Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Waspada
Tipe: Koran
Tanggal: 2002-04-22
Halaman: 06

Konten


4cm WASPADA DEMI KEBENARAN DAN KEADILAN WIZ Harian Umum Nasional WASPADA Terbit sejak 11 Januari 1947 Pendiri: H. MOHAMMAD SAID (17 Agustus 1905-26 April 1995) Hj. ANI IDRUS (25 November 1918 - 9 Januari 1999) Pemimpin Umum: dr. Hj. Rayati Syafrin, MBA Pemimpin Redaksi/Penanggungjawab: H. Prabudi P. Said Wakil Pemimpin Umum/Wapemred: H. Teruna Jasa Said Pemimpin Perusahaan: dr. Hj. Rayati Syafrin, MBA Redaktur Pelaksana Azwir Thahir, Sofyan Harahap Dewan Pelaksana Redaksi : T. Junaidi, Hendra DS, Edward Thahir, Muhammad Joni, Sumaharja Ritonga, Nurhalim Tanjung. Akmal AZ, Rudhy Faliskan Alamat Kantor Pusat, Penerbit, Redaksi, Tata Usaha/Periklanan Jalan Letjen Suprapto/Brigjen Katamso No. 1 Medan 20151 Tel. (061) 4150858 (3 saluran). Faks: (061) 4510025 e-mail :waspada@indosat.net.id wwwwww Kantor Biro redaksi/Perwakilan Periklanan : (1) Bumi Warta Jaya, Jalan Kebon Sirih Timur Dalam No. 3 Tel. (021) 322216 Faks. (021) 3140817 Jakarta Pusat (2) Perwakilan Waspada Jalan Ratu Syafiatuddin No. 21-C Tel. (0651) 22385 Banda Aceh 23122 (3) Jalan Listrik No. 11 Lhokseumawe Tel. (0645) 44206 (4) Komplek Windsor Square Blok B No. 28 Nagoya, Batam Tel. (0778) 430923 Penerbit PT Penerbitan Harian Waspada Komisaris Utama: Tribuana Said Direktur Utama: dr. Hj. Rayati Syafrin, MBA SIUUP: 065/SK/MENPEN/SIUUP/A 7/1985 tanggal 25 Februari 1988 ISSN 0215-3017 Percetakan: Percetakan Web PT Prakarsa Abadi Press, Jalan Letjen. Suprapto/Brigjen Katamso No.1 Medan 20151 Tel.612681 Isi di luar tanggungjawab pencetak Harga iklan tiap mm kolom Rp. 7.000 ukuran 42 mm. Tajuk Rencana Menag Dan MUI Sorot Al-Zaitun K ita melihat adanya perbedaan sikap antara Menteri Agama dengan Majelis Ulama Indonesia dalam menyorot keberadaan pesantren supermodern Al-Zaitun di Indramayu, Jabar. Menteri Agama Prof Dr Said Agil Husin Al- munawar sudah menegaskan, penelitian terha- dap persoalan Pondok Pesantren (Ponpes) Al- Zaitun adalah untuk menyelamatkan umat, bu- kan asetnya. Asetnya bukan urusan kita, tapi umat ini yang perlu kita selamatkan, kata Menag kemarin. Kelihatannya Menag sudah melihat ada yang tidak beres dalam sistem pendidikan di Al-Zaitun. Sayangnya, Menag tidak menjelaskan secara gamblang apa saja yang dilihatnya tidak sesuai dengan ajaran Islam. Kita harapkan Menag tidak memutuskan kesimpulan atas laporan segelintir orang saja, apalagi orang-orang yang diutus itu tidak mengusai persoalan. Kalau Menag mengatakan tidak mempe- dulikan aset yang puluhan miliar dalam pemba ngunan gedungnya demi menyelamatkan umat kita bisa menerimanya, kalau memang ajaran yang dikembangkan Al-Zaitun sudah jelas me- nyesatkan. Namun, umat perlu tahu masalah apa yang menyesatkan itu. Ketua Umum MUI Prof Dr Umar Shihab tampak lebih dingin dalam menyikapi Ponpes Al-Zaitun. Dia menilai Al-Zaitun merupakan aset umat. Dia berharap dari pesantren itu lahir generasi muda Islam yang pintar dan berakhlatul kharimah. Justru itu dia menyatakan keberadaan Al-Za jangan sampai ditutup begitu saja. Statament MUI itu kita nilai cukup bijak, tidak terkesan emosional seperti Menag, di mana MUI berjanji akan mempelajarinya secara men- dalam sebelum membuat kesimpulan bersama Depag dan pihak terkait lainnya. Sejak awal kita sudah mendengar banyak komentar seputar pembangunan hingga operasio nal pesantren yang luar biasa megah di Jabar itu. Fasilitasnya bagaikan hotel. Siapa penyan- dang dananya? Inilah yang tidak pernah terung kap sejak dulu hingga saat ini. Mungkin itu pula yang menyebabkan banyak pihak merasa iri dan kemudian kasak-kusuk menjelek-jelekkan Al- Zaitun. 1491PON Kalau Menag mau jujur dan fair, sebenarnya masih banyak pesantren maupun kelompok- kelompok Islam yang juga kontroversial dalam memberikan pembelajaran kepada murid-murid- nya. Hampir di semua daerah ada yang seperti itu, tetapi mengapa Menag tidak ambil pusing, begitu juga dengan MUI tak banyak mengomen- tarinya? A nggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Reformasi Samuel Koto, menyatakan DPR akan tetap menolak kedatangan utusan Israel dalam rangka menghadiri KTT Pemba- ngunan Berkelanjutan ke-4 (World Summit on Sustainable Development (WSSD) di Bali 27 Mei-7 Juni mendatang. Menurutnya DPR akan terus menerus men- desak pemerintah untuk menolak kedatangan utusan negara Israel. Hal ini diungkapkan Koto di sela-sela Diskusi Transparansi Akuntalibilitas APBD: Proses Pemberantasan Korupsi c'i Hotel Bandung Permai Sabtu akhir pekan lalu.(Ant-20/ 4-'02). Sikap dan kebijakan tersebut harus dilaksa nakan oleh pemerintah mengingat sampai sat ini Indonesia sama sekali tidak mengakui dan tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel. Dalam konteks masa depan Ponpes Al-Zaitun hasil penelitian yang dilakukan tim dari berbagai instansi terkait perlu dibeberkan secara transparan, masing-masing perlu diminta keterangannya, sehingga umat Islam memperoleh gambaran yang jelas. Tidak timbul fitnah di belakang hari. Kita beranggapan tidak mudah menyeragam- kan kurikulum maupun materi pelajaran. Jangan- kan yang sudah modern seperti Al-Zaitun karena menggunakan referensi lebih inovatif, yang masih tradisional pun masih beragam materi pelajaran dan penafsirannya. Jadi, wajar saja kalau sejumlah isu menerpa Al-Zaitun. Itu tantangan bagi mereka. Assen Mudah-mudahan Al-Zaitun tetap komitmen dengan akidah dan syariat Islam yang benar. Al- Zaitun perlu menjelaskan dan lebih membuka diri terhadap siapa saja yang ingin mengetahui keberadaan Ponpes terbesar di Asia Tenggara itu. menetapkan zakat sebesar Rp 50.000 Mereka pasti sudah punya argumentasi kalau sedangkan yang lazim di masyarakat beras 2,7 kg atau uang seharga beras yang dikonsumsi. Begitu juga soal azan subuh, soal berkurban cukup pakai uang saja (tak perlu harus pakai kambing atau lembu) dll.+ orang, Meskipun Israel anggota PBB dan bahkan disahkan pembentukannya sebagai negara oleh PBB dengan Resolusi No.181/1947, tetapi negeri zionis Yahudi tersebut secara tegar melakukan pelanggaran terhadap Piagam PBB dan berbagai resolusi PBB yang menyangkut hak-hak Palestina untuk merdeka. Menag dan MUI diharapkan tidak mengam- bil keputusan secara semberono. Jangan karena DPR Desak Pemerintah Tolak Kehadiran Israel Mayoritas bangsa Indonesia dan masyarakat internasional yang memiliki rasa keadilan dan menghormati hukum internasional serta hak hak asasi manusia, benar-benar mengetahui dan membuktikan bahwa justru Israel sejak awal berdirinya sebagai negara tahun 1948 telah dan terus menerus berlanjut melakukan pelanggaran hukum dan melancarkan aksi-aksi yang merupa kan kejahatan kemanusiaan yang keji tiada taranya. Pada era pemerintahan Presiden Gus Dur Indonesia hampir terperosok untuk mengikat hubungan diplomatik dan kemudian hanya di nyatakan hanya hubungan dagang saja dengan Israel, mayoritas bangsa ini dan fraksi-fraksi di DPR jelas menolak. untuk memasuki pesantren tersebut agak susah karena harus memenuhi prosedur lantas dicari- cari alasan untuk menutupnya. Kita harus menyadari bahwa Israel telah melanggar Piagam PBB karena negeri zionis Yahudi tersebut masih menduduki / menjajah wilayah Palestina dan bagian-bagian wilayah Arab (Suriah, Libanon). Resolusi Dewan Keaman an PBB No.242/1967 yang mewajibkan Israel meninggalkan wilayah-wilayah yang diduduki- nya pada tahun 1967, tak pernah dipatuhi oleh Israel. Kita harus menghargai ide dan kerja keras pengurus PonpesAl-Zaitun yang mampu mendiri- kan kompleks pendidikan yang serba lengkap dan megah mengalahkan perkantoran Menag. Itu suatu prestasi luar biasa yang perlu dicontoh. Sebab, tidak mudah untuk meyakinkan donatur asing. Kalau perlu dibangun pesantren yang sama di beberapa daerah lainnya, termasuk di Sumut! Medan sehingga santri-santri dari daerah tidak perlu jauh-jauh ke Jabar untuk menuntut ilmu agama. Namun bukan berarti pemerintah dalam hal ini departemen agama tidak boleh tahu kuri- kulum yang mereka jalankan dalam mendidik pora santrinya. Namun Israel tak pernah diancam sanksi oleh DK-PBB yang didominasi oleh pemimpin Menag benar. Kalau memang Al-Zaitun membe- rikan pelajaran yang menyesatkan kita sangat sependapat ponpes supermorden itu ditutup segera, asalkan sudah melewati pengkajian dan evaluasi yang matang sehingga tidak menimbulkan masalah baru pasca penutupan nantinya. Soal aset, seperti juga dikatakan Menag, urusan kedua. Menyelamat- kan umat dari kesesatan harus diutamakan. Kita berharap kasus Ponpes Al-Zaitun dapat diselesaikan dengan konsep win-win solution. Arti- nya, materi kurikulum dan pelajarannya yang cenderung menyesatkan-kalau memang ada- dapat diluruskan sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya, namun ponpes itu tetap bisa berkibar dalam meningkatkan SDM umat Islam di masa mendatang. adidaya Barat, Amerika Serikat. Bahkan terkesan dan terbukti selalu bahwa Israel akan tetap dibela dan didukung oleh veto AS sepanjang resolusi yang akan dikeluarkan PBB dianggap merugikan dan tidak menguntungkan kepentingan Israel. Dalam kaitan ini kondisi yang diciptakan oleh Israel tersebut di Timur Tengah khususnya di wila- yah Palestina/Arab selain menggar Piagam PBB juga bertentangan dengan Konstitusi RI yang pada Pembukaannya secara tegas antara lain bahwa Indonesia yang memasuki gerbang kemerdekaan- nya adalah bangsa yang menentang penjajahan, perbudakan dan penindasan. Bukankah Israel kian hari kian menunjukkan kebrutalannya dalam aksi agresi militernya di wilayah Palestina yang didudukinya. Apalagi saat ini dunia masih dimabuki oleh aksi penumpasan dan perang melawan "terorisme" yang dilancarkan dan dipimpin oleh AS. Bisa saja saat ini perjuangan intifadah yang dilakukan oleh rakyat Palestina yang dipimpin oleh Yasser Arafat dianggap Barat AS dan Is- rael) sebagai aksi teroris yang harus mereka tumpas pula. Padahal justru Israel dengan bantuan dan dukungan Barat terus melakukan pelanggaran humaniter, Piagam dan Resolusi-resolusi PBB, Konvensi Jenewa IV/1949 mengenai Perlindungan Warga Sipil Dalam Perang dan Hukum Internasio nal secara menyeluruh. Bukan berlebihan bila kita mengingatkan Presiden Megawati Soekarno putri akan pernyataan tegas ayahandanya, Presiden Pertama RI Soekarno pada pembukaan Konperensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955: bahwa Israel adalah impe- rialis yang paling jahat di dunia dalam abad 20. Kini zionis Yahudi memasuki abad 21 bisa saja meneruskan kebrutalannya dalam ruang ling- kup dan sejalan dengan gerakan dan kebijakan neo-kolonialis dan neo-imperialis yang dipimpin dan didukung oleh adidaya Barat yang mendomi- nasi lembaga dunia PBB. Sebenarnya kita tak perlu takut bila harus menolak kehadiran Israel di bumi Nusantara ini, hanya karena alasan dan dalih bahwa Israel adalah anggota PBB. Indonesia sama sekali tidak melang- gar hukum internasional karena menolak Israel. Dengan demikian, pemerintah, khususnya Presiden Megawati jangan sampai mengizinkan Israel untuk masuk ke Indonesia untuk menghadiri KTT Pembangunan Berkelanjutan yang diseleng- garakan PBB di Bali bulan Mei-Juni mendatang itu.- SUDUT™ BATUAH *Presiden Megawati Soekarnoputri mengingatkan agar masyarakat Indonesia tidak selalu mendahulukan kepentingan kelompoknya - Tapi dahulukanlah kepentingan keluarga begitu ya mbak! *Ketua MPR Amien Rais mengatakan,anggota MPR fraksi utusan golongan mencontoh Fraksi TNI/Polri sudah legowo meninggalkan parlemen - Matur nuwun mas! *Rektor Perguruan Tinggi Negeri se-Indonesia (PTN) mengusulkan pemerintah mengalokasikan 20 persen APBN untuk kepentingan pendidikan - Agar bisa digunakan untuk studi banding ke luar negeri Wak Doel SENIN, 22 APRIL 2002 6 Memperbanyak Provinsi Bukan Solusi Tepat meluasnya gerakan-gerakan un- tuk pembentukan provinsi-pro- vinsi yang baru di kawasan Aceh, Sumatera Utara dan Riau. Dan gerakan-gerakan pembentukan provinsi baru di Indonesia kelihat- annya cenderung memicu kinerja yang destruktif dan cenderung memicu perpecahan yang sangat merugikan negeri kesatuan rak- yat, bangsa dan negara Republik Indonesia. Indonesia sebagaimana digariskan oleh filosfi, fondasi batang tubuh dan garis-garis besar daripada ha- luan negara Republik Indonesia, yaitu di dalam Indonesia Merdeka tidak ada satu person pun rakyat Indonesia yang miskin dan hidup penuh celaka. Oleh Fajar As F Pengamat Politik dan Ekonomi Internasional enomena dan kenyataan memperbanyak provinsi dalam administrasi negara Repu- blik Indonesia di masa lalu, ber- gerak bersama dengan terjadinya pemberontakan di kawasan-ka- wasan republik ini, yaitu gerakan Darul Islam Tentara Islam Indo- nesia, pemerintah revolusioner Republik Indonesia dan Perjuang- an Semesta/Republik Persatuan Indonesia. Dampaknya, setidak-tidaknya didorong oleh pemberontakan- pemberontakan tersebut terben- tuklah provinsi Daerah Istimewa Aceh yang dilepaskan dari admi- nistrasi Provinsi Sumatera Utara; Provinsi Riau yang dilepaskan dari administrasi Provinsi Sumatera Barat; Provinsi Jambi yang seba- gian kawasannya dilepaskan dari administrasi Provinsi Sumatera Barat dan sebagian dari Provinsi Sumatera Selatan. Kemudian disusul dengan dibentuknya Pro- vinsi Lampung dan Provinsi Beng- kulu. Pada kasus lainnya, yaitu pa- M encermati realitas situasi dan kondisi politik yang dimainkan elitis politik belakang an ini, rasanya cukup memuakkan kita. Betapa tidak, ada kecende- rungan para elite politik masih saja suka bersikap konfrontatif satu sama lain, namun terkadang kelihatan rujuk. Kondisi rujuk dan konfrontatif yang 'mulur mung- kret' ini membingungkan rakyat sekaligus membuat rakyat sema- kin hari semakin skeptis terhadap para pemimpin dan wakil rakyat, sehingga menimbulkan ketidak- pastian masa depan. Oleh Sumaharja Ritonga Redaktur Opini Padahal, pertarungan antar- elite politik yang terjadi selama ini jelas tidak menguntungkan bangsa dan negara, bahkan justru semakin menjerumukan ke dalam krisis berkepanjangan. Mengapa keadaan bangsa ini bukannya ma- kin membaik, sebaliknya makin tidak menentu? Hampir dapat dipastikan krisis bangsa yang berkepanjangan ini disebabkan oleh "kotornya jiwa para elite po- litik atau politisi kita, yang mabuk di atas singgasana kekuasaan, harta ataupun pengaruh politik lainnya. Saham terbesar kekacauan negeri ini pasti dimiliki oleh para elite politik, karena merekalah yang memiliki dana, otak dan ke- kuasaan. Ya, krisis bangsa ini tidak mungkin karena ulah para tukang Bukan Solusi Oleh karena itu pemikiran dan aksi untuk memperbanyak pro- vinsi bukanlah suatu solusi yang tepat dalam proses mewujudkan Konsepsi atau cetak biru di- maksud tidak pernah muncul ken- datipun samar-samar dalam masa 57 tahun Indonesia merdeka. Ma- ta rantai lain yang hilang adalah kegagalan dan kekeliruan serius para pemimpin bangsa, para biro- krat puncak dan pakar hukum Saya belum mengutarakan tentang terjadinya kegagalan dan kekeliruan para pemimpin bangsa, birokrat puncak dan pakar hukum tata negara Indonesia untuk me- mahami kecemerlangan, keje- nialan dan visi jangka panjang Undang-Undang Dasar 1945, yang berakibat aksi-aksi sangat destruktif dan aneh, antara lain hak-hak dan kedaulatan absolut setiap dan seluruh person rakyat Kotornya Jiwa Elite Politik Kita "Seorang pemimpin hen- daklah meletakkan dirinya pada level rakyat yang paling bawah, agar rakyat miskin tidak meratapi kemiskinan- nya." (Ali bin Abi Thalib, Nahjul Balaghah) da awal pengakuan kedaulatan negara Republik Indonesia telah terbentuk Provinsi Yogyakarta de- ngan status istimewa dan pada masa administrasi Soekarno, kota Jakarta menjadi provinsi yang dilepaskan dari administrasi Pro- vinsi Jawa Barat dan kemudian diberi nama mentereng, yaitu kota metropolitan. Cakrawala dunia Islam ka- ya dengan warna tokoh- tokoh yang membuat sejarah ha- rus mengenangnya. Salah satunya adalah Ali bin Abi Thalib, sering juga dipanggil dengan Imam Ali. Kisahnya tidak hanya populer di kalangan Islam, di dunia barat sana pun biografinya dipelajari secara elaboratif. Di kawasan yang tadinya ber- nama pulau-pulau Nusa Tenggara dibentuk Provinsi Bali, Nusa Teng- gara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Di kawasan Kalimantan yang tadinya bernama Borneo, dibentuk Provinsi Kalimantan Ba- rat, Kalimantan Tengah, Kaliman- tan Selatan dan Provinsi Kaliman- tan Timur. Di kawasan Sulawesi yangtadinya bernama Celebes, dibentuk Provinsi Sulawesi Se- latan, Sulawesi Tenggara, Sula- wesi Tengah dan Sulawesi Utara. Selanjutnya, setelah kerun- tuhan administrasi Soeharto ter- bentuklah Provinsi Banten, Goron- talo, Maluku Utara dan Provinsi Bangka Belintung, yang diikuti Nama Khalifah Ali tidak per- nah luput dari catatan historisitas Islam. Sebab, dari golongan anak- anak dialah yang pertama kali menjadi Muslim. Ali jugalah yang menggantikan Rasulullah di tem- pat tidur sesaat sebelum hijrah. Kala itu rumah Rasul sudah dike- pung. Kafir Quraisy telah siap de- ngan pedang terhunus hendak membunuh Rasulullah. Karena menyangka yang berada di tempat tidur itu Rasul, kaum kafir Qu- raisy menunggu sampai pagi. Pa- dahal sejak dini hari Rasul sudah pergi melalui pintu belakang, hing- ga akhirnya selamat sampai di Madinah. Oleh Khairul Hakim Peminat Masalah Sosial, Politik dan Keagamaan Keikutsertaannya dalam pe- perangan bersama Rasul tak perlu diragukan lagi. Pada perang khan- daq, Amru bin Wud seorang kesa- tria termasyhur se Jazirah Arab, becak, pedagang kaki lima, tukang tambal ban, pemulung, tukang ojek dan seterusnya. Dan tidak mungkin mereka akan mengun- cang dunia politik kita. Sederhana saja, karena mereka adalah sosok yang lugu, hidupnya hanya diabdi- kan secara suntuk bagaimana agar anak dan istrinya tidak kela- paran. Dengan kata lain, target orang kecil itu sangat simpel, yakni untuk keperluan survival, apalagi pada masa krisis ini. Sebaliknya, ambisi kekuasaan sebagian besar elite politik, bukan untuk dapat sekadar makan dan memenuhi keutuhan sehari-hari, melainkan untuk suatu kesera- kahan, mengeksploitasi sumber daya alam yang ada di bumi perti- wi ini, menipu rakyat dan dengan segala tindak kesewenang-we- nangannya. Karena itu, hanya soal kecil ucapan seorang tokoh politik, harga saham langsung anjlok ta- jam. Bukti ini menunjukkan, be- narlah saham terbesar krisis ne- geri ini ada pada mereka. Saya anak Batubara berdo- misili di Medan, terkesan tidak simpati setelah membaca dan menyimak tulisan yang ada di salah satu surat kabar harian Medan (20 Maret 2002) tentang kepemimpinan Risudin sebagai Bupati Asahan. Saya baca dan simak, ternyata ada yang tidak berkenan di hati saya dan me- nilai adanya ketidakmampuan Risudin memimpin Asahan. Alenia pertama terdapat ka- limat yang merupakan visi dan misi Risudin ketika mencalon- kan diri sebagai balon Bupati Asahan yaitu "Bersama rakyat membangun Asahan menuju Permainan Kotor Elite Kebobrokan negeri gemah ripah loh jinawi ini dapat dipas- tikan disebabkan oleh keserakah- an para elite politik dan para pe- nyelenggara negara lainnya, yaitu birokrat. Keserakahan itu diperli- hatkan oleh korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang amat mem- bertekuk lutut di hadapannya. Ke- mudian Ali jugalah yang merubuh- kan pintu benteng Khaibar, se- mentara satu orang pun tak mam- pu meruntuhkannya. Cukup seba- tas ini saja pemaparan mengenai keterlibatan Khalifah Ali di awal pertumbuhan dan perkembangan İslam. Selebihnya, khalifah muncul dengan kepribadian yang agung lewat proses belajar pada madra- sah Rasulullah. Sampai beliau ak- tif menjadi khalifah, prinsip-prin- sip bersifat qurani hasil didikan Rasulullah teraplikasi secara sem- purna, kendati stabilitas keaman- an pemerintahannya mengalami gangguan. Perlu kita sadari bahwa per- pecahan memicu kemiskinan, si- nergi kekuatan dan kerjasama berpeluang melahirkan kemak- muran. Sungguh sangat mempri- hatinkan, oleh karena target yang diharapkan dalam proses pemben- tukan provinsi dimaksud ternyata total tidak terwujud, akibat kehi- dupan bagian terbanyak rakyat Indonesia yang bermukim dan ber- produksi di provinsi-provinsi ter- sebut terus-menerus dilanda oleh ketidakpastian dan terus-menerus dililit dan dijebak kemiskinan. Setelah mendengar penga- duan wanita itu, Khalifah Ali men- jawab tangkas, "Agaknya, laki- laki tersebut meninggalkan se- orang istri, dua anak wanita se- orang ibu, dua belas saudara laki- laki dan seorang saudara wanita, yaitu engkau." Ternyata, jawaban yang diberi Khalifah Ali memang demikian adanya. Peristiwa ini terkenal dengan nama Masalah budaya, hingga kini barangkali sudah naik pangkat" menjadi suatu peradaban bangsa. Peradab- an itu dibuktikan oleh makin ra- kusnya para elite politik beserta para pemilik modal besar untuk mengeksploitir alam ini. Padahal, Tuhan sendiri sudah memberikan azab berupa bencana alam, yang tampaknya sampai saat ini hanya direspon secara par- sial oleh para elite politik tersebut. Terbukti kehadiran azab yang berupa bencana alam beruntun menimpa negeri ini beberapa wak- tu lalu, tidak menghasilkan kesa- daran baru, memperkuat morali- tas dan kerendahatian untuk kem- bali ke jalan-Nya. Mampukah Risudin masyarakat sejahtera. Langkah awal yang ditempuh sejak menja- Memimpin Asahan? bat Bupati Asahan yakni konso- Pelajaran ini hendaknya me- ngantarkan kepada suatu kesa- daran spiritual, kita ini sebenarnya kaya raya, sehingga tidak harus terlalu rakus mengejar kekuasaan untuk mencari harta yang berlim- pah ruah, yang di ujungnya mala- han menyengsarakan lahir batin, sebagaimana dicontohkan oleh para elite politik yang kini dalam keadaan sudah ujur di kejar-kejar rakyat. Kalau kita berbicara tentang elite politik atau politisi, ingatan kita langsung menyasar ke DPR/ MPR, partai-partai politik (parpol) dan pemerintah. Alasannya se- derhana, di situ berjubel tokoh- tokoh bangsa, yang belum tentu bangsawan. Kalau toh itu, gagal, paling sedikit mereka masih bisa menyandang gelar politisi. Di samping itu, fenonena Ketika Gus Dur menjadi pre- siden, Golkar juga berhasil me- nempatkan orangnya dalam jum- lah cukup banyak, walaupun sem- pat terkena 'cemeti' dari sang kiai. Ketika gagasan penjatuhan Gus Dur dan penaikan Megawati mu- lai dirancang, Akbar dengan lihai- nya bersikap ekstra hati-hati. Bah- kan didetik-detik terakhir menje- quoriturumaqsadit nesmettb Penguasa, Belajarlah Pada Khalifah Ali Mimbariyah, karena Khalifah Ali memberikan fatwanya dari atas mimbar. Kekhususan yang menonjol dari sisi intelektualitasnya, diper- tegas oleh Rasulullah dengan me- nyebutnya sebagai "pintu gerbang ilmu", sedang Rasul sendiri seba- gai "kota ilmu". Barangsiapa yang masuk ke kota ilmu, sabda Rasul, harus terlebih dahulu melewati pintu gerbang ilmu. Keintelektualan Khalifah Ali Syahdan, suatu hari datang- lah seorang wanita mengadukan masalah kepadanya. Saudara laki- laki wanita itu meninggal dunia. Sedangkan harta warisan yang Kemampuan keilmuannya dalam menyelesaikan berbagai ditinggalkannya ada sekitar enam masalah, dimanfaatkan betul oleh ratus dinar. Wanita itu mengeluh karena tak mendapatkan apa-apa, kecuali cuma satu dinar. pemerintah sebelumnya. Khalifah Abu Bakar sampai Usman mem- butuhkan fatwa-fatwanya untuk pelaksanaan pemerintahaan agar sesuai Al-Quran dan Sunnah. Atas dasar itu pulalah Umar pernah mengatakan; Tak ada masalah yang lewat dari pengetahuan Ali. Kejadian yang disebut dengan Masalah Mimbariyah ini menun- jukan betapa kecerdasan Khalifah Ali, membuat decak kagum. Me- mang, di atas segala-galanya, keto- kohan Khalifah Ali lebih difokus- kan pada kemampuan keilmuan- nya. Dia sangat paham tauhid Is- lam, menguasai ilmu fikih, mahir tata bahasa Arab, serta diakui ke- fasihan retorikanya. Buku Nahjul Balaghah-sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia-meru- pakan kumpulan pidato, surat- surat dan ucapan-ucapan beliau yang mengindikasikan betapa Khalifah Ali menguasai beragam disiplin ilmu. Seluruh elite bangsa Indonesia apakah yang berfungsi di legislatif, eksekutif, di yudikatif dan para intelektual, mutlak harus me- mahami bahwa ada beberapa mata rantai sangat penting yang hilang dalam perjalanan panjang perjuangan bangsa Indonesia, yaitu yang paling utama adalah suatu konsepsi atau cetak biru dan aksi untuk mewujudkan filo- sofi, fodasi batang tubuh dan garis- garis besar-garis besar daripada haluan negara Republik Indonesia, yakni di dalam Indonesia merdeka itu setiap dan seluruh person rak- yat Indonesia menjadi kaya dan terhormat. Khalifah Ali dan Kebijakannya politik terakhir menunjukkan ba- nyak hal yang menyangkut kehi- dupan bangsa kita, berawal dari lembaga-lembaga tersebut melalui para politisinya. Dulu Gus Dur bisa menjadi presiden akibat per- mainan politik kotor politisi berna- ma Amien Rais, yang mengguna- kan lembaga MPR, tentu bersama para politisi yang ada di dalamnya sebagai sarananya. Kemudian, Gus Dur jatuh dan Megawati naik, juga karena Amien Rais, sang politisi, karena sudah bosan dengan tingkah laku dan ketidakbecusan Gus Dur menge- lola negara ini, dan merindukan presiden wanita yang sebelumnya sempat ditolaknya. Itulah per- mainan para elite atau politisi. Akbar Tandjung juga seorang politisi, bahkan selama ini dikenal ulung. Berkat kepemimpinannya, Golkar yang sudah sarat dengan noktah merah di badan masih sempat tampil sebagai nomor dua di Pemilu 1999. Lebih dari itu, Gol- kar bahkan menjadi partai penen- tu dalam hal jatuhnya Gus Dur maupun naiknya Megawati. Partai manapun,-bisa juga dibaca politisi manapun, yang tidak mendapat dukungan Golkar akan sulit naik ke panggung ke- kuasaan, kalau toh bisa akan sa- ngat rentan goyangan. Mengapa bisa begitu? Politisi Golkar sudah terbiasa berpolitik dalam artian positif maupun negatifnya. Di sam- ping itu, mereka juga terbiasa main politik dalam arti seluas- luasnya. Karena itulah noktah serta pengerasan jalan secara swa- daya dan jika dirupiahkan akan terbantu Pemkab Asahan Rp 9 miliar lebih." Pekerjaan ini apakah gotong royong atau kerja paksa ataupun hanya kebohongan bela- dalam urusan pemerintahan dan politik selama lebih kurang dua puluh tahun. Jabatan politis apa pun tidak pernah dipegangnya. Kalaupun ada partisipasinya, ha- nya sebatas memberikan fatwa- fatwa. Itu pun karena dipinta pe- merintah berkuasa. tata negara Indonesia untuk me- mahami dan mengartikan arti ba- hasa, substansi dan prinsip-prinsip absolut Undang-Undang Dasar 1945. Setelah Usman meninggal akibat tragedi revolusi sosial yang tragis, kekhalifahan Ali dikukuh- kan. Namun sisa kekacauan yang ditinggalkan pada penghujung pe- merintahan Usman terus berlan- jut di masa Khalifah Ali. Ditambah lagi, jabatan khalifah itu dipegang- nya pada situasi yang mendua, Muawwiyah Gubernur Suriah, menghendaki sistem pemerintah berubah menjadi kerajaan. Soal pertentangan antara Khalifah Ali dengan Muawwiyah tidak diper- luas dalam tulisan ini. Meski kondisi pemerintah dan situasi keamanan terus chaos (pe- nuh dengan kekacauan) Khalifah Ali tetap menjalankan pemerin- tahannya sebagai seorang negara- wan sejati. Untuk membuktikan hal itu, sesuatu yang sangat me- ngesankan, beliau tidak pernah mengistimewakan kaum kera- batnya. Kalaupun ada kerabatnya yang diangkat sebagai pejabat ne- gara seperti Abdullah bin Abbas, sebagai Gubernur Basrah misal- nya itu tidak terlepas dari kredi- bilitas dan kualifikasi orang terse- but yang telah teruji di tengah ma- syarakat. Dalam tulisan ini saya mene- gaskan tentang pengamatan saya yang sangat serius dan memfokus tentang pembukaan (mukadi- mah), bab demi bab, pasal demi pasal, Aturan Peralihan dan Atur- an Tambahan Undang-Undang Dasar 1945, bahwa Undang-Un- dang Dasar 1945 adalah suatu undang-undang dasar yang sangat cemerlang, hasil pemikiran yang jenial, dan memandang ke masa depan yang sangat jauh. Undang- Undang Dasar 1945 sungguh- sungguh demokratis dan menja- min tegaknya hak-hak asasi umat manusia terutama hak-hak asasi setiap dan seluruh person rakyat Indonesia. merah yang melekat di badannya antara lain berbunyi-money politics by compulsion dan lain-lain. Tetapi itu dulu ketika Golkar belum bere formasi. Politik Belut Di era reformasi ini, elite po- litik atau politisi parpol beringin tersebut lebih dikenal sebagai pia- wai dalam menjalankan politik belut. Karena itulah parpol yang satu ini bisa terus selamat tidak mengalami nasib semacam Partai Komunis Indonesia (PKI), bahkan masih tetap mendapat pembelaan dari seorang Hamzah Haz yang Ketua DPP Partai Persatuan Pem- bangunan (PPP) sekaligus wakil presiden. Khairul Mulkan SP Medan Masalahnya, para politisi par- pol ini punya sifat dan kemam- puan bertindak as slippery as an eel. Licin bagaikan belut! Bersama Amien Rais dengan poros tengah- nya, Golkar tidak hanya bisa "membalas dendam" terhadap ulah PDI Perjuangan yang meno- lak pidato pertanggungjawaban Presiden BJ Habibie sebelum diba- canya di muka MPR, tetapi bah- kan mampu menargetkan Akbar Tandjung di kursi Ketua DPR RI Lihatlah, bagaimana dia memperlakukan saudaranya Aqil bin Abi Thalib. Suatu hari Aqil minta bagian proyek dari Baitul Bagi yag mempelajari riwayat Mall. Lalu, apa yang terjadi? Son- Epilog hidup Khalifah Ali, tentu berke- tak Khalifah Ali marah dam meno- Adalah kebiasaan Khalifah simpulan bahwa dia tidak terlibat lak permintaannya, "saya tidak Ali di sela-sela kesibukannya akan menjual keimanan ini de- ngan mengikuti permintaanmu..." Apakah kamu saja yang boleh me- nangis karena besi panas yang diberikan oleh seseorang dengan main-main, sementara kamu men- dorong saya dengan serius ke arah api yang dipersiapkan Allah atas wujud kemurkaannya. Haruskah kamu menangis karena besi pa- nas, tetapi saya tak boleh mena- ngis karena api neraka?" Komitmen Khalifah Ali yang begitu kuat untuk tidak mengisti- mewakan kerabatnya, terimbas dengan sangat efektif pada seluruh pejabatnya. Kepada Malik al-Asy- tar an-Nakha'i ia mengirim surat. "Perhatikan persoalan pegawai- mu, pekerjakan mereka berdasar- kan kemampuan. Jangan berikan mereka jabatan dan tanggung- jawab atas dasar hubungan pri- badi atau karena suatu pengaruh tertentu, karena kedua hal itu da- pat menjurus kepada kesewengan- wenangan dan kecurangan." Meskipun begitu, Khalifah Ali sangat memperhatikan kesejah- teraan pegawainya. Lanjutan su- rat yang dikirimnya kepada Malik al-Asytar, salah seorang gubernur- nya yang bertugas di Mesir ber- bunyi demikian, "Berikanlah ke- pada mereka gaji yang sesuai stan- dar kehidupan. Dengan tingkat, kesejahteraan memadai tentu memberi kekuatan pada mereka untuk tidak melakukan korupsi dan kekuatan untuk memperbaiki dirinya serta menjauhkan diri dari mengambil apa saja yang berada di bawah kekuasaannya..." Surat Pembaca Tulisan harus ditandatangani dan disertai fotokopi KTP atau tanda pengenal lainnya. Benar dan objektif. Maksimum 1 folio, 2 spasi/Artikel maksimum 5 halaman folio. atau hanya kebohongan kepada Kinerja Pegawai masyarakat. ditandai dengan proses aman- demen Undang-Undang Dasar 1945 yang melawan dan melang- gar Undang-Undang Dasar 1945, Mudah-mudahan terbuka kesem- patan berikutnya saya dapat me- ngutarakannya lebih jelas kepada para pembaca. Zelfbesturende Landschappen dan Volksgemeenschappen Salah satu kecemeralangan, kejenialan dan kespesifikan dari Undang-Undang Dasar 1945 ada- lah Pasal 18 tentang pemerintah daerah, di mana di dalam pasal ini terdapat ketentuan; dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara, dan hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa. Sungguh adalah kenyataan bahwa di kawasan Indonesia tér- dapat hak asal-usul dalam daerah yang bersifat istimewa, yaitu ko- munitas atau pergaulan antar penduduk dalam bentuk gam- pong, huta, kuta, nagari, marga," desa, dusun, nusak dan sebagai- nya. Dalam pasal 18 Undang-Un- dang Dasar 1945 diatur bahwa dalam sistem pemerintahan (Berlanjut ke hal 8 kol 6) ham bug b lang kejatuhan Gus Dur, dia masih sempat bertemu dengan presiden, walau tak seorang pun tahu apa yang dibicarakannya. Tampaknya, itu merupakan langkah berhati- hati dan upaya meneguk air manis sampai dia yakin ada air lain yang lebih manis. dengan dihapuskannya mata pela- jaran menulis halus kasar dan di- sertai dengan diberlakukannya pembayaran uang BP3. Akbar memang tidak ikut- ikutan alergi terhadap presiden cewek. Karena itu, dengan luwes- nya dia bisa segera menempatkan diri dalam segala suasana dan kon- disi. Ketika Megawati naik, dia tidak menjadi canggung. Bahkan heran bin ajaib, dia bisa membuat Megawati dan PDIP-nya melupa- kan masa lalunya yang sangat me nyakitkan, ketika Megawati di- campakkan dari kemungkinan jadi presiden, walaupun parpolnya muncul sebagai pemenang Pemilu. Perseteruan PDIP dan Golkar di masa Habibie dulu, yang bacaan sederhananya Mega-Habibie, dengan cepat terlupakan. Belum lama ini muncul penilaian miring hubungan antara banteng dán yang menggambarkan betapa erat beringin, antara lain bulan madu PDD Ikar, pemerintahan Mega sama dengan orde baru model ba- ru, dan lain-lain. Pemberian pelajaran menulis halus kasar adalah merupakan pendidikan kejiwaan mengikuti tarikan pinsil halus dan kasar di usianya 5 dan 6 tahun selama ma- sa 1 tahun di SD. Di masa penjaja- han saja anak-anak di Volkschool Tetapi Akbar toh manusia ju- ga. Dia bisa lupa. Bahkan soal pe- nerimaan uang sebesar Rp 40 mi- liar pun dia bisa lupa. Dia juga pernah lupa menyimpan cek sebe- sar itu ke tempat yang aman. Aki- batnya, cek bernilai segede gajah itu tetap tergeletak di atas meja kerjanya, dan entah bagaimana (Berlanjut ke hal 8 kol 1) tidak membayar uang sekolah sampai kepada buku dan alat Pada bahasan berikutnya sa- tamat memasuki ke Vervogschool baru dikenakan pembayaran. Selanjutnya pada alenia lain Saya menilai kinerja pegawai negeri sipil saat ini jauh menyim- pang dari UUD 1945 dan Pancasi- la, dimulai pada kabinet masa orde baru. Kesalahan pertama dan yang menjadikan keluhan para guru waktu itu adalah berkenaan lidasi birokrasi dengan memper- ya menilai Risudin tak aspiratif Negeri Sipil Menyimpang tulis serta keperluan lainnya, baiki pelayanan kepada masyara- terhadap aspirasi masyarakat Ba- kat dengan menempatkan aparat tubara yang bertujuan positif un- yang sesuai dengan kemampuan- ka. tuk mendirikan suatu kabupaten nya. Sayangnya, aparat yang di- baru yaitu Kabupaten Batubara belum dapat mengejar bola (pro- percaya menduduki suatu jabatan terdapat kalimat "dalam kurun yang sudah lama dinanti-nanti- waktu 2 tahun setelah menjadi kan. Dan juga Risudin diduga terli- gram kerja) yang telah dirancang." Bupati Asahan, Risudin telah tu- Apakah ini bukan suatu kegagalan tahannya dari 325 desa/kelurah- bat berbagai macam kasus KKN run ke 70 persen wilayah pemerin- yang merugikan Pemkab Asahan. dalam memimpin dan membina Jadi, kesimpulannya terhadap personal aparat Pemkab Asahan. an yang bertujuan untuk memper- penilaian tersebut yaitu terdapat cepat laju pembangunan dan me nya suatu kegagalan dalam me- ngetahui masalah yang dialami mimpin Asahan dan kurang la- warganya sekaligus mencari jalan yaknya beliau dalam mengemban keluar permasalahan tersebut." tugas yang diberikan masyarakat jumlahnya didapat lebih kurang Asahan. "Jadi, kalau dikalkulasikan berupa mandat untuk memimpin 225 desa/kelurahan yang telah dikunjungi Risudin selama kurun waktu 2 tahun. Apakah ini betul Selain itu kesalahan berke naan dengan peraturan keluar- ga berencana dengan anak tiga dan kemudian menjadi anak dua. Dalam hal ini sudah disam- paikan surat kepada instansi terkait juga kepada pemimpin Majelis Ulama Indonesia, na mun tidak ada tanggapan. Dalam surat itu ditanyakan ketetapan tersebut berpegangan pada sila keberapa dalam Panca- sila. Seandainya diambil kepada sila pertama dan kedua adalah sangat bertentangan. AR Simamora Langsa Pada alenia berikutnya, "ken- dati demikian Risudin dengan te- kad surut berpantang, terus men- sosialisasikan visi dan misinya melalui kegiatan gotong royong yang melibatakan berbagai lapisan masyarakat untuk membangun jalan, jembatan, perbaikan parit melakukan "sidak" (inspeksi men- dadak) ke daerah-daerah. Suatu hari ia ke Basrah. Di sana ia berte- mu dengan 'Ashim bin Ziyad al Haritsi. 'Ashim adalah adik se- orang terkemuka kota Basrah, 'Ala' Ziyad al-Haritsi, yang mela- porkan kepada Khalifah Ali bahwa adiknya telah menjauhkan diri dari kehidupan dunia. Kepada 'Ashim, Khalifah Ali mengatakan, kehidupan sese- orang mempunyai tanggungjawab sendiri, seperti mengurusi keluar- ga. Karenanya, jangan menduga Allah tak rela kita memanfaatkan semua kenikmatan yang telah di- ciptakannya. 'Ashim berkilah, semua yang dilakukannya semata-mata kare- na ingin meniru kesederhanaan Khalifah Ali. Berpakaian dari ba- han yang kasar, makan hanya şe- keping roti dan hidup secara zu- hud. Khalifah Ali menganggap 'Ashim keliru. Dia menegaskan, ada perbedaan yang mendasar an- tara mereka berdua. Khaliah Ali memikul sebuah amanat yang ma- ha besar, yakni sebagai pemimpin, yang dipimpinnya. Karena ukuran sementara 'Ashim adalah rakyat bagi seorang pemimpin setaraf dengan rakyat yang paling seder- hana, supaya penderitaan mereka terasa terobati. Barangkali secercah kisah Khalifah Ali, menjadi embun pe- nyejuk buat siapa pun. Apalagi yang bisa menuntun kita mana- kala Indonesia tengah dilanda multikrisis-selain kisah agung yang kepadanya semua orang bisa belajar. Semoga para pemimpin bangsa mau belajar kepada Kha- lifah Ali. Wartawan Daerah: BIRO JAKARTA: Hermanto, H Rahmatsyah Lubis, H Ramadhan Usman, Hasriwal AS Dairi: Leston Sinaga, Tebingtinggi: Dhani E Elison, Muhammad Idris, Pematangsiantar: Yan MS Sinaga, Edoard Sinaga, Mulia Siregar, Tg. Balai: Aldyn Matova, Tarutung: Parlindungan Hutasoit, Tapsel: BIRO SUMUT: Langkat: H Ibnu Kasir, Asrirais, Chairil Rusli; Binjai: Riswan Rika, Nazelian Tanjung, D.Serdang: HM Husni Siregar, Perdinan S, Syarifuddin Nasution, Balyan Kadir Nasution, Iskandar Hasibuan, Mohot Lubis, Kisaran: Abu Bakar Nasution, Nurkarim Nehe, Umaruddin Yasin Amin, Labuhanbatu: Nazran Nazier, Neirul Nizam, Agus Diansyah Hasibuan, Indra Muhery S, Armansyah Abdi, Sibolga: Zulfan Nasution BIRO ACEH: Banda Aceh: Adnan NS, Aldin NL, H Miswar Sulaiman, Zafrullah, T Mansursyah, Muhammad Zairin, T Ardiansyah, Aceh Besar: Iskandarsyah, Pidie: Samsuar, Bireuen: Samsul Rizal Jibro, Masykur Tom Randista, HAR Djuli, Mawardi Sulaiman, Aceh Tengah: Bahtiar Gayo, Aceh Utara: Bustami Saleh, M Jakfar Achmad, Jamali Sulaiman, Fakhrurrazzi Araly, Idrus Jeumpa, Arafat Nur Muhammad Nasir Age, Aceh Timur: Syahrul Karim, Ibnu Sa'dan, Agusni AH, Kualasimpang: Muhammad Hanafiah, Aceh Barat: Rusli Idham, Hasaruddin, Aceh Selatan: Zamzami Surya, Aceh Singkil Tarmizi Ripan, Aceh Tenggara: Mahadi Pinem, Blangkejeren: Buniyamin, Sabang: TZakaria Al Bahri. Semua wartawan Harian Waspada dibekali tanda pengenal. WASPADA I Color Rendition Chart del f *f*f KENDATIP DPRD Sumate betapa pahitny Sumatera ini c harum semerb Sumatera Utara DPRD Sumate berkecamukny Se - 01 Lahirnya DE 7 memenuhi kehend No.10 Tahun 1948 Sumatera yang di April 1947 ditand Soekarno dan M Soekiman. Unda butkan DPRD ya dengan sebutan D Utara. Hal ini ter ayat 3a yang ber "Dewan Perw terdiri dari anggo dan pemilihannya -kilan Provinsi Sur kunya Undang-u dengan pembagia (provinsi. Menurut tera Utara waktu denan Aceh, Sumat Dengan berla no.10 tahun 1948 1948 hal itu ber Sumatera Utara. S persiapan ke ara sebelumnya oleh G Btera Mr.Teuku Mo adalah dilantiknya -tera Utara Mr.SM 20 Keresidenan Aceh 3Tapanuli. Pelantik 63 La ru -HO Saat 357 RANTAUPR Kecamatan Rant ibukota Kabupate tahun 1995 terle bersamaan terja dirasakan semakin kannya kebersihar manan kota. Kesemrawutar na menjamurnya H kecil-kecilan berup yur-mayur, kios r dan minuman ringa cenderamata, rep berbagai bentuk u Protokol dan di rua Rantauprapat. Say -informal itu berta No.24/1994 tentang tiban Pedagang F No.25/1994 tentan Bersih. 6 Kesemrawutan dijumpai di ruas Jal terdapat puluhan p dyang menggelar dag esepanjang 50 met Akibatnya, setiap h antara pk 08:00 dan Keadaan itu diperp seliwerannya angku penumpang di rua yang 'menaikpitam jalan di ruas Jalan langsung selama E Eksisnya pedag tampaknya member lainnya untuk berba buka warung maka ngan dan usaha beng semi permanen di pi Desa Janji, Kec.Bila rung dan bengkel it bersantai bagi para: yang sering singgah narnya masih termas III Janji itu. Maklu liar itu berada di ka terlindungi pepohon G milik BUMN terseb Bagaikan teori do Tam KALAU di Pad cerita rakyat yang te Kundang. Di Siran bungan (Madina) ac Alur cerita Malin K puraga hampir bersa sama mengisahkan durhaka kepada ibun mendapat sumpah ata 3 Bedanya, kalau ordisumpahi ibunya me tskan si Sampuraga dengan datangnya b besar. Akhirnya, Sam rakyatnya mati ditela dahsyatnya. Bagi masyarakat Sampuraga merup turun temurun. Per waktu kecil saat ma menceritakan kisah durhaka kepada ibu itu selain pengantar t dung nilai edukatif ya dik bagi anak-anak da Terlepas dari ber cerita tersebut, nam Bekas tempat p