Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Berita Yudha
Tipe: Koran
Tanggal: 1994-02-19
Halaman: 08

Konten


Foto: Mardi Dalam kaitannya dengan upaya meningkatkan ketram- pilan dan produktivitas tenaga kerja, diupayakan untuk me- ningkatkan mutu penyeleng- garaan pelatihan baik lemba- ga pendidikan/pelatihan dilingkungan pemerintah mau pun lembaga pendidikan/ pelatihan masyarakat dan perusahaan. Dalam mewujudkan mutu luaran pendidikan dan pela- tihan yang sesuai dengan tuntutan pembangunan, di- perlukan keterkaitan dan kesepadanan antara program pendidikan dan latihan de- ngan persyaratan jabatan da- lam dunia kerja. Untuk menghasilkan mutu angkatan kerja yang ber- kualitas yang diarahkan untuk mengisi kesempatan kerja di sektor formal dan informal atau berusaha sendiri, diper- lukan pembinaan yang ber- sifat terarah, terpadu dan berkesinambungan. Kualitas angkatan kerja dapat diukur dari tingkat pencapaian pen- didikan formal dan tingkat latihan kerja yang pernah diikutinya. Dari hasil sensus 1990 menunjukkan bahwa se- kitar 56,37 juta atau 76,27% dari angkatan kerja berpendi- dikan SD kebawah, sedang kan perguruan tinggi hanya sebesar 1,45 juta orang atau sekitar 1,96%. Kebijakan Pembinaan Dan Pengembangan Tenaga Kerja Indonesia Menghadapi PJPT II Kebijaksanaan pendidik- tenaga kerja dalam mening- an, pelatihan dan pengemba- katkan ketrampilan dan ngan di tempat kerja meru- produktivitas tenaga kerja. pakan bagian integral dari Melalui ketrampilan dan Pengembangan Sumber Daya produktivitas tenaga kerja Manusia (PSDM). Melalui yang tinggi, akan dapat penerapan Sistem Pendidikan dihasilkan produk-produk Nasional, Sistem Latihan bermutu yang memiliki daya Kerja Nasional dan Sistem saing tinggi untuk dipasarkan Pengembangan di tempat baik di luar negeri maupun di kerja diharapkan mampu dalam negeri serta akan dapat mendorong pembangunan, meningkatkan kualitas hidup khususnya dalam mendorong masyarakat Indonesia. perluasan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, pe- . merataan pembangunan dan menciptakan stabilitas na- sional yang sehat dan dina- jabatan untuk masing-masing jabatan. Syarat jabatan pada umumnya memuat tentang beberapa kriteria yang harus dapat dipenuhi oleh setiap tenaga kerja yang akan men- dudukinya. Syarat jabatan tersebut meliputi: tingkat pendidikan, ketrampilan/ keahlian, kondisi fisik, bakat, minat, temperamen dan syarat administratif lainnya. Syarat jabatan tersebut ber- kaitan erat dengan kompe- tensi profesi, kompetensi sosial dan kompetensi indi- vidu bagi tenaga kerja yang akan melaksanakan tugas- tugas pekerjaan sebagaimana yang akan dibebankan kepa- danya. mis. Jumlah penduduk dan ang- katan kerja yang besar apabila tidak dibina dan didayagu- nakan secara optimal akan menjadi beban pembangun an. Untuk mengoptimalkan angkatan kerja tersebut, diperlukan keterkaitan dan kesepadanan antara pihak penyedia dan pihak pengguna tenaga kerja untuk menyusun program pendidikan/pelati- han yang sesuai dengan ke- butuhan dunia kerja. Pada PJP II, Indonesia tidak dapat menghindar dampak globalisasi dunia. Dalam per- kembangan teknologi yang begitu pesat, banyak temuan- temuan baru di bidang tek- nologi yang mempengaruhi pola hidup maupun pola kerja seseorang. Untuk itu tenaga kerja Indonesia harus mampu memanfaatkan kemajuan tek- nologi tersebut guna mening- katkan efektivitas dan efisi- ensi serta produktivitas kerja. Penyediaan tenaga kerja yang memiliki kompetensi profesi, kompetensi individu dan kompetensi sosial yang tinggi perlu terus dikem- bangkan. Kompentensi pro- fesí berorientasi kepada pe- nguasaan ketrampilan/keah- lian dalam bidang tertentu, sehingga tenaga kerja mampu bekerja tepat, cepat, teratur dan bertanggungjawab. Kompentensi individu ber- makna pada keunggulan te- naga kerja dalam mengem- bangkan pengetahuan, ke- trampilan dan daya saing kemampuannya. Sedangkan kompetensi sosial bermakna pada kemampuan tenaga kerja untuk mampu bekerja dan berperan serta dalam lingkungannya, sehingga da- pat mengembangkan eksis- tensi dirinya dan mampu menjadi motivator di masya- rakat maupun lingkungan kerjanya. Untuk mampu bersaing da- lam era globalisasi, maka diperlukan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat baik penyedia maupun pengguna pada saat ini dan dimasa yang Pengangguran yang terjadi akan datang terdiri dari peng- angguran pemuda terdidik/ angkatan kerja usia muda se- bagian besar berasal lulusan SLTP s/d S1. Semua ini me- rupakan bagian dari tantang- an yang akan dihadapi dunia kerja di Indonesia dalam ta- hun-tahun mendatang. Pe- nanggulangannya jelas tidak dapat terlaksana dengan me- manfaatkan cara-cara lama saja, akan tetapi memerlukan pendekatan baru yang segar dan inovatif. * 2434 143munom TRANA*UZ Selama Pelita VI diperki- rakan akan terjadi pertambah an kesempatan kerja baru se- banyak 11,9 juta. Dalam rangka mengisi kesempatan kerja yang tersedia baik di sektor formal maupun di sektor informal atau berusaha sendiri, maka diperlukan upa- ya untuk menyediakan tenaga kerja trampil dan produktif serta upaya untuk mening- katkan pendapatan dan qua lity of working life tenaga kerja yang dilakukan melalui reformasi pelatihan. Agar dapat mengisi kesem- patan kerja dalam Pelita VI tersebut, maka tenaga kerja harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan syarat Kondisi lingkungan pendi- dikan sangat berbeda dengan kondisi lingkungan dunia kerja. Kondisi pekerjaan di dunia kerja memerlukan ke- tepatan, kecepatan, keteratur- an dan ketahanan/kemampu- an untuk menghadapi ling- kungan kerja. Kemampuan untuk menghadapi lingkung- an kerja dipengaruhi oleh ke- mampuan tenaga kerja untuk bekerjasama dengan tenaga kerja lainnya dalam menghi- dupkan mekanisme kerja, ketahanan fisik terhadap kondisi tempat kerja. Dalam kaitannya dengan lingkungan kerja tersebut, maka kompe- tensi sosial maupun kompe- tensi individu akan berperan banyak. KARANGAN/TULISAN KHAS Dunia pendidikan pada dasarnya berorientasi pada penguasaan prestasi akade- mik yang diarahkan untuk memasuki jenjang yang se- makin tinggi (SLTP-SLTA- S1-S2-S3) dan belum sepe- nuhnya disesuaikan dengan syarat jabatan dalam dunia kerja. Memperhatikan bahwa jenis jabatan ada ribuan ma- cam, maka upaya untuk me- nyesuaikan program pendi- dikan dengan syarat jabatan akan memerlukan perubahan sistem, pola dan budaya yang berbeda, sehingga memerlu- kan daya dan dana yang besar sekali. Disamping itu per- geseran syarat jabatan dapat berlangsung dengan cepat, sesuai dengan perkembangan teknologi yang diterapkan da- lam dunia usaha. Pendekatan yang fleksibel untuk menjem- batani dunia pendidikan de- ngan dunia kerja adalah me- lalui pelatihan. Pelatihan ter- sebut dapat dilakukan di lembaga latihan, dan akan lebih efektif lagi bilamana dikaitkan dengan praktek kerja di perusahaan. Pelatihan kerja merupakan upaya untuk memberikan ketrampilan dan keahlian yang disyaratkan dalam dunia kerja. Untuk itu penyusunan program latihan berdasar pada standar kualifikasi ketrampilan yang merupakan penjabaran dari analisa jabatan untuk masing-masing pekerjaan. Dengan demikian lingkungan pelatihan lebih diarahkan agar sesuai dengan lingkungan kerja. Untuk men- jembatani lulusan Pendidikan Luar Sekolah/Kursus dengan kebutuhan dunia kerja, maka program pelatihan ketram- pilan yang dilaksanakan perlu diarahkan kepada kebutuhan pasar kerja (demand driven). Dalam pelaksanaan refor- masi pelatihan akan berperan dua pelaku utama, yaitu Pe- merintah dan Swasta. Peme- rintah sebagai pembina pela- tihan perlu semakin meng- efektifkan upaya pembinaan baik dari sisi perencanaan, pelayanan dan pengendalian penyelenggaraan pelatihan. Peranan pihak Swasta sebagai pelaksana dan pengguna Oleh: Drs. A. Sangadji Rachman pelatihan terus didorong dan dikembangkan, sehingga sa- saran reformasi pelatihan akan dapat dicapai. Obyek dari pada reformasi pelatihan mencakup empat hal utama, yaitu: relevansi, kualitas, efisiensi, kesepa- danan dan pemerataannya. Kebijaksanaan strategis yang perlu dikembangkan menca- kup empat hal, yaitu: pening- katan peran serta masyarakat, penerapan asas fleksibilitas, pelatihan sebagai investasi bisnis dan penggalangan ke- mitraan dalam penyelengga- raan pelatihan serta keter- kaitan dan kesepadanan. Beberapa strategi dalam penerapan reformasi pelatih- an untuk meningkatkan efek- Dalam upaya menyediakan tenaga kerja trampil ber- kualitas sesuai dengan kebu- tuhan pembangunan na- sional, diperlukan strategi dan pendekatan perlu diarahkan pada keterkaitan dan kesepa- danan antara pendidikan dan pelatihan dengan dunia kerja. Penyelenggaraan pelatihan yang berorientasi kepada de- mand driven, diarahkan me- lalui: Program Pemagangan: Konsep pemagangan me- rupakan upaya untuk mencip takan sistem alternatif bagi tenaga kerja dalam meraih kehidupan dan penghidu- pannya. Melalui sistem ini dikembangkan penguasaan ilmu dan teknologi melalui bekerja dan berlatih. Konsep pemagangan yang dilakukan Depnaker berorientasi ke- pada pemagangan 3 tahun dengan komposisi program: 55% bekerja di perusahaan, 20% latihan teori di lembaga latihan dan 25% latihan prak- tek. Melalui program ini akan diciptakan tenaga-tenaga trampil yang profesional, dan sesuai dengan jenjang jabatan diarahkan untuk membangun sistem pelatihan yang akan menghasilkan tenaga ahli yang sesuai dengan bidang nya masing-masing. Untuk selanjutnya jalur pemagang- an ini diharapkan menjadi alternatif lain bagi lulusan pendidikan yang tidak melan- jutkan ke strata yang lebih tinggi. Keterkaitan antara pendi- dikan/pelatihan dengan dunia kerja: Untuk meningkatkan keter- kaitan antara pendidikan/ pelatihan dengan dunia kerja, maka ditempuh upaya-upaya: a. Program praktek kerja nyata di perusahaan bagi siswa Pendidikan Luar Se- kolah/Kursus. Praktek kerja nyata di pe-. rusahaan bagi siswa Pendi- dikan Luar Sekolah/Kursus akan dapat memberikan tam- bahan pengetahuan dan ke- trampilan yang ada di dunia kerja. Melalui pengalaman kerja nyata tersebut, diha- rapkan akan mampu mem- buka cakrawala siswa dalam menetapkan kejuruan/ke- trampilan yang diminati, khu- susnya dalam menghadapi kehidupan dan penghidupan yang diinginkannya. b. Mengundang dosen/ pengajar/instruktur tamu dari perusahaan, untuk memberi- kan pengetahuan kerja: Dengan mengundang do- sen/pengajar/instruktur tamu dari perusahaan, maka dapat dikembangkan wawasan kerja bagi siswa. Segala ilmu yang telah dipelajari di Mad- rasah akan dapat disesuaikan implementasinya di lapangan nantinya dan sekaligus dapat berguna untuk mendapatkan pekerjaan atau berusaha sen- diri. c. Mengirimkan staf peng- ajar/instruktur ke perusahaan untuk mendapatkan gambar- an tentang dunia kerja, agar dapat ditularkan ke siswa: Pengiriman staf pengajar/ instruktur ke perusahaan da- lam upaya untuk mendapat- kan gambaran nyata tentang dunia kerja, akan dapat mem- bantu mempermudah para pengajar dalam transfer pe- ngetahuan dan teknologi serta implementasinya di lapangan kepada para siswa. d. Membentuk forum ko- munikasi antara lembaga pendidikan dengan dunia ker- ja (perusahaan) yang sejenis dengan bidang ketrampilan yang dilaksanakan: rosan sumber daya dan dana, untuk reformasi pelatihan perlu dilakukan. Reformasi pelatihan merupakan upaya penataan kembali penyeleng- garaan pelatihan melalui nyesuaian relevansi pelatih- an, peningkatan mutu, efekti- vitas dan efisiensi, kesepadan an serta pemerataan. pe- ja, yang berperan untuk me- nyalurkan lulusan ke dunia kerja: Pola pikir reformasi pelati- han didasarkan atas kondisi saat ini untuk mencapai kon- disi yang diharapkan pada akhir Repelita VI serta akhir PJP II. Kondisi dewasa ini Bursa Kerja adalah unit pe- layanan yang berfungsi mem- pertemukan antara pencari kerja Ex lulusan Pendidikan/ Pelatihan dengan perusahaan sebagai pengguna. Kegiatan administrasi bursa kerja men- cakup kegiatan menghimpun lowongan pekerjaan berikut syarat jabatannya dan mem- berikan informasi kesempat- an kerja yang mempunyai prospek untuk kegiatan usaha mandiri. Selain itu, kegiatan Bursa Kerja dapat juga berfungsi sebagai wadah da- lam memberikan input da- lam mengembangkan pro- gram ketrampilan yang sesuai dengan persyaratan jabatan di dunia kerja yang selalu berkembang. Kondisi penyelenggaraan pelatihan dewasa ini cende- rung berorientasi kepada supplay dan kurang efektif serta banyak terjadi pembo- tivitas dan efisiensi pelatihan yang berorientasi kepada ke- butuhan pengguna kerja (demand driven) ditem- puh melalui: tenaga Pengembangan dan Pene- rapan Standarisasi Pelatihan Nasional. tihan nasional, pengakuan ke- terampilan, akreditasi, trans- fer keahlian dan artikulasi dengan lembaga pendidikan formal. b. Mengembangkan dan menerapkan standar keahlian dan keterampilan sesuai de- ngan kebutuhan dunia indus- tri. Pembentukan forum komu- c. Mengembangkan dan menerapkan competency- based training. nikasi yang anggotanya dari unsur: Pendidikan/Pelatihan, perusahaan, Departemen Teknis Teknis yang terkait d. Menentukan standar dengan bidang ketrampilan persyaratan penerimaan sis- yang dilaksanakan, akan wa dengan mempertim- mampu memberikan kontri- bangkan wajib belajar sem- busi dalam pengembangan bilan tahun. program-program pelatihan yang terkait dan sepadan de- ngan dunia kerja. e. Membentuk Bursa Ker- a. Mengembangkan dan menerapkan standarisasi la- BERITA YUDHA - SABTU, 19 FEBRUARI 1994 HALAMAN VIII e. Menentukan standar kurikulum dan peralatan na- sional dalam latihan kerja. f. Meningkatkan adminis- trasi pelatihan. g. Mengembangkan pasar kerja yang efektif, efisien dan responsif bagi lulusan lemba- ga pelatihan. Peningkatan Mutu dan Jumlah Hasil Pelatihan. a. Meningkatkan mutu pe- latihan Lembaga Latihan Kerja. menunjukkan adanya tingkat penyerapan dan produktivitas tenaga kerja yang rendah, hal ini merupakan pemborosan sumber daya dan sumber dana. Kondisi pelatihan yang diharapkan adalah untuk mendapatkan tingkat produk- si yang terkendali, tingkat penyerapan dan produktivitas lulusan pelatihan yang tinggi, serta penggunaan sumber da- ya dan sumber dana yang optimal. Untuk itu upaya da- lam meningkatkan relevansi, Dari AAN Menjadi STIA YAPPANN efisiensi, kualitas dan peme- rataan perlu digerakkan dan dikembangkan. Setiap organisasi pasti pang di SD limun, masih mempunyai tujuan. Admi- juga berstatus "terdaftar". nistrasi adalah kunci utama keberhasilan organisasi da- lam mencapai tujuan tersebut. Kesulitan demi kesulitan diatasi dengan tabah. Ter- masuk adanya mahasiswa yang tidak mau membayar. Namun, kesungguhan dan ke- tekunan, di samping kekom- pakan membina Yayasan menjadikan lembaga ini ber- hasil berkembang. Karena itu Yayasan Pem- bina Pendidikan Adminis- trasi Niaga/Negara (YAP- PANN) sangat concern ter- hadap masalah administrasi. Yappann lalu mendirikan lembaga pendidikan admi- nistrasi yang disebut Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi di singkat STIA-YAPPANN pada tahun 1982, walau belum memiliki gedung sen- diri. Pemerintah dan swasta ser- ta para supervisor perusahaan untuk dapat tanggap pada kebutuhan pelatihan. b. Peningkatan jumlah hasil pelatihan. c. Pengembangan dan pe- ningkatan mutu bahan dan sarana pelatihan di Balai La- tihan Kerja serta penyebar- luasan bahan pelatihan pada pelatihan swasta. d. Meningkatkan transpa- ransi sistem pelatihan di Lem- STIA-YAPPANN tidak de- ngan mudah menjadi besar dan megah seperti sekarang pertumbuhan yang panjang, ini. Tetapi melalui sejarah berliku dan penuh duri. Kelahirannya, dalam ke- adaan sederhana dan mem- prihatinkan. Lahir menum- pang di sebuah SD Negeri yang termasuk pinggir, yaitu SD Halimun, Setiabudi, Ja- karta Selatan, yang pada ta- hun 1972, termasuk kumuh. Namun dengan tekad yang bulat, disertai usaha yg tekun dan penuh kesungguhan pa- ra pendirinya, DR. H.M.Noor Sachnan dan DR. H. Soeroso, STIA yang selain dapat ber- tahan hidup, juga mampu ber- kembang, mampu menjadi besar dan mampu bersaing dengan institut Pendidikan Tinggi lainnya. ngan Lahir tahun 1972 dengan nama Akademi Administrasi Niaga/Negara Atau AAN de- ngan status terdaftar. Pendiri dan para Pengurus Yayasan, terutama DR. H. M. Noor Sachman dan DR. H. Soe- roso, tidak puas hanya de- "Akademi". Beliau beliau ingin mencetak tenaga administrasi tingkat tinggi atau Sarjana Strata Satu (S1) atau bahkan lebih. Dengan demikian, tujuan YAPPANN, mengembangkan Ilmu Admi- nistrasi di Indonesia, agar bermanfaat demi tercapainya Pembangunan Nasional, me- ngubah AAN menjadi STIA (Sekolah Tinggi Ilmu Admi- nistrasi). STIA-YAPPANN karena masih juga menum- baga Latihan Kerja. c. Mengupayakan agar para kualitas lulusan sesuai dengan kebutuhan pengguna latihan. f. Meningkatkan mutu lem- baga pelatihan swasta dengan mengadakan pembinaan se- cara terus menerus pada lem- baga pelatihan tersebut. g. Pengembangan pelatih- an untuk usaha mandiri. Peningkatan Kesempatan untuk Partisipasi dalam Pe- latihan. WAWASAN a. Menyediakan kesem- patan bagi golongan masya- rakat yang tidak mampu untuk dapat partisipasi dalam pela- tihan. b. Menyediakan kesem- patan bagi para individual untuk meningkatkan kete- rampilannya termasuk bagi mereka yang sudah bekerja. c. Menyediakan suatu sis- tem latihan terbuka dan fleksibel dan berjenjang un- tuk memenuhi kebutuhan Langkah berikutnya de- ngan berhasil membeli tanah di Tanjung Barat, Pasar Minggu, sekitar 1 hektar (1985). Kemudian memba- ngun, dan segera STIA- YAPPANN menempati ge- dung baru,walau belum se- lesai seluruhnya. Berkat Ge- dung baru yang strategis, luas, STIA-YAPPANN yang sejak tenang, rimbun, sehat dan asri, 27 Juli 1985 berstatus ter- daftar, sejak tahun 1987 naik status menjadi "Diakui", dan karena pengelolaan dan "Administrasi" yang beres, sejak 1992 dengan SK dari DIKTI DEPDIKBUD No. 253/Dikti/Kep/1992 sudah memiliki status tertinggi, "Disamakan". Selain melaksanakan tuju- an akademis dan nasionalis; "Mengembangkan Ilmu Ad- ministrasi di Indonesia" dan "Menyumbangkan Ilmu Ad- ministrasi kepada Negara dan Bangsa Indonesia agar usaha Pembangunan Nasional ber- hasil dengan baik, melalui administrasi yang rapi, il- miah, mutakhir" juga memi- liki misi yang bersifat manu- siawi, yaitu membantu para karyawan, termasuk pegawai negeri, agar berkesempatan meningkatkan ketrampilan ilmu administrasi, sampai tingkat Sarjana Strata Satu (S1), dan bermanfaat bagi me- reka untuk dapat menduduki golongan kepang katan yang sesuai dgn kesarjanaannya dalam waktu yang relatif sing- kat. individual yang ingin me- ningkatkan keterampilannya dalam kerangka pelatihan seumur hidup. d. Menyediakan pelatihan yang fleksibel bagi indi- vidual yang ingin mening- katkan lingkup pelatihan dan multi skilling, untuk menye- suaikan diri dengan kebu- tuhan pasar kerja. e. Mengupayakan dan menjamin para lulusan untuk mendapat kan pekerjaan setelah pelatihan. Pelatihan untuk Memenuhi Itulah sebabnya dari seki- tar 2700 mahasiswanya se- karang, sekitar 90-95% ada- lah karyawan, baik swasta maupun pemerintah. Dan sampai tahun akademi 1993 sudah berhasil melepas seki- tar 20.000 orang tenaga ahli Kebutuhan Tenaga Kerja da- ri Pengguna Tenaga Kerja. a. Meningkatkan peranan sektor industri dalam penye-* lenggaraan pelatihan. b. Meningkatkan ker- jasama antara Balai Latihan Kerja dengan industri teruta- ma untuk mengidentifikasi kebutuhan latihan. c. Menyediakan suatu sis- Ke halaman XI administrasi, dari berbagai jurusan yang ada, yaitu Ju- rusan Administrasi Niaga; Jurusan Administrasi Negara dan Jurusan Administrasi Fis- kal. Waktu kuliahpun terbagi tiga kelompok: Pagi 08.00- 11.00, Siang 11.00-14.00 dan Sore 17.00-20.00. Sebagai suatu lembaga Pendidikan Tinggi, STIA- YAPPANN juga dilengkapi perpustakaan, dilengkapi pula dengan ruang baca. Buku yang tersedia baru se- kitar 1000 judul dengan 3000 buah buku. Sayang, agaknya perpustakaan ini "kurang" dimanfaatkan mahasiswa. Mungkinkah para mahasiswa STIA-YAPPANN juga terse- atau karena waktu dan tenaga rang virus malas membaca, para mahasiswa sudah terku- ras habis di medan pengabdian mereka masing-masing. Barangkali pihak STIA- YAPPANN perlu mengga- lakkan para mahasiswanya "rajin membaca", terutama mahasiswa "murni", yaitu mahasiswa yang khusus bela- jar, belum mempunyai tugas bekerja seperti mahasiswa yang 90%. Mudah-mudahan, dengan selesainya seluruh rencana ba- ngunan kampus pada tahun. ajaran 1994/1995, STIA- YAPPANN akan lebih mantap mengabdikan diri kepada Ne- gara Indonesia dan masyarakat Indonesia. KKN yang hanya satu minggu, karena sulitnya para mahasiswa meninggal- kan tugas pekerjaan kantor- nya, mudah-mudahan dapat dimanfaatkan seefektif mung- kin. Perpustakaan dapat dira- maikan dengan banyak mem- baca dan meminjam buku, serta juga memanfaatkan "Koperasi" demi pening- katan kesejahteraan seluruh karyawan dan mahasiswa. Dengan biaya yang relatif "murah" para pegawai dan karyawan berkesempatan me- ningkatkan ilmu pengetahuan dan memperluas wawasannya agar lebih mantap mengab- dikan diri untuk Bangsa dan Negara Republik Indonesia. (Soenaryo). DR. H. M.Noor Sachnan (paling kanan) dalam acara TVRI Wawasan bersama Mendikbud Wardiman Djojonegoro tahun 1993 lalu.