Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bernas
Tipe: Koran
Tanggal: 1992-11-29
Halaman: 06

Konten


Color Rendition Chart 2cm 6 . MINGGU PAHING, 29 NOVEMBER 1992 GEMA Presidium De Britto Dilantik SMA KOLESE DE BRITTO - Tujuh anggota presidium SMA Kolese De Britto periode 1992/1993 dilantik Kepala Sekolah Y Pratolokinardi di aula SMA itu, Sabtu (28/11), ditandai penye- rahan secara simbolis bendera SMA De Britto dari Ketua Presi- dium sebelumnya kepada seorang wakil presidium baru. Acara ini juga dikhidmati misa ekaristi. Tujuh anggota presidium terpilih tadi adalah Bayu Murbandono, Widdhi Wisnuntoro, Ariadi Sukamto, Tommy Trinugroho, Liccky, Sugeng Pranyoto, dan Tri Handoko Puro yang telah menyisihkan 75 calon pada seleksi tahap pertama, dan 14 calon pada tahap final. Seleksi dilaksanakan sejak awal November lalu, diakhiri debat para finalis mempertahankan programnya di hadapan 57 siswa wakil dari 19 kelas De Britto Sabtu (21/11). Hasil debat ini jadi latar belakang pilihan tiap siswa saat "Pemilu", Selasa (24/11). Fungsi dan kedudukan Presidium SMA De Britto sama dengan pengu- rus OSIS di sekolah menengah pada umumnya. (kristupa) Ulangan Jadi Berita SMAN 4 YOGYAKARTA - Suasana ulangan, peristiwa ta- brakan, hingga gosip percintaan sesama jenis, 'diberitakan oleh siswa-siswa SMAN 4 Yogyakarta ketika berpraktek membuat berita, Kamis (26/11). Praktek itu merupakan salah satu materi Program Pengenalan Jurnalistik yang dilaksanakan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) setempat, di samping ceramah-ceramah yang disampaikan staff Redaksi Bernas sejak Selasa (24/11) di sekolah tersebut. Dalam praktek pembuatan berita, sekitar 40 dari 47 peserta dibagi jadi lima kelompok. Tiap kelompok menyusun satu berita mengenai peristiwa yang dilihat, dide- ngar, dan diketahuinya sejak pagi hingga sore itu. Karenanya, ada yang memberitakan tragedi ngepek (nyontek) di kelasnya sendiri, sambil menyamarkan nama ibu guru mereka dengan alasan takut diketahui. Secara individual mereka juga diberi 'PR' membuat berita yang akan dinilai oleh pembimbing untuk me- milih satu penulis terbaik. Baginya, tersedia hadiah. (jovi) Lomba Lukis Yogya-Kyoto YOGYAKARTA - Pemda DI Yogyakarta dan Pemda Kyoto Jepang menggelar lomba lukis di Pendopo Kepatihan Yogya- karta, Minggu (22/11), diikuti siswa TK, SD, SLTP, dan SLTA. Lomba dibuka Drs Priyo Mistiko mewakili Kepala Dinas P&K Provinsi DIY. Pemda Kyoto Jepang memberi penghargaan kepada pelukis-pelukis terbaik kepada 8 peserta dari TK, 9 dari SD, 5 dari SMTP, dan 8 dari tingkat SMA. (anung pribadhi, SMA Santo Thomas Yogyakarta) Penulisan Ilmiah Populer STM PEMBANGUNAN YOGYAKARTA - Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) STM Pembangunan Yogyakarta, Minggu (22/11) terbentuk lewat prakarsa OISIS Sekbid PBPK, sebagai upaya untuk meningkatkan minat siswa terhadap karya ilmiah. Pada kesempatan itu disampaikan materi mencakup keorganisasian, penulisan ilmiah populer, pembuatan makalah, dan lain-lain. Menurut Dra Sri Martini STM Pembangunan sangat potensial a- kan penemuan karena punya banyak jurusan yang dalam prak- tek.sehari-hari sering menjumpai hal baru. (prihastuti umi- ningsih, STM Pembangunan Yogyakarta) Latihan Perjalanan Desember SMAN 1 YOGYAKARTA - Anggota Pramuka Ambalan Nyi Ageng Serang SMAN 1 Yogya melakukan latihan di lingkungan SMAN 1 Yogyakarta Rabu (25/11), sebagai persiapan mengha- dapi Perjalanan Desember Tradisional 1992 yang diadakan oleh 18 Yogyakarta. Lomba perjalanan tradisional itu biasanya diikuti seluruh Gugus Depan Pramuka dari tiap SMA di Yogya- karta. Latihan di SMA 1 diisi dengan latihan peta pita, disusul dengan keakraban antarpengurus dan anggota ambalan. Materi latihan disampaikan oleh kak Awi dari SMAN 1. (vierna) Lomba "Menyongsong GBPP 1994" CERDAS-CERMAT - Menyongsong dimulainya Garis-garis Besar Pedoman Pendidikan (GBPP) 1994 dan melihat kembali Program pendidikan 1984, Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta mengadakan Lomba Cerdas Cermat Sejarah antar SLTA se-DIY, 25/11 s/d 26/12 1992. Babak penyisihan 25 s/d 27 November, sedangkan semifinal 29/11 dan babak final 26/12 di Benteng Vandenbrug, bersamaan dengan temu alumni Fakultas Pendidikan Sejarah. (eko) Ujian PMR Tingkat Madya SMEA NEGERI WONOSARI - Ujian anggota baru Palang Merah Remaja (PMR) tingkat Madya SMEA Negeri Wonosari berlangsung Rabu (18/11), di sekolah tersebut. Ujian meliputi dapur umum dan praktek pengangkutan pasien. Di sini tiap peseta harus melewati 10 pos dua PMR tingkat Wira. Kegiatan yang dilakukan meliputi pembuatan Menggugat Peran Pramuka drakbar, pembalutan pasien, menyusuri sungai dan lainnya. (isti umaryani, SMEA N Wonosari) Senam Sehat SMA SANTA MARIA Untuk meningkatkan kesehatan para siswi, sejak Selasa (24/11) SMA Santa Maria mengadakan senam sehat. Rencananya, senam ini diadakan secara rutin dalam upaya membangun jasmani para siswi. Senam yang dilaksa- nakan di aula sekolah tersebut dipimpin Bapak Bejo selaku guru olah raga SMA Santa Maria. (didha/dhian) MOJOK Harga Sebutir Kepala * Julia Vigneshvara PERNAH naik motor? Pasti pernah. Bahkan mungkin ada yang saban hari. Jika naik sepe- da motor dan melaju di jalanan, kita mesti memakai helm. Itu memang peraturan. Aturan di- berlakukan terutama demi ke- selamatan para pengendara sendiri. Karena helm menyang- kut keselamatan pribadi, mesti- nya tak perlu ada aturan lagi. Tiap orang sudah otomatis sa- dar menggunakan pengaman ketika ia melakukan sesuatu yang bisa saja menimbulkan celaka. Naik motor, misalnya. Enteng, kan. Pemerintah, atau polisi bisa saja cuek dan berkata: 'Kepala, ya gundumu, mau bocor kek, atau retak karena membentur aspal ketika ngebut di jalanan, terserah. Begitu barangkali. Tapi pemerintah mengeluarkan aturan untuk mengingatkan warganya agar memperhatikan keselamatan diri karena darah terus mengalir di jalan raya, bersamaan dengan terus membanjirnya produk baru kendaraan bermotor berikut kecanggihan teknologi masing-masing. Terma- suk teknologi pengamanannya. Statistik menunjukkan, malapetaka di jalan raya sebagian besar terjadi karena kelalaian pengemudi sendiri. Misalnya menggunakan helm alakadarnya. Di samping kualitas kekuatan helm yang tak jauh beda dengan empuknya blangkon, menge- nakannya pun asal-asalan. Lihat saja, bukan hanya remaja yang suka mengenakan helm dengan cara nggak betul. Orang tua pun ada saja yang helmnya asal menclok. Tali pengamannya tak dipasang, atau bahkan sudah dilepas. "Wagu, nggak trendy," begitu katanya. Padahal demi kesela- matan diri, orang tak perlu wagu. Buat apa pula trendy jika malah mencelakai diri. Bukankah helm dipakai untuk melin- dungi batok kepala yang bisa kalah kuat dibanding batok kelapa? Jadi bagaimana mungkin helm bisa melindungi kepala jika kekuatannya saja di bawah ember plastik, tak diikatkan dengan benar pula? Mengapa kita tidak sayang nyawa kita? BERNAS Siswa Bicara: Jam Kosong di Kelas Horeee! yang Belajar, Malah Dicemooh Bisa jadi memang tak apa-apa. Tapi bisa pula sekali waktu. helm yang tak terkancing dengan benar itu melayang tertabrak angin, lalu jatuh ke belakang kita dan mencelakakan pengemu- di lain. Atau ada pengemudi yang ngebut sambil memegangi helmnya karena takut kabur. Riskan banget tuh. Bayangin aja ngebut dengan satu tangan. Kesenggol dikit langsung nyung- sep. Nah, sempatkah kita memikirkan hal seperti ini? Hanya karena ingin trendy, tampil berbeda dan tidak wagu, kita perjudikan nyawa yang belum kenyang hidup ini, apalagi dengan membahayakan orang lain. Padahal, apa susahnya menggunakan helm dengan benar dan memenuhi syarat. Sayang, syarat atau standar helm ini pun masih rancu. Siapa yang berwenang menguji, mengawasi, dan menetukannya? Masih belum jelas. Toh orang yang memasarkan 'helm asal jadi' alias helm yang sekadar menyerupai bentuk helm beneran, tak pernah kena sentuh penertiban. Kayaknya, perlu ada uji kuali- tas helm, sekaligus penetapan standarnya, sehingga yang beredar di pasaran pun hanya helm yang memenuhi standar. Memang, harganya mungkin bisa lebih mahal, tapi mahal mana dengan kepala kita yang cuma sebutir ini? *** Natalia Dewiyani SMP Stella Duce Yogyakarta SIAPA sih yang tak suka jam kosong? Kalau pun ada, ditang- gung deh hanya dapat dihitung dengan jari. Tidak di SMP, tidak SMA yang namanya jam kosong bisa bikin sebuah kelas jadi pasar. Bahkan bisa berdiri kan- tor berita, khusus gosip end rumpi. Tidak jarang, keadaan seperti ini juga mengakibatkan muncul- nya tarzan-tarzan berseragam. Maksudnya sih teriakannya itu, lho. Dan jangan dikira gejala se- perti ini tidak melanda sekolah- sekolah yang top atau bahkan favorit. Jam kosong paling banter ha- Pengantar: Betulkah makin banyak siswa SMTA yang ogah ikut Pramuka, atau ikut karena terpaksa? Bersama Tha Restu Galih Diarsi, Esti Rahayu, Elsa, dan Shanny, calon staff GEMA Vierna Suryaningsih menyusun laporan mengenai hal itu dalam dua tulisan berikut. Lima sekawan ini dipandu oleh Miftakhul Khasanah yang juga 'mantan' pandu. Redaksi Kami Pramuka Indonesia manusia Pancasila Satyaku kudharmakan Dharmaku kubaktikan.. SEKELOMPOK pemuda ber- seragam coklat yang selalu riang gembira dalam berbagai situasi. Itulah gambaran Pramuka. Me- nyenangkan, dekat dengan alam dan petualangan. Sebagai satu- satunya organisasi kepanduan di Indonesia, ia dijadikan kegi- atan ekstra kurikuler wajib. Tapi belakangan ini terutama di perkotaan, banyak siswa me- rasa terpaksa ikut Pramuka, se- kadar memenuhi ekskul wajib. Mengapa? Karena ada kesan, se- kolah memaksakan siswa ikut Pramuka. Istilahnya, mempra- mukakan siswa. "Saya salut pada sekolah-se- kolah yang mewajib kepramu- kaan, karena mereka dapat memperkenalkan Pramuka se- hingga dapat dicintai. Soal ber- minat atau tidak, itu terserah pribadi masing-masing," kata Bapak Suwardanijaya, guru SMA Stella Duce I yang juga pembina Pramuka. Meski ia mengakui, Pramuka punya organisasi dan aturan tersendiri di luar sekolah. KEGIATAN Pramuka itu ba- nyak sekali manfaatnya, kata Indra, salah seorang anggota dewan Ambalan SMA Bopkri I Yogyakarta, "Kita mendapatkan wawasan yang lebih luas yang bakal berguna untuk kehidupan di masa datang." "Dengan ikut Pramuka saya mendapat banyak pengetahuan berorganisasi yang tidak saya peroleh di luar kepramukaan. Pramuka juga bisa jadi tempat belajar berkomunikasi dengan lingkungan, agar kita peka dan cepat tanggap terhadap ling- kungan sekitar," ujar Junianto, juga dari SMA Bopkri I diiyakan temannya, Evi dan Merry. nya akan memberikan kita "pe- lajaran mencatat", jika tidak ada guru lain yang mengisi. Mung- kin siswa yang cuek akan ber- pendapat: untuk apa mencatat, capek. Mendingan kongkow atau ngrumpi. Nanti tinggal fo- tokopi. Beres! Dari peristiwa itu tampak, siswa hanya ingin memuaskan keinginan sendiri tanpa meman- dang baik buruknya. Sebenar- nya kalau dipikirkan masak-ma- sak apa sih untungnya kita tidak mencatat toh di rumah kita ha- rus menyalin kembali. Apakah hanya karena kese- nangan semata, kita begitu mu- dah melecehkan tanggung ja- wab. Apalagi keributan itu ha- "Kalau Masih Seperti yang Dulu....' "Pramuka itu penuh manfaat. Di dalamnya bukan hanya dia- jarkan tali temali, sandi morse dan segala macamnya itu, tapi juga diajari sopan santun, tata krama yang pasti kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari," kata Udi yang Pradana itu. Bah- kan kak Agung, salah seorang pembina menjelaskan, ada be- berapa hal yang justru perlu di- Waalaikumsalam wr wb. Terimakasih la- gi atas kecepatan tanggapanmu. Penyertaan identitas sebap menginm naskah memang jadi syarat. Kalau kau menganggap puisimu am- buradul, berarti kau nggak menghargai karya- mu sendiri. Gimana dong Salam Buat Yang Baru Buat awak GEMA pertama yaitu kesukarelaan. Memang, kata kak Fauzi, da- lam edarannya, pemerintah mengimbau setiap sekolah un- tuk menggalakkan dan mendo- rong kegiatan pramuka di seko- lah. "Pada pelaksanaannya se- kolah malah mewajibkan kepra- mukaan. Saya kira ini cuma sa- lah menerjemahkan," ujar kak Fauzi yang juga aktif di Kwartir Cabang Yogyakarta. Karena terkesan dipaksakan itu pula, ada siswa yang terus terang mengaku terpaksa ikut Pramuka. "Namanya juga ter- paksa, mana ada yang senang. Kayaknya malah buang-buang waktu dan tenaga saja. Kalau sudah nggak niat, biar dilaku- kan seperti apa, nggak akan te- rasa manfaatnya," ujar seorang siswa SMA yang wanti-wanti minta namanya tak diumumkan. Hal ini juga diperkuat penda- pat seorang siswa yang secara sukarela jadi anggota Praja Mu- da Karana alias Pramuka itu. "Pramuka itu, harus mulai dari kesadaran kita sendiri. Jadi ng- gak bisa disuruh-suruh. Kalau li- hat yang ikut itu kerjanya hanya dateng, absen, duduk-duduk, terus pulang rasanya nggak ber- guna. Nggak terasa manfaat- nya," kata Udi, Pradana (ketua) Ambalan putri kelas 1. Anung sekarang lagi bingung mau nulis apa di GEMA karena belum ada ide nanti kalau sudah dapat aku kirim- kan, OK? Anung juga belum kenal sa- Kesadaran, itu pula yang di- kemukakan Evi Monita, siswi LALU bagaimana dengan ki- an surutnya minat jadi Pramuka, sehingga sekolah-sekolah 'terpa- ksa' menjadikannya kegiatan ekskul wajib. Dampaknya jelas DARI KAMU BUAT KAMU Puisi Amburadul Assalamualaikum wr. wb ma anak GEMA yang baru, kecuali yang kecil itu lho!. Pertama kali, Lupi ucapkan terimaka- sih buat GEMA. Surat dan puisiku dika- sih jawaban. Hampir nggak percaya, ha- bis puisi amburadul seperti itu masih ada yang memperhatikan. Dan bersama su- rat ini Lupi kasih fotocopy identitas. Ja- ngan dihina ya, orangnya jelek, nggak seperti mbak-mbak dan mas-mas di GEMA. Dan kali ini saya juga menyerta- kan dua puisi. Trim's ya. Lupi Purnomosari SMP 2 Yogyakarta Karena di luar sekolah, maka kak Fauzi Eko Pranyono - pem- bina pramuka di beberapa seko- lah 'mempramukakan' siswa itu salah besar, karena menya- lahi prinsip dasar Pramuka yang Tak Sekadar Plok-plok-plok! Manfaat itu, kata kak Fauzi, tak hanya bisa dilihat dari yang tersurat tapi juga bisa didapat dari yang tersirat. Contohnya tali -temali. "Kita tak banyak men- dapatkan kegunaan tali-temali itu secara langsung dalam kese- harian, tapi kita memperoleh keterampilan, kesabaran, keteli- tian dan ketekunan." *** Oh ya, ada saran untuk awak GEMA. Begini, bila ada teman lain yang baru pertama datang ke GEMA, sebaiknya di- sapa duluan biar ada kesan awak GEMA ramah. Masa sih, yang datang disuruh memperkenalkan terlebih dahulu. OK, ini dulu usulan dari Anung. Kapan-kapan aku dolan lagi! Isidorus Anung Prabadhi SMA Santho Thomas Yogyakarta Terima kasih. Ultah kami, persisnya 10 November tuh. Tentang saranmu itu, kami perhatikan. Cuma tolong dimaklum, mungkin awak GEMA lagi dikejar dead line saat itu jadi banyak yang mrengut. Bukan nggak ramah, Iho. Kamu tidak kapok kan?. Cenderamata, Thank's Hai, hai, GEMA Thanks banyak lho atas cenderama tanya, menarik juga! Dan sekarang saya Wah, sudah pergantian pengurus ya! coba-coba ikutan ngasih komentar, se- Anung ucapkan selamat bekerja bagi pe- moga saja bisa dimuat. Sekalian saya nerus, semoga tambah menarik Oh ya nebeng kenalan buat seluruh anak GE- sebentar lagi kan GEMA mau ulang ta- MA, dan salam buat yang badannya pa- hun, diberi undangan lho aku, kalau ng- ling mungil (siapa sih namanya?). Oke gak ya..sudah, he..he... segini dulu deh ya. Janji saya bakal jadi partisipan GEMA yang baik nya akan mengganggu kelas te-- tangga. Jadi apa salahnya kita mencatat, syukur bisa sambil belajar. Atau mungkin jam kosong itu bisa dimanfaatkan untuk meng- adakan kelompok belajar walau hanya untuk tempo singkat. Lu- mayan buat nyicil-nyicil teruta- ma untuk mereka yang saat ini duduk di kelas tiga, di ambang ujian akhir! Handri Imam SMA 12 Yogyakarta - Terimakasih ya atas komentarmu. Oh ya *** Sri Anggoro Seta SMAN 1 Wonosari anggota pramuka jadi mening- kat pesat. Tapi mutu dari ang- gota yang 'terpaksa' tidak dapat dipertanggungjawabkan. Meng- amalkan setiap hari seperti disi- ada, secara kuantitas, jumlah plin, organisasi dan manajemen. Menurut Pak Ariento, semua pelajaran ada manfaatnya, ting- gal tergantung orangnya. Jika seseorang menyadari dan men- cari manfaat dalam Prmuka, ia akan menemukannya. Tapi, jika keterlibatannya pada kegiatan itu sekadar terpaksa, maka yang diperolehnya pun siksaan keter- paksaan itu. "Semuanya kembali kepada yang bersangkutan," ka- ta Pak Ariento. EDISI 005 TAHUN KE-2 - MINGGU, 29 NOVEMBER 1992 KERABAT KERJA PASTI sebagian besar peng- huni kelas akan bersorak riang, kecuali mereka yang gila belajar dan benar-benar anti-jam ko- song. Banyak hal kemudian da- kelas 3 Sos SMA Bopkri 2, mes- ki memang kesadaran tersebut datang setelah ia 'terpaksa' ikut kegiatan yang bersifat wajib ini. "Memang sih, kegiatan Pramuka itu cuma itu-itu saja. Kemah mi- salnya. Tapi setiap kemah tema- nya macam-macam dan acara- nya beda-beda, jadi kita nggak bosan," kata Merry, siswi kelas 3 Fis SMA Stece 1. ** KEPALA SMAN 1 Teladan, Bapak Ariento Sukotjo mene- gaskan, bagi siswa baru kelas satu yang tidak termasuk pele- ton (Tonti) kegiatan Pramuka tidaklah sepenuhnya, tapi meru- pakan pendidikan orientasi ke- pramukaan. "Pendidikan Orien- tasi Kepramukaan tidak sama dengan gerakan kepramukaan. Di dalam pendidikan orientasi kepramukaan yang diambil ha- nya dasar-dasar Pramuka," kata Pak Ariento kepada GEMA Yang perlu diperhatikan, katanya, adalah perbedaan ke- giatan kepramukaan dengan pendidikan orientasi kepramu- kaan. Kegiatan kepramukaan itu anggotanya harus bisa menca- pai SKU (syarat kecakapan umum) dan syarat lainnya, se- dangkan peserta pendidikan on- entasi kepramukaan itu tidak harus jadi Pramuka. "Jangan salah tafsir, ikut pen- didikan kepramukaan bukan berarti harus jadi anggota pra- muka," kata Ariento Sukotjo. Jangankan namanya, tujuan- nya pun sudah berlainan. Ori- entasi kepramukaan bertujuan melatih disiplin dan kewiraan, sedangkan kegiatan kepramuka- apa? "Pramuka itu bukan pendi- dikan massal. Bukan pendidik- an klasikal. Ia hanya bisa diajar- kan secara individu ke indivi- du," kata kak Fauzi. Karena me- mang, pramuka bertujuan mem- bentuk watak dan pribadi sese- orang, sehingga dengan cara klasikal tujuan itu tidak dapat tercapai secara optimal. "Menurut saya pribadi, Pra- muka itu bukannya tak menarik, hanya kurang bervariasi. Con- tohnya, dari dulu yang diajarin itu hanya teori. Prakteknya ku- rang sekali. Kalau ada praktek- nya misalnya sering diadakan mountaineering, penjelajahan dan segala macamnya itu, saya yakin pramuka pasti banyak pe- minatnya," kata Anul, siswa se- buah SMA Negeri di Yogya. Hal ini juga dibenarkan oleh kak Fauzi saat ditemui GEMA di awak GEMA rata-rata kecil semua, tuh. Kecu- ali yang gede, heheh Tetap Jaya Salam kenal! Hai GEMA! Gimana kabarnya? se- moga baik-baik saja dan tetap jaya. Ma- kasih ya atas bingkisannya, kalau boleh komentar, bagus juga lho isinya. Bersa- ma ini Kurnia juga kirimkan komentar. Tapi sori nggak pakai fotokopi identitas sebab kartu pelajarnya belum jadi. Udah dulu ya, trim's sebelumnya. Kurnia FCH SMA 8 Yogyakarta Nggak usah cuma komentar, kami juga menerima tulisan lain, kok. Soal fotokopi, ya deh, tapi nanti tetap mesti kirim, lho. Atau datang sendiri ke markas. Kirim Puisi Assalamu'alaikum wr.wb. Senang rasanya dapat bersua de- ngan teman-teman di redaksi GEMA walau lewat secarik kertas. Saya mem- beranikan diri dengan menyodorkan be- berapa naskah puisi, mohon dibanding- kan dengan kepunyaan teman lain dan semoga bisa dimuat. Nah, saya kira cu- kup sekian dulu, trimakasih. Wassalamu'alaikum wr.wb. Eko Nuryono SMKI Yogyakarta -Wa'alaikumsalam wr.wb. Kalau ada kegi- atan di sekolahmu, beritanya cepet dikirim kesini, pokoknya kita tunggu deh. *** Ikawati, SMP Kanisius. Halo Ika, terimakasih atas kiriman lima puisimu, REDAKSI (PRESIDIUM): KRISTUPA W SARAGIH (SMA KOLESE DE BRITTO); MIFTAKHUL KHASANAH (SMA MUHAMMADIYAH I); EMMY KUSWANDARI (SMA SANTA MARIA); HENRICUS D WIBISONO (SMA KOLESE DE BRITTO); LUKI AULIA (SMA MUHAMMADIYAH 1). SEKRETARIS REDAKSI: ALFONSA KRISTIANT (SMA STELLA DUCE I). KOORDINATOR: KRISTUPA W SARAGIH (SUPERVISI), VIERNA SURYANINGSIH (SMANI TELADAN); STAFF: FIRMAN (SMANITELADAN), JULIA VIGNESHVARA (SMAN 1 TELADAN); MEI SHANNY (SMA BOPKRI 1); THA RESTU GALIH DIARSI (SMAN I TELADAN); ANI RETNANINGRUM (SMA SANTO THOMAS); HENRICUS D WIBISONO (SMA KOLESE DE BRITTO); SEKRETARIAT: LUKI AULIA (SMA MUHAMMADIYAH I) - ESTI RAYAHU (SMP STELLA DUCE 1) pat dikerjakan, dari 'ngerjain' PR pelajaran berikutnya, diskusi, baca buku di perpustakaan, ber- canda, ngnumpi, atau mojok ber dua dengan pacar, dan segu- dang aktivitas lain. Redaksi GEMA menerima kiriman berita kegiatan, reportase, opini, cerita pendek, sajak, foto, laporan perjalanan.Pokoknya, hasil karya pelajar tentang dunia sekolah berikut kegiatan ekstranya dan dunia remaja secara umum. Kalau mau dimuat, tulisan mesti ringkas, jelas, tangkas, bernas, lugas, akrab dan tak bikin dahi berkerut ketika membacanya. Karya hanya akan dimuat bila berupa naskah asli (bukan fotokopi), dilampiri identitas (kalau ini, fotokopinya). Maksimal tiga halaman kuarto ditik dengan spasi ganda alias dua spasi. Tulis tangan juga boleh, asal bisa dibaca. Boleh dikirim per pos, bisa pula diantar langsung (biar sekaligus kenalan, gitu). SEKRETARIAT, GEMA DIA HARIAN UMUM BERNAS JALAN JENDRAL SUDIRMAN No. 52, TELEPON 61211 YOGYAKARTA. dari pelajar, oleh pelajar dan untuk pelajar Nyatanya, jarang sekali jam kosong diisi kegiatan yang ada kaitan dengan pelajaran. Bah- kan, kalau pun ada yang me- manfaatkan waktu luang itu untuk hal-hal positif, biasanya dicemooh dan dicap sok pinter, sok aktif, sok gini-gitu. Hal seperti ini mungkin akan jarang terjadi di sekolah-sekolah yang anak-anaknya punya moti- vasi belajar tinggi, mereka serius dan berkonsentrasi penuh me- nimba ilmu. Waktu digunakan an adalah untuk membentuk watak serta pribadi seorang calon penerus bangsa. Ditegaskan lagi oleh kak Agung Udayana - pembina Pra- muka di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta seorang Pramuka juga diharapkan mandiri, tang- gap dan tangkas dalam mengha- dapi tantangan zaman. Terus bagaimana dengan me- reka yang malas-malasan saat mengikuti orientasi? "Bukan ber- arti tujuannya tidak tercapai, ka- rena kita hanya mengenalkan sekaligus melatih dan mendidik. Sedangkan hasil pendidikan itu tidak dapat dilihat saat ini, tapi baru bisa dilihat bertahun-tahun kemudian. Jadi kita tidak bisa meramalkan," kata Pak Ariento mengenai dugaan bahwa orien- tasi kepramukaan kurang ber- manfaat pesertanya asal-asalan. ADA saja alasan mengapa se- bagian siswa ikut Pramuka de- ngan asal-asalan. "Saya nggak suka karena yang diajarin itu kayaknya cuma itu-itu aja. Tak ada perubahan. Dari SD, SMP sampai SMA yang diajarin ituuu- saja. Seperti nggak ada yang lain. Bosan, dulu sudah diajarin sekarang diajarin lagi," kata seo- rang siswi sebuah SMA negeri. Pendapat di atas diperkuat Junianto, anggota dewan ambal- an SMA Bopkri 1 Yogyakarta, "Materinya monoton. Bahkan di tingkat penggalang sudah per- nah diajarkan. Ibaratnya orang makan, biar lauknya itu ayam goreng kalau tiap hari kan bo- san juga." "Tidak benar, materi Pramuka SKB Bantul, "Namanya anak SMA pasti sudah jauh beda de- ngan SD dan SMP. Anak SMA lebih suka kegiatan luar seperti lintas alam, penjelajahan dan lain-lain. Jadi kalau acaranya cu- ma keplok-keplok saja, ya jelas sedikit sekali peminatnya." Mungkin untuk mendekatkan diri dengan lingkungannya itu pula, kini sudah dikembangkan satuan-satuan karya (Saka), se- perti Pramuka Saka Bhayangka- ra (kepolisian), Saka Kencana (Keluarga Berencana), Saka Ta- dan runa Bumi (pertanian), lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan Pramuka pada tiap Saka ini tidak lagi sekadar plok-plok-plok, melain- kan terjun langsung ke tengah realitas sesuai sektor masing- masing. Meski ada juga yang menyebut, cara itu membuat Pramuka jadi trkotak-kotak di samping terlalu dibebani 'pesan sponsor'. Yang jelas, organisasi kepandauan satu-satunya di tanah Air ini akan tetap dibu- tuhkan. Tinggal, bagaimana dia bisa tanggap terhadap perubah- an zaman yang berlangsung di sekelilingnya. *** tapi kamu belum meyertakan identitas, lupa ya? Oh ya, kami juga menunggu tulisamu yang lain! *Ari M, SMAN 6 Yogyakarta. Terima kasih. Puisimu kok membuat sedih. Eh, kamu lagi patah hati ya? Kasihan, main dong ke GEMA, siap tahu.... lan Santiana, SMA Mercu Buana Yogyakarta. Nah gitu dong, kalau ada kegiatan di sekolahmu langsung kirim ke GEMA, jadi teman-teman di sekolah lain tahu. Sayang beritamu kurang lengkap, kapan dan bagaimana kegiatan itu ber- langsung nggak jelas tuh. Terus, kamu belum menyertakan identitas. Eka Mailin Cahyawati, SMAN 9 Yogyakarta. Terima kasih atas partisipa- simu mengirimkan empat buah puisi yang menarik. Kalau kamu punya berita, atau tulisan lain, kami tunggu lho! Pupun Widodo, SMAN 6 Yogya- karta. Wah-wah, panjang benar kedua puisimu. Terimakasih ya! Punya tulisan lain nggak Pun? Binsar Simanjuntak, SMA Gajah Mada. Terima kasih atas kiriman kontak- nya. Tapi lain kirim yang masih hangat dong. Dan, jangan lupa identitasnya. Ka- mi tunggu kiriman yang lainnya Ok! Topik Komentar (Siswa Bicara) GEMA Edisi 6 Desember 1992 Classmeeting Efektifkah? Biasa, tiap usai ulangan umum, se- tiap sekolah menggelar pertemuan an- tarkelas (classmeeting). Kebanyakan berbentuk pertandingan olahraga. Adakah ide lain untuk megisi teng- gang waktu itu di samping olahraga? Sejauh mana pula efektivitas aneka pertandingan itu dalam menjaring ser- ta memandu potensi siswa? Silakan berkomentar. Singkat tapi padat. Cu- kup satu halaman kuarto, ditik dua spasi. Tulis tangan juga boleh asal bi- sa dibaca. Kami akan pilih tiga yang paling simpatik. Tersedia tiga cende- ramata bagi tiga penulis yang komen- tarnya dimuat. Paling lambat, Kamis 3 Desember 1992 pukul 15.00, naskah sudah ada di meja redaksi. seefektif dan seefisien mungkin. Ini semua karena adanya ke- sadaran, time is knowledge tetap terpegang teguh. Bukankah un- tuk refreshing disediakan waktu istirahat dua kali, apakah tidak cukup? Semua kembali kepada diri masing-masing, kalau memang waktu yang kosong akan digu- nakan sebaik-baiknya, ya mari- lah kita pergunakan dengan ba- ik pula, tidak usah terpengaruh orang lain. Masa depan kan urusan sendiri-sendiri. Tapi kalau jam kosongnya pada jam- jam terakhir, ya pulang. No pro- blem. Belajar di rumah, kalau ti- dak bisa, ya dipaksakan. monoton. Yang monoton itu ca- ra penyampaiannya. Cara pe- nyampaiannya, penggalang de- ngan penegak disamakan saja. Tidak ada perbedaannya. Itulah masalahnya," ujar kak Fauzi. Artinya, monoton atau dinamis- nya kegiatan pramuka tergan- tung pada bagaimana pembina mengolah dan mengendalikan jenis aktivitas. dkm PRAMUKA INDONESIA Kami Pramuka Indonesia... bergema pada upacara pembukaan Jambore Nasional 1992 di Cibubur. Tentunya bergema pula di dada seluruh anggota Pramuka Indonesia. Tentang siswa yang merasa terpaksa mengikuti kegiatan Pramuka, Junianto berkata "me- reka memang sekadar mengi kuti aturan sekolah. Tapi kegiat- an Pramuka kan tidak berat, ha- nya satu setengah jam. Dasar- nya, mereka memang malas. Ta- pi juga nggak terlalu salah sih, sebab mereka kan ikut tak ber- dasarkan hati nurani," katanya. Suharyanto SMAN Sewon, Bantul TIDAK dapat dipungkiri, jam kosong sangat menyenangkan, terutama untuk ngobrol, ngra- sani bapak-ibu guru, dll, yang sama sekali tidak ada manfaat- nya malah justru menambah dosa. Kecenderungan ini me- nunjukkan kurangnya motivasi belajar. Bila ditelusuri lebih lanjut, ini karena pelajarannya dirasa sulit atau guru yang me- ngajar kurang menarik atau ma- lah terlalu disiplin. Menurut hemat saya jam ko- song sangat baik digunakan un- tuk membaca pelajaran mesti- nya diberikan pada saat kosong itu. Ini merupakan kesempatan segala situasi yang serba tidak memadai. Sedangkan saat ini, kiat-kiat untuk mengatasi kondi- si seperti itu seudah tak jadi masalah lagi. Terutama di per- kotaan yang serba lengkap. Contoh, sandi morse atau semaphore sebagai media ko- munikasi jarak jauh, kini tergan- tikan dengan handy talkie, dari yang canggih hingga yang seka- dar bisa berhubungan dua stasi- un. Pendukung jungle survival, juga sudah banyak yang lebih canggih, sehingga teknik-teknik hidup di alam bebas sebagaima- na dalam teori Pramuka, hampir tak diperlukan lagi. Misalnya, tenda dan alat-alat pengaman serta penyelamatan, sudah gampang ditemukan di toko-toko perlengkapan olahra- ga alam. Terus, misalnya meng- apa mesti susah-susah memasak dengan teknik pembuatan api dan tungku yang rumit jika ada KEBEBASAN. Kata itu begitu berarti dan penting bagi setiap orang. Kapan saja dan di mana saja, bukan hanya Coca Cola yang dibutuhkan, tapi juga ke- bebasan. Kebebasan berrpolitik, berpendapat, dan berserikat. Kebebasan memilih pacar, pro- Kebebasan pelajar bukan gram studi atau jurusan. Kebe- berarti bebas mencari dan mela- basan menjadi dirinya sendiri. Seorang remaja atau pelajar kukan apa yang paling disukai juga menginginkan kebebasan. dan disenangi. Bukan berarti Seperti dilaporkan GEMA bebe- bebas dari pekerjaan rumah rapa waktu lalu, ada segelintir atau ulangan harian. Bukan ber- remaja pelajar yang mengguna- arti bebas melanggar peraturan, kan kebebasannya untuk men- tata tertib dan disiplin, baik di cari pengalaman, kesenangan rumah, di sekolah dan di ma- dan kasih sayang di keremang- syarakat. Kebebasan pelajar bu- an lampu disko. Menggetirkan kan berarti bebas dari, melain- rasanya membaca laporan itu. kan bebas untuk menjadi. kerlap-kerlip lampu disko, le- bih sering membelenggu daripa- da membebaskan. Ironis, kan? Menurut pendapat saya, ke- bebasan mencari pengalaman, kesenangan dan kasih sayang di keremangan lampu disko pada umumnya akan berakhir de- ngan tragedi, sakit hati, frustrasi dan kesepian tak bertepi. Kasih sayang yang ditemukan di anta- PESTA PUISI Dyah Retno SP Cerita Agus Kala Kecil Umur lima tabun, aku senang menggambar dan menyanyi Setiap aku menggambar kuayun kapur ke lantai kucoreng arang ke seluruh tembok Ibuku sering bilang: • SMAN 5 Semarang Ada juga yang bilang, apa yang diajarkan dalam Pramuka hanya bisa dipraktekkan dalam situasi tertentu misalnya waktu kemah, waktu di desa atau pada Guru Kita Bicara Kebebasan, Proses Penentuan Diri Steve Geroda Seorang narapidana dalam je- ruji besi masih punya kebebas- an untuk menentukan dirinya menjadi lebih baik atau tetap bertahan dengan cara hidupnya. Demikian pula kebebasan seo- rang pelajar. maju, Kebebasan seorang pelajar seharusnya membuat hidupnya lebih berprestasi, ceria, baik dan bahagia. Bukan seba- liknya, kecemasan, kemurung- an, konflik batin, stres dan ter- siksa yang membalut hatinya. Albert Camus pernah mengata- kan, "kebebasan tidak lain ha- nyalah suatu kesempatan untuk menjadi lebih baik atau baha- gia." (Freedom is nothing else but a chance to be better. Steve Geroda, guru SMA swasta di Yogyakarta Kebebasan sesungguhnya me rupakan suatu proses penentu- an diri, mengambil keputusan, membuat pilihan untuk jadi le- bih baik dan bahagia. Hal ini berarti setiap pilihan adalah hasil penentuan diri. "Jangan nanti bapak marah." "Lantai dan tembok bukan tempat menggam bar, dankalau menyanyi jangan keras- keras." Tapi aku pikir, menyanyi dan menggambar adalah permainan yang utama karena di situ aku mendapat suatu kepuasan Suatu hari ketika sudab agak besar Ayahku datang dan berkata: "Aku membawa badiah untukmu Pensil dan buku gambar Jangan lagi tembok dan lantai yang kau gambari." "Aku tak mau pensil, mudab bilang, berbeda dengan arang, aku tak mau buku gambar, terlalu kecil. Aku suka menggambar yang besar. Aku suka tembok dan lantai." "Apakah kamu suka gajab?" "Tidak. Aku suka menggambar orang dan bebek. Tapi besar-besar. Selalu besar." "Kowe ngevel" "Biar......." mempelajari pelajaran yang ku- rang dipahami atau sama sekali tidak paham. Setelah paham ki- ta coba membaca bab selanjut- nya sambil membuat ringkasan atau menggarisbawahi hal-hal yang perlu. Bapak-ibu guru pun pasti se- nang bila tatap muka berikutnya para siswa bisa lancar menja- wab pertanyaan-pertanyaan, dan tentu saja ini merupakan kredit point bagi kelas kita. Hal ini bukan tidak mungkin, teruta- ma pelajaran yang bersifat ha- palan. Jika pelajaran itu bukan hapalan, minimal kita lebih ce- pat menerimanya saat diterang- kan oleh bapak dan ibu guru. / Terimakasih bagi rekan-rekan yang sudah mengirimkan komentar nya. Penulis yang berdomisili di Yogy dan komentarnya disiarkan bisa meng ambil kenang-kenangan di sekretariat Redaksi GEMA, mulai Senin (30/11) pukul 16.00 s/d pukul 20.00. Bagi yang jauh, tunggu saja, kami segera mengi- rimkannya.] "Aku juga nggak seneng kamu nyanyi terlalu keras, suaramu jelek." "Biar......." "Kamu memang badung", kata ayahku sambil berlalu menarik kupingku. Terakhir kupingku merab dijewer bapak. 'tuk Agoes, di Yogya Yogyakarta, Sept 92 makanan instant, atau kompor praktis yang bisa diselipkan di sela-sela ransel. Karena itu, seorang siswa da- ri sebuah SMA negeri di Yogya- karta mengatakan, "apa yang sa- ya dapat dari Pramuka, tidak ada manfaatnya dalam kehidup- an sehari-hari. Saya hanya dapat memanfaatkannya dalam latihan Pramuka saja." Memang, kata kak Fauzi, ra- sanya perlu ada redefinisi Pra- muka. Kalau masih tetap seperti yang dulu, Pramuka tidak akan berkembang. "Ini juga menyang kut materi yang diberikan dalam latihan-latihan," katanya. Betul, jika Pramuka hanya di- lihat dari materi kegiatan. Tapi bukankah Pramuka tak sekadar Persami, PBB, jurit, peta pita, dan mencari jejak? Di sana ada etos kerja kolektif, semangat so- lidaritas, nasionalisme, dan pat- riotisme. Inilah yang sebenarnya tak didapat di dalam kelas. *** Catatan Bapak dan Ibu Guru bisa bicara tentang apa saja. Panjang tulisan mak- simal satu balaman folio spasi ganda. Dinobon menyertakan fotokopi identi- tas. Kolom ini kami siarkan dua ming- 84 sekali. Ag Samsari Hanya Ini Hanya ini yang ada kembang dari padang gersang tak ada permata, emas padaka yang ada banya kembang ilalang Hanya ini bukan harta yang kupunya banya cinta suci yang ada yang kupersembahkan Hanya ini yang kupunya kekayaan kasih cinta kasibku yang tulus bukan kesombongan Hanya ini kembang ilalang SFMAK Pakem Yogyakarta Yogyakarta 1992 Tri Widhi Pinta Pandang aku sepuas hatimu kalau itu memang menghiburmu menangislah kalau itu yang kau inginkan tapi satu pintaku jangan paksa aku menerima cinta yang kau tawarkan ketidakjujuranku banya akan menyakitkan bati dan perasaanmu maafkan • Siswa SMA 10 Yogya Yogyakarta 1992 Eko Susanto lyem Panik, bingung, sebel Aku nggak punya sebuah catatan Hanyalah coretan-coretan kata demi kata Kurenungi dan kusimak, tertulis Si lyem Ku pandang Si Iyem Sialan, bari esoknya ulangan Yang kudapat semalam banya Si Iyem semalam kupandang senyuman wajabmu Kacau, basilnya merab Kutemukan kunci belajar rajin Kalturang, 1992 SMA Santo Thomas, Yogyakarta BELIA Liburan LIBURAN catur wulan y erkesan. Tidak seperti lib ur di tempat Pakdenya. Ba aktu libur di rumah mene "Kamu kan libur panjan amu senang di sana," ajak hampir ke rumah Arif unte akdhe Santoso adalah kal "Ya sana, Rif. Biar Ani m yah pesan, kamu tidak bo engizinkan anaknya perg yahnya. 4cm "O,ya. Kamu kan senan antoso. Arif menganggukl ang diduduki ayahnya. "Kalau begitu," Pakdhe lat-alat gambarmu. Pasti ana. Gunung. Sungai. Sav epuas-puasnya menggam. tamu gambar waktu nyang ertawa. Pak Arifin juga. D berbinar. PERJALANAN ke rumah rang terletak di lereng gun ihkan. Ia dan Pakdhenya satu jam setelah turun dari empat Pakdhe dan Budhe beraspal, melainkan hanya Tetapi apa yang ada di Arif senang. Banyak yang "Pakdhe, di sungai itu be melihat sungai jernih berke lalui. "Ya. Banyak. Pakdhe ser sana. Mancing. Mau? Arif mengangguk. Matar lereng, lembah. Tiba-tiba ia kan ke sebuah batu sebesa sebidang sawah yang saat "Itu burung apa, Pakdhe yang bertengger di atas ban "Oo, itu. Itu derkuku na ada di pepohonan dekat ru Coba saja besok kamu den nya. Mereka hinggap di ata so menjelaskan. Kemudian keponakannya. Arif menca kanakannya menjadikan tin ngar lucu di telinga Pakdhe nyum. Mereka pun berjalan lag rumah berdinding bambu tengah menampi beras mer "Aiiih, kebetulan lo Rif. Tadi Mas Prapto mancing c gembira. Mas Prapto adalah Pakdhe Santoso. Usianya e kelas dua SMP. Dan hari pertama liburan adalah letihnya perjalanan makan lahap dengan gorer tentang burung dari Pakdhe memancing bersama Pakdh kemarin. Hari-hari berikutnya, hu membajak dan mencangkui kertas gambar Arif. Waktu dua minggu pun kembali ke rumahnya setur setumpuk kenangan yang r dengan Budhe, Arif menyer Budhe", katanya. Budhe Sa dalam selembar kertas itu. bawah gambar itu tertulis B K CHINMI SI TANGAN BAJA KANFFA FOT CHINAI BELUM PULANG JUGA HARUS BERPUTAR LEBIH KENCANG SAMPAI TALINYA MELAYANG