Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Waspada
Tipe: Koran
Tanggal: 2002-04-22
Halaman: 04

Konten


4cm Medan Suplemen Peninggalan Sejarah Menanti Bantuan ISTANA Maimon dan Desa Lingga di Kabupaten Karo mendapat bantuan dari pemerintah pusat untuk pemuga- rannya. Istana Maimon mem- peroleh sebesar Rp 2,5 miliar se- dang Desa Lingga Rp 1 miliar: WASPADA Banyak warga masyarakat menyambut gembira bantuan pemerintah ini sebab selama ini Istana Maimon yang menjadi ke- TAK ada yang bisa mem- bantah bahwa keberadaan Ista- na Maimon yang sudah berusia 113 tahun ini merupakan trade mark' dan aset wisata yang men- jadi kebanggaan kota Medan. Umumnya para pendatang maupun warga asing yang ber- kunjung selalu ingin melihat se- jarah dan kondisi Istana Mai- mon. Namun tidak sedikit yang menampakkan wajah sendu karena kecewa usai berkeliling di sekitar istana itu. Menyaksikan kondisi Istana Maimon saat ini, ujarnya, jika sudah ada anggarannya kita mengharapkan Pemerintah Kota Medan mempergunakannya secara optimal dan baik. Karena kita sangat menyangkan kondisi istana yang selama ini sudah ti- dak terawat. Padahal Istana Maimon selain bernilai sejarah tinggi juga dapat dijadikan objek wisata yang menguntungkan sekaligus menambah keindahan dan kemegahan kota Medan. Keindahan ini amat penting supaya menyejukkan mata dan indah sesuai missi kota Medan, yakni menciptakan Medan Bestari. Setelah semua tertata de- ngan apik, di sekitar itu boleh- Istana Yang Sudah Tua depan sering dijadikan sebagai tempat anak-anak bermain bola. Pemandangan ini jadi menghi- langkan kewibawaan istana yang tadinya sangat bernilai sejarah itu. Mengapa? Banyak alasan keprihatinan yang sering terlontar dari pe- ngunjung usai menyaksikan kon- disi Istana Maimon. Kata mereka objek benda yang ditampilkan monoton, kegiatan keseniannya minim, foto-foto tempo 'doeloe' makin memudar dan hilangnya pesona atau daya tarik khas adat Melayu. Dan, yang paling menye- dihkan kondisi Istana Maimoon itu sendiri sudah tak layak dise- but sebagai istana. cintaan warga kota Medan, nya- ris diabaikan. Di sana-sini rum- put tumbuh menjadi ilalang, ko- long istana menjadi tempat ting- gal, sungguh bukan pemanda- ngan mengagumkan. "Hal ini patut kita sambut positif dan untunglah belum ter- lambat karena setiap bangunan, peninggalan bersejarah dan ben- da-benda purbakala harus dilin- dungi. Hal itu diatur secara hu- kum yakni dalam sebuah un- dang-undang yang dikeluarkan pada tahun 1982 dan juga ada Perda-nya,"ujar advokat yang juga tokoh masyarakat Karo, HM Kamaruddin Aldian Pinem, SH. Di bagian bawah bangunan sudah menjadi tempat tinggal keluarga istana, seperti barak- barak saja layaknya. Di bagian Menurut dia khusus di Me- dan sangat banyak bangunan bersejarah yang harus dilin- dungi, selain Istana Maimon juga Taman Sri Deli, Masjid Raya, Ge- reja Katholik bahkan sekolah "Tak sebanding kemegahan bangunan dan hebatnya hikayat kerajaan masa lalu itu dengan yang kita lihat langsung seka- rang. Padahal tujuan saya ke- mari ingin melihat benda-benda kuno yang ada tempo dulu, ter- nyata hanya dua kursi kerajaan dan beberapa lukisan sekarang. Wah kalau begini terus, kemung- kinan Istana Maimon hanya tinggal kenangan saja," ujar se- orang pengunjung. Hal senada dikatakan Direk- tur Eksekutif Badan Warisan Sumatera (BWS) Sumut, Hasti Tarekat, yang mengaku ikut prihatin melihat salah satu aset wisata kota Medan itu. "Sudah saatnya pengelola Istana Maimon berbenah diri ke arah manajemen profesional se- perti daerah wisata lain agar ke- beradaannya tidak cepat pupus di telan zaman." Menurut Hasti, sudah sela- dan lainnya. Bangunan-bangu- nan bersejarah ini tidak boleh dihancurkan kecuali Perda-nya diubah, tapi itupun kalau kita hanya memandang dari segi pe- raturan atau hukumnya. Dari segi sejarah, sebuah peninggalan sejarah seharusnya kita hargai dan lestarikan sebagai cerita untuk anak cucu kita kelak. yaknya pengelola istana mem- buat berbagai kegiatan kesenian rutin untuk menarik para wisa- tawan lokal maupun asing ber- kunjung. Kemudian melengkapi objek benda peninggalan kuno seperti senjata, pedang, tombak, tameng, kelengkapan rumah tangga dan sebagainya serta me- nampilkan foto-foto kerajaan tempo dulu sekaligus dengan aneka pernik khas Melayu. "Seharusnya dibuat program kesenian rutin dan penampilan objek yang dilihat harus diper- banyak lagi sehingga para wisa- tawan akan betah berlama-lama melihat Istana Maimon," ujarnya. Menurut catatan sejarah, raja pertama memerintah di istana yakni Cek Ayung. Kemu- dian tahta berturut-turut diganti Datuk Cek Jailani, Datuk Imam, Datuk Merah Mata, Datuk Da- gang, Datuk Bendahara Berjasa Sakti, Datuk Musidin gelar Ma- haraja Sri Asmara, Datuk Haji Aminuddin, Datuk Haji Ja'far gelar Maha Raja Sri Indra. Tahta terakhir dipegang Datuk Mat Yuda Sri Diraja yang mem- bangun istana mahligai masih Jika Istana Maimon ditata dengan baik dan profesional, kata Hasti, maka akan lebih ba- nyak lagi turis berkunjung ke Medan, khususnya Istana Maimon. "Kalau sudah profesional tentu akan mendatangkan pe- masukan bagi pengelola untuk memperbaiki penataan istana ke arah yang lebih baik, karena mereka akan belanja souvenir, berfoto-foto, melihat atraksi Meriam Puntung bagian dari sejarah Maimon. Waspada/Muhammad Faisal dapat kita lihat sekarang. Istana Niat Lima Laras di- bangun pada 1912 dan selesai 1917 dengan biaya keseluruhan mencapai 150.000 gulden ini. Ketika Bupati Asahan dijabat dr Bahamit Muhammad istana pernah dipugar, bukan dari uang Pemda, tapi dari Dirjen Bina Wi- sata. Pemugaran kala itu bertu- juan menjadikan istana sebagai obyek wisata domestik, regional dan nasional. Paling tidak pemu- garan itu dilakukan untuk mem- pertahankan nilai-nilai artistik bangunan. Dana sebesar Rp 2,5 miliar itu tutur Aldian Pinem akan sa- ngat berguna untuk melestarikan sekaligus mengembalikan kejayaan Istana Maimon yang merupakan kebanggaan warga kota Medan. Saat ini kondisi istana sudah sangat sumpek, bagian depan, kanan, kiri dan belakang bangunan sudah tidak terawat. Dan, ini harus ditata, dicet dengan warna sesuai ke- orisinilannya di masa lalu. Namun pemugaran yang me- nelan biaya hampir Rp 300 juta ketika itu belum sesuai harapan. Waspada/Drs Erwan Effendi Batubara Istana Niat Lima Laras di Desa Lima Laras, Kecamatan Tanjungtiram, Batubara. Kondisinya saat ini sangat memprihatinkan, karena banyak bagian bangunan rusak berat dan hampir tidak dapat lagi dipertahankankan. Sekeliling istana perlu ditata sepaik mungkin dengan tana- man bunga-bunga berwarna kon- tras, di bagian depan sebagai pa- dang rumput tempat anak-anak bermain bola. kesenian dan sebagainya." Mengenai ide pengelolaan diserahkan kepada swasta, me- nurut Hasti boleh saja asal seizin ahli waris Istana Maimon. "Siapa saja boleh mengelola Istana Maimon asal seizin ahli waris dan bernuansa positif un- tuk wisawatan. Bagaimanapun kita akui pengelolaannya mem- butuhkan biaya besar." Ke depan, kata Hasti, peles- tarian dan penataan Istana Mai- mon harus dilakukan dengan benar dan profesional, bukan hanya sekedar kosmetik, sebatas mengecat pagar saja. "Percayalah kalau Istana Maimon dikelola dengan baik maka akan bermanfaat untuk warga kota Medan." Bantuan Rp 2,5 M Sementara salah seorang ahli waris, Tengku Muhammad Danil yang diminta tanggapan- nya atas kondisi Istana Maimon mengaku setuju adanya perbai- kan dan pengelolaan secara pro- fesional. "Ketimbang hancur dan tak terawat lagi, lebih baik pengelo- laannya diserahkan kepada in- vestor swasta yang bekerjasama dengan pihak keluarga waris istana. Mengenai bantuan pemerin- tah pusat melalui proyek pena- taan dan revitalisasi kawasan perkotaan Sumut (PPRKP) se- besar Rp 2,5 miliar untuk me- nata kawasan Istana Maimon Medan yang mulai dikerjakan Agustus 2002, menurut Dalil belum ada informasi dan rincian dana tersebut kepada ahli waris. "Sejauh ini kami belum me- ngetahui secara positif berapa biaya bantuan pemerintah itu dan untuk apa saja diperguna- kan, karena informasinya baru diterima melalui koran beberapa hari yang lalu," ujarnya. Begitupun, kata Danil, pi- haknya setuju diadakan pemuga- ran, perbaikan dan perawatan istana atau bahkan isu tentang pemindahan 30 kepala keluarga ahli waris yang tinggal di bela- kang istana oleh Pemprovsu dan Pemko Medan. "Demi perbaikan aset Istana Maimon ini, pihak keluarga se- tuju saja asal ada kordinasi dan perundingan dengan pihak ke- luarga. Tanpa itu kami tetap me- nolaknya." Mengenai objek benda istana yang minim dipajang, menurut Danil, semua benda itu masih ada dan tersimpan rapi oleh be- boleh saja berdiri kios-kios kecil menjual souvenir seperti seni ukir, seni pahat didominasi ciri khas Melayu dan Karo senafas dengan pendiri Kota Medan Gu- ru Patimpus, dan diikuti ciri khas etnis lainnya yang ada di Sumut. "Dengan demikian turis asing yang masuk ke Istana Maimon seolah melihat Sumatera Uta- ra,"ujar Pinem. Sebab, keberadaan istana tidak didukung oleh alam sekitar se- perti pantai Tanjungtiram dan Pantai Guntung. Padahal dua pantai yang memiliki pasir putih itu jika ditata secara apik didu- kung perbaikan sarana lalu lin- tas, istana akan mampu menarik para pengunjung. Setelah dari tangan Bahamit Muhammad dan digantikan Zul- firman Siregar, Rihold Sihotang dan kini di tangan Drs H Risud- din cs, titik perhatian dan upaya untuk merehab istana dapat di- bilang tidak ada. Kalaupun ada, bak kata pepatah, "Jangan tidak karena bulan." Ironisnya, ketika Bupati Asahan dua periode dija- bat almarhum H Abdul Manan Simatupang, istana yang pernah menjadi markas Angkatan Laut pada masa agresi tersebut tidak pernah tersentuh rehab, apapun bentuknya. Dengan cara seperti itu maka Istana Maimon menjadi pusat informasi Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Sumatera Utara sebab lokasi sangat strategis, hanya perlu menambah lokasi parkir. Sedang pada malam Minggu ke- hidupan malam di kota Medan dapat pula disemarakkan de- ngan panggung terbuka di istana dengan cara menampilkan bu- daya semua etnis yang ada di daerah ini. (m21) Rusak berat Kini apa terjadi? Tokoh ma- syarakat Batubara HOKAinoni mengungkapkan kegusarannya, peninggalan sejarah yang meru- pakan aset nasional itu dalam keadaan rusak parah. Banyak bagian-bagian penting dari ba- ngunan sudah lapuk dimakan serangga dan dimakan usia aki- bat tidak adanya perawatan intensif. berapa ahli waris. "Semua benda kerajaan itu masih lengkap di- simpan. Demi keamanan aset kami tidak berani memamerkan- nya secara terbuka kepada pe- ngunjung, tetapi kalau pengelo- laannya sudah baik maka benda itu akan diserahkan semunya.' Aset wisata Kadis Pariwisata Kota Me- dan, HM Rasyid SH, yang diwa- kili KTU Hidayatsyah mengata- kan, belum mengetahui adanya pencairan dana dari pusat sebe- sar Rp 2,5 miliar untuk perbai- kan Istana Maimon. "Sejauh ini kami belum me- nerima laporan itu, tetapi kalau- pun itu ada sebaiknya diman- faatkan untuk kemajuan pari- wisata kota Medan." Menurut Hidayatsyah, Ista- na Maimon merupakan salah sa- tu dari 17 aset wisata bangunan kuno di kota Medan yang harus dijaga dan dilestarikan. Bagai- manapun, lanjut dia, bangunan bersejarah mempunyai daya ta- rik tersendiri bagi turis untuk berkunjung ke kota Medan se- iring dengan perkembangan glo- balisasi dan pasar bebas men- datang. Mengenai pengelolaan Ista- na Maimon sebaiknya diambil alih oleh pemerintah. Menurut Hidayatsyah tidak bisa spontan dilakukan karena itu hak ahli waris kerajaan dan pemerintah tidak bisa semaunya mengambil alih istana tersebut karena itu milik ahli waris kerajaan. "Karena itu merupakan aset wisata nasional maka pemerin- tah hanya memberi bantuan. Sejak tahun anggaran 1994/1995 hingga 1998/1999 Pemda mem- berikan bantuan bertahap mulai dari Rp 22 juta hingga 354 juta untuk perbaikan fisik dan pagar, perawatan taman, biaya lampu, listrik, renovasi hikayat meriam puntung, pengecatan, perbaikan Masjid Raya dan sebagainya." Bagaimanapun, kata Hida- yatsyah, pihak Pemko Medan tetap sepenuhnya memperhati- kan dan menginginkan Istana Maimon tetap eksis sebagai aset wisata kota Medan. "Kepada semua pihak agar turut memikirkan perbaikan dan pengelolaan profesional Istana Maimon dengan persetujuan ahli waris. Sebaiknya pihak travel biro atau pengelola wisata dapat bekerjasama demi kemajuan pariwisata kota Medan ke depan." Ruslan Chalid Padahal dengan memba- ngun atau merenovasi Istana Niat Lima Laras saja nama Batu- bara akan mencuat hingga ke manca negara dan bisa menda- tangkan wisatawan yang dapat menambah penghasilan daerah. Bukan lagi rahasia, dalam renovasi Istana Niat Lima Laras belum ada upaya keras Pemkab Asahan kecuali membiarkan ba- ngunan itu rubuh secara perla- han-lahan. Itu pengakuan salah seorang ahli waris istana. Apa- kah diskriminasi terhadap ma- syarakat Batubara dilakukan dari berbagai sisi, termasuk tidak memperhatikan peninggalan sejarah yang ada di wilayah itu? Padahal, kata ahli waris, se- mua turunan datuk yakni Datuk Mat Yuda Sri Diraja sudah me- nyerahkan pengelolaan istana kepada Pemkab Asahan. Kata mufakat itu dimbil ahli waris mengingat peninggalan sejarah itu harus diselamatkan dari ke- hancuran, dan itu bukan lagi milik ahli waris tapi asset bangsa yang harus diselamatkan. Itikad baik Menurut seorang putra dae- rah Batubara, jika saja Pemkab Asahan mempunyai itikat baik untuk memelihara peninggalan Agaknya para pejabat di sejarah bangsa itu, upaya pen- Pemkab Asahan, khususnya di carian dana dengan melakukan wilayah Batubara yang meliputi berbagai terobosan ke pusat pasti Kecamatan Tanjungtiram, Tala- wi, Sei Balai, Lima Puluh, Air Putih, Medang Deras dan Sei Suka Deras, kurang memper- hatikan pembangunan istana. Ini menimbulkan sangkaan buruk, seperti sengaja agar kua- litas sumber daya manusia (SDM) di wilayah Batubara tidak dapat tumbuh dan berkembang. Bahkan ada kesan kekhawatiran kalau SDM di Batubara berkua- litas keinginan untuk mendiri- kan kabupaten sendiri akan menjadi suatu kenyataan. bisa dilakukan. Kesan ketidak- seriusan Pemkab Asahan itu terlihat, ketika adanya kucuran dana dari pusat melalui proyek penataan dan revitalisasi ka- wasan perkotaan Sumut (PPR- KP) tahun 2002, Istana Maimoon memperoleh Rp 2,5 miliar. Selain itu, dikucurkan juga untuk Desa Lingga, Tanah Karo sebesar Rp 1 miliar. Istana Niat Lima Laras Sudah Lapuk Karena Hujan Dan Lekang Karena Panas Bangunan yang sarat de- ngan arsitek Melayu ini, dulunya merupakan pusat pemerintahan yang disebut Negeri Nibung Hangus. SEJARAH membuktikan Batubara, yang masuk ke dalam wilayah Kabupaten Asahan me- miliki peninggalan budaya sa- ngat berharga. Kebesaran pe- ninggalan sejarah yang menun- jukan tingginya nilai budaya itu pula salah satu yang mendorong masyarakat Batubara menuntut lepas dari Kabupaten Asahan dan hendak mendirikan kabu- paten sendiri. Satu dari sekian peninggalan sejarah yang saat ini masih bisa ditemui di Batubara adalah Ista- na Niat Lima Laras di Desa Lima Laras, Kecamatan Tanjungtiram, sekira 125 km dari Medan, ibu- kota Provinsi Sumatera Utara. Ironisnya, dari PPRKP yang didanai APBN tersebut, Istana Niat Lima Laras sedikitpun tidak mendapatkan bagian. Padahal, Istana Maimon yang bakal dipugar setelah bantuan dari pemerintah pusat sebesar Rp 2, 5 miliar turun. BANGUNAN Istana Mai- mon itu memang sudah sela- yaknya dipugar, dan untung belum terlambat karena akhir- akhir ini banyak bangunan yang berubah peruntukannya, misal bangunan sekolah hendak dijadi- kan rumah toko (ruko). Kita kha- watir bangunan bernilai sejarah pun bakal lenyap kalau letaknya dianggap strategis untuk per- tokoan. Istana Itu Sudah Selayaknya Dipugar campuri masalah keuangan istana. Termasuk kotak tempat pengunjung memasukkan uang seikhlas hati, mereka tidak tahu berapa jumlah yang masuk se- tiap harinya karena hal itu dike- lola oleh salah seorang anggota keluarga sultan. Tapi saat ada bantuan Pemerintah Kota, katanya, memang langsung ada perubahan yakni bangunan istana dicet sehingga terlihat lebih cerah dan indah. Dewa penyelamat istana itu adalah turunnya bantuan peme- rintah pusat sebesar Rp 2,5 mi- liar untuk pemugaran istana yang dirasakan pada waktu sa- ngat tepat. Karena kondisi istana saat ini sudah amat mem- prihatinkan. Mulai masuk dari pintu ger- bang di Jalan Brigjen Katamso Medan, kita tidak bisa menyak- sikan keasrian sebuah taman se- perti biasanya ada di lingkungan istana. Yang ada hanya rerum- putan yang kurang terawat, di sana sini ada sampah plastik dan lanya penjual asinan atau teng- daun pisang berserakan. Ada ka- teng' nangkring menanti pem- beli. Dan di sore hari anak-anak lelaki tanggung main bola. Bagian dalam ruangan terli- hat kusam. Pemakaian arus lis- trik terkesan dibatasi sehingga cahaya sangat terbatas meman- car dari lampu hias yang ada dan tidak bisa membuat suasana di dalam ruangan terang bende- rang. Padahal bangunan di bagian dalam istana terbuat dari bahan-bahan berharga, seperti lantainya dari batu marmer dan arsitektur bangunan bernilai seni Melayu. Tapi seakan tidak ada yang istimewa di istana ini. Hanya ada dua buah kursi besar, mung- kin tempat duduk raja di masa lalu, serta meja rias mepet ke dinding, dan satunya lagi yang berukuran lebih kecil diletakkan agak dipojokan. Di bagian depan ada pelami- nan berbungkus kain satin ber- warna kuning seperti yang biasa dikenakan para pengantin Me- kita optimis jika Pemkab Asahan berupaya keras merenovasi ista- na tersebut, sebagian dana itu pasti dapat diraih. Apalagi jika dilihat dari arsitektur bangunan, Istana Niat Lima Laras yang berada di Kota Pantai Tanjung- tiram itu, tidak kalah dibanding Istana Maimoon di Medan. Bangunan dengan model panggung itu, satu-satunya ma- sih tersisa di Sumatera Utara. Jika bangunan itu hilang maka bukan hanya masyarakat Batu- bara yang merasa kehilangan kebanggaan, tapi juga masya- rakat Sumut. Apakah ini yang dinginkan para penguasa di Pemkab Asahan, wallahu'alam bissawab. Istana Niat Lima Laras, kini menjadi lambang adat dan bu- daya masyarakat Batubara. Sim- bol itu bukan hanya dimiliki oleh etnis Melayu, tapi juga diakui oleh etnis Jawa, Batak, Padang, Karo, Mandailing, Aceh dan lain- lain. Berbagai etnis yang tinggal di Batubara sudah menyatu bah- kan sudah ada yang berhubu- ngan darah melalui perkawinan. Pantas saja jika etnis di luar Melayu yang tinggal di Batubara merasa tersinggung atas kebija- kan diskriminastif pembangu- nan yang dilakukan oleh Pemkab Asahan. Karena dengan kebija- kan yang tidak memberi porsi pembangunan di Batubara, ter- masuk rehabilitasi istana, yang menderita bukan hanya puak Melayu, tapi semua etnis yang tinggal di wilayah Batubara. Kini semua etnis dan puak yang tinggal di wilayah adat Ba- tubara bersatu-padu memper- tahankan peninggalan - pening- galan sejarah yang merupakan lambang kejayaan masa lalu. Mungkin salah satu caranya me- lalui ide mendirikan dan mem- bentuk Kabupaten Batubara. ●Drs Erwan Effendi Batubara layu, bertingkat-tingkat. Tapi tidak boleh diduduki. Di sini pe- ngunjung sering berfoto-foto, juga ada baju Melayu yang boleh di- sewa untuk berfoto. Di dinding ada pula gambar salah seorang putri sultan. Di bagian depan, sisi pintu masuk dipajang beberapa lukisan kanvas dan dari kain un- tuk dijual kepada pengunjung. Di dalam istana juga sudah ada dua stand yang menjual sou- venir-souvenir dari perak berupa gelang, cincin, batu permata, ka- ligrafi, tas, sandal dari kain, baju teluk belanga, tempat pinsil, dan pernak-pernik lainnya. Barang- barang tersebut berasal dari dae- rah Sumatera Utara dan Aceh. Tapi harganya terlihat agak menggigit, seperti sebuah bros di tengahnya ada batu di situ dijual seharga Rp 125. 000.- Sedang di bagian kolong ba- ngunan istana, terdapat rumah- rumah keturunan Sultan Deli. Menurut penjaga stand, jum- lah pengunjung tidak terlalu ra- mai, cuma beberapa, ada yang dari Malaysia datang berom- bongan, para pelajar sedang turis asing bisa dihitung dengan jari. Sejak krisis moneter menim- pa negara kita, arus kunjungan ke Istana Maimon menurun drastis, ujar Azmi, salah seorang pemandu di Istana Maimon. Saat ini pengunjung yang datang umumnya anak-anak sekolah saat libur sekolah, para orang tua yang membawa anak-anak- nya, dan masyarakat umum ter- masuk turis asing yang cuma satu-dua orang itu. Yang datang ke Istana Mai- mon umumnya bertanya tentang sejarah dan keluarga istana. Na- mun pemandu mengaku hanya tahu beberapa hal, tidak lengkap. Tapi pengetahuannya yang serba sedikit itu sudah memadai ka- rena pengunjung tidak bertanya sampai mendalam, seperti sil- silah keluarga kerajaan. Selain ke dalam istana, pe- ngunjung juga menyempatkan diri menyaksikan 'meriam pun- tung' yang diletakkan di sisi kanan Istana Maimon. Meriam puntung berada di ruang tersen- diri. Di monumen yang berada di dekat rumah adat Karo tempat meriam berada tertulis, "Menu- rut hikayat puak Melayu Deli Meriam Puntung adalah penjel- maan dari adik Putri Hijau dari Kerajaan Deli Tua bernama Mambang Khayali yang berubah menjadi meriam dalam memper- tahankan istana dari serbuan SENIN, 22 APRIL 2002 4 Raja Aceh yang ditolak pinangan- nya oleh Putri Hijau. Akibat larasnya yang cukup panas karena menembak terus menerus maka akhirnya pecah jadi dua bagian. Ujung meriam yang satu bagian melayang dan kini berada di Kampung Suka Nalu Kecamatan Barus Jahe, Tanah Karo, sedang yang seba- gian disimpan di sisi kanan Istana Maimon." Wsp/Feirizal Purba Pemandu di Istana Maimon mengaku tidak tahu menahu de- ngan bantuan pemerintah pusat karena mereka tidak mau men- "Kami hanya dibayar seada- nya, kalau seperti saat ini hanya cukup untuk makan, berbeda dengan masa-masa sebelum krisis moneter,"ujarnya. Namun, kalau nanti bantuan itu betul-betul sampai dan Istana Maimon dipugar mudah-muda- han jumlah pengunjung mening- kat honor kami meningkat, katanya berharap. Menurut pemandu ini pula, kalau kondisi istana semakin indah, di sekitar itu, termasuk di bagian luar lingkungan istana akan bermunculan kios menjual barang-barang souvenir atau cin- deramata. Dan, ini akan menjadi sumber mata pencaharian ma- syarakat sekitar itu, termasuk keluarga sultan sendiri. Bahkan kawasan Istana Maimon ini bisa dijadikan seba- gai pusat pasar seni yang dapat memotivasi para seniman meng- hasilkan karyanya masing-ma- sing. Kita memerlukan hidup yang berseni karena seni bisa melembutkan jiwa manusia, ujar seorang wartawan. ● Erma MT Foto-foto Waspada/Muhammad Faisal GAMBAR ATAS: Taman Sri Deli berlokasi di Jalan Sisingamangaraja simpang Jalan Mesjid Raya, suatu peninggalan sejarah dari Istana Maimon yang sudah dijual kepada pengusaha di Medan. Kini penjualan aset itu menghadapi banyak dilema karena warga merasa keberatan sedangkan pengusaha sudah mengeluarkan uang sudah cukup banyak. GAMBAR BAWAH: Sebuah lorong di Istana Maimon yang demikian indah untuk ditelusuri. Color Rendition Chart WASP SU A An AEKKAN Curiga menc Misno, 28 pen rame, Kec. Ku buhanbatu, Brimob yang PT Sri Perlal Menurut orang tuanya S itu dia jalan-ja kebun sawit m yang tidak jau Tetapi, saat di tiba-tiba datan Brimob Bripda ma dua orang c sebut dan men nya siapa yang mencuri TBS gar) kelapa sawa "Karena saya jawab tid Misno, seraya: wa setelah itu tersebut mene tanya ke tanah. pakai senjata babak belur. Walaupun dia tetap menga siapa yang me bun itu. Namun tersebut terus "Setelah memu ngan lantangny Ratu B RANTAU pada): Ratusan dalam sepekan liknya di Ranta melakukan al- nakan magig, tidak sadar HP ungkap Lurah Rantauprapat kim Lubis, Ka Menurut A bis, tiga orang bopeng meng motor RX King d. I, berkedok mem bangan dari rum Umumnya plotan itu, papa para pemilik HP mengerjai korb dahulu kompl Supir A Jemb LUBUKPAK Seorang supir P temannya meng petugas DLLA Timbang I Kayu morawa ke DPR dan Polsek Tar Jumat (19/4). Menurut P. Waspada, 15 Ap pick-up yang dik bersama seorang angkut kardus dar menuju Tanjung juannya adalah t Tanjungmorawa "Kami hany sampah, dan mera perlu masuk ke ti mun kami kaget menahan dan men Lalu saya dibawa tor bersama tema. ditilang petugas D saudara M. Bintan Yang membuat kel, saat proses til sung, tiba-tiba ada masuk ke ruangan sung merenggut k Sirait dan secara k Pembent Hul LANGKAT (Wa tua DPRD Langkat Mesa Bangun menil bentukan Kab. Lan tidak terlepas dari k pribadi, golongan orang tertentu yang keutuhan Langkat "Secara resmi D kat belum ada mene yang berkaitan deng masyarakat, khusu yang menamakan dir Pekerja Persiapan Ka Hulu (BP3KLH)," Bangun, didampingi S Dianasari, Rabu (1 Menurut Sama ngun, kondisi Kab. La aman dan kondusifs hendaknya jangan d ngan adanya upaya belah untuk kepent lompok. Yang perlu c bagaimana aspirasi m khususnya Langkat l SH Kota: Zhuhur. 'A BIREUN B.PIDIE MEDAN 12:26 15 В.АСЕН 12:39 15 BINJAI 12:26 15 12:34 15 15 12:33 G.SITOLI 12:30 1. 12:26 KJAHE 15 15 KISARAN 12:22 1 KOTACANE 12:29 12:28 1 Langsa 15 L.Semawe 12:32 L.PAKAM 12:25 15 15 MEULABOH 12:36 15 PSIDEMPUAN 12:23 15 PSIANTAR 12:24 15 R.PRAPAT 12:21 SABANG 12:39 15 SIBOLGA 12:25 SI DIKALANG 12:27 12:36 SINGKIL 15 15 15 15 12:29 SIGLI STABAT 12:26 TAKENGON 12:33 T.BALAI 12:21 TAPAK TUAN 12:32 TARUTUNG 12:25 2cm T.TINGGI 12:24 15 15 15 15 15 15