Tipe: Koran
Tanggal: 1989-12-29
Halaman: 08
Konten
Jum'at, 29 Desember 1989 PERTANIAN - KEHUTANAN - KLH Jika tak Diatasi Penyakit Batang Cengkih Makin Luas Jakarta, NERACA. KEPALA Badan Litbang Pertanian Soetatwo Hadiwigeno membenarkan penyakit yang disebut Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh (BPKC) dapat menjalar ke daerah-daerah lain sehingga dapat mengancam kelangsu- ngan hidup petani cengkeh apabila tidak segera diken- dalikan. Untuk itu menurut Soctatwo perlu segera dilakukan usaha- usaha pengendalian dan peman- tauan secara terus menerus, agar penyakit BPKC itu tidak menjalar ke daerah-daerah yang masih terbebas dari penyakit. Dr. Djiman Sitepu, seorang ahli peneliti utama tanaman, dalam pertemuan reguler dengan wartawan Rabu lalu di Bogor menyebutkan bahwa jutaan pohon cengkeh di beberapa daerah Indonesia musnah akibat terkena serangan BPKC sehingga mengalami kerugian tidak ku- rang dari Rp 25 miliar. Oleh karena itu Soetatwo mengharapkan agar pengamat penyakit tanaman di Indonesia dapat lebih meningkatkan ke- mampuan dan kepekaannya guna mencegah penyakit tersebut Jakarta, NERACA. MENTERI Pertanian Ir. War- dojo mengemukakan, misi dari pembangunan pertanian adalah memajukan taraf hidup jutaan mulai dan nelayan petani sekarang sampai waktu-waktu yang akan datang. Menteri Wardojo mengemu- kakan hal tersebut pada perayaan natal KORPRI unit Departemen Pertanian di Jakarta Rabu Ma- lamh. Ditambahkan oleh Mentan bahwa misi pembangunan per- tanian ini sejalan dengan karya Yeusus Kristus yang selama hidupnya selalu solider dalam memperjuangkan dengan gigih nasip kaum lemah dan kecil. Semangat kesetiakawanan sosial harus dikembangkan se- cara terarah, berkesinambungan dan terkoordinasi dengan baik dimasa-masa mendatang dalam menghadapi dan menjawab tan- tangan pembangunan pertanian yang semakin kompleks. Pembangunan Pertanian Bertujuan Memajukan Taraf Hidup Petani Sebagai manusia beragama haruslah benar-benar sadar akan tugas dan tanggungjawab yang dipikulnya, khususnya dalam melaksanakan tugast-tugas ber- masyarakat berbangsa dan ber- negara. Menteri Wardojo mengha- rapkan agar dengan pelaksanaan natal tahun ini aparat Departe- men Pertanian lebih mengo- kohkan diri dengan benar sebagai abdi Tuhan, abdi bangsa dan negara. Pengertian abdi tidaklah terlepas dari pengertian "kese- tiaan, ketaatan" dan senantiasa memupuk semangat persatuan dan kesatuan serta kebersamaan. Kehidupan beragama jangan saja dilaksanakan dalam bentuk ritual, tetapi yang terpenting meluas ke daerah-daerah yang masih aman serta munculnya penyakit-penyakit lain. Dalam pertemuan pers itu Dr. Jisman Sitepu menjelaskan, penyakit yang sudah memus- nahkan jutaan pohon cengkeh itu mulai menyerang pertama kali di adalah ajaran agama itu dapat diaktualisasikan dalam bentuk penghayatan dan pengamalan yang secara praktis tampak dalam kegiatan dan prilaku dari hari ke hari. Menurut Soetatwo apabila para ahli mampu mengatasi atau mencegah penyakit tersebut akan sangat bermanfaat bagi kelang- sungan hidup petani cengkeh. Komoditi cengkeh di Indone- sia yang pernah disebut sebagai "emas hijau" ini, kondisinya sekarang memang memprihatin- kan. Selain di daerah-daerah tertentu banyak terserang penya- kit, juga harga jualnya sangat merosot sehingga banyak Upaya lain yang dilakukan ialah pelaksanaan peraturan ka- rantina antar propinsi (dacrah) dan tidak menanam cengkeh baru yang mengalihkan perhatiannya menghisap makanan dari jaring- untuk sementara di daerah yang petani ke komoditi lain. an kayu mon- congnya yang panjang. Djiman Sitepu juga menam- sudah terserang berat dan men- cari alternatif tanaman lain se- bagai penggantinya. (3). Sebagai suatu bangsa yang sedang membangun kita saat ini sedang berada pada tahun per- tama Pelita V, dan Pelita V itu sendiri adalah suatu priode untuk memperkuat kerangka landasan pembangunan menuju era landas Pelita VI mendatang. Semua yang kita susun dan bangun sekarang ini tidak ter- lepas dari peranan manusia se- bagai subjek pembangunan baik petani maupun nelayan serta lembaga dan aparat pembinanya. Dalam pembangunan per- tanian, faktor manusia sangat strategis sebagai lembaga yang memegang peranan penting se- bagai pelaksana yang terus dibina kemampuannya demi terwu- judnya pembangunan pertanian yang semakin maju dan tangguh. Sudah banyak kemajuan yang kita peroleh, namun dihadapan kita masih timbul beraneka ragam masalah yang harus diatasi. Masih banyak potensi yang harus dikembangkan menjadi suatu kemampuan yang diperoleh dengan sempurnakan. Akibatnya, persaingan di- antara pengusaha kopi robusta sendiri semakin tajam, mengi- ngat pangsa pasar jenis kopi itu hanya 25 persen dari pasaran kopi dunia sebanyak 68 juta karung. Dalam mewujudkan semua keinginan tersebut, haruslah lebih mendorong kita untuk mende- katkan diri kita dengan kekua- saan Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan melihat kesendirian, lingkungan, kelemahan dan kekuatan kita masing-masing agar tidak tersandung oleh hal-hal yang dapat menghalangi laju pemba- ngunan nasional yang sedang di- laksanakan saat ini. (KL). Biaya produksi kopi Ro- busta di negara-negara Afrika sekitar 1,5 sampai 1,75 dolarl kilogram, sementara harga jual hanya mencapai 97 sen dolar/kilogram. Untuk Indonesia, dampak kuota ekspor itu juga dirasakan, tetapi tidak separah negara produsen kopi Robusta lainnya, karena 90 persen tanaman kopi di Indonesia merupakan perkebunan rakyat yang dikelola oleh usaha keluarga sehingga tidak dibebani masalah biaya tenaga kerja, kata ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Dharyono Kartosas- tro. Namun demikian, beberapa propinsi potensial pengem bangan Robusta melakukan langkah antisipasi dengan menganjurkan petaninya ha- nya melakukan pengembangan intensifikasi dan peremajaan, sedangkan ekstensifikasi (per- luasan pengembangan) tidak dilakukan. Selain itu pengolahan pro- duksi dengan melaksanakan panen tepat waktu dan penggunaan obat pembasmi hama serta pupuk secara ber- imbang dan menekan sekecil mungkin cacat kopi akan ber- dampak peningkatan mutu. Walau akibat pembekuan kuota menyebabkan pen- dapatan petani kopi relatif berkurang, bahkan bagi eksportir mengalami kerugian, namun berdasarkan ICO, sampai akhir 1989 ini, rasio antara harga ditingkat petani dan FOB bagi petani kopi Indonesia yang berjumlah satu juta kepala keluarga masih cukup baik. daerah Sumatera Barat sekitar tahun enam puluhan dan seka- rang sudah menjalar ke daerah- daerah lain di Indonesia seperti di Sumsel, Jabar dan Jateng. Hal itu terbukti dari data bahwa Brazil pada 1984 ter- catat ekspor kopinya 43,44 persen, Kolumbia pada 1987 hanya 56,1 persen, Pantai Gading 45,7 persen serta In- donesia 88,5 persen. "Cengkeh yang diserang BPKC tidak dapat disembuhkan, karena tanaman itu sendiri tidak memiliki ketahanan terhadap serangan penyakit tersebut, katanya sambil menambahkan bahwa penyakit itu menyerang seluruh jenis cengkeh yang di- usahakan, baik yang belum ataupun yang sudah berproduksi. "Oleh karena itu Indone- sia termasuk salah satu dian- tara tiga produsen Robusta yang tetap mampu bertahan ditengah kerasnya persaingan dan jatuhnya harga kopi di pasar dunia," kata Dharyono. Terancam Penyebab penyakit itu adalah sejenis bakteri spesifik yang dise- but "Pseudomonas Syzigii" dan hidup dalam pembuluh kayu cengkeh, sedangkan penulamnya ialah serangga "Hindola fulva dan "Hindola striata" yang Jakarta, NERACA. PRODUKSIkopi Nusa Teng- gara Barat sekarang ini masih berada dibawah kebutuhan kopi yang dikonsumsi penduduk setiap tahunnya. Menurut Ir. Syaril Salim yang mewakili Kepala Dinas Perkebu- nan NTB kepada wartawan be- lum lama ini, kalau penduduk NTB yang berjumlah 3 juta jiwa tingkat konsumsi kopinya rata- rata 0,5 kg per orang, maka kebu- tuhannya sekitar 1.500 ton sedangkan produksi hanya 1.108 ton. Areal lahan yang ditanami kopi di NTB saat ini berjumlah sekitar 6.328 ha, tetapi para pe- tani pada umumnya belum mela- kukan pasca panen secara baik, sehingga hasil yang dicapai be- lum memenuhi harapan. Petani kebanyakan memetik Kopi tanpa selektif. Baru dua atau tiga biji kopi yang masak dalam satu gempol, pemilik sudah memetik secara keseluruhan. Cara seperti ini, akan berpengaruh pada turunnya kwalitas dan kwan- titas produksi. Pengelolaan kebun kopi se- lain digarap masyarakat, juga ada pengelolaan perkebunan besar seperti PT Bayu Aji Bemo Seno yang menggarap lahan seluas 241 ha, terletak di Tambora, Bima. Sementara PT Trisno Ke- nanga, melakukan penanaman kopi robusta seluas 142 ha di Lombok Tengah. Kedua pe- megang HGU (hak guna usaha) yang bergerak dibidang tanaman keras itu, sudah memproduksi hasilnya sejak beberapa tahun lalu. Menurut Syafril prosentase lahan yang digarap kedua peru- sahaan itu, dari keseluruhan luar lahan, hanya 6 persen, lainnya merupakan areal yang dimono- poli petani sebanyak 12.657 orang dengan luas garapan mencapai 94 persen sehingga rata-rata pe- tani hanya memiliki lahan sekitar bahkan, strategi penanganan un- tuk mengamankan produksi cengkeh ialah dengan pembuat- an peta perwilayahan tanaman cengkeh dan perkembangan penyakit BPKC dengan menen- tukan beberapa klasifikasi, yakni daerah yang belum terserang, terserang ringan dan daerah yang terserang berat. DI Honduras, sebuah re- publiktermiskim diantara lima negara Amerika Tengah yang juga negara produsen kopi dunia, terancam dengan mero- sotnya harga komoditi itu. Pemasukan pemerintah Honduras bulan Agustus 1989 merosot antara 250 dan 300 juta dolar AS sebuah menjadi hanya 100 juta dolar AS. Ciri utama sistem pem- bagian kuota secara universal adalah kopi yang di ekspor ke negara ICO maupun non-ICO dikenakan kuota dengan penjatahan setiap kuartal. Indonesia sebelum pem bekuan kuota memperoleh Selama bertahun-tahun jatah untuk mengekspor kopi kebun-kebun kopi yang me- menuhi lereng-lereng bukit. telah memberikan lapangan kerja dan kemakmuran kepada sekitar 1.500 kepala keluarga di negara itu. sebanyak 160.000 ton per- tahun, berarti belum sesuai kemampuan ekspor masimal 500.000 ton per-tahun. Masalah yang dihadapi Honduras itu dirasakan pula oleh 74 negara pengekspor kopi di dunia anggota ICO bermarkas di London. yang Selama empat tahun ICO telah mengatur kuota negara anggota untuk menjual kopi- nya di 24 negara konsumen di Pencegahan dan pemberan- tasan secara terpadu terus di- lakukan di daerah yang sudah terserang, terutama di Sumatera dan Jawa Barat, antara lain de- ngan cara pengendalian biakan BPKC dan serangga yang meru- pakan penularnya. Produksi kopi dunia selama tahun 1983/1984 sampai 1987/ 1988 menunjukkan laju per- tumbuhan sebesar 5,28 persen per-tahun, dari 5,31 juta ton menjadi 6,2 juta ton. Sedangkan di Indonesia selama Pelita IV menunjukkan peningkatan sebesar 3,4 persen per-tahun, dari 327,5 ribu ton pada tahun 1984 dengan lahan 0,49 ha. Untuk memenuhi kebutuhan penduduk di daerah ini, maka kopi didatangkan dari Bali. Mutu Kopi Bali, dinilainya diatas kwalitas Kopi NTB. Sehingga jenis kopi lokal yang diproduksi masya- rakat, kebanyakan dijual keluar. Untuk mengatrol mutu Kopi NTB, kalangan Perkebunan kini giat melakukan berbagai penyuluhan, menyangkut pasca panen. Syafril mengharap, agar masyarakat membatasi diri un- tuk mengolah biji Kopi dengan cara menumbuk. Sistem proses- ing tradisional itu, kurang me- nguntungkan karena berakibat biji kopi jadi gepeng dan sebagian hancur. Produksi Kopi NTB Masih Dibawah Kebutuhannya Jenis Kopi yang ditanam di NTB, menurut Syafril adalah jenis kopi lokal yang dikenal petani dengan sebutan jenis Robusta, jenis inilah yang menjadi jenis produksi daerah ini. Pasaran jenis Kopi ini, tidak begitu mengun- tungkan, selalu tergeser oleh harga kopi Arabica. Untuk NTB, tegas Syafril, belum bisa diusahakan Kopi jenis Arabica, mengingat hanya cocok ditanam di lahan yang berke- tinggian minimal 900 meter dari muka laut. Dataran setinggi itu, buat daerah ini, masih merupakan hutan tutupan, sedangkan untuk jenis kopi Robusta hanya memer- lukan lahan diketinggian 300 meter dari laut. Anjlog DITEMPAT terpisah, Ka- kanwil Departemen Perdagangan NTB, N.I.Muhidin, menjelaskan sejak kuota dihapus Organisasi Kopi Dunia, 4 Juli 1989, harga Kopi Indonesia dipasaran export menurun. Anjloknya harga itu, tidak saja berpengaruh pada Kopi Robusta, Bersaing Mutu dan Membentuk Citra PEMBEKUAN kuota eks- por kopi sejak Juli 1989 me- nimbulkan dampak yang tidak menyenangkan bagi semua produsen kopi dunia, karena harga komoditi itu di pasaran internasional merosot hingga 40 sampai 50 persen. Dampak yang menimpa produsen kopi jenis Robusta jauh lebih berat dibanding jenis Amerika, karena persaingan ketat yang mendiskriminasi dan mengurangi proporsinya dalam pembagian kuota dan menyatakan bahwa Robusta adalah kopi kualitas nomor dua, kata Ketua Dewan Or- ganisasi Kopi Internasional (ICO), James Wapakabulo dari Uganda, belum lama ini di Bali. Amerika Utara dan Eropa. Namun karena tidak ada- nya kesepakatan tentang bagaimana menyesuaikan kualitas dan kuantitas, maka negara-negara produsen uta- ma mengeluarkan dan menjual cadangan kopinya dengan harga semau sendiri yang ber- dampak luas terhadap pe- masaran kopi di seluruh dunia. Penghasilan negara-ne- gara produsen kopi yang se- mula sekitar 10 miliar dolar AS per-tahun, kata Wapa- kabulo akan berkurang antara empat sampai limamiliar dolar AS per-tahun. Pembagian kuota yang ada sekarang dinilainya tidak mencerminkan kecenderungan pasar yang nyata, padahal pembagian kuota harus mencerminkan kemampuan penyediaan kopi dan memper- hatikan angka-angka stok yang paling terakhir. Selain itu, pembagian kuota juga harus mampu menampung perubahan permintaan dan penyediaan pasar terhadap jenis dan mutu kopi tertentu. Dengan demikian pembagian kuota secara universal seka- ligus akan berfungsi sebagai alat koreksi, katanya. seluas 894,2 ribu hektar menjadi 371,6 ribu ton tahun 1988 dari lahan seluas 954,7 ribu hektar. HARIAN NERACA Pada kurun waktu yang sama, volume kopi yang diekspor meningkat sebesar 0,4 persen per-tahun dari 294,8 ribu ton tahun 1984 menjadi 298,8 ton tahun 1988 dengan peningkatan nilai rata-rata se- besar 3,2 persen per-tahun. TINDAKAN teknis budi- daya yang sangat erat kaitan- nya dalam mutu kopi adalah pemakaian bibit mutu unggul, pengendalian hama bubuk buah, panen merah dan per- luasan pasca panen yang te- pat, kata Direktur Bina Pro- duksi Perkebunan, Suhirman Muljodihardjo. Dalam hal perbaikan mutu, benih unggul yang diperlukan yaitu yang memiliki produkti- fitas tinggi, toleren terhadap hama penyakit utama serta mempunyai cita rasa tinggi. Langkah yang diambil, se- lain mengadakan pemuliaan bibit dan membuat kebun in- duk, untuk secara bertahap mengganti pohon yang telah tua, juga melatih ahli pencicip yang akan menilai cita rasa kopi dari berbagai wilayah per- tanaman. ORIENTASI PERIKANAN: Wagub Pemerintahan DKI Jakarta. M. Basofi Soedirman hari Rabu (27/12) di Pelabuhan perikanan Muara Baru, melepas 250 siswali DKI Jakarta yang mengikuti orien- tasi perikanan dalam rangka mengisi liburan akhir tahun. Nampak para siswali saat mendapatkan pengarahan dari salah satu instruktur laut sebelum diberangkatkan. (IPPHOS) Menurut Suhirman, pe- ngendalian hama bubuk buah yang selama ini dititik beratkan pada tindakan sanitasi dan penggunaan pestisida ternyata tidak dapat dilaksanakan de- ngan baik pada perkebunan rakyat, untuk itu perlu dirintis pengendalian hama secara ter- padu dengan sistem pengen- dalian melalui musuh alami. Kurang baiknya mutu kopi Indonesia selama ini antara lain disebabkan banyak petani melakukan panen saat kopi masih muda, sehingga meng- hasilkan biji kecil, keriput dan berwarna hitam yang bobot timbangannya kurang di- banding produksi yang dipanen sesuai petunjuk pasca panen yakni buah merah. Para eksportir kopi di se- daerah produsen Kopi terbesar di Nusantara, tapi getarannya dirasakan juga di NTB. Buktinya, nilai expor dari komoditi ini menukik tajam hingga 72 persen dari nilai expor tahun 1988 pada priode sama. Sedangkan Volume menurun 57 persen, dari jumlah expor tahun 1988 priode sama, ujar N.I. Muhidin. Dikatakan, hingga Nopember 1989, tercatat Volume expor Kopi Robusta berjumlah 120 ton senilai 151.281 dolar AS, bila dibanding Volume expor tahun 1988, pada priode Nopember jumlahnya mencapai 283 ton dengan nilai 551.592 dolar AS. Menurut dia, anjlognya harga Kopi NTB belakangan ini juga Petani Kakao Lampung Perlu Pembinaan & Modal Bandar Lampung, NERACA PETANI kakao di Lampung perlu mendapat pembinaan dan modal untuk mengatasi berbagai masalah yang menyangkut pengembangan tanaman tersebut. Tanaman kakao di Lampung memiliki prospek yang baik, tinggal petani diberikan penyuluhan dan permodalan un- tuk pengembangan lebih lanjut, demikian kesimpulan rapat pe- mutakhiran data bersama Kanwil Perdagangan, Pertanian, Kope- rasi, Perindustrian dan Biro Pengembangan Sarana Pereko- nomian Pemda Tk. I Lampung, Rabu. Disebutkan masalah yang dihadapi para petani di Lampung pada umumnya adalah permo- dalan, dan untuk mengatasinya luruh tanah air tetap optimis- tis bahwa walaupun kuota ekspor telah dihapus, namun produk kopi Indonesia mampu berbicara dan merebut pangsa pasar asal terus meningkatkan mutu. Beberapa propinsi poten- sial penghasil kopi di tanah air dengan mutu baik antara lain Timor-timur, Toraja dan Su- lawesi Selatan serta dari Lam- pung dan beberapa propinsi lainnya. Konsumsi kopi dalam ne- geri sekarang ini baru menca- pai 0,5 kilogram per-kapita per-tahun, sedangkan di ne- gara maju sudah mencapai lima kilogram. Kalau tingkat konsumsi itu dapat ditingkakan, berarti pasar dalam negeri cukup potensial untuk menyerap produksi yang ada, kata ka- langan AEKI Propinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu propinsi potensial kopi kini melakukan terobosan pemasaran dengan cara meningkatkan mutu dan mempercantik kemasan. Kemasan yang digunakan adalah tabung bambu dengan ciri khas ukiran Toraja se- hingga selain cukup laku se- bagai bahan cinderamata bagi wisatawan, juga diminati oleh pasar mancanegara. Melalui cara itu, eksportir kopi berharap citra dan mutu kopi Robusta Indonesia diakui dunia internasional. Namun untuk melakukan terobosan bersama antara ne- gara produsen kopi Robusta dunia agar kondisi pemasaran jenis tersebut normal kembali hanya dapat dilakukan melalui perjanjian kopi internasional, kata Menteri Perdagangan Arifin Siregar. disebabkan mutu koni yang dihasilkan provinsi in rata-rata berkwalitas dibawah standar expor. Disamping diakibatkan mengalirnya kopi Bali yang mutunya lebih baik. Prospek Kopi untuk NTB sebenarnya sudah baik, cuma saja masih memerlukan peningkatan mutu, agar bisa setarap dengan standar ekspor. Dia bilang di daerah ini, tercatat dua peru- sahaan yang menjadi exsportir kopi keluar Negeri, yaitu CV Gembira dan CV Aneka Jaya. Ketika masih menggunakan sis- tem kuota, kedua perusahaan ini tidak mengexport ke negara tujuan Singapura, Amerika Seri- kat, Jepang, Belgia dan Jerman, katanya. (ros/3*). Melalui perjanjian itu maka keputusan yang diambil dalam ditaati oleh negara produsen dan konsumen sehingga per- saingan bebas namun sehat dalam permasaran dapat ter- capai, demikian Arifin Siregar. (Ant/Federich C. Kuen) perlu di bentuk Lembaga Kelom- pok Tani dan KUD, sekaligus untuk mengusahakan kerjasama dengan pengusaha besar. Di Lampung dewasa ini ter- dapat ratusan kelompok tani dan KUD yang juga menanam kakao, tapi baru KUD Sedasar dan KUD Mekar di Lampung Tengah yang menjalin kerjasama dengan salah satu eksportir. Segi permodalan buat KUD yang menjalin kerjasama itu cukup baik. Masing-masing KUD itu diberi biaya modal dua juta rupiah ditambah bantuan sarana produksi (saprodi). Namun, buat petani lain yang belum bekerjasama bisa disuntik modal melalui KUD oleh pihak perbankan atau melalui kelom- pok taninya untuk biaya modal yang berasal dari eksporter, se- hingga akan menjamin ketena- ngan berusaha sekaligus pe- ningkatan mutu. Luas tanaman kako di Lam- pung pada tahun 1988 sebanyak 7.091 ha dengan produksi 478 ton, meningkat drastis dibanding tahun 1983 yang baru 902 ha dengan produksi 92 ton. Kakao dikembangkan di daerah itu mulai tahun 1980 melalui Proyek Tana- man Ekspor dan perusahaan negara PTP. Sampai tahun 1989 areal yang dicadangkan oleh 10 perusahaan perkebunan besar swasta 10.000 ha, tapi baru separuhnya yang sudah ditanam. Lokasi tanaman kakao di Lampung Tengah, Lampung Utara, Lampung Sela- tan dan Kodya Bandar Lampung. Tahun-tahun terakhir ini pro- duksi kakao dunia diperkirakan terdapat kelebihan 340 ribu ton dan pada tiga sampai empat tahun yang akan datang kelebihan pro- duksi (surplus) diperkirakan 150 ribu ton. Untuk merebut pangsa pasar kakao duni. guna meningkatkan peranan komoditas Indonesia itu di luar negeri, perlu terus meng- upayakan peningkatan mutu biji kakao sehingga bersaing dengan negara produsen lainnya, (Ant) Surat Kabar Ekonomi HARIAN NERACA Menag Kembangkan Motivasi Ber KB 91 MO Bandung, NERACA MENTERI Agama, H.Muna- wir Sjadzali MĂ mengatakan, meskipun Program KB di Indo- nesia telah berhasil baik, namun motivasi dalam ber-KB perlu lebih dikembangkan. "Oleh karena itu, kita jangan hanya terlena dengan keberhasi- lan yang telah dicapai, tetapi harus lebih giat lagi mengembangkan motivasi, agar dapat mendorong masyarakat memanfaatkan KB, katanya ketika membuka Semi- nar sehari tentang KB-Kesehatan di Pondok Pesantren Al-Jawami Cileunyi, Kabupaten Bandung, Rabu. * Langganan dalam kota : 1 bulan = Rp 6.500,-/eks 3 bulan Rp 17.500,-/eks 6 bulan = Rp 37.500,-/eks 12 bulan Rp 70.000,-eks EK Menurut Menteri, untuk mengembangkan motivasi pemanfaatan KB, parautalam bisa berbicara bahwa dalam ajaran Islam tidak melarang umatnya ber-KB. "Motivasi ulama dalam mengembangkan dan memasya- rakatkan Program KB sangat diperlukan, baik melalui khotbah Jumat maupun majelis taklim," ujarnya. As Sementara itu, Gubernur Jawa Barat H.R. Moh. Yogie SM, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Wagub, Suryatna Soebrata, antara lain mengurai- kan mengenai tugas Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dikatakannya, tugas MUI tidak hanya menilai kasus dan masalah yang tengah berkem- bang, tetapi diharapkan membuat landasan bagi keberhasilan di masa datang. Selain itu, MUI juga diha- rapkan lebih banyak menjadi penghubung antara ulama de- ngan umaro, disamping membina kesiapan masyarakat untuk men- capai keberhasilan dalam Pro- gram KB, serta memotivasi masyarakat untuk ber-KB melalui fatwa dan nasihat keagamaan, sesuai dengan porsinya, demikian Gubernur. Pekanbaru, NERACA Duta wanita PERANSERTA dalam pertanian sebaiknya di- arahkan pada kegiatan yang ri- ngan sesuai kodrat fisiknya, de- mikian salah satu kesimpulan dalam diskusi pemutahiran data di Kanwil Departemen Perdaga- ngan Riau di Pekanbaru Rabu. Makalah Kanwil Departemen Pertanian Propinsi Riau yang dibahas dalam forum itu menyebutkan, wanita tani de- ngan petani laki-laki di Riau se- lalu berimbang jumlahnya, namun belum jelas sejauh mana peran wanita tani itu dalam meningkatkan pendapatan golo- ngan tani. Ketidakjelasan ini, dikarenakan suami isteri petani menggarap obyek usaha yang itu itu juga. Ir. Makmun Siregar, penyam- pai makalah itu, mengatakan, untuk bisa memperjelas secara nyata andil wanita dalam per- tanian, salah satu alternatifnya adalah mengarahkan mereka kepada usaha bertani yang ri- ngan, yang dalam hal ini bertani di pekarangan. Ini, kata Makmun, selair di- pandang lebih manusiawi juga Luar kota + ongkos kirim * Pembayaran dimuka melalul Poswesel Dapat ditagih di alamat (untuk daerah Jakarta) DB.D.N. Cabang Kramat A/C No. 01316.22.11.015 Bank BNI Cabang Kramat A/C No. 002890001 BRI Cab. Khusus Sudirman Rek No. 314568235 Bukopin: 004.1508.9 Giro Pos A. 13.350 Credit Card: Visa No. Tgl Berakhir Wanita Tani Sebaiknya Diarahkan Bertani Ringan Master Seminar sehari yang dise- lenggarakan MUI Jabar beker- jasama dengan BKKBN itu, diikuti sekitar 200 ulama dan cendekiawan muslim se-Jawa Barat. Berikan Citra SEMENTARA itu Kepala BKKBN Pusat, dr. H. Haryono Suyono mengatakan, partisipasi ulama dalam gerakan KB di In- donesia telah mampu memberi- kan citra tersendiri terhadap pro- gram tersebut. Citra tersebut sangat berbeda dengan kondisi program KB di beberapa negara lain yang se- bagian masyarakatnya beragama Islam, katanya dalam pengara- han tertulisnya yang dibacakan Deputi Operasional BKKBN Pusat, Drs. H. Sutedjo dalam Seminar itu. Haryono menyebutkan, di banyak negara, hubungan pro- gram KB dengan ulama masih belum mencapai keserasian dan keharmonisan, bahkan tidak ja- rang masih terjadi salah penger- tian dan kadang-kadang malah saling mencurigai. "Sedangkan di Indonesia, justru para ulama dan santri serta dai, menjadi pelopor yang me- macu dan memantapkan gerakan masyarakat, untuk melaksanakan keluarga berencana," katanya. "Dan inilah yang merupakan kunci sukses dan kekuatan utama sekaligus citra harum Program KB diIndonesia, yang tidak akan dijumpai di negara manapun di dunia ini," tandasnya. Haryono Suyono lebih lanjut mengatakan bahwa keberhasilan Program KB di Indonesia telah mendapat pengakuan dunia, de- ngan diserahkannya pengharga- an PBB bidang kependudukan un- tuk Presiden Soeharto oleh Sekjen PBB, Javier Perez de Cuellar di Markas PBB di New York, Amerika Serikat, pada 8 Juni 1989. (Ant) Medan, NERACA LUAS lahan pertanian di Sumatera Utara (Sumut) masih cukup untuk menjamin swasem- bada pangan, bahkan kemung- kinan surplus besar di masa mendatang. Kepala Subdinas Pengairan pada Dinas PU Sumut, Ir Karel Pangaribuan, mengatakan, Rabu, Pemda setempat dewasa ini te- ngah mengelola pengairan bagi lebih dari 200 ribu hektar per- sawahan rakyat, dan kira-kira 91 ribu hektar diantaranya menuju irigasi teknis. dapat berfungsi mendidik bagi anak-anaknya yang membantu pekerjaan bertani. Luas ideal bagi pengemba- ngan usaha pertanian di pekara- ngan yang dikelola wanita cukup dengan 0,74 hektar/KK dengan beberapa kegiatan yang bisa dipilih seperti bertanam sayuran, beternak, perikanan kolam, tana- man obat, rempah-rempah dan bunga-bungaan. "Diperkirakan nilai produksi aneka usaha di pekarangan itu bisa mencapai Rp 1,4 juta/tahun/ 0,75 hektar", kata Ir. Makmun. Di Riau, kata Makmun, rata- Luas Lahan Sumut Jamin Swasembada Pangan Halaman VIII Luas irigasi teknis yang diha- rapkan rampung tahun 1991 itu diharapkan masih dapat diperluas lagi menjadi 171 ribu hektar apabila anggaran pembangunan- nya tersedia. "Secara teknis perluasan ar- eal persawahan sangat memung- kinkan, soalnya sekarang hanya terbentur pada dukungan biaya," katanya. Ia mengatakan, Sumut hanya memerlukan kira-kira 270 ribu hektar persawahan teknis untuk dapat ditanami dua hingga tiga kali setahun, guna menjadikan Sumut sebagai salah satu lum- bung beras nasional. Luas tersebut sudah diper- hitungkan dengan tingkat kon- sumsi 158 kg per kapita per tahun dan pertambahan penduduk lima hingga sepuluh tahun mendatang. Sumatera Utara kini berpenduduk 9,7 juta jiwa. Menurut Pangaribuan, luas lahan 270 ribu hektar tersebut masih dapat dicapai dengan pencetakan sawah-sawah baru, terutama di pantai timur yang masih kaya dengan cadangan lahan pasang surut. Pencetakan sawah baru itu secara teknis juga sangat memungkinkan apabila didukung anggaran yang cukup. (Ant) Ralat Pada Harian Neraca terbit 15 Desember 1989 pada halaman VIII kolom 7 tertulis sebagai berikut : 2. 1. Alenia ke 3 dari atas dise- butkan......... menurunnya kualitas benih padi lan- taran para penangkar membuat benih pada mu- sim hujan. seharusnya...... menurun- nya kualitas benih lantaran para penangkar tidak mem- punyai fasilitas pengolahan benih yang memadai, teru- tama pada musim hujan. Alenia selanjutnya (ke 4) benih berlabel biru baru hanya 13 ton. seharusnya........benih ber- label biru baru 1300 ton. 3. Alenia ke 6 ...... disebab- kan oleh tidak tetapnya varietas dari bibit yang di tanam petani. seharusnya...... disebabkan oleh karena varietas yang diminta petani tidak man- tap dan sulit diramalkan. Dengan demikian kesalahan sudah diperbaiki - Red. ********* tari, tradisi ini belum sepenuhnya bisa dihilangkan, namun diha- rapkan hilang secara bertahap sejalan pergantian generasi. Dikatakannya, upaya menga- rahkan mereka kepada bertani ringan di pekarangan merupakan bagian dari merubah tradisi yang tidak terasa drastis. Data di makalah itu menun- jukkan, luas lahan pertanian di Propinsi Riau tercatat 1,8 juta hektar meliputi tanaman pangan 0,82 juta hektar, perkebunan 0,92 juta hektar dan bagian kecil lain- nya tambak, kolam dan lahan penggembalaan ternak. Tercatat di Riau ada 124.880 rumahtangga pertanian yang memiliki lebih dua hektar/KK, tapi 159.042 KK lainnya rata- rata memiliki kurang dari dua hektar. rata produktivitas lahan pertanian (Pangan perkebunan, tambak dan kolam) untuk tahun 1987 hanya mencapai nilai rata-rata Rp 255.100/hektar/tahun. Padahal satu hektar lahan pertanian di sini diperhitungkan masih bisa diop- timalkan sampai Rp 3 juta/tahun. "Berarti tingkat efektivitas lahan pertanian di Riau baru 8,5 persen," katanya. Rumput Laut SEMENTARA itu tidak ku- rang 80 orang nelayan di sekitar Pulau Batam siap membudida- yakan rumput laut dan menunggu "bapak angkat" yang akan menampung hasil produksinya untuk diolah. Staf Dinas Perikanan Riau, Ir. Hilmy mengemukakan, ke-80 Di sementara daerah di Riau nelayan itu sejak September lalu masih ditemukan tradisi yang telah dibimbing Dinas Perikanan Riau dalam teknik pembudi- mengerjakan sawah para wanita tanpa dibantu laki-laki. Mengenai dayaan rumput laut. hal ini Ir. Makmun mengomen- (Ant) Dengan hormat Harap dicatat sebagai pelanggan HARIAN NERACA Mulai bulan/Tgl Jumlah Eksemplar Perusahaan Nama Jabatan Alamat Telp : Tanda tangan Bagian Sirkulasi: Jalan Jambrut No. 2-4 Jakarta 10430 Telp. 337441-332676-323969 Fax. (021) 3101873 Telex. 46000 NERACA IA Jum'at, 2 Ha Ja Jaka Ema Pada Pada New Prat mer (jua Jual hari 22.2 per unt ari. Ha per ber US ton har bu pa PDFALAODFALLC0 Pe De Ja Fe Jakar НА saat se Rabu, gramm Ha mumi Rp 35 bertah Pedor dasar terjad hari Jamb H pung keem tetap lumn Kante tauan masi hiasa karat Rp 2 mum Harg hari naika perhi tahar Terc karal rata asan rata- perh H di De Dese H F setia No. Ni 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21 22 23. 24. 25. 26. 27. 28, 29. 30. 31. 32 33. 34. 35 36 37. 38. 39. 40 41. 42 43. 44 45. 46 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. I 57. L IHS.
