polisi se- belumnya, tentang kemungkin- an laporan palsu yang dilaku- kan wisatawan mancanegara. Kasatserse Polresta Yogyakar- ta Lettu Pol Drs Subandi tanpa bermaksud menyepelekan la- poran atau mengurangi penyeli- dikan, dalam suatu kesempatan mengatakan, polisi sering men- dapati kenyataan yang berbeda dengan laporan yang diterima, ketika melakukan check ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). Orang-orang di sekitar TKP tidak satu pun yang dapat mem- Jambret dan pencuri kendara- an bermotor, biasanya didakwa melanggar pasal 365, yang an- caman hukuman maksimalnya sembilan tahun. *** MENANGGAPI soal ini, Ketua DPRD Tingkat I DIY H Soedar- no berpendapat, koordinasi yang mantap antarpenegak hu- kum memang sangat diperlu kan. Tingkat penjualan antena parabola Doel Sumbang menu- run drastis, sampai 50 persen. "Selama siaran RCTI bisa ditang- kap di Yogya tanpa parabola. omzet saya menurun. Bahkan "Kita tidak bisa menyalahkan begitu saja hakim yang memberi hukuman. Tentu Pak Hakim sudah punya pertimbangan- pertimbangan dalam memutus perkara. Mungkin buktinya kurang dll," kata purnawirawan jenderal berbintang satu ini. Kejahatan di Balik Kejahatan SEORANG guide sempat ter- bengong-bengong ketika diberi hadiah agak berlebih. Pasalnya, itu dilakukan setelah ia meng- antar seorang wisatawan man- canegara yang menjadi korban penjambretan melapor ke polisi. Satu unit tustel dan sejumlah uang diberikan oleh wisatawan itu. Sementara guide yang me- nerimanya melongo dengan benak penuh tanya. Mengapa begini? BERNAS Pemimpin Umum: Kusfandi Wakil Pramono BS Pemimpin Redaksi : Abdurrachman Wakil: AM Dewabrata, R. Subadhi Redaktur Pelaksana: Trias Kuncahyono, J. Roestam Afandi Wakil Bambang Sigap Sumantri, Y.B. Margantoro, Sulaiman Ismail Manajer Produksi : Yusran Pare Sekretaris Redaksi : Ny. Arie Giyarto. Penerbit: PT Bernas ISSN: 0215-3343 SIUPP: SK Menpen No 110/Menpen/SIUPP/A.7/1986, tanggal 22 Maret 1986. Redaktur: Agoes Widhartono, Baskoro Muncar, Giyarno MH, Hari Budiono, Ireng Laras Sari, LB Indrasmawan, Putut Wiryawan, Rs Rudhatan, Sigit Setiono. Staf Redaksi: Anis Suryani, Anggit Nugroho, Basili, Bambang Sukotjo, Daniel Tatag, Dedi H Purwadi, Eddy Hasby, Endah Saptorini, Farid Wahdiono, Handoko Adinugroho, Herry Varia Deriza, Krisno Wibowo, Mantoro FX, Nurudd RHR Sarjana BS, Rr. Susilastuti, Suroso, Suryanto Sastroatmodjo, Sugeng Prayitno, Tertiana Kriswahyuni, T. Poerya Langga, Tarko Sudiarno, Wineng Endah Winarni, Yuliana Kusumastuti, Ia menambahkan, "Saya men- dengar soal ini sudah dibicara- kan oleh antarinstansi penegak hukum. Yaitu kepolisian - ke- jaksaan dan kehakiman. Saya salut itu!" Soal pemberantasan terhadap kejahatan, Soedarno melihat itu merupakan tanggungjawab ber- sama baik oleh aparat maupun masyarakat. Tindakan represif saja akan tidak memecahkan masalah. Langkah-langkah pre- ventif yang dilakukan semua komponen masyarakat, justru lebih diperlukan. Masyarakat, lanjutnya, juga harus dirangsang untuk berani melaporkan kepada polisi setiap kejadian yang dialami sendiri maupun orang lain yang kebe- tulan dilihatnya. Menumbuhkan keberanian melapor, atau lebih luas lagi perkuat indikasi telah terjadinya penjambretan pada jam-jam seperti dilaporkan. Ini belum lagi dikaitkan dengan analisis TKP. Penjambret, betapa pun ia adalah seorang pemula, tetap akan mempertimbangkan aspek tempat bila ia akan beraksi. Kecil kemungkinan penjambret bertindak di tempat-tempat ra- mai, yang setiap saat dapat mempersempit ruang gerak pe- larian mereka bila ada yang mengejar. Tentu saja, kasus laporan pal- su dengan motif untuk mencari pengganti paspor yang ikut ter- jambret atau mencairkan klaim asuransi, tidaklah banyak. Du- gaan ini muncul terutama bila tidak ada saksi yang dapat memperkuat laporan. Terlepas dari adanya laporan palsu, kejahatan yang menimpa wisatawan mancanegara, akhir- Ist ANTENA TOWER Selain antena parabola, Doel Sumbang juga bergerak dalam perakitan dan pemasangan antena tower baik untuk PLN maupun jaringan telepon STJJ. yang sekaligus tempat usahanya pada September lalu saya hanya di Jalan Letjen Suprapto, Jlagran bisa menjual 2 buah," katanya III/225 Yogya. Jhonny Gunawan terus terang. atau yang lebih dikenal dengan nama Doel Sumbang itu menga- ku, kini tidak lagi bisa menik- mati masa kegemilangan bisnis antena parabola. Menurutnya, hal sama juga dialami oleh seki- tar 20 penjual antena parabola di Yogya. "Bisnis antena para- bola memang hampir jenuh," katanya. Ketika pemancaran ulang RCTI dihentikan, kata Doel tingkat penjualan antena para- bola kembali membaik. Tapi tetap tidak sebaik dua tahun lalu. Bulan Oktober lalu Doel hanya berhasil menjual 40 buah antena parabola, dan bulan ini (sampai 26/11) hanya 17 buah. Menurut Doel, dari sekitar 20 penjual antena parabola di kota Yogya, kini diperkirakan yang masih aktif sekitar 10 buah. Sisanya sudah tidak aktif, atau hanya aktif ketika diberi order oleh penjual aktif. Penurunan memupuk keinginan berbagi ra- sa tanggungjawab terhadap kondisi kamtibmas memang ha- rus diakui bukan pekerjaan mudah. Perlu waktu dan du- kungan. Pemimpin Perusahaan : A. Kardjono Wakil: Bimo Sukarno *** PEMBENAHAN koordinasi antara kalangan penegak hu- kum ditanggapi beberapa orang sebagai hal yang mendesak untuk dilakukan. Alamat Redaksi/Tata Usaha : Jl Jend. Sudirman 52, Yogyakarta 55224 Telepon Semua Bagian: 61211 (PABX) Fax: 64062 Pernyataan senada juga di- ungkapkan pengacara LBH Yo- gyakarta Ridarson Galingging SH. Ia melihat, di dalam peradil- an ada demokrasi, satu hal yang seharusnya ditegakkan secara konsisten oleh setiap orang da- lam negara hukum. Di situlah, semestinya pembinaan (berupa pemberian hukuman) kepada para pelaku kriminal dilakukan dengan sebaik-baiknya. (*) Wakil Ketua F-PP DPRD DIY Herman Abdurrahman SH yang Di tempat yang ramai pun penjahat sekarang berani mela- juga seorang advokat mengata- kan, hukuman yang berat bagi para pelaku kriminal akan me- ngurangi tindakan mereka. Se- tidaknya selagi yang bersang-kukan penodongan. Contoh pa kutan berada di dalam lembaga pemasyarakatan, tidak dapat berbuat seperti di luar. Namun, buru-buru Herman menambah- kan, sistem kehidupan para narapidana di dalam LP sendiri juga harus diupayakan sejauh mungkin, agar jangan sampai ada kesan bahwa masuk LP sama dengan sekolah. Artinya, penjahat pemula yang dihukum jangan sampai mendapat ke-1 sempatan berguru kepada gem- bong-gembong kriminal yang berada di dalam LP. Lalu, ketika keluar dari LP ia malah lebih profesional. ling aktual terjadi 2 November lalu di Pasar Lempuyangan, si- ang hari sekitar pukul 11.15 WIB. Waktu itu Ny Rumiyati sedang membeli pisang di de- pan pasar, sementara suaminya menunggu di jalan. Wanita pe- dagang ini ditodong clurit oleh lelaki dari belakang. Tas yang dicangklong dibabat sehingga putus. Isi tas itu selain uang tunai juga sejumlah perhiasan yang total nilainya Rp 16 juta. *** akhir ini memang perlu menda- pat perhatian. Dalam bulan November 1992 ini saja, setidaknya sudah terjadi 12 kali kejahatan dengan kor- ban wisatawan mancanegara. Selain jambret yang digolong- kan ke dalam Curas (pencurian dengan kekerasan), juga ada kasus Curat (pencurian dengan pemberatan). Jumlah ini mungkin tidak seberapa. Namun sebenarnya suatu angka yang cukup tinggi. bila diingat bahwa bulan-bulan November bukanlah hari-hari wisatawan asing bagi Kota Tu- juan Wisata Yogyakarta. Artinya, kalau di ratiokan antara jumlah kunjungan wisatawan mancane. gara yang datang dengan jum- lah yang kejahatan yang me- nimpa mereka ada kecende- rungan meningkat. Atau kalau dipersentasekan, tentu ada pe- ningkatan. () Kondisi pasar antena parabo- la tentu akan lebih memburuk lagi saat siaran televisi swasta di Yogya mengudara tahun depan. Bukan hanya penjualannya yang rontok satu demi satu, tetapi tentu saja juga dalam hal harganya. Sebagai gambaran, saat tele- visi swasta mulai slaran, harga sebuah antena parabola ukuran 8 feet di atas Rp 1 juta. Tetapi kini harganya hanya sekitar Rp 600 ribu. Mengapa? Bukan hanya kare- na pasar mulai jenuh akibat pesaing makin banyak. Tetapi juga karena konsumen di Yogya sangat kritis dalam soal harga, kata Doel Sumbang. Menurut pengalamannya, se- belum membeli seorang konsu- men mengunjungi hampir se- mua penjual antena parabola untuk memperoleh informasi harga. Setelah itu barulah mere- ka menetapkan keputusannya. "Mereka biasanya menginginkan harga yang murah dan kalau bisa ditekan lagi agar lebih murah," katanya. BAGI Doel Sumbang, karak- teristik bisnis parabola yang seperti itu justru diterjemahkan sebagai penuh dinamika. Per- kembangan cepat teknologi per- alatan telekomunikasi justru ce- pat pula menciptakan pasar ba- ru, dan ini berarti peluang usa- ha baru. Pelaksana Pemimpin Perusahaan: Bambang Trisno Manajer Sirkulasi: Sugeng Hari Santoso, Iklan: Bimo Sukarno, Gunawan Wibisono (Wakil), Promosi: Indro Suseno, Keuangan: Daryono, Umum: Gunawan Wibisono, Personalia: Isnu Hardoyo. Penjahat --- roboh ditembus timah panas. Di Yogyakarta, penjahat juga tak kalah nekad. Suami istri Su- Dari Antena Parabola Sampai Pemancar Radio pelaku bisnis ini disebabkan makin jenuhnya pasar antena parabola. nik tinning tersendiri untuk memperoleh kualitas gambar dan suara yang prima," kata Doel. Tarif Langganan: Rp 9.000/bulan (7 x seminggu) Tarif iklan: Warna Rp3,000/mmk (minimal 1.215 mmk), Umum Rp 2.000/mmk, Keluarga Rp 1.300/mmk, Kolom Rp 2.000/mmk (minimal 1x30 mm, maksimal 1x150 mm), Mini Rp 1.500/baris (minimal 3 baris, maksimal 15 baris). Semua ditambah PPN 10% BANK: Lippo Bank Sudirman Yogyakarta AC 787.30.0386.5, Bank Niaga AC 211.2078.2 BANK BNI '46 Rek No. 008561001 Yogyakarta, Rekening Dinas & Giro Pos: J 11848 Percetakan: PT Muria Baru Offset Yogyakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan giono dan Ny Yuniastuti, pen- duduk Bantul, luka parah sete- lah digebuk pencoleng yang masuk rumahnya awal bulan ini menjelang subuh. Beberapa waktu lalu sudah tercatat tiga taksi dirampok penumpang. Empat kawanan perampok yang lain, menyatroni SMP N Trihanggo, Gamping setelah le- bih dulu mengikat penjaga ma- lam. Beruntung pegawai hono- rer ini hanya "digunduli" uang di sakunya, tanpa harus dilukai maling-maling itu. Biro Jakarta: J Soetardjo (Koordinator), Marcel Weter Gobang (Sekred), Manuel Kaisiepo, Richardus Satrio Hutomo, Ferdinand Matita, Arief Sofiyanto, Doddy Barnas, Josef Umarhadi, Rochyati, Yosef Suhirno, Alex Palit, Ries Mariana, Herryanto Prabowo, Heroe Baskoro, Budi Purnomo, Ermansyah Rachman, Nanik Ś Deyang, Andy Pribadi, Ratih Prahesti Sudarsono, Drajat Wibawanto, Daryadi Pribadi, Tatang Suherman, Paulus Sulasdi, Victorawan M Sophiaan, Tonnio Irnawan, Sugiyanto, A M Putut Prabantoro, Yan Supriyatna, Agus Setyabudi, Waris S Haroen, Antonius Bramantoro. (Jalan Palmerah Barat 33-35, Jakarta 10270, Telepon: 548363, 5495359, 5483008, 5490666 (ext: 4340-4341), 5494999, 5301991, 5495077, 5495006, (ext: 300-3005). Fax: 5495360 Semarang: Yupratomo Dwi P (Koordinator), Suherdjoko, Heru Prasetya, Yohanes Agus Ismunarno (Jalan Menteri Supeno No. 30 Telp. 319659) Solo: Mulyanto (Koordinator), Joko Syahban Panggih (Jalan Slamet Riyadi No. 284 Telp. 42767) Purwokerto Sigit Oediarto, KEJAHATAN sekarang, dinilai oleh banyak orang sudah sam- pai pada tingkat cukup mere- sahkan. Aparat keamanan, yang setiap hari bergelut dengan usaha memantapkan kondisi Kamtibmas (keamanan dan ke- tertiban masyarakat), melihat trend meningkat ini sebagai warning yang diberi catatan khusus. Kapolwil Yogyakarta Kol Pol Drs Nana Setia Permana, ketika menyaksikan serah terima jabat- an Kapolresta Yogyakarta tiga minggu lalu mengakui, Yogya- karta merupakan salah satu sen- tra kriminalitas selain Semarang dan Surakarta. Data-data me- nunjukkan bahwa kejahatan-ke- jahatan tertentu yang mere- sahkan masyarakat seperti Cu- ranmor, Curas dan jambret pa- ling menonjol terjadi di Yogya- karta. Ini dibandingkan dengan daerah lain di wilayah hukum Polda Jateng-DIY. Menurutnya, keunggulan komparatif itu bukan terletak pada hard ware-nya yang beru- pa kualitas bahan, misalnya. Atau pada harga yang lebih bersaing, karena margin keun- Menurut Doel Sumbang, ke- tika pasar antena parabola me- ngalami boom, pihaknya mam- pu meraih margin keuntungan tungannya terus berkurang se- 60 persen dari harga jual. Bah-iring dengan menurunnya per- kan bisa 100 200 persen. "Te- tapi kini margin keuntungan 10 - 15 persen pun sulit diraih." katanya. "Lebih memprihatinkan lagi, bahwa akhir-akhir ini penjam- bretan terhadap wisatawan mancanegara semakin mening kat, di tengah-tengah upaya kita untuk meningkatkan pelayanan terhadap wisatawan," kata Kolo- nel Nana. la menambahkan, kalau se- ring dikatakan bahwa kondisi Kamtibmas di Yogyakarta masih cukup mantap dan terkendali, sebenarnya lebih dimaksudkan pada dimensi kualitatif. Secara kuantitatif, harus diakui crime total masih cukup tinggi. Arti- nya, kejahatan akhir-akhir ini dirasakan meningkat baik kuan- titas maupun kualitas kejahatan nya.. "Bisnis antena parabola pe- nuh tantangan. Baik secara tek- nis maupun dilihat dari' faktor pesaingnya," kata Doel. Produk antena parabola, lanjutnya, boleh beragam merek dan ukuran. Harga boleh berva- riasi. Toko yang menjual pun boleh saja terus bermunculan. Tetapi penjual memiliki keung- gulan komparatif masing-masing dan ini merupakan faktor pen- ting dalam bisnis alat-alat tele- komunikasi. Sambungan dan hal 1 Meskipun polisi sudah sekuat tenaga dan pikiran melaksana- kan operasi kewilayahan seperti Operasi Sikat Candi, atau Ope- rasi Keris, tetapi dunia kriminal di Yogya ibarat balon. Ditekan. di tengah, di pinggir akan ber- tambah besar. Kalau penjahat di dalam kota diuber-uber, di luar kota muncul kejadian tambah- an. sebenarnya cukup rumit karena "Teknologi antena parabola tidak standar. Ukuran 9 feet, Kapuskodal Ops (Kepala Pu- sat Komando Pengendalian dan Operasi) Polwil Yogya Mayor Pol Drs Dewan Hevriadi mem- perbandingan kurun waktu dua beri ilustrasi dengan mengambil minggu sebelum Operasi Keris II dan dua minggu perjalanan operasi. (Operasi Keris II ber- langsung sejak 8 November la- 10). misalnya. Yang umum diameter cakramnya 2,70 meter. Tapi ada yang 2,75 meter, 2,74 meter atau 2,76 meter. Maka ada tek- Kasus Curanmor 14 15. Sebelum operasi, terjadi pencu- rian kendaraan bermotor 14 kali di Yogyakarta (Kodya) 7 kali Sleman (Kabupaten) 6 kali dan Bantul 1 kali. Setelah operasi terjadi 15 kali dengan rincian Yogya 6 kali (turun satu), Sleman 5 kali (turun satu). Ban- tul 1 kali (tetap) dan Kulon- progo 3 kali. Agaknya benar, motto seba- gaimana pernah diungkapkan Kapolwil Kol Nana, the war against crime is never ending war. Maksudnya, perang mela- wan kejahatan dan pelanggaran hukum adalah perang yang tak kan pernah usai. www LALU, apakah penjahat-pen- jahat itu perlu di-OPK sebagai mana pernah dilakukan pada sekitar 1983 silam? Sejumlah pendapat yang dikumpulkan Bernas menyatakan dua hal. Ada yang setuju dan ada yang tidak. Kalangan aparat keamanan di lapangan pada umumnya me- nyatakan perlunya tindakan re- presif yang lebih tegas terhadap para penjahat. Alasannya, keja- hatan kini memang sudah sam- pai pada titik rawan. Ada juga sebab lain (dan ini menyakitkan aparat), mereka seperti tidak mengenal tobat. Seorang penja- hat yang tertangkap setelah la- ma diburu, hanya dipidana sa- ngat ringan. "Belum lagi capek kita hilang, si penjahat sudah bebas berkeliaran. Dan berbuat kriminal lagi, dan menjadi pe- kerjaan kita lagi untuk menang- kapnya," keluh seorang bintara yang enggan disebut namanya. Advokat Herman Abdurrah- man SH yang juga Wakil Ketua Fraksi PP DPRD DIY mengakui, bahwa kriminalitas yang mere- sahkan perlu ditindak tegas. Sedang bentuknya masih perlu dirumuskan formulanya agar tidak meninggalkan azas-azas hukum yang berlaku. Pengacara dari LBH Yogya- karta Ridarson Galingging SH berpendapat, OPK yang lebih dikenal sebagai "Petrus" pada "Dan keahlian itu tidak mesti dimiliki oleh setiap penjual antena parabola," kata Doel sambil menjelaskan, selain memberi garansi, ia juga berani menjamin bahwa Doel Sum- bang memiliki keahlian mela- kukan tunning. SEBAGAI pengusaha yang hi- dup dari dunia elektronika sejak sar alat-alat komunikasi mudah tahun 1978, Doel Sumbang me- mintaan dan waktu. Tetapi ke- unggulan komparatif itu justru ngaku paham benar bahwa pa- terletak pada faktor soft ware nya, yakni faktor manusia di belakang antena parabola. Ma- nusia yang merakit, memasang dan memperbaiki alat komuni- kasi itu. Menurut Doel, selain membe- ri garansi (3 bulan sampai 1 tahun) dan harga yang bersaing, faktor teknis perakitan dan pe- masangan beserta tunning-nya menjadi andalan bagi pemasar- an antena parabola rakitannya. *** jenuh. Kemampuan membaca situasi pasar itu bukan hanya diperolehnya dari bisnisnya, tapi juga ketika ia menekuni perdagangan konveksi kaos dan penjualan akuarium serta ikan hias mahal. jangka pendek harus diakui memberikan aman dan ten- teram di kalangan masyarakat. Tetapi, persoalannya kemudian adalah bagaimana kita dapat menciptakan rasa aman dan tenteram yang langgeng. Ini tentu bukan pekerjaan mudah, di samping perlu kesepakatan berbagai pihak. Karena itu, Ridarson lebih melihat perlunya penyelesaian semua bentuk tindak pidana le- wat jalur hukum yang berlaku. "Mereka kan juga manusia, punya hak asasi. Kalau lewat peradilan, di sana akan ada demokrasi. Yang disangka ber- buat kriminal punya hak mem- bela diri," kata Ridarson. Sementara itu Prof Dr RM. Soedikno Mertokusumo SH berpendapat, dua pandangan yang beraliran idealisme dan realisme perlu berjalan seiring dan seimbang. Kalau "Petrus" dilihat dari sudut pandang ideal- isme, tentu dianggap sebagai tindakan kurang tepat. Tidak ada ketentuan yang menyatakan ada bak ditembak bagi seseo- rang. Kecuali itu, hukum yang menjunjung tinggi hak asasi jadi seperti ditinggalkan. Belum lagi bila terjadi salah tembak. DOEL SUMBANG service antene komunikasi paralel- telpon pesawat pemancar komunikasi tower Dari sisi penganut realisme, tindakan represif seperti "Petrus" membuat suasana tenang kem- bali. Aliran ini melihat lebih kepada kenyataan yang terjadi di masyarakat. Kalau krimina- litas sudah sampai pada titik puncak, mau diapakan lagi? Hanya saja, keadaan yang me- muncak itu perlu rumusan yang disepakati dan sesuai dengan kenyataan. Pakar hukum pidana dari Unair Surabaya Prof Dr JE Sa- hetapy SH menolak keras pelak- sanaan "Petrus". Tindakan ini justru hanya menunjukkan kele- mahan kita sebagai negara hu- kum. "Petrus" adalah manifestasi dari kekuasaan yang telanjang, atau kekuasaan yang tidak ber- busana hukum. saan Dari segi kriminologi, kekua- telanjang berdasarkan dampak dan implikasi dari "Pe- trus" dan "Matius" (mati miste- rius), akan melahirkan di kemu- dian hari pelbagai bentuk dan manifestasi kejahatan dan keke- "Seringkali dilupakan, bahwa kekerasan melahirkan kekerasan," ujar Sahetapy. rasan. Refly HZ, Ketua Senat maha- siswa Fakultas Hukum UGM menyatakan sangat tidak setuju dengan "Petrus". Sebab, menya- lahi azas praduga tak bersalah. Selain itu, banyak faktor penye- bab umbulnya kejahatan, seperti kondisi sosial ekonomi, pendi- dikan, perbedaan kaya-miskin yang mencolok dll. Pendapat senada dikemuka- kan Ben Ipratama, pengurus Senat Universitas Bung Hatta, Padang, serta Ferri Sitaniapessy, mahasiswa Universitas Patti- mura, Ambon. Mereka ditemui di Kaliurang ketika mengikuti seminar hukum. () telepon dan perakitan antena radio mobil. Bisnis ini dilakukan sembari menekuni bisnis yang dilakukan sebelum memasarkan antena parabola. "Bisnis alat-alat elektronika seperti antena parabola misal- nya, harus mengikuti perkem- bangan pasar. Maka rencana bisnis saya juga akan mengikuti ke mana arah pasar alat-alat elektronika berkembang," kata Doel Sumbang. Selain antena parabola (ukur- an 8-30 feet) atau yang berhar- ga Rp 600 ribu sampai Rp 20 juta, Doel Sumbang juga mela- yani perakitan, pemasangan dan perbaikan peralatan komunikasi tower, antena komunikasi radio amatir, telepon paralel dan pesawat pemancar lainnya. Sebelum terjun di bisnis ante- na parabola, Doel Sumbang su- dah dikenal keahliannya seba- gai perakit dan pemasang ko- munikasi antena tower dan pemancar radio komersial serta radio amatir. la sering terlibat dalam pro- yek-proyek pemasangan tower PLN atau jaringan telepon STJJ (Sambungan Telepon Jarak Sebelum pasar antena para- bola jenuh, kata Doel Sumbang. Jauh) Yogya - Wates. Bahkan ia ia sudah ancang-ancang untuk juga dalam pemasangan tower menekuni bisnis perakitan kom- di sejumlah perusahaan swasta. ponen dan pemasangan radio (tor/dhi) DOEL SUMBANG juala service segala mereka ukuran parabola Bemas/dys BISNIS ELEKTRONIK - Di rumah yang sekaligus tempat usahanya ini, Jhony Gunawan, pemilik Doel Sumbang selalu meluangkan waktunya untuk berpikir kira-kira bisnis elektronik apa yang bakal marak di tahun depan. 4cm ETAL AV-29 M2NS, T PERSAINGAN bisn marak saja. Adu kecam menjadi hal yang mutl kaca ajaib ini. Pabrik menemukan teknologi produk mereka untuk makin sadar arti sebua konsumen sekarang in control untuk memuda jarak jauh. Tuntutanny JVC (Japan Victor Industries menjawab ta dewasa ini dengan me dan AV-S25 M2Ns (25" teknologi lengkap. la teknologi gambar, ren sebuah teve yang bisa Dari penyempurn pu menciptakan teve y tal untuk ukuran 29 inc Bandingkan dengan te 600 sampai 700 garis. E gambar yang lebih taja ditentukan oleh makin tersebut. Keunggulan lainnya Control System, tingkat dari gambar teve secara kondisi penerangan di TEKNOLOGI Master remote control-nya, me secara penuh dengan t bilan fungsi utama. Fungsi pertama yais program siaran yang te layar teve, sehingga me kita cari. Pengkodean ada fasilitas Set Up Pos berfungsi mencari prog manual. Jika kita mengingir sesuai dengan selera p pilan gambar selera ya Memory. Fasilitas ini m kondisi gambar yang kekontrasan dan ketaja Tanpa mengganti p bisa berkaraoke dengan kemudahan untuk itu. menampilkan lima pilih jenis lagu karaoke atau Selama menikmati waktu saat siaran berlar dengan fungsi Clock Fu mengetahui pukul bera atkan fungsi Off Timer menghidupkan siaran to Selain itu pesawat te Extra Function yang m otomatis bila ada perge gambar teve tidak goya bedakan teks dari Maste deo/laser disk (01 scre suara berisik pada saat menampilkan layar teve Keunggulan perangkat Zweiton Stere stereo, seperti siaran RC menjadikan suara yang PMPO sehingga suara Dan, jika kita mengingi rumah kita, maka prod keinginan kita. (rps) HARI I KIEFER SUTH WILLIAM B Columbia Pictures Today is DIRECTED BY: JOEL SCHUMACHER DOLBY STEREO FLAT Some lines HA Wendy Hughes Robert Davl Mi ORCHT TWO SHADES C
