Tipe: Koran
Tanggal: 2002-06-17
Halaman: 11
Konten
$ a h banyak aruh kebu- at Muslim ingkan apa siapa yang mal dengan Allah SWT ah ummat is aqidah, ikan bekal tikan akan ni Indone- mengatasi aqidah Is- mana kita ta, karena tahan dari membentuk epribadian bermakna nya dapat Baik pula. tama yang nnah Rasu- setiap diri engan benar. tu karakter Rabbi yang hidupan ini E. Siapa pun an memiliki ah SWT. si langsung l saleh, amal Rasul-Nya. haq, setelah at mencapai an yang hak ur. bahan dan yat 200: "Hai a kuatkanlah bertaqwalah mental yang liri dari hawa Jika keempat Muslim, maka arja Ritonga at russalam (NAD) bkan rakyatnya si yang beresiko INakir SIP MBA nedia pada acara a berakhir, maka masa mendatang kir yang didamp- ir yang dikonsen- paten Aceh Timur. hanan di bawah di mdulillah situasi tukasnya seraya danya kerja sama di sana. tugasnya dengan umpahkan GBSA, ntu aktivitas roda (cah/b20) r Sekolah n masyarakat di mlah sekolah yang ta Lhokseumawe. Ha Pemkab, aparat karena pembakaran tegas siaran pers abtu (15/6). if Mahasiswa (BEM) Mahdi, BEM AMIK , Ketua KAMMDA siswa mengungkap- bali dikejutkan aksi Han anti kedamaian. ng terjadi Kamis lalu mpat memusnahkan lima unit sekolah ncapai Rp 12 miliar. mana gedung utama, ktek dengan seluruh a mengalami nasib okseumawe, SLTPN dan Pemberdayaan Tgk M Husein MR nya aksi pembakaran abang Hing an banyak proyek ang, tercatat baru dua g mengenai dampak ungan Hidup (Walhi) visi Kampanye Mu- Ha Aceh, Sabtu (15/6). nding AMDAL tersebut mbangunan Pelabuhan as 23 April 2002, serta KA-nya dibahas 30 Walhi menyambut baik m langkah-langkah pro- ang, begitu pun publik ri masukan atas proses ajarannya t = Isuf TNI Jenderal e yaan negara ah SWT. sni Aceh Timur WASPADA "SAYA rindu sekali ingin berjumpa dengan adik-adik. Sudah lima puluh tahun saya berpisah dengan mereka," begitu tutur Nek Wagiah, 65 kepada Waspada belum Hal ini, kata M Amin Said SH (foto), sebenar-nya sejalan dengan kebijakan GBHN dan rancangan Propenas 2001-2005 bahwa visi pembangunan daerah adalah mewujudkan kapasitas daerah yang handal dengan masyarakat yang diberdayakan. Dalam seminar bertajuk "Local Gover- nance Forum" di Denpasar Bali, belum lama ini, Ketua Asosiasi DPRD Kota/Kabupaten se-NAD, M Amin Said SH sekilas menye- butkan tentang dasar pemikiran tentang memantapkan otonomi daerah di antara- nya dengan mempercepat perkembangan wilayah dan meningkatkan kapasitas ma- syarakat. Menyangkut daerah yang bergolak termasuk Aceh, kata M Amin Said, sangat membutuhkan perhatian khusus, sehingga upaya untuk mempercepat penyelesaian masalah sosial, ekonomi dan politik segera tercapai. M Amin Said yang juga ketua DPRD kota Banda Aceh mengakui untuk men- capai sasaran itu tidak gampang dan tanta- ngannya cukup berat bagi daerah Aceh untuk dapat memanfaatkan "Privilage" yang diberikan pemerintah pusat ini. Sementara keberadaan lembaga legis- latif di daerah sebagai mitra kerja pemerin- tah daerah, lanjut dia, sejauh ini belum TERBITNYA Undang-Undang No. 18 Tahun 2001 tentang otonomi khusus NAD di satu sisi patut disyukuri, namun untuk memaksimalkan pelaksanaan undang-undang tersebut dibutuhkan kemampuan khusus pula dan harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. lama ini, mengenang kembali hari-hari bahagia yang pernah dilewati ketika ber- kumpul dengan sanak keluarganya. Kenapa Nek Wagiah ini sampai ber- pisah selama 50 tahun dengan adik-adik- nya? Nenek kelahiran Purworedjo, Jateng, tahun 1937 ini mengisahkan ketika ia me- nikah dengan Syarief, seorang TNI-AD dari Kesatuan Badak Hitam, Batalion 119. Kemudian, pasangan suami istri yang Ketua Asosiasi DPRD Kota/Kabupaten Se-Aceh Otonomi Khusus Memerlukan MESKIPUN daerah Provinsi Nang- groe Aceh Darussalam (NAD) terus dilanda konflik yang berkepanjangan yang tidak diketahui kapan akan berakir, sehingga mengundang berbagai keresahan dan po- rak-porandanya perekonomian masyara- kat. Namun jika melihat tradisi peringatan Maulid yang dalam bahasa Aceh disebut maulot dilakukan secara meriah, hingga kini tak pernah pudar di kalangan masya- rakat yang 100 persen penduduk aslinya menganut agama Islam. Dengan mata berkaca-kaca, Nek Wa- giah (foto) menceritakan selama ini ia sulit sekali tidur malam dan selalu mengingat empat saudaranya, yang kini entah di mana berada. Kemampuan Khusus Melalui kerja sama di forum dapat dilakukan upaya-upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik di tingkat lokal kota dan kabupaten secara bersama. Tradisi memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW yang sejak dulu dilaksanakan secara besar-besaran hingga kini masih sangat melekat di kalangan warga Aceh secara umum dan masyarakat Pidie secara khususnya. Begitu juga dengan peringatan Maulid tahun ini untuk menge- nang kembali hari kelahiran Nabi Muham- mad SAW, mulai berlangsung 25 Mei 2002 (12 Rabiul Awal 1423 H). Nanggroe Aceh Darussalam SUPLEMEN Penantian Panjang Seorang Nenek Wagiah 50 Tahun Terpisah Dari Keluarganya telah dikaruniai putra-putri tujuh orang ini melanglang buana ke beberapa daerah di Indonesia, seperti ke Ambon, Yogya dan kota lainnya, dalam rangka tugas membela negara. Semua warga tidak saja membawa makanan ke masjid dan meunasah (surau), juga mengundang puluhan tamu ke rumah, sehingga saat pelaksanaan maulid itu bisa menghabiskan uang hingga mencapai Rp 500.000 bahkan Rp 1 juta, tergantung ke- mampuan kantong. Apalagi, dengan usianya yang telah senja, Nek Wagiah kini sering sakit-sakitan. "Sebelum Allah SWT memanggil, saya rin- du sekali ingin berjumpa dengan adik-adik kandung saya," ujar Nek Wagiah yang didampingi salah seorang anak perempuan- nya Aminah. Apakah ini tergolong mubazir? Dengan tegas jawabannya tidak. Menurut warga, maulid itu merupakan khenduri Panghulee (Nabi Besar Muhammad SAW). Sudah se- wajarnya kita sebagai umat-Nya menyam- but sekaligus merayakan, apalagi peristi- PROVINSI Nanggroe Aceh Darus- salam (NAD) pada umumnya dan Kabu- paten Aceh Utara khususnya memiliki keka- yaan alam yang luar biasa, bukan saja hasil buminya, akan tetapi juga objek wisa- tanya. dapat diharapkan dapat mendorong terja- dinya demokratisasi di tingkat lokal. "Proses ini harus pula didukung oleh kualitas pada anggota wilayah yang me- ngerti tugas dan fungsinya sebagai lembaga legislatif," ucap Amin Said pada seminar yang dibiayai lembaga-lembaga donor ini turut dihadiri utusan luar negeri, seperti dari Jepang, Korea, Australia, Nairobi dan sejumlah negara asing lainnya. Mantan advokat ini juga menyebut soal produk hukum dan kebijakan yang dike- luarkan oleh pemerintah NAD harus mela- lui mekanisme lintas sektoral di tingkat lokal agar ketentuan yang diterapkan telah melalui konsultasi publik untuk mengura- ngi silang pendapat dan kekeliruan dalam penerapan hukumnya. Kekayaan dan keindahan alam itu idak lagi dimanfaatkan dengan baik, ter- bukti banyak objek-objek daerah tunjuan wisata (DTW) yang sudah dikembangkan Dalam hal penyusunan peraturan dae- rah, kata Ketua DPC PPP Banda Aceh ini, perlu adanya kesamaan persepsi para pe- nyelenggara pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi, kota maupun kabupaten agar didapatkan peraturan yang sesuai dengan aspirasi khususnya yang diamanat- kan dalam UU 18/2001. Pada tingkat dewan, sambungnya, DPRD kota dan DPRD Kabupaten se-NAD menyadari akan keterbatasannya dalam menjalankan fungsinya sebagai badan wanya hanya berlangsung sekali dalam setahun, dapat duduk makan bersama ke- luarga dan tamu. Di samping khenduri ke masjid atau meunasah untuk anak yatim dan undangan lainnya, sekaligus untuk mengenang kembali sejarah perjuangan Nabi Besar Muhammad SAW. Dalam peringatan Maulid tersebut semua warga melakukannya meskipun dari keluarga tak mampu (miskin) sesuai kemampuan kantong, karena ada angga- pan dalam masyarakat (tetangga), bila tidak melaksanakan khenduri orang bisa "aib atau malu" dengan tetangga sekam- pung. Begitulah pentingnya memperingati maulid yang tak bisa memisahkan diri ber- sama masyarakat. Untuk itu, jauh hari sebelum bulan Maulid tiba, masyarakat Aceh khususnya Pidie sudah menyiapkan beras putih nomor satu, hewan ternak seperti ayam dan itik, kayu bakar serta uang lauk-pauk secukup- nya untuk konsumsi. "Yang cukup menarik lagi, ada masyarakat yang sengaja bernazar terhadap ternak agar tidak terkena penya- kit karena dagingnya akan digunakan untuk khenduri Panghulee, begitulah ang- gapan dari sebagian besar masyarakat Pidie terhadap Maulid. Waspada/Jamali Sulaiman Objek wisata alam pusat latihan gajah Lhok Asan, Kecamatan Syamtalira Bayu, gajah-gajah ini telah dipindahkan ke Tahura Seulawah Aceh Besar. Nenek yang suka membantu dan me- ngurut orang sakit, itu mengaku sudah berkali-kali menghubungi alamat yang diduga pernah di tempati adik-adiknya, namun setelah dikirim surat ke tempat alamat yang bersangkutan, petugas pos terpaksa mengembalikan kembali surat itu dengan menyebutkan alamanya tidak jelas. Maulid bagi masyarakat Aceh (Pidie), kata Tgk HA Djali Hadjad, Ketua MUI (sekarang MPU) Pidie, mempunyai arti dan nilai tersendiri yang sukar diungkap- kan nilainya begitu penting. Sedangkan ia mengaku yang sudah berusia lanjut itu dan dibuka untuk umum oleh Dinas Kebu- dayaan dan Pariwisata Kabupaten Aceh Utara, dalam beberapa tahun terakhir ini kondisinya bukan semakin membaik tapi semakin memprihatinkan. legislatif daerah. Oleh sebab itu pada ting- kat 22 Januari 2002 sepakat membentuk forum komunikasi di antara kedua kelom- pok tersebut. Berdasarkan catatan dari Dinas Kebu- dayaan dan Pariwisata Kabupaten Aceh Utara, jumlah objek wisata di daerah ini tidak kurang dari 25 objek wisata, tidak termasuk di wilayah Pemerintah Kota Lhok- Forum ini diakuinya sangat menarik karena melalui forum ini dapat dilakukan tukar menukar pengalaman dan saling membantu dalam menjalankan tugas seba- gai anggota dewan. Di samping untuk kebersamaan, forum ini diharapkan dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi masuknya investasi baru di provinsi NAD yang pada akhirnya berdampak positif bagi masyarakat luas. Melihat Tradisi Memperingati Maulid Di NAD Pada hari Maulid seperti sekarang ini, bagaimanapun miskinnya seseorang se- akan wajib membawa makanan ke surau. Kalau tidak, bisa ribut dengan istri. Di samping beban mental yang cukup memi- lukan, karena merasa malu dengan teta- ngga (warga) sekampung setempat dengan menganggap keluarga itu tidak becus dengan perayaan Maulid Nabi. Tapi pelaksanaan perayaan Maulid di sekolah, lembaga organisasi, dan kantor masih tetap mengundang seorang pence- ramah agama di siang hari yang dilanjut- Tepatnya tahun 1957, Nek Wagiah ber- sama suaminya itu kembali ditugaskan ke Aceh, hingga dengan sekarang dan sam- pai akhirnya suaminya meninggal tahun 1986 di Banda Aceh. seumawe yang memiliki lima objek wisa- tanya. Begitupun, Nek Wagiah masih teringat kapan ia berpisah dengan empat orang adik-adiknya yang bernama, Waginah, Poniman, Untung dan Ribut yaitu pada tahun 1952, ketika mereka dibawa oleh Dari jumlah tersebut dibagi lagi dalam empat jenisnya yaitu jenis objek wisata alam, pantai, budaya dan objek wisata spi- ritual, ujar HT Mustafa MM Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Aceh Utara dalam perbincangan dengan Waspada di ruang kerjanya, belum lama ini. Objek wisata alam Kabupaten Aceh Utara terdiri dari pemandian Krueng Sa- wang (25 Km arah barat daya kota Lhokseu- mawe atau 1 km dengan ibukota Kecamatan Sawang), Air Terjun Blang Kulam (21 km selatan kota Lhokseumawe di Desa Sido- mulyo atau 11,9 km dengan Buloh Blang Ara ibukota Kecamatan Kuta Makmur) Air Terjun Seumirah (27 km barat daya kota Lhokseumawe atau 13 km dengan ibu- kota Kecamatan Nisam. Tentang prinsip tata pemerintahan yang baik dan mensitir hasil sebuah se- minar otonomi daerah yang dilaksanakan asosiasi pemerintahan daerah (Apeksi, Apkasi, Adeksi dan Adkasi) yang sumber- nya dibantu UNDP. kan dengan makan siang bersama yang sengaja dibawa dari rumah siswa dan anggota organisasi kemasyarakatan. kalang kabut memenuhi undangan Maulid ke rumah-rumah famili dan teman serta ke masjid atau surau. Dalam satu hari ha- rus memenuhi undangan makan 3 sampai 6 rumah/tempat. Soal bawaan berupa bu- ngong jaroe seperti gula pasir, tidak jadi problem, tapi bagaimana mencicipi maka- nan yang mencapai 3-6 kali dalam waktu yang sama (siang hari). "Ini yang sangat merepotkan," katanya. Bagi orang tua yang anaknya tidak sempat pulang dari perantauan seperti siswa dan mahasiswa di Banda Aceh, mere- ka akan mengantar atau mengirim makan- an dalam rantangan. Begitu tinggi nilai khenduri Maulid di kalangan masyarakat Aceh di pedesaan dan ini masih berlang- sung sampai sekarang. Tradisi Maulid dengan kesibukannya, tumbuh berkembang sebagai budaya di Aceh. Akibatnya sejak beberapa hari sebe- lum hari "H" rumah seseorang bagaikan pesta perkawinan yang mendapat kunju- ngan puluhan tamu. Yang lebih menarik lagi bila di satu desa masyarakatnya me- nyembelih 1 ekor lembu, sementara di desa tentangga lainnya bersaing menyembelih 2 ekor lembu dan keadaan semacam ini sudah membudaya turun temurun. Pelaksanaan khenduri Maulid di Aceh tidak akan sama caranya antara satu dae- rah kecamatan dan kabupaten lain. Misalnya antara Aceh Utara, Bireuen, Ban- da Aceh dan banda Aceh dengan kabupaten Pidie ada perbedaannya. Sebagai contoh, di Aceh Utara, Bireuen, Aceh Besar, dan kota Banda Aceh diperi- ngati secara sederhana saja. Masyarakat hanya menyembelih ternak dan memasak- Namun, keadaan itu sedikit berbeda nya di surau, dengan acara makannya tepat dengan kondisi Aceh sekarang ini yang waktu siang hari. Sedangkan di Pidie pada dilanda konflik berkepanjangan. Di mana umumnya masyarakat membawa ma- penyembelihan hewan tidak lagi dilakukan kanan siap dari rumah kemudian dihidang- di semua desa secara dikoordinir perangkat kan kepada tamu-tamu dari desa tetangga desa, meskipun pelaksanaan khenduri yang sengaja diundang. tetap berlangsung meriah termasuk meng- hadirkan seorang ustadz di malam hari untuk mengisahkan kembali riwayat per- juangan Nabi Muhammad SAW. Peringatan Maulid di Pidie biasanya berlangsung cukup lama, mencapai waktu tiga bulan Rabiul awal, Rabiul Akhir dan bulan Jamadil Awal (buleuen Malot, Adoe Molot dan Molot Seunelheueh). Di beberapa daerah tertentu ada yang menunggu sam- pai padi di sawah bisa dipanen, baru diada- kan khenduri Maulid. Selain itu, wisata alam yang tidak kalah menarik adalah pusat pelatihan gajah Lhok Asan, Kecamatan Syamtalira Bayu 22 km tenggara kota Lhokseumawe atau sekitar 4,1 km dengan ibukota kecamatan, objek wisata alam ini tidak ada di daerah lain di provinsi NAD, tapi sayang dalam tahun tahun terakhir ini tinggal kenangannya saja, karena semua gajah-gajah terlatih Hasilnya? Amin Said menyontohkan DPRD kota Banda Aceh telah melakukan. upaya penerapan prinsip tersebut dalam pelaksanaan tugas sebagai badan legislatif daerah. Seperti penerapan manajemen transportasi, partisiasi publik dan akunta- bilitas merupakan prinsip yang menjadi faktor utama dalam pengelolaan pemerin- tahan di NAD. Melalui forum komunikasi publik, DPRD kota Banda Aceh melakukan penjaringan pendapat masyarakat terha- dap berbagai isu yang menyangkut kepen- tingan masyarakat. SDM Lokal Lemah Lebih lanjut Amin Said menyebutkan akibat ketertutupan dan kurang dilibatkan- nya unsur lokal dalam pembangunan di Aceh sejak zaman pemerintahan sebelum- nya maka potensi lokal terutama sumber daya manusianya sangat lemah. Indikator ini, kata dia, dapat dilihat dari kurangnya kemampuan anggota de- wan dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga legislatif daerah. Menyadari hal kedua orangtuanya bernama Pawiro Taruno dan Kinah (keduanya asal Yogya), ke Lampung. Ketika itulah, jejak empat adik beradik itu sampai sekarang tidak diketahui dima- na alamatnya lagi, sedangkan kedua orang tua Nek Wagiah diperkirakan telah meni- nggal dunia. itu sudah dipindahkan ke Taman Hutan Raya (Tahura) Seulawah, Aceh Besar. Karena itu, Nek Wagiah mohon melalui media ini agar sanak keluarganya ini dapat menghubunginya melalui alamat yaitu Perumnas Keutapang Lambheu, Jalan Krueng Aceh III No 173, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar (kode pos 23237) atau via telepon (0651) 44191. T Mansursyah Sedang objek wisata pantai Aceh Utara tidak kalah indahnya dibandingkan de- ngan pantai Kute atau Sanur di Pulau Bali, bahkan namanyapun hampir sama yaitu objek wisata Pantai Dakute (Dakute) 25 km arah barat laut kota Lhokseumawe atau 8,7 km dengan ibukota Kecamatan Muara Batu, demikian juga dengan Pantai Pusong Kecamatan Dewantara, objek wisata pantai yang indah ini sebelah barat Kilang LNG Arun itu tahun lalu telah digulung bencana alam banjir besar yang menghanyutkan beberapa rumah penduduk di daerah ini. Objek wisata pantai lainnya juga terdapat di Ulee Reubek, Kecamatan Seu- nuddon, Pantai Raya Bateung, Kecamatan Baktiya, Pantai Sawang, Kecamatan Samudera Pasai serta Pantai Maraksa, Kecamatan Syamtalira Bayu. Kalau berbicara masalah wisata bu- daya, Aceh Utara termasuk rajanya, betapa tidak siapa yang tidak mengenal dengan Makam Sultan Malikussaleh dan Malikul- dhahir orang yang pertama memasukan agama Islam di nusantara ini. Makam tersebut hanya berjarak 17 km timur laut kota Lhokseumawe atau sekitar 3 km utara Keude Geudong ibukota Keca- tersebut, sejak digulirkannya otonomi khusus NAD, DPRD pemerintahan lokal se-Aceh berupaya melakukan terobosan untuk dapat meningkatkan kemam- puannya. Pada tingkat pusat secara organisatoris DPRD kota Banda Aceh terpisah dari DPRD kabupaten, namun dengan sema- ngat kemitraan dan kesadaran akan per- lunya saling membantu dalam menerapkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik, DPRD kota dan DPRD kabupaten sepakat untuk melembagakan kerja sama tersebut dalam satu forum. Adapun forum kerja sama ini antara lain soal konsultasi dalam proses analisis dan evaluasi kebijakan lokal yang berkaitan dengan masyarakat. Melalui kerjasama ini didapatkan masukan dan gambaran yang akan diangkat dalam pembahasan/ dengar pendapat rancangan peraturan daerah yang diajukan oleh eksekutif. Selanjutnya sebagai ajang tukar me- nukar informasi melalui penerbitan bulletin saling mengetahui perkembangan yang ada pada masing-masing daerah. Berikut- nya dilakukan pertemuan secara berkala dalam masing-masing daerah secara ber- gilir untuk menggali masukan yang mung- kin dapat dipelajari dan dibahas bersama- sama. Forum konsultasi ini melibatkan ma- syarakat untuk menampung masukan dari masyarakat terhadap persoalan-persoalan yang perlu mendapat perhatian dalam rangka penerapan otonomi daerah. Demi- kian M Amin Said SH. (b07/b04) Manfaat Maulid Meskipun dalam Al Quran dan Al Ha- dist tidak ada suruhan dan peringatan un- tuk memperingati Maulid, tetapi kita dis- nilai- uruh untuk mencari dan meng nilai ilmu, termasuk nilai sejarah serta mengingatkan kebesaran Allah SWT di dalam segala kejadian dan peristiwa langit dan bumi, kata ketua MUI (MPU) Pidie Tgk HA Djalil Hadjad. Menurutnya, manfaat dan hikmah memperingati Maulid adalah memberi pengertian kepada masyarakat tentang perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menegakkan agama Islam, baik melalui dakwah disampaikan para ulama maupun melalui berdanji atau zikir yang dibacakan sehingga masyarakat akan mengetahui latar belakang perjuangan Nabi Muham- mad SAW serta contoh-contoh yang amat berguna bagi kehidupan umat Islam de- wasa ini. matan Samudera, di Kecamatan Samudera ini juga termasuk pusat wisata budaya karena selain makam Malikussaleh juga terdapat makan bersejarah lainnya seperti Makam Teungku 44 makam, Makam Nai- na Hasanuddin, Makam Teungku Sarief, Makam Sultanah Nahrisyah, Makam Sidi Abdullah Tajulnilah, Makam Teungku Saleh Salihin. Makam Tgk Batee Balee, Makam Said Syarif, Makam Maulana Abdurrahman Alfasi, Makam Perdana Menteri M Yacob dan Makam Ratu Al "Ala, kesemua makan ini terdapat riwayatnya tersendiri sebagai- mana yang terukir di batu pualam/mar- mar di kuburannya yang terturap tinggi bermotifkan Persia dan Arab, semua ma- kam ini bukan satu kompleks tapi tersebar di desa yang berlainan di sepanjang pantai Samudera Pasai (Pasai). Pemkab Aceh Utara Prioritaskan Sarana Dan Prasarana Kesehatan KOMITMEN Pemkab Aceh Utara, tetap sebagaimana tuntutan sektor kesehatan itu sendiri. Yakni, sampai kapanpun tetap akan memprioritaskan sarana dan prasarana keseha- tan serta tenaga dokter di kawasan padat penduduk. Selain di Kecamatan Samudera, objek wisata budaya juga terdapat di Kecamatan Matang Kuli seperti Makam Ratu Al "Ala Binti Malikuldhahir (23 km arah tenggara kota Lhokseumawe 8,8 km dengan ibukota Kecamatan Matang Kuli), Makam Pahla- wan Nasional Cut Mutia (55 km arah teng- gara kota Lhokseumawe atau 31,9 km de- ngan ibukota Kecamatan Matang Kuli arah pegunungan), sedangkan rumah adat Cut Tuntutan sektor kesehatan memang demi- kian, tapi bukan berarti melupakan kawasan jarang penduduk. Filosofinya, di mana banyak orang di situ banyak kebutuhan, termasuk tuntutan pelayanan kesehatan yang merupakan kebutuhan sangat mendasar, kata Kadis Kese- hatan Aceh Utara, Dr H Hamdani Oesman M.Kes (foto) menjawab pertanyaan Waspada di ruang kerjanya baru-baru ini. la membantah kesan, seakan Pemkab daerah ini memberi perhatian lebih terhadap Kecamatan Dewantara (Krueng Geukueh), Nisam dan Kecamatan Sawang dalam hal pengadaan sarana dan prasarana kesehatan serta penambahan tenaga dokter, dibanding Kecamatan Lhoksukon (kecamatan eks Kewe- danaan) yang tidak lama lagi akan diaktifkan sebagai ibukota Kabupaten Aceh Utara. Kata dia, tidak ada kawasan yang diabaikan Pemkab. Yang ada, cuma kawasan yang terma- suk dalam prioritas setiap tahun anggaran. Ukurannya itu tadi, "kawasan padat penduduk." Menurut Hamdani Oesman, dari barometer tersebut sekarang empat tingkat kecamatan di daerah berpenduduk 617.952 jiwa ini yang tergolong padat penduduk, antaranya Kecama- tan Dewantara (Krueng Geukueh) dengan jumlah penduduk 37.382 jiwa, Kecamatan Nisam dengan jumlah penduduk 32.779 jiwa, Kecamatan Tanah Jambo Aye (khusus wilayah operasional Puskesmas Tanjong Dalam Sela- tan), dengan jumlah penduduk 24.713 jiwa. Jika dikalkulasikan, dari jumlah 617.952 jiwa pendududuk kabupaten ini, setelah pisah dengan wilayah Bireuen dan Pemerintahan Kota (Pemko) Lhokseumawe, sejumlah 122.966 jiwa warga Aceh Utara berdiam di empat ke- camatan tersebut, selebihnya 494.986 jiwa lainnya berdiang di tingkat kecamatan, lanjut Hamdani Oesman. Prestasi Kesehatan Berbicara masalah prestasi kesehatan dalam beberapa tahun terakhir, katanya terus menunjukkan angka peningkatan. Hal demikian berkat keikutsertaan semua pihak dalam me- nyebarluaskan informasi kesehatan, seperti ulama, tokoh masyarakat, organisasi kewanita- an, berbagai dinas terkait, provit, LSM dan lain-lain. Ketergantungan Dinas Kesehatan terhadap pihak lain sangat besar. Karena masalah keseha- tan ini terlalu luas, terlalu banyak sehingga perlu diajak keikutsertaan masyarakat secara umum, dalam rangka menyebarkan kesadaran dan perilaku hidup sehat di kalangan masyara kat itu sendiri, kata Hamdani Oesman. Sebab itu, dalam setiap pertemuan rutin dan berkala dengan jajaran Dinas Kesehatan Aceh Utara, kami selalu mengharapkan agar pembangunan kesehatan ini jangan sekali- kali diabaikan keterpaduan, menyeluruh dengan koordinasi yang baik secara lintas program dan lintas sektoral, tandas Hamdani Oesman. Dengan motivasi yang terus menerus kami gaungkan tersebut, insya Allah dalam kurun beberapa tahun terakhir sudah membuahkan hasil. Contohnya, dulu immunisasi sangat sulit dilaksanakan karena terkekang isu negatif pengaruh zaman belanda tempo doeloe, se- akan injeksi itu mau dimasukan ke Nasrani. Kini, dengan penerangan yang terus-menerus dari semua komponen, banyak kita telah mem- peroleh kemajuan. Oleh karena itu memperingati Maulid seluruh ajarannya yang tercantum di dalam berarti kita mengungkapkan latar belakang Al Quran dan Hadist. Cukup banyak nilai- sejarah perjuangan dan mengungkapkan nilai ilmu dan sejarah dapat dipetik dalam Kendati immunisasi itu tidak mutlak be- rpengaruh terhadap penurunan angka kema- tian bayi, tetapi secara faktual angka penurunan kelahiran hidup (KH) itu dari tahun ke tahun menunjukan prestasi yang menggembirakan. Indikatornya, kata Hamani Oesman, angka kematian bayi tahun 1997 64/1000 KH, tahun 1998 35/1000 KH, tahun 1999 20/1000 KH, tahun 2000 28/1000 KH dan tahun 2001 menjadi 8/1000 KH. Aceh Utara Kaya Budaya, Tapi Sarana Dan Prasarana DTW Memprihatinkan Meutia hanya 33 km dengan Lhokseumawe (7,2 km dengan ibukota kecamatan itu). Tugu Syuhada Cot Pilieng di Desa Langa, Kecamatan Syamtalira Bayu, 11 km arah timur kota Lhokseumawe, juga tidak jauh dari tugu tersebut terdapat ma- kam syuhada Cot Plieng serta makan raja Muhammad, tugu tersebut sebagai peri- ngatan peristiwa perang melawan Jepang tahun 1945 letaknya persis di pinggir jalan negara Medan-Banda Aceh. SENIN, 17 JUNI 2002 11 Semua objek wisata itu beberapa tahun lalu sudah ditata sesuai dengan kemam- puan daerah, namun masih ada jalan menuju ke lokasi objek wisata itu sulit dila- lui kendaraan seperti di Makam Cut Meutia di Pedalaman Kecamatan Matang Kuli, ujar Drs Teuku Mustafa MM yang juga putra Matang Kuli. Waspada/Rusli Ismail Deretan hidangan makanan yang jumlahnya ratusan pasang terdiri dari nasi dan lauk pauk yang dibawa warga Desa Deah Pangwa, Kecamatan Trienggadeng, Pidie, belum lama ini. Sejumlah besar objek wisata budaya yang penuh dengan nilai sejarah sejak dua tahun terakhir ini banyak yang rusak, untuk menata kembali nilai budaya yang tak ternilai harganya itu, tahun anggaran 2002 ini sudah kami ajukan anggaran kepada Pemkab Aceh Utara yang kini masih diba- has di DPRD, ujar Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Utara itu. Sarana dan Prasarana Data jumlah Puskesmas, Puskesmas pem- bantu dan Posyandu di Kabupaten Aceh Utara, tahun 2002 ini menurun. Tapi menurunnya ini bukan karena apa-apa, akibat pemekaran daerah tingkat II. Seperti Bireuen menjadi kabupaten baru dan Kotif Lhokseumawe, men- jadi Pemerintahan Kota (Pemko), Menyangkut jumlah turis yang datang ke berbagai objek wisata ini, sebelum terjadi Dengan terpisahnya wilayah ini, menurut Hamdani Oesman, jumlah Puskesmas yang dulunya 40 unit, kini tinggal 24 unit. Jumlah Puskesmas pembantu dari 109 unit, kini tinggal 62 unit dan jumlah Posyandu yang sebelumnya 1.502 unit, kini tersisa sebanyak 906 unit. Dasar data tersebut, Hamdani Oesman juga membantah isu miring, seakan Pemkab Aceh Utara enggan menyerahkan sarana, prasa- rana dan fasilitas kepada daerah baru. Sebab tidak ada untung/ruginya di situ. Begitupun, ke depan Aceh Utara perlu menambah dua unit Puskesmas, sehingga pemekaran dua kecamatan, yakni Kecamatan Langkahan dan Paya Bakong. Menurunnya jumlah aset sarana dan pra- sarana kesehatan tadi, termasuk juga jumlah Puskesmas yang mempunyai fasilitas rawat inap, dari sebelumnya 17 unit, kini tinggal 12 unit, jelas Kadis Kesehatan daerah ini. Kelengkapan peralatan di Puskesmas se- cara umum, kata Kadis Kesehatan daerah seluas 3.477,92 kilometer ini sudah memadai, namun ada beberapa peralatan yang harus diganti karena tidak dapat digunakan lagi, di samping ada Puskesmas yang memerlukan penambahan peralatan untuk kelancaran opera- sional sehari-hari. Hal tersebut oleh Pemkab Aceh Utara secara bertahap akan dilengkapi. Sebab, masa lah peralatan di sektor kesehatan ini sangat penting dan membawa akibat fatal terhadap pasien. Terhadap hal ini ada kasus di Aceh Utara, salah seorang anak di Krueng Mane, Kecamat- an Muara Batu, menjalani operasi mata di RSU Lhokseumawe dan ternyata bukannya bertambah baik, malah menjadi buta. Akhirnya akibat infeksi, anak itu meninggal dunia. Buntutnya, sang dokter mata yang mena- ngani digugat ke Pengadilan oleh keluarganya, tapi keputusan Pengadilan menyatakan dokter menang. Tapi, walau secara umum dokter tadi menang, sebagai manusia pasti hatinya. menjerit. la telah membunuh seseorang yang bukan kesalahan dia, tapi peralatan yang tidak ada. Bidan Menyangkut tenaga bidan desa (bides), lanjut Hamdani Oesman, sekarang sudah ba- nyak dimanfaatkan masyarakat untuk mena- ngani proses kelahiran. Ini dapat dilihat dari cakupan neonatal tahun 2000, yaitu 70,8 persen dan cakupan persalinan oleh tenaga. kesehatan 58,1 persen. Namun karena situasi dan kondisi daerah saat ini yang belum kondusif, banyak tenaga bides yang terpaksa meninggal kan pos tugasnya sehingga kegiatan yang dilakukan oleh bides (bidan) tadi, tidak dapat dilaksanakan secara maksimal. M Jakfar Achmad uraian hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW, katanya. Rusli Ismail konflik Aceh cukup banyak, bukan saja wisatawan domestik bahkan wisatawan manca negarapun cukup banyak datang ke daerah ini, ujarnya. Tapi sejak beberapa tahun belakangan cenderung menurun drastis, kita menilai hal itu suatu kewajaran saja. Sebab siapa yang mau datang kalau kondisi daerah tidak kondusif. "Kalau keamanan tidak kondusif sudah pasti turis enggan datang, yang datang malah orang-orang tak diundang, yang ingin mencari uang dari turis asing. Lain halnya kalau kondisi keamanan sudah sta- bil tanpa diundangpun turis akan datang dengan sendirinya seperti pada tahun delapan puluhan," ujar Ir Nurlina NA Kasi ODTW (objek daerah tujuan wisata) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Utara, dalam perbincangan dengan Waspada. Problem dunia pariwisata kita dewasa ini masih sangat kompleks sehingga sekalipun kita memiliki banyak DTW (dae- rah tujuan wisata) namun tidak mampu menjaring turis mancanegara, persoalan- nya ya itu tadi masalah keamanan dan kenyamanan belum terjamin, kita doakan saja semoga daerah kita cepat kondusif, Baldatun Thayyibatun Warabbul Ghafur. Jamali Sulaiman 2cm Color Rendition Chart
