Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Waspada
Tipe: Koran
Tanggal: 2002-06-17
Halaman: 07

Konten


17 JUNI 2002 6 li? . a yang dilakukan Ma- rakat juga mempunyai awab terhadap porno- pornoaksi. Andaikata at tidak merespons (ka- embeli) produk-produk tentu saja pornografi nti dengan sendirinya. arnya di masyarakat i pengeroposan nilai- injam bahasa populer i, terjadi pembusukan. sukan itu terjadi kare- , melemahnya penga- i-nilai agama. Betul tu sisi terjadi pening- etahuan sebagian ma- bidang agama, tetapi nilai-nilai agama itu gamalannya. Kedua, orientasi masyarakat asi nilai ke orientasi ornografi merupakan materialisme. Inilah buat masyarakat me- nografi. gencarnya penyairan ografi di berbagai me- ini memancing rasa rang. Bukan itu saja, aan masyarakat akan pnya sebagai hal biasa, hal yang aneh. Tidak kemudian tantangan rakat makin berku- a ia menganggap itu biasa. Ada adagium ,"sesuatu yang sering ikan, lama-kelamaan ggap sebagai kebe- Penutup rafi dan pornoaksi te- mah wacana yang pro mada satu kesepakat- atasannya, dan mung- kapanpun sulit dise- syarakat hanya bisa nya, tanpa harus beku mana membatasinya. g netral adalah mari na melihat sosialnya. m pornografi dan por- melibatkan seluruh Yang terpenting ada- ebuah kesadaran ba- mbangun kemajuan a harus menjual por- at penulis, pornografi ksi sangat dominan terjadi kekerasan asyarakat. Lalu siapa ? K ik yang menjadi pilih- ng menjadi tokoh pa- Kaji Ulang h kondisi bangsa yang prihatinkan dewasa a ulama dalam kan- erta hubungan antara gan penguasa perlu Ulama memang diha- menjalin hubungan penguasa sepanjang berjalan pada garis Sealiknya, kalau pe- impang dari kebenar- ama harus memiliki untuk meluruskan- , ulama sebagai ben- tas haruslah mampu agai cahaya penerang elapan. Ulama juga tuk memiliki kebera- takan yang benar itu ar dan yang salah itu h. an pula dengan pihak endaknya bisa mema- lama dengan arif dan asa tidak perlu mela- akan sewenang-we- ap orang yang berlain- spirasinya. Justru pe- us bisa menghargai an kritik dari ulama, erasa pahit. lama sebagai tokoh ungguhnya sangat musaha membangun rsatuan dan kesatuan juran dan keteladan- g ditunjukkan ulama dal penting dalam an bangsa. Seandai- isa bersatu dan men- dari kepentingan po- tentu sangat berarti membangun keutuh- indahnya kalau ter- kunan antarulama ene akan membuat atnya tali ukhuwah asyarakat. Lewat ke- keteladanan moral i ulama, diharapkan nghapus berbagai ke- g melanda masyara- kita dewasa ini.* erhubungan DLLAJ Aspian. nisnya lagi, Alina- adah keluar masih n sebagai Danru di kodok di pos Ceng- bun Lada. Alinafiah mah berfungsi di pos hanya anggota lain eri laporan kepada afiah, berapa hasil at. i ulah oknum yang ini (Irianto). Ini di- sur korupsi. Yang nyakan, banyaknya rambu-rambu lalu pan di rumah priba- nya di jalan Kebun ngkan Kadis Perhu- pernah memperta- mal ini. Ini perlu di- hak terkait. Belum atroli DLLAJ juga rumah pribadinya, a tidak lagi bertugas hubungan DLLAJ ama dan alamat Ha pada Redaksi Siregar, Perdinan S, Hutasoit, Tapsel: Neirul Nizam, Agus ron Samsul Rizal pa, Arie ING rya, Aceh Singkil: ali tanda pengenal. SUMUT- Tangkahan, Ekowisata Alam Menyimpan Potensi ke dalam hutan Sumatera, Rusa, Enggang, negara per bulannya untuk berli- maka karunia Ilahi' atas objek Elang, Bunga Bangkai, Bunga bur ke Tangkahan menikmati maan persepsi guna memajukan wisata alam yang menjadi daerah wisata masa depan. hutan perawan desa Raflesia, Arnoldi dan lainnya. Potensi wisata alam tersebut belum termasuk sejumlah bina- tang melata, mamalia maupun unggas yang belum ditemukan di dalam kawasan TNGL. Se- dangkan potensi wisata budaya dapat menyaksikan gendang Guro-Guro, pengobatan tradisio- nal Karo hingga ritual tolak bala serta sejumlah mistis lainnya. Bagi masyarakat di sekitar kawasan, makanan tradisional terdapat sayur rebung bambu, sayur umbut pisang, cimpa, tri- tes, ikan jurung, lemang dan manuk ungkep. Sementara mata pencaharian penduduk terdiri dari pertanian karet, jeruk manis, jeruk nipis dan kelapa sawit. Apalagi ekowisata alam tersebut memerlukan sejumlah terobosan hukum. Kenapa? Pro- gram ekowisata alam yang dita- warkan memakai kawasan INGL yang notabene daerah paling dilindungi baik oleh pemerintah hingga internasional. Sehingga objek wisata alam di daerah TNGL tidak mudah dimasuki semua pihak, kecuali mendapat izin dari Kepala Balai TNGL. Untuk memajukan cita-cita tersebut, sejumlah komponen masyarakat seperti Kepala Balai TNGL, legislatif, eksekutif telah menyepakati pengelolaan kawasan ekowisata Tangkahan dapat maju dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. 10 Tahun lagi kawasan eko- wisata Tangkahan akan menge- Uniknya lagi, masyarakat tidak mengharapkan kuantitas jumlah) wisatawan asing dan lokal terlalu banyak dan dibatasi 40 orang per bulan. jar ketertinggalannya dari Bukit Lawang, ,"ujar Kepala Balai Taman Nasional Gunung Leuser kepada Waspada, baru-baru ini, usai menandatangani kesepa- katan dengan LPT. Untuk itu, Senin 22 April 2002 dilakukan sebuah kesepa- katan kerjasama pengelolaan calon kawasan taman wisata alam Tangkahan Resort Tangka- han Sub-Seksi Langkat Sekun- dur dengan Lembaga Pariwisata Tangkahan. Lembaga Pariwisata Tangkahan merupakan perwa- kilan masyarakat adat dari dua desa tersebut. Sedangkan LPT direncanakan menjadi satu badan pengelola kawasan ekowi- sata bertaraf nasional dan inter- nasional yang dikelola secara langsung masyarakat lokal deng- an tetap menjaga kelestarian budaya dan keanakeragaman hayati hutan hujan tropis. Potensi ekowisata Tangka- han besar kemungkinan akan berhasil. Pasalnya, di era delapan puluhan, seorang turis berkewar- ganegaraan Amerika memiliki firasat Tangkahan akan menjadi objek wisata paling populer yang mampu menyaingi kepopuleran Danau Toba. WASPADA DAERAH TANGKAHAN, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, mempunyai keindahan alam melebihi wisata alam lainnya. Tangkahan adalah sebuah nama di dekat kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Desa tersebut lebih maju dibandingkan desa lainnya, sehingga kawasan di sekitarnya lambat laun ikut dinamakan Tangkahan. Sebenarnya lokasi kawasan ekowisata Tangkahan berada di Desa Namo Sialang dan Desa Sungai Serdang di Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat. Lokasi TNGL berada di kawasan hutan hujan tropis TNGL. Jarak tempuh ekowisata Tangkahan tidak terlalu jauh dari kota Medan, persisnya 100 Km dari kota Medan atau 50 Km dari jalur lintas provinsi. Banyak potensi yang dapat diraih dari kawasan ekowisata Tangkahan karena banyak objek wisata dapat disaksikan wisata- wan mancanegara dan lokal di tempat ini. Ekowisata Tangka- han menawarkan sejumlah potensi wisata alam, keragaman bayati, budaya, makanan tradi- sional dan adat budaya sekitarnya. Luas dan jumlah penduduk di dua kawasan ekowisata cukup banyak untuk ukuran sebuah desa. Desa Namo Sialang memi- liki luas 14.000 hektar dengam jumlah penduduk 5.400 jiwa (1057 KK) tersebar di 15 dusun dengan pendapatan perkapita Rp 400.000,- per bulan. Sedangkan Desa Sungai Serdang sedikit lebih luas 800 hektar atau 14.800 hektar deng- an jumlah penduduk 4.900 jiwa (937 KK) tersebar di 11 dusun dengan pendapatan perkapita sama dengan masyarakat Namo Sialang. miliki uang lebih karena tidak ada SLTP Negeri. Sedangkan kalau hendak melanjut ke jen- jang pendidikan setara SMU ataupun universitas, maka pen- duduknya harus merantau ke luar desa seperti ke Binjai atau Medan. Karena rendahnya pendidi- kan masyarakatnya, maka potensi wisata di daerah sekitar- nya tidak bisa dikembangkan lebih maju lagi. Hanya ada satu tokoh masyarakat sekitar situ yang mampu menyuarakan aspirasi pengembangan wisata melalui DPRD Binjai. Perhatian serius untuk me- ngembangkan potensi alam di daerah tersebut juga muncul dari sejumlah anak-anak pencinta alam. Saiful dan Sugeng bersama rekan-rekan satu kampus di ITM mencoba mengangkat potensi ekowisata di daerah tersebut ke permukaan yang telah sempat pudar dalam satu dasawarsa. Mereka ini mencoba membuat sebuah struktur adat di daerah tersebut agar tidak gampang dirusak dan diadu domba oleh pihak luar. Lalu dimana potensi pengelo- laan kawasan ekowisata tersebut dapat berkembang lebih baik lagi. Sebenarnya, dengan luasan TNGL mencapai 800.000 Ha maka jutaan misteri alam belum terkuak dan masih tersimpan rapi di sana. Pendidikan rendah Rendahnya pendapatan masyarakat Namo Sialang dan Sungai Serdang, salah satunya karena minimnya tingkat pen- didikan. Pendidikan tertinggi masyarakatnya hanya setingkat SD. Buktinya Desa Namo Sia- lang hanya punya dua SDN dan Desa Sungai Serdang memiliki tiga SDN. Sedangkan untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi lagi setara SLTP harus me- Berpotensi wisata Dari kawasan ekowisata alam ini, masyarakat disajikan sejumlah objek wisata hutan. Saat ini saja, pemandu wisata di Tangkahan yang telah menje- lajah hingga luasan 17.000 hek- tar telah menemukan delapan air terjun, empat air panas, dua gua dan ribuan kekayaan hayati. Bahkan pemandu wisata men- janjikan untuk tujuh hari mela- wisata dapat dinikmati wisawatan. di ekowi- Keajaiban air t sata tidak bisa dianggap enteng, bahkan memiliki keistimewaan khusus dibanding air terjun lainnya. Rata-rata ketinggian air terjun 40 meter hingga 100 meter. Di sana, terdapat air Ter- jun Umang dengan ketinggian 70 meter dapat ditempuh satu hari, air terjun Tala-tala dapat dijelajah satu hari, air terjun Gro- goh Kiri dapat dijelajah satu hari. Air terjun Sungai Gambir dapat dijelajah satu hari, air terjun Murba dapat dijelajah satu hari. Air terjun Alur Simpang Kiri da- pat dijelajah satu hari, Air terjun Batak dengan ketinggian 100 meter dapat ditempuh satu hari dan Air Terjun Grogoh Kanan juga dapat ditempuh satu hari. Air panas Glugur dapat ditempuh tiga jam, air panas Su- ngai Buluh selama sepuluh jam, air panas Sekucip dalam tempo dua jam. Sedangkan menuju Gua Kalong dengan lobang berkelok- kelok dapat ditempuh dua jam. Sedangkan Gua Sungai Putih dapat ditempuh dalam waktu satu hari, Gunung Niat atau Deleng Sura-Sura (Bukit Jodoh) dapat ditempuh satu hari. Sementara Incepen atau tempat minum segala binatang juga da- pat ditemukan di Puncak Huma sekira satu hari perjalanan. POLRES Deliserdang pada hari yang sama Polres Deliserdang bekerjasama dengan Polsek Firdaus menggerebek gudang milik Marpaung UD Ga- be Jaya di pinggir Jalinsum Dusun XIV Desa Firdaus, Kec. Seirampah. belum lama ini telah melakukan Operasi Palm Toba II dan mene- mukan beberapa lokasi tempat penampungan CPO di pinggiran jalan lintas sumatera Medan- Tebingtinggi. Bahkan menurut para supir dan kernet bukan menyangkut Polres Deliserdang saja, akan tetapi seluruh jajaran Polres yang ada di Polda Sumut 'melakukan operasi yang sama. Operasi Palm Toba II yang digelar oleh seluruh Polres di jajaran Polda Sumut dengan menyegel seluruh gudang pe- nampungan CPO di pinggiran jalinsum dampaknya berakibat kepada seluruh pengemudi tangki dan kerenetnya. Mereka masing-masing mengembalikan mobil tangkinya kepada toke, sebab menurut para supir gaji dan uang jalan yang diberikan majikan/toke untuk melanjutkan pekerjaan tidak mencukupi. Dari gudang itu disita 21 buah drum dalam keadaan ko- song dan satu buah timbangan duduk. Demikian juga dengan gudang CPI milik Kardiman Marpaung ditepi Jalinsum Desa Paya Pasir, Kec.Tebingtinggi dan petugas menyita 4 drum berisi CPO dan 18 drum dalam keada- an kosong. Gudang penampungan CPO di pinggiran jalan lintas Suma- tera Medan-T.Tinggi yang disegel oleh Polres Deliserdang antara lain, gudang CPO milik Agusdi yang berlokasi di Desa Sei Sijeng- gi, Kec.Perbaungan. Dari gudang tersebut petugas menyita 20 jeri- gen minyak makan nabati, 62 kilogram CPO, 310 goni plastik berisi inti (kernel), 29 jerigen soda api dan satu unit tangki berukur- an 50.000 liter. Dari tempat yang tidak ber- jauhan juga disita dari gudang penampungan CPO milik bejo di antaranya 2,5 drum minyak goreng, satu beko dan sejumlah jerigen yang diduga sebagai alat penyimpanan CPO. Kemudian Bagi penggemar rafting dapat menggunakan alur sungai Batang dan Sungai Buluh untuk menyusuri kawasan pegunungan TNGL. Sedangkan bagi yang ingin mencari jodoh dapat menye- butkan niatnya di daerah TNGL tersebut di Deleng Sura-Sura (Bukit Jodoh) dengan jarak tem- puh 40 menit. PADA hakekatnya otonomi lebih merupakan kewajiban daripada hak, yaitu kewajiban daerah untuk ikut melancar- kan jalannya pembangunan sebagai sarana untuk mencapai kesejahteraan rakyat yang harus diterima dan dilaksa- nakan dengan penuh rasa tang- gungjawab. Otonomi yang nyata dan bertanggung jawab berarti; nyata-pemberian otonomi ke- pada daerah haruslah didasar kan kepada faktor-faktor, perhi- tungan-perhitungan, dan tinda- kan-tindakan atau kebijakan yang benar-benar dapat menja- min daerah yang bersangkutan secara nyata mampu mengurus rumah tangganya sendiri. Ber- tanggung jawab berarti pembe- rian otonomi itu benar-benar sejalan dengan tujuannya, yai- tu melancarkan pembangunan di seluruh pelosok negara dan serasi atau tidak bertentangan dengan pengarahan-penga- rahan yang telah diberikan, serasi antara pemerintah pusat dan daerah serta dapat menja- min perkembangan dan pem- bangunan daerah. (Lapera, 2001:58). Hal ini merupakan relevan si dari penjelasan GBHN yang secara tegas menyatakan bah- Sedangkan yang mau menik- mati alam pegunungan dapat mengikuti masuk lebih ke dalam hutan menuju Gunung Lumut dengan jarak tempuh mencapai tiga hari. Sedangkan potensi keaneka- ragaman hayati dapat menemu- kan sejumlah binatang hutan hujan tropis seperti Gajah, Be- ruang, Badak Sumatera, Orang Utan, Gibbon, Kedih, Harimau Menurut para supir, mereka rasanya sudah enggan untuk me- laksanakan aktivitasnya sebagai pengemudi mobil tangki. Karena kalau hanya mengharapkan gaji dan uang perjalanan dari toke sudah jelas tidak mencukupi. Se- dangkan untuk singgah di gu- dang penampungan CPO di selu- ruh jajaran hukum Polda Sumut telah disegel oleh pihak kepoli- sian. Karena selama ini mereka telah terbiasa menjual CPO yang diangkut melalui mobil tangki dengan istilah krennya kencing'. Para supir selama ini dalam melakukan aksi penjualan minyak CPO ke gudang penam- pungan di sepanjang jalan yang ada di daerah hukum Polda Su- mut bekerja sama dengan petu- gas timbangan yang ada di PKS- PKS. Baik itu CPO milik swasta maupun CPO milik perkebunan pemerintah atau BUMN. ton inilah dijual ke gudang-gu- dang penampungan oleh para supir dan hasilnya dibagi kepada pihak kerani timbangan di saat mengambil minyak CPO berikut- nya. Untuk CPO milik perusaha- an swasta yang kerani timbang- annya tidak bisa bermain, para supir mencari batu besar yang beratnya ratusan kilo. Lalu batu tersebut diletakkan di bawah tempat duduk supir saat menim- bang CPO di PKS batu diturun- kan. Setelah berangkat batu dibawa kembali, agar saat penim- bangan berikutnya walaupun CPO telah dijual seberat 100 kg namun posisi timbangan tetap menunjukkan angka semula. Gudang Penampung CPO Hasil Kerja Supir Dan Petugas PKS Ada pula para supir yang sangat jahat, mereka langsung menjual CPO ke gudang penam- pungan, setelah dijual seberat 100 kg lalu ditambahkan pula air seberat 100 kg juga. Ini masih mujur kalau penambahan CPO tadi dengan air yang bersih. Kalau air yang kotor bagaimana pula, sebab CPO akan diolah menjadi minyak sebagai bahan makanan. Bila hal ini terjadi ten- tu dampaknya merusak keseha- tan bagi manusia di dunia. Aspirasi pembentukan dae- rah otonom sendiri atau mem- bentuk kabupaten sendiri ini dalam artian ingin melepaskan diri dari kabupaten induk da- pat tumbuh subur karena pada Jalan hancur Namun semangat turis Ame- rika ini kandas ketika di tahun 90-an kondisi jalan menuju Desa Tangkahan mulai hancur, keru- sakannya semakin hari semakin bertambah parah hingga saat ini. Akibatnya sekarang tak satu pun turis asing melirik Desa Tangkahan untuk tempat berli- bur apalagi menjejakkan kakinya untuk menikmati hutan perawan yang menjadi andalan itu. Kondisi jalan sepanjang 15 Km mulai dari Batang Serangan hingga ke lokasi Desa Tangkahan rusak berat, sehingga mobil pun harus merangkak perlahan- lahan untuk bisa mencapai Tang kahan dengan selamat. Akses jalan yang parah inilah menjadi penyebab kenapa Tangkahan menjadi sangat sepi dan turis asing enggan menyempatkan diri berkunjung ke sini. gudang-gudang tertentu yang mencampurnya. Sehingga bukan rahasia lagi bagi masyarakat umum tentang penjualan CPO yang dilakukan para supir terhadap gudang- gudang penampungan di sepan- jang jalinsum. Bahkan para pengemudi banyak yang berlom- ba-lomba untuk menjadi supir tangki. Karena mereka menilai para supir tangki di Sumut sudah banyak yang kaya. Bahkan mempunyai rumah- rumah mewah dan mobil, ada pula yang sempat beristri dua dan tiga karena mereka mencari uang itu tidak merasa berat. Tidak juga dipungkiri bahwa dengan adanya gudang di tepi jalinsum banyak oknum-oknum yang turut kebagian rezeki. Seperti oknum polisi, TNI dan wartawan bila melintas dan singgah soal uang minyak sudah menjadi kebiasaan. Rasa optimisnya itu pula yang kemudian mendorong turis Amerika ini membangun Tang- segudang potensi alam,"ujar kahan menjadi objek wisata eko- logi yang sangat terkenal pada era 80-an itu, karena mampu menyedot ribuan turis manca- Tandem. posisi sekarang ini pemerintah pusat sedang goyah dan posisi tawar orang daerah menjadi lebih tinggi. (Djohermansyah Djohan, 2002;55). Bahkan lebih daripada itu, menurut Djohermansyah Djo- han, bentuk etnosentrisme pa- ling ekstrim, kalau bisa disebut begitu, pernah tampil lewat aksi sparitisme di Timor Timur yang sukses melepaskan diri dari ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lewat referendum yang justru dibukakan pintunya oleh Pre- siden B.J.Habibie. Sementara di Aceh dan Papua masih dapat diredam dengan pemberian otonomi khusus. Kondisi buruk ini kiranya mendapat perhatian Pemerintah Kabupaten Langkat untuk turun tangan memperbaiki kondisi jalan yang rusak berat itu. Jika Tangkahan sebagai objek eko- wisata ini dikembangkan secara serius oleh Pemkab Langkat bisa dibayangkan akan menjadi objek wisata unggulan di Sumatera Utara mengingat Bukit Lawang pun kini kepopulerannya sema- kin memudar akibat pemba- ngunan penginapan yang kurang tertata baik serta akses jalan yang juga rusak ditambah lagi pungutan liar para preman sangat merajalela. Keinginan pemekaran kabupaten saat ini merupakan trend yang terjadi di berbagai daerah kabupaten di Indonesia. Hal ini tak terlepas dari potret yang terjadi Provinsi Sumatera Utara. Mulai dari Kabupaten Asahan, Langkat, Deliserdang dan yang berwujud malu-malu terdengar pula di Labuhanbatu. Bahkan tokoh masyarakat Tangkahan, Tandem Bangun yang juga anggota DPRD Binjai mengeluhkan minimnya sarana dan prasarana pengembangan wisata ke daerah tersebut. Sekarang setelah adanya Operasi Palm Toba II yang dige- lar seluruh Polres di jajaran Polda Sumut dan menyegel semua gu- dang penampungan sehingga membuat para supir dan kernet tangki mengembalikan mobilnya kepada toke dengan alasan jadi supir tangki sudah tidak bisa dipertahankan karena tidak punya uang masuk. Karena hal itu pernah terjadi saat CPO diekspor ke luar negeri dan di sana diketahui bahwa CPO tersebut sudah terkontami- nasi dengan minyak solar. Betapa malunya negara kita Indonesia mengekspor CPO yang akan di- olah untuk berbagai bahan ma- kanan rupanya diketahui telah bercampur solar. Hal itu disi- nyalir bisa saja pihak supir yang barang ekspor yang harus dijaga mencampur CPO dengan minyak kualitasnya jangan sampai ter- menjadi 5,5 ton yang setengah solar, atau pihak penampung di jadi seperti yang lalu. CPO dari Kapolsek Firdaus Iptu Mu- hammad belum lama ini kepada penulis saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan, masalah CPO tidak bisa dimaafkan, harus diberantas habis. Karena CPO Misalnya, CPO yang dibawa dalam mobil tangki 5 ton, nanti petugas timbangan melebihinya Sebenarnya ide dan pemi- kiran untuk membentuk suatu kabupaten baru itu merupakan ide yang justru sangat merugi- kan bagi masyarakat ketim- bang keuntungan. Apalagi jika pembentukan kabupaten itu "Bagaimana Tangkahan bisa maju, jika semua sarana dan pra- sarana masih kurang memadai bahkan terkesan tertinggal. Pa- dahal kawasan tersebut memiliki Sepertinya, perjuangan Tan- dem tidak gampang dan memer- lukan waktu panjang serta persa- Indonesia bercampur solar, sehingga membuat nama Indonesia jadi tercemar, jelas Muhammad. Ali, 45, warga negara ketu- runan penduduk Dusun XIII Desa Firdaus, Kec.Seirampah, Deliserdang mengakui para supir tangki banyak minta berhenti. Karena selama ini bisa cari sam- pingan, sekarang katanya sudah sulit, sebab semua gudang pada tutup, jelas Ali yang memiliki be- berapa unit mobil tangki angkutan. Aspirasi Pemekaran Kabupaten Di Era Otda wa maksud dan tujuan otonomi kepada daerah adalah berorien- tasi kepada pembangunan. Kendati demikian, maksud dan tujuan dari pemberian otonomi kepada daerah oleh pemerintah pusat banyak disalahartikan oleh sebagian elit politik lokal sebagai hak yang harus dipenuhi oleh peme- rintah pusat, dan yang lebih parah mengarah kepada suatu pemikiran yang kebablasan dengan mengartikan otonomi daerah sebagai etnosentrisme, sukuisme, daerahisme, sprit serba mementingkan suku, daerah, dan golongan masyara- kat 'kita' sendiri. Akibatnya, terjadi berbagai macam bentuk tindakan yang bertentangan dari hakekat, maksud dan tujuan dari otono- mi daerah itu sendiri, misalnya; aspirasi pembentukan daerah otonom sendiri atau pemeka ran daerah kabupaten karena dianggap lebih sesuai dengan karakteristik 'ethnic-group'nya atau tidak bercampur dengan etnik lain. Awriya mengakui kerusakan kawasan TNGL Sumut - Nang- gore Aceh Darussalam (NAD) tahun 2001 mencapai 168.775 ha (33,63%) dari 813.17 hektar. Semua pelaku perusak kawasan TNGL memakai kedok koperasi dan pengungsi dengan memakai masyarakat lokal melalui kelom- pok tani agar memuluskan jalan kegiatan ilegal logging. Berdasarkan catatan TNGL, kata Awriya, kerusakan paling tinggi terjadi di kawasan Suaka Margasatwa Kluet di Aceh Sela- tan, mencapai 15.400 ha (77%) dari 20.000 ha. Kawasan Kluet ditetapkan tahun 1936. Kemu- dian, kerusakan kawasan Suaka Margasatwa Sekundur, ditetap kan tahun 1979, berbatasan Aceh Timur dan Langkat 43.600 ha (55,12%) dari 79.100 ha. Selan- jutnya, Taman Wisata Lawe Gu- rah, ditetapkan tahun 1981, kerusakan mencapai 3.800 ha (41,30%) dari luas kawasasn 9.200 ha. Disusul kerusakan Suaka Margasatwa Kappi, ditetapkan tahun 1976, 25.000 ha (17,51%) dari 142.800 ha. Kemudian Suaka Margasatwa Gunung Leu- ser, ditetapkan tahun 1934, mengalami kerusakan mencapai 63.475 ha (15,24%) dari 416.500 ha. Sedangkan Suaka Margasat- wa Langkat Selatan dan Barat, ditetapkan tahun 1938, kerusa- kan tercatat 17.500 ha (13,77%) dari 127.075 ha. Sementara beberapa masya- rakat yang dihubungi penulis belum lama ini di Seirampah mendukung dengan gebrakan yang dilakukan Polres Deliser- dang. Namun mereka mengha- rapkan, sekali operasi digelar selamanya tak akan surut. Sebab adanya gudang penampungan CPO membuat hancurnya tata- nan perekonomian bangsa Indo- nesia. Ini pun sebenarnya pihak polisi melakukan penyegelan dinilai sudah terlambat, karena gudang beroperasi sudah ada 10 tahun. Mengapa baru kali ini diberantas? Untuk itu menurut mereka operasi yang digelar jangan sebatas menyangkut gu-dang CPO saja, akan tetapi me-nyikat segala tindak kejahatan lainnya. Seperti gudang penampung- an pupuk dan semen yang berlo- kasi di Rampah kiri, Desa Sei- rampah setiap malam lancar menjalankan bisnis mafianya. Tetapi sampai saat ini belum tersentuh oleh pihak petugas. Untuk itu mari sama-sama kita berantas agar yang lain tidak kambuh lagi. Eddi Gultom Terlepas apakah ide keingi- nan pemisahan diri ini dida- sarkan pada etnosentrisme, daerah atau golongan yang jelas keinginan ini perlu dicer- mati apakah ide ini untuk men- jawab tantangan NKRI secara integral atau hanya ingin me- raih kesempatan dengan kon- sep aji mumpung. Implementasi otonomi daerah jangan disalahartikan dengan kebebasan, penguatan sentimen daerah dan identitas lokal karena sangat rawan dan tidak didasarkan pada kajian empirik, rasional dan objektif. Pembentukan kabupaten baru akan menambah beban masya- rakat apabila tidak didukung berbagai aspek yang harus di- pertimbangkan, seperti; ke- mampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial dapat mengakibatkan kemero- politik, jumlah penduduk, luas sotan integritas Nasional. daerah dan pertimbangan lain- Hal ini harus kita waspadai nya. (Waspada, 13 Maret 2002). bersama karena negara kita Bila kita kembalikan kepa- memiliki potensi yang rawan, da masalah semula bahwa di mana suku bangsa kita yang otonomi daerah adalah untuk cukup banyak dengan batas- mengejar ketertinggalan dan batas sebagian besar daerah keterlambatan pembangunan nyaris tumpang tindih dengan akibat pola sentralistik di masa etnisitas. rejim orde baru, mengapa sete- lah ada otonomi daerah kita Untuk itu, kolaborasi LPT dan TNGL dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat diharapkan dapat memajukan daerah tersebut tanpa perlu merusak alam sekitarnya. David Susanto Hal ini dapat terlaksana ramai-ramai minta pemekaran jika elit politik lokal menyadari akan maksud dan tujuan dari otonomi itu sendiri dan peme- dan berhasrat membentuk ka- bupaten baru? Dengan demiki- an sprit dan alasan apakah rintah lokal dapat mengikuti jejak Khalifah Umar bin Kha- yang kita gunakan dalam me- nelorkan ide ini? Apakah kare- ttab yang pada waktu merebut na kebuntuan intelektual atau Mesir menjamin keamanan, agama, bahasa, harta, daratan dan lautan orang-orang Mesir. alasan lain yang tidak mengun- tungkan daerah, masyarakat Bahkan tidak ada urusan me- reka yang boleh dicampuri dan dikurangi. Begitu pula jabatan- jabatan yang dipangku mereka tetap dapat diembannya. (Hae- kal, 2000;645). dan NKRI. • Nirwan (Mahasiswa Magister Ilmu Pemerintahan) Bala Tam Waspada/David Susanto Pembukaan Kawasan Ekowisata Tangkahan melaksanakan pengelolaan bersama antara Balai Taman Nasional Gunung Leuser serta Lembaga Pariwisata Tangkahan, baru-baru ini. Pembangunan Kantor Camat Undang Tanda Tanya PEMINDAHAN Kantor sifatnya mendiskreditkan Camat Kepala Desa Pekan Seirampah, Seirampah. Ada yang mengata- Kec. Seirampah, Kab. Delíser- kan tanah pertapakan kantor dang dari lokasi tanah kepunya- desa yang lama sudah kepunya- an M. Boelian Dahban ke lokasi an aset desa yang telah dibayar yang baru (tanah kepunyaan ma- oleh desa pada tahun 1977. Na- syarakat se Kecamatan Seiram- mun mencari barang bukti ten- tang surat ganti rugi tanah terse- pah) telah rampung dikerjakan, but dari M. Boelian Dahban kepa- bahkan telah diresmikan oleh Camat Seirampah Drs Lilik, da pemerintahan Desa Seiram- Rabu (8/5). pah sama sekali tidak ada. Yang ada hanya surat pinjam pakai yang diberikan M. Boelian Dah- ban kepada Hermanto yang saat itu memang menjabat sebagai Ketua L.S.D (Lembaga Sosial Desa) Kampung Seirampah. Pada acara peresmian yang dihadiri oleh Muspika, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, ins- tansi dan jawatan serta warta- wan itu, Camat Seirampah Drs Lilik dan Kades Seirampah Zainuddin Z, saling mencurahkan isi rasa hati yang sebelumnya sama- sama merasa kurang enak. Pemindahan kantor kepala desa itu dari lokasi yang lama ke lokasi yang baru berawal dari dijualnya tanah kepunyaan M. Boelian Dahban, kepada seorang pengusaha Budiwistan. Semen- tara kantor kepala desa yang lama berdiri di atas tanah yang dijual itu. SENIN 17 JUNI 2002 7 Untuk tidak terjadinya peng- hentian tugas pemerintahan desa oleh LKMD, LMD serta tokoh- tokoh masyarakat Desa Seiram- pah diadakan musyawarah sete- lah ada kesepakatan bersama lalu kantor kepala desa diba- ngun, di lokasi tanah kepunyaan masyarakat se Kec. Seirampah, yang pembangunannya 100% ditanggulangi oleh pengusaha Budiwistan. Namun sangat disesalkan, dalam penjualan tanah milik M. Boelian Dahban itu, di mana ber- dirinya kantor desa yang lama kepada pengusaha Budiwistan timbul isu-isu negatif yang Surat pinjam pakai itu ter- tanggal 18 Mei 1977 yang ditan- datangani Hermanto sebagai yang menerima pinjaman dan M. Boelian Dahban yang membe- rikan pinjaman serta diketahui oleh Kepala Kampung Seiram- pah pada masa itu Thamrin Dalimunthe. Bukan sebagaima- na yang dituduhkan oleh berba- gai pihak yang tidak bertang- gungjawab mengatakan Camat Seirempah telah menjual tanah tapak kantor Kantor Kepala Desa Seirampah kepada pengu- saha Budiwistan. Itu adalah tuduhan yang sangat keliru. Keberatan Dari awal peletakkan batu pertama pembangunan Kantor Kepala Desa Seirampah pada tanggal 8 Februari 2002 hingga peresmian tanggal 8 Mei, suara sumbang masih berkumandang dari segelintir orang yang menga- takan masyarakat Kec. Seiram- pah merasa keberatan tentang pembangunan kantor kepala de- sa di atas tanah milik masyara- kat se kecamatan ini. Padahal KONSENTRASI: masyarakat dari 27 desa yang ada di kecamatan Seirampah tidak ada yang merasa keberatan asalkan bangunan itu untuk kepentingan umum, tegas Ucok Sihombing selaku unsur pemuda saat memberikan kata arahan pada peresmian kantor tersebut. Tanah yang disebut milik masyarakat se Kecamatan Sei- rampah itu dibeli melalui swada- ya warga se kecamatan dengan memberikan botol bekas dan ko- ran-koran bekas kepada panitia untuk membangun gedung balai umum. Sebab di masa itu pihak kecamatan belum mempunyai balai umum, kalau penulis tidak silap yaitu tahun 1974. Setelah dananya terhimpun pihak kecamatan yang pada ma- sa itu camatnya Drs. Karim Gir- sang membelikan sebidang tanah kepunyaan H. Muhammad Ka- sim dengan ukuran panjang 207 meter dan lebar 47 meter. Setelah tanah dibeli lalu dibangun Ge- dung Balai Umum. Tetapi sangat disayangkan di masa Camat Drs. G. Manuntun Sagala Gedung Ba- lai Umum yang berdiri megah kebanggaan masyarakat Seiram- pah dirobohkan oleh oknum- oknum yang tidak bertanggung- jawab diduga tanah tersebut akan diperjual belikan. Namun karena mendapat reaksi keras dari warga Kecama- tan Seirampah, niat oknum-ok- num tertentu untuk menjual ta- nah tersebut batal. Sedangkan di lokasi tanah itu sekarang telah bediri kantor-kantor instansi, seperti Kantor KUA, Kantor PU Pengairan dan Kantor Pembantu Bupati. Eddi Gultom YAYASAN PENDIDIKAN ANI IDRUS SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI "PEMBANGUNAN" (STIKP) AKREDITASI NOMOR : 046/BAN-PT/Ak-IV/III/2001 MENERIMA MAHASISWA BARU T.A. 2002/2003 PENDIDIKAN SARJANA (S-1) DAN PENDIDIKAN AHLIMADYA (D-3) PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ILMU HUBUNGAN MASYARAKAT ILMU JURNALISTIK Menerima mahasiswa baru dan mahasiswa pindahan Kuliah dilaksanakan sore hari Terbuka kesempatan bagi pegawai/karyawan Uang kuliah Rp. 1.100.000,- setahun termasuk uang Pendaftaran dan uang Pembangunan Tersedia fasilitas bea siswa bagi mahasiswa berprestasi Pendaftaran dibuka tanggal 1 Juli s/d 7 September 2002 STIKP MENDIDIK MAHASISWA BERPIKIRAN KRITIS, DEMOKRATIS, MEMILIKI KEAHLIAN AKADEMIS DAN KEMAMPUAN PROFESIONAL DALAM BIDANG KEHUMASAN DAN JURNALISTIK PENDAFTARAN DIBUKA 1 JULI s.d. 7 SEPTEMBER 2002 Tempat Pendaftaran dan Informasi lebih lanjut Hubungi KAMPUS STIK "Pembangunan" Jalan Sisingamangaraja No. 84 Telp. (061) 7361898 Email: stikp@waspada.co.id Setiap hari kerja pukul 09.00-18.30 WIB 2cm Color Rendition Chart