Tipe: Koran
Tanggal: 1995-04-13
Halaman: 07
Konten
Kecamatan Karangmojo Terima Banjir Kiriman Magetan, April (BY) Hujan yang turun sepanjang hari dan luapan dari Bengawan Madiun mengakibatkan Desa Ngelang dan Jajar di Kecamatan Karangmojo, Magetan terge- nang banjir. Dua Desa ini pada musim penghujan senantiasa menerima banjir kiriman dari Bangawan Madiun. Banjir yang menenggelamkan sebagian sawah pertanian di Dua Desa ini terjadi Rabu dini hari. Akibat dari banjir secara total jumlah kerugian material di dua Desa mencapai Rp 35 juta. Na- mun tidak terdapat korban jiwa, banjir menggenangi persawahan dan jalan Desa serta sebagian menggenangi rumah penduduk. Menurut data yang dihimpun "BY", untuk Desa Ngelang ke- tinggian air mencapai 1 meter di jalan Desa, luas sawah tanaman Padi yang tergenang 75 Ha dan tanaman barusan berumur se- kitar 15 hari. Disamping itu, se- kitar 150 rumah penduduk ter- genang air dan air menggenangi tanah darat atau jalan diper- kirakan mencapai luas 40 Ha. Secara total jumlah kerugian material di Desa Ngelang ini mencapai Rp 220 juta. Sementara di Desa Jajar di Kecamatan yang sama banjir yang datangnya bersamaan dengan tetangga Desa Ngelang pada Rabu dini hari meng- genangi sawah pertanian padi Modal Dari IDT Terus Berkembang Ciamis, April (BY) Modal Usaha dari dana ban- tuan Inpres Desa Tertinggal (IDT) anggaran tahun 1994/ 1995, yang disalurkan kepada masyarakat miskin di 37 Desa Kabupaten Ciamis, sudah me- nunjukan perkembangan yang mulus. Dari mula modal Rp. 740.000.000 membengkak su- dah menjadi Rp. 844.800.000,-. Hal tersebut diungkapkan Bupati Ciamis, Dedem Ruchlia, pada acara penyerahan bantuan radio dan pesawat televisi, ke- pada 37 Kades, yang masuk ka- tagori desa tertinggal, bertempat di desa Selasari Kecamatan Ka- wali, Ciamis Utara. Radio dan televisi tersebut, bantuan Gu- bernur Jawa Barat H.R. Nuriana, untuk dijadikan sarana komu- nikasi dan informasi masyarakat di desa miskin. Dikatakan Bupati, di Kabu- paten Ciamis terdapat 351 desa dan 7 kelurahan. Yang termasuk katagori desa miskin tercapat 37 desa. Bantuan modal IDT, setiap desa mendapat Rp. 20.000.000,- disalurkan ke sektor pertanian, industri/kerajinan, peternakan dan sektor perdagangan. Dengan adanya bantuan mo- dal dari IDT, masyarakat yang terjerat ijon, mudah-mudahan berkurang, kata Bupati. Dituturkan pula, upaya pen- gentasan kemiskinan di Kabu- paten Ciamis, selain menerima bantuan modal dari IDT, juga di- lakukan dengan peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan wajib belajar pendidikan dasar (Wajar Dikdas) sembilan tahun, pening- katan kesehatan masyarakat dan melalui keterampilan. Selain itu, Cilacap, April (ANTARA) Pulau Nusakambangan di Ka- bupaten Cilacap, Jateng hingga kini belum bebas dari pemu- kiman penduduk liar, padahal aparat terkait telah mengeluar- kan larangan dan kawasan ter- sebut dinyatakan tertutup. seluas 12 Ha, yang berumur 15 hari. Meski korban jiwa tidak ada, namun banjir kiriman ini ju- ga menggenangi 224 rumah pen- duduk setempat. Tinggi air di ja- lan Desa hampir 1,20 meter dan mencapai luas hampir 42 Ha jalan Desa Jajar. Diperkirakan jumlah kerugian total material mencapai Rp 15 juta. Pihak Kecamatan dan Satkor- lak PBA Kabupaten langsung turun ke Desa Ngelang dan Jajar itu untuk memberikan pertolo- ngan. Beberapa penduduk di kedua Desa yang ditemui "BY" menyatakan, banjir kiriman hujan sudah biasa. "Jadi kami ini yang datang setiap musim peng- sudah biasa dan persiapan se- nantiasa kami tingkatkan", ujar penduduk setempat. Menurut penuturan penduduk setempat pula, kebiasaan banjir kiriman yang datang ini hanya berlangsung paling lama dua hari. Ini pun kalau hujan tidak turun terus-menerus, tetapi apa- bila berlangsung lama akan ber- jalan lama pula. Dan genangan air pun tetap bertahan di sana. Sudah menjadi kebiasaan pula, bila banjir kiriman datang, maka penduduk di kedua Desa itu secara spontan langsung mengadakan kerja bakti massal untuk mengadakan pengurangan air dan membantu perbaikan ru- mah penduduk setempat tanpa komando. (Sur) "Jumlah penduduk yang menghuni kawasan yang dikenal sebagai tempat hukuman nara- pidana itu sekitar 900 orang atai 180 KK yang sebagian besar be- kerja sebagai petani, buruh dan pedag g," kata Koordinator Kelor ok Tugas Keamanan Laut (1 okgaskamla), Letkol (P) Bambang Koesdibyo di Cilacap, Minggu. "Kalau musim panen, upah merontok padi paling sedikit Rp 10.000. Sehari. Tetapi sayang- nya anak-anak muda di sini sudah kuurang suka pekerjaan itu", kata salah seorang tua, penduduk Desa Karya makmur, Kecamatan Batu Jaya, Kabupa- ten Karawang, bernada menge- luh. Kata orang tua itu lagi, anak-anak muda itu lebih suka kerja pabrik di Jakarta, walau upahnya tidak separuhnya upah merontok padi. Yang dikeluhkan lagi, gaya sebagian anak-anak muda sudah meresahkan, karena selain kuat merokok, juga sudah akrab dengan minuman keras. Bahkan diduga sudah mulai akrab dengan penggunaan obat terla- rang. Ia mencontohkan jika ada tontonan di malam hari, sejum- lah anak muda ada yang mabuk karena minuman keras, dan membuat onar karena sering terlibat perkelahian. "Untung saja sekarang polisi makin ketat mengawasi pen- jualan minuman keras dan melarang anak-anak muda bergerombol hilir mudik jika tidak ada kepentingannya", tambah orang tua tadi. Katanya, minuman keras dijual secara sembunyi-sembunyi dan penjua- lanya biasanya anak-anak muda yang biasa mangkal di Jakarta. Keluhan orang tua itu ada benarnya. Ketika Yayasan Usaha Mulya Abadi (Yuma) melakukan Dialog Pedesaan, akhir Maret lalu, problem sosial Pemukiman Liar Di Nusakambangan masyarakat Desa Karya Mak- mur memang terungkap lagi. Acara dialog dihadiri oleh Kades karya Makmur, E. Kusnadi, Camat Batu Jaya, A. Komaruddin, Kapolsek Batu Jaya, Letda Pol. Kusnadi Sairih, para pemuka masyarakat, para anggota Karang Taruna, serta mahasiswa Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung yang sedang ber-KKN di desa tersebut. Dikatakan, para penduduk yang tinggal di kawasan tersebut kebanyakan berasal dari daerah Cilacap yang pada awalnya da- tang ke tempat itu hanya sebagai per abit rumput. tapi karena lahan di sini cu- kup luas dan memberi banyak keuntungan kemudian mereka dengan perluasan dan peningka- tan usaha penduduk miskin, me- lalui peningkatan kerjasama de- ngan dunia usaha swasta, MU- MN, BUMD dan Koperasi. Ke- mudian melalui peningkatan prasarana fisik pedesaan, seperti pengaspalan jalan desa, mem- bangun/memperbaiki jembatan, irigasi, pengadaan air bersih dan prasarana fisik lainnya. Upa- ya pengentasan kemiskinan itu, walaupun belum optimal, tetapi sudah menunjukkan adanya ke- berhasilan, katanya. Kepala Bangdes Kabupaten Ciamis, Kosim Koestofa, dalam keterangannya mengatakan, jumlah penduduk miskin di 37 desa tertinggal sebanyak 64.595 orang, atau 16.460 KK yang ter- himpun dalam 559 kelompok masyarakat (Pokmas). Dari jumlah tersebut, yang mendapat prioritas bantuan modaal usaha IDT anggaran 1994/1995 men- capai 23.2022 orang atau 7.000 keluarga dari 315 Pokmas. Bantuan IDT sebesar Rp. 740 juta untuk 37 desa tertinggal di Kabupaten Ciamis, 61,70% atau Rp. 456,6 juta disalurkan kepada 3.953 keluarga miskin, yang dikasikan kepada sektor pertanian. Kemudian 17,88% atau Rp. 131,98 juta disalurkan kepada 1.342 keluarga dengan dialokasikan ke sektor industri dan kerajinan. Sebanyak 18,64% atau Rp.138,15 juta di- salurkan kepada 1.542 keluarga miskin, yang dialokasikan ke sektor perdagangan. Khusus sektor jasa di alokasikan Rp. 13,2 juta kepada 163 keluarga miskin, kata Kosim Koestopa. (LH) apa- menetap juga, tambahnya. Menurut dia, sampai kini rat terkait sedang memikirkan cara untuk memindahkan mere- ka dari Nusakambangan, karena bila dibiarkan berlarut-larut di- kawatirkan akan menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan. Pemindahan penduduk dari kawasan terlarang tersebut me- nurut Bambang yang juga Ko- mandan Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Cilacap, tidak dapat dilakukan secepatnya, karena harus disediakan lahan baru. Hingga kini pihak aparat se- tempat baru bisa mengawasi dan membatasi agar penduduk tidak masuk kawasan Nusakambang- an. BAKTI SOSIAL ERJASAN AY D Pulau Nusakambangan yang berada di Kabupten Cilacap, ki- ni masih digunakan sebagai tem- pat hukuman bagi para narapi- dana kelas berat, karena napi yang berada di tempat itu rata- rata mendapat hukuman lebih dari lima tahun. 80 R PENERIMA SANTUNAN: Para penerima santunan (belakang) berfoto bersama Camat Batujaya, A. Komaruddin (kiri), Kades Karya Makmur, E. Kusnadi (tengah), dan Ketua Umum Yuma, Ny. Sanityo Bsc.(kanan), seusai acara penyambutan rombongan bakti sosial di Kantor Desa Karya Makmur. (Foto: Dok) Gebyar Ibukota Di Karawang, Sebabkan : Generasi Muda Malas Ke Sawah Apa yang dikeluhkan orang tua tadi, secara tak langsung dibenarkan oleh Kapolsek Batu Jaya Kapolsek juga mengkha- watirkan gaya anak-anak muda yang sudah meniru kehidupan sebagian remaja ibukota. Selain tidak cocok dengan kondisi masyarakat desa, kalau tidak terkendali juga bisa menim- bulkan kasus kriminalitas. Kebutuhan tinggi, tetapi ke- mampuannya sangat terba- tas, sehingga bisa mencorong untuk berbuat negatif. Karena itu ia tidak suka kalau melihat ada remaja hanya mondar- BERITA BERITA NUSANTARA 187 KERJA BAKTI: Dalam kunjungan sosialnya ke Desa Karya Makmur, anggota rombongan juga melakukan kerja bakti bersama masyarakat setempat. mandir yang positif. Permasalahan sosial yang timbul di Desa Karya Makmur, sebenarnya sudah mencermin- kan permasalahan sosial masya- rakat Karawang pada umumnya, karena gebyar kehidupan Ibu- kota yang mengimbas mereka tidak hanya melalui media elektronik, tetapi juga karena dekatnya Kabupaten Karawang dengan Ibukota. Selain penga- ruh gebyar Ibukota, juga kondisi desa itu sendiri menambah kompleks permasalahan. "Sarana olah raga kami masih minim. Lapangan sepak bola tidak ada, dan minta izin menggunakan tanah instansi pemerintah yang ada, belum dapat", kata Ketua Karang Taruna Desa Karya Makmur. yang mengemukakan pendapat- nya dalam forum dialog yang dinamis tersebut. Selain la- pangan olahraga, Karang Taruna desa itu juga belum mempunyai tempat berkumpul yang representatif, seperti halnya di lain desa. Akibat minimnya sarana olah raga, sehingga untuk kegiatan sepak bola misalnya, harus menunggu usai musim panen, karena mengandalkan areal persa- wahan. Itu pun untuk jangka waktu pendek saja, sebelum tanah itu ditanami kembali. olah raga ras memang diakui Kekurangan sarana kegiatan oleh Kapolsek Batu Jaya, Leda Pol Kusnadi Sairin, yang kebetulan juga menjadi salah seorang pembina olah raga di kecamatan itu. Namun menu- rutnya, sambil memperjuangkan temapt olah raga yang memadai, para remaja jangan sampai kendor semangatnya, karena banyak cara untuk melakukan olahraga. "Jangan malas berolah raga dengan alasan kurangnya lapangan", kata Letda kusnadi Sairih yabng juga aktif memina olah raga bulu tangkis di wilayah tugasnya. dengan STUC BANDUNG AY' K AN Kapolsek juga mengemu- kakan, untuk menyalurkan kegiatan para remaja, tidak hanya melalui olah raga, tetapi justru ada yang penting lagi, yakni melalui usaha produktif. Misalnya menanam rumput laut yang sudah ada pembelinya, serta usaha lain. Modalnya juga tidak besar. Namun agaknya pekerjaan semacam itu kurang disukai generasi muda besar itu. Salah seorang pemuka masya- rakat mengemukakan, sikap anak-anak muda yang lebih menyukai kerja pabrik di Ja- karta, kemungkinan karena hasilnya lebih cepat dibanding kan kerja tani, juga karena sebab lain. Sebagian besar sawah di Desa Karya Makmur sudah dimiliki orang Jakarta, sehingga mereka juga hanya sebagai buruh tani. Tidak merasa puas jika tidak mengerjakan sawah sendiri. Baru ada listrik Kades Karya Makmur E. Kusnadi mengatakan, memang kompleks jika membicarakan permasalahan desanya. Di satu sisi, desa yang berjarak 30 kilo- meter sebelah utara Karawang itu termasuk desa miskin, sehingga desa itu mendapat bantuan berkaitan dengan IDT Di sisi lain, pengaruh kehidupan modern Ibukota sudah sejak lama memasuki desa itu, sebab begitu dekatnya dengan Ibukota, sehingga sebagian besar gene- rasi mudanya mencari nafkah ke Jakarta. Pengaruh modern yang ditetapkan anak-anak mudanya membawa ekses negatif terhadap lingkungan sosialnya. Walau dekat dengan Ibukota kata E. Kusnadi, desa itu baru dua bulan berlistrik, sejak In- donesia merdeka 50 tahun lalu. Demikian juga jalan utama desa itu yang merupakan jalan ekonomi, masih dalam taraf pembangunan. Diharapkan akan selesai dalam tahun ini. Jika hujan, sebagian jalan-jalan desa tidak bisa dilalui kendaraan atau sepeda karena terendam air dan berlumpur. Penduduk desa itu sebanyak 5.223 jiwa yang tergabung dalam 1.119 KK. Dari jumlah itu, sebanyak 626 KK atau lebih separuhnya termasuk dalam kehidupan di bawah garis kemiskinan. Desa seluas 328 hektar itu, sebagian besar pen- duduknya bertani. Tetapi hanya 10% saja tanah yang subur, lainnya tanah kritis. Selain itu persawahan di desa tersebut juga hanya 10% dimiliki oleh warga desanya sendiri, karena 90% sudah menjadi milik orang Jakarta. Menurut Camat Batu Jaya, A. Komaruddin, Desa karya Makmur termasuk salah satu desa IDT dari 21 desa di keca- matan itu. Sedangkan di Ka- bupaten Karawang, dari 17 kecamatan hanya 2 kecamatan yang bebas desa IDT. Hal itu CAY menandakan desa-desa di Karawang menghadapi problem yang sama, yakni masalah interna, dan pengaruh eskternal. Karena kondisi desanya de- mikian, Kades Karya Makmur menyambut baik kunungan Yuma bersama sejumlah ang- gota Paguyuban ber-KKN di desa tersebut. Dengan demikian semakin banyak orang luar mengetahui keadaan sebenarnya desa Karya Makmur, sehingga dapat memberikan bantuan pemikiran untuk mengem- bangkan desa. Dialog Pedesaan yang dise- lenggarakan malam itu di Balai Desa karya makmur menurut Ketua Umum Yuma, Ny. Sanityo Bsc., sangat berman- faat. Tidak hanya untuk menye- rap aspirasi masyarakat dalam berpartisipasi membangun de- sanya, tetapi juga untuk menam- bah wawasan para pimpinan Orsos lainnya yang datang dari Jakarta, mengikuti cara kun- jungan sosial tersebut. Ternyata permasalahan sosial di mana- mana sama, tidak hanya di kota tetapi juga di desa. Dari kunjungan sosial secara langsung dan dilakukan forum tatap muka dengan masyarakat pedesaan, sangat terasa bahwa penyebab permasalahan sosial di kota antara lain karena urbanisasi. Keterbatasan la- pangan kerja di desa dan perubahan sikap generasi muda yang lebih suka bekerja di perkotaan, menyebabkan mem- banjirinya urbanisasi. Karena mereka berpendidikan rendah dan tidak memiliki keterampilan , sehingga banyak kaum urban yang tidak menikmati hidup layak di kota. "Mereka yang terpepet ekonomi untuk memperta- hankan hidup di kota, jika tidak terkendali bisa menimbulkan kasus kriminalitas", kata Ny. Sanityo yang pernah beberapa kali melakukan forum tatap muka semacam itu, yang dí- kaitkan dengan HKSN. Menurut pendapatnya, de- ngan melakukan forum tatap muka sebagai bagian dari acara kunjungan sosialnya, sekaligus juga untuk mencari pemecahan agar para generasi muda jangan lari ke kota, tetapi sebaiknya tetap di desa. Masih banyak peluang di desa jika mau ditekuni, antara lain peternakan, kerajinan, serta pengolahan hasil pertanian, yang sesuai dengan kondisi masing-masing desanya. Jika bidang itu di- BERITA YUDHA - RABU, 12 APRIL 1995 HALAMAN VII MAHASISWA STKS: Sejumlah mahasiswa STKS Bandung bergambar bersama di Desa Karya Makmur, tempat mereka ber-KKN. terjuni, dipastikan secara positif meeka turut membangun de- sanya. Tetapi jika semuanya lari kota, sebagian akan menimbul- kan kelompok kemiskinan baru, yang bisa berdampak pada timbulnya kriminalitas. Pada kesemaptan itu Ketua Umum Yuma secara spontan memberikan bantuan mesin penetas telur bebek dan juga modal kerja awal untuk Karang Taruna. Jika nanti berhasil, selanjutnya dapat dikembang kan untuk memproduksi telur asin. Dalam hal ini Yuma berjanji untuk membantu pe- masarannya di Jakarta, dengan menyalurkan pada berbagai su- permarket. Selain forum tatap muka, siang harinya juga dilakukan acara bakti sosial berupa pemberian santunan untuk yatim piatu berupa peralatan sekolah dan sepatu, bingkisan untuk jompo dan orang tidak mampu, bantuan untuk Balita, Madrasah Ibtidaiyah, dan majelis Taklim, serta bantuan untuk PKK. Juga dilakukan kerja bakti member- sihkan mushola dan memperbai- ki jalan kampung. Malam harinya, seusai dia- dakan forum dinamika masya- rakat berupa dialog pedesaan, peserta bakti sosial Yuma dan mahasiswa STKS dihibur oleh Kades karya Makmur dengan menampilkan kesenian jai- pongan dari desa itu. Pada kesempatan itu, anakanak asuh Yuma juga turut menampilkan beberapa atraksi berupa tarian. Acara yang berlangsung hingga lewat tengah malam itu me- nambah semaraknya Desa karya Makmur di malam Minggu, sehingga seperti ada pasar ma- lam. Kehadiran mahasiswa STKS yang ber-KKN di desa itu juga diharapkan menerapkan ilmu sosialnya yang diperoleh di bangku kuliah, sehingga dapat mencarikan alternatif pemeca- han permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat. Dengan pendekatan ilmunya, para ma- hasiswa STKS dapat meringan- kan beban yang dirasakan masyarakat Desa Karya Mak- mur. (YK) Perwakilan "BY" SUMATERA BARAT Jalan Proklamasi No. 25A PADANG ● Aparat Pemerintah Tak Bisa Bekerja Sendiri Cianjur, April (BY) Dalam mengisi PJP II yang diawali dengan Repelita VI ini, kita akan menghadapi berbagai tantangan pembangunan yang tidak kecil. Tantangan tersebut meliputi bidang sosial, ekonomi, budaya, politik dan bidang-bidang lain- nya, dimana keadaan akan sa- ngat peka terhadap akibat-akibat tanggap atau tidaknya perangkat pemerintahan. Keberhasilan pembangunan akan banyak di- tentukan oleh kemampuan apa- ratur pemerintah dalam mewu- judkan suatu yang belum ada menjadi sesuatu yang tersedia disamping menyempurnakan yang sudah ada, guna lebih me- ningkatkan nilai-nilai tambah yang dapat dinikmati masyara- kat. Hal ini dikemukakan Bupati Kab. Cianjur Drs. H. Eddi Soc- kardi, saat peresmian pemakaian gedung kantor baru Kecamatan dan Kewedanaan Wil. II Ciran- jang dan Kantor Camat serta Rumah Dinas Camat Kecamatan Sukaluyu, Kamis 6/4. Lebih jauh Bupati Eddi kata- kan, aparat pemerintah tidak dapat berdiri sendiri tanpa ma- syarakat, karena pada dasarnya pembangunan yang digalakkan oleh pemerintah adalah untuk masyarakat. Karena itu, kata Bupati, potensi yang terdapat dalam masyarakat dan alam lingkungannya harus dapat dia- rahkan sebagai faktor penentu keberhasilan pembangunan. Bahkan, semangat memba- ngun, semangat kemandirian dan semangat gotong royong dalam masyarakat harus terus didorong sehinggan kian tum- buh dan berkembang serta lebih menjadi dominan dalam proses pembangunan. Ini adalah salah satu jawaban atas berbagai tan- tangan pembangunan masa de- pan, dimana pendukung utama- nya adalah tersedianya masya- rakat membangun, ialah masya- rakat yang mengartikan pem- bangunan sebagai thema kehi- dupan dan kebutuhan hidup. Dengan adanya gedung kan- tor Kecamatan dan Kantor Pem- bantu Bupati Wil. II Ciranjang dan Rumah Dinas Camat Ke- camatan Sukaluyu yang baru ini, Bupati lebih harapkan dapat dimanfaatkan secara optimal guna menambah kelancaran pe- laksanaan tugas-tugas pemerin- tahan, pembangunan dan pela- yanan kepada masyarakat, se- hingga Kecamatan Ciranjang Yogyakarta, April (BY) Ahli waris dari tiga orang kor- ban tabrakan Kereta Api yang terdiri dari seorang dewasa dan dua orang anak murid SD, di Kulonprogo, Selasa lalu mene- rima santunan meninggal dari Jasa Raharja. Santunan diserah- kan melalui Sekwilda Kab. Stempat dr. R. Soesilo Atmorejo, dan diterima langsung Ny. Ke- men (isteri Wiryosemita 73) yang meninggal ketabrak KA di Kemiri, Dalijan (orang tua Ro- sita Widya, 12) murid SD dan Suyoto (orang tua Rini Wid- yastuti 12) keduanya murid SDN IV Wates Kulonprogo, meninggal ketabrak KA sewak- tu pulang sekolah. Acara itu disaksikan Kepala Cabang Jasa Raharja Yogyakarta Budy Set- yarso SE dan kepala sekolah SD, SLTP dan SLTA di daerah itu. Atas bantuan dan kerjasama pihak Polsuska maupun Polresta Kulonprogo dan Pemda setem- pat dengan PT Jasa Raharja Ca- bang Yogyakarta, maka san- tunan meninggal dunia yang masing masing ahli waris me- nerima Rp.2 juta itu dapat di- serahkan secara cepat dalam waktu kurang dari dua minggu, dari kejadian korban tertabrak KA 23 Maret lalu. Begitu ujar Kepala Jasa Raharja Yogyakarta Budi Setyarso SE di sela sela acara penyerahan santunan di gedung Kaca Wates. dan Kecamatan Sukaluyu serta Kecamatan Kecamatan yang berada di wilayah II Ciranjang umumnya mampu meningkat- kan dirinya sebagai Kecamatan yang potensial. YAYASAN US ERSAMA STKS PILAR-PIR BATU JAYA K 7 Proyek diresmikan Dalam kesempatan tersebut Bupati Kab. Cianjur sekaligus meresmikan tujuh buah proyek berupa bangunan Kantor/Ge- dung baru Kecamatan Ciran- jang, Kec. Sukaluyu dan Kantor/ Rudin Pembantu Bupati Wila- yah II Ciranjang, keseluruhan- nya senilai Rp.469.246.000,-. Pembantu Bupati Wilayah II Ciranjang Drs. Dudung Mulya- na Saleh melaporkan ke tujuh proyek tersebut adalah satu gedung Kantor Wedana Ciran- jang ukuran 196 M2 berikut rumah dinasnya ukuran 90 M2 diatas lahan seluas 4.000 M2 terletak di Kp. Ciodeng Desa Selajámbe Kec. Sukaluyu. Ta- nah dan bangunan senilai Rp.158.166.000,-. Satu unit Gedung/Kantor Kecamatan Ci- ranjang ukuran 324 M2, Rumah Dinas 80 M2, Mushola 44 M2 diatas tanah seluas 5.270 M2 terletak di Kp. Andir Desa Cibiuk Kec. Ciranjang, senilai Rp.216.384.000,-. Satu unit Gedung Kantor Ca- mat Sukaluyu ukuran 261 M2 dan rumah dinasnya 80 M2 di Desa Sukamulya Kec. Sukaluyu senilai Rp.94.696.000,-. Ahli Waris Korban Kecelakaan KA Terima Santunan Dari ketujuh proyek tersebut, enam buah proyek adalah hasil dari tukar menukar/ruislag ke- kayaan Pemda Kab. Cianjur dengan fihak ke III yaitu H. Zaenal Mutaqim seorang pengu- saha pribumi. Menurut Dudung, kekayaan Pemda Cianjur yang diserahkan ke fihak ke III dalam proses tukar menukar adalah sebidang tanah seluas 1.660 M2 berikut bangunar ah dinas camat dan wedana Ciranjang, sebidang tanah seluas 3.545 M2 berikut Kantor Kecamatan dan Kewe- danaan yang terletak di jalan Raya Ciranjang. Khusus untuk Kantor Camat Sukaluyu dibia- yai dari dana APBD Tk. I sebe- sar Rp.65.570.000,-. Pembantu Bupati Wilayah II Ciranjang Drs. Dudung Mulya- na Saleh, dengan telah diman- faatkannya gedung baru tersebut fihaknya lebih siap melaksana- kan tugas-tugas yang diemban- nya. (017). Dikatakan, para korban kece- lakaan lalu lintas baik baik di- darat, jalan raya, maupun di lin- tasan Kereta Api, walaupun ti- dak ikut membayar premi tetapi berdasarkan UU No. 33 dan 34 tahun 1964, mereka berhak me- nerima santunan, baik korban meninggal, cacat tetap maupun perawatan. Dalam kesempatan itu, Sek- wilda Kabupaten Kulonprogo dr Soesilo menyatakan, pihak Pem- da Kabupaten Kulonprogo su- dah memikirkan untuk menga- suransikan seluruh karyawan- nya, baik yang berada di instansi maupun di Dinas, dalam pro- gram asuransi kecelakaan diri. Di masa yang akan datang akan dirintis kerjasama dengan Jasa Raharja. Ada pun pembayaran preminya bisa melalui koperasi. (022)*** Perwakilan "BY" JAWA BARAT Jalan Sentausa No. 10 10B #R 83491 BANDUNG SIAL ABA REMAJA DKI JA G JAWA D MENARI: Selain hiburan yang disajikan warga Karya Makmur, anak-anak asuhan Yuma juga menampilkan kebolehan menarinya.
