Tipe: Koran
Tanggal: 2005-01-29
Halaman: 04
Konten
4cm 29JANUARI 2005 SABTU 45 WASPADA Terbit sejak: 11 Januari 1947 Pendiri: H. Mohammad Said (1905-1995) Hj. Ani Idrus (1918-1999) Pemimpin Perusahaan/Pemimpin Umum Dr. Hj. Rayati Syafrin Wakil Pemimpin Perusahaan Drs.H.Bahtiar Tanjung Pemimpin Wakil Pemimpin Umum/Wapemred H. Teruna Jasa Said Redaksi/Penanggungjawab H. Prabudi Said Redaktur Pelaksana Azwir Thahir, Sofyan Harahap TAJUK RENCANA 100 Hari Ekonomi Di Tangan SBY T erus terang kalau dari sisi hukum dan politik rapor pemerintahan Soesilo Bambang yudhoyono (SBY) dan pasangannya M. Jusuf Kalla (MJK) benar-benar angka merah. Malah presiden sendiri menyatakan ketidakpuasannya terhadap kinerja penegak hukum. Memang banyak kasus yang belum terselesaikan. Korupsi, illegal logging, pembunuhan aktivis Munir sampai ke berbagai tindak kriminal lain yang belum terungkap tuntas. Angka lima merupakan nilai paling tepat untuk rapor di 100 hari SBY-MJK. Bahkan bagi yang sedikit percaya dengan nasib, SBY tidak terlalu baik memimpin bangsa ini. Sampai ada yang mengajurkannya mandi kembang. Cuma secara logika memang di penegakan hukum dan sisi politik masih buruk. Lantas bagaimana dari kacamata ekonomi? 20 Untuk menganalisa itu ada baiknya memperhatikan dulu kajian yang sudah dilakukan Soegeng Sarjadi Syndicated (SSS). Dr. Sukardi Rinakit yang lulusan National University of Singapore dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan popularitas SBY-MJK mengalami penurunan delapan persen. Pada pemilihan presiden babak kedua mereka menjaring suara 60 persen namun sekarang merosot menjadi 52 persen. Begitu hasil penelitiannya. Masyarakat berdasarkan versi SSS beranggapan sudah mulai menarik dukungannya dari pemimpin tersebut. Alasannya karena isu persaingan wewenang SBY-Kalla, juga karena adanya kenaikan harga BBM jenis elpiji dan pertamx kemudian akan disusul premium, minyak tanah, dan solar; dikonsumsi kalangan yang masyarakat bawah. Untuk membuktikan akurasi tersebut SSS menurunkan ratusan kru untuk mewawancarai 5.000 responden di 67 kota besar. Atas dasar itu kinerja ekonomi selama pemerintahan SBY pun tak membaik. Pemerintahan SBY lebih banyak bergantung pada pinjaman D luar negeri dari negara-negara donor yang tergabung dalam Consultative Groups on Indonesia (CGI) untuk menutupi defisit APBN 2005. Mereka menghadapi situasi sulit. Di satu sisi, pemerintah dituntut mengurangi utang namun di bagian lain defisit fiskal justru meningkat. Dengan asumsi separo defisit diatasi oleh kemampuan fiskal pemerintah, utang luar negeri yang akan diajukan pemerintahan SBY ke CGI berkisar Rp 11 triliun (sekitar USD 1,2 miliar). Berarti negara ini tetap akan bergantung dengan pihak asing. Malah setelah tsunami, Indonesia berhasil mendapatkan US$ 3 miliar lebih. Ini tetap utang. Pemerintah SBY sendiri yang memang menargetkan kinerjanya diukur dalam 100 hari. Entah kenapa mereka menggunakan target tersebut. Padahal di AS sekalipun tak ada target 100 hari. Yang ada target jangka pendek bisa setahun atau dengan jangka waktu yang sedikit lebih lama. Kemudian ada target jangka panjang. Itulah lima tahun. Cuma karena memang karena sudah dihakimi masyarakat harus ada perubahan 100 hari mereka pun sibuk mengejar target. Di sisi ekonomi, mereka belum mampu mencapai target. Buktinya? Kajian tak perlu terlalu subyektif. Cukup mendengar apa yang sudah disampaikan Bappenas. Sri Mulyani yang menggawangi Bappenas secara jujur mengaku dari 66 target 100 hari SBY-MJK baru tiga yang terlaksana. Pasti masyarakat terperangah mendengar itu. Tak pelak rapor merah di ruang lingkup ekonomi pun terpaksa diterima sang penguasa. Fundamental ekonomi berada dalam kondisi stagnan. Artinya tidak ada kemajuan berarti. Rupiah tetap saja bertengger di level Rp 9.100 sampai Rp 9.300 per dolar AS. Pelemahan rupiah didorong oleh permintaan valas yang meningkat dari korporasi menjelang akhir tahun. Pelemahan rupiah juga dipicu oleh melemahnya berbagai mata uang sekawasan terhadap mata uang dolar Amerika. Hubungi kami Inflasi walaupun belum mengkhawatirkan hanya karena didorong oleh pengetatan likuiditas oleh Bank Indonesia melalui kebijaksanaan moneter yang ketat. Padahal kebijakan ini tidak bisa terus berlanjut jika ingin mendorong pertumbuhan ekonomi. Lantas fungsi intermediasi perbankan juga masih tetap sama. Belum bergerak lancar. Loans to Deposit Ratio (LDR) sebagai perbandingan dana yang dihimpun dan kredit tersalur masih di bawah 60 persen. Pengucuran kredit oleh perbankan sangat diperlukan untuk turut membantu pergerakan ekonomi. Kejadian yang menjadi catatan negatif 100 hari SBY-MJK adalah penutupan Bank Global. Kemudian ada satu bank lagi yang masih dalam proses. Begitu pula dengan arus investasi yang masuk tetap dominasi berjangka pendek. Aliran dana ini banyak ditanamkan dipasar modal dan pembelian SBI, karena bunganya masih cukup menarik. Penguatan indeks saham di BEJ didorong oleh aliran ini, yang sifatnya jangka pendek dan rawan. Setiap saat, jika pemilik dana dalam jumlah besar akan menimbulkan keguncangan di pasar modal. Kesimpulannya memang tak ada angka bagus dalam 100 hari pemerintahan SBY-MJK. Rapor masih merah termasuk ekonomi. Malah Credit Suisse First Boston (CSFB) menyatakan Program 100 hari Presiden Bambang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terlalu ambisius dan meragukan bisa dicapai dalam kurun waktu itu. Mungkin baru dalam enam hingga 12 bulan mendatang beberapa program akan sukses, begitu pendapat CSFB dalam riset berkala Emerging Market Economics Research yang mereka terbitkan. Jadi belum ada apa-apanya.* KANTOR PUSAT WASPADA Jalan Letjen Suprapto/Brigjen Katamso No.1, Medan 20151 Tel: (061) 4150858 (3 saluran) Faks: (061) 4510025 E-mail: redaksi@waspada.co.id Website: http://www.waspada.co.id KANTOR PERWAKILAN WASPADA JAKARTA: Bumi Warta Jaya, Jalan Kebon Sirih Timur Dalam No. 3, 10340 Tel: (021) 322216 Faks: (021) 3140817 BANDA ACEH Jalan Ratu Syafiatuddin No. 21-C, 23122 Tel & Faks: (0651) 22385 LHOKSEUMAWE: Jalan Listrik No.11 Tel: (0645) 44208 Penerbit: PT Penerbitan Harian Waspada Komisaris Utama: Tribuana Said Direktur Utama: Dr. Hj. Rayati Syafrin, MBA, MM SIUUP: 065/SK/MENPEN/SIUUP/A.7/1985 tanggal 25 Februari 1988 ISSN 0215-3017 Percetakan: PT Prakarsa Abadi Press Jalan Letjen. Suprapto/Brigjen Katamso No.1 Medan 20151 Tel. 612681 Isi di luar tanggungjawab pencetak Harga iklan tiap mm kolom: Rp. 7.000 ukuran 42 mm. Opini Monumen Gelombang Tsunami Mengapa mereka yang berjalan di atas muka bumi tidak memperhati- kan bagaimana akibat orang-orang purbakala...? b. Hendaklah kamu mengambil pelajaran dari kejadian kejadian atau peristiwa sejarah itu... c. Sesungguhnya dalam sejarah itu ada pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal... (S. Yusuf). Presiden RI pertama pendiri republik ini juga mengingatkan agar kita jangan melupakan sejarah. Soe- karno antara lain berkata: Dengan memiliki wawasan sejarah, maka pola pikir kita bangsa ini mampu menghubungkan masa lalu dan masa kini dan masa depan. Dengan meng- kaji masa lalu maka kita dapat mela- kukan refleksi terhadap keberhasilan dan kegagalan. Dengan demikian kita dapat mengutip nilai-nilai filosofis masa lalu. manusiaan yang sangat mendesak, yang sedang dilaksanakan bersama. Meskipun instansi terkait belum sempat mengarahkan perhatian dan pikiran ke arah sana, namun badan- badan swasta dengan relawannya perlu mengambil inisiatif ke arah itu. Misalnya Pemred Waspada H. Prabudi Said sebagai orang pertama mencetuskan ide Monumen Memo- rial B. Aceh menunjuk seorang rela wannya untuk mengumpul foto pe ristiwa, foto-foto siapa yang mene mukan? Serta mengkliping kisah- kisah mereka yang selamat. Materi ini sangat penting untuk dibukukan dan untuk ditampilkan dalam satu bangunan yang kelak mungkin di bangun dekat dengan monumen induk. Oleh Muhammad TWH M ungkin bagi semen- tara orang yang ti- dak punya perhatian terhadap sejarah jika mendengar a ada usul saran dan gagasan untuk membangun monumen memorial Banda Aceh sebagai mana yang dicetuskan oleh rekan H. Prabudi Said dianggap angin lalu saja. Tapi syukurlah wakil Ketua DPRD NAD memberi dukungan dan respons positif terhadap usul yang simpatik itu (Waspada, 24/1). Anggapan tidak begitu penting terhadap sejarah berkembang dalam masyakat kita. Hal ini ditandai de- ngan kurangnya perhatian elite politik/pejabat ke arah ini. Akibatnya sementara generasi muda kita memandang sejarah itu "masa lalu" yang tidak begitu penting. Padahal, masa lalu itu pelajaran berharga bagi kita sekarang. Dari masa lalu kita mempelajari kebenaran dan kekeliruan. Dari kebenaran itu kita contoh dan kekeliruan yang pernah terjadi tidak kita ulangi lagi. Bagi umat beragama wajib mempercayai kitab-kitab suci yang diturunkan Allah kepada utusan- utusanNya seperti "Taurat" kepada Nabi Musa, kitab "Zabur" kepada Nabi Daud, kitab "Injil" kepada Nabi Isa dan Al Quran kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Apa yang ada di dalam Al Quran juga terdapat dalam kitab-kitab suci terdahulu. Allah memberi petunjuk merupakan fakta-fakta yang pernah terjadi terhadap umat di masa dulu seperti digambarkan dalam Al Quran yang antara lain sebagai berikut: a. T ahun 1987 adalah tahun yang penuh arti dalam perjalanan hidup dan masa depanku. Karena di tahun itu aku tercatat sebagai salah seorang mahasiswa Fakultas Pertanian Uni- versitas Syah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh Daerah Istimewa Aceh yang belakangan dikenal sebagai Nang- groe Aceh Darussalam. Entah apa yang mendasarinya semasa tamat dari bangku Sekolah Menengah Atas ketika mengikuti ujian masuk per- guruan tinggi negeri (UMPTN) Banda Aceh adalah pilihan yang sangat kuinginkan. Berbeda dengan kawan-kawan yang pada saat itu bangga memilih kampus di pulau Jawa seperti Bogor, Bandung, Yogya dan Surabaya. Singkat cerita maka akupun tinggal di Kuta Raja itu ku- rang lebih 5 (lima) tahun dengan sta- tus mahasiswa kost tanpa seorang pun sanak saudara dan dimulailah cerita tentang Aceh yang pada akhirnya menjadi sebuah legenda yang menyimpan berjuta kenangan bagiku. Masih melekat dalam ingatan ketika pertama sekali menginjakkan kaki di Banda Aceh, kampus Unsyiah yang terletak di kompleks kawasan Darussalam masih begitu asri dan alami. Jalan memasuki kampus adalah bentangan hutan bakau dan vegetasi yang beraneka di sepanjang jalan. Bangunan pertokoan seperti ruko, kedai masih belum begitu banyak tepatnya kawasan sekitar ini dimulai dari Jeulingke, Simpang mesra (simpang antara arah Krueng Raya dan arah Darussalam) hingga Lamnyong. Aceh begitu penuh dengan tanda tanya akan rahasia kebesaran Tuhan sang pemilik jagad raya ini. Betapa tidak keindahan alam di Aceh di setiap sudut begitu memikat hati. Sebut saja Pantai Ujong Batee (Ujung Batu) yang jaraknya kurang lebih 7 (tujuh) km dari Kampus Unsyiah Darussalam Banda Aceh. Dari Pantai Ujong Batee ini kita dapat melihat Pulau Sabang dari kejauhan. Me- nelusuri pantai Ujong Batee seperti berada di kesempurnan sebuah lukisan. Batas Laut dan langit hanya sebuah garis vertikal yang panjang- nya sejauh mata memandang. Hamparan pasir di pinggir pantai terbentang luas ditumbuhi dengan tegakan pinus merkusii (pinus) ber- baris rapi tak ubahnya seperti tentara kerajaan Inggris dalam upacara kenegaraan. Kenikmatan lain di Pantai Ujong Batee ini kita dapat melihat betapa memukau dan mengagumkannya komposisi warna di langit pada saat menjelang terbentangnya pagi hari dan romantisnya pemandangan Sun- set di saat matahari terbenam jatuh tepat di perbatasan garis laut dan langit. Lagi-lagi keindahan itu sejauh mata memandang sungguh begitu indah dan menakjubkannya kuasa Tuhan. Pantai ini kerap kali dijadikan tempat belajar, diskusi dan refresing yang sangat mengasikkan. Di setiap ujung Banda Aceh selalu ada ke- indahan pantai dan air laut. Air laut yang kerap mengulung membentuk ombak-ombak yang berkejaran seolah mengajak kita untuk datang dan datang lagi menyaksikan keindahannya. Menikmati deburan ombak dari kejauhan hampir dapat dilihat pada setiap pantai yang ada di Aceh. Ule Lheu misalnya pantai berjarak ±5 (lima) km dari pusat kota Banda Aceh. Dalam kaitan pentingnya mem- perhatikan sejarah seorang penulis Amerika George S menyatakan: "Those who forget the past are con- demned to repeat it in the future." (Orang-orang yang melupakan masa lalu akan dikutuk untuk mengulangi hal-hal yang sama pada masa yang akan datang. Konon sejarahnya Ule Lheu sebelumnya adalah sebuah pela- buhan yang ramai. Namun belakang- an setelah dibuka pelabuhan Mala- hayati sebagai pelabuhan utama mengakibatkan Ule Lheu jarang dan tidak pernah lagi dikunjungi kapal- kapal besar. Akhirnya pantai Ule Lheu lebih banyak digunakan sebagai tempat objek wisata, terutama di pagi hari pada hari-hari libur. Berke- jaran dengan ombak di Ule Lheu ini penuh dengan kenangan yang takkan pernah terlupakan. Aku dan kawan-kawan sering bermain di sana hampir di setiap minggu pagi. Adalah kenikmatan tersendiri bila kita berlari mengejar datangnya ombak, ke- mudian melompat menggapai ke- tinggian pucuk ombak selanjutnya Memang, pada saat ini kita sedang sibuk menghadapi akibat dari peristiwa besar yang menimpa Nang- groe Aceh Darussalam. Namun de- mikian semua kita dan instansi-ins- tansi terkait dengan sejarah perlu memberi perhatian dan melihat jauh ke depan pentingnya monumen me morial, yaitu "Monumen Gelombang Tsunami" Banda Aceh. Monumen yang dimaksud oleh rekan H. Prabudi Said dan kami sendiri, bukanlah monumen yang tinggi, setinggi gelombang tsunami yang telah menggulung kota dan desa di Nanggroe Aceh Darussalam. Tetapi Tahun 1989-1990 Masa itu keadaan di Aceh agak memburuk dikarenakan merebak kembali Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Saat itu Aceh ditetapkan sebagai kawasan Daerah Operasi Militer (DOM 1989-1998). Masih jelas tergambar di depan mata sua- sana di terminal bus tujuan Banda Aceh di Jalan Gajah Mada Medan. Pada waktu itu kami sempat mende- ngar hembusan isu, Banda Aceh akan dibumihanguskan pada tanggal 17 Agustus. Sementara waktu itu ber- samaan dengan jadwal pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) maha- siswa, yang pengisiannya tidak boleh diwakilkan orang lain. Tak pelak lagi suasana di Jalan Gajah Mada Medan dipenuhi oleh kaum keluarga, kera- bat dan sanak famili untuk melepas mahasiswa kembali ke kampus di Banda Aceh. Suasana itu tak ubah- nya seperti hendak mengantar ke pergian keluarga ke Tanah Suci Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Diiringi tangis, doa dan harap- harap cemas dari keluarga yang me- ngantar di terminal bus. Syukur ternyata Tuhan merestui perjalanan berjalan aman dan tidak ada bahaya itu sehingga segala sesuatunya apa pun, isu tersebut ternyata tidak ada benarnya. monumen yang memanfaatkan ben- da-benar besar seperti kapal ikan yang terdampar 4-5 km ke darat. Atau kapal Pembangkit Tenaga Listrik Diesel (PTLD) Apung. Dija- dikan kapal ikan dan PTLD Apung sebagai monumen induk karena mempunyai nilai sejarah. Kapal-ka- pal ini banyak menyelamatkan pen- duduk. Mempunyai hubungan de- ngan laut dan gelombang yang meng- hempasnya ke daratan. Masih dalam kegelapan malam ada juga ditemukan mayat manusia tergeletak di jalan raya yang wajah- nya cuma bertutupkan daun pisang dan kertas koran. Ini juga merupakan kisah yang panjang dan tak ubahnya sebuah misteri di Tanah Rencong. Itulah sebahagian kecil tentang Aceh yang membuatku sedikit takut namun di sisi lain begitu banyak ke- nangan yang sulit terlupakan oleh mata ini. "Monumen Gelombang Tsuna- mi" bukan hanya untuk mewas- padai datang lagi gelombang yang dahsyat seperti itu, tetapi yang lebih penting lagi untuk mengingat selalu perintah Allah: "Amar ma'ruf nahi mungkar" atau mengerjakan yang disuruh dan menjauhkan pekerjaan mungkar". Bencana atau teguran' Allah bukan hanya bisa datang dari laut juga bisa datang dari gunung atau dari langit de- ngan dicurahkan hujan terus-me- nerus menyebabkan kita teng- gelam. Mengulang nafas kehidupan di Banda Aceh sebagai seorang anak kost sungguh merupakan sebuah pengalaman indah, terkadang lucu, sedih, dan mengharukan. Suasana pagi hari di Banda Aceh biasanya kulewati dengan kawan-kawan de- ngan berjalan pagi, terutama di saat tidak ada kuliah atau hari libur. Sarapan pagi dengan nasi gurih di depan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh sungguh kenikmatan tersendiri yang juga menjadi ciri khas kota itu. Nasi gurih ditemani dengan satu gelas kopi pancung (setengah) walaupun terkadang isinya bisa men- tetap dibayar dengan separuh harga. capai +(tiga per empat) gelas namun Warung kopi ini juga sangat khas di kota Banda Aceh dan daerah Aceh pada umumnya. Bahkan mahasiswa asal luar Aceh menyebutkan warung kopi terpanjang di dunia ada di Banda Aceh. Hampir disetiap kedai, warung, ruko selalu saja membuka usaha minuman kopi itu. Aku tidak tahu mengapa orang Aceh suka minum kopi. Apakah mungkin hal itu dise- babkan karena Aceh merupakan da- Contoh Monumen Bom Atom Hiroshima Kalau disarankan oleh rekan H. Prabudi Said kapal-kapal yang terdampak itu menjadi monumen induk memang cukup beralasan. Yaitu memanfaatkan benda-benda kapal-kapal yang terdampar ke darat maka kapal-kapal itu atau PTLD terapung dijadikan monumen. Arti- nya, monumen dari peristiwa itu sendiri. Hal ini juga dilakukan oleh Jepang. Bom atom yang diledakkan oleh Amerika di Hiroshima menyebabkan kota itu rata dengan tanah, hancur berkeping-keping. Hanya satu ba- ngunan bundar bertingkat yang tetap tegak berdiri. Keunikan lain yang dirasakan oleh mahasiswa pada waktu itu yak- ni sejenis alat transportasi ke kampus yang disebut, Robur" (sejenis Bus Damri di Medan). Bus ini hanya ber- operasi pada hari kerja saja. Apabila hari libur Robur tidak akan ke luar dari pool tempat mangkalnya. Ang- kutan Robur ini tepat sekali diper- untukkan bagi mahasiswa di sam- ping ongkosnya yang murah juga muatan penumpangnya banyak. Tarif per sekali jalan hanya Rp 50,- berbeda dengan angkutan lainnya seperti Labi-labi (angkot) yang Rp 100,-.Sudah menjadi kebiasaan bagi penumpang Robur yang akan sampai di tempat tujuan biasanya penum- pang dengan sendirinya mengetuk kan uang koin Rp 50,-ke besi panjang tempat pegangan, sehingga menim- bulkan suara melengking sebagai kode kepada sopir agar berhenti ka- rena penumpang akan turun. Sung- guh pengalaman yang lucu kala itu. Satu hal lagi yang dirasakan saat dalam perjalanan menuju Banda Aceh, adalah menyaksikan bus yang terkadang berhenti secara tiba-tiba di tengah gelapnya malam. Pem- berhentian ini dikarenakan sweeping (pemeriksaan) identitas penumpang di setiap pos penjagaan oleh polisi. Pendeknya jalan dari arah Medan menuju Banda Aceh dimulai dari Kabupaten Aceh Timur, Aceh Utara, Pidie dan Aceh Besar. Akibat peme- riksaan tersebut tak jarang penum- pang merasa terganggu karena sedang dilanda kantuk yang berat, bahkan penumpang yang tidur nye- nyak pun dibangunkan oleh petugas. Dari pemeriksaan itu kebanyakan lelaki dewasa diharuskan turun dari bus untuk mempermudah proses pe- meriksaan. Beruntung bagi maha- siswa karena cukup dengan menun- jukkan kartu mahasiswa (KTM), mahasiswa terbebas dari pemerik- saan. Proses itu berjalan kurang lebih Satu hal lagi tentang Banda Aceh adalah kebanggaanku terhadap ka- wan-kawan di sana. Suasana kekom- pakan dan persaudaraan yang terja- 10-20 menit. Selesai pemeriksaan lin begitu kuat mengakar di antara jika tidak ditemukan tanda-tanda mahasiswa pendatang dari luar Aceh yang mencurigakan barulah bus dengan kawan-kawan asli putra diperbolehkan melanjutkan perja- daerah. Tiap kali pulang ke Medan lanan di saat liburan semester tiba atau libur menyambut bulan puasa dan menjelang lebaran, beramai-ramai mereka mengantarkan ke terminal bus,Setui" (nama terminal bus di Banda Aceh). Bahkan segala keper- luan untuk pulang dimulai dari men- cari dan membeli tiket bus juga ke- perluan lainnya selalu mereka yang mengurus. Keakraban itu sungguh merupakan karunia Tuhan yang tetap melekat hingga kini. Beda lagi jika menghabiskan malam di kota Banda Aceh yang bergelar Serambi Mekkah, adalah sesuatu yang sakral dan penuh ke- khusukan jika dapat melaksanakan shalat di Masjid Raya Baiturrahman. Masjid yang dibangun dengan arsi- tektur yang indah, kokoh dan ber- nuansa Islami yang kental. Rasanya kita enggan keluar dari Masjid apabila telah duduk untuk berzikir menyebut nama Allah. Selanjutnya jika telah selesai shalat Isya di Masjid Raya tempat yang dituju adalak, Rek" (depan Hotel Medan). Tempat itu sesungguhnya cuma sebuah taman kota yang hanya berfungsi di malam hari sebagai tempat berjualan aneka makanan seperti kerang rebus, mie kocok (mie aceh) aneka jus dan tentu saja mi- numan kopi Aceh. Selain „Rek tempat yang paling ramai dikunjungi mahasiswa untuk nongkrong adalah kawasan Simpang Lima" persis di persimpangan menuju pusat kota Banda Aceh. Disebut sebagai simpang lima karena membagi kota dalam lima arah masing-masing ke arah Darussalam, Peunayong, Rek, Masjid Raya, dan Kuta Alam. Makanan yang dijual di tempat ini hanya berupa jualan nasi goreng dan lagi-lagi mie kocok (mie aceh). Napak Tilas Banda Aceh 1987-1991 Oleh Ir. Seri Kamila Parinduri menyelam sesaat untuk menghin- dari pukulan ombak yang keras sembari menunggu air kembali surut ke laut dalam, agar kaki dapat kem- bali menyentuh pantai. Begitu sete- rusnya sungguh kenikmatan yang sulit untuk dilukiskan dengan kata- kata. Banda Aceh memang identik dengan pantai dan air laut. erah penghasil kopi Takengon-Aceh Tengah misalnya yang terkenal dengan Coffee Mountain Gayo yang sudah go internasional ke mancane- gara dan banyak diminati oleh warga negara Jepang. Konstruksi gedung bundar di Hiroshima nampaknya begitu kokoh sehingga tidak dapat dihancurkan oleh bom atom. Arsitek yang memba- ngun gedung itu adalah orang Swiss. Rangka besi bagian puncak gedung itu yang melengkung, atapnya lenyap yang tinggal hanya rangka saja. Data dan fakta mengenai akibat-akibat dari bom atom itu tersimpan dalam dua buah gedung bertiang yang diberi nama "Hiroshima Peace Memorial Museum". Di tempat ini juga disedia- kan buku-buku mengenai bom atom dan kerusakan terhadap lingkungan dan kerusakan terhadap manusia yang hidup tapi cacat dan menderita seumur hidup. Buku ini berjudul "What the Atom bom did in Hiro- shima". Tahun 1990-1991 Di tahun ini aku memasuki prak- tek Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sebuah desa bernama Desa Lam Ateuk di Kecamatan Lhok Nga- Leupung Kabupaten Aceh Besar yang berjarak lebih kurang 7 (tujuh) km dari kota Banda Aceh. Artinya berada tidak jauh dari kawasan kota Banda Aceh. Di Kecamatan ini ter- dapat satu lagi objek wisata yang sangat indah dan ramai dikunjungi baik wisatawan lokal maupun asing. Namanya Pantai Lhok Nga. Selain itu juga terdapat sebuah perusahaan PT. Semen Andalas Indonesia (PT. SAD perusahaan yang menghasilkan semen dalam jumlah besar yang berdiri megah di pinggir pantai. Di kawasan Lhok Nga ini Juga terdapat sebuah bangunan bersejarah yakni rumah peninggalan pahlawan wanita Aceh bernama Cut Nyak Dhien. Namun di sela-sela itu suasana lain tergambar di sudut-sudut desa tak ubahnya seperti melihat salah satu bagian desa tertinggal. Hal ini dikarenakan masih ada juga pendu- dak desa yang masih terbelakang Buku ini memberi gambaran bagaimana hebatnya kerusakan akibat bom atom itu. Bom Atom yang dijatuhkan di Hiroshima menye- babkan kota itu menjadi rata dengan tanah, hanya satu bangunan yang tidak hancur yang dijadikan monu- men. Buku yang merupakan fakta sejarah itu kami bawa ke Medan dari negeri Sakura itu. Fakta dan data memberi petunjuk bahwa korban bom atom hanya puluhan ribu orang sedangkan korban tsunami ratusan ribu banyaknya. Wacana Dan Langkah Menuju Kenyataan Kendatipun Monumen Memo- rial Banda Aceh atau Monumen Ge- lombang Tsunami masih merupakan wacana, tetapi langkah-langkah ke arah itu perlu dipikirkan. Dalam rangka rekonstuksi dan relokasi Banda Aceh perlu dipikirkan areal untuk monumen itu. Kalau telah ada kesepakatan kapal ikan dan kapal terapung Pembangkit Tenaga Listrik dari pendidikan dan kesejahteraan. Desa itu hanya beberapa rumah saja yang dibangun permanen, sedangkan sebahagian besar adalah rumah panggung terbuat dari papan dengan atap seng dan bahkan masih juga ada yang beratap rumbia. Keadaan infrastruktur seperti MCK di be- berapa tempat juga belum tersedia. Hal ini dijadikan bagian dari pengab- dian mahasiswa KKN untuk mem- bantu menyediakannya. Memang umumnya penduduk pantai lebih sering menggunakan laut sebagai alternatif mandi dan sebagainya. Masih memprihatinkan. Keunikan lain di masyarakat lingkungan desa adalah tempat untuk tidur bagi anak lajang dan kaum lelaki, umumnya mereka lebih memilih tidur di Menunasah (surau, masjid) daripada tidur di dalam rumah. Kebiasaan ini sudah ter- tanam lama dalam semangat keke- luargaan dan keterikatan yang kuat di antara mereka. Ternyata kebiasaan ini juga bermanfaat bagi warga desa. Seperti pernah terjadi kasus keba- karan di tengah malam dari salah satu rumah penduduk desa. Kaum lelaki dari arah meunasah bergerom- bol turun dengan sigap ke tempat lokasi kebakaran dan serempak memadamkan api. Sebuah kesahajaan penduduk desa yang penuh dengan ketulusan bahkan kepolosan dari ketidak- mengertian mereka pada akhirnya menjadi sebuah ketinggian etika dan kehormatan. Hal inilah yang ku rasakan paling menarik untuk diamati sebagai keunikan tersendiri di lingkungan masyarakat pedesa- an, sementara di kota sudah jarang ditemukan. Masih dapat kurasakan tegur sapa dan canda lugu dari Nyak Saran Kepada Pemerintah Saya adalah salah seorang yang kehilangan keluarga di Bada Aceh karena menjadi korban gempa dan tsunami yang telah sebulan berlalu. Dalam hati saya masih yakin hahwa saudara saya tersebut masih hidup, akan tetapi karena dia berada dalam kondisi sakit entah di mana sampai kini belum diketahui kabarnya dan belum dapat memberi kabar kepada keluarganya. Saran saya kepada pemerintah adalah segera mendata korban-korban yang masih hidup baik di lokasi- lokasi pengungsian, rumah- rumah sakit baik di Medan maupun di Jakarta, dan anak- anak yang sudah dititipkan di keluarganya di Medan ataupun yang sudah kembali ke Sigli. Hal ini sangat diperlukan untuk memudahkan orang-orang mencari anggota keluarganya yang hilang dan agar menghindari terjadinya penculikan terhadap perempuan muda dan anak- anak yang rentan terhadap penjualan anak dan perempuan. Saya sangat menyayangkan yang dicatat malah korban yang hilang atau tentang pencarian korban yang hilang, seharusnya yang diumumkan di surat kabar nasional seperti Republika dan, Kompas adalah nama orang- orang yang selamat, alamat sebelum bencana dan alamat sekarang setelah bencana. Saya yakin Kompas dan Republika tidak akan rugi apabila merelakan satu halaman penuh di setiap harinya untuk memuat nama- nama korban yang selamat. Diesel (PTLD) Apung dijadikan monumen induk, maka perlu didu- kung dengan dinding. Pada dinding yang lebar dan besar itu dibuat relief yang menggambarkan ganasnya gelombang tsunami. Relief itu dimulai dari; gempa, air laut kering sekitar 5 km dari pantai. Masyarakat datang ramai-ramai mengambil ikan, ge- lombang tsunami datang melebihi pucuk kelapa, menghancurkan berbagai bangunan dan melenyap- kan rumah penduduk. Ketika air laut surut mayat-mayat bergelim- pangan! Yosseva Mahasiswa UMN Pengambaran suatu peristiwa dengan relief merupakan pengam- baran yang mempunyai daya tahan yang cukup lama. Dengan melihat relief pengunjung baik yang datang dari dalam dan luar negeri tahu secara menyeluruh dari awal sampai akhir peristiwa tsunami itu. Salah satu monumen yang didukung dengan relief adalah Palangan Medan Area yang ada di pintu masuk kota Perbaungan. Ketika dua wartawati Belanda datang ke Medan 1997 untuk mengetahui gerakan pasukan Belanda ketika melancarkan agresi I1947 dan pertempuran paling seru terjadi di Lubuk Pakam pada saat pasukan Manap Lubis dan pa- sukan Bejo berusaha melepaskan diri dari kepungan yang berhasil dengan baik. Dua wartawati dari televisi Belanda masing-masing bernama Miss Step Vaessen dan Miss Kenneth Van Toll merasa puas dan cukup jelas mengenai pe- ngambaran melalui relief itu. Kendatipun Monumen Gelom- bang Tsunami masih merupakan wacana, pemikiran-pemikiran ke arah sana diperlukan, di samping kita melaksanakan tugas-tugas ke- Chik" (induk semang) di loksai KKN. Tawanya yang khas dan lugu akan menghias di bibimya jika melihatku sedang memperagakan dan mem- pelajari bahasa mereka. Begitu juga perhatian dari „Yah Chik (suami Nyak Chik) bagaikan perhatian seorang ayah terhadap anak perempuannya. Setiap pagi dan sore hari Yah Chik kerap menimbakan air sumur buatku untuk keperluan mandi dan sebagainya. Bagiku se- mua itu adalah anugerah dari Yang Kuasa karena keluargaku menjadi bertambah lagi di desa itu. Pada setiap perjalanan ke masing-masing desa di Kecamatan Lhok Nga adalah suatu perjalanan panjang tentang makna hidup dalam ikatan persaudaraan yang kokoh dan penuh semangat ke- Islaman. Melewati malam-malam di lokasi KKN dalam keterbatasan sebuah desa merupakan sebuah pengalaman yang sangat spesial. Dari arah meunasah kerap ter- dengar pembacaan ayat-ayat suci Al Qur'an. Begitu pun juga dari arah balai desa terdengar tarian- tarian saman, sementara dari rumah penduduk terdengar pula doa dari kaum ibu yang tengah menina bobokkan anaknya untuk tidur, dengan sebuah lagu dan doa perjuangan di antara pembelaan agama dan negara. Sangat heroik dan menyayat hati. Seperti lirik lagu yang belakangan ini sering dipu-tarkan salah satu stasiun TV swasta di bawah ini, Allah hai do do da idi... Boh gadong biye boh kaye uteun Rayeuk sinyak hana peu ma bri Aib ngon keji ureung donya keun... dst SURAT PEMBACA Kecewa Atas Layanan Polri Resort Simalungun Kami keluarga Sitorus sangat kecewa dengan layanan dan kinerja instansi Polri Resort Simalungun Sumatera Utara dalam mengusut laporan pengaduan. Bahwa pada 3 September 1999, kami keluarga Sitorus diwakili oleh orangtua kami Bennet R. Sitorus telah melaporkan kejahatan yang dilakukan oleh PNS (Pegawai Negeri Sipil) Maikjon Manik sesuai laporan polisi No. II/588/IX/ 1999 tentang pemalsuan surat-surat/penyerobotan tanah (surat laporan polisi terlampir). Kami orang kecil yang butuh keadilan yakni bahwa instansi Polri Resort Simalungun bisa membela dan menengakkan hukum, sehingga kami mengadukan ke kepolisian. Namun sampai sekarang belum ada realisasi dari kepolisian padahal masalah ini sudah kami WASPADA Sementara itu tidak kalah pen- tingnya film dokumenter mengenai tsunami itu yang mengambarkan sejak awal datang tsunami hingga surut air, dan kehancuran kota dan begitu banyak anak manusia yang menemui ajalnya. Dokumentasi film ini dengan bahan yang telah ada itu, barangkali pimpinan Media Group Sdr. Surya Paloh dengan relawannya dapat melaksanakan dan memper siapkan beberapa copy film doku- menter. Dokumenter seperti ini untuk masa sekarang tidak perlu karena tiap hari kita lihat gambar-gambar itu melalui media atau televisi. Tetapi semua ini sangat penting untuk generasi kita 20 atau 30 tahun yang akan datang. Melalui monumen dan fakta-fakta sejarah, kita dan mereka sadar dan tahu, betapangerinya bala datang dari Allah kalau kita anak manusia 'mengingkari' apa yang diperintahNya. Penulis adalah wartawan senior di Medan Selesai dari KKN aku berucap syukur kepada Tuhan karena dapat lebih merasakan suasana di bumi Aceh sebagai refleksi dari makna kehidupan akan kebesaran- Nya dalam perjalanan semakin jauh kaki melangkah dan semakin banyak mata ini melihat. Banda Aceh telah lama kutinggalkan. Walaupun begitu besar keinginan untuk kembali menjenguknya. Selalu saja terhalang. Sampai sejarah baru kembali mengukir Aceh di penghujung tahun 2004 yang baru lalu. Seketika keinginan untuk melakukan napak tilas di bumi Aceh terkasih itu muncul. Mencari dan membongkar kembali puing-puing kenangan yang berhamburan tersapu gelombang. Pada setiap sudut yang pernah menjadi sebuah sejarah peradaban. Akhir dari napak tilas ini adalah sebuah kepedihan yang mendalam, derita nestapa jeritan bathin, dan tangis yang tidak pernah usai. Begitu sekejapnya. semua keindahan, kebanggaan dan kenikmatan di muka bumi ini berubah menjadi sebuah kenangan. Begitu banyak kawan-ka- wanku dan saudara-saudaraku yang kehilangan. Begitu banyak saudara-saudaraku dan kawan- kawanku yang hilang... Tulisan tangan mereka pada lembaran terakhir skripsiku bagai- kan sebuah kata-kata perpisahan untuk selamanya. Seperti juga SMS ku untuk mereka di seberang sana yang tidak pernah akan bisa terjawab. SUDUT BATUAH Penulis adalah Alumni Unsyiah Banda Aceh adukan sejak tahun 1999 sesuai laporan polisi tersebut di atas. Bahkan ketika kami tanyakan soal perkembangan pengusutan atas masalah tersebut di atas pada awal Januari 2005 kepada Kasat Reskrim Polres Simalungun yang kebetulan dijabat oleh Kasat Reskrim yang baru, tidak dapat menunjukkan berkas pengaduan kami itu. Kami sangat kecewa dan bertanya kepada bapak Kapolres Simalungun melalui surat pembaca ini "Ke manakah kami harus minta perlindungan untuk memperoleh keadilan." Orangtua kami telah terusir dari rumahnya (objek sengketa) dan rumah tersebut telah dikomersilkan oleh pihak yang tidak berhak. Kami sangat berharap bapak dapat membantu, agar penyidikan bisa berlanjut, sehingga kebenaran materil dapat ditegakkan dan berkas dapat segera diajukan ke penuntut umum. an. Keluarga besar Sitorus Imzen Sitorus, SH *Presiden George W Bush menyatakan, negara terkena bencana tsunami harus memilih pengurangan beban utang atau bantuan -Dua-duanyalah kalau bisa Mr Presiden! * Pemko menguras PAD Rp6,3 miliar jika mengabulkan permintaan anggota DPRD Medan soal mobil dinas - Percumalah banyak relasi, he...he...he *Sekda Medan Drs H Ramli, MM menyebutkan, Kepala Daerah sejati tidak bekerja di belakang meja - Kecuali mejanya-meja basah! Wak Doel Color Rendition Chart WASPADA Polisi Aman MEDAN (Wasp Baru mengamani penggelapan dan pem Kecamatan Medan Informasi dipe sehari-harinya berl yang menyalurkan Korban pelapor Polsekta Medan Ba 3 tahun, namun ke tempat-tempat bat sempat menagihny Akhirnya beber pengecekan di tempa masing-masing suda diteruskan ke poli Secara terpisah melakukan pencuri Fair Plaza, diaman Lelaki tersebut Binjai km 14 yang s barang bekas. Piha pura sebagai salah Setelah meliha sejumlah lembara kemudian memba oleh pekerja lain, y kepada Security ( Calon Satpa MEDAN (Was di Jl. KH Wahid H Medan Baru kare Menurut keter mengadu itu adal Kata polisi, mes 2004 dengan mem akan menyalurka ke MFR di Jl. Gat Setelah jatuh t jawaban hingga p Di tempat terp: Hadi Kesuma Jaya: pencurian biasa dar Sumber Waspa merusak pintu kan paksa dari tangan k Jl. Sejati. Keterangan ya berawal dari hasut rusakan. Surat pe Dikeluarkan resm Status Tanah Harus Disele MEDAN(Wasp Kalo, SH, MHum, Tanah Eks HGU P status lahan eks H sesuai peraturan Selain itu peme berdampak pada "Jika dibiarkan selesai, hal ini sudal Syafaruddin Kalo, d SH, MHum, dan At Jl. Bambu No 30 M Selama ini, kata II terjadi karena pe sudah habis HGUP itu akan kembali ke negara yang akan Karena itu, im menentukan sikap t memperhatikan aspe Pasal 34 butir (a) HGU hapus karena dalam Pasal 17 ayat ( kan,"HGU hapus kan ditetapkan dalam k Dan pada ayat (2) dise dalam ayat (1) meng (tanah yang dikuas Berdasar SK BP mempunyai wewena PTPN II, diwakili olel di daerah. Atas dasar pengali-han, peminc harus melalui perse Merujuk pada P apabila HGU hapus maka bekas pemega benda yang ada di ata yang ada di atas tana waktu yang ditetap Fakta di lapangan sepihak telah dikuas Siapa Ya Ellin Mesrawa MEDAN (Waspada 2, penduduk Kampu gelombang Tsunami M belum diketahui nas Ibunya, Suryanin Galung Pematangsia cucunya tersebut diya mereka sekarang ini. Sedangkan penut selamat dari musibah Rahmad, terpisah da Suryaningsih ma masyarakat yang meng diinformasikan kepada 0811614902 atau tele Mencari Yusr MEDAN (Waspada Aceh sampai kini tida bencana alam gelomba anak pasangan Yusufc harapan bertemu tipi menemukan Yusrizal Bagi siapa saja yan atau Rit Jl Kapten Mu Telp (061) 6636208 ata Geuceu Iniem Banda 52208.(m44) Mencari Nurli MEDAN (Waspad. Aceh hilang sejak terj sampai kini tidak diket mohon hubungi Sya 081360237506.(m44) Yusrizal
